bab i

28
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan modern yang semakin pesat dan canggih di zaman sekarang ini, ternyata tidak mampu mengeser atau mengesampingkan begitu saja obat tradisional, tetapi justru hidup berdampingan dan saling melengkapi. Hal ini terbuktidari banyaknya peminatpengobatan tradisional. Namun yang menjadi masalah dan kesulitan bagi para peminat obat tradisional adalah kurangnya pengetahuandan informasi yang memadai menganai berbagai jenis tumbhan yang dipakaisebagai obat tradisional untuk pengobatan penyakit tertentu terutama tentang penyakit kolesteroltinggi (hiperlipidemia) (Dalimartha, !!!). Hiperlipidemia terjadi peningkatan parameter lipid seperti kadar kolesterol total, lipoprotein densitas sangat rendah (very low density lipoprotein, "#D#), lipoprotein densitas rendah (low density lipoprotein,#D#) dan trigliserida serta penurunan kadar lipoprotein densitas tinggi (high density lipoprotein,HD#) ($uyton%Hall, &'' *merican Diabetes *ssociation, !! ). Kondisi hiperlipidemia terutama hiperkolesterolemia menyebabkan terjadinya peningkatan kadar #D# yang akan mudah teroksidasi sehingga terbentuk gugus hidroksil pada sel endotelium dan otot polos pembuluh darah. #D# (low densitylipoprotein) merupakan lipoprotein pengangkut kolesterolterbesar pada manusia ( !+ total) yang berfungsi memba a kolesterol ke jaringan perifer untuk sintesis membran plasma dan hormon steroid. &

Upload: ulha-ummariyah

Post on 04-Oct-2015

21 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bab 1

TRANSCRIPT

BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangKemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan modern yang semakin pesat dan canggih di zaman sekarang ini, ternyata tidak mampu mengeser atau mengesampingkan begitu saja obat tradisional, tetapi justru hidup berdampingan dan saling melengkapi. Hal ini terbuktidari banyaknya peminatpengobatan tradisional. Namun yang menjadi masalah dan kesulitan bagi para peminat obat tradisional adalah kurangnya pengetahuandan informasi yang memadai menganai berbagai jenis tumbhan yang dipakaisebagai obat tradisional untuk pengobatan penyakit tertentu terutama tentang penyakit kolesterol tinggi (hiperlipidemia) (Dalimartha, 2000).Hiperlipidemia terjadi peningkatan parameter lipid seperti kadar kolesterol total, lipoprotein densitas sangat rendah (very low density lipoprotein, VLDL), lipoprotein densitas rendah (low density lipoprotein,LDL) dan trigliserida serta penurunan kadar lipoprotein densitas tinggi (high density lipoprotein,HDL) (Guyton&Hall, 1997; American Diabetes Association, 2007). Kondisi hiperlipidemia terutama hiperkolesterolemia menyebabkan terjadinya peningkatan kadar LDL yang akan mudah teroksidasi sehingga terbentuk gugus hidroksil pada sel endotelium dan otot polos pembuluh darah. LDL (low densitylipoprotein) merupakan lipoprotein pengangkut kolesterol terbesar pada manusia (70% total) yang berfungsi membawa kolesterol ke jaringan perifer untuk sintesis membran plasma dan hormon steroid.Salah satu tanaman yang banyak digunakan dalam menurunkan kadar kolesterol adalah seledri (Apium graveolens). Bagian dari seledri semuanya dapat dimanfaatkan mulai dari batang, daun, biji ataupun akarnya. Kandungan kimia dalam seledri seperti flavonoid, koumarin, furanokumarin, isokuersetin, umbilliferon, asparagin, selenium serta minyak atsiri (1.5-3%) yang terdiri dari limonen (60-70%), phtalida, beta-selinen dan asam lemak tidak jenuh (Juheini, 2002). Senyawa kimia yang dapat menurunkan kadar kolesterol yaitu flavonoid berpotensi menurunkan kadar kolesterol (Nurwahyuni, 2006) dengan mekanisme upregulasi mRNA reseptor LDL (Pal et.al., 2002; Morin et al.,2008). Flavonoid yang terdapat pada tumbuh tumbuhan bila dikonsumsi secara rutin dapat melindungi tubuh dari penyakit kardiovaskuler dan beberapa penyakit kronik lain (Knekt et al.,2002; Chepulis dan Starkey, 2008). Selain itu, flavonoid mampu memperbaiki fungsi endotel pembuluh darah (Engler et al.,2004), dapat mengurangi kepekaan LDL terhadap pengaruh radikal bebas (Stein et al., 1999; Ling et al.,2001), antiinflamasi, antioksidan yang baik dan bersifat hipolipidemik (Davalos, 2006; Castilla et al., 2006; Kelleyet al., 2006).Banyaknya manfaat yang didapat dari tanaman seledri sehingga dilakukan penelitian lebih lanjut. Hala ini memungkinkan untuk mengetahui efektifitas tumbuhan seledri dalam menurunkan kadar kolesterol. Tumbuhan seledri sebelumnya diproses untuk mendapakan ekstrak seledri yang selanjutnya akan dibuat sediaan tablet dimana telah terbukti dapat menurunkan kadar kolesterol. Sediaan tablet memiliki sifat yang sangat cocok untuk zat yang susah larut dalam air, dapat mengandung zat aktif besar dalam volume sediaan kecil, dapat dijadikan produk dengan pelepasan yang bisa diatur, mudah dibawa, disimpan dan sediaan yang mudah diproduksi massal dengan pengemasan yang mudah dan murah.

1.2 Perumusan Masalah1.2. 1 Apakah ekstrak seledri memiliki efek menurunkan kolesterol (hiperlipidemia) pada mencit pemberian secara oral?1.2. 2 Bagaimana cara kerja pembuatan tablet ekstrak seledri?

1.3 Tujuan 1.3. 1 Untuk mengetahui efektifitas ekstrak seledri dalam menurunkan kadar kolesterol pada mencit pemberian secara oral.1.3. 2 Untuk mengetahui cara kerja pembuatan tablet ekstrak seledri.1.4 ManfaatPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek dari ekstrak seledri terhadap penurunan kadar kolesterol pada mencit yang diinduksi dengan lemak daging sapi dan untuk mengetehui cara kerja pembuatan tablet dengan zat aktif ekstrak seledri.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2. 1 Klasifikasi TanamanSeledri adalahsalah satu dari sekian khasanah kekayaan alami yang memiliki berbagai macam manfaat dalam kehidupan manusia. Seledri telah lama digunakan oleh manusia sebagai penyedap masakan. Selain itu seledri dapat digunakan sebagai obat tradisional untuk menurunkan tekanan darah tinggi dan sebagai sampo yang dapat menghitamkan rambut (Raina 2011). Sebagai antihiperlidemia, seledri mempunyai kelebihan atau keuntungan dibanding antihiperlidemia yang lain. Keuntungan atau manfaat seledri dibanding obat antihipelidemia lain antara lain (I) tanaman seledri mudah didapat, (2) proses meramunya lebih mudah dan cepat, (3) hanya membutuhkan sedikit ketelitian dan kesabaran.

2.1.1 Taksonomi seledri ( Barnes, Anderson, Philipson, 2007) Kingdom : Plantarum Divisi : Spermatophyta Sub-divisi : Angiospermae Kelas : Monocotyledoneae Ordo : Umbelliferales Famili : Umbelliferae Genus : Apium Species : Apium graveolens L. 2.1.2 Deskripsi tanaman seledri : Seledri biasanya tumbuh dengan ketinggian 1sampai 2 kaki. Batangnya agak keras dan bergalur, memiliki daun majemuk (segmented) dengan tepi bergerigi. Selama bulan Juni dan Juli, mengeluarkan bunga kecil yang berwarna putih yang nantinya berkembang menjadi buah dengan biji yang halus. Tanah yang basah dengan sifat asam merupakan lingkungan pertubuhan yang sesuai untuk seledri. Biji seledri memiliki bau yang khas dengan rasa agak pahit. Pascal menerapkan nama umum ke beberapa seledri hijau. Di Eropa, seledri merupakan istilah yang sering digunakan pada sayuran akar, Apium graveolen L. varitas Rapaceum, DC. Seledri liar dapat mengacu pada Vallisneria spiralisl., merupakan tumbuhan akuatis yang tumbuh menahun.[1]2.1.3 Kandungan Kimia SeledriKandungan kimia yang terdapat pada seledri antara lain kumarin, flavonoid (apiin dan apigenin), dan steroid (Perry, 1985). Kandungan senyawa kimia pada daun seledri adalah apiin, apigenin, manitol, inositol, asparagin, glutamin, kholin, dan linamarose (Perry 1980). Selain itu kandungan kimia seledri adalah tanin (Dalimarta 2000).

Seluruh herba seledri mengandung glikosida apiin (gilkosida flavon), isoquersetin dan umbelliferon. Seledri juga mengandung mannife, asparagine, glutamine, choline, linamaros, pro vitamin A, vitamin C dan B. Kandungan asam-asam dalam minyak atisiri pada biji antara lain asam-asam resin, asam-asam lemak terutama palmitat, oleat, linoleat dan petrosilinat. Senyawa kumarin lain ditemukan dalam biji yaitu bergapten, seselin, isomperatorin, osthenol dan isopimpinelin (Sudarsono, dkk, 1996).

2.1.4 Efek Farmakologi SeledriSecara tradisional tanaman seldri digunakan sebagai pemacu enzim pencernaan atau sebagai penambah nafsu makan, peluruh kencing dan penurun tekanan darah, disamping itu digunakan pula untuk memperlancar keluarnya air seni, mengurangi rasa sakit pada rematik dan gout, juga digunakan sebagai antikejang (Sudarsono dkk,1996).

2. 2 Lipoprotein2.2.1 Pengertian LipoproteinLipoprotein adalah gabungan molekul lipid dan proteinyang disintesis didalam hati. Tiap jenis lipoprotein berbeda dalam ukuran, densitas dan mengangkut berbagai jenis lipida dalam jumlah berbeda pula (Sunita Almatsier, 2002).Partikel-partikel lipoprotein memiliki sifat-sifat khusus dan berbeda pada proses pembentukan artherosklerosis ( Imam Suharto, 2004). Adapun partikel-partikel lipoprotein tersebut antara lain :a) LDL ( Low Density Lipoprotein )Merupakan lipoprotein yang mengangkut paling banyak kolesterol dalam darah. Kadar LDL yang tinggi menyebabkan pengendapan kolesterol di dalam arteri.b) VLDL ( Very Low Density Lipoprotein )Lipoprotein yang membawa sebagian besar trigliserida dalam darah, di dalam proses sebagian VLDL berubah menjadi LDL. VLDL adalah partikel lipoprotein dengan diameter 40 80 nm dan mempunyai densitas 0.95 1,006 g/ml. VLDL mengandung 50 60 % triglioresid, 8 14 % phospholipid dan 5 10 % protein (Michael Bishop, 2000).c) IDL ( Intermedite Density Lipoprotein )IDL merupakan bagian dan tersusun dari degradasi LDL. IDL adalah salah satu dari lima grup mayor lipoprotein yang tersedia pada kegemukan dan kolesterol untuk memindahkan dengan solusi water based dari aliran darah. Masing-masing bagian dari partikel IDL terdiri dari protein yang melingkari varian fatty acid, tersedia sebagai partikel pelarut air, yang mana fatty acid berpindah pada lingkungan darah cair sebagai bagian dari system transport dengan tubuh. Ukuran diameter pada umumnya, 25-35 nm.d) HDL ( High Density Lipoprotin )HDL merupakan lipoprotein yang mengangkut kolesterol yang lebih sedikit. HDL sering disebut sebagai kolesterol yang baik karena dapat membuang kelebihan kolesteroldi pembuluh arteri kembali ke liver untuk diproses dan dibuang. Jadi HDL mencegah kolesterol mengendap di pembuluh arteri dan melindungi dari artherosklerosis.

2. 3 Kolesterol Kolesterol merupakan produk khas hasil metabolisme hewan. Dengan demikian semua makanan yang berasal dari hewan, seperti kuning telur, daging, hati, dan otak sudah jelas mengandung kolesterol (Murray, et. al., 1996 : 248). Biosintesis kolesterol terbanyak berlangsung dalam jaringan hati, kulit, kelenjar lemak ginjal, kelenjar kelamin.

Kolesterol dapat larut dalam pelarut organik, misalnya eter, kloroform, benzene, karbon disulfida, aseton, dan alkohol panas, tetapi tidak larut dalam air, asam atau basa. Pada konsentrasi tinggi, kolesterol mengkristal dalam bentuk kristal tak berwarna, tidak berasa, tidak berbau, dan memiliki titik lebur 150oC 151oC (Anna Poedjiadi, 1994 : 147 - 150). Di udara terbuka atau terkena sinar matahari langsung, kolesterol akan teroksidasi secara lambat menjadi senyawa yang memiliki titik lebur lebih rendah dan akan berubah sifat reaksinya (Otto, 1982 : 213 - 216).

2. 4 Hiperlipidemia

Kadar lipid yang tinggi (hiperlipidemia) merupakan suatu keadaan adanya penumpukan berlebihan beberapa komponen lipid di dalam darah. Hiperlipidemia biasanya ditandai dengan peningkatan dan penurunan fraksi lipid dalam plasma, terutama kenaikan kadar kolesterol total, LDL-kolesterol, trigliserida, dan penurunan kadar HDL-kolesterol. Beberapa penelitian terakhir mengindikasikan bahwa diet tinggi lipid menyebabkan peningkatan kadar kolesterol total dan LDL-kolesterol darah, sehingga memicu penebalan dinding pembuluh darah atau dikenal dengan sebutan aterosklerosis (Chew & Park 2004). Bila terjadi penyempitan pada pembuluh darah yang membawa sari makanan dan oksigen ke jantung akan menyebabkan terjadinya penyakit jantung koroner (Arab & Steck 2000).Hiperlipidemia adalah bila terdapat peningkatan dari salah satu atau lebih dari kolesterol, kolesterol ester, fosfolipid, atau trigliserid. Kadar lipid yang abnormal dapat berkontribusi pada penyakit jantung koroner, peripheral vascular disease, stroke, dan problem kesehatan lainnya. Pasien dengan hiperlipidemia juga memiliki hiperkolesterolemia, hipertrigliseridemia, atau gabungan dari keduanya (Braundwald, 2001).

2. 5 Patofisiologi HiperlipidemiaBila adanya defek atau gangguan pada jalur metabolisme (gambar 2.1) maka dapat terjadi hiperlipoproteinemia. Defek ini dapat disebabkan karena produksi berlebihan dari lipoprotein atau adanya penurunan katabolisme lipid. Konsentrasi lipoprotein bergantung keseimbangan antara masukan dan 7 bersihan. Pada kondisi stabil, masukan dan keluaran lipoprotein adalah konstan. Saat terjadi peningkatan dari masukan lipoprotein, terjadi mekanisme kompensasi untuk mengatasi kenaikan tersebut. Pada beberapa kasus, kompensasi dapat hampir sempurna, dan peningkatan konsentrasi lipoprotein dapat minimal. Namun pada kasus lain yang kompensasinya tidak sempurna bahkan buruk, dapat berkembang menjadi hiperlipidemia. Ketidakseimbangan masukan dan bersihan itu dapat terjadi bila adanya penurunan bersihan (clearance) LDL, terhambatnya lipolisis, adanya remnant removal defect, dan produksi lipoprotein yang berlebihan (Grundy, 1984).Hiperlipidemia primer terbukti terjadi akibat kelainan genetik yang mengkode enzim, apoprotein, atau reseptor yang terlibat dalam metabolisme lipid. Beberapa tipe hiperlipidemia dapat ditandai dengan menentukan profil lipoprotein dalam plasma. Klasifikasi WHO membagi kasus menjadi tipe I hingga V. Sayangnya, klasifikasi ini tidak menunjukkan penyebab hiperlipidemia (primer maupun sekunder). Salah satu konsekuensi hiperlipidemia yang paling penting (terutama WHO tipe IIa) adalah peningkatan kolesterol serum, yang terutama mencerminkan kolesterol LDL, merupakan faktor predisposisi terjadinya ateroma. Hiperkolesterolemia familial (tipe IIa) merupakan suatu gangguan genetik kodominan autosomal yang terjadi dalam bentuk heterozigot pada sekitar 1 dari 500 individu. Yang lainnya memiliki peningkatan resiko poligenik. Hiperkolesterolemia familial terjadi akibat mutasi dalam gen untuk reseptor LDL. Selain itu, satu lipoprotein tertentu (a) meningkatkan resiko penyakit jantung iskemik dan penyakit serebrovaskular, tidak tergantung pada kadar LDL. Hiperkolesterolemia familial yang tidak diobati memiliki prognosis sangat buruk. 50% kemungkinan hiperlipidemia aterosklerosis premature sebelum usia 50 tahun. Sebagian kasus ini memerlukan perhatian medis karena skrining rutin kolesterol serum. Yang lainnya berobat karena timbulnya komplikasi ateroma pada usia muda (misal, penyakit jantung iskemik atau serebrovaskular) (Adam,2009).

2. 6 Etiologi HiperlipidemiaHiperlipidemia biasanya disebabkan oleh :1)Riw ayat keluarga dengan hiperlipidemia2)Obesitas3)Diet kaya lemak4)Kurang melakkuakn olahraga5)Penggunaan alcohol6)Merokok sigaret7) Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik8)Kelenjar tiroid yang kurang aktifSebagian besar kasus peningkatan kadar trigliserida dan kolesterol total bersifat sementara dan tidak berat, dan terutama merupakan akibat dari makan lemak. Pembuangan lemak dari darah pada setiap orang memiliki kecepatan yang berbeda. Seseorang bisa makan sejumlah besar lemak hewani dan tidak pernah memiliki kadar kolesterol total lebih dari 200 mg/dl, sedangkan yang lainnya menjalani diet rendah lemak yang ketat dan tidak pernah memiliki kadar kolesterol total di bawah 260mg/dl. Perbedaan ini tampaknya bersifat genetik dan secara luas berhubungan dengan perbedaan kecepatan masuk dan keluarnya lipoprotein dari aliran darah (Balai Informasi Tekhnologi Lipid, 2009).

2. 7 Mekanisme Kerja Flavonoid Sebagai AntihiperlipidemiaStruktur kimia flavonoid :

Flavonoid mengurangi sintesis kolesterol dengan cara menghambat aktivitas enzim acyl-CoA cholesterol acyl transferase (ACAT) pada sel HepG2 yang berperan dalam penurunan esterifikasi kolesterol pada usus dan hati, serta menghambat aktivitas enzim 3-hidroksi-3-metil-glutaril-CoA yang menyebabkan penghambatan sintesis kolesterol. Saponin dapat berikatan dengan asam empedu dan kolesterol (dari makanan) membentuk misel yang juga tidak dapat diserap oleh usus. Sedangkan tannin di dalam tubuh akan berikatan dengan protein tubuh dan akan melapisi dinding usus, sehingga penyerapan lemak terhambat. Berdasarkan hal ini, diduga buah karamunting yang mengandung flavonoid, saponin, dan tannin mampu menurunkan kadar kolesterol darah (Metwally, 2009; Terao, 2008; Hargono, 1986).

2. 8 MaserasiMaserasi adalah proses pengekstrakan simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan (kamar). Secara teknologi termasuk ekstraksi dengan prinsip metode pencapaian konsentrasi pada keseimbangan (Sidik dan Mudahar, 2000). Maserasi digunakan untuk penyarian simplisia yang mengandung zat aktif yang mudah larut dalam cairan penyari, tidak mengandung zat yang mudah mengembang dalam cairan penyari, tidak mengandung benzoin, sitrak, dan lain-lain. Maserasi dilakukan dengan merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari. Cairan penyari yang digunakan dapat berupa air, etanol, air-etanol, ataupelarut lain.Cairan penyari akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dan karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif didalam sel dan diluar sel, maka larutan terpekat akan terdesak keluar.Peristiwa ini berulang sehingga terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan diluar sel dan didalam sel.Pada umumnya maserasi dilakukan dengan cara 10 bagian simplisia dengan derajat kehalusan yang cocok, dimasukkan kedalam bejana kemudian dituangi dengan 75 bagian cairan penyari, ditutup dan dibiarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya, sambil berulang-ulang diaduk. Setelah 5 hari diserkai, ampas diperas. Pada ampas ditambahkan cairan penyari secukupnya, diaduk dan diserkai sehingga diperoleh seluruh sari sebanyak 100 bagian. Bejana ditutup, dibiarkan ditempat sejuk, terlindung dari cahaya, selama 2 hari kemudian endapan dipisahkan.Pengadukan pada proses maserasi dapat menjamin keseimbangan konsentrasi bahan yang diekstraksi lebih cepat didalam cairan penyari. Hasil penyarian dengan cara maserasi perlu dibiarkan selama waktu tertentu.Hal ini dilakukan untuk mengendapkan zat-zat yang tidak diperlukan tetapi ikut terlarut dalam cairan penyari, seperti: malam dan lain-lain.Prinsip Maserasi. Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari yang sesuai selama tiga hari pada temperatur kamar terlindung dari cahaya, cairan penyari akan masuk ke dalam sel melewati dinding sel. Isi sel akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di luar sel. Larutan yang konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan penyari dengan konsentrasi rendah ( proses difusi ). Peristiwa tersebut berulang sampai terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel. Selama proses maserasi dilakukan pengadukan dan penggantian cairan penyari setiap hari. Endapan yang diperoleh dipisahkan dan filtratnya dipekatkan.Maserasi dapat dimodifikasi menjadi beberapa metode yaitu : 1. DigestiDigesti adalah cara maserasi dengan menggunakan pemanasan lemah, yaitu pada suhu 40-50oC. Cara maserasi ini hanya dapat dilakukan untuk simplisia yang zat aktifnya tahan terhadap pemanasan. 2. Maserasi dengan mesin pengadukPenggunaan mesin pengaduk berputar terus-menerus waktu proses maserasi dapat dipersingkat 6-24 jam. 3. RemaserasiCairan penyari dibagi 2 seluruh serbuk simplisia dimaserasi dengan cairan penyari pertama, sesudah dienap-tuangkan dan diperas, ampas dimaserasi lagi dengan cairan penyari yang kedua. 4. Maserasi melingkarMaserasi dapat diperbaiki dengan mengusahakan agar cairan penyari selalu bergerak dan menyebar. Dengan cara ini penyari selalu mengalir kembali secara berkesinambungan melalui serbuk simplisia dan melarutkan zat aktifnya.

2. 9 Tablet Tablet adalah sediaan padat kompak yang dibuat secara kempa cetak dalam tabung pipih atau serkuler,kedua permukaannya rata atau cembung mengandung satu jenis bahan obat atau lebih dengan atau bahan tambahan.Tablet kempa dibuat dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau granul menggunakan cetak baja.Tablet di buat dengan 3 cara umum yaitu granulasi basah,granulasi kering dan kempa langsung.Tujuan granulasi basah dan kering adalah untuk meningkatkan aliran campuran atau kemampuan kempaGranulasi kering dilakukan dengan cara menekan masa serbuk pada tekanan tinggi sehingga menjadi tablet besar yang tidak berbentuk baik,kemudian digiling dan diayak hingga diperoleh granul dengan ukuran partikel yang diinginkan.Keuntungan granulasi kering adalah tidak diperlukan panas dan kelembaban dalam proses granulasi (Anonim, 2004)Menurut FI edisi III,tabletadalah sediaan padat mengandung bahan obat,dengan atau bahan pengisi.Tablet berbentuk kapsul,pada umumnya disebut kaplet.Bolus adalah tablet besar yang digunakan untuk hewanbesar (Anonim,1979).Dalam pembuatan tablet,zat berkhasiat,zat lain kecuali zat-zat pelicin dibuat granul (butiran kasar),karena serbuk halus tidak mengisicetakan tablet dengan baik,maka dibuat granul agar mudah mengalir (free flowing) mengisi cetakan serta menjaga agar tablet tidak retak (caping).Cara pembuatan granul ada 2macam :a.Cara BasahZat berkhasiat,zat pengisi dan zat penghancur dicampur baik-baik,lalu dibasahi dengan larutanbahan pengikat,bila perlu ditambah bahan pewarna.Setelah itu diayak menjadi granul dan dikeringkan dalam almari pengering pada suhu 40-50.Setelah kering diayak lagi untuk memperoleh granul dengan ukuran yang diperlukan dan ditambahkan bahan pelicin dan dicetak menjadi tablet dengan mesin tablet.b.Cara kering atau disebut slugging atau pre compressionDikerjakan sebagai berikut:Zat berkhasiat,zat pengisi,zat penghancur,bila perlu zat pengikat dan zat pelicin dicampur dan dibuat dengan cara kempa cetak menjadi tablet yang besar(sugging,setelah itu tablet yang terjadi dipecah menjadi granul lalu diayak,akhirnya dikempa cetak menjadi tablet yang dikehendaki dengan mesin tablet) (Anief,1988).Syarat-syarat tablet (Anief,2007):Memenuhi keseragaman ukuranMemenuhi keseragaman bobotMemenuhi waktu hancurMemenuhi keseragaman isi zat berkhasiatMemenuhi waktu larut (dissolution test)

Nama tablet (tabuletta,tabletta) berasal dari kata tabulletta lempeng pipih,papan tipis.Beberapa farmakope mencantumkan tablet dengan nama kompresi/cetak langsung sebagai petunjuk cara pembuatan.Tablet adalah sediaan obat padat takaran tinggi.Sediaan ini dicetak dari serbuk kering ,kristal/granulat.Umumnya dengan bahan pembantu pada mesin yang sesuai dengan menggunakan tekanan tinggi.Bentuk luar tablet sangat mempengaruhi keutuhan tablet saat transportasi dan penyimpanan.Jenis tablet dan penggunaannya:Tablet peroral,tablet oral,meliputi tablet hisap,sublingual dan buchal,tablet parenteral,meliputi tablet injeksi dan tablet implantasi.Serta tablet untuk penggunaan luar meliputi tablet larut,mata,vaginal,dental resorpsi kerja lokal dipermukaan tubuh dan lubang-lubang tubuh(Voight,1984). Sediaan lepas lambat memiliki beberapa keunggulan dibandingkan beberapa sediaan tablet konvensional. Keunggulan tersebut antara lain mengurangi frekuensi pemberian, mengurangi efek merugikan karena tidak ada fluktuasi kadar obat di dalam darah, serta durasi efek terapi yang diinginkan lebih panjang. Pelepasan obat yang diperlambat dapat dicapai dengan berbagai cara, diantaranya adalah salut penghalang, tablet matriks, tablet kerja berulang, resin penukar ion dan pembentukan kompleks obat. Tablet matriks terbagi atas matriks lemak malam, tablet matriks platik, dan tablet matriks hidrofilik. Mekanisme pelepasan obat dari tablet matriks adalah secara erosi dan difusi. Kecepatan pelepasan obat dari sistem matriks bergantung pada jenis dan jumlah polimer yang digunakan (Jamzad S, 2005).

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN3.1 Alat Mortir dan stemper Gelas ukur Beaker glass Botol Cawan Batang pangaduk Gelas arloji Nampan Pengayak Oven Corong Statif Klem 3.2 Bahan Ekstrak seledri Alkohol 70 % Aquadest Amilum manihot CMC Na Amprotab Nipasol Mg. Stearat Talk

3.3 Formulasi R / ekstrak seledri 155 mgAmilum manihot30 mgAmprotab0,1 mgCMC Na75 mgMg stearat25 mgTalk 10 mg3.3 Cara pembuatan ekstrak seledri

Ditimbang simplisia seledri sebanyak 105 gramDimasukkan dalam botolDitambah etanol 70 % sebanyak 735 mlBotol ditutup, lalu dikocok 24 jamSetelah 24 jam, sediaan disaring dengan kain flanelEkstrak diuapkan hingga didapat ekstrak kental, disisihkan

3.4 pengujian ekstrak ke mencit

Mencit diinduksi dengan kuning telur dan lemak sapi untuk meningkatkan kadar kolesterol selama 18 hariSetelah diukur kadar glukosa darahMencit diinduksi ekstrak seledri, tunggu selama 6 jam lalu diukur kadar glukosa darah mencit

3.5 Cara pembuatan tablet

Ditimbang CMC Na sebanyak , ditabur diatas air panas tunggu 15 menit hingga mengembang

Setelah mengembang diaduk ad homogen, ditambahkan ekstrak seledri sebanyak dan amilum manihot sebanyak

Ditambah amprotab (pengikat) sedikit demi sedikit, aduk ad terbentuk granul

Kemudian diayak dengan pengayak no. 12

Granul di oven selama 15 menit

Setelah 15 menit, granul ditambah mg stearat dan talk

Dimasukkan dalam mesn pencetak tablet dengan massa 500 mg

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN4.1 Hasil4.1.1 Organoleptisa) Warna : hijau tuab) Bau : khas seledric) Rasa : agak pahitd) Bentuk : granul, serbuk

4.1.2 Waktu Hancur Tidak ada pengujian4.1.3 Keseragaman Bobot Tablet Tidak ada pengujian4.1.4 Perhitungan Rendemen

4.1.5 Uji waktu alirBerat granul = 29,05 gramWaktu alir = 4,05 detikTinggi = 2,8 cmDiameter = 4,6 cmKecepatan alir = 29,05 gram/ 4,05 detik Sudut diam Alfa = tan-1 = tan-1 = tan-1 0,6087 = 31,330 Syarat < 25 = sangat baik25-40 =baik>400 = buruk

4.1.6 Uji kerapuhan Tidak ada pengujian4.1.7 Uji kekerasan tablet Tidak ada pengujian

4.2 Pembahasan Hiperlipidemia adalah bila terdapat peningkatan dari salah satu atau lebih dari kolesterol, kolesterol ester, fosfolipid, atau trigliserid. Kadar lipid yang abnormal dapat berkontribusi pada penyakit jantung koroner, peripheral vascular disease, stroke, dan problem kesehatan lainnya. Pasien dengan hiperlipidemia juga memiliki hiperkolesterolemia, hipertrigliseridemia, atau gabungan dari keduanya (Braundwald, 2001).Simplisia seledri sebanyak 105 mg diekstraksi dengan metode maserasi dimana sampel dimasukkan ke dalam wadah yang tertutup baik dan terlindung cahaya lalu ditambahkan etanol 70% sebanyak 735 ml sampai terendam sempurna selama 6 jam pertama sambil sekali-sekali diaduk, kemudian diamkan selama 18 jam (Supplemen Farmakope Herbal, 2011). Proses maserasi dilakukan selama 5 hari dan 3 kali pengulangan. Maserat disaring dan diuapka hingga diperoleh ekstrak kental. Nilai rendemen yang didapat sebesar 23,866 % dengan berat ekstrak sebanyak 25, 05 gram dan serbuk seledri sebanyak105 gram.Selanjutnya hasil ekstraksi diinduksikan pada mencit yang sebelumnya telah mengalami perlakuan yaitu pemberian kuning telur dan lemak sapi hingga kadar kolesterolnya tinggi. Setelah penginduksian ekstrak seledri, mencit didiamkan selama 6 jam untuk mendapatkan penurunan kadar kolesterol yang maksimal olek ekstrak. Hasil yang didapat untuk kadar glukosa pada mencit tidak ada karena tidak dilakukan penelitiannya.Ekstrak yang didapat kemudian dibuat dalam bentuk tablet, Pembuatan Tablet Dibuat mucilagoCMC Na sampai terbentuk gel. Ditimbang semua bahan obat dan bahan tambahan seperti tercantum di formula. Dicampur ekstrak seledri dan amilumsampai homogen. Ditambah bahan pengikat (amprotab) sedikit demi sedikit sampai terbentuk masa granul yang baik, lalu diayak dengan pengayak no.12 (dicatat volume bahan pengikat). Granul basah kemudian dikeringkan dalam FBD (Fluid Bed Dryer) selama 15menit. Setelah kering diayak lagi dan ditambah bahan pelican (Magnesium Sterarat dan Talk), dicampur sampai homogen. Dimasukkan campuran tersebut dalam Hopper (corong alimentasi) dan dibuat tablet. Berat satu tablet 500mg. Kemudian dilakukan pengujian tablet karena alat pembuatan tablet rusak maka pengujian dari sediaan yang dibuat hanya pada pengujian sifat alir granul. Sifat alir yang didapat dengan waktu alir 29,05 g/ 4,05detik dan sudut diam yang didapat sebesar 31,330 Kode produksi yang digunakan untuk obat herbal TR adalah obat tradisional lokal dan 9 nomor digit. Pemahaman tentang digit kode produksi obat digit 1 dan 2 adalah produk obat herbal, digit 3 dan 4 menunjukkan mulai didaftarkan ke DepKes, digit 5-8 menunjukkan nomor urut jenis produk yang terdaftar dan digit 9 menunjukkan jenis atau macam kemasan. Kode produk yang digunakan TR 142873856 karena belum terdaftar dalam Depkes nomor digit yang digunakan tidak sesuai.

BAB VPENUTUP5.1 KesimpulanBerdasarkan hasil praktikum yang dilakukan tidak dapat menyimpulkan bahwa ekstrak seledri dapat menurunkan kadar kolesterol karena tidak dipraktekkan ke hewan uji (mencit). Hasil dari organoleptis granul ekstrak seledri bau khas seledri, warna hijau dan rasa agak pahit. Pembuatan tablet tidak dapat dilakukan karena alat pencetak tablet rusak sehingga tidak dapat dilakukan uji selanjutnya, hanya yang didapat waktu alir granul 29,05 gram/ 4,05 detik, tinggi granul 2,8 cm dan diameter 4,6 cm. Nomor kode TR 142873856. 5.2 SaranPraktikum seharusnya ada pengawasan dari dosen serta kurangnya alat praktikum yang ada di laboratorium dan melengkapi bahan-bahan yang ada agar tidak meminta pada laboratorium yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.Anonim . 1995. Farmakope Indonesiab, Edisi IV. Jakarta : Departemen Kesehatan.Anonim . 1977. Materia Medika Indonesia, jilid I. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.Arifin, helmi, dkk. 2013. Pengaruh Fraksi Herba Seledri (apium graveolin) Terhadap Kadar Kolesterol Total Mencit Putih Jantan Hiperkolesterol. : Universitas Andalas.Fatmawati, Emi, dkk. 2008. Pengaruh Lama Pemberian Ekstrak Daun Sambiloto (Andrographis paniculata) Terhadap Kadar Kolesterol, LDL, HDL, dan Trigliserida Darah Tikus Jantan Diabetes. Malang : Universitas Negeri Malang.Nugrahana, ilma, dkk. 2005. Karakeristik Granul dan Tablet Propanolol Hidroklorida Dengan Metode Granulasi Peleburan. Jakarta : FMIPA UI. Sofian, Ferry ferdiansyah, dkk. 2011. Efek Ekstrak Etanol Buah Terung Ungu (Solanum melongena) Terhadap Kolesterol Total dan Trigliserida Pada Tikus Putih Jantan Hiperlipidemi. Bandung : Universitas Padjajaran.Subroto, Linda, dkk. 2010. Hubungan Antara Kadar Kolesterol Pada Penderita stroke Di Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta. Surakarta : Universitas Sebelas Maret Surakarta. Umarudin, dkk. 2012. Efektifitas Ekstrak Tannin Seledri Terhadap Profil Lipid Tikus Putih Hiperkolesterolemi. Semarang : Universitas Negeri Semarang.

26