bab i

8
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Luka adalah hilang atau pun rusaknya sebagian dari jaringan tubuh. Keadaan luka ini banyak faktor penyebabnya. Diantara penyebab dari luka adalah dapat trauma benda tajam atau tumpul, ledakan, zat kimia, perubahan suhu, sengatan listrik, atau pun gigitan hewan. (Ferry, 2012) Luka merupakan suatu kerusakan integritas kulit yang dapat terjadi ketika kulit terpapar suhu atau pH, zat kimia, gesekan, trauma tekanan dan radiasi. (Suriadi, 2007). Proses penyembuhan luka adalah suatu proses yang kompleks dengan melibatkan banyak sel. Proses yang di maksudkan disini karena penyembuhan luka melalui beberapa fase. Fase tersebut meliputi : koagulasi,

Upload: rick-mpenza

Post on 27-Oct-2015

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Luka adalah hilang atau pun rusaknya sebagian dari jaringan tubuh.

Keadaan luka ini banyak faktor penyebabnya. Diantara penyebab dari luka

adalah dapat trauma benda tajam atau tumpul, ledakan, zat kimia, perubahan

suhu, sengatan listrik, atau pun gigitan hewan. (Ferry, 2012)

Luka merupakan suatu kerusakan integritas kulit yang dapat terjadi

ketika kulit terpapar suhu atau pH, zat kimia, gesekan, trauma tekanan dan

radiasi. (Suriadi, 2007).

Proses penyembuhan luka adalah suatu proses yang kompleks dengan

melibatkan banyak sel. Proses yang di maksudkan disini karena

penyembuhan luka melalui beberapa fase. Fase tersebut meliputi : koagulasi,

inflamasi, proliferasi dan fase remodeling (Suriadi, 2004).

Ada tiga mekanisme biologis yang terlibat dalam proses penyembuhan

luka antara lain epitelialisasi, kontraksi dan deposisi kolagen. (Schwart,

Scymour I, 2000)

Dalam proses penyembuhan luka di butuhkan suplai nutrisi yang baik.

Nutrisi merupakan unsur utama dalam membantu proses perbaikan sel

terutama zat gizi yang terkandung didalamnya.(Musrifatul dan Aziz, 2008).

Nutrisi juga terlibat dalam proses imun seperti respon antibodi, migrasi lekosit

Page 2: BAB I

ke luka, dan pembuangan pada produk yang tidak dipakai dari lekosites dan

mengkontribusi ukuran dan jumlah limfosites dan killer T-cells (Suriadi, dkk.

2011). Ada beberapa nutrisi yang harus dipenuhi dalam proses penyembuhan

luka antara lain vitamin A, vitamin B kompleks, vitamin C , vitamin K dan

lain-lain. (Musrifatul dan Aziz, 2008)

Nutrisi bisa didapat dari sumber makanan yang dikomsumsi setiap

hari dan dapat juga diperoleh dari tanaman-tanaman herbal. Banyak tanaman

herbal yang tersebar di Indonesia yang kaya akan nutrisi dan banyak tanaman

herbal yang mempunyai manfaat dalam proses penyembuhan luka misalnya

daun kastuba dan daun sendok.

Kastuba dengan nama latin Euphorbia pulcherrima merupakan perdu

berkayu yang hidup didaerah tropis basah atau mediteranian. Dialam, tanaman

ini bisa mencapai 4 meter dan membentuk tajuk berdiameter 2 meter, daun

berbentuk oval panjang berkisar antara 7-16 cm dan lebar 2,5-6cm. Ujung dan

pangkal daun meruncing dengan pertulangan menyirip, pada beberapa varietas

daunnya memiliki empat lekukan. (Agromedia, 2008).

Daun kastuba (Euphorbia pulcherrima) dikenal memiliki beberapa

manfaat antara lain seperti radang kulit, luka, dan memar. Beberapa bahan

kimia yang terkandung dalam daun kastuba (Euphorbia pulcherrima) adalah

saponin, alkaloid, lemak dan amylodextrin (Setiawan Dalimartha, 2003).

Adapun juga tanaman herbal lain yang bermanfaat/berperan penting dalam

penyembuhan luka yaitu daun sendok.

Page 3: BAB I

Daun sendok dengan nama latin plantago mayor linn adalah tanaman

kebun dari famili Plantaginaceae yang berbentuk kumpulan daun berbentuk

menyerupai sendok.(Eka Hastuti, 2009).

Sebagai tumbuhan obat, daun sendok dapat digunakan sebagai anti

radang, melancarkan air kemih, peluruh dahak, menghentikan batuk,

memperbaiki penglihatan dan menormalkan aktivitas hati yang berlebihan dan

luka. Daun sendok ini sangat baik digunakan untuk mengobati luka, karena

memiliki sifat antiinflamasi dan antiseptik karena Daun sendok mengandung

beberapa zat kimia antara lain kalium, alkaloid, betasitosterol, asam ursolik,

aukubin, tanin, n-hentriakontan, plantaglusida, vitamin B1, vitamin A dan

vitamin C. (Hardi Soenanto dan Sri Kkuncoro, 2007)

Selain sebagai tanaman hias yang cantik dan banyak digemari oleh

masyarakat, tanaman daun kastuba dan tanaman daun sendok juga dapat

membantu proses penyembuhan luka,. Menurut Nurhalina (2012)

Penyembuhan luka secara herbal sangat efektif dalam proses penyembuhan

luka, oleh karena itu membuat peneliti tertarik untuk meneliti daun kastuba

dan daun sendok dalam proses penyembuhan luka yang dilakukan pada tikus

putih.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi masalah dalam

penelitian ini adalah: ”Bagaimanakah pengaruh pemberian daun kastuba dan

Page 4: BAB I

daun sendok terhadap proses penyembuhan luka yang dilakukan pada tikus

putih”.

Adapun untuk lebih jelas batasan-batasannya, maka perlu dirumuskan

sub-sub masalah sebagai berikut:

1. Apakah dengan pemberian daun kastuba dan daun sendok dapat

mempercepat proses penyembuhan luka.

2. Apakah efek samping dari pemberian daun kastuba dan daun sendok

terhadap proses penyembuhan luka.

3. Berapa banyak penggunaan daun kastuba dan daun sendok yang akan

diperlukan untuk pemberian luka pada diameter tertentu pada tikus putih.

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan masalah dan batasan masalah yang telah diuraikan diatas,

maka tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan

mendapatkan informasi tentang “pengaruh dari daun kastuba dan daun

sendok terhadap proses penyembuhan luka pada tikus putih”.

Adapun tujuan-tujuan yang ingin dicapai peneliti dalam penelitian

yang akan dilakukan adalah:

1. Untuk mengetahui kandungan kimia yang terkandung dalam daun kastuba

dan daun sendok.

2. Untuk mengetahui waktu yang akan diperlukan dalam proses

penyembuhan luka yang dilakukan dengan memberikan daun kastuba dan

daun sendok.

Page 5: BAB I

3. Untuk mengetahui hasil yang didapatkan setelah dilakukan pemberian

daun kastuba dan daun sendok terhadap luka pada tikus putih.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan

keilmuan dan pengembangan ilmu dalam bidang ilmu kesehatan

khususnya pengetahuan tentang luka.

1.4.2 Manfaat Praktis

a. Bagi Institusi, hasil penelitian ini dapat dijadikan panduan bagi

mahasiswa yang tertarik untuk mempelajari luka lebih lanjut.

b. Bagi Peneliti, hasil penelitian ini dapat meningkatkan kemampuan

peneliti dalam melakukan penelitian dan penulisan serta

meningkatkan pengetahuan peneliti tentang luka.

c. Bagi Masyarakat, hasil penelitian ini dapat menjadi panduan

masyarakat dan menambah pengetahuan masyarakat akan luka.