bab i

11
Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Reformasi merupakan suatu gerakan yang menghendaki adanya perubahan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara ke arah yang lebih baik secara konstitusional. Artinya, adanya perubahan kehidupan dalam bidang politik, ekonomi, hukum, sosial, dan budaya yang lebih baik, demokratis berdasarkan prinsip kebebasan, persamaan, dan persaudaraan. Gerakan reformasi lahir sebagai jawaban atas krisis yang melanda berbagai segi kehidupan. Krisis politik, ekonomi, hukum, dan krisis sosial merupakan faktor yang mendorong lahirnya gerakan reformasi. Bahkan, krisis kepercayaan telah menjadi salah satu indikator yang menentukan. Reformasi dipandang sebagai gerakan yang tidak boleh ditawar-tawar lagi dan karena itu, hampir seluruh rakyat Indonesia mendukung sepenuhnya gerakan reformasi tersebut. Pengaruh adanya reformasi di Indonesia menyebabkan terjadinya berbagai krisis di berbagai aspek. Termasuk terjadinya krisis sosial. Pelaksanaan politik yang represif dan tidak demokratis menyebabkan terjadinya konflik politik maupun konflik antar etnis dan agama. Semua itu berakhir pada meletusnya berbagai kerusuhan di beberapa daerah. Selain itu pada sektor ekonomi, ketimpangan perekonomian Indonesia memberikan sumbangan terbesar terhadap mengikatnya pengangguran, persediaan sembako yang terbatas, tingginya harga-harga sembako, rendahnya daya beli masyarakat merupakan faktor-faktor yang rentan terhadap krisis sosial. Krisis politik yang terjadi pada tahun 1998 merupakan puncak dari berbagai kebijakan politik pemerintahan Orde Baru.Berbagai kebijakan politik yang dikeluarkan pemerintahan Orde Baru selalu dengan alasan dalam kerangka pelaksanaan demokrasi Pancasila.Namun yang sebenarnya terjadi adalah dalam rangka mempertahankan kekuasaan Presiden Suharto dan kroni-kroninya.Artinya, demokrasi yang 1

Upload: fuad-mamun-imron

Post on 22-Oct-2015

6 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Bab I

TRANSCRIPT

Page 1: Bab I

Bab IPendahuluan

A. Latar Belakang

Reformasi merupakan suatu gerakan yang menghendaki adanya perubahan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara ke arah yang lebih baik secara konstitusional. Artinya, adanya perubahan kehidupan dalam bidang politik, ekonomi, hukum, sosial, dan budaya yang lebih baik, demokratis berdasarkan prinsip kebebasan, persamaan, dan persaudaraan.

Gerakan reformasi lahir sebagai jawaban atas krisis yang melanda berbagai segi kehidupan. Krisis politik, ekonomi, hukum, dan krisis sosial merupakan faktor yang mendorong lahirnya gerakan reformasi. Bahkan, krisis kepercayaan telah menjadi salah satu indikator yang menentukan. Reformasi dipandang sebagai gerakan yang tidak boleh ditawar-tawar lagi dan karena itu, hampir seluruh rakyat Indonesia mendukung sepenuhnya gerakan reformasi tersebut.

Pengaruh adanya reformasi di Indonesia menyebabkan terjadinya berbagai krisis di berbagai aspek. Termasuk terjadinya krisis sosial. Pelaksanaan politik yang represif dan tidak demokratis menyebabkan terjadinya konflik politik maupun konflik antar etnis dan agama. Semua itu berakhir pada meletusnya berbagai kerusuhan di beberapa daerah.

Selain itu pada sektor ekonomi, ketimpangan perekonomian Indonesia memberikan sumbangan terbesar terhadap mengikatnya pengangguran, persediaan sembako yang terbatas, tingginya harga-harga sembako, rendahnya daya beli masyarakat merupakan faktor-faktor yang rentan terhadap krisis sosial. Krisis politik yang terjadi pada tahun 1998 merupakan puncak dari berbagai kebijakan politik pemerintahan Orde Baru.Berbagai kebijakan politik yang dikeluarkan pemerintahan Orde Baru selalu dengan alasan dalam kerangka pelaksanaan demokrasi Pancasila.Namun yang sebenarnya terjadi adalah dalam rangka mempertahankan kekuasaan Presiden Suharto dan kroni-kroninya.Artinya, demokrasi yang dilaksanakan pemerintahan Orde Baru bukan demokrasi yang semestinya, melainkan demokrasi rekayasa.

Dengan demikian, yang terjadi bukan demokrasi yang berarti dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat, melainkan demokrasi yang berarti dari penguasa, oleh penguasa, dan untuk penguasa. Pada masa Orde Baru, kehidupan politik sangat represif, yaitu adanya tekanan yang kuat dari pemerintah terhadap pihak oposisi atau orang-orang yang berpikir kritis.Terjadinya reformasi di Indonesia disebabkan karena adanya ketidakpuasan masyarakat Indonesia terhadap kebijakan-kebijakan

1

Page 2: Bab I

yang di terapkan yang tidak dapat memenuhi kesejahteraan rakyat Indonesia. Krisis politik yang terjadi saat reformasi ditunjukkan dengan hilangnya kepercayaan masyarakat akan dunia perpolitikan yang disebabkan maraknya KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme).

Berdasarkan hal diatas, mengakibatkan perubahan-perubahan yang dirasakan masyarakat Indonesia akibat terjadinya reformasi, khususnya di bidang politik dan sosial.

B. Rumusan Masalah

2

Page 3: Bab I

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah yang dapat diambil adalah :1. Bagaimana terjadinya reformasi di Indonesia?2. Bagaimana dampak terjadinya reformasi di Indonesia yang masih

dirasakan hingga saat ini?

C. Tujuan Rumusan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan rumusan masalah adalah :1. Untuk mengetahui bagaimana terjadinya reformasi di Indonesia.2. Untuk mengetahui dampak terjadinya reformasi di Indonesia yang

masih dirasakan hingga saat ini.

Bab IIPembahasan

3

Page 4: Bab I

Pemerintahan Orde Baru dinilai tidak mampu menciptakan kehidupan masyarakat yang adil dalam kemakmuran dan makmur dalam keadilan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Oleh karena itu, tujuan lahirnya gerakan reformasi adalah untuk memperbaiki tatanan perikehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kesulitan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokok merupakan faktor atau penyebab utama lahirnya gerakan reformasi. Namun, persoalan itu tidak muncul secara tiba-tiba. Banyak faktor yang mempengaruhinya, terutama ketidakadilan dalam kehidupan politik, ekonomi, dan hukum. Pemerintahan Orde Baru yang dipimpin Presiden Suharto selama 32 tahun, ternyata tidak konsisten dan konsekuen dalam melaksanakan cita-cita Orde Baru. Pada awal kelahirannya tahun 1966, Orde Baru bertekad untuk menata kehidupan bermasyarakat,berbangsa, dan bernegara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Namun dalam pelaksanaannya, pemerintahan Orde Baru banyak melakukan penyimpangan terhadap nilai-nilai Pancasila dan ketentuan-ketentuan yang tertuang dalam UUD 1945 yang sangat merugikan rakyat kecil. Bahkan, Pancasila dan UUD 1945 hanya dijadikan legitimasi untuk mempertahankan kekuasaan.

Reformasi merupakan suatu perubahan tatanan perikehidupan lama dengan perikehidupan barudan secara hukum menuju kearah perbaikan. Reformasi merupakan formulasi menuju Indonesia baru dengan tatanan baru. Tatanan gerakan reformasi pada mulanya disuarakan dari kalangan kampus yaitu mahasiswa, dosen maupun rektor. Situasi politik dan ekonomi Indonesia yang demikian terpuruk mendorong kalangan kampus tidak hanya bersuara melalui mimbar bibas di kampus, namun akhirnya mendorong mahasiswa turun ke jalan. Gerakan reformasi yang dipelopori oleh para mahasiswa tersebut mengusung enam agenda reformasi yaitu:

a) Adili Soeharto dan krono-kroninyab) Amandemen UUD 1945c) Penghapusan Dwifungsi ABRId) Otonomi daerah yang seluas-luasnyae) Supremasi hukumf) Pemerintahan yang bersih dari KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme)

Adanya reformasi di Indonesia mengakibatkan dampak yang menyebabkan adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada masyarakat Indonesia baik dampak positif maupun dampak negatif.

a. Dampak Positif

Reformasi telah menghasilkan mobilitas vertikal, misalnya para politisi yang dapat memasuki kancah politik pasca reformasi. Kyai, ustadz, aktivis organisasi, dan kaum terpelajar kemudian memasuki kancah politik. Andaikan tidak ada reformasi, maka sangat tidak

4

Page 5: Bab I

mungkinseorang aktivis organisasi, pengusuha, dan bahkankyai dapat menjadi bupati, gebernur apalagi menteri.

b. Dampak negatif

Reformasi telah menghasilkan banyak orang yang kemudian memasuki rumah tahanan (rutan), karena kesalahan yang dilakukannya. Rutan pun kemudian dimasuki oleh para terpelajar, kaum terdidik, para aktivis partai dan juga kaum birokrat. Seandainya tidak ada reformasi, maka juga kecil kemungkinan kyai, aktivis organisasi atau lainnya terjerat kasus politik seperti sekarang. Jadi reformasi bermata dua: positif dan negatif.

Reformasi memang menjadi arena berbagai tarikan kepentingan. Tarikan politik adalah yang paling menarik. Hingga saat ini pertarungan kepentingan begitu tampak menonjol. Dalam masa reformasi maka sudah terdapat beberapa kali pilihan umum. Benturan aturan pun juga tidak terhindarkan. Sebagai akibat reformasi di bidang hukum, maka berbagai gugatan tentang produk politik juga muncul luar biasa. Hal ini hampir tidak dijumpai di era Orde baru. Dalam sistem otoriter, maka nyaris tidak dimungkinkan adanya gugatan politik oleh partai politik yang kalah. Namun di era reformasi ini maka semuanya bisa melakukan gugatan hukum terhadap persoalan politik. Yang terakhir, pasca pilpres tentunya adalah gugatan terhadap keputusan KPU tentang penetapan daftar anggota legislatif terpilih. Ketika Mahkamah Agung membatalkan keputusan KPU tersebut maka pro-kontra pun terjadi. Bahkan juga sudah sampai tahapan saling mengancam akan mengerahkan massanya.

Selain dampak tersebut, ada beberapa hasil dari reformasi melalui perubahan-perubahan tentang kebijakan-kebijakan yang diterapkan hingga saat ini masih bisa kita rasakan , antara lain :

Diterbitkannya undang-undang Pemilu yang memberi kebebasan untuk membentuk partai politik, masa mengambang yang dihasilkan di era Orde Baru sudah tidak berlaku lagi, sehingga rakyat dapat menyalurkan aspirasi politiknya secara bebas. Pada Pemilu tahun 1999 terdapat lebih dari 150 partai dan 48 diantaranya bertarung untuk memperebutkan 462 kursi yang ada di DPR. Pada Pemilu tahun 2004 jumlah partai Politik yang telah berbadan hukum sebanyak 50 Partai Politik, sedangkan yang memenuhi persaratan untuk menjadi peserta Pemilu sebanyak 24 partai.

DPR, DPD dan MPR jauh representatif, pada Pemilu 1999 masih ada keterwakilan ABRI, tetapi pada Pemilu 2004 sudah tidak ada lagi anggota Parlemen yang tidak dipilih oleh rakyat. Dalam Parlemen dengan bebas dapat membentuk forum-forum, seperti Poros Tengah, Koalisi Kerakyatan, Koalisi Pembangunan dll.

5

Page 6: Bab I

Diratifikasinya Konvensi HAM, Amandemen terhadap UUD 1945 dan dihapuskannya pendekatan keamanan dalam proses pembangunan memungkinkan adanya perlindungan hukum dan dihargainya kedaulatan rakyat.

Diberakukannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2008 Tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis.

Contoh Perubahan Nyata di Bidang Politik :

No.

Dulu Sekarang

1. RIS NKRI

2. UUDS 1950 UUD 1945

3. Kabinet Parlementer Kabinet Presidensial

4. Pemilihan oleh MPR Pemilihan Umum Oleh Rakyat

5. Jumlah Partai Sedikit Banyaknya Partai-Partai6. Kampanye Dari Rumah ke

RumahKampanye Lewat Barbagai Media. Contoh : Internet

7. Perhitungan Suara Secara Manual

Perhitungan suara dengan program quick count

Adanya reformasi di Indonesia, perlu dilakukan upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi dari dampak perubahan sosial di bidang politik, diantaranya adalah :1. Pemerintah atau partai-partai politik mesti meningkatkan kinerja,

khususnya mensejahterakan rakyat. 2. Harus diadakan pengamanan yang ketat, juga kondisi sesuai suasana.3. Para politisi harus lebih professional, dengan mengedepankan urusan

rakyat dibanding urusan partai.4. Harus ada rasa tanggung jawab dari masing – masing individu.5. Pembentukan segala bentuk aturan atau UU yang didukung oleh tata

kelola pemerintah yang bersih, berwibawa dan mengedepankan kepentingan masyarakat.

6. Memberikan penerangan atau penjelasn tentang pentingnya memberikan hak suara.

7. Membangun kominikasi dengan publik dimana public bisa dirangsang untuk berpartisipasi dalam pemilu.

8. Menampilkan citra positif dan kampanye yang kreatif.

Dari berbagai kebijakan di era reformasi ini telah memberi peluang terhadap kebebasan individu maupun kelompok masyarakat, telah memberi peluang terhadap perubahan sosial yang positif dan lebih

6

Page 7: Bab I

domokratis. Pada tataran struktur pemerintahan formal nampak adanya tanda-tanda yang mendukung terwujudnya civil society.

Namun keterbukaan dan kebebasan tersebut tidak dibarengi oleh tanggungjawab, solidaritas, inklusivitas dan kepatuhan kepada hukum, sehingga perubahan sosial yang terjadi tidak didasarkan pada mekanisme demokrasi yang benar, namun mengarah pada memunculkan suatu dominansi masyarakat tertentu, seperti kelompok borjuis, kapitalis atau kelompok-kelompok yang mendasarkan diri pada ikatan primordial (kedaerahan, suku dan agama), contoh kasus: Sambas, Ambon, dan daerah-daerah lainnya. Serta berbagai gerakan yang mengatasnamakan reformasi, namun berakhir pada tindak kekerasan, kerusuhan massal, dan penjarahan. Hal ini disebabkan oleh melemahnya dominasi negara yang diganti oleh dominasi pasar.

Oleh karena itu, di era paska reformasi ini perlu adanya koreksi terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam membangun masyarakat yang demokratis, melalui penyediaan arena publik dalam bentuk open haouse, dan berbagai forum serta saluran lainnya sebagai tempat bertemunya negara dengan rakyat. Forum dan saluran tersebut dapat menampung aspirasi rakyat, tempat dan media dimana rakyat secara bebasa melakukan pengawasan, berpartisipasi politik dan meminta pertanggungjawaban. Dengan demikian, kebebasan yang ada berdasarkan kesepakatan bersama, bukan kebebasan yang bersifat liberal, namun mempunyai batasan yang tegas, yaitu: batas kepatuhan Kepada hukum dan HAM serta Kepada batas inklusifitas dan solidaritas.

Bab IIIPenutup

A. Kesimpulan

Reformasi merupakan suatu gerakan yang menghendaki adanya perubahan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara ke arah yang lebih baik secara konstitusional. Artinya, adanya perubahan kehidupan dalam bidang politik, ekonomi, hukum, sosial, dan budaya

7

Page 8: Bab I

yang lebih baik, demokratis berdasarkan prinsip kebebasan, persamaan, dan persaudaraan.

Pengaruh adanya reformasi di Indonesia menyebabkan terjadinya berbagai krisis di berbagai aspek. Termasuk terjadinya krisis sosial .Pelaksanaan politik yang represif dan tidak demokratis menyebabkan terjadinya konflik politik maupun konflik antar etnis dan agama. Semua itu berakhir pada meletusnya berbagai kerusuhan di beberapa daerah.

Adanya reformasi di Indonesia mengakibatkan dampak yang menyebabkan adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada masyarakat Indonesia baik dampak positif maupun dampak negatif. Maka dari itu, perlu upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi dari dampak perubahan sosial di bidang politik. Selain itu, ada beberapa hasil dari reformasi berupa kebijakan-kebijakan baru yang diterapkan hingga saat ini masih bisa kita rasakan. Dari berbagai kebijakan di era reformasi ini telah memberi peluang terhadap kebebasan individu maupun kelompok masyarakat, telah memberi peluang terhadap perubahan sosial yang positif dan lebih domokratis.

Daftar Pustaka

www.geschool.net/nuurynurmelia/blog/post/perubahan-sosial-budaya-di-bidang-politik

webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:http://jailaniahmad86.blogspot.com/2013/04/makalah-perubahan-sosial-dan-budaya.html

8