bab i

15
 1  A I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Dalam kehidupan sosial kita tidak akan lepas dari dari ketiga unsur ini, yaitu tentang tamu, tetangga dan mengasihi para dhuafa. Maka dengan tiga masalah ini, kami sedikit menguraikan bagaimana cara kit a unt uk men gab dikan diri kepada sang Khalik dengan cara men gho rmat i, mengasi hi , men ya ya ngi, mengut ama ka n merek a, agar supay a pengabdi an ini benar- ben ar diterima di sisiNya. Karena dalam suatu had ist di sebutkan “Barang siapa yangtidak memenuhi undangan maka ia telah bermaksiat kepada Allah dan asul-Nya.! "#.Bukhari$, “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaknya tid ak menyakiti tetangganya! Dalam hadi st lagi di ter angk an, %eorang  bertanya kepada Nabi %a&, “ 's la m ya ng ba ga i mana ya ng ba ik ( ! Na bi %a & men)a &ab, “Memb agi makana n "kepad a fa ki r- mi skin $ dan membe ri salam kep ada yan g dia ken al dan yan g tidak dik ena lny a.! "#.Bu kha ri$, dan lagi *erumpamaan orang-orang yang beriman di dalam saling cinta kasih dan belas kasih seperti satu tubuh. Apabila kepala mengeluh "pusing$ maka seluruh tubuh tidak bisa tidur dan demam. " #. Muslim$. Dengan latar belakan g tersebut kami disinimenyuguhkan tentang bagaimana cara menggapai ketiga masalah tersebut,

Upload: widyana-murti

Post on 08-Oct-2015

218 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tugas agma islam

TRANSCRIPT

6

BAB I PENDAHULUANI.I Latar BelakangDalam kehidupan sosial kita tidak akan lepas dari dari ketiga unsur ini, yaitu tentang tamu, tetangga dan mengasihi para dhuafa. Maka dengan tiga masalah ini, kami sedikit menguraikan bagaimanacara kitauntuk mengabdikan dirikepada sang Khalik dengan cara menghormati, mengasihi, menyayangi,mengutamakanmereka,agarsupaya pengabdian inibenar-benar diterima di sisiNya. Karena dalam suatu hadist disebutkan Barang siapa yangtidak memenuhi undangan maka ia telah bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya. (HR.Bukhari),Barangsiapaberiman kepada Allahdanhari akhir,makahendaknya tidakmenyakiti tetangganya Dalam hadistlagi diterangkan, Seorang bertanyakepadaNabi Saw, Islam yang bagaimana yang baik? Nabi Saw menjawab, Membagi makanan (kepada fakir-miskin) dan memberi salam kepada yang dia kenal dan yang tidak dikenalnya. (HR.Bukhari), danlagi Perumpamaan orang-orang yang beriman didalam saling cintakasih danbelas kasihseperti satu tubuh. Apabila kepalamengeluh (pusing) maka seluruh tubuh tidakbisatidurdandemam.(HR.Muslim).Denganlatarbelakangtersebutkamidisinimenyuguhkan tentang bagaimana cara menggapai ketiga masalah tersebut, sehingga atas dorongan Guru bidang studi terwujudlah apa yang ada di tangan anda ini, semoga ada manfaat dan gunanya.

I.II Rumusan MasalahRumusan masalah materi dalam makalah ini diarahkan pada Pembahasan Cara menghormati dan memuliakan serta menyantuni kaum dhuafa dan pengertian secara tekstual maupun kontekstual, sehingga pemahaman nanti tidak monoton. Dan juga kami uraikan istimbat hukum dalam setiap pembahasan dan di sertai pendapat para ulama yang mana semua nanti insya allah akan kami bahas.A.Perintah menyantuni kaum dhuafaB.Arti dari menyantuni kaum dhuafa

I.III TujuanDanManfaatTujuan makalah ini untuk memahami pentingnya menghormati dan memuliakan sertamenyantuni kaum dhuafa serta kewajiban kita sebagai pemeluk Agama islam. Sehinggapembahasan ininanti bisa bermanfaat khususnya bagi kamidan umumnya bagimasyarakatdan siswa-siswa smk yadika yang telah menyempatkan diri membaca makalah ini. Karena perbuatan yangbaikatauterpujiatautercelaterhadapAllahSWTdinamakanhubunganvertical, sedangkan perbuatan yang berhubungan dengan perkara yang terpuji atau tercelaterhadap sesama manusia atau alam sekitar dinamakan hubungan horizontal. Yang manatujuan utama nanti untuk membentuk manusia seutuhnya.semoga makalah ini ada manfaatdan barakahnya.BAB IIPEMBAHASAN MATERIII.A Pengertian Kaum DhuafaAda beberapa ayat AlQuran yang menjelaskan artikata dhufa yang berasal katadhafaatau dhiafan. Salah satu firman Allah menyebutkan, Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakangmerekaanak-anakyanglemah (dhiafan), yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka.(an Nisaa: 9)Dalam beberapa ayat yang lain, dhuafa disebut sebagai mustadhafin,diantaranya dalamSurah Al Qashash ayat 5dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yangtertindas (alladzinastudhifun),surah Al Araaf : 137 dan Kami pusakakan kepada kaumyang telah ditindas itu (yustadhafun), dan dalam surat An Nisa : 75, . mengapa kamu tidakmau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah (mustadhafin).Kaum Dhuafa sendiri adalah disebut juga Orang yang kurang mampu(Orang Miskin/anak yatim piatu) yaitu, kaum yang kurang mampu dari segi ekonomi maupun dari segi fisik. Keimanan adalah motor penggerak manusia untuk mengendalikan semua gerak dan tingkah manusia dalam QS. Al-Anfal (8) : 2-4. Keimanan yang berintikan kalimat tauhid, buk manusia dalam QS. Al-Anfal (8) : 2-4. Keimanan yang berintikan kalimat tauhid, bukanlah kata-kata dan janji-janji yang tanpa makna, tanpa adanya konsekwensi apapun. Akan tetapi, kalimat ini merupakan pintu masuk kedalam bangunan islam yang kemudian membedakan antara muslim dengan yang bukan muslim (gairu muslim).Imam yang sudah merasuk kedalam jiwa yang mendalam diwujudakan dalam semua aspek kehidupan seperti aspek sosial, sebab manusia disamping sebagai makhluk individu, juga merupakan makhluk sosial. Semua harta yang dimiliki oleh seseorang merupakan hasil kerja dengan orang lain, bukan bersih dari hasil usahanya sendirian. Oleh karena itu, islam mengajarkan agar peduli terhadap kaum lemah (dhuafa). Dengan demikian akan terbentuk masyarakat yang sejahtera. Sesuai QS. Al-Hasyr (59) : dan Az-Zuhruf (43) : 32.Zakat adalah mengeluarkan sebagian dari harta dengan cara dan syarat tertentu yang mencapai nisab kepada orang-orang yang berhak menerimanya. Zakat hukumnya wajib dan termasuk rukun Islam. Zakat diwajibkan pada tahun kedua Hijriyah setelah diwajibkannya puasa dan zakat fitrah. Para Nabi tidak diwajibkan mengeluarkan zakat karena zakat ditujukan untuk membersihkan harta dan badan, sedangkan para nabi sudah dibersihkan Allah dari kotoran, harta nabi adalah titipan Allah dan mereka tidak memiliki, maka para nabi tidak boleh diwarisi. Masalah zakat dalam al-Qur'an diulas sebanyak 83 kali, ini menunjukkan pentingnya ibadah ini.

II.B. Macam - Macam DhuafaAllah SWT dalam Al Quran telah menjelaskan pula mengenai orang-orang yangtergolongdhuafa, merekaantara lain:1.Anak-anakyatim2.orang-orangmiskin,3.ibnu sabil (musafir),4.orang yangmeminta-minta,5.hamba sahaya (al-Baqarah; 177),6.tunanetra, orangcacat fisik,orangsakit (anNuur:61);7.manusia lanjut usia (al Israa: 23);8.janda miskin (al Baqarah: 240);9.orangyang berpenyakit sopak (lepra) (Ali Imran: 49);10. tahanan atau tawanan (al Insan:78);11.mualaf(orang yang baru memeluk Islam,12.orang-orang fakir;13.orang-orang yang berutang (gharimin);14. orang yang berjuang di jalan Allah (fii Sabilillah) (at Taubah:60);15. buruh atau pekerja kasar (ath Thalaq:6) ;nelayan (al Kahfi:79);16 rakyat kecil yang tertindas (an Nisaa:75);17. anak-anak kecil dan bayi (al Anaam:140), dll.

II. C. Perintah Menyantuni Kaum DhuafaApakahhikmah yang dapat kamu ambil dari fenomena makhluk Allahyang telah diciptakannya berpasangpasangan? Salah satunyaadalahbahwamakhluktidakakan sanggup hidup sendiri. Merekapastimembutuhkanoranglainuntukmembantuatau melengkapi keberadaan dirinya. Demikian juga dengan adanya orang kaya dan orang miskin.Kita saling membutuhkan satu sama lain meskipunterkadang kita tidak menyadarinya. Kaya ataupun miskin adalah sebuah peluang untuk melaksanakan amal saleh sebanyak-banyaknyamenuju ridha Allah SWTManusia sebagai makhluk hidup mempunyai kebutuhan yang bersifat fisik dan non fisik. Kebutuhan itu tidak pernah dapatdihentikanselamahidupmanusia.Untukmencapaikebutuhanitu,satusamalainsalingbergantung.Manusiasebagaimakhluksosialtidakmungkin dapat hidup seorang diri. Manusia pasti memerlukan kawan atau orang lain.Olehkarenaitu,manusiaperlusalinghormatmenghormati, tolong menolongdansalingmembantu dan tidak boleh saling menghina, menzalimi, dan merugikan orang lain Dalam upaya menanamkan kepekaanuntuk salingtolongmenolong,kitadapatmebiasakan diri dengan menginfakkan atau memberikan sebagian rezeki yang kita perolehmeskipun sedikit, seperti memberikan santunan kepada fakir miskin, orang tua dan jompo,mengangkatanakasuh,memberibantuan kepada orang yang sedangmenuntutilmu,membangun sarana umum(jalan), sertamencari upaya mengentaskankemiskinan yangada di masyarakatDalam surah Al-Isra Ayat 26-27Artinya :26.

Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskindan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu)secara boros.27. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah Saudara-saudara syaitan dan syaitan ituadalah sangat ingkar kepada Tuhannya.Kandungan Surah Al-Isra Ayat 26-27Allah Swt memerintahkan seorang muslim memberikan hak kepada keluarga, Orangmiskin, dan orang yang sedang perjalanan.Hak yang harus dilakukan seorang muslim terhadap keluarga dekat, orang miskin, dan orangyang sedang dalam perjalanan adalah mempererat tali persaudaraan dan hubungan kasihsayang, serta membantu meringankan beban penderitaan yang mereka alami. Hak keluarga dekatmisalnyamemperolehpenghormatan,kasihsayang,mengunjungiapabila tertimpa musibah, dan ikut gembira ketika memperoleh nikmat. Hak fakir miskin,misalnyamemperolehsedekah,disayangi,dikasihani,danmembantumeringankan beban penderitaannya. Hak ibnu sabil/orang yang dalam perjalanan dengan tujuan baik adalah memberikan bantuandan pertolongan agar tujuan mereka tercapai.II. D. Arti Dari Menyantuni Kaum Dhuafa Beserta Orang Yang Pantas Diberi SantunanMaksud dari menyantuni kaum duafa ialah memberikan harta atau barang yang bermanfaat untuk duafa, kaum duafa sendiri ialah orang yang lemah dari bahasa Arab (duafa) atau orang yang tidak punya apa-apa, dan mereka harus disantuni bagi kewajiban muslim untuk saling memberi, itu sebagai bentuk ibadah kepada Allah Swt perlu digaris bawahi, bahwa memberi tidak harus uang malah kita berikan makanan bisa tapi nanti ibadahnya akan mengalir terus seperti halnya infak dan kalau sudah diberi akan jadi tanggung jawab orang miskin itu, misal saja barang yang diberikan digunakan untuk beribadah kepada Allah atau hal positif lainnya akan terkena pahala yang sama, ketika Dia gunakan tadi, sebaliknya degan digunakan mencopet atau judi kita tidak akan mendapat pahala buruk dari orang miskin itu insya Allah pahalanya tidak akan berkurang setelah memberi kepada orang miskin itu gunakan.Dan menurut para ulama menyantuni kaum duafa akan menyelamatkan diri kitadari api neraka, tapi sekarang banyak manusia yang segan megeluarkan hartanya untuk berinfak pada kaum duafa, tapi ada juga yang selalu membantu kaum dufa itu, bukan sajayang berarti duafa pada orang miskin juga bisa pada misalnya ; panti asuahan, membangun masjid, kepada diri sendiri, anak yang putus sekolahbiayai pendidikannya sampai tingkat SMA , dan keluarga dekat serta orang yang sedang perjalanan, ini samadijelaskan pada surat Al-isra ayat 26-27. Untuk anak yatim, Islam memerintahkan untuk memeliharanya(1). Memuliakannya(2). Tidak boleh berlaku sewenang-wenang(3).Menjaga hartanya ( kalau ada), sampai anak yatim tersebut dewasa, mandiri dan bisa mengurus hartanya(4). Seperti dijelaskan dalam hadist bukhari dibawah ini bila seseorang memelihara anak yatim :Dari Sahl bin Saad r.a.,katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Saya dan orang yang memelihara anak yatim itu dalam syurga seperti ini." Beliau mengisyaratkan dengan jari telunjuk dan jari tengahnya dan merenggangkan antara keduanya itu."(Riwayat Bukhari)SuratAl Fajr ayat 17Sekali-kali tidak (demikian). Sebenarnya kamu tidak memuliakan anak yatimSuratAdh Dhuhaa ayat 9Adapun terhadap anak yatim maka janganlah kamu berlaku sewenag-wenang Al-Isra : 34, Al-Baqarah : 220, An-Nisa : 2, An-Nisa : 6Untuk fakir miskin, kita harus menganjurkan orang untuk memberi makan. Kalau tidak, bahaya, cap kita adalah pendusta agama. Fakir miskin juga termasuk kedalam golongan yang berhak menerima zakat pun harta rampasan perang dari umat muslimAl Anam : 141, Al Baqarah : 177, Al Anfaal : 41, Al Hasyr : 7 Perlu ditekankan, bahwa defenisi Islam untuk orang yang miskin adalah orang yang tidak dapat mencukupi kebutuhannya, dan tidak pernah berfikir untuk diberi sedekah dan tidak mau pergi untuk meminta-minta kepada orang lainJadi orang seperti inilah, yang menyebabkan anda menjadi pendusta agama saat tidak menganjurkan untuk memberinya makan. Dan orang seperti inilah yang berhak terhadap zakat dan bagian dalam harta fai. dalam hadist buhari dan muslim dijelaskan :Dari abu hurairah ra.ia berkata rasulullah saw bersabda; "bukan dinamakan orang miskin, orang yang meminta-minta kemudian ia tidak memperoleh sesuap dan dua suap makanan atau tidak memperoleh satu dan dua buah butir kurma tapi yang dinamakan orang miskin adalah orang yang tidak dapat mencukupi kebutuhannya dan tidak pernah berpikir untuk diberi sedekah dan ia juga tidak mau pergi untuk meminta-minta kepada orang lain(HR Bukhari dan Muslim ) Meminta-minta didalam Islam sangatlah tidak dianjurkan. Ia hanya pilihan untuk kondisi sangat genting. Kepepet kata orang kita. Karena banyaknya keburukan yang didapat dari meminta. Ketika meminta-minta, orang akan otomatis kehilangan keberkahan harta Dan sesuai konteks, meminta itu untuk menyelamatkan diri dari kondisi kepepet,maka harus sedikit saja. Secukupnya untuk menutupi kekurangan yang ada, tidak boleh untuk memperkaya diri, karena sama dengan meminta bara api.Untuk itu, dalam kondisi yang melaratpun, umat Islam harus tetap berusaha mandiri dengan jalan halal. Keringanan dengan jalan meminta-minta ini hanya diperbolehkan karena tiga sebab, yaitu :Seperti Hadist pertama seseorang yang menanggung beban yang amat berat, maka ia diperbolehkan meminta-minta sampai dapat memperingan bebannya; kemudia ia mengekang dirinya untuk tidak meminta-minta lagi; kedua seseorang yang tertimpa kecelakaan dan hartanya habis, maka ia boleh meminta-minta sampai mendapatkan kehidupan yang layak, yang ketiga seorang yang sangat miskin sehingga ada tiga orang yang bijaksana diantara kaumnya mengatakan" si fulan benar-benar miskin" maka ia diperbolehkan meminta-minta, sampai dapat hidup dengan layak. Dalam hadist riwayat bukhari & muslim Dijelaskan ialah :Dari hakim bin hizam ra. ia berkata;saya meminta kepada rasulullah saw, maka beliau memberi saya ; kemudian saya meminta lagi kepada beliau dan beliau memberi saya lagi. kemudia beliau bersabda; " Hai hakim, sesungguhnya harta itu memang manis dan mempesonakan. siapa saja mendapatkannya dengan kemurahan jiwa, maka ia mendapatkan berkah, tetapi siapa saja mendapatkannya dengan meminta-minta, maka ia tidak akan mendapatkan berkah, ia bagaikan orang yang sedang makan tetapi tidak pernah merasa kenyang. Tangan di atas (yang memberi , lebih baik daripada tangan dibawah ; hakim berkata; wahai rasulullah , demi zat yang mengutus engkau dengan kebenaran, saya tidak akan menerima sesatu pun dari seseorang seduah pemberianmu ini sampai saya meninggal dunia(HR Bukhari dan Muslim )Dari abu hurairah raia berkata; rasulullah saw bersabda; "siapa saja yang meminta- minta kepada sesama manusia dengan maksud untuk memperbanyak harta kekayaan, maka sesusungguhnya ia meminta bara api; sehingga terserah kepadanya apakah cukup dengan sedikit saja atau akan memperbanyaknya(HR Muslim )Selain tiga hal diatas, Rasul menyatakan usaha meminta-minta adalah haram.Dari pemaparan jalan yang ditawarkan Islam diatas jelas bahwa menurunkan Perda Pelarangan Memberi Uang Kepada Pengemis, tidak bijak. Apalagi dengan tujuan utama, kebersihan dan ketertiban. Si Penguasa sama dengan menzalimi pengemis-pengemis dan gelandangan. Tapi terlebih dahulu, dia menzalimi diri sendiri dengan menimbun gunugan dosa kezhaliman.Dari abu bisyr Qabishah bin al Mukhariq ra,ia berkata; saya adalah orang yang menanggung beban amat berat, maka saya mendatangi rasulullah saw untuk meminta bantuannya meringankan beban itu, kemudia beliau bersabda " tunggulah sampai ada zakat yang datang ke sini, nanti akan aku suruh si amil (pengumpul dan pembagi zakat) untuk memberi bagian kepadamu , kemudia beliau bersabda; Wahai Qabishah , meminta-minta itu tidak diperbolehkan kecuali ada salah satu dari 3 sebab; pertama seseorang yang menanggung beban yang amat berat, maka ia diperbolehkanmeminta-minta sampai dapat memperingan bebannya; kemudian ia mengekang dirinya untuk tidak meminta-minta lagi; kedua seseorang yang tertimpa kecelakaan dan hartanya habis, maka ia boleh meminta-minta sampai mendapatkan kehidupan yang layak, yang ketiga seorang yang sangat miskin sehingga ada tiga orang yang bijaksana diantara kaumnya mengatakan" si fulan benar-benar miskin" maka ia diperbolehkan meminta-minta, sampai dapat hidup dengan layak,wahai Qabishah meminta-minta selain disebabkan tiga hal tadi adalah usaha yang haram dan orang yang memakannya berarti ia makan barang haram(HR Muslim )

BAB IIIPENUTUPKESIMPULANDemikianlah, sesungguhnya dalam islam itu tertata dengan rapi, dan sangat lembutuntuk menuju kehidupan yang lebih harmonis kepada semua insan tanpa ada pilih kasih, dansesungguhnya sikap manusia yang penuh kesadaran meskipun kepada orang asing karenamereka itu masih keturunan Nabi Adam As. Mengingat ayat 70 Surat al-Isra yang artinya: Sangat Kami muliakan keturunan NabiAdamdan Kamisebarkansegalayang beradadidarat dan lautan, juga Kami mengutamakan mereka lebih utama dari mahluk lainnya.Kesimpulan dari ayat ini bahwa kita sekalian seharusnya saling harga menghargai, jangantimbul kekecewaan, mengingat surat al Maidah yang artinya: Hendaklah tolong menolongdengan sesama dan dalam melaksanakan kebajikan dan ketakwaan dengan sungguh-sungguhterhadap Agama maupun Negara, sebaliknya jangan tolong menolong dalam berbuat dosadan permusuhan terhadap perintah Agama maupun Negara.Jadi semakin jelas bahwa kita sebagaimana model interaksi yang ideal antar kitadengan orang yang lebih tinggi dari kita, dengan sesama dalam arti yang sederajat dalamsegalanya, dengan orang yang ada dibawah kita dan dengan fakir miskin. Dan islam juga menjelaskan bahwa kedamaian lahirbathinakanterwujudditengah-tengahmasyarakatmanakalamasing-masing individu berpegang teguh terhadap etikasosial. karena adadalil sesungguhnya sesuatu itu tergantung pada niatnya dan perintah kepada sesuatu, berartimelarang pada sesuatu. Jadi kami menyimpulkan bahwa hukum untuk Menghormati tamudan tetangga Serta menyantuni kaum dhuafa itu tergantung pada individu masing- masing .Adapun menurut kami ada beberapa hukum sebagai berikut1. Wajib,jikaperbuatantersebuttidakmembawakemudharatankepadakita,tapisebaliknya akan membawa tatanan hidup yang harmonis dalam khasanah masyarakatyang madani.2. Sunah, jika perbuatan tersebuttersebutakan membawa dampak yang sangat positifbagi kelangsungan bermasyarakat.3. Mubah, jikaperbuatan tersebut tidak berlebih-lebihan, atau dalam kata lain tidakmembawa efek yang membahayakan dan kelangsungan bermasyarakat.4. Makruh, dalam devinisinya adalah suatu laranganjika ditinggalkan mendapat pahala,dan jika dilakukan tidak mendapatkan siksa. Maka menurut kami, jika perbuatan tersebut tidak membawa akibat yang burukdan jugatidakmembawamambawamanfaat, maka lakukanlah untuk masalah ini.5. Haram, jika Menghormati tamu dan tetanggaSerta menyantuni kaum dhuafa akan membawa kerusakan tatanan kehidupan bermasyarakat sertasocial, makahindarilah untuk Menghormati tamu dan tetangga Serta menyantuni kaum dhuafa tersebut.Waallahu alam

LAMPIRAN