bab i
DESCRIPTION
Tugas KuliahTRANSCRIPT
-
5/19/2018 BAB I
1/21
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah bagian dari Mata Kuliah Keahlian
Berkarya (MKB) dengan bobot SKS 3 (tiga) (SKS) Satuan Kredit Semester yang
penyelenggaraannya dibawah koordinasi dan dikelola oleh bidang akademik
(Ketua-ketua Bagian). Didalamnya merupakan kegiatan pengalaman lapangan
atau praktek kerja bagi mahasiswa dalam bidang profesi Hukum dengan waktu
tertentu disuatu tempat atau lembaga dan atau badan hukum tertentu guna
mengaplikasikan kemampuan akadmik dalam bidang ILMU HUKUM.
Manusia yang hidup pada era modern mempunyai kebutuhan yang terbagi
menjadi tiga hal yang utama yaitu kebutuhan sandang, pangan, dan papan.
Kebutuhan sandang merupakan kebutuhan dalam hal pakaian yang dikenakan
manusia setiap harinya. Kebutuhan pangan adalah kebutuhan dalam hal
pemenuhan makanan atau konsumsi makanan yang penting bagi manusia dan
harus terpenuhi. Kebutuhan yang berikutnya adalah kebutuhan papan dalam
wujud sebuah tempat tinggal, yaitu kebutuhan yang harus dipenuhi sebagai tempat
untuk berlindung dan terhindar dari bahaya-bahaya yang ada diluar. Ketiga
kebutuhan tersebut merupakan kebutuhan primer manusia yang pesat di era
modern saat ini.
Kebutuhan akan rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi
manusia setelah sandang dan pangan. Setiap individu manusia akan
mengutamakan pemenuhan kebutuhan dasar daripada kebutuhan sekundernya.
Begitu pula dengan kebutuhan rumah, setiap orang akan berusaha memenuhi
-
5/19/2018 BAB I
2/21
2
kebutuhan akan rumah dalam setiap tingkat kehidupan masyarakat dengan
memperhatikan selera dan kemampuan yang ada.
Perlindungan Konsumen merupakan salah satu aspek penting yang
senantiasa harus diperhatikan dalam menyikapi dinamika perkembangan ekonomi
pasar. Di pasar bebas, secara klasik pelaku usaha selalu menawarkan produk-
produknya, baik yang berupa barang maupun jasa, dengan tujuan untuk mencari
keuntungan yang semaksimal mungkin. Namun dilain pihak, konsumen pun ingin
memperoleh barang dan/atau jasa yang selain murah tetapi sesuai juga dengan
kebutuhan dan keamanan. Namun pada kenyataannya, kedudukan antara pelaku
usaha dengan konsumen tidak memiliki perimbangan kekuatan yang sama. Posisi
pelaku usaha lazimnya jauh lebih kuat daripada (para) konsumen, khususnya
konsumen-konsumen perorangan. Dominasi pelaku usaha tersebut merebak
dimana salah satunya dikarenakan oleh penguasaan produk yang sepenuhnya
berada pada produsen. Kondisi semacam ini menyebabkan rentannya eksploitasi
konsumen oleh para pelaku usaha. Ketidakkondusifan situasi ini mendorong
pemerintah untuk memberlakukan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen (UU-PK). Pemberlakuan UU-PK ini merupakan upaya
pemerintah untuk memberikan jaminan kepastian hukum bagi para konsumen,
yaitu berupa pemberian perlindungan atas hak-hak dasar konsumen.
Disini penulis hendak memaparkan mengenai alasan pemilihan lokasi
Praktek Kerja Lapangan, dimana lokasi yang penulis pilih adalah PT. Diyatama
Persada Raya Kompleks Perumahan Villa Tamara Jalan. Abdul Wahab Syahranie
Samarinda yang bergerak di bidang Property dan Developer.
-
5/19/2018 BAB I
3/21
3
B. Perumusan Masalah
Perihal yang menjadi masalah,yang ditemukan oleh penulis pada saat
mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT. Diyatama Persada Raya
mengenai sistem pemesanan rumah (by order), dalam arti rumah baru akan
dibangun setelah mendapat pesanan dari konsumen. Berdasarkan hal tersebut,
penulis merumuskan permasalahan yang kemudian dituliskan kedalam laporan
Praktek Kerja Lapangan (PKL) dan untuk itu coba selesaikan serta dicari
pemecahan masalahnya oleh penulis, adapun masalah-masalah yang dimaksud
sebagai berikut:
1.
Faktor apa saja yang menyebabkan kerugian Konsumen dalam melakukan
perjanjian terhadap PT. Diya Inti Persada Raya selaku pengembang kota
Samarinda baru?
2.
Bagaimana sistem penyelesaian masalah bila terjadi pembatalan order
antara konsumen dengan PT. Diya Inti Persada Raya selaku pengembang
kota Samarinda baru?
C. Tujuan Pelaksanaan PKL
1.
Untuk dapat memperkenalkan mahasiswa bagaimana dunia kerja nyata,
sehingga diharapkan nantinya dapat langsung menyesuaikan diri ketika
terjun dalam dunia kerja tersebut.
2. Untuk mengimplementasikan terhadap teori - teori yang telah didapatkan
ketika menghadapi suatu permasalahan hukum, baik dilingkungan tempat
PKL maupun lingkungan masyarakat.
-
5/19/2018 BAB I
4/21
4
BAB II
HASIL TEMUAN
A. Deskripsi Lokasi PKL
Sejarah Perusahaan PT. Diyatama Persada Raya yang bergerak dibidang
Property dan Developer berisikan seluruh hal yang berhubungan dengan
eksistensi perusahaan yang mencakup tentang Sejarah berdirinya Perusahaan,
jajaran Dewan Direksi dan Komisaris, proyek - proyek yang telah atau sedang
dikerjakan, hingga seluruh anak-anak perusahaan yang telah dikembangkan.
PT. Diyatama Persada Raya Sebagai perusahaan yang bergerak dibidang
Property dan Developer yang berdiri Sejak tahun 2002, dengan nomor pendirian
151. Notaris Achmad Dahlan,SH di Kota Samarinda,yang sebelumnya lebih kita
kenal dengan Perumahan Villa Tamara.
Perusahaan ini didirikan atas prakarsa dari Bapak. Drs. Susianto,Bapak
Taufik, Bapak Sis Purwanto, MBA dan Bapak. Drs. Ipong Muchlissoni pada
waktu itu. Pada saat itu belum banyak pengembang di Kota Samarinda ini,
sehingga para pendiri perusahaan merasa yakin bahwa bisnis property dan
developer ini sangat menjanjikan. Dan juga masih banyak lahan kosong yang
berukuran relatif luas untuk dijadikan lokasi lokasi yang ideal bagi
pembangunan sebuah perumahan, salah satunya adalah lahan kosong di Jl. A.
Wahab Syahranie Samarinda yang dulunya berupa rawa rawa dan hutan namun
kini telah berubah menjadi lingkungan perumahan kelas atas bernama Villa
Tamara, dimana perumahan ini juga merupakan cikal bakal dari PT. DIYATAMA
PERSADA RAYA.
-
5/19/2018 BAB I
5/21
5
B. Struktur Organisasi
C. Mekanisme Kerja PT. Diyatama Persada Raya:
Adapun mekanisme beban kerja pada PT. Diyatama Persada Raya yaitu
a.
Menyediakan produk - produk yang bermutu tinggi dengan layanan terbaik
bagi pelanggannya
b. Menghasilkan laba, membangun citra, mengembangkan profesionalisme
usaha berdasarkan prinsip prinsip GCG ( Good Corporate Governance ),
manajemen kesehatan dan keselamatan kerja (K3) dan pelestarian
lingkungan
c. Peduli kepada usaha kecil, menengah dan koperasi serta masyarakat sekitar.
Chief Executive Officer
Mirza Ananta
General Manager
Basuki Dwi Santoso
Manager SDM & KEU
1. Catur Kumala Dewi
2. Muslikin
Accounting
1. Reza Ryanda
2. Laila Selviani
3. Noor Janah
Staff Keuangan
1. Windha Saputri
2. Ade Elyana
Kasie Legal & SDM
1. Subakir Widodo
2. Helmi Amnijar
3. Bagus Utoyo Kertoprojo
Staff SDM & Umum
1. Nurul Amin
2. A. Imam Royani
3. Purnomo
Manager Operasi
Rizky Raditya
Kasie Konstruksi I
Sugeng Riadi
Staff Konstruksi I
1. Ken Elok
2. Jaya Riansyah
3. Edi Susilo
Staff Konstruksi II
Fahmi Rahman
Manager Pemasaran
Zuhdi
Kasie Pemasaran
Ramdan Fitrahubaib
Staff Penjualan
1. Iwan
2. Junaid Noor
3. M. Hatta
Staff Promosi
1. Mentari
2. Jeni Uswatun Khasanah
-
5/19/2018 BAB I
6/21
6
d.
membuka peluang usaha real estate, sebagai developer perumahan yang
diyakini akan menyedot banyak tenaga kerja sebagai multi efek produk hulu
sebagai pendukung pengembangan pembangunan perumahan.
D. Temuan di Tempat PKL di PT. Diyatama Persada Raya
Selama dilakukan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) PT. Diyatama
Persada Raya (Villa Tamara) Samarinda, penulis menemukan beberapa masalah
yang dihadapi yaitu antara lain :
1.
Perjanjian baku yang didalamnya turut memuat klausula baku berpotensi
merugikan (para) konsumen. Indikasi kerugian bagi konsumen dikarenakan
pembentukan suatu kondisi, di mana konsumen tidak diberikan adanya suatu
alternatif pilihan selain hanya untuk menerima segala ketentuan dan prasyarat
yang diberikan oleh pelaku usaha.
2.
Ketidaksesuaian antara apa yang telah dijanjikan oleh pengembang dengan
realitas rumah yang diterima oleh konsumen. Beberapa masalah yang
seringkali dikeluhkan oleh konsumen diantaranya adalah tidak diperolehnya
informasi yang jelas (assimetric information) dan transparan dari
pengembang, khususnya terhadap hal-hal yang berhubungan dengan
ketidaksesuaian kondisi sarana dan prasana pendukung yang dijanjikan
dengan realitasnya, status tanah/bangunan yang tidak sesuai, kondisi hasil
akhir fisik rumah tidak sama dengan kondisi yang dijanjikan.
Yang menjadi permasalahan di atas adalah :
1. Mengapa Perjanjian baku yang didalamnya turut memuat klausula baku
berpotensi merugikan (para) konsumen.
-
5/19/2018 BAB I
7/21
7
2.
Mengapa asas kebebasan berkontrak diantara pihak yang berkedudukan
seimbang dan kesepakatan pihak-pihak cenderung merugikan pihak
konsumen.
E. Perjanjian secara Umum
Perjanjian merupakan suatu perbuatan dengan mana satu orang atau
lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih, sebagaimana
dinyatakan dalam Pasal 1313 KUH Perdata. Dalam ilmu hukum, definisi tersebut
dikatakan pada satu sisi dianggap terlalu luas, namun pada sisi yang lain
dianggap terlalu sempit. Dari perkataan perbuatan dalam definisi perjanjian
menurut pasal 1313 KUH Perdata, dikatakan definisi perjanjian terlalu luas,
karena dapat mencakup perbuatan melawan hukum dan pengurusan kepentingan
orang lain secara sukarela. Seharusnya di dalam pasal 1313 KUH perdata
perjanjian dirumuskan sebagai perbuatan hukum. Perkataan mengikatkan diri,
diartikan melakukan kewajiban tertentu kepada pihak yang lain. Dalam hal ini,
ilmu hukum berpendapat bahwa rumusan perjanjian tersebut terlalu sempit,
karena hanya meliputi perjanjian sepihak saja. Perjanjian tidak hanya meliputi
perjanjian sepihak, melainkan juga perjanjian timbal balik, di mana hak dan
kewajiban ada pada kedua belah pihak.
Pasal 1320 KUH Perdata menentukan syarat-syarat untuk sahnya
perjanjian di mana pasal tersebut menyatakan untuk sahnya suatu perjanjian
diperlukan empat syarat, yakni:
a. Adanya kata sepakat bagi mereka yang mengikatkan dirinya. Suatu perjanjian itu
baru timbul apabila ada kata sepakat kedua belah pihak mengenai hal-hal yang
-
5/19/2018 BAB I
8/21
8
pokok dari apa yang menjadi obyek perjanjian. Sepakat disini maksudnya adalah
suatu persesuaian paham dan kehendak antara dua pihak tersebut.
b. Cakap untuk membuat suatu perjanjian
Pada dasarnya semua orang cakap untuk membuat suatu perjanjian. Yang
dimaksud dengan cakap disini adalah cakap menurut hukum. Artinya setiap
orang yang sudah dewasa dan sehat akal pikirannya, pada hakekatnya adalah
cakap untuk membuat perjanjian.
c.
Adanya suatu hal tertentu.
Maksud dari suatu hal tertentu secara umum adalah hal-hal yang diperjanjikan
yang didalamnya meliputi hak - hak dan kewajiban kedua belah pihak jika
dikemudian hari timbul sengketa, semisal objek dari persengketaan tersebut
adalah berupa barang, maka sudah seharusnya barang yang dimaksudkan tersebut
telah disebutkan dalam perjanjian dan setidaknya telah diketahui jenisnya.
d. Adanya sebab yang halal dalam perjanjian
Di dalam perjanjian tersebut harus memuat klausula atau sebab yang halal bahwa
isi perjanjian tersebut tidak bertentangan dengan undang-undang, ketertiban
umum dan kesusilaan.
F. Klausula Baku Secara Umum
Pada awal dimulainya sistem perjanjian, prinsip penting di dalam
perjanjian itu adalah kebebasan berkontrak diantara pihak yang berkedudukan
seimbang dan kesepakatan pihak - pihak. Namun berhubung dengan aspek - aspek
ekonomi yang semakin berkembang, para pihak mencari cara - cara yang lebih
-
5/19/2018 BAB I
9/21
9
praktis. Salah satu pihak menyiapkan syarat - syarat yang sudah distandarkan pada
suatu format pada perjanjian yang telah dicetak yang berupa formulir untuk
kemudian diberikan kepada pihak lainnya untuk disetujui (ditandatangani). Inilah
yang dimaksudkan dengan perjanjian standar atau perjanjian baku.
Perjanjian baku diadakan dengan maksud untuk mencapai tujuan efisiensi
kepastian dan lebih bersifat praktis meskipun kadang-kadang mengandung faktor
negatif, karena dapat merugikan pihak lain yaitu pihak konsumen yang lemah.
Dalam perjanjian baku, maka konsumen dalam hal ini, hanya mempunyai dua
pilihan yaitu menerima atau menolak perjanjian yang disodorkan kepadanya, yang
artinya tidak terjadi transaksi antara kedua pihak. Dalam bahasa Inggris perjanjian
baku sering diungkapkan sebagai take it or leave it contract. Dalam kaitan ini,
faktor yang menyebabkan perkembangan perjanjian baku antara lain adalah:
a.
Faktor hukum
perjanjian baku lazim dipergunakan di dalam praktek, yakni karena adanya
prinsip kebebasan berkontrak dalam perjanjian dan sebagai upaya
menciptakan kepastian hukum bagi para pihak karena segala sesuatu
persyaratan telah ditentukan dalam bentuk klausula - klausula perjanjian.
b.
Faktor ekonomi
Sebabnya, perjanjian baku dapat dikatakan bersifat lebih efisien, lebih
ekonomis sebagai upaya untuk menghemat biaya, waktu dan tenaga.
c. Faktor perkembangan teknologi.
-
5/19/2018 BAB I
10/21
10
Teknologi dapat merupakan penyebab dilakukannya perjanjian dalam
bentuk standar, yaitu perkembangan industri yang amat pesat dan semakin
lancarnya arus transportasi dan komunikasi.
A. Perlindungan Konsumen
Sejak tahun 1999 telah diterbitkan UU-PK yang memberikan kewenangan
bagi pemerintah dalam melakukan perlindungan terhadap konsumen. UU-PK ini
memuat aturan-aturan hukum tentang perlindungan kepada konsumen yang
berupa payung bagi perundang-undangan lainnya yang menyangkut konsumen,
sekaligus mengintegrasikan perundang-undangan itu sehingga memperkuat
penegakan hukum di bidang perlindungan konsumen. Perlindungan konsumen
mempunyai cakupan yang luas meliputi perlindungan terhadap konsumen barang
dan jasa, yang berawal dari tahap kegiatan untuk mendapatkan barang dan jasa
hingga ke akibat-akibat dari pemakaian barang dan jasa itu. Cakupan
perlindungan yang terdiri dari dua aspek tersebut, dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Perlindungan terhadap kemungkinan diserahkan kepada konsumen barang
dan/atau jasa yang tidak sesuai dengan apa yang telah disepakati atau
melanggar ketentuan undang-undang. Dalam kaitan ini, termasuk persoalan
persoalan mengenai penggunaan bahan baku, proses produksi, proses
distribusi, desain produk dan sebagainya, apakah telah sesuai dengan standar
sehubungan dengan keamanan dan keselamatan konsumen, tetapi juga,
persoalan tentang bagaimana konsumen mendapatkan penggantian jika timbul
kerugian karena memakai atau mengkonsumsi produk yang tidak sesuai.
-
5/19/2018 BAB I
11/21
11
2.
Perlindungan terhadap diberlakukannya kepada konsumen syarat-syarat yang
tidak adil. Dalam kaitan ini, termasuk persoalan-persoalan promosi dan
periklanan, standar kontrak, harga, layanan purna jual dan sebagainya.
Aspek yang pertama, mencakup persoalan barang atau jasa yang
dihasilkan dan diperdagangkan, dimasukkan dalam cakupan tanggung jawab
produk, yaitu tanggungjawab yang dibebankan kepada produsen karena barang
yang diserahkan kepada konsumen itu mengandung cacat di dalamnya sehingga
menimbulkan kerugian bagi konsumen. Sedangkan yang kedua, mencakup cara
konsumen memperoleh barang dan jasa, yang dikelompokkan dalam cakupan
standar kontrak yang mempersoalkan syaratsyarat perjanjian yang diberlakukan
oleh produsen kepada konsumen pada waktu konsumen hendak mendapatkan
barang dan/atau jasa kebutuhannya.
-
5/19/2018 BAB I
12/21
12
BAB III
PEMBAHASAN
A. Temuan Masalah pada PT. Diyatama Persada Raya
Dalam praktek pelaksanaan Surat Kesepakatan Bersama dalam bidang
perumahan tidak sesuai dengan yang disampaikan oleh para pengembang kepada
para konsumennya, tidak jarang justru yang terjadi bertolak belakang dengan
kenyataan. Oleh karena itu, posisi tawar yang tidak seimbang dan keterbatasan
pengetahuan konsumen dibidang hukum mengakibatkan adanya hal-hal yang
diatur dalam Surat Kesepakatan Bersama yang sebenarnya sangat merugikan
mereka. Untuk itu, sebaiknya konsumen sebelum menandatangani surat
pemesanan yang dilanjutkan Surat Kesepakatan Bersama, meminta pengembang
dan/atau agen pemasarannya untuk mencantumkan secara tertulis janji-janji
tersebut pada surat pemesanan, lalu setelah itu menandatanganinya. Meskipun
demikian, berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa pengembang sebagai
pelaku usaha kedudukannya sangat dominan dan memiliki tim yang sangat
mengerti dan paham tentang bagaimana untuk membuat sebuah Surat
Kesepakatan Bersama sedemikian rupa, sehingga konsumen tidak mengetahui
bahwa dokumen Surat Kesepakatan Bersama tersebut seolah - olah tidak terdapat
suatu masalah apapun, tetapi didalamnya terdapat pasal - pasal yang tidak
memberikan perlindungan kepada konsumen dalam bentuk pengabaian hak - hak
konsumen.
Ketidakkondusifan situasi yang terjadi dilapangan menuntut pihak
regulator untuk melakukan evaluasi ulang dan langkah - langkah yang lebih maju
-
5/19/2018 BAB I
13/21
13
dalam rangka tegaknya peraturan perundang - undangan dibidang perlindungan
konsumen. Pada perspektif tertentu, asumsinya tidak selalu dikarenakan oleh
lemahnya peraturan perundang - undangan yang ada dan berlaku, tetapi juga patut
diuji efektifitas keberlakukan peraturan perundang - undangan dimaksud. Sudah
barang tentu perlu menilai, apakah memang telah terdapat suatu urgensi tersendiri
untuk memberlakukan sebuah perangkat baru dibidang perlindungan konsumen.
Konsumen perumahan di Indonesia seolah tak berdaya menghadapi
pengembang (developer) yang merugikannya. Konsumen kerap kali dirugikan,
misalnya karena penyerahan rumah yang tak sesuai jadwal atau spesifikasi rumah
yang tak sesuai dengan janji.
Perjanjian baku ini memiliki kelebihan dan kekurangannya. Seperti telah
disebutkan di atas bahwa di antara kelebihan dari perjanjian baku adalah bahwa
perjanjian baku tersebut lebih efisien, dapat membuat praktek bisnis menjadi lebih
sederhana, serta dapat ditandatangani seketika oleh kedua pihak. Hal ini sangat
menguntungkan terutama bagi perjanjian - perjanjian masal, yakni perjanjian yang
dibuat dalam volume yang besar (mass production of contract). Sedangkan
kelemahan - kelemahan dari suatu perjanjian baku adalah bahwa karena
kurangnya kesempatan bagi pihak lawan untuk menegosiasi atau mengubah
klausula - klausula dalam perjanjian yang bersangkutan, sehingga perjanjian baku
tersebut sangat berpotensi terhadap terjadinya klausula yang berat sebelah. Faktor
- faktor penyebabnya sehingga sering kali perjanjian baku menjadi sangat berat
sebelah adalah sebagai berikut:
-
5/19/2018 BAB I
14/21
14
a.
Kurang adanya atau bahkan tidak adanya kesempatan bagi salah satu pihak
untuk melakukan tawar-menawar, sehingga pihak yang kepadanya
disodorkan perjanjian tidak banyak kesempatan untuk mengetahui isi
perjanjian tersebut, apalagi terdapat perjanjian yang ditulis dengan huruf-
huruf yang sangat kecil atau kurang dimengerti konsumen.
b. Karena penyusunan perjanjian yang sepihak, maka pihak penyedia
dokumen biasanya memiliki cukup banyak waktu untuk memikirkan
mengenai klausula - klausula dalam dokumen tersebut, bahkan mungkin
saja sudah berkonsultasi dengan para ahli atau dokumen tersebut justru
dibuat oleh para ahli. Sedangkan pihak yang kepadanya disodorkan
dokumen tidak banyak kesempatan dan sering kali tidak familiar dengan
klausula-klausula tersebut.
c.
Pihak yang kepadanya disodorkan perjanjian baku menempati kedudukan
yang sangat tertekan, sehingga hanya dapat bersikap take it or leave it.
Sebenarnya, perjanjian baku itu sendiri tidak begitu menjadi persoalan secara
hukum, mengingat perjanjian baku sudah merupakan kebutuhan dalam praktek
dan sudah merupakan kebiasaan sehari - hari. Yang menjadi persoalan adalah
manakala perjanjian baku tersebut mengandung unsur - unsur yang tidak adil
(berat sebelah) bagi salah satu pihak, sehingga apabila hal yang demikian
dibenarkan oleh hukum, akan sangat menyentuh rasa keadilan dalam masyarakat.
-
5/19/2018 BAB I
15/21
15
B. KewajibanKewajiban Pelaku Usaha
Secara singkat kewajiban pelaku usaha yang terintegrasi dengan ketentuan Pasal
18 UU-PK sebagaimana diatur dalam Pasal 7 UU-PK adalah:
kewajiban pelaku usahaadalah:
a. Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya;
b. Memberkan informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan
jaminan barang dan/atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan,
perbaikan, dan pemeliharaan;
c.
Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta
tidak diskriminatif;
d. Menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau
diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang dan/atau jasa
yang berlaku;
e. Memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji dan/atau mencoba
barang dan/atau jasa tertentu serta memberi jaminan dan/atau garansi atas
barang yang dibuat dan/atau diperdagangkan;
f. Memberi konpensasi, ganti rugi, dan/atau penggantian apabila barang
dan/atau jasa yang diterima atau dimanfaatkan konsumen tidak sesuai
dengan perjanjian.
Kewajiban Konsumen sebagaimana diatur dalam Penjelasan huruf c dan e Pasal
5 UU-PK adalah:
Huruf c
-
5/19/2018 BAB I
16/21
16
pelaku usaha dilarang membeda-bedakan konsumen dalam memberikan
pelayanan. Pelaku usaha dilarang membeda-bedakan mutu pelayanan
kepada konsumen.
Huruf e
yang dimaksud dengan barang dan/atau jasa tertentu adalah barang yang
dapat diuji atau dicoba tanpa mengakibatkan kerusakan atau kerugian.
Dalam UU-PK pelaku usaha diwajibkan beritikad baik dalam melakukan kegiatan
usahanya, sedangkan bagi konsumen, diwajibkan beritikad baik dalam melakukan
transaksi pembelian barang dan/atau jasa. Dalam UU-PK tampak bahwa itikad
baik lebih ditekankan pada pelaku usaha, karena meliputi semua tahapan dalam
melakukan kegiatan usahanya, sehingga dapat diartikan bahwa kewajiban pelaku
usaha untuk beritikad baik dimulai sejak barang dirancang/direduksi sampai pada
tahap purna penjualan, sebaiknya konsep hanya diwajibkan beritikad baik dalam
melakukan transaksi pembelian. barang dan/atau jasa. Hanya ini tentu saja
disebabkan karena kemungkinan terjadinya kerugian bagi konsumen dimulai sejak
barang dirancang/diproduksi oleh produsen (pelaku usaha), sedangkan bagi
konsumen, kemungkinan untuk dapat merugikan produsen mulai pada saat
melakukan transaksi dengan produsen.
-
5/19/2018 BAB I
17/21
17
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa pada bab-bab sebelumnya maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut.
1.
Terdapat pelaku usaha yang ternyata menyisipkan klausula-klausula baku
yang dilarang dalam Surat Kesepakatan Bersama rumah.
2. Pencantuman klausula-klausula baku tersebut tidak selamanya berada
dalam Surat Kesepakatan Bersama, melainkan juga dalam dokumen-
dokumen lainnya yang merupakan satu kesatuan dengan Surat
Kesepakatan Bersama.
B. Saran
1. Perlu dilakukan sosialisasi tentang hak dan kewajiban konsumen dan pelaku
usaha, terutama apabila terdapat hal-hal yang dilanggar disertai dengan
penjabaran sanksi-sanksinya, termasuk kemungkinan dilakukannya pembatalan
Kontrak.
2. Aparat pelaksana perlindungan konsumen harus diberikan pembekalan tentang
klausula baku yang dilarang beserta contohnya sebagai referensi dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya.
-
5/19/2018 BAB I
18/21
18
3. Prinsip kebebasan berkontrak tidak dapat dijadikan sebagai satu-satunya alasan
yang dipergunakan sebagai dasar perjanjian karena masih terdapat parameter
lainnya yang juga menentukan keabsahan sebuah perjanjian.
DAFTAR HADIR
MAHASISWI PRAKTEK KERJA LAPANGAN
NAMA : BARUNA RATIH
NPM : 10.11.107.74201.01016
TEMPAT PKL : PT.DIYATAMA PERSADA RAYA (VILLA TAMARA) JL. A.W
SYAHRANIE SAMARINDA.
-
5/19/2018 BAB I
19/21
19
NO HARI/TANGGAL KEGIATAN ABSENSI CATATANATASAN/INSTANSI
1. Senin
24 Februari 2014Perkenalan seluruh STAF dan
Karyawan
2. Selasa
25 Februari 2014
3. Rabu
26 Februari 2014
4. Kamis
27 Februari 2O14
5. Jumat
27 Februari 20146. Senin
3 Maret 2014
7. Selasa
4 Maret 2014SAKIT
8. Rabu
5 Maret 2014
9. Kamis
6 Maret 2014
10. Jumat
7 Maret 2014
11. Senin10 Maret 2014
12. Selasa
11 Maret 2014
13. Rabu
12 Maret 2014
14. Kamis
13 Maret 2014
15. Jumat
14 Maret 2014
16. Senin
17 Maret 2014
17. Selasa
18 Maret 2014
18. Rabu
19 Maret 2014
19. Kamis
20 Maret 2014
20. Jumat
21 Maret 2014
21. Senin
24 Maret 2014
22. Selasa
-
5/19/2018 BAB I
20/21
20
25 Maret 2014
23. Rabu
26 Maret 201424. Kamis
27 Maret 2014
25. Jumat
28 Maret 2014
26. Senin
31 Maret 2014LIBUR
27. Selasa
1 April 2014
28. Rabu
2 April 2014
29. Kamis3 April 2014
30. Jumat
4 April 2014
31. Senin
7 April 2014
32. Selasa
8 April 2014
33. Rabu
9 April 2014LIBUR
34. Kamis
10 April 2014
35. Jumat
11 April2014
36. Senin
14 April 2014
37. Selasa
15 April 2014SAKIT
38. Rabu
16 April 2014
39. Kamis
17 April 2014SAKIT
40. Jumat
18 April 2014LIBUR
41. Senin
21 April 2014
42. Selasa
22 April 2014
43. Rabu
23 April 2014
44. Kamis
24 April 2014
45.Jumat
-
5/19/2018 BAB I
21/21
21
25 April 2014
46. Senin
28 April 201447. Selasa
29 April 2014
48. Rabu
30 April 2014
49. Kamis
1 Mei 2014LIBUR
50. Jumat
2 Mei 2014
51. Senin
5 Mei 2014LIBUR
52. Selasa6 Mei 2014
53. Rabu
7 Mei 2014
54. Kamis
8 Mei 2014
55. Jumat
9 Mei 2014
56. Senin
12 Mei 2014
57. Selasa
13 Mei 2014
58. Rabu
14 Mei 2014
59. Kamis
15 Mei 2014LIBUR
60. Jumat
16 Mei 2014
61. Senin
19 Mei 2014
62. Selasa
20 Mei 2014
63. Rabu
21 Mei 2014
64. Kamis
22 Mei 2014
65. Jumat
23 Mei 2014
66. Sabtu
24 Mei 2014