bab i

2
BAB 1 PENDAHULUAN Herpes zoster merupakan salah satu penyakit kulit akibat infeksi virus, yaitu reaktivasi virus varisela zoster. Insidennya meningkat seiring bertambahnya usia, di mana lebih dari 2/3 kasus terjadi pada usia lebih dari 50 tahun dan kurang dari 10% di bawah 20 tahun.1 Meingkatnya insidensi pada usia lanjut ini berkaitan dengan menurunnya respon imun dimediasi sel yang dapat pula terjadi pada pasien imunokompromais seperti pasien HIV-AIDS, pasien dengan keganasan, dan pasien yang mendapat obat imunosupresi. Namun, insidensinya pada pasien imunokompeten pun besar. Herpes zoster sendiri meskipun bukan penyakit yang life- threatening, namun dapat menggangu pasien sebab dapat timbul rasa nyeri. Insidensi herpers zoster terjadi pada 20 % populasi dunia dan 10 % diantaranya adalah herpes zoster oftalmikus. 1 Prevalensi herpes zoster di Indonesia diprediksi kecil, yakni hanya mencakup 1%. Penyakit ini cukup berbahaya karena dapat menimbulkan penurunan visus.Virus Varicella zoster dapat laten pada sel saraf tubuh dan pada frekuensi yang kecil di sel non-neuronal satelit dari akar dorsal, berhubung dengan saraf tengkorak dan saraf autonomic ganglion, tanpa menyebabkan gejala apapun. Infeksi herpes zoster biasanya terjadi pada pasien usia tua dimana specific cell mediated immunity pada umumnya menurun seiring dengan bertambahnya usia atau pasien yang mengalami penurunan system imun seluler. Morbiditas kebanyakan terjadi pada individu 1

Upload: meryco

Post on 05-Nov-2015

214 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

kkl

TRANSCRIPT

BAB 1 PENDAHULUAN

Herpes zoster merupakan salah satu penyakit kulit akibat infeksi virus, yaitu reaktivasi virus varisela zoster. Insidennya meningkat seiring bertambahnya usia, di mana lebih dari 2/3 kasus terjadi pada usia lebih dari 50 tahun dan kurang dari 10% di bawah 20 tahun.1 Meingkatnya insidensi pada usia lanjut ini berkaitan dengan menurunnya respon imun dimediasi sel yang dapat pula terjadi pada pasien imunokompromais seperti pasien HIV-AIDS, pasien dengan keganasan, dan pasien yang mendapat obat imunosupresi. Namun, insidensinya pada pasien imunokompeten pun besar. Herpes zoster sendiri meskipun bukan penyakit yang life-threatening, namun dapat menggangu pasien sebab dapat timbul rasa nyeri. Insidensi herpers zoster terjadi pada 20 % populasi dunia dan 10 % diantaranya adalah herpes zoster oftalmikus.1Prevalensi herpes zoster di Indonesia diprediksi kecil, yakni hanya mencakup 1%. Penyakit ini cukup berbahaya karena dapat menimbulkan penurunan visus.Virus Varicella zoster dapat laten pada sel saraf tubuh dan pada frekuensi yang kecil di sel non-neuronal satelit dari akar dorsal, berhubung dengan saraf tengkorak dan saraf autonomic ganglion, tanpa menyebabkan gejala apapun.Infeksi herpes zoster biasanya terjadi pada pasien usia tua dimana specific cell mediated immunity pada umumnya menurun seiring dengan bertambahnya usia atau pasien yang mengalami penurunan system imun seluler. Morbiditas kebanyakan terjadi pada individu dengan imunosupresi (HIV/AIDS), pasien yang mendapat terapi dengan imunosupresif dan pada usia tua.1Menurut SKDI herpes zoster merupakan salah satu kasus dermatologi yang harus ditangani oleh dokter, mulai dari anamnesis hingga penatalksanaan maka penulis tertarik untuk mempresentasikan tentang kasus herpes zoster sehingga bisa dipergunakan untuk menambah wawasan dan pengetahuan.Tujuan 1. Mengetahui faktor resiko dan patogenesis herpes zoster.2. Mengetahui manifestasi klinis dan temuan klinis pada herpes zoster.3. Mengetahui komplikasi dan prognosis yang dapat timbul akibat herpes zoster. 4. Dapat memberikan rencana terapi pada pasien herpes zoster.

1