bab i

6
BAB I PENDAHULUAN Bab I bagian pendahuluan ini menjelaskan tentang latar belakang penelitian, perumusan masalah penelitian, tujuanpenelitian, batasan yang ditetapkan untuk penelitian, serta sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki penduduk dalam jumlah banyak. Hal ini dibuktikan Indonesia menempati posisi ke empat den jumlah penduduk paling banyak di dunia. Jumlah penduduk Indonesia mencap 241,1 juta jiwa dengan persentase ratarata pertumbuhan penduduk selama periode 2!!"2!11 yaitu 1,4#$ per tahun %&o, 2!14'. Bertambahnya penduduk berdampak pada meningkatnya perekonomian penduduk Indonesia. Hal ini diketahui dari nilai ()B Indonesia yang naik #,*2$ per tahun dari tah ke tahun 2!11. (eningkatan perekonomian di Indonesia mendorong peningkata di semua sektor yaitu sektor industri, komersial, rumah tangga, transport kesejahteraan rakyat %&usanti, 2!14'. +danya peningkatan perekonomian set tahunnya menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang berk paling cepat di +sia. (ertumbuhanperekonomian yang semakin meningkatdi Indonesia menjadi salahsatu penyebab konsumsi energi cenderungdigunakanoleh masyarakat. Jenis energi yang dikonsumsi oleh pengguna antara lain energi listrik, batu bara, gas alam, dan -( yang dipaparkan pada gambar 1 beser persentase konsumsi energi. )i +sia, konsumsi energi diperkirakan setiap tahunnya bersamaan dengan peningkatan ekonomi pembangunan di +sia. +danya peningkatan konsumsi energi di +sia perlu dilakukan kon/ersi energ %Hori, 2!10'. Hal ini mengingat pemenuhan kebutuhan energi harus diimbang dengan ketersediaan dari sumber energi sehingga dapat memperlancar akti/i semua sektor pengguna % Energi balance of Indonesia, 2!!*2!12'. nergi merupakan energiyang tersedia dalam jumlah terbatas dan tidakdapat

Upload: ayunda-annisa

Post on 05-Oct-2015

212 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bab I

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

Bab I bagian pendahuluan ini menjelaskan tentang latar belakang penelitian, perumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, batasan yang ditetapkan untuk penelitian, serta sistematika penulisan.

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki penduduk dalam jumlah banyak. Hal ini dibuktikan Indonesia menempati posisi ke empat dengan jumlah penduduk paling banyak di dunia. Jumlah penduduk Indonesia mencapai 241,1 juta jiwa dengan persentase rata-rata pertumbuhan penduduk selama periode 2007-2011 yaitu 1,45% per tahun (So, 2014). Bertambahnya jumlah penduduk berdampak pada meningkatnya perekonomian penduduk Indonesia. Hal ini diketahui dari nilai PDB Indonesia yang naik 5,82% per tahun dari tahun 2007 ke tahun 2011. Peningkatan perekonomian di Indonesia mendorong peningkatan di semua sektor yaitu sektor industri, komersial, rumah tangga, transportasi, dan kesejahteraan rakyat (Susanti, 2014). Adanya peningkatan perekonomian setiap tahunnya menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang berkembang paling cepat di Asia.

Pertumbuhan perekonomian yang semakin meningkat di Indonesia menjadi salah satu penyebab konsumsi energi cenderung digunakan oleh masyarakat. Jenis energi yang dikonsumsi oleh pengguna antara lain energi BBM, listrik, batu bara, gas alam, dan LPG yang dipaparkan pada gambar 1 beserta persentase konsumsi energi. Di Asia, konsumsi energi diperkirakan meningkat setiap tahunnya bersamaan dengan peningkatan ekonomi pembangunan di Asia. Adanya peningkatan konsumsi energi di Asia perlu dilakukan konversi energi (Hori, 2013). Hal ini mengingat pemenuhan kebutuhan energi harus diimbangi dengan ketersediaan dari sumber energi sehingga dapat memperlancar aktivitas di semua sektor pengguna (Energi balance of Indonesia, 2008-2012). Energi fosil merupakan energi yang tersedia dalam jumlah terbatas dan tidak dapat diperbaharui karena proses pembentukan memakan waktu lama sehingga menimbulkan krisis energi. Semakin banyak energi digunakan untuk aktivitas harian dapat mengakibatkan konsumsi energi meningkat. Peningkatan konsumsi energi mengakibatkan menipisnya cadangan energi fosil sehingga dapat menjadi ancaman terhadap perkembangan Indonesia (So, 2014).

Gambar 1. Persentasi konsumsi energi berbagai sektor di Indonesia (Susanti, 2014)Adanya ancaman tersebut dilakukan upaya untuk mendorong pemanfaatan penggunaan energi yang efisien. Perilaku hemat energi perlu untuk melindungi energi yang terkandung di Indonesia. Konservasi energi di Indonesia mulai diatur dengan Instruksi Presiden No. 9 Tahun 1982. Undang-Undang yang secara langsung terkait dengan konservasi energi adalah Undang-undang No. 30 Tahun 2007 tentang Energi. Undang-undang ini dijadikan pelindung bagi kebijakan energi nasional yang mencakup kebijakan konservasi energi. Pada tahun 2009, Pemerintah Indonesia menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2009 tentang Konservasi Energi (So, 2014). Untuk menghindari adaya kemungkinan krisis energi dan untuk mempertahankan keberlanjutan energi, pemerintah Indonesia telah menetapkan bersama sasaran untuk menetapkan intensitas penghematan energi minimal 1% per tahun hingga tahun 2025 (Susanti, 2014).

Sektor rumah tangga memiliki potensi paling besar dalam pembentukan perilaku hemat energi. Salah satu penelitian mengemukakan bahwa penghematan energi dari sektor rumah tangga bisa menyumbang persentase yang besar dari total konsumsi energi (Wijaya, 2013). Berdasarkan Badan Pusat Statistik memaparkan bahwa sektor rumah tangga merupakan konsumen listrik yang jumlahnya cukup banyak di Indonesia (Chahaya, 2005). Hal ini diperkuat dengan energi listrik menduduki peringkat nomor dua paling banyak digunakan pada sektor rumah tangga (Energi balance of Indonesia, 2008-2012). Rumah tangga memerlukan energi listrik sebagai sumber energi dari berbagai peralatan rumah tangga, baik untuk penerangan maupun berbagai perlengkapan seperti pompa air, mesin penyegar udara (Air Conditioning), lemari es, TV, radio, komputer, mesin cuci, pemasa air, dan lain sebagainya. Gaya hidup dan peralatan rumah tangga juga menjadi faktor utama dalam mengkonsumsi energi listrik (Susanti, 2014). Genjo, 2005 melakukan penelitian terhadap perilaku konsumsi energi di Jepang. Dalam hasil penelitian dikatakan bahwa gaya hidup dan kebiasaan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi konsumsi energi.

Salah satu objek penelitian perilaku penggunaan energi sektor rumah tangga yaitu masyarakat Brazil. Penelitian dilakukan dengan mengidentifikasi alat elektronik rumah tangga yang paling sering digunakan. Hasil dari penelitian diketahui peralatan rumah tangga yang sering menjadi sikap pemborosan pemakaian energi yaitu pada kulkas, freezer, dan AC (Ghisi, 2007). Dilihat dari kebutuhan mengkonsumsi energi listrik, rumah tangga merupakan sektor yang berpotensi besar terhadap perubahan perilaku konsumsi hemat energi listrik. Mayoritas pengguna mengkonsumsi energi listrik didasarkan kepada aktivitas dan rutinitas harian. Hal ini menyatakan bahwa rumah tangga menjadi sektor yang penting dalam menetapkan perilaku hemat energi. Salah satu cara untuk meningkatkan intensitas penghematan energi yaitu dengan melakukan perubahan perilaku konsumtif. Perubahan perilaku dilakukan dengan memperbaiki sikap dan kebiasaan buruk dalam mengkonsumsi energi listrik dan membentuk perilaku baru. Dengan adanya perubahan perilaku dapat memberikan dampak berkelanjutan terhadap konsumsi hemat energi listrik kepada generasi mendatang (Martiskainen, 2007).

Energi listrik merupakan salah satu komponen utama dalam mendukung pertumbuhan suatu daerah. Jumlah konsumsi energi listrik juga menjadi tolak ukur untuk meningkatkan kualitas dari masyarakat dan pertumbuhan ekonomi (Hamdany, 2011). Perilaku hemat energi dipengaruhi oleh pola tingkah laku dan kebiasaan konsumen. Karakteristik rumah tangga dengan perilaku hemat listrik memiliki hubungan yang signifikan seperti besar rumah tangga, pendapatan per kapita, daya listrik, dan tagihan listrik (Bestarina, 2015). Salah satu faktor yang berhubungan dengan pola tingkah laku hemat energi sektor rumah tangga ini adalah dilihat dari segi sosio-demografis pengguna energi listrik. Penelitian sebelumnya, menunjukkan bahwa variabel sosio-demografis sangat berhubungan dengan penggunaan energi rumah tangga (Susanti, 2014). Beberapa negara seperti Jepang dan China telah melakukan penelitian mengenai konservasi energi dengan memperhatikan pola perilaku konsumsi energi dari berbagai sudut pandang. Jepang pada penelitian konversi energi menggunakan variabel sosio demografis, sosio economic, dan lingkungan untuk mengetahui pola perilaku konsumsi energi masyarakat. Adapun variabel sosio demografis yang di ambil dalam penelitiannya antara lain, usia, gender, lokasi rumah tinggal, pendidikan, jumlah keluarga, dan pendapatan (Mizobuchi, 2013).

Selain negara Jepang, penelitian dilakukan terhadap masyarakat Denmark mengenai konservasi energi. Penelitian dilakukan dengan memperhatikan faktor sosial kognitif yang mempengaruhi perilaku hemat energi. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa anggota rumah tangga menjadi salah satu faktor dalam pembentukan perilaku hemat energi sektor rumah tangga. (Thogersen, 2010). Nuryanti, 2007 menyatakan bahwa salah satu faktor sosio demografis yaitu pendapatan mempengaruhi perilaku pemakaian energi listrik. Penelitian dilakukan karena munculnya disparitas terhadap masyarakat yang kaya dan masyarakat yang kurang mampu dalam penggunaan listrik. Adanya perbedaan ini maka dilakukan penelitian terhadap rata-rata konsumsi energi masyarakat kaya dan masyarakat kurang mampu. Hasil penelitian mengatakan bahwa energi komersial terbanyak dikonsumsi oleh masyarakat kaya. Hal ini didukung oleh jumlah peralatan rumah tinggal. Dengan menggunakan pendekatan variabel sosio-demografis mampu memberikan wawasan yang lebih dalam terhadap, sikap, lingkungan, dan pengetahuan masyarakat. Variabel ini juga berkontribusi terhadap perilaku individu dalam tindakan hemat energi dengan tidak melakukan perubahan yang membutuhkan finansial yang besar. Hal ini dapat meningkatkan upaya penghematan energi berkelanjutan untuk mendorong perubahan perilaku dari konsumen.

Oleh karena itu, dengan adanya kebijakan pemerintah Indonesia untuk menerapkan konservasi energi maka dilakukan penelitian untuk mengetahui pola tingkah laku konsumsi energi saat ini. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi dan menganalisis hubungan faktor sosio demografis dengan pola perilaku konsumsi energi listrik sektor rumah tangga di Indonesia.

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan kajian dari latar belakang, didapatkan rumusan masalah penelitian yaitu bagaimana hubungan faktor sosio demografis dengan pola perilaku konsumsi energi listrik sektor rumah tangga saat ini.

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :1. Mengidentifikasi foktor sosio demografis yang mempengaruhi perilaku konsumsi dan penghematan listrik sektor rumah tangga.2. Menganalisis hubungan antara variabel sosio demografis dengan perilaku konsumsi energi listrik rumah tangga.3. Rekomendasi perbaikan dari hasil perbandingan dan pengaruh variabel sosio demografis terhadap perilaku konsumsi energi sektor rumah tangga.

1.4Batasan MasalahBatasan yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :1. Objek penelitian yang digunakan adalah konsumsi listrik sektor rumah tangga.2. Penelitian berdasarkan pada kebiasaan perilaku konsumsi energi yang dilakukan pelanggan listrik PLN.3. Penelitian dilakukan dengan menganalisis hubungan variabel sosio demografis pengguna energi listrik terhadap perilaku konsumsi energi sektor rumah tangga

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan penelitian tugas akhir ini disusun sebagai berikut:BAB IPENDAHULUANBab ini menjelaskan landasan awal penelitian yang terdiri dari latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan.BAB IILANDASAN TEORIBab ini berisi teori-teori yang berkaitan dengan teori perilaku konsumen, dan indikator perilaku penghematan energi listrik rumah tangga. Tahap pengumpulan dan pengolahan data dilandaskan dengan teori-teori tentang penelitian kualitatif dan uji statistik.BAB IIIMETODOLOGI PENELITIANBab ini memaparkan langkah-langkah dari penelitian yang dilakukan, dan juga menyajikannya dalam bentuk flowchart sehingga mudah dimengerti oleh pembaca. 6