bab i

6
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes merupakan salah satu ancaman bagi kesehatan manusia pada abad ke – 21 (Sudoyo, 2010). World Health Organization (WHO) memperkirakan pada tahun 2003, 194 juta jiwa atau 5,1% dari 3,8 miliar penduduk usia 20 – 79 tahun menderita diabetes melitus dan pada tahun 2025 akan meningkat menjadi 333 juta jiwa. WHO menyatakan dari angka kematian dunia tahun 2000, 57 juta terjadi setiap tahunnya disebabkan oleh penyakit tidak menular (PTM) dan diperkirakan sekitar 3,2 juta jiwa pertahun penduduk dunia meninggal akibat diabetes melitus (Wild et al, 2004; Depkes RI, 2008). Prediksi WHO di Indonesia, menyatakan terdapat kenaikan jumlah penderita diabetes melitus dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030 (Wild et al, 2004; Depkes RI, 2008). Penelitian epidemiologi WHO yang masih terus dilakukan sampai saat ini, kekerapan diabetes di Indonesia berkisar antara 1,4 % dengan 1,6% dari jumlah penduduk. WHO memprediksikan Indonesia akan menempati peringkat nomor 4 sedunia dengan jumlah pengidap diabetes 1

Upload: sugard-darmanto

Post on 26-Oct-2015

53 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes merupakan salah satu ancaman bagi kesehatan manusia pada abad ke

– 21 (Sudoyo, 2010). World Health Organization (WHO) memperkirakan pada

tahun 2003, 194 juta jiwa atau 5,1% dari 3,8 miliar penduduk usia 20 – 79 tahun

menderita diabetes melitus dan pada tahun 2025 akan meningkat menjadi 333 juta

jiwa. WHO menyatakan dari angka kematian dunia tahun 2000, 57 juta terjadi

setiap tahunnya disebabkan oleh penyakit tidak menular (PTM) dan diperkirakan

sekitar 3,2 juta jiwa pertahun penduduk dunia meninggal akibat diabetes melitus

(Wild et al, 2004; Depkes RI, 2008).

Prediksi WHO di Indonesia, menyatakan terdapat kenaikan jumlah penderita

diabetes melitus dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada

tahun 2030 (Wild et al, 2004; Depkes RI, 2008). Penelitian epidemiologi WHO

yang masih terus dilakukan sampai saat ini, kekerapan diabetes di Indonesia

berkisar antara 1,4 % dengan 1,6% dari jumlah penduduk. WHO memprediksikan

Indonesia akan menempati peringkat nomor 4 sedunia dengan jumlah pengidap

diabetes sebanyak 21,3 juta orang pada tahun 2030 (Wild et al, 2004; Depkes RI,

2009).

World Health Organization mencatat bahwa pada tahun 2005, 70% angka

kematian dunia disebabkan oleh penyakit tidak menular, 30% diantaranya karena

penyakit jantung dan pembuluh darah dan 2% adalah akibat diabetes melitus.

Diabetes melitus selain dikenal sebagai penyakit juga merupakan faktor resiko

penyakit jantung dan pembuluh darah. Kontribusi diabetes melitus mengenai

penyakit jantung dan pembuluh darah sangat besar. Hasil telaah para pakar di

bidang diabetes menyimpulkan bahwa penyakit hipertensi pada penderita diabetes

di Indonesia meningkat 15% menjadi 25% dan 40% - 50% penderita penyakit

jantung adalah penderita diabetes (WHO, 2005; Depkes RI, 2008).

1

Page 2: BAB I

2

Berdasarkan Rikesda 2007, prevalensi diabetes melitus untuk daerah urban

tertinggi terdapat di Kalimantan Barat dan Maluku Utara (masing-masing 11,1%),

diikuti Riau (10,4 %) dan Nanggroe Aceh Darussalam (8,5%). Prevalensi diabetes

melitus terendah ditemukan di Papua (1,7%), diikuti Nusa Tenggara Timur

(1,8%). Prevalensi toleransi glukosa terganggu tertinggi di Papua Barat, (21,8%),

diikuti Sulawesi Barat (17,6%), dan Sulawesi Utara (17,3%), sedangkan terendah

di Jambi (4%), diikuti Nusa Tenggara Timur (4,9%).

Berdasarkan Rikesda 2007, ditemukan bahwa prevalensi diabetes melitus dan

toleransi glukosa terganggu tertinggi pada kelompok berprofesi pegawai.

Disamping itu, penderita diabetes melitus dan toleransi glukosa terganggu lebih

banyak pada kelompok dengan kebiasaan makan sayur dan buah serta aktivitas

fisik yang kurang. Dengan memperhatikan data tersebut, peneliti merasa penting

untuk melakukan penelitian ini.

Menurut laporan tahunan Dinas Kesehatan kota Pontianak tahun 2010, tercatat

720 penderita diabetes melitus. Diantara 6 kecamatan yang ada di kota Pontianak,

prevalensi tertinggi terdapat di kecamatan Pontianak Utara, yaitu sebanyak 209

kasus (27,46%). Dari 5 puskesmas yang ada di kecamatan Pontianak Utara,

penderita terbanyak tercatat di Puskesmas Siantan Hulu yaitu sebanyak 74

penderita (35,4%). Dari data tersebut, peneliti menetapkan wilayah kerja

Puskesmas Siantan Hulu sebagai tempat dimana penelitian ini akan dilaksanakan.

1.2 Rumusan Masalah

Memperhatikan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah penelitian

sebagai berikut :

1) Bagaimana hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap mengenai

pencegahan diabetes melitus dengan pola makan pegawai negeri sipil di

wilayah kerja Puskesmas Siantan Hulu ?

2) Bagaimana hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap mengenai

pencegahan diabetes melitus dengan aktivitas fisik pegawai negeri sipil di

wilayah kerja Puskesmas Siantan Hulu ?

Page 3: BAB I

3

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum

1) Mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap mengenai

pencegahan diabetes melitus dengan pola makan pada pegawai negeri sipil

di wilayah kerja Puskesmas Siantan Hulu.

2) Mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap mengenai

pencegahan diabetes melitus dengan aktivitas fisik pada pegawai negeri

sipil di wilayah kerja Puskesmas Siantan Hulu.

1.3.2 Tujuan khusus

1) Mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap pegawai negeri sipil mengenai

pencegahan diabetes melitus di wilayah kerja Puskesmas Siantan Hulu.

2) Mengetahui pola makan yang diterapkan oleh pegawai negeri sipil di

wilayah kerja Puskesmas Siantan Hulu sehingga dapat menilai adanya

faktor resiko diabetes melitus pada pegawai tersebut.

3) Mengetahui aktivitas fisik yang dilakukan oleh pegawai negeri sipil di

wilayah kerja Puskesmas Siantan Hulu sehingga dapat menilai adanya

faktor resiko diabetes melitus pada pegawai tersebut.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi peneliti

1) Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan penulisan dalam penelitian

ilmiah di bidang kesehatan.

2) Meningkatkan kemampuan komunikasi dalam pencegahan penyakit dan

promosi kesehatan di masyarakat.

1.4.2 Bagi institusi pendidikan

Memberikan tambahan data untuk bahan kepustakaan dan sebagai acuan dalam

melakukan penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan faktor resiko diabetes

melitus dan upaya pencegahannya.

Page 4: BAB I

4

1.4.3 Bagi Dinas Kesehatan

1) Memberi gambaran tingkat pengetahuan mengenai pencegahan diabetes

melitus di wilayah kerja Puskesmas Siantan Hulu sehingga dapat menjadi

bahan evaluasi bersama.

2) Memberi gambaran bagaimana tingkat pengetahuan dan sikap mengenai

pencegahan diabetes melitus dapat mempengaruhi perilaku kesehatan yaitu

pola makan dan aktivitas fisik pegawai negeri sipil sehingga dapat dijadikan

bahan pembelajaran dalam upaya pencegahan penyakit diabetes melitus.

1.4.4 Bagi masyarakat

1) Memberikan informasi mengenai faktor resiko diabetes melitus dan

pencegahannya.

2) Meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menerapkan pola makan yang

baik, dan latihan fisik yang teratur.