bab i

Upload: guruh-laut-suhartono

Post on 12-Oct-2015

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 5/21/2018 BAB I

    1/19

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Rekonstruksi cacat wajah merupakan sebuah usaha yang menantang.

    Rekonstruksi yang sukses memerlukan pemahaman menyeluruh tentang anatomi dan

    fisiologi kulit, analisis yang cermat dari cacat, pertimbangan mendalam dari beberapa

    pilihan untuk jaringan donor, dan teknik penanganan jaringan lunak yang terampil dan

    teliti.

    Pilihan untuk rekonstruksi umumnya diklasifikasikan menggunakan "tanggarekonstruksi," melanjutkan dari yang kurang invasif ke paling invasif dalam hal

    morbiditas. Pilihan lain untuk rekonstruksi wajah meliputi cangkok (graft), flap lokal,

    dan transfer jaringan bebas. Ketika direncanakan dan dilaksanakan dengan baik, flap

    kulit lokal memungkinkan untuk rekonstruksi yang cepat dengan pasokan darah yang

    dapat diandalkan dan memadai dan dengan warna kulit / tekstur yang cocok.

    Gambar 1.1. Subunit wajah

  • 5/21/2018 BAB I

    2/19

    2

    The Extended Lateral Forehead Flap

    Prinsip Subunit juga diakui sebagai titik awal dalam analisis cacat wajah (lihat

    gambar di atas). Dengan prinsip subunit, warna kulit, tekstur, dan ketebalan, serta

    pertumbuhan rambut dan kontur sekitarnya di persimpangan subunit diketahui ; fitur

    ini dapat memberikan kamuflase yang optimal untuk insisi dan transisi. Prinsip

    subunit hanya merupakan langkah awal, namun itu merupakan dasar untuk

    rekonstruksi defek wajah yang memadai.

    Tidak ada satu pun flap yang optimal untuk setiap defek. Setiap defek harus

    secara individual dianalisis untuk kedalamannya, distorsi subunit di sekitarnya, dan

    jaringan normal yang tersedia untuk rekonstruksi. Berdasarkan analisis ini, flap yang

    sesuai atau kombinasi flaps dapat dipilih. Ahli bedah plastik dan rekonstruktif harus

    menyadari seluruh armamentarium flap lokal sehingga mereka dapat lebih mudah

    memvisualisasikan berbagai kombinasi flaps dan memprediksi keberhasilan mereka.

    Penguasaan penggunaan flaps lokal membutuhkan kemampuan untuk memprediksi

    hasil jangka panjang dan mengantisipasi jaringan parut dan kontraktur yang takterelakkan.

  • 5/21/2018 BAB I

    3/19

    3

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Definisi

    Sebuah skin flap terdiri dari jaringan kulit dan subkutan yang masih dapat

    bertahan bergantung pada suplai darahnya sendiri. Skin flap diklasifikasikan

    berdasarkan sumber dan pola suplai darah tersebut.1Yang paling mendasar pada skin

    flap kulit yaitu berdasarkan pada suplai darah non-spesifik atau "acak" dari pleksus

    subdermal.

    Jadi, flap adalah suatu massa dari jaringan untuk pencangkokan, biasanya

    termasuk kulit, hanya sebagian diambil dari salah satu bagian tubuh sehingga dapat

    mempertahankan suplai darahnya sendiri selama pentransferan ke bagian tubuh yang

    lain.2Sedangkan skin flap adalah massa yang tebal dan utuh atau flap jaringan yang

    mengandung epidermis, dermis, dan jaringan subkutan.3

    Tampaknya terdapat kebingungan antara istilah skin flap dan skin graft karenabanyak kalangan medis dan keperawatan menggunakan kata-kata skin graft dan skin

    flap seolah-olah kata tersebut bermaksud sama. Dalam banyak hal, keduanya

    berhubungan, namun, keduanya benar-benar berbeda dalam sifat intrinsik dan teknik

    bedah mereka.

    Sebuah graft atau flap dapat terdiri dari jenis jaringan yang sama yaitu, dapat

    berupa kulit, lemak, tendon, tulang, saraf, dll. Perbedaan utamanya adalah bahwa flap

    memiliki suplai darah sendiri, dan graft tidak, dan karena itu memerlukan landasan

    vaskular yang baik untuk bertahan hidup. Kita sering mendengar tentang istilah

    cangkok kulit (skin graft), atau cangkok tulang (bone graft). Jaringan-jaringan ini

    diambil dari lokasi tertentu di tubuh yang mampu untuk memberikan sebagian dari

    arsitektur mereka tanpa harus mengganggu fungsi dari bagian tubuh yang diambil

  • 5/21/2018 BAB I

    4/19

    4

    potongannya untuk cangkok tersebut. Area tempat diambilnya jaringan yang

    didonorkan disebut situs donor. Setelah situs donor diambil, kulit atau tulang dapat

    ditempatkan di daerah baru pada tubuh yang membutuhkan jaringan ini dan akhirnya

    tumbuh ke dalamnya dengan pembuluh darah dan sel-sel di sekitarnya yang baru.

    Inilah sebabnya mengapa landasan, area yang mendapat cangkok, sangat penting

    untuk dipersiapkan dengan baik. Cangkok hanya hanya bisa bertahan dengan baik

    ketika terpelihara dengan suplai darah yang baik.4

    2.2.Sejarah flap

    Klasifikasi flap didasarkan pada paradigma yang terus berkembang selama

    ditemukannya kegunaan baru dan flap-flap baru. Laporan yang paling awal tentang

    sebuah facial flap (the midline forehead flap) ditemukan dalam sebuah kitab suci

    agama Hindu, Sushruta Samhita, pada tahun 600 SM. Perkembangan flap sebagian

    besar terabaikan atau diturunkan kepada mereka yang bukan berasal dari keturunan

    pendeta Hindu pada periode antara kemunculan kepercayaan Budha di India sampai

    dengan abad ke-16. Pada tahun 1500-an, Tagliacozzi menyempurnakan arm-pedicled

    technique untuk rekonstruksi nasal yang kemudian dikenal sebagai metode Italia.

    Metode Hindu tersebut diperkenalkan kepada komunitas masyarakat yang berbahasa

    Inggris dengan sebutan B.L dalam sebuah surat yang dikirimkan kepada

    Gentlemans Magazine di London pada tahun 1794. Ini melahirkan sebuah era baru

    dan disinyalir sebagai kelahiran kembali bedah rekonstruksi. Pada tahun 1863, John

    Wood melaporkan pertama kali tindakangroinflap untuk menangani deformitas pada

    tangan akibat luka bakar yang berat pada anak wanita usia 8 tahun. Tiga dekade

    kemudian, seorang ahli bedah Italia, Ignio Tansini (1892), pertama kali

    memperkenalkan tindakan latissimus dorsi flap untuk merekonstruksi defek mammae

    yang telah dilakukan radical removal cancer. Flap kulit pada awalnya hanya berupa

    flap kulit dan jaringan lemak subkutan, namun saat ini hal tersebut berkembang

    hingga termasuk fasia, otot, tulang, serabut saraf, omentum dan jaringan lain5,6,7

  • 5/21/2018 BAB I

    5/19

    5

    Flap kulit dapat diambil dalam berbagai cara dan bentuk dalam rangka

    menutup defek jaringan yang ada pada daerah resipien.

    Flap kulit digunakan sebagai penutup luka saat kemampuan vaskuler dari

    dasar luka dianggap tidak mencukupi kebutuhan yang diperlukan padaskin graft.4

    2.3 Indikasi dilakukan flap kulit

    Terdapat beberapa indikasi absolut untuk dilakukan flap pada pembedahan

    rekonstruksi. Diantara adalah terdapat terdapatnya defek yang menyebabkan tulang,

    pembuluh darah, jaringan otak, persendian atau implant non-biologi yang terpapar

    pada dunia luar. Flap juga diperlukan padapreasure soredimana terdapat tulang yang

    terekspose. Pada kondisi ini penutupan luka secara langsung tidak direkomendasikan

    karena memberikan tekanan pada luka akibat penonjolan tulang yang dapat

    menghambat penyembuhan luka.8

    Skin flap digunakan untuk penutupan luka ketika vaskularisasi di landasan

    dasar luka tidak memadai untuk dilakukan skin graft sehingga skin graft tidak

    memungkinkan (karena jika dilakukan skin graft, tingkat survivalitasnya sangat

    rendah akibat vaskularisasi yang buruk). Skin flap digunakan untuk kebutuhan

    fungsional dan kosmetik untuk penutupan luka pada wajah, terutama di sekitar mata,

    hidung, dan mulut. Skin flap diindikasikan ketika jaringan khusus diperlukan untuk

    menutupi tendon yang bergeser, pada jaringan massal untuk mengisi kontur yang

    cacat, dan untuk fungsi sensorik khusus.

    2.4. Anatomi dan Fisiologi

    Sistem mikrosirkulator kulit tersusun dari pleksus vaskular dalam (deep) di

    persimpangan lemak subkutan dan dermis retikuler dan pleksus permukaan

    (superfisial) dalam papila dermis superfisial pada dermis papiler. Pleksus superfisial

    kapiler-kapiler memasok epidermis aktif yang lebih metabolis dengan cara difusi.

    Sejajar dengan permukaan kulit, 2 pleksus dermal dan subdermal disuplai secara

  • 5/21/2018 BAB I

    6/19

    6

    bersamaan. Ini, pada gilirannya, dipasok oleh arteri septokutaneous dan

    muskulokutaneus yang lebih dalam, yang tegak lurus terhadap permukaan kulit.

    Jaringan kerja ini menyediakan sumber yang kaya suplai darah ke kulit.

    Sistem saraf sensorik dan simpatik sama-sama mempersarafi kulit. Saraf-saraf

    didistribusikan secara segmental. Saraf simpatik mengontrol sfingter pre-shunt arterial

    dan dimediasi dengan pelepasan norepinefrin. Insisi di perbatasan flap mengganggu

    pleksus-pleksus kutaneous permukaan dan dalam yang sejajar, tidak terelakkan lagi

    mengakibatkan penurunan tekanan perfusi pada kulit. Saraf simpatis terputus, sebagai

    akibatnya, norepinefrin dilepaskan dari terminal saraf dan reuptake katekolamin

    menghilang. Simpatektomi bedah ini lebih lanjut akan mengurangi aliran darah ke

    flap.

    Banyak faktor fisiologis mempengaruhi ketahanan skin flap, namun semua

    punya persamaan, yaitu melibatkan 2 faktor dasar: (1) suplai darah ke skin flap

    melalui dasarnya dan (2) pembentukan saluran pembuluh darah baru antara flap dan

    lapangan penerima. Lama bertahannya pada sebuah potongan acak dari skin flap

    terutama bergantung pada tekanan perfusi dari pembuluh darah yang memasok. Di

    masa lalu, skin flap acak dianggap memiliki rasio numerik pada panjang terhadap

    lebar yang tegas : semakin luas dasarnya, semakin lama bertahan flapnya. Ternyata,

    dengan dasar basis skin flap yang lebih luas, yang melibatkan pembuluh darah yang

    lebih banyak dengan tekanan perfusi yang sama, ukuran skin flap yang masih bertahan

    utuh tetap tidak berubah.

    Neovaskularisasi flap biasanya berkembang 3-7 hari setelah tindakan.

    Vaskularisasi ini terjadi melalui 2 proses, yaitu ingrowth langsung dan inoskulasi.

    Dengan stimulus angiogenik, pembuluh-pembuluh di tepi flap menjadi melebar, dan

    membran dasar menjadi sangat menipis. Sel endotel kemudian bermigrasi dari lumen

    pembuluh darah yang berdekatan menuju stimulus vaskular. Di balik migrasi sel

    endotel yang sedang melaju, replikasi sel endotel mengarah pada pembentukan tunas

    kapiler, yang memanjang menuju sumber angiogenik. Tunas kapiler terdekat

    membentuk anastomosis dengan satu sama lain, membentuk loop kapiler dan

  • 5/21/2018 BAB I

    7/19

    7

    kemudian pembuluh darah baru. Inoskulasi mengacu pada ingrowth langsung pada

    kapiler-kapiler penerima di sekitarnya ke pembuluh-pembuluh yang sudah ada

    sebelumnya di dalam flap.

    Skenario klinis tertentu perlu diperhatikan untuk dilakukan rekonstruksi

    dengan flap yang telah tertunda. Meskipun penjelasan rinci berada di luar lingkup

    artikel ini, fenomena penundaan (delaying) mengubah vaskularisasi skin flap dan

    mengakibatkan reorganisasi pembuluh-pembuluh sepanjang sumbu panjang flap.

    Pembuluh-pembuluh Choke melebar, dan zona nekrosis bergeser ke arah ujung flap.

    Faktor pertumbuhan endotel vaskular tampaknya memainkan peran dalam fenomena

    ini.

    Anatomi Aliran Darah Flap4

    Berdasarkan Masquelet, terdapat hubungan antara tipe dari vaskularisasi kulit

    dan tipe dari aliran darah yang membedakan flap.

    Gambar 2.1. Vaskularisasi The long course arteri es

    1. Vaskularisasi langsung

    a. The long course arteries (contohgroinflap)

    Merupakan dasar dari flap dengan aksial vaskularisari, contohgroinflap.

  • 5/21/2018 BAB I

    8/19

    8

    Arteri ini menembus fascia dalam secara obliq kemudian mengikuti jalannya di dalam

    jaringan subkutis bagian dalam (gambar 2.1).

    b. The neurocutaneus arteries (pada lower limb)

    Merupakan dasar dari flap neurocutaneus yang dapat di angkat tanpa khawatir

    terganggu fungsi sensasinya. Flap ini terbatas jumlahnya pada ekstremitas bawah

    (gambar 2.2).

    Gambar 2.2. Vaskularisasi The neurocutaneus arteries

    c. The interstitial arteries (contoh Chinese forearmflap)

    Terdiri dari jaringan ikat longgar yang menjadi dasar dari flap (disebut meso)

    (gambar 2.3)

    Gambar 2.3. Vaskularisasi The in terstitial arteries

    2.Indirect vascularization

  • 5/21/2018 BAB I

    9/19

    9

    Merupakan dasar dari flap muskulokutaneus. Aliran darah berasal dari arteri

    otot yang secara transversal menembus fascia dan didistribusikan ke kulit (gambar

    2.4).

    Gambar 2.4. VaskularisasiIndirect vascularization

    2.5. Klasifikasi Flap

    Flaps dapat diklasifikasikan dengan menggunakan fitur yang berbeda, sebagai

    berikut:

    Pengaturan suplai darah (yaitu, acak versus aksial), konfigurasi (yaitu, bilobed, belah

    ketupat, pinwheel), lokasi (yaitu, lokal, regional, jauh), metode transfer.

    Ahli bedah harus familiar dengan pasokan vaskular pada flap lokal, baik

    secara acak (dipasok oleh pleksus pembuluh darah dermal dan subdermal) atau aksial

    (dipasok oleh arteri dan vena tertentu). Kebanyakan flap aksial memiliki beberapa

    suplai darah acak pada ujung distalnya.

    Upaya untuk menyederhanakan klasifikasi flap lokal berdasarkan pemindahan

    jaringan dengan cara geser atau diangkat merupakan hal yang sangat bagus, namun,

    untuk tujuan pengajaran, penulis memilih untuk mengklasifikasikan flap lokal

    menurut cara transfer kulit klasik. Pada kenyataannya, banyak flap lokal sebenarnya

    merupakan kombinasi dari klasifikasi-klasifikasi ini.

    Skinflap dapat diklasifikasikan berdasarkan :

    1. Anatomi vaskularisasinya

  • 5/21/2018 BAB I

    10/19

    10

    2. Metoda penggunaannya

    3. Komponen jaringannya

    2.5.1.Klasifikasi berdasarkan anatomi vaskularisasinya

    a.Axial pattern flap

    b.Neurocutaneus flap

    c.Musculocutaneus flap

    2.5.2.Klasifikasi berdasarkan metode penggunaannya

    a.Free flap

    Ukurannya bervariasi

    Termasuk di dalamnya kulit, otot, fascia dan tulang

    Benar-benar dilepaskan dari aliran darah asalnya

    Membutuhkan anastomose secara mikrosurgikal

    b.Peninsular flap

    Ditandai dengan adanya pedikel kutaneus bisa di proksimal maupun distal

    Digunakan sebagai rotasional flap

    Terbatas dalam kemampuannya menutup defek.

    c.Island flap

    Ditandai dengan adanya vaskular pedikel

    Pedikel terdiri dari arteri, sebagian vena comitantes dikelilingi oleh jaringan seluler

    2.5.3.Klasifikasi berdasarkan komponen jaringannya

    a. Fascialflap, termasuk didalamnya fascia dalam dan lapisan tipis subkutaneus sebagai

    pelindung jaringan suprafascial plexiform.

  • 5/21/2018 BAB I

    11/19

    11

    b. Subcutaneus flap, dilakukan diseksi antara lapisan subdermal dan suprafascial.

    Merupakan vaskularisasi dengan pola axial.

    c. Cutaneus flap, lapisan diseksi di atas permukaan fascia superficial atau aponeurosis

    muscular (contohgroinflap atauscapularflap).

    d.Fasciocutaneusflap, di angkat secara en bloctermasuk di dalamnya kulit, jaringan

    subkutaneus dan fascia dalam. Diklasifikasikan menjadi tipe a-d.

    2.5.3.1.Klasifikasi fasciocutaneusflap (Cormack & Lamberty 1984)

    Tipe A (gambar 1)

    Pembuluh darah multipel masuk ke dalam bagian dasar dari flap

  • 5/21/2018 BAB I

    12/19

    12

    Aksis panjang dari flap paralel dengan arah dari jaringan pembuluh darah

    Flap dapat diangkat sebagaipeninsularflap atau islandflap

    Tipe B (gambar 2)

    Flap berdasarkan pada satufasciocutaneusperforator

    Flap dapat di angkat sebagai islandflap ataupeninsularflap

    Tipe C (gambar 3)

    Flap mendapat aliran darah dari multiple small perforator dari sepanjang pedikel

    kulit.

  • 5/21/2018 BAB I

    13/19

    13

    Tipe D (gambar 4)

    Aliran darahfasciocutaneusperforator dari kulit dan otot serta tulang yang

    berdekatan.

    2.6. Prinsip Desain Flap

    Titik donor adalah wilayah dari mana flap diangkat, dan titik penerima adalah

    titik di mana flap disisipkan. Siapkan titik penerima dengan benar sebelum

    mentransfer flap. Kemudian evaluasi kebutuhan titik penerima. Penuhi persyaratan

    dari warna, tekstur, ketebalan, ukuran, dan setiap fungsi khusus yang diperlukan untuk

    mencapai tujuan fungsional dan kosmetik. Dalam memilih titik donor yang tepat

    untuk menutup defek, pertimbangkan morbiditas titik donor, kompleksitas pada saat

    diseksi, dan daya tahan. Juga pertimbangkan faktor-faktor yang terkait dengan pasien

    seperti operasi sebelumnya di daerah dari flap, trauma, radiasi, dan status kesehatan

    pasien secara keseluruhan.

  • 5/21/2018 BAB I

    14/19

    14

    Vaskularisasi flap harus dipahami untuk desain dan diseksi yang tepat. Desain

    flap untuk menghindari ketegangan pada pedikel, dengan memperhatikan secara

    seksama garis tegangan kulit yang rileks, sifat elastis dari kulit, dan titik pivot flap

    tersebut. Flap sering dirancang lebih panjang dan lebih lebar dari yang dibutuhkan.

    Titik donor dapat ditutup terutama, dengan skin graft, atau dengan flap kulit lain.10

    Flap bisa diubah-ubah dalam berbagai cara untuk memenuhi persyaratan

    tertentu, termasuk sebagai berikut:

    a. Prefabrikasi flap memungkinkan transfer flap komposit dengan memasukkantulang rawan atau lapisan epitel sebelum mentransfer.

    11

    b. Prinsip Derek adalah konsep yang berhubungan dengan prefabrikasi. Sebuahflap ditempatkan pada luka untuk waktu yang singkat dan kemudian

    dikembalikan ke lokasinya semula, akhirnya meninggalkan sebuah lapisan

    jaringan di lokasi penerima yang dapat digunakan untuk skin graft.12

    c. Flap dapat diperluas dengan penempatan pelebar-pelebar jaringan di bawahflap untuk membuat titik donor yang lebih besar dan meningkatkan durasi

    kelangsungan hidupnya.13

    d. Delaying sebuah flap juga dapat meningkatkan panjang kulit yang dapatberhasil ditransfer. Dalam proses ini, ambil skin flap dalam 2 tahap bukannya

    1, yang memungkinkan sekitar 7-14 hari di antara 2 prosedur. Diseksi atau

    membagi flap secara sebagian, untuk menjaga sejumlah suplai darah tetap

    utuh, dan meninggalkannya di sumber aslinya. Teori yang menjelaskan

    fenomena keterlambatan termasuk vasodilatasi yang disebabkan oleh kondisi

    simpatektomi dan hiperadrenergik bertahan 18-36 jam setelah flap diangkat.

    Namun, pada periode vasokonstriksi ini tidak terjadi pada tahap kedua.

    Delayingsebuah skin flap meningkatkan vaskularisasi dan prasyarat flap dari

    kemungkinan iskemia.14

  • 5/21/2018 BAB I

    15/19

    15

    2.7. Pemantauan Skin Flap

    Setelah desain dan pelaksanaan flap berhasil, pemantauan flap untuk

    keberlangsungannya sebagai pengenalan dini terhadap iskemia penting dalam

    mencegah nekrosis flap yang bisa saja terjadi, yang mana dapat menyebabkan

    kegagalan skin flap. Pengamatan klinis adalah metode terbaik untuk menilai sebuah

    skin flap. Flap yang sangat pucat dapat menandakan insufisiensi arteri, sementara flap

    yang biru dapat saja merupakan akibat dari kegagalan aliran vena. Dua tes tambahan

    sering digunakan untuk menilai viabilitas flap yaitu pengisian kapiler dan kehangatan.

    Penilaian perdarahan dari flap setelah ditusuk dengan jarum kecil yang diyakini

    sebagai salah satu metode yang paling dapat diandalkan dalam penilaian klinis.15

    2.8.Komplikasi Skin Flap

    Beberapa faktor yang berkontribusi dalam kegagalan skin flap.

    Penyebab Preoperatif

    Desain flap yang buruk adalah salah satu penyebab paling umum dari

    kegagalan skin flap. Ukuran flap yang kurang memadai, gangguan suplai darah keflap, atau desain flap pada jaringan yang trauma dan yang teradiasi sering

    menyebabkan masalah dini dalam prosedur bedah. Selain itu, faktor-faktor yang

    terkait dengan pasien seperti merokok, hipertensi, dan kondisi kesehatan secara

    keseluruhan yang buruk dapat berkontribusi pada komplikasi flap.10

    Penyebab Intraoperatif

    Kesalahan teknis seperti melukai pasokan darah selama pembedahan,

    menumbulkan terlalu banyak ketegangan pada flap, atau memutar atau mengusutkan

    flap pedikel dapat menyebabkan skin flap menjadi iskemia dan nekrosis.

  • 5/21/2018 BAB I

    16/19

    16

    Penyebab Pascaoperasi

    Hematoma dapat menyebabkan tekanan pada skin flap dan menyebabkan

    nekrosis. Infeksi juga dapat menyebabkan nekrosis pada sebagian atau seluruhnya

    pada flap. Titik donor adalah sumber potensial komplikasi (misalnya, jaringan parut

    yang signifikan, dehiscence luka, penerimaan graft yang buruk pada kulit jika luka

    dicangkokkan/graft).

  • 5/21/2018 BAB I

    17/19

    17

    BAB III

    KESIMPULAN

    Sebuah skin flap terdiri dari jaringan kulit dan subkutan yang masih dapat

    bertahan bergantung pada suplai darahnya sendiri. Skin flap diklasifikasikan

    berdasarkan sumber dan pola suplai darah tersebut.1Yang paling mendasar pada skin

    flap kulit yaitu berdasarkan pada suplai darah non-spesifik atau "acak" dari pleksus

    subdermal.

    Jadi, flap adalah suatu massa dari jaringan untuk pencangkokan, biasanya

    termasuk kulit, hanya sebagian diambil dari salah satu bagian tubuh sehingga dapat

    mempertahankan suplai darahnya sendiri selama pentransferan ke bagian tubuh yang

    lain.2Sedangkan skin flap adalah massa yang tebal dan utuh atau flap jaringan yang

    mengandung epidermis, dermis, dan jaringan subkutan.3

    Tampaknya terdapat kebingungan antara istilah skin flap dan skin graft karena

    banyak kalangan medis dan keperawatan saya menggunakan kata-kata skin graft dan

    skin flap seolah-olah kata tersebut bermaksud sama. Dalam banyak hal, keduanya

    berhubungan, namun, keduanya benar-benar berbeda dalam sifat intrinsik dan teknik

    bedah mereka.

    Setelah desain dan pelaksanaan flap berhasil, pemantauan flap untuk

    keberlangsungannya sebagai pengenalan dini terhadap iskemia penting dalam

    mencegah nekrosis flap yang bisa saja terjadi, yang mana dapat menyebabkan

    kegagalan skin flap.

  • 5/21/2018 BAB I

    18/19

    18

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Nakajima H, Fujino T, Adachi S. A new concept of vascular supply to the skinand classification of skin flaps according to their vascularization. Ann Plast

    Surg. Jan 1986;16(1):1-19.

    2. Miller,Keane. Flap. Encyclopedia and Dictionary of Medicine, Nursing, andAllied Health, Seventh Edition. Saunders, 2003, an imprint of Elsevier, Inc.

    All

    3. Miller-Keane. Skin flap. Encyclopedia and Dictionary of Medicine, Nursing,and Allied Health, Seventh Edition. Saunders, 2003, an imprint of Elsevier,

    Inc. All

    4. Nucki N, Basic knowledge for flap surgery, Bagian orthopaedi & traumatologiRSHS Bandung. April 2009.

    5. Robert W; Facial plastic, reconstructive & trauma surgery, Marcel Dekker.New York.

    6. Townsend, Courtney M., Sabiston Textbook of Surgery: 16th edition,Saunders, 2001

    7. Huang D, Wang Hai-wen; Reconstruction of soft tissue defect of the extremitywith the perforator flap from inguinal region. Chenese medical journal;

    2009;122 (23); 2861-2864.

  • 5/21/2018 BAB I

    19/19

    19

    8. Moran, Steven L, Cooney, William P., Soft Tissue Surgery: Master Techniquein Orthopaedic Surgery, Lippincot William and Wilkins, 2008.

    9. Gordon H, The groin flap: a new technique to repair traumatic tissue defects,CMA journal, March 19, 1977 Vol 166.

    10.Lamberty BGH, Healy C. Flaps: Physiology, principles of design, and pitfalls.In: Cohen M, ed. Mastery of Plastic and Reconstructive Surgery. Vol 1.

    Boston: Little, Brown and Co;1994:56 - 70.

    11.Abbase EA, Shenaq SM, Spira M, el-Falaky MH. Prefabricated flaps:experimental and clinical review. Plast Reconstr Surg. Oct 1995;96(5):1218-

    25.

    12.Kayser MR. Surgical flaps. Dallas: Selected Readings in Plastic Surgery; Vol9, No 2:1999. Barton FE Jr, ed., Selected Readings in Plastic Surgery.

    13.Bauer BS, Margulis A. The expanded transposition flap: shifting paradigmsbased on experience gained from two decades of pediatric tissue expansion.

    Plast Reconstr Surg. Jul 2004;114(1):98-106.

    14.Ghali S, Butler PE, Tepper OM, Gurtner GC. Vascular delay revisited. PlastReconstr Surg. May 2007;119(6):1735-44.

    15.Fisher J, Gingrass MK. Basic principles of skin flaps. In: Georgaide GS,Riefkohl R, Levin LS, eds. Textbook of Plastic, Maxillofacial, and

    Reconstructive Surgery. Baltimore: Williams and Wilkins; 1997:19-

    28/Chapter 4.