bab i
TRANSCRIPT
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada Zaman di era globalisasi ini, manusia menginginkan semua benda yang
simpel, ringgan, kuat dan tahan lama dalam kehidupan mereka.Di saat ini, semua
benda tersebut telah di dapatkan dengan mudah, contoh salah satunya adalah tangga
lipat yang berbahan STAINLESS STEEL.
Tangga lipat dengan bahan dasar Stainless Steel sudah banyak di gunakan, di
karenakan tangga lipat tersebut mempunyai berat yang sangat ringan, mudah di
bawa, kuat dan yang paling utama adalah MURAH.
Dengan demikian, maka peranan teknologi semakin penting dan dominan,
dimana kita dituntut untuk menguasai teknologi yang semakin hari semakin
berkembang dan juga usaha kita untuk bisa mengembangkan teknologi yang
telah kita kuasai.
Stainless Steel adalah senyawa besi yang mengandung setidaknya
10,5% Kromium untuk mencegah proses korosi (pengkaratan logam). Kemampuan
tahan karat diperoleh dari terbentuknya lapisan film oksida Kromium, dimana
lapisan oksida ini menghalangi proses oksidasi besi (Ferum).
Tangga lipat yang berbahan dasarkan Stanless inilah yang banyak dipilih orang di
karenaka keunggulannya tersebut. Kekuatan tangga lipat akibat beban manusia yang
menaikinyamemberikan ide kepada saya untuk menganalisis kekuatan dari tiap-tiap
anak tangga yang akan mendapatkan tekanan (banding) dari tiap badan orang yang
menaikinya.
Tangga lipat berbahan sttainless steel ini juga di manfaatkan oleh ibu-ibu
rumah tangga. Dengan tangga ini para ibu rumahtangga kini telah bisa melakukan
pekerjaan laki-laki, dengan menggunakan stenless ini, di karenakan keunggulanya
yaitu RINGAN.Tanpa bantuan laki-laki, kini wanita pun bisa melakukan semua
pekerjaan.Salah satu pekerjaan yang dimaksud seperti mengganti bola lampu yang
telah rusak pada ketinggian tertentu.
1
1.2 Tujuan
Tujuan dari analisis anak tangga lipat ini adalah :
1. Mengetahui kekuatan maksimum yang diterima anak tangga akibat beban
manusia.
2. Untuk mengetahui deformasi yang terjadi pada anak tangga akibat beban
tersebut.
3. Mengetahui distribusi tegangan yang terjadi pada anak tangga tersebut.
1.3 Manfaat
Manfaat dari Analisis ini adalah jawaban dari tujuan yang telah saya tulis.
1. Manfaatnya kita bisa mengetahui kekuatan maksimum dari tangga tersebut,
jadi ketika kita telah mengetahuinya kita bisa mengantisipasi tangga tersebut
agar tidak terjadi kegagalan atau patah
2. Untuk mengetahui Berat Maksimum orng yang menaikinya, Jadi orang yang
berat badannya melebihi berat maksimum yang bisa di tahan oleh anak
tangga tersebut maka, orng tersebut dilarang untuk menaiki tangga tersebut,
untuk mengantisipasi terjadinya patahan
3. Jika seseorang yang memiliki Berat badan yang maksimum, maka akan
terjadi kelengkungan Pada anak tangga yang dinaikinya, seberapa lamakah
orang tersebut bisa menaiki tangga tersebut sebelum terjadinya patahan
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pendahuluan
2.1.1 Tangga Lipat
Tangga adalah sebuah alat yang membantu kita untuk mencapai tempat yang
tinggi dimana tangga ini untuk mencapainya harus menaiki anak tangga
tersebut.Lipat adalah kata kerja untuk membentuk suatu benda menjadi kecil.
Semakin berkembangnya zaman, semakin berkembng jugalah pemikiran umat
manusia.Di ciptakan lah sebuah benda yang bisa membuat kita mencapai suatu
ketinggian dengan berat yang lumayan ringan untuk di angkat oleh para ibu
rumahtangga.Yaitu tangga lipat yang berbahandasarkan Stainless.
Tangga lipat yang berbahndasarkan stainless memiliki keunggulan tersendiri,
yaitu tahan karat, stainless tell adalah paduan besi dengan minimal 12% kromium.
Komposisi ini membentuk protective layer (lapisan pelindungh anti korosi) yang
merupakan hasil oksidasi oksigen terhadap krom yang terjadi secara spontan.
Stainless stel merupakan salah satu jenis baja dengan logam induk besi.Dalam
stainless steel terdapat unsur-unsur yang di padukan membentuk suatu alloy. Unsur-
unsur yang ada dalam baja stainless steel yaitu
a. Krom
b. Nikel
c. Molibden
d. Silikon
e. Mangan
Namun unsur dengaan presentasi tertinggi adalah krom dan nikel.Baja stainless
steel sebagian besar digunakan untuk membuat peralatan-peralatan rumah tangga
salah satunya adalah tangga lipat.
3
2.1.2 Stainless Steel
Tangga lipat yang saat ini diteliti berbahan dasarkan Stainless steel. Stainless
stel adalah besi tahan karat, pada awalnya besi tahan karat pertama berasal dari
bebrapa artefak yang dapat bertahan dari zaman purbakala, pada artefak ini tidak di
temukan adanya kandungan krom, namun di ketahui, bahwa yang membuat artefak
logam ini tahan karat adalah banyaknya zat fosfor yang di kandungannyaang mana
bersama dengan kondisi cuaca lokal membentuk sebuah lapisan besi oksidasi dan
fosfor. Sedangkan besi dan krom sebagai bahan tahan karat pertama kali di temukan
oleh ahlimetal asal prancis, pierre berther pada tahun 1821, yang kemudian
diaplikasikan untuk alat-alat pemotong, seperti pisau. Kemudian pada akhir 1890-an,
hans Goldschmidt dari jerman, mengembangkan proses aluminothermic untuk
menghasilkan kromium bebas karbon.
Baja tahan karat atau SRAINLESS STEEL sendiri adalah paduan besi dengan
minimal 12% kromium. Komposisi ini membentuk protective layer (lapisan
pelindung anti karat) yang merupakan hasil oksidasi oksigen terhadap layer ini di
bandingkan baja yang di lindungi dengan coating ( misal seng dan cadmium)
ataupun cat.
Baja STAINLESS merupakn baja paduan yang mengandung minimal 10,5%
Cr. Sedikir baja stainless mengandung lebih dari 30% Cr atau kurang dari 50% Fe.
Daya tahan STAINLESS STEEL terhadap oksidasi yang tinggi di udara dalam suhu
lingkungan biasanya di capai karena adanya tambahan minimal 13% (dari berat)
krom. Krom membentuk sebuah lapisan tidak aktif Kromium(III) oksidasi (Cr2O2)
ketika bertemu oksigen. Lapisan ini terlalu tipis untuk dilihat, sehingga logamnya
akan tetap berkilau. Logam ini menjadi tahan air dan udara, melindungi logam yang
ada di bawah lapisan tersebut. Fenomena ini di sebut PASSTVATION dan dapat
dilihat pada loham yang lain, seperti pada alumunim dantitanium. Pada dasarnya
untuk membuat besi yang tahan terhadap karat, krom merupakan salah satu bahan
padunan yang paling penting. Untuk mendapatkan besi yang lebih baik lagi,
diantaranya dilakukan penambahan beberapa zat-zat berikut, penambahan
Molibdenum (Mo) bertujuan untuk memperbaiki ketahanan korosi pitting dan korosi
celah Unsur karbon rendah dan penambahan unsur panstabil karbida (titanium atau
niobium) bertujuan menekan korosi batas butir pada material yang mengalami proses
sensitasi.
4
Penambahan kromium bertujuan meningkatkan ketahanan korosi dengan
membentuk lapisan oksidasi dan ketahanan terhadap oksidasi temperatur
tinggi.Penambahn nikel bertujuan untuk meningkatkan ketahan korosi dalam media
pengkorosi netral atau lemah.Nikel juga meningkatkan keuletan dan mampu bentuk
logam.Penamabahan nikel meningkatakna ketahannan korosi tegangan.Pada unsur
molybdenum untuk meningkatkan korosi oksidasi pada temperatur tinggi.
2.2 Teori metode elemen hingga
Metode Elemen Hingga (Finite Element Method/FEM) adalah suatumetode
numerik dengan tujuan memperoleh pemecahan pendekatan dari suatupersamaan
diferensial parsial (Partial Differential Equation, PDE).Meskipuncikal bakal teori
FEM sudah ada sejak tahun 1940–an, baru pada tahun 1970–anmetode ini
dirumuskan secara formal.Pada awalnya metode ini digunakandibidang teknik
penerbangan untuk perhitungan kekuatan struktur pesawat padaindustri pesawat
terbang. Tetapi dewasa ini FEM telah diterapkan dalam berbagaipersoalan teknik:
seperti struktur, dinamika fluida, perpindahan panas, akustik,maupun
elektromagnetik. (Pozrikidis, C. 2005) Dalam teori ini merangkup masalah tentang
analisa struktur, heat transfer, aliran fluida, perpindahan massa, dan elektromagnetik.
Penyelesaian Metode Elemen Hingga menghasilkan persamaan dari masalah
yang dianalisa dalam sistem persamaan serentak yang harus diselesaikan.
Penyelesaian ini memberikan hasil/penyelesaian pendekatan dari nilai yang
tidak diketahui pada titik tertentu dalam sistem yang kontinyu
5
a. Matriks element hingga
Matriks gaya dinyatakn dalam { F }=F
{ F }={F1 x
F1 y
F1 z
F2 x
F2 y
F2 z
.
.
.Fnx
Fny
Fnz
}Matriks displancement dalam
{d }=d {d }={d1 x
d1 y
d1 z
d2 x
d2 y
d2 z
.
.
.dnx
dny
dnz
}Matriks kekuatan elemen dinyatakn dalm [k] da matriks kekkuan global sistem
struktur dinyatakn dalam [K]
[ k ]=k=[ k11 k12
k21 k22
… k1 n
… k2 n
… …kn 1 k n 2
… …… knn
]6
[ K ]=K=[ K11 K12
K 21 K22
… K1 n
… K2 n
… …Kn 1 Kn2
… …… K nn
]b. Matrik Kekuatan Elemen Hingga
Pemodelan suatu elemen mempengaruhi respon terhadap beban, diperlukan
persamaan yang menghubungkan antara beban berupa gaya dan momen yang
diberikan pada nodal elemen dengan perpindahan berupa translasi dan rotasi pada
nodal tersebut. Hubungan tersebut dapat diberikan dengan persamaan:
F = Kd
Dimana :
F=Matriks kolom gaya dan momen pada nodal elemen.
K=Matriks kekakuan elemen.
d =Matriks kolom berisi perpindahan translalasi dan rotasi nodalelemen
2.3 Teori Tegangan
Tegangan didefinisikan sebagai gaya tiap satuan luas. Tegangan di anggap
terbagi merata pada luas.Tegangan dianggap terbagi merata pada luas penampang
melintang bagian kontruksi.Tetapi, ini bukanlah keadaan yang umum.Sebuah benda
dalam keadaan setibang karena pengaruh gaya luar P1, P2, P3… Pn.
Gaya yang terbagi pada permukaan benda, seperti misalnya tekanan hidrostatik
atau tekanan oleh benda yang satu dengan benda lainnya, disebut gaya permukaan.
Gaya yang terbagi pada volume benda, seperti misalnya gaya gravitasi, gaya
magnetik atau gaya inersia (untuk benda yang bergerak)
Macam-macam tegangan yaitu :
a. Tegangan normal
b. Tegangan bending
c. Tegangan geser
Di dalam penelitian ini, tangga lipat hanya menggunakan satu tegangan yaitu
tegangan banding,
a. Tegangan bending
Moment bending sebuah sebuah poros inersia utama. Menimbulkan tegangan
banding σ b=MbWb
7
Moment bending Mb dari suatu gaya Fterhadap a, didefinisikan sebagai
perkalian besar gaya F dengan jarak lurus 1 dari a ke garis aksi F, seperti gambar 2.1
Mb=F . l
Moment tahan banding dapat dinyatan sebagai berikut :
Wb= lxe
Dimana :
lx = moment inersia
e = jarak yang terdekat
Wb = moment tahanan bending
σb = tegangan bending
Besarnya moment tahanan banding tergantung dari bentuk penampang dari
elemen. Untuk menetukan mement inersia dan momen tahanan bending dapat dilihat
pada tabel 2.1
Bentuk penampang Moment inersia Moment tahanan banding
Wb
I x=I y=πd4
64W bx=W by=
πd3
32
I x=I y=π (d0
4−d14 )
64W bx=W by=
π (d04−d1
4 )64
I x=bh3
12I y=
h . b3
12W bx=
bh3
6W bg=
hb2
6
Tabel2.1 Cara menentukan I dan Wb
2.4 Teori Beban
8
Pada gambar2.2a dan 2.2b kita melihat jenis pembebanan lainnya.Di sini,
sebuah batang diletakkan pada titik tumpu. Ditengah-tengah bekerja sebuah gayaF
tegak lurus terhadap sumbu batang, yang menyebabkan batang itu melengkung.
Kita menyebutkan bahan terkena pada lengkungannya, dan teganggan
penampang normalnya kita sebut sebagai tegangan lengkung σb
a.
b.
gambar2.2 Beban lengkungan
2.5 Software Nastran
MSC. NASTRAN adalah sebuah perangkat lunak komputer yang
dikembangkan di Amerika Serikat oleh National Aeronautics And Space
Administration (NASA). Perangkat lunak ini adalah sebuah program analisis
elemen hingga untuk analisis tegangan (stress), getaran (vibration) dan
perpindahan panas (heat transfer) dari struktur dan komponen mekanik. Di dalam
software MSC. NASTRAN terdapat dua program utama yaitu :
1. pre/post processor yang disebut Femap. Femap berfungsi untuk
merancang model, memvalidasi dan melihat hasil analisis metode elemen hingga.
2. MSC. NASTRAN merupakan program/kode utama metode elemen
hingga yang berorientasi numeric/text yang berfungsi menganalisa model yang
diinginkan, sehingga di dapat hasil sesuai dengan jenis analisisnya.
9
MSC. NASTRAN berkerja yang dimulai dengan tiga proses yang berlainan,
yaitu antara lain:
a. Pre–processing yaitu kegiatan dalam pembuatan geometri, yang mana pada
penggambaran ini dapat diimport dari CAD (Computer Aided Design)
ataupun dibuat di dalam NASTRAN itu sendiri, kemudian memasukkan jenis
dan sifat material.
b. Meshing, dapat dibuat dengan berbagai metode, yaitu Generate
between,Generate region, On geometri, Boundary mesh dan transition.
c. Post–processing yaitu proses penganalisaan dari geometri tersebut.
Merancang model pada dasarnya menggunakan menu “geometry” ,pada menu
bar itu terdapat submenu yaitu
Point,
curve line,curve arc,curve circle,curve spline,curve from surface,
sketch,boundarysurface,surface,midsurface,
volume,solid,
copy,radial copy,scale,rotate,reflect.
Membagi-bagi bagian objek pada dasarnya menggunakan menu “mesh” ,pada
menu bar itu terdapat submenunya yaitu
mesh control,geometry
between,region,connection,transition
remesh,edge members,smooth
copy,radial copy,scale,rotate,reflect
extrude,revolve
Memodifikasi gambar dari model yang sudah dirancang sebelumnya pada
dasarnya menggunakan menu “modify”, pada menu bar itu terdapat submenu yaitu:
trim,extend,break,join,fillet,chumfer
project,move to,move by,rotate to,rotate by,align,scale
edit,color,layer,renumber,associationy,update element,update other
Untuk Pemodelan objek hasil rancangan digunakan menu “model”,pada menu
bar itu terdapat submenu yaitu
coord sys
10
Node,element,material,property
Load,constraint
Contact,optimization
Function
Output
Perancangan model dalam nastran terdapat 6 pilihan geometry yaitu antara lain
a. Point
b. Line
c. Ractangle
d. Circle
e. Node
f. element
Dalam dasar kerja Nastran diperlukan titik-titik koordinat untuk
membuat sebuah garis ataupun bentuk –bentuk dimensi lainnya,maka kita
harus membentuk titik dari fungsi geometry-point-masukkan titik koordinat-
ok.Hasil dari titik-titik tersebut tidak jelas terlihat pada workplane maka
untuk menampilkannya tekan Ctrl+A (Center Display) yang berfungsi
menampilkan posisi titik koordinat ditengah workplane.
Titik (point) dapat membentuk sebuah garis .Garis terbentuk dari titik
dengan perintah pilih “geometry”pada menu bar –curve lines-points,maka
akan muncul kotak dialog,jadi klik dari 1 titik ke titik yang lain dan klik
enter,maka pada workplane akan tampil garis yang merupakan hasil
hubungan dari antar titik.
Membuat lingkaran dengan diameter tertentu ditengah-tengah
objek .Gunakanlah “geometry”- curve circle –atur titik pusat-atur
radius(diameter).
11
BAB 3
METODOLOGI
3.1 Beban dan Tumpuan
3.1.1 Beban (Load)
Beban yang di gunakan dalam penelitian ini ialah berat badan
seseorang yang sedang menaiki tangga tersebut.Seseorang tersebut memiliki
berat badan sebesar 72kg. Dapat terlihat seperti gambar 3.1
Gambar3.1 Posisi Beban
3.1.2 Bahan (Material)
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini ialah Stainless Steel dengan sifat
mekanik diperlihatkan pada tabel 3.1
Tabel 3.1 Sifat dari Stainless steel
Sifat Material Besaran Satuan
12
Youngs Modulus (E) 1,965 E+11 N/m2
Shear Modulus (G) 7,7221 E+10 N/m2
Poisson’s Ratio (nu) 0,27
Tension 999739894 N/m
Compression 958371347 MPa
Shear 655002000 MPa
3.1.3 Tumpuan (Constraint)
Tumpuan yang di pakai dalam penelitian ini berada di kedua sudut
steep atau pijakan pada anak tangga yang akan di teliti.
Gambar3.2 Tumpuan
3.2 Pemodelan dalam Nastran dan Autocad
3.2.1 Gambar
Tangga lipat yang akan di teliti dapat dilihat dari Gambar 3.3 seperti dibawah ini.
Gambar ini terlihat dari pandangan kiri dan pandangan kanan, yang menyebabkan
terlihat seperti huruf A yang sempurna.
13
Posisi Dari Tumpuan
Gambar3.3 tampak samping
Dari gambar 3.4 dapat terlihat tangga lipat dari tampak depan, pada
gambar ini dapat dilihat anak tangga yang memiliki ukuran yang berbeda-
beda dari ukuran anak tangga yang apaling bawah yaitu 53cm, 49cm, 45cm,
41cm, 37cm, dan 33cm
Gambar3.4 tampak depan
3.2.2 Aoutocad
14
Tangga pada gambar 3.5 dan 3.6 di bawah ini adalah tangga yang
dimana telah di pindahkan ke dalam bentuk aoutocad dimana bisa terlihat ada
bagian penyangga, step, dan kemiringannya
Gambar3.5 tangga autocad
Gambar3.6 tangga autocad
3.2.3 Nastran
15
Tangga pada gambar di bawah ini adalah tangga yang telah di pindahkan ke dalam
bentuk nastran, dengan cara dari autocad di export dan di pindahkan ke dalam file
yang berbentuk ACIS. Lalu di pindahkan ke dalam nastran dengan cara di import ke
dalam Nastran
Gambar3.7 nastran
3.3 Analisis Nastran
Pada penelitian ini akan kita simulasikan ke dalam aplikasi MSC Nastran For
Windows Versi 4.5
Untuk menyelesaikan penelitian ini membutuhkan tahap-tahap, atau langkah-
langkah dengan menggunakan tiga proses yang berlainan, yaitu antara lain:
1. Desain modelyaitu kegiatan dalam pembuatan geometri, yang mana pada
awal penggambaran dibuat dalam aplikasi AUTOCAD Versi 2002. Yang
kemudian di export kedalam bentuk ACIS dan dipindahkan ke NASTRAN
dengan menggunakan import-geometry-file acis
2. Meshing, dapat di buat dengan berbagai metode, yaitu generate between,
Generate region, Boundary mesh dan transition
3. Analizing yaitu proses penganalisaan dari geometri tersebut
3.3.1 Pemindahan Model kedalam Nastran
dalam pemodelan dengan menggunakan Autocad 2002 yang telah diubah dalam
bentuk 3D, dipindahakan ke nastran dengan cara-cara sebagai berikut :
16
3.4 Pada file gambar (autocad 2002) ambil File-Export-ubah bentuk file ke
bentuk ACIS-klik save
3.5 Buka aplikasi Nastran klik file-pilih Import-Pilih Geometry-buka gambar
yang telah diubah dalam bentuk ACIS-klik open-ubah skala dengan
perbandingan 1:1
3.3.2 Boundary surface
Sebelum kita memulainya, terlebih dahulu menentukan boundary surdacenya
dengan cara klik geometry-Bundary Surface-select All-ok-cencel. Hasil akan
terlihat pada gambar
3.3.3 Pemberian Material
Selanjutnya memasukan material dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Klik Model-Material-muncullah kotak dialog, selanjutnya pilih Load,akan muncul
kotak dialog baru yang berisikan nama-nama material. Pilih material sesuai benda,
kemudian klik Ok-ok-cencel.
Kotak dialog akan terlihat seperti gambar di bawah ini
Gambar3.8 Kotak dialog Define Isotropic
Material
17
Gambar3.9 klik Load maka akan muncul kotak dialog ini
3.3.4 Pemberian property
Klik Model-Property sehingga muncul kotak dialog, pada T1 kita isi dengan
ketebalan benda yang akan di analisa yaitu steep di setiap anak tangga 25mm, pada
kotak title kita tuliskan Plate property, kemudian kotak pada kotak material isilah
bahan atau material yang kita pilih. Lalu klik Ok-cencel
Contoh terlihat pada gambar3.9
Gambar3.9 Kotak dialog pemberian Property
18
3.3.5 Meshing
Untuk meshing, kita klik Mesh-mesh Control-Defaul Size. Pada kotak dialog kita
isi 10.
Selanjutnya Untuk menampilkan Meshing, kita klik Mesh-Geometry-surface-
select All-ok.
Setelah kotak dialog Automeshing muncul, kita klik Property-ok.
Akan terlihat kotak dialog seperti gambar3.10
Dan hasil dari mesh akan terlihat seperti gambar3.11
Gambar3.10 Mash
gambar3.11 Hasil meshing
3.3.6 Load (Beban)
Klik Model-Load-Nodel on face pada kotak dialog isi Title dengan “Beban” –ok-
pada kotak dialog ke 2 klik nodel pada beban yang akan di berikan. Terletak seperti
gambar3.12
19
Gambar3.12 peletakan beban
3.3.7 Constraint (Tumpuan)
Klik Model-constraint-onsurface pada kotak I isi Title dengan “tumpuan” –ok –
pada kotak dialog II pilih letak tumpuan (seperti gambar3.13) –ok –ok-cencel hasil
akan terlihat pada Gambar3.14
Gambar3.13 Letak Tumpuan
gambar3.14 Hasil dari load dan Constraint
3.3.8 Analizing
Untuk menganalisa benda tersebut, sebaiknya terlebih dahulu
menyimpan data dengan caraklik file-save-buat nama penyimpanan-ok
20
setelah itu baru menganalisanya denagn cara klik file-analyze pada
kotak dialog kita pilih ok (terlihat pada gambar3.15)
gambar3.15 Analysis
maka computer akan menganalisis, tunggu hingga beberapa saat sampai
muncul kotak dialog selanjutnya pada kotak dialog ini akan menunjukan
analisa akan berhasil atau tidak.
Kotak dialog yang mengatakan kalau analisa tersebut seperti gambar3.16
21
Gambar3.16 bukti tidak ada kegagalan
Jika tidak ada fatal ataupun eror makakita dapat melanjutkannya
dengan mengklik continiue
BAB 4
PEMBAHASAN DAN HASIL
4.1 Deformasi Model
Untuk melihat deformasi model akibat tegangannya kita pilih contour Style dan klik
contour laludeformend Style dan klik deform – ok
Maka hasilnya akan terlihat seperti gambar 4.4
22
Gambar 4.4.Deformasi Model akibat tegangan pada steep anak tangga
4.2 Tegangan Maksimum
Disetiap benda memiliki kekuatan maksimu.Kekuatan maksimum adalah
kekuatan yang paling besar yang bisa di angkut benda tersebut. Dimana
kekuatan maksimum ini jika sering di gunakan, maka akan mempercepat
terjadinya kegagalan pada benda tersebut, benda dalam penelitian ini adalah
tangga lipat yang berbahan dasarkan stainless steel. Dimana juga memiliki
kekuatan maksimum. Kegagalan yang terjadi pada tangga adalah disetiap
steep atau pijakan pada anak tangga tersebut adalah terjadinya patahan yang
akan terjadi pada setiap tumpuannya, yaitu di tumpuan kiri dan
kanan.Kekuatan maksimum yang dapat di angkut tangga ini terletak pada
node 249, 262 dan 274 sebesar 26,29 Mpa.Seperti gambar4.1.
gambar4.1.hasil
Pada tegangan maksimum terletak di setiap tumpuan dan di titik beban
yaitu di tumpuan sebelah kiri pada Node 274 (seperti gambar 4.2) dan
tumpuan sebelah kanan 249 (seperti gambar 4.3) dan di titik beban pada node
262 (gambar 4.4)
23
Gambar 4.2.tegangan maksimum pada tumpuan kiri
Gambar4.3.tegangan pada tumpuan sebelah kanan
gambar 4.4 tegangan maksimum pada beban
4.3 Distribusi Tegangan
Untuk melihat distribusi tegangan yang terjadi tekan tombol F5 akan muncul
kotak dialog (gambar4.5) di menu Contour stylepilih Contour – lalu pilih
deformed and countour – ok-ok.
maka hasilnya akan terlihat pada gambar4.6
24
Gambar 4.5. Kotak dialog sebelum menganalisis
Gambar4.6.distribusi dan sebaran tegangan pada steep anak tangga
4.4 Grafik tegangan
Bila kita tampilkan dalam bentuk grafik, maka akan terlihat seperti gambar berikut
(gambar 4.7)
25
(a)
(b)
Gambar 4.7 (a) garfik xy VS id (b) grafik tegangan VS sumbu x
4.5 Hasil
Diketahui bahwa panjang (P) dari anak tangga adalah 53cm, menjadi 0.53m. lebar
(L) dari anak tangga tersebut adalah 7cm, menjadi 0.07m. dan tinggi (h) dari anak
26
tangga tersebut adalah 0.025m.
Diketahui pula beban (F) yang di berikan adalah 1000 N. dari massa (m) 100 kg dan
gravitasi (g) 10 m/s2
Untuk mencari tegangan banding maksimum dengan menggunakan rumus
σ= FA
Yaitu : = tegangan (N/m2)
F = Beban (N)
A = Luas penampang (m2)
Penyelesaian :
= 1000 N
0.53 cm x 0.07 cm=2 6 , 9541 Pa
Jadi tegangan yang dihasilkan adalah 26.9541 Pa
BAB 5
KESIMPULAN
27
5.1 Kesimpulan :
Berdasarkan hasil dari simulasi numeric pada steep tangga lipat dengan
menggunakan Softwer MSC Nastran diperoleh kesimpulan sebagagai berikut :
a. Deformasi tegangan yang terjadi pada steep anak tangga tersebut
ditunjukkan pada gambar4.4 di bab 4 dengan kekuatan max sebesar 26.29
MPa dan min 0 MPa
b. Tegangan maksimum pada tangga tersebut terletak pada node 467 dan 28
sebesar 26.29 Mpa
c. Distribusi tegangan pada penmpang steep anak tangga tersebut pada semua
node ataupun element yang ditunjukan pada gambar 5.1
Gambar 5.1 deformasi Tegangan
DAFTAR PUSTAKA
28
Achmad, Zainun, 2006. Elemen Mesin. Cetakan kedua. Bandung : Rafika Aditama
Giancoli, Douglas C, 1999. Fisika. Edisi kelima. Jakarta : Erlangga
Hegendoorm, J.J.M, 1989. Kontruksi Mesin 1. Jakarta : PT. Rosda Jaya Putra,
http://commonehnbmitter.wordpress.com/category/komputasi/metode-numerik/
metode-elemen-hingga-fem/ diakses pada tanggal 10 juni 2012 jam 21.35.
http://yefrichan.wordpress.com/2011/04/16/jenis-jenis-baja/ dakses pada tanggal 10
juni 2012 jam 21 45.
Joseph E, Shigley etc, 1983. Mechanical Engineering Design. New York : McGraw
Hill Inc.,
Stolk, Jac, 1994. Elemen Mesin. Jakarta : Erlangga.
Sularso, 1997. Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin. Jakarta : Pradnya
Paramita.
Timoshenko, S, 1992. Mekanika Teknik. Jakarta : Erlangga
29