bab i

Upload: beria-kundharindi

Post on 19-Oct-2015

56 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Maksud dan Tujuan Percobaan 1.1.1. Maksud Percobaan Maksud dari percobaan ini adalah agar mahasiswa mengetahui proses dari pembuatan tablet dengan metode granulasi basah, dapat melakukan in process control, dapat mengevaluasi mutu tablet serta dapat mengatasi masalah yang timbul saat pembuatan tablet Acetamol dengan metode granulasi basah.1.1.2. Tujuan Percobaan a. Mahasiswa dapat melakukan proses manufaktur granulasi basahb. Mahasiswa dapat melakukan in process controlc. Mahasiswa dapat mengevaluasi mutu tabletd. Mahasiswa dapat mengatasi masalah yang timbul dalam proses manufaktur

1.2. Prinsip Percobaan Percobaan dilakukan dengan membuat campuran massa granul yang terdiri dari pyridoksin HCl sebagai zat aktif, Granulac dan Avicel pH 101 sebagai pengisi (diluent), Kolidon K-30 dan Aerosol 250 sebagai pengikat (binder), Primogel sebagai penghancur (disintegrant), Mg Stearat sebagai pelincir (lubricant) dan Aerosol sebagai glidant. Setengah dari massa granul yang di dapat kemudian akan di evaluasi, dan setengahnya lagi akan dikempa menjadi tablet. Setelah terbentuk tablet, kemudian akan dilakukan pengujian mutu tablet sebelum di beri etiket dan di kemas.e.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1Teori UmumTablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempacetak, dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang digunakan berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat pelicin, zat pembasah atau zat lain yang cocok.(Departemen Kesehatan RI, 1979)Tablet dibuat terutama dengan cara mengempa massa kempa yang mengalir dari corong ke sisi pengisi lalu ke lubang kempa kemudian dikempa menjadi massa yang kompak atau secara singkat dapat dikatakan bahwa tablet yang dibuat secara kempa (kompresi), menggunakan mesin yang mampu menekan bahan bentuk serbuk atau granul dengan menggunakan berbagai bentuk atau ukuranpunchdandie(Lachman, 1994).Pada umumnya metode pembuatan tablet dengan cara granulasi.Granulasimerupakan suatu proses membesarkan ukuran partikel kecil serbuk yang terikat satu sama lain menjadi besar yang dapat mengalir bebas. Tujuan granulasi adalah membuat massa mengalir bebas, memadatkan campuran bahan, membuat campuran seragam yang tidak memisah, memperbaiki karakteristik kompresibilitas dari zat aktif, mengendalikan kecepatan pelepasan zat aktif dari sediaan, mebgurangi debu dan meningkatkan penampilan tablet.Granulasi dibagi menjadi dua metode, yaitu metode granulasi basah dan granulasi kering. Selain metode granulasi, tablet juga dapat dibuat dengan metode kompresi langsung.2.1.1Granulasi BasahGranulasi basahyaitu memproses campuran partikel zat aktif dan eksipien menjadi partikel yang lebih besar dengan menambahkan cairan pengikat dalam jumlah yang tepat sehingga terjadi massa lembab yang dapat digranulasi.Metode ini biasanya digunakan apabila zat aktif tahan terhadap lembab dan panas.Umumnya untuk zat aktif yang sulit dicetak langsung karena sifat aliran dan kompresibilitasnya tidak baik. Prinsipdari metode granulasi basah adalah membasahi masa tablet dengan larutan pengikat teretentu sampai mendapat tingkat kebasahan tertentu pula, kemudian masa basah tersebut digranulasi(Lachman, 1994).2.1.2Evaluasi tablet2.1.2.1Uji Sebelum Pencetakan Tableta.Kerapatan (Densitas)Bobot per satuan volume dari partikel padat dinyatakan sebagai kerapatan sejati. Jika serbuk dimampatkan hingga memadat, akan didapatkan volume yang lebih kecil; kerapatannya dihitung dari volume terkecil tersebut dan disebut kerapatan mampat. Partikulat dapat berupa keadaan yang keras, lembut atau keadaan yang berpori. Kesukaran akan timbul jika dilakukan percobaan untuk memeriksa volume partikel yang mengandung retakan-retakan halus, pori internal dan rongga kapiler.Kerapatancurah merupakan massa serbuk dibagi dengan volume ruah.Kompresibilitas (%) = X 100 % (Aulton, 1989)b.Laju AlirJika aliran suatu serbuk dari dalam bejana melalui lubang kecil diamati, akan terlihat dua kemungkinan jenis alir yang berbeda bentuk sifat alirnya yaitu : jenis alir bebas atau jenis lengket. Jenis alir bebas memungkinkan serbuk dapat mengalir dengan mantap dan kontinyu, sedangkan jenis kohesif mengalami kesukaran untuk mengalir. Sifat alir serbuk tersebut dipengaruhi oleh ukuran partikel; bentuk; porositas dan kerapatan dan susunan (tekstur) permukaan. Kebalikan dari sifat kohesif adalah dustibility yaitu kemudahan serbuk untuk bertabur.Sudut istirahat adalah sudut yang terbentuk antara lereng suatu timbunan serbuk dengan bidang horizontal. Sudut istirahat dipengaruhi fraksi antar partikel-partikel. Makin kasar dan tidak beraturan permukaan partikel, akan semakin besar sudut istirahatnya.Umumnya serbuk mempunyai sudut istirahat sekitar 34oCsampai 48oC. Serbuk yang lebih mudah mengalir mempunyai sudut istirahat yang kecil.(Aulton, 1989)2.1.2.2Uji Setelah Pencetakan Tableta.Keseragaman Ukuran dan Bobot1)Uji Keseragaman UkuranKeseragaman ukuran kecuali dinyatakan lain, diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 1/3 tebal tablet2)Uji Keseragaman BobotDitimbang 20 tablet, dihitung berat rata-rata tiap tablet. Jika ditimbang satu per satu, tidak boleh lebih dari 2 tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari harga yang ditetapkan kolom A, dan tidak satu tablet pun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih dari harga yang ditetapkan kolom B.Bobot rata-rataPenyimpangan bobot rata-rata dalam %

AB

300 mg15 %10 %7,5 %5 %30 %20 %15 %10%

(Departemen Kesehatan RI, 1979)b.Uji KekerasanUji kekerasan diukur dengan memberi tekanan terhadap tablet. Tablet harus mempunyai kekuatan dan kekerasan tertentu serta dapat bertahan dari berbagai goncangan mekanik pada saat pembuatan, pengepakan dan transportasi. Alat yang biasa digunakan adalah hardness tester. Kekerasan adalah parameter yang menggambarkan ketahanan kaplet dalam melawan tekanan mekanik seperti goncangan, kikisan dan terjadi keretakan kaplet selama pembungkusan, pengangkutan dan pemakaian. Kekerasan ini dipakai sebagai ukuran dari tekanan pengempaan (Parrott, 1971).

1) Waktu HancurWaktu hancur tablet berkaitan dengan daya hancur yang sangat penting untuk tablet yang mengandung bahan obat (seperti antasida dan diare) yang tidak dimaksudkan untuk diabsorpsi tetapi lebih banyak bekerja setempat dalam saluran cerna. Dalam hal ini, daya hancur kaplet memungkinkan partikel obat menjadi lebih luas untuk bekerja secara lokal dalam tubuh.2) FriabilitasUji friabilitas menentukan kecenderungan tablet untuk pecah atau kehilangan berat. Pengukuran dilakukan dengan cara menghitung kehilangan berat tablet sebelum dan sesudah pengujian. Ketahanan terhadap kehilangan berat menunjukkan tablet tersebut bertahan terhadap goresan ringan atau benturan yang terjadi selama penanganan, pengemasan, dan pengiriman.Tablet ditimbang sebanyak kurang lebih enam koma 5 gram, kemudian dimasukkan ke dalam alat penguji kekerasan. Alat dijalankan selama empat menit dengan kecepatan putaran dua puluh lima putaran per menit. Tablet yang masih utuh ditimbang, kemudian dihitung kehilangan bobotnya. Kehilangan bobot yang masih diperbolehkan tidak lebih dari 0,8%.Friabilitas Kaplet = X 100 %Keterangan :W1 = Berat AwalW2 = Berat Akhir(Ansel,1989)2.2Uraian Bahan2.2.1Pyridoksin HClNama lain:5-hidroksi-6-metil-piridina-3,4-dimetanol hidrokloridaStruktur molekul: C8H11NO3.HClBerat molekul: 205,64Pemerian:Hablur putih atau tidak berwarna, atau serbuk hablur putih; tidak berbau, rasa asinKelarutan: Mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol (95% P); praktis tidak larut dalam eter P.Suhu lebur: 204oC dan 208oC disertai penguraianPenyimpanan: Dalam wadah tertutup, terlindung dan cahaya(Departemen Kesehatan RI, 1995)Mekanisme kerja: Sebagai koenzim pada metabolisme asam amino, karbohidrat dan lipidFarmakokinetik: Piridoksin, piridoksal dan pyridoxamine dapat segera dari saluran cerna setelah dosis oral dan dikonversi ke bentuk aktif fosfat piridoksal dan pyridoxamine fosfat. Kemudian disimpan terutama di dalam hati dimana ada oksidasi menjadi asam 4-pyridoxic dan metabolit aktif lainnya yang diekskeresikan dalam urin (Sweetman, 2009).Indikasi: Defisiensi atau kekurangan pyridoxine, termasuk diet yang tidak memadai, penyebab obat yang diinduksi (misalnya isoniazid, hydralazine, kontrasepsi oral) atau kesalahan metabolisme bawaan.Kontraindikasi: Pertimbangan standar(Troy, 2005)Efek samping:Neuropati sensorik pada dosis tinggu yang diberikan untuk waktu yang lama (British Pharamcopeia Commission, 2009).Interaksi obat:Cycloserine, INH, Hydralazine, kontrasepsi oral, penisilamin, peningkatan kebutuhan pyridoksin, penurunan efek levopoda (interaksi terjadi dengan levopoda/carbidopa dalam kombinasi dengan pyridoksin), kadar serum fenitan memungkinkan terjadi penurunan, dan tidak kompatibel dengan larutan alkali, garam besi dan oksidator.Dosis: -Defisiensi dietary: Adults: PO/IM/IV 10-20 mg/hari untuk 3 minggu. Obat terinduksi anemia defisiensi atau neuritis: Adults: PO/IV/IM 100-200 mg/hari untuk 3 minggu diikuti dengan 25-100 mg/hari Neuropati: Adults: PO/IM/IV 50-200 mg/hari Sindrom ketergantungan vitamin B6Adults: PO/IM/IV 600 mg, diikuti dengan 30 mg/hari untuk hidup. Ketergantungan telah dicatat pada orang dewasa diberikan 200 mg/hari. Pyridoxine bayi yang ketergantungan: IM/IV 10-100 mg diikuti 2-100 mg/hari. Gangguan metabolik: Adults: PO/IM/IV 100-500 mg/hari Keracunan isoniazid : Adults dan anak-anak: IV 4 gram, IV diikuti 1 gram 1M selama 30 menit sampai dosis piridoksin seimbang dengan dosis isoniazid yang diberikan.(Tatro, 2003)2.2.2PrimojelSinonim:Sodium starch GlycolateBerat molekul:5105-1106Pemerian:Berwarna putih sampai tidak putih, tidak berbau, tidak berasaPenggunaan:Disintegran tablet dan kapsul 2-8% dan optimum pada 4%Bulk density:0,81 g/cm3 Tapped density:0,98 g/cm3True density:1,56 g/cm3 Titik leleh:Tidak meleleh, tapi disekitar 200oCKelarutan:Sedikit larut dengan etanol 95%, praktis tidak larut dalam air pada konsentrasi 2% w/w sodium starch glycolate terdispersi dalam air dinginStabilitas:Stabil dan harus disimpan ditempat tertutup rapat untuk melindungi dari perubahan kelembaban dan temperaturInkompatibilitas:Inkompatibilitas dengan asam askorban2.2.3GranulacSinonim:Lactose Monohydrate, CapsulacStruktur molekul:C12H22O11.H2OBerat molekul:360,31Pemerian:Partikel bentuk kristal yang putih atau serbuk. Tidak berbau dan memiliki sedikit rasa manis, kadar manis alpha ractose 20%Penggunaan:Dapat digunakan sebagai bahan pengisi dan diluent dalam pembuatan tablet dan kapsul. Dapat juga sebagai diluent sediaan inhalasi. Biasanya kelas lactose yang baik digunakan sebagai fase dalam metode granulasi basah atau proses pengecilan ukuran partikel. Dapat juga sebagai bahan pengikat tambahan yang efisienBulk density:0,54 g/cm3 Tapped density:0,80 g/cm3True density:1,545 g/cm3 Titik leleh:201-202oCStabilitas:Dalam penyimpanan tertutup rapat hindari keadaan lembab (< 80%) dan hangat bila keadaan terbuka, karena akan perubahan warna bahan baik kecoklatan atau kuningInkompatibilitas:Inkompatibilitas dengan asam amino, amfetamin dan lisinopril2.2.4Avicel pH 101Sinonim:MikrokristalinStruktur molekul:(C6H10O5)n dimana n= 220Berat molekul:36.000Pemerian:Serbuk hablur sangat halus, putih, tidak berbauPenggunaan:Adsorben (20-90%), antiadherent (5-20%), pengikat/pengisi (20-90%), disintegran (5-15%).Bulk density:0,32 g/cm3 Tapped density:0,45 g/cm3True density:1,512-1,668 g/cm3 Flowability:1,41 g/sTitik leleh:260-270oCKelarutan:Sukar larut dalam larutan NaOH 5% b/b, praktis tidak larut dalam air, asam encer dan sebagian besar pelarut organikKandungan air:< 5%Stabilitas:Stabil, meskipun higroskopis. Harus disimpan dalam wadah tertutup baik pada tempat sejuk dan keringInkompatibilitas:Inkompatibilitas dengan agen-agen oksidator kuat2.2.5AerosilSinonim:Colloidal Silicon DioxideStruktur molekul:SiO2Berat molekul:60,08Pemerian:Uap silika submikroskopik dengan ukuran partikel sekitar 15 nm. Berwarna putih terang, tidak berbau, tidak berasaPenggunaan:Adsorben, anticaking agent, penstabil emulsi (emulgator), glidant, suspending agent, disintegran tablet, peningkat viskositasBulk density:0,029-0,042 g/cm3 Flowability:35,52%Titik leleh:1600oCKelarutan:Praktis tidak larut dalam pelarut organik, air dan asam kecuali asam fluorida, larut dalam larutan alkali hidroksida membentuk dispersi koloid dengan airKeasamaan:pH 3,5-4,4 (4% dispersi berair b/v)Stabilitas:Wadah tertutup baikInkompatibilitas:Inkompatibilitas dengan dietil stil bestrol2.2.6Magnesium stearat Sinonim:Magnesium octadecanoate; octadecanoic acid, garam Magnesium; asam stearatStruktur molekul:C36H70MgO4Berat molekul:591,34Pemerian:Serbuk halus; putih, licin dan mudah melekat pada kulit; bau lemah khasPenggunaan:Lubrikan tablet dan kapsulBulk density:0,159 g/cm3 Tapped density:0,286 g/cm3True density:1,092 g/cm3 Flowability:Kohesif, alirin burukTitik leleh:117-150oC (sampel komersial), 126-130oC (Magnesium stearat)Kelarutan:Praktis tidak larut dalam air, dalam etanol (95%) P dan dalam eter P, sedikit larut dalam benzen hangatStabilitas:Wadah tertutup, ditempat sejuk dan keringInkompatibilitas:Inkompatibilitas dengan asam kuat, alkalis, garam besi. Hindari mencampurkan bahan dengan material pengoksidasi kuat. Mg stearat tidak dapat digunakan pada produk yang mengandung aspirin, vitamin dan terutama garam alkoloid(Rowe, 2009)

BAB IIIMETODE KERJA

3.1. Alat dan Bahan3.1.1. Alata. Alat pencetak tabletb. Gelas ukur 100 mLc. Loyangd. Mangkuk e. Mesh ukuran 20, 60,80,100,120f. Oveng. Pipet tetesh. Retsh vibratori. Rolling and impact durability testerj. Sendok tandukk. Timbangan analitikl. Toples3.1.2. Bahana. Aerosil 250b. Aluminum foilc. Aquadesd. Avicel pH 101e. Botolf. Granulac g. Kertas perkamenh. Kollidon K-30i. Magnesium stearatj. Primojelk. Pyridoksin HCll. Sarung tangan plastik

3.2. Prosedur Kerja3.2.1. Pembuatan tableta. Disiapkan alat dan bahanb. Ditimbang pyridoksin HCl, primojel, magnesium stearat, aerosil 250, kollidon k-30, granulac dan avicel pH 101.c. Di milling semua bahan di dalam mortird. Dimasukkan pyridoksin HCl, primojel, aerosil 250, kollidon K-30, granulac dan avicel pH 101 ke dalam mortir dan dihomogenkan.e. Dibuat cairan penggranulasi dengan cara mencampurkan kollidon k-30, aerosil dan aquades hingga homogen.f. Dipindahkan campuran bahan (d) ke dalam wadah baskom, kemudian ditambahkan cairan penggranulasi yang telah dibuat hingga terbentuk massa yang diinginkan. Dicatat jumlah cairan penggranulasi yang dibutuhkan.g. Diayak campuran bahan no.5 dengan mesh 20 hingga terbentuk granul basah.h. Dipindahkan granul basah ke atas loyang dan disebarkan, kemudian dioven pada suhu 50C selama 10 menit.i. Diayak kembali granul dengan mesh 20 hingga terbentuk granul kering.j. Ditimbang bahan untuk fase luar magnesium stearat dan aerosil 250.k. Dicampur bahan fase luar dengan granul kering dalam wadah tertutup rapat hingga homogen.l. Ditimbang bobot akhir granul kering, kemudian dibagi 2 untuk dilakukan evaluasi granul dan sebagian lagi dilakukan pencetakan. Dilakukan evaluasi granul :1) Daya alir dan sudut istirahata) Dipasang corong pada statif dengan jarak ujung pipa bagian bawah ke bidang datar 10 0,2 cmb) Ditimbang 100 gram bahanc) Dituang bahan tersebut ke dalam corong dengan dasar lubang corong ditutupd) Dibuka tutup dasar lubang corong sambil dinyalakan stopwatche) Dicatat waktu yang diperlukan mulai bahan mengalir sampai bahan dalam corong habisf) Dihitung kecepatan alirg) Diukur tinggi timbunan bahan dibawah corong hasil penentuan kecepatan alirh) Diukur jari-jari alas kerucut timbunan bahan tersebuti) Dihitung sudut istirahat2) Distribusi ukuran partikela) Ditimbang 50 mg granulb) Ditimbang bobot masing-masing pengayak dan pan penampung yang akan digunakanc) Disusun pengayak-pengayak tersebut dengan ukuran terbesar terletak diatas dan pan penampung dibawahd) Diletakkan susunan pengayak tersebut diatas Retsh vibratore) Diletakkan granul yang telah ditimbang pada pengayak paling atas, ditutup dan dikencangkanf) Digetarkan pengayak selama 10 menitg) Ditimbang bobot masing-masing pengayak dan granul yang terdapat didalamnyah) Dihitung bobot granul yang terdapat pada masing-masing pengayak dan pada pan penampungi) Dibuat tablet dan kurva distribusi ukuran partikel3) Berat Jenisa) Dimasukkan sejumlah granul secara perlahan-lahan dalam gelas ukur 100 mL (dimiringkan pada sudut 45C dengan cepat atau dapat melalui corong)b) Ditegakkan gelas ukur dan digoyangkan (secara perlahan-lahan, jangan diketuk) untuk meratakan permukaan bahan dan dibaca volumenyac) Dihitung bobot jenis nyata granul4) Kompresibilitasa) Dihitung dengan rumus perbandingan bobot jenis nyata dan bobot jenis mampat yang diperoleh dari poin 3)5) Kandungan lembaba) Ditimbang 5 gram bahan, diratakan permukaannya pada wadahb) Diatur letak lampu pemanas tepat diatas bahanc) Dikeringkan setiap 15 menitd) Ditimbang tiap 15 menit pengeringane) Dihitung kandungan lembabm. Dilakukan pencetakan tablet pada mesin kompres tabletn. Dievaluasi tablet meliputi :1) Keseragaman bobota) Ditimbang satu persatu tablet hasil pencetakan menggunakan timbangan analitikb) Dicatat hasil pengukuran bobot masing-masing bahan2) Keseragaman ukuran tableta) Diukur tebal dan diameter masing-masing tablet dengan menggunakan jangka sorong sebanyak 10 tabletb) Dicatat hasil pengukuran tablet dan diameter masing-masing tablet3) Kekerasan tableta) Ditempatkan tablet pada ujung alat dan skala alat menunjukkan angka nolb) Diputar pangkar alat sampai tablet pecah dan skala yang terbaca menunjukkan angka kekerasan tabletc) Dicatat hasil uji kekerasan masing-masing tablet sebanyak 10 tablet4) Friabilitasa) Dibersihkan tablet satu persatu dari debu dengan menggunakan sikat halus sebanyak 10 tabletb) Ditimbang seluruh tablet menggunakan timbangan analitikc) Dimasukkan masing-masing 10 tablet ke dalam alat uji rolling and impact durability testerd) Dinyalakan alat uji pada 25 rpm selama 4 menite) Ditimbang kembali sejumlah tablet yang dimasukkan ke dalam masing-masing alat

BAB IVHASIL PENGAMATAN

1. 2. 3. 4. 4.1. Tabel pengamatan4.1.1. Tabel penimbanganNama bahanJumlah1 tablet (milligram)Jumlah 1 tablet(persen)Jumlah1 batch(gram)

Pyridoksin HCl (D)20 mg-20 g

Primojel (D)4 mg2 %425 g

Mg stearat (L)3 mg1,5 %3 g

Aerosil 250 (D)0,9 mg0,45 %0,9 g

Kolidon k-30 (D)9 mg4,5 %9 g

Granulac (D)134,3 mg67,15 %134,3 g

Avicel pH 101 (D)20 mg10 %20 g

Primojel (L)8 mg4 %8 g

Aerosil 250 (L)0,8 mg0,4 %0,8 g

1. 2. 3. 4. 4.1. 4.1.1. Keterangan : (D) = Fase dalam (L) = Fase luar4.1.2. Pengujian mutu granula. Distribusi ukuran partikelNo meshBerat granul (g)

200,410

404,485

602,568

801,498

1001,012

b. Berat jenis nyata (bulk density) dan berat jenis mampat (tapped density)1) Bulk densityBerat granul (g)Volume (mL)B

46,1881000,924

2) Tapped densityInterval pengetukanVolumeT

100451,026

200451,026

30044,81,031

40044,81,031

50044,81,031

T rata-rata1,029

c. Kandungan lembabBobot awalBobot tiap 15 menit% MC rata-rata% LOD rata-rata

123

1,0050,9490,8380,77914,85%18,26%

d. Kecepatan alirBobot(g)Waktu (detik)Kecepatan alir rata-rata

123

46,188275263237

Kecepatan alir16,717,5619,417,8

e. Sudut istirahath (cm)r (cm)g

1,65,4516,36

25,221,03

1,95,419,38

rata rata18,92

4.1.3. Pengujian mutu tablet1. 2. 3. 4. 4.1. 4.2. 4.3. a. Keseragaman bobot tabletTablet ke-Berat tablet (g)

10,164

20,153

30,178

40,234

50,174

60,179

70,201

80,170

90,219

100,230

b. Keseragaman ukuran tabletTablet ke-Diameter (mm)Tebal (mm)

14,468,25

24,308,41

34,478,45

44,448,40

55,238,34

64,108,34

74,228,14

84,228,45

94,258,19

104,228,29

c. Kekerasan tabletTablet ke-Berat tablet (g)

1200

2650

31630

41070

5185

620

7435

850

92015

10165

d. Friabilitas WaWb

2,0101,989

4.2. Perhitungan4.2.1. Perhitungan bahana. Berat bahan dalam 1 tablet (200 mg)1) Pyridoxin HCl (D)

2) Primojel 2% (D)

= 4 mg3) Primojel 4% (L)

= 8 mg4) Mg stearat 1,5% (L)

= 3 mg5) Aerosil 250 0,45% (D)

= 0,9 mg6) Aerosil 250 0,4% (L)

= 0,8 mg7) Kolidon k-30 4,5% (D)

= 9 mg8) Granulac 67,15% (D)

= 134,3 mg9) Avicel pH 101 10% (D)

= 20 mgb. Berat bahan dalam 1 batch (1000 tablet)

1. 2. 3. 4. 4.1. 4.2. Pengujian mutu granul4.2.2. Berat jenis nyata (bulk density) dan berat jenis mampat (tapped density)a. Bulk density

b. Tapped density1) Interval pengetukan 100

2) Interval pengetukan 200

3) Interval pengetukan 300

4) Interval pengetukan 400

5) Interval pengetukan 500

4.2.3. Kompresibilitas

4.2.4. Kandungan lembaba. Replikasi 1

b. Replikasi 2

c. Replikasi 3

4.2.5. Kecepatan alira. Replikasi 1

b. Replikasi 2

c. Replikasi 3

4.2.6. Sudut istirahata. Replikasi 1

b. Replikasi 2

c. Replikasi 3

4.3. Pengujian mutu tablet4.3.1. Keseragaman bobot tablet

4.3.2. Keseragaman ukuran tablet

mm

mm

4.3.3. Kekerasan

4.3.4. Friabilitas

BAB VPEMBAHASAN

Menurut farmakope Indonesia IV tablet ialah sediaan padat kompak, dibuat dengan cara kempa cetak dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan yg digunakan dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat pelicin, zat pembasah atau zat lain yang cocok. Granulasi serbuk adalah proses membesarkan ukuran partikel kecil yang dikumpulkan bersama-sama mejadi agregat (gumpalan) yang lebih besar, secara fisik lebih kuat dan partikel orisinil masih terdenifikasi dan membuat agregat menalir bebas. Granulasi basah adalah proses menambahkan cairan pada suatu serbuk atau campuran serbuk dalam suatu wadah yang dilengkapi dengan pengadukan yang akan menghasilkan algomerasi. Prinsip dari metode ntu ini ialah membasahi massa tablet dengan larutan pengikat tertentu sampai mendapat tingkat kebasahan tertentu pula, kemudian massa tablet dengan metode granulasi basah Kelebihan granulasi basah yaitu : Kohesivitas dan ketermampatan meningkat; distribusi dan keseragaman kandungan yang baik; serbuk ruah dan berdebu dapat ditangani; dapat mencegah pemisahan komponen campuran serbuk yang homogen selama pemprosesan; laju disolusi zat aktif yang tidak larut dapat ditingkatkan dan bentuk sediaan lepas-terkendali dapat dibuat dengan pemilihan pengikat dan pelarut yang sesuai. Kelemahan granulasi basah yaitu : biaya yang besar, mutu stabilitas zat aktif dalam proses pengeringan dapat berubah; kemungkinan bahan yang hilang selama pemprosesan ketika pemindahan bahan dari satu unit operasi ke unit lain; banyaknya tahap dan proses yang harus divalidasi dan zat aktif yang tidak stabil terhadap panas dan lembab tidak dapat dilakukan pada metode ini. Formulasi ini menggunakan pyridoksin HCl sebagai zat aktif dengan metode granulasi basah. Pyridoksin HCl mudah larut dalam air; sukar larut dalam etanol (95%), dan praktis tidak larut dalam eter. Pyridoksin HCl diindikasikan untuk defisiensi atau kekurangan pyridoxine. Mekanisme kerja dari pyridoksin HCl sebagai koenzim pada metabolisme asam amino, karbohidrat dan lipid. Pyridoksin, pyridoksal dan Pyridoxamine dapat segera dari saluran cerna setelah dosis oral dan dikonversi ke bentuk aktif fosfat pyridoksal dan pyridoxamine fosfat. Kemudian disimpan terutama di dalam hati dimana terjadi oksidasi menjadi asam 4-pyridoxic dan metabolit aktif lainnya diekskresikan dalam urin. Dosis yang diberikan untuk defisiensi pada dewasa 10-20 mg/hari untuk 3 minggu. Efek samping yang diberikan pada pyridoksin ialah neuropati sensorik pada dosis tinggi yang diberikan untuk waktu yang lama. Senyawa vitamin B6 terdiri dari metadoksin, Pyridoksal fosfat, Pyridoksamin hidroklorida dan Pyridoksin hidroklorida. Umumnya yang digunakan dari senyawa vitamin B6 ialah pyridoksin hidroklorida. Pyridoksin stabil pada suhu dan kelembaban sehingga dapat digunakan pada metode granulasi basah. Zat tambahan yang digunakan ialah primojel sebagai disintegran, magnesium stearat sebagai lubrikan, aerosil 250 sebagai pengikat, kollidon k-30 sebagai pengikat , Granulac sebagai pengisi, avicel pH 101 sebagai pengisi dan aerosol 250 sebagai glidan. Granulac atau lnama lain laktosa monohidrat punyai kecepatan mepelepasan zat aktif lebih baik, mudah dikeringkan dan stabil terhadap variasi moderat dalam kekerasan tablet pada pengempaan. Bentuk hidrat dari laktosa biasanya digunakan dalam metode granulasi basah dan granulasi kering. Laktosa merupakan eksipien yang baik sekali digunakan dalam tablet yang mengandung zat aktif berkonsentrasi kecil karena mudah melakukan pencampuran homogen. Bobot pyridoksin HCl yang kecil yaitu 20 mg sehingga sangat sesuai bila menggunakan laktosa monohidrat sebagai pengisi. Laktosa inkompatibel dengan asam askorbat, salisilamida, pirilamin maleat dan fenileferin hidroklorida. Sehingga disimpulkan bahwa pyridoksin HCl kompaktibel dengan laktosa monohidrat maka dapat digunakan sebagai pengisi. Avicel merupakan pengisi tablet yang memberika kompresibilitas yang baik. Hal ini disebakan ikatan hidrogen pada gugus hidrogen dalam molekul selulosa yang berdekatan memberikan kekuatan dan kekohesifan padatan (kompak). Avicel pH 101 digunakan karena ukuran partikel avicel pH 101 lebih kecil sehingga distribusi partikel lebih baik. Kollidon atau povidon sebagai pengikat yang umumnya digunakan sebagai pengikat pada granulasi basah. Kollidon mudah higroskopis sehingga lebih sesuai dibuat sebagai larutan. Sehingga kollidon lebih sesuai menggunakan metode granulasi basah. Kollidon yang digunakan ialah kollidon K-30. K-30 menunjukkan tingkat viskositas kollidon . Kollidon K-30 mempunyai laju disolusi yang lebih cepat dibandingkan dengan kollidon K-90. Kollidon K-30 kompaktibel dalam larutan dengan garam organik, resin alami dan sintetik dan bahan kimia lain. Sehingga dapat digunakan sebagai pengikat pada pyridoksil HCl. Kemampuan Kollidon K-30 dalam mengikat lebih lemah disbanding dengan kollidon K-30 sehingga digunakan juga aerosil 250 sebagai pengikat. Formulasi ini memakai bobot tablet sebesar 200 mg dengan 1 batchnya 1000 tablet. Fase dalam terdiri dari Pyridoksin HCL, Primogel, Aerosil 250 , Kollidon K-30 , granulac dan Avicel pH 101. Pyridoksin HCl yang digunakan 20 mg pada 1 tablet atau 20 g pada 1 batch. Primogel yang digunakan 4% dalam 200 mg yaitu 8 mg pada 1 tablet atau 8 g pada 1 batch. Granulac yang digunakan 67,15% dalam 200 mg yaitu 134,4 mg pada 1 tablet atau 134,3 g pada 1 batch. Avicel pH 101 yang digunakan 10% dalam 200 mg yaitu 20 mg pada 1 tablet atau 20 g pada 1 batch. Aerosil 250 yang digunakan 0,45% dalam 200 mg yaitu 0,9 mg pada 1 tablet atau 0,9 g pada 1 batch. Kollidon K-30 yang digunakan 4,5% dalam 200 mg yaitu 9 mg pada 1 tablet atau 9 g pada 1 batch. Berat granul kering ialah 188,258 gram. Fase luar terdiri dari Primogel, mg stearat dan aerosil 250. Primogel yang digunakan 2% dalam 200 mg yaitu 3,92 g pada 1 batch. Magnesium stearat yang digunakan 1,5% dalam 200 mg yaitu 2,94 g pada 1 batch. Aerosil 250 yang digunakan 0,4 % dalam 200 mg yaitu 0,784 g pada 1 batch.Langkah produksi diawali penimbangan semua bahan, kemudian proses milling atau pengecilan ukuran partikel setiap bahan. Setelah itu dilakukan proses mixing fase dalam yaitu Pyridoksin HCl, Granulac, avicel pH101 dan Primojel. Kemudian dibuat larutanb penggranulasi yaitu kollidon K-30 dan aerosil dilarutkan dalam air sebanyak 15 g. Selanjutnya, dilakukan granulasi basah. Pengeringan granul basah 50-60C dalam lemari pengering selama 15 menit kemudian ditimbang didapat bobot kering. Dilakukan pengayakan dengan mesh no 20. Tujuan digunakan mesh no 20 agar serbuk yang diperoleh tidak berukuran terlalu kecil. Hal ini disebabkan daya alir dapat dipengaruhi oleh ukuran partikel. Ukuran partikel yang lebih besar menunjukkan aliran yang lebih baik. Kemudian mencampur granul dengan fase luar (primogel, mg stearat dan aerosil ). Setelah itu dilakukan uji evaluasi mutu serbuk.Uji evaluasi mutu serbuk terdiri atas uji daya alir, uji sudut istirahat, uji berat jenis dan uji kandungan lembab. Hasil daya alir serbuk ialah 17,8 g/detik. Standar daya alir ialah >10 g/detik berarti bebas mengalir; 4-10 g/detik berarti mudah mengalir; 1,6-4 g/detik berarti sukar mengalir dan