bab i

Upload: satria-mandala

Post on 19-Oct-2015

27 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

KARYA ILMIAH

Pembudidayaan Kelapa SawitDiajukan Sebagai Salah Satu Penilaian mata kuliah Kapita Selecta Geografi

Dosen Pembimbing : Tonira S.Pd

Oleh: SATRIA MANDALANPM : 101-119

SEKOLAH TINGGI ILMU KEGURUAN DAN PENDIDIKANAHLUSSUNNAH BUKITTINGGITAHUN AJARAN 2013/2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah yang berjudul Pembudidayaan Kelapa Sawit.Penyusunan Karya Ilmiah ini bertujuan untuk melengkapi tugas mata kuliah Kapita selcta Geografi jurusan Pendidikan Geografi di Universitas STKIP AHLUSSUNNAH Bukittinggi.Dalam penulisan Karya Ilmiah ini penulis banyak mendapat bantuan, bimbingan, arahan dari berbagai pihak. Untuk itu daam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :1. Tonyra, S.Pd selaku dosen mata kuliah Kapita Selecta Geografi.2. Serta Teman-teman yang senasib dan seperjuangan dengan penulis. Semoga semua bantuan yang diberikan mendapat balasan oleh yang Maha Kuasa. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kritik dan saran yang berifat membangun demi kesempurnaan penelitian ini akan penulis pertimbangkan. Akhir penulis berharap semoga Karya Ilmiah ini bermanfaat bagi kita semua. AminBukittinggi, January 2014

PenulisDAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................

DAFTAR ISI.................................................................................................................

I.PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah................................................................................

B. Identifikasi Masalah.......................................................................................

C. Batasan Masalah............................................................................................

D. Rumusan Masalah..........................................................................................

E. Tujuan Penelitian............................................................................................

II.KAJIAN TEORI

A.Sejarah Singkat Pembudidayaan Kelapa Sawit di Indonesia..........................

III.PMBAHASAN

A. Budidaya Kelapa Sawit...................................................................................

B. Proses Pembudidayaan Kelapa Sawit.............................................................

C. Prospek Kelapa Sawit.....................................................................................

V.PENUTUP

A. Kesimpulan dan Sarana.................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................

LAMPIRAN JURNAL..........................................................................................

BAB IPENDAHULUAN

1. Latar BelakangTanaman Kelapa Sawit merupakan tumbuhan tropis yang tergolong dalam famili palmae dan berasal dari afrika barat. Meskipun demikian, dapat tumbuh di luar daerah asalnya, termasuk di Indonesia hingga kini tanaman ini telah diusahakan dalam bentuk perkebunanan dan pabrik pengolahan kelapa sawit.Kelapa sawit merupakan tanaman dengan nilai ekonomis yang cukup tinggi karena merupakan salah satu tanaman penghasil minyak nabati bagi Indonesia, kelapa sawit memiliki arti penting karena mampu menciptakan kesempatan kerja bagi masyarakat dan sebagai sumber perolehan devisa negara sampai saat ini Indonesia merupakan salah satu produsen utama minyak sawit (CPO) dunia selain Malaysia dan Nigeria.Memilih bahan tanaman dan pembibitan kelapa sawit merupakan titik awal dari salah satu penentuan pengelolaan kelapa sawit agar dapat dicapai hasil produksi yang tinggi (Kwalitas/Kwantitas) dan menguntungkan.Dalam perencanaan usaha perkebunan kelapa sawit, salah satu program yang harus dipertimbangkan adalah penentuan, pemesanan kecambah hybrida D x P dari Balai-Balai yang telah di tunjuk DEPTAN RI dan cara memilih system yang akan digunakan dalam proses pembibitan (single atau double stage) serta dimana lokasi pembibitan yang tepat dipandang dari segi tekhnis budi daya atau pertimbangan nilai ekonomisnya.Kelapa sawit (Elaeis quinensis Jacq) sangat penting artinya bagi Indonesia. Selama kurun waktu 20 tahun terkahir kelapa sawit menjadi komoditas eksport dan komoditas yang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dan harkat petani pekebun dan para transmigran di Indonesia.Luas areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup berarti. Tahun 2002 luasnya 4.116.646 ha, meningkat menjadi 5.239.171 ha pada tahun 2003 (pertumbuhan meningkat 27,26). Tahun 2004 luasnya 5.601.770 ha dan pada tahun 2007 luas lahan kelapa sawit di Indonesia telah mencapai 6,3 juta ha, Riau menduduki posisi pertama dengan luas lahan 1,409.000 ha, Di susul Sumatera Utara dengan luas lahan dan Sumatera Selatan dengan luas lahan 606.600 ha.

2. Rumusan MasalahDari uraian diatas dapat dikembangkan permasalahan pokok yang diteliti dalam penelitian ini :a. Apa-apa saja jenis-jenis bibit Kelapa Sawit, Serta cara pemeliharaan dan pengendalian penyakit. b.Apa-apa sajakah yang dilakukan dalam budidaya tanaman Kelapa Sawit

3. Batasan MasalahMengingat terbatasnya waktu, tenaga, pengetahuan, keterampilan serta referensi yang dimiliki oleh penulis/peneliti, maka penelitian ini dibatasi pada :- Jenis bibit Kelapa Sawit- Pedoman teknis budidaya Kelapa Sawit4. Tujuan PenulisanAdapun tujuan penulisan karya tulis ini adalah untuk mengetahui bagaimana teknik-teknik yang baik dalam budidaya Kelapa Sawit , pengolahan media tanam dan pengendalian penyakit.Juga sebagai pemenuhan tugas mata kuliah kapita selecta geografi dengan Bapak Tonira S,Pd.

5. Manfaat PenulisanPenulisan karya ilmiah berguna untuk :1. Memenuhi sebagai salah satu syarat nilai dalam mata kuliah Kapita Selecta Geografi dengan Bapak Tonira S,Pd.2. Hasil penulisan ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan masukan bagi berbagai pihak yang ada kaitannya dengan usaha bercocok tanam atau budidaya Kelapa Sawit

BAB IIKAJIAN TEORI

Kelapa sawit (Elaeis) adalah tumbuhan industri penting penghasil minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel). Perkebunannya menghasilkan keuntungan besar sehingga banyak hutan dan perkebunan lama dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit. Indonesia adalah penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia. Di Indonesia penyebarannya di daerah Aceh, pantai timur Sumatra, Jawa, dan Sulawesi. Minyak kelapa sawit merupakan sumber devisa negara yang sangatpotensial karena tidak semua negara dapat memproduksinya. Kelapa sawit hanya dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik pada kawasan beriklim tropis seperti di Indonesia dan termasuk daerah Riau merupakansangat potensial untuk tanaman kelapa sawit.Perkembangan kelapa sawit di Indonesia mulai berkembang pesatpada tahun 1969. Pada saat itu luar areal perkebunan kelapa sawit adalah 119.500ha dengan totak produksi minyak mentah (CPO dan KPO ) 189.000 ton per tahun. Diperkirakan produksiminyak sawit Indonesia akan mencapai 9,9 juta ton padatahun2005. Tetapi disayangkanpertambahan luas areal tidak dibarengi dengan peningkatan produktifitas yang optimaldan masih jauh dibawah standar,inilah masalah yang saat ini dihadapi.Menurut Dani Rahadian : Budidaya kelapa sawit di Indonesia berawal dari empat bibit yang dibawa dari Mauritius pada 1869. Dari fungsi awalnya sebagai tanaman hias, kelapa sawit berkembang menjadi komoditas utama Indonesia, dengan kontribusi sekitar 11% dari total ekspor 2012. Menurut data Kementerian Pertanian 2011, luas lahan sawit tergarap di Indonesia mencapai 8 juta hektar dimana hampir 45% diantaranya adalah perkebunan sawit rakyat yang dikelola petani swadaya. Pada perkembangannya, perkebunan sawit rakyat terbagi menjadi dua kelompok: perkebunan milik petani plasma dan perkebunan milik petani swadaya. Skema plasma berangkat dari program pemerintah Perkebunan Inti Rakyat (PIR) yang merupakan pola pembinaan dan kerjasama antara perusahaan dengan masyarakat di sekitar lokasi perkebunan. Program ini diharapkan akan mempercepat transfer teknologi dari perusahaan dengan masyarakat.

BAB IIIPEMBAHASAN

1. BUDIDAYA KELAPA SAWITA. Lingkungan TumbuhKelapa sawit merupakan tanaman hutan yang dibudidayakan. Tanaman ini memiliki respon yang sangat baik terhadap kondisi lingkungan hidup dan perlakuan yang diberikan seperti tanaman budidaya lainnya. Faktor utama lingkungan tumbuh yang perlu diperhatikan adalah iklim serta keadaan fisik dan kesuburan tanah, Disamping factor lain seperti genetis tanaman, perlakuan yang diberikan dan pemeliharaan tanaman.B. Jenis dan Komposisi Produk Tanaman Kelapa SawitKelapa sawit merupakan tanaman monokotil (Berbiji Tunggal) yang dapat tumbuh dengan baik di daerah dataran rendah. Kelapa sawit dapat menghasilkan buah bernilai ekonomis dan memiliki spesifikasi sebagai berikut.1. Kelapa Sawit adalah tanaman berjenis Palma2. Bagian tanaman yang bernilai ekonomis adalah buah3. Buah tersusun dalam sebuah tandan yang disebut dengan tandan buah segar (TBS)4. Satu tandan tanaman dewasa beratnya 15-30 kg, tersusun dari 600-2000 buah dengan berat tiap buah 13-30 gram.

5. Buah diambil minyak nya dengan hasil sebagai berikut- Sabut (daging buah atau Mesocarp) menghasilkan minyak kasar atau crude palm oil (CPO) sebanyak 20-24%- Inti sawit sebanyak 6% menhasilkan minyak inti sawit (PKO) 3-4%.C.Umur TanamanUmur agronomis sangat menentukan umur komersial tanaman kelapa sawit. Proyeksi sesuai umur tanaman merupakan dasar penentuan status tanaman dengan rincian sebagai berikut.1. Umur ekonomis tanaman kelapa sawit yang dibudidayakan umunya 25 tahun2. Pada umur lebih dari 25 tahun tanaman sangat tinggi sehingga sukit untuk dipanen, tandan pun sudah jarang sehingga diperhitungkan tidak ekonomis lagi.3. Pengelompokan berdasarkan umur tanaman kelapa sawit Tanaman muda, berumur 3 -- 8 tahun Tanaman remaja, berumur 9 -- 13 tahun Tanaman dewasa, berumur 14 -- 20 tahun Tanaman tua, berumur lebih dari 20 tahun 4. Pengelompokan berdasarkan masa berbuah TBM (Tanaman Belum Menghasilkan) : 0 -- 3 tahun TM ( Tanaman Menghasilkan ) > 3 tahun

D.Gambaran Umum Kelapa SawitMorfologi Kelapa Sawit1. AkarKelapa sawit merupakan tumbuhan monokotil yang tidak memiliki akar tunggang. Radikula (bakar akar) pada bibit terus tumbuh memanjang ke arah bawah selama enam bulan terus-menerus dan panjang akarnya mencapai 15 cm. Akar primer kelapa sawit terus berkembang. 2. BatangTanaman kelapa sawit umumnya memiliki batang yang tidak bercabang. Di batang tanaman kelapa sawit terdapat pangkal pelepah-pelepah daun yang melekat kukuh dan sukar terlepas walaupun daun telah kering dan mati. Pada tanaman tua, pangkal-pangkal pelepah yang masih tertinggal di batang akan terkelupas, sehingga batang kelapa sawit tampak berwarna hitam beruas.3. DaunTanaman kelapa sawit memiliki daun (frond) yang menyerupai bulu burung atau ayam. Di bagian pangkal pelepah daun terbentuk dua baris duri yang sangat tajam dan keras di kedua sisisnya. Anak-anak daun (foliage leaflet) tersusun berbaris dua sampai ke ujung daun. Di tengah-tengah setiap anak daun terbentuk lidi sebagai tulang daun.4. Bunga dan buahTanaman kelapa sawit yang berumur tiga tahun sudah mulai dewasa dan mulai mengeluarkan bunga jantan atau bunga betina. Bunga jantan berbentuk lonjong memanjang, sedangkan bunga betina agak bulat.Buah kelapa sawit tersusun dari kulit buah yang licin dan keras (epicrap), daging buah (mesocrap) dari susunan serabut (fibre) dan mengandung minyak, kulit biji (endocrap) atau cangkang atau tempurung yang berwarna hitam dan keras, daging biji (endosperm) yang berwarna putih dan mengandung minyak, serta lembaga (embryo).Buah yang sangat muda berwarna hijau pucat. Semakin tua warnanya berubah menjadi hijau kehitaman, kemudian menjadi kuning muda, dan setelah matang menjadi merah kuning (oranye). Jika sudah berwarna oranye, buah mulai rontok dan berjatuhan (buah leles).5. BijiSetiap jenis kelapa sawit memiliki ukuran dan bobot biji yang berbeda. Biji dura afrika panjangnya 2-3 cm dan bobot rata-rata mencapai 4 gram, sehingga dalam 1 kg terdapat 250 biji. Biji dura deli memiliki bobot 13 gram per biji, dan biji tenera afrika rata-rata memiliki bobot 2 gram per biji. Biji kelapa sawit umumnya memiliki periode dorman (masa non-aktif). Perkecambahannya dapat berlangsung lebih dari 6 bulan dengan keberhasilan sekitar 50%. Agar perkecambahan dapat berlangsung lebih cepat dan tingkat keberhasilannya lebih tinggi, biji kelapa sawit memerlukan pre-treatment.

E.Jenis Kelapa Sawit.Berdasarkan ketebalan cangkang dan daging buah, kelapa sawit dibedakan menjadi beberapa jenis sebagai berikut :1. Dura memiliki cangkang tebal (3-5 mm), daging buah tipis, dan rendemen minyak 15-17%.2. Tenera memiliki cangkang agak tipis (2-3 mm), daging buah tebal, dan rendemen minyak 21-23%.3. Pisifera memiliki cangkang yang sangat tipis, tetapi daging buahnya tebal dan bijinya kecil. Rendemen minyaknya tinggi (lebih dari 23%). Tandan buahnyahampir selalu gugur sebelum masak, sehingga jumlah minyak yang dihasilkan sedikit.2. PROSES PEMBUDIDAYAAN KELAPA SAWIT1. PembibitanPembibitan merupakan awal kegiatan lapangan yang harus dimulai paling lambat satu tahun sebelum penanaman di lapangan. Standar yang biasa dilakukan, kapasitas pembibitan 1 ha kelapa sawit dapat menyediakan bibit tanaman untuk kebun seluas 71 ha. Lokasi pembibitan harus mendapat perhatian, terutama hal-hal sebagai berikut: dekat dengan sumber air bebas genangan air atau banjir dekat dari pengawasan, mudah dikunjungi tidak jauh dari areal yang akan ditanami tidak terlalu jauh dengan sumber tanah (top soil) untuk mengisi polybag.Untuk memperoleh bibit yang berasal dari biji dapat dilakukan dengan mengusahakan sendiri atau memesan ke produsen resmi bibit kelapa sawit yang telah ditunjuk pemerintah. Kegiatan mengusahakan bibit kelapa sawit dimulai dengan melakukan seleksi biji, mengecambahkan, menyemai, dan membibitkannya.Persemaian bertujuan untuk memperoleh pertumbuhan bibit yang merata sebelum dipindahkan ke pembibitan medium persemaian biasanya dipilih pasir atau tanah berpasir. Persemaian dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dalam bentuk bedengan atau polibag. Berikut langkah-langkah persemaian:1) Penyiraman dilakukan dua kali sehari kecuali jika ada hujan.2) Gulma dibuang/dicabut atau disemprot dengan herbisida setiap 3 bulan.3) Penyiangan dilakukan 2-3 kali dalam sebulan.4) Bibit yang buruk harus dibuang.5) Pemeliharaan tanaman meliputi : pemupukan, penyiraman, pengendalian hama penyakit, penyiangan gulma, dan seleksi bibit.

2.Pembukaan Lahan dan Penyiapan LahanPerkebunan kelapa sawit dapat dibangun di daerah bekas hutan, daerah bekas alang-alang, atau bekas perkebunan. Daerah-daerah tersebut memiliki topografi yang berbeda-beda. Namun, yang perlu diperhatikan dalam pemukaan areal perkebunan adalah tetap terjaganya lapisan olah tanah. Selain itu, harus memperhatikan urutan pekerjaan, alat, dan teknik pelaksanaannya.Sebelum melakukan pembukaan lahan terlebih dahulu dilakukan identifikasi vegetasi yang ada pada lahan tersebut. Dari data yang ada maka dapat ditentukan apakah pembukaan lahan dilakukan secara manual, manual mekanis atau secara mekanis saja. Pembukaan areal perkebunan kelapa sawit pada daerah alang-alang dapat dilakukan dengan cara mekanis dan khemis, secara mekanis dilakukan dengan cara membajak dan menggaru, secara khemis dilakukan dengan menyemprot alang-alang dengan racun antara lain Dalapon atau Glyphospate. Pembukaan kelapa sawit juga bisa dengan cara konversi yaitu membuka areal perkebunan dari bekas perkebunan lain. Metode pembukaan lahan yang sebaiknya dilakukan adalah pembukaan lahan tanpa bakar, karena dengan cara membakar hutan dilarang oleh pemerintah dengan dikeluarkannya SK Dirjen Perkebunan No. 38 tahun 1995, tentang pelarangan membakar hutan. Selain itu alasan menggunakan metode ini adalah: mempertahankan kesuburan tanah, menjamin pengembalian unsur hara, mencegah erosi permukaan tanah, dan membantu pelestarian lingkungan.Tahapan untuk pembukaan lahan adalah sebagai berikut : membabat rintisan, mengimas, menebang, merancek, membuat pancang kepala dan membersihkan jalur. Sedangkan tahapan untuk penyiapan lahan adalah : pembuatan teras dan pembuatan benteng (tanggul) sinambung dan rorak. Pembuatan saluran drainase, penanaman tanaman penutup tanah (cover crop), dan pembuatan jalan transportasi.3.PenanamanPenanaman di lapangan sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan atau pada bulan Oktober sampai Februari. Tahapan pekerjaan penanaman adalah sebagai berikut:A.Pembuatan Lubang TanamPembuatan lubang tanam dapat dilakukan satu minggu sebelum penanaman. Pembuatan lubang tanam lebih satu minggu akan memungkinkan tertimbunnya kembali sebagian lubang yang sudah digali dengan tanah yang berada di sekitar galian lubang itu sendiri. Hal ini dapat mengurangi produktivitas tenaga kerja penanaman bibit, karena tenaga kerja harus mengulang kembali penggalian lubang yang telah tertimbun. Begitu pula sebaliknya, penggalian lubang tanam yang terlalu cepat atau kurang dari satu minggu juga tidak dianjurkan karena semakin kecil persiapan untuk mengontol kebenaran ukuran dan posisi lubang.B.Umur dan Tinggi BibitBibit tanaman terlebih dahulu diseleksi sebelum dipindahkan terutama dari segi umur dan tinggi bibit. Penyeleksian bibit dimaksudkan agar bibit yang akan ditanam merupakan bibit yang tahan terhadap hama dan penyakit, serta memiliki produktivitas yang tinggi. Umur bibit yang akan ditanam di lapangan tidak sama di semua tempat. Hal ini disebabkan oleh iklim yang mempengaruhinya. Pemindahan bibit pada umur yang tidak tepat dapat menyebabkan kematian. Bibit dengan umur 12 14 bulan adalah yang terbaik untuk dipindahkan. Bibit yang berumur kurang dari 6 bulan tidak tahan terhadap hama dan penyakit. Sebaliknya, jika melebihi akan menambah biaya penanaman dan waktu tanam. Walaupun umurnya sama, tinggi bibit di pembibitan tidak seragam. Tinggi bibit yang dianjurkan berkisar 70 180 cm. Bibit yang tingginya kurang dari ukuran yang dianjurkan akan menurunkan produksi, sedangkan yang terlalu tinggi, produksinya tidak lebih tinggi dibandingkan tanaman yang berasal dari bibit yang dianjurkan.C.Susunan dan Jarak TanamPembibitan dengan sistem kantong plastik mempermudah pada saat bibit akan dipindahkan. Pembibitan sistem lapangan, pemindahan bibitnya dilakukan dengan cara putaran atau cabutan. Dengan cara putaran, bibit yang akan dipindahkan harus beserta tanahnya. Caranya dengan menggunakan sekop yang tajam. Dalam jarak kira-kira 15 cm dari bibit, sekop ditekankan ke tanah sehingga sebagaian akar terputus. Dalam waktu 2 minggu bibit dibiarkan dan diamati pertumbuhannya. Pada bibit yang masih segar, pemotongan akar yang kedua dapat dilakukan 4 minggu sebelum ditanam dan bibit dapat diputar. Bibit putaran sebaiknya dibungkus dengan kulit batang pisang kering, daun kelapa, atau pembungkus lain. Pembungkusan bertujuan untuk mencegah pecahnya tanah dan mempermudah pengangkutan.D.Waktu TanamPenanaman pada awal musim hujan adalah yang paling tepat karena persediaan air sangat berperan dalam menjaga pertumbuhan bibit tanaman yang baru dipindahkan. Penanaman yang dilakukan pada musim kemarau dapat menyebabkan kematian dan memerlukan biaya yang lebih karena perlu persediaan air. Minimum 10 hari setelah penanaman diharapkan dapat turun hujan secara berturut-turut. Di Indonesia, saat terbaik untuk melakukan penanaman adalah pada bulan Oktober atau November.E.Teknik Penanaman Penentuan Pola TanamanKetika tajuk belum saling menutup, kelapa sawit dapat ditumpangsari dengan segala jenis tanaman pangan/buah-buahan seperti nenas, tapi bila tajuk telah menutupi maka pola tanamnya monokultur. Pembuatan Lubang TanamPengajiran dilakukan untuk menentukan tempat-tempat yang akan dibuat lubang tanam. Air dipasang pada jarak 9 x 9 x 9 m dalam pola segi tiga. Lubang tanam dibaut beberapa hari sebelum tanam dengan ukuran 50 x 40 cm sedalam 40 cm. Cara PenanamanKelapa sawit ditanam pada awal musim hujan, atau setelah turun hujan dengan teratur.a. Lubang tanam dipupuk dengan pupuk fostat Agrophos 250g/lubang.b. Lepaskan plastik polybag dan masukkan bibit.c. Timbun bibit dengan galian atas tanah, padatkan.d. Beri mulsa disekitar batang.

E. Pemeliharaan TanamanPada tanaman kelapa sawit dibedakan menjadi dua fase, yaitu tanaman belum menghasilkan (TBM) dan tanaman menghasilkan (TM). Pada masa TBM merupakan masa pemeliharaan yang banyak memerlukan tenaga dan biaya, karena pada dasarnya merupakan penyempurnaan dari pembukaan lahan dan persiapan tanaman, selain itu pada masa ini sangat menentukan keberhasilan pada masa TM.

F.Panen dan Produksi Umur panenKelapa sawit berbuah setelah berumur 2,5 tahun dan buahnya masak 5,5 bulan setelah penyerbukan. Kelapa sawit dapat dipanen jika tanaman berumur 31 bulan, sedikitnya 60 % buah telah matang panen, dari 5 pohon terdapat 1 tandan buah matang panen. Satu tandan beratnya berkisar 10 kg lebih. Cara Panena. Tandan matang dipanen semuanya dengan kriteria 25 75 % buah luar memberondol atau kurang matang dengan 12,5 25 % buah luar memberondol.b. Potong pelepah daun yang menyangga buah.c. Tandan dipotong.d. Bertanda di bekas potongan dengan nama atau tanggal panene. Tumpuk pelepah daun yang dipotong secara teratur di gawangan dengan cara ditelungkupkan. PengangkutanPengangkutan Tandan Buah Segar (TBS) menuju pabrik pengolahan kelapa sawit dilakukan dengan menggunakan alat transportasi berupa Truk atau Traktor. Sebelum masuk kedalam Loading Ramp, TBS ditimbang terlebih dahulu. Penimbangan bertujuan untuk mengetahui berat muatan (TBS) yang diangkut sehingga memudahkan dalam perhitungan atau pembayaran hasil panen serta memudahkan untuk proses pengolahan selanjutnya. TBS yang telah ditimbang kemudian di periksa atau disortir terlebih dahulu tingkat kematangan buah menurut fraksi fraksinya. Fraksi dengan kualitas yang diinginkan adalah fraksi 2 dan 3 karena pada fraksi tersebut tingkat rendemen minyak yang dihasilkan maksimum sedangkan kandungan Asam Lemak Bebas (free fatty acid) minimum.4. PROSPEK KELAPA SAWITProduksi per hektar kelapa sawit di Indonesia masih berpeluang untuk ditingkatkan. Makin berkurangnya cadangan minyak bumi sebagai sumber energy serta kepedulian masyarakat internasional yang semakin meningkat penyikapi polusi dan pencemaran lingkungan menjadikan CPO (Crude Palm Oil) sebagai bahan pengganti bahan bakar, pelumas, dan deterjen yang selama ini berasal dari minyak bumi menjadi sangat baik, Hal ini dapat dilihat dari semakin membaiknya harga CPO.Harga CPO di Rotterdam, Belanda, pada awal September 2007 sekitar 815 Dollar Amerika per Ton dan Harga tersebut terus meningkat pada November 2007 menjadi 960 Dollar AS per Ton yakni mencapai angka 8.100/kg untuk harga tandan buah segarnya (TBS).

BAB IVPENUTUP

A. KESIMPULAN1. Kelapa sawit merupakan komoditi strategis nasional karena memiliki rantai pemanfaatan yang panjang sehingga banyak sekali manfaat yang dapat diambil antara lain menggantikan peran minyak bumi yang merupakan sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui (non-renewable resources) sebagai bahan bakar dan menghasilkan berbagai produk turunan yang dapat dimanfaatkan yang mengakibatkan meningkatnya industri pengolahan produk turunan dari kelapa sawit. Banyaknya industri tersebut akan mengakibatkan banyak penyerapan tenaga kerja dan menghasilkan peningkatan devisa bagi negara sehingga perekonomian di Indonesia meningkat2. Solusi dari masalah lingkungan yang diakibatkan perubahan penggunaan lahan oleh perkebunan kelapa sawit yaitu dengan penerapan agroforestri. Pada perkebunan kelapa sawit di lahan gambut menggunakan tanaman kehutanan jenis Jelutung 3. Dampak ekologi yang diperoleh dari penerapan agroforestri Sawit-Jelutung yaitu perbaikan fungsi lahan dalam konservasi tanah dan air. Dampak secara ekonomi yaitu tambahan pendapatan perkebunan selain dari hasil kelapa sawit, seperti hasil penyadapan getah jelutung dan kayu jelutung pada umur 10 tahun. Dampak sosial yang diperoleh yaitu dapat meningkatkan penyerapan kerja sehingga juga memperbaiki perekonomian masyarakat sekitar dan terjalin hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan masyarakat sekitarB. SARANDalam penelitian ini dapat penulis sarankan sebagai berikut :1.Kepada masyarakat disarankan untuk memilih bibit yang baik dan unggul sebelum menanam. Karena bibit adalah hal yang paling menentukan tingginya hasil produksi nantinya. Sedangkan lingkungan dan pemeliharaan hanya faktor pendukung.2.Kepada seluruh masyarakat sebaiknya menggunakan minyak sawit karena mengandung kolesterol yang rendah dibandingkandengan minyak nabati lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Maruli Pardamean, Paduan Lengkap Pengelolaan Kebun dan Pengolahan Kelapa Sawit,Agro Media, Jakarta 2008.Ir. Sunarko, M,Si, Budidaya dan Pengolahan Kebun Kelapa Sawit dengan Sistem Kemitraan, Agro Media, Jakarta 2009.