bab i

5
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Malaria merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang dapat menyebabkan kematian terutama pada kelompok risikio tinggi yaitu bayi, anak balita, ibu hamil, selain itu malaria secara langsung menyebabkan anemia dan dapat menurunkan produktivitas kerja. Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 2001 menunjukkan terdapat 15 juta kasus malaria dengan 38.000 kematian setiap tahunnya. Diperkirakan 35% penduduk Indonesia tinggal di daerah yang berisiko tertular malaria, terdapat 484 Kabupaten/Kota yang merupakan wilayah endemis malaria. 1 Jumlah penderita malaria di Jawa dan Bali yang diukur dengan Annual Parasite Incidence (API) yaitu 0.95‰ pada tahun 2005, kemudian meningkat menjadi 0.19‰ pada tahun 1 Calamus scriptorius

Upload: aruni-anumillah-ulya

Post on 07-Nov-2015

216 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

artesunat

TRANSCRIPT

4BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangMalaria merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang dapat menyebabkan kematian terutama pada kelompok risikio tinggi yaitu bayi, anak balita, ibu hamil, selain itu malaria secara langsung menyebabkan anemia dan dapat menurunkan produktivitas kerja.Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 2001 menunjukkan terdapat 15 juta kasus malaria dengan 38.000 kematian setiap tahunnya. Diperkirakan 35% penduduk Indonesia tinggal di daerah yang berisiko tertular malaria, terdapat 484 Kabupaten/Kota yang merupakan wilayah endemis malaria.1Jumlah penderita malaria di Jawa dan Bali yang diukur dengan Annual Parasite Incidence (API) yaitu 0.95 pada tahun 2005, kemudian meningkat menjadi 0.19 pada tahun 2006, dan menjadi 0.16 pada tahun 2007. Tetapi angka ini hanya didapat dari laporan rutin, masih banyak kasus malaria yang belum terdiagnosa. Hal ini tampak dari sering terjadinya kejadian luar biasa (KLB) malaria. Jumlah penderita positif malaria di luar Jawa dan Bali diukur dengan Annual Malaria Insidence (AMI) menurun dari 24,75 pada tahun 2005 menjadi 23,98 pada tahun 2006, dan menjadi 19,67 pada tahun 2007. Angka kematian karena malaria berhasil ditekan dari 0,92% pada tahun 2005 menjadi 0,42% pada tahun 2006 dan menurun lagi menjadi 0,2% pada tahun 2007.1Upaya untuk menekan angka kesakitan dan kematian dilakukan melalui program pemberantasan malaria yang kegiatannya antara lain meliputi diagnosis dini, pengobatan cepat dan tepat, surveilans dan pengendalian vektor. Upaya ini ditujukan untuk memutus mata rantai penularan malaria.1Pada tahun 1973 ditemukan pertama kali adanya kasus resistensi Plasmodium falciparum terhadap klorokuin di Kalimantan Timur. Sejak itu kasus resistensi terhadap klorokuin yang dilaporkan semakin meluas. Sejak 1990, dilaporkan telah terjadi resistensi P.falciparum terhadap klorokuin dari seluruh provinsi di Indonesia. Selain itu, dilaporkan juga adanya kasus resistensi Plasmodium terhadap Sulfadoksin-Pirimethamin (SP) dibeberapa tempat di Indonesia. Penelitian yang dilakukan oleh Litbangkes dan lembaga penelitian lainnya telah menemukan adanya resistensi Plasmodium vivax terhadap klorokuin di beberapa wilayah di Indonesia (Bangka, Papua). Keadaan ini dapat meningkatkan tingkat kematian akibat penyakit malaria.2Pemerintah berusaha untuk menanggulangi resistensi beberapa obat malaria (multiple drugs resistance) dengan cara merekomendasikan obat pilihan pengganti klorokuin dan SP terhadap Plasmodium, yaitu kombinasi artemisinin (artemisinin combination therapy) yang biasa disebut dengan ACT. Saat ini di Indonesia terdapat dua regimen ACT yang digunakan oleh program malaria yaitu Artesunat-Amodiakuin dan Dihydroartemisinin-Piperaquin. Kombinasi Dihydroartemisinin-Piperaquin (dengan efek samping rendah dibanding Artesunat-Amodiaquin) telah dilakukan penelitian di Timika (Papua). Selanjutnya obat tersebut diharap dapat digunakan di seluruh Indonesia.1B. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam makalah ini yaitu:1. Bagaimana definisi dari artesunat?2. Bagaimana struktur kimia dari artesunat?3. Bagaimana merek dagang atau obat paten dari artesunat?4. Bagaimana farmakokinetik dari artesunat?5. Bagaimana farmakodinamik dari artesunat?6. Bagaimana indikasi dan kontraindikasi dari artesunat?7. Bagaimana efek samping dari artesunat?8. Bagaimana sediaan, cara penggunaan, dan dosis dari artesunat?9. Bagaimana interaksi obat dari artesunat?C. Tujuan PembahasanTujuan umum makalah ini adalah untuk mengetahui farmakologi dari artesunat.Tujuan khusus makalah ini adalah:1. Mengetahui definisi dari artesunat2. Mengetahui struktur kimia dari artesunat3. Mengetahui merek dagang atau obat paten dari artesunat4. Mengetahui farmakokinetik dari artesunat5. Mengetahui farmakodinamik dari artesunat6. Mengetahui indikasi dan kontraindikasi dari artesunat7. Mengetahui efek samping dari artesunat8. Mengetahui sediaan, cara penggunaan, dan dosis dari artesunat9. Mengetahui interaksi obat dari artesunat

D. Manfaat PembahasanManfaat penelitian dalam makalah ini adalah agar penulis dan pembaca dapat mengetahui dalam penggunaan artesunat di bidang medis.1

Calamus scriptorius

Calamus scriptorius