bab i

Upload: dining-nika

Post on 16-Oct-2015

18 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Laporan Semanggi

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangSalah satu tanaman paku air yang mudah ditemukan saat ini adalah semanggi air. Semanggi air merupakan anggota paku air dari genus Marsilea yang beranggotakan sekitar 35 spesies salah satunya adalah Marsilea crenata atau semanggi air. Tanaman ini dapat ditemukan di ekosistem air tawar seperti sungai, kolam dan rawa maupun ekosistem buatan seperti sawah. Morfologi tumbuhan ini khas karena bentuk daunnya yang menyerupai payung yang tersusun dari empat anak daun berhadapan. Batangnya terspesialisasi menjadi geragih dan memiliki cabang lateral yang pendek. Sebagian orang menganggap tanaman ini adalah gulma karena kemampuan reproduksinya yang cepat dengan bertunas. Namun di daerah Jawa Timur, masyarakat memanfaatkan semanggi air untuk dikonsumsi menjadi bahan lalapan pecel khas Surabaya. Daun dan tangkainya diolah dengan cara dikukus dan ditambah bumbu kacang agar siap dikonsumsi. Meskipun menjadi makanan khas Surabaya, persebaran habitat tanaman ini justru tersentralisasi di daerah Benowo, Surabaya Barat.Adanya pemanfaatan tanaman ini sebagai bahan makanan dan terbatasnya persebaran habitat tanaman semanggi air maka perlu cara agar tanaman ini menjadi mudah dipelajari dan diteliti lebih lanjut. Dengan membuat herbarium kering dan memberi informasi secara morfologis dan anatomis, maka pemanfaatan semanggi air di waktu mendatang dapat dilakukan secara efektif.

1.2 Rumusan MasalahPada percobaan ini rumusan masalah yang digunakan adalah sebagai berikut.1. Bagaimana struktur morfologis tanaman semanggi air (Marsilea crenata).2. Bagaimana struktur anatomis tanaman semanggi air (Marsilea crenata).3. Bagaimana cara membuat herbarium tanaman semanggi air (Marsilea crenata)

1.3 TujuanPenelitian ini memiliki beberapa tujuan, yaitu sebagai berikut.1. Mengetahui struktur morfologis tanaman semanggi air (Marsilea crenata).2. Mengetahui struktur anatomis tanaman semanggi air (Marsilea crenata).3. Mengetahui cara membuat herbarium tanaman semanggi air (Marsilea crenata)

BAB IITinjauan Pustaka

2.1 KlasifikasiSemanggi air merupakan salah satu anggota paku air (Salviniales) darimargaMarsilea yang tumbuh di ekosistem air tawar. Semanggi air bertubuh ramping dan merayap karena batangnya bertipe geragih. Akarnya berkembang pada dasar dari setiap daun. Daunnya berbentuk seperti paying dengan empat anak daun dan terlihat mengapung di permukaan air. Tumbuhan ini memiliki beberapa nama seperti jukut calingcingan (Sunda), tapak itek (Malaysia), upat-upat (Filipina), chutul phnom (Kamboja), pak vaen (Laos), phak waen (Thailand), dan water clover fern (Inggris). Tumbuhan ini sering dianggap sebagai hama pada tanaman padi namun memiliki nilai kegunaan yang beraneka ragam (Afriastini dalam Sulistiono 2009).Klasifikasi dan identifikasi semanggi air (Marsilea crenata) menurut LIPI diacu dalam Sulistiono (2009) adalah sebagai berikut.Kingdom : PlantaeSubkingdom : TracheobiontaDivisi : PteridophytaKelas : PteridopsidaOrdo : MarsilealesFamili : MarsileaceaeGenus : MarsileaSpesies : Marsilea crenata

2.2 Morfologi Semanggi Air (Marsilea crenata)Semanggi air dapat tumbuh merambat di lingkungan perairan dangkal dengan tinggi tangkai mencapai 30 cm dan bagian daun yang mengapung di atas permukaan air berukuran diameter 7 cm. Daun semanggi memiliki empat helai anak daun dengan ukuran panjangnya sekitar 2,5 cm dan lebar 2,3 cm. Daun terletak di ujung tangkai daun, bertekstur tipis dan lembut berwarna hijau gelap, bertepi rata. Akar pada tanaman semanggi air tertanam dalam lumpur di dasar perairan. Sporocarp yang merupakan struktur reproduksi berbentuk ginjal atau jorong yang terletak sedikit di atas pangkal tangkai daun, terdapat sebanyak 1 sampai 6 buah dengan ukuran 3-4 mm, dan panjang tangkai sporocarp 5 mm. Tangkai pada sporocarps tidak bercabang, di ujung yang berbentuk melingkar terdapat seperti gigi kecil dan ditutupi dengan rambut caduceus berhimpitan dan tegak lurus dengan tangkai (Afriastini dalam Sulistiono 2009).Batangnya terspesialisasi menjadi geragih (stolon), yaitu cabang yang panjang dan ramping yang berkembang dari tunas ketiak. Geragih berbaring di atas tanah dan pada bagian bawahnya muncul akar serabut. Pada buku-bukunya kuncup ketiak tumbuh menghasilkan daun-daun baru, sedangkan bagian bawahnya membentuk akar sehingga jadilah tanaman baru. Jika bagian geragih di antara dua buku itu hancur dan mati maka terdapat tanaman baru yang saling terpisah. Contoh: strawberry dan pegagan (Leonita 2011).

2.3 Anatomi Semanggi Air (Marsilea crenata)2.3.1 DaunJaringan penyusun daun diantaranya yaitu jaringan epidermis, palisade, bunga karang, parenkim, dan jaringan pengangkut. Ada tiga jenis daun yaitu tipe daun yang mengapung (floating leaves), tipe daun tenggelam dalam air (submerged leaves), dan aerial leaves. Pada tipe daun floating leaves dan submerged leaves hidup di air sedangkan tipe aerial leaves hidupnya di daratan. Daun yang tenggelam, petiole cenderung lembut dan memiliki ruang udara sedangkan daun yang mengapung, stomata terbatas pada lapisan atas daun (Bold et al. dalam Sulistiono 2009). Dinding sel epidermis mengalami penebalan yang tidak merata. Penebalan dinding sel epidermis bagian luar tergantung pada jenis tumbuhan dan terutama lingkungan tempat tumbuhan tersebut hidup. Daun tumbuhan yang hidupnya tenggelam di dalam air, mempunyai dinding sel epidermis yang tipis dengan penebalan kutikula yang tipis pula (Budiono 2011).Mesofil pada tanaman dikotil dibedakan antara bagian palisade dan bunga karang. Mesofil daun terletak di sebelah dalam epidermis dan tersusun dari jaringan parenkim yang mengandung kloroplas, sehingga pada bagian inilah fungsi fotosintetik dari daun dapat terlaksana. Jaringan tiang pada umumnya tersusun oleh sel-sel berbentuk batang, letaknya berderet-deret rapat tanpa ruang antar sel, sedangkan bentuk dan susunan jaringan bunga karang tidak teratur. Hubungan antara sel yang satu dengan sel yang lain longgar, sehingga membentuk ruang-ruang yang berisi udara sebagai bahan pertukaran gas dalam rangka fotosintesis maupun respirasi.

2.3.2 BatangStruktur anatomi batang terdiri atas, epidermis, korteks, berkas pembuluh kambium, dan empulur. Epidermis berasal dari lapisan sel paling luar yang berkembang dari protoderm. Epidermis terdiri dari satu sel hidup, tersusun rapat, berdinding tipis, dan berbentuk persegi panjang. Epidermis berfungsi sebagai pelindung jaringan-jaringan yang ada di bawahnya.Korteks terdiri dari berbagai tipe sel, yang paling sederhana berupa parenkim. Kadang parenkim ini mengandung kloroplas dan berfungsi untuk proses fotosintesis, tipe ini disebut dengan klorenkim. Parenkim yang memiliki ruang antarsel yang membentuk saluran udara disebut aerenkim. Tumbuhan air mengandung aerenkim cenderung lebih besar, hal ini selain memudahkan sistem aerasi juga membuat tumbuhan lebih mudah mengapung.Endodermis pada tumbuhan paku-pakuan biasanya mengelilingi jaringan pengangkut. Silinder pusat merupakan bagian dari sumbu batang, terdiri dari sistem berkas pembuluh yang melingkar bersama jaringan dasarnya, daerah intervaskuler, dan empulur.

2.2.3 AkarSecara umum akar mempunyai struktur sebagai berikut, berturut-turut dari luar ke dalam adalah epidermis, bagian korteks yang pada umumnya terisi jaringan parenkim, endodermis, perisikel, dan silinder pusat yang tersusun oleh sistem jaringan yaitu silem dan floem. Tidak berbeda dengan batang, pada akar tumbuhan air atau pada akar yang tumbuhnya di tanah-tanah yang lembab, pada umumnya korteks tersusun oleh jaringan penyimpan udara yang dikenal dengan aerenkim.Di sebelah dalam korteks terdapat endodermis. Endodermis terdiri dari selapis sel yang tersusun rapat dan terjadi penebalan gabus karena adanya pita kaspari pada dinding radial dan tangensialnya. Di sebelah dalamnya terdapat silinder pembuluh yang tersusun oleh jaringan vaskuler, berada di sebelah dalam endodermis, disebut pula stele. Sel-sel paling luar yang mengelilinginya bersifat parenkimatik dan biasanya setebal satu sel saja dinamakan perisikel, suatu jaringan permanen, namun suatu ketika dapat berubah sifat menjadi meristematik kembali. Oleh karena itu, perisikel disebut juga perikambium (Budiono 2011).Akar pada tumbuhan paku kebanyakan berupa akar serabut. Pada akar paku, silem terdapat di tengah dikelilingi floem membentuk berkas pembuluh angkut yang konsentris amphikribal (Bold et al. 1980).

SilemFloemGambar 11. Silem dan floem pada akar tumbuhan paku.(Sumber: Bold et al. 1980)D. Herbarium

7