bab i

5
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Alergi adalah suatu reaksi abnormal yang terjadi pada seseorang yang bersifat k yang timbul bila ada kontak dengan substansi yang biasanya tidak menyebabkan rea orang normal. 1,2,3,4,5 Penyakit alergi merupakan kerusakan1 jaringan tipe 1 ( ell ! "oombs # di terjadi pelepasan suatu mediator kimia ketika terjadi paparan ulangan dengan ale pada pasien atopik yang sudah tersensitisasi dengan alergen yang sama sebelumn menimbulkan reaksi, harus dipenuhi 2 faktor yaitu adanya sensiti%itas terhadap s ( atopi # yang bersifat herediter dan adanya kontak ulang dengan alergen tersebu &hinitis Alergi adalah keadaan atopik yang paling sering di jumpai, yang m 2' penyakit anak)anak tertentu dan populasi de*asa muda di Amerika $tara dan +r 2,4 e-ara garis besar rinitis dibagi 2 yaitu rinitis alergi dan rinitis non alergi alergi disebabkan oleh bahan yang brsifat alergen dan rinitis non alergi terdiri %asomotor,rinitis medikamentosa, rinitis hipertropik kronis dan lain)lain. dapat dilakukan pada kasus rinitis alergi adalah menghindari alergen,pemberian o se-ara simptomatis dan pemakaian imunoterapi. 1,2,3,0, ,1'

Upload: karinadian

Post on 05-Oct-2015

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

BAB I

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

Latar Belakang

Alergi adalah suatu reaksi abnormal yang terjadi pada seseorang yang bersifat khas, yang timbul bila ada kontak dengan substansi yang biasanya tidak menyebabkan reaksi pada orang normal. 1,2,3,4,5Penyakit alergi merupakan kerusakan1 jaringan tipe 1 ( Gell & Coombs ) dimana terjadi pelepasan suatu mediator kimia ketika terjadi paparan ulangan dengan alergen spesifik pada pasien atopik yang sudah tersensitisasi dengan alergen yang sama sebelumnya. Untuk menimbulkan reaksi, harus dipenuhi 2 faktor yaitu adanya sensitivitas terhadap suatu allergen ( atopi ) yang bersifat herediter dan adanya kontak ulang dengan alergen tersebut.

Rhinitis Alergi adalah keadaan atopik yang paling sering di jumpai, yang merupakan 20% penyakit anak-anak tertentu dan populasi dewasa muda di Amerika Utara dan Eropa. 2,4Secara garis besar rinitis dibagi 2 yaitu rinitis alergi dan rinitis non alergi. Dimana rinitis alergi disebabkan oleh bahan yang brsifat alergen dan rinitis non alergi terdiri dari rinitis vasomotor,rinitis medikamentosa, rinitis hipertropik kronis dan lain-lain. Tindakan yang dapat dilakukan pada kasus rinitis alergi adalah menghindari alergen,pemberian obat-obat secara simptomatis dan pemakaian imunoterapi.1,2,3,6,9,10

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

ANATOMI HIDUNGHidung terdiri dari hidung bagian luar atau piramid hidung dan rongga hidung dengan perdarahan dan persarafannya. 1,10,18A.Hidung bagian luar Hidung luar berbentuk piramid dengan bagian-bagiannya dari atas ke bawah :1,10,181. pangkal hidung2. dorsum nasi3. puncak hidung4. ala nasi5. kolumela6. lubang hidung.

Hidung luar dibentuk oleh kerangka tulang dan tulang rawan yang dilapisi kulit, jaringan ikat dan beberapa otot kecil yang berfungsi untuk melebarkan atau menyempitkan lubang hidung1,10,18Kerangka tulang terdiri dari :1. tulang hidung (os nasalis)2. prosesus frontalis os maksila3. prosesus nasalis os frontal. Sedangkan kerangka tulang rawan terdiri dari :1. sepasang kartilago nasalis lateralis superior2. sepasang kartilago nasalis lateralis inferior3. beberapa pasang kartilago ala minor4. tepi inferior kartilago septum.

B. Hidung bagian dalamRongga hidung atau kavum nasi berbentuk terowong dari depan ke belakang, dipisahkan oleh septum nasi dibagian tengahnya menjadi kavum nasi kanan dan kiri. Pintu atau lubang masuk kavum nasi di bagian depan disebut nares anterior dan lubang belakang disebut nares posterior yang menghubungkan kavum nasi dengan nasofaring.1,10,18Septum bagian luar dilapisi oleh mukosa hidung. Bagian depan dinding hidung licin, yang disebut agar nasi dan dibelakang nya terdapat konka-konka yang mengisi sebagian besar dinding lateral hidung. Pada dinding lateral terdapat 4 konka, dari yang terbesar sampai yang terkecil adalah konka inferior,konka superior, dan konka suprema. Konka suprema ini biasanya rudimeter, diantara konka-konka dan dinding lateral hidung terdapat rongga sempit yang disebut meatus. Terdapat 3 meatus,yaitu meatus inferior, meatus media, dan meatus superior. Pada meatus inferior terdapat muara (ostium) duktus nasolakrimaris, pada meatus media terdapat muara sinus frontalis, sinus maksilaris, dan sinus etmoid anterior. Sedangkan pada meatus superior bermuara sinus etmoid posterior dan sinus sfenoid.1,10,18Perdarahan hidung Perdarahan hidung berasal dari a.maksilaris interna (bagian bawah hidung), a.fasialis (bagian depan hidung). Bagian depan anastomosis dari cabang a.sfenopalatina, a.etmoid anterior, a.etmoid anterior, a.labialis superior, dan a.palatina mayor yang disebut pleksus kieselbach. 1,10,18

PERSARAFAN HIDUNG

Persarafan hidung pada bagian depan dan atas,saraf sensoris n.etmoid anterior (cabang n.nasolakrimalis, cabang n.oftalmikus). Rongga hidung lainnya saraf sensoris n.maksilaris.Saraf vasomotor (autonom) melalui ganglion sfenopalatinum. 1,10,18Mukosa hidung berdasarkan histologik dan fungsional dibagi atas mukosa pernafasan dan mukosa penghidu (olfaktorius). Mukosa pernafasan terdapat pada sebagian besar rongga hidung berupa epitel torak berlapis semu yang mempunyai silia dan di antaranya terdapat sel goblet. Pada bagian yang lebih sering aliran udara mukosanya lebih tebal dan kadang-kadang berubah menjadi epitel skuamosa. 1,10,18Dalam keadaan normal mukosa berwarna merah muda dan selalu basah karena diliputi oleh palut lendir pada permukaannya yang dihasilkan oleh kelenjar mokasa dan sel-sel goblet. Silia yang terdapat pada permukaan epitel mempunyai arti penting dalam mobilisasi palut lendir di dalam kavum nasi yang di dorong ke arah nasofaring.Mukosa penghidu terdapat pada atap rongga hidung, konka superior dan sepertiga bagian atas septum. Mukosa dilapisi oleh epitel torak berlapis semu yang tidak bersilia. Mukosa sinus paranasal berhubungan langsung dengan mukosa rongga hidung di daerah ostium. Mukosa sinus menyerupai mukosa hidung, hanya lebih tipis dan sedikit mengandung pembuluh darah. 1,10,18