bab i

6
BAB I PENDAHULUAN Anak adalah karunia Allah SWT yang paling berharga di dunia ini. Kita akan merasa bahagia jika dikaruniai anak yang sehat dan lucu. Kehidupan masa kanak-kanak sangat berkesan dan merupakan dasar kehidupan yang selanjutnya. Anak adalah individu yang unik dan bukan orang dewasa mini. Anak bukan harta ataupun kekayaan orang tua yang dapat dinilai secara sosial ekonomi. Anak sebagai generasi masa depan suatu bangsa mereka berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai secara individual. Anak adalah individu yang masih memiliki ketergantungan pada orang dewasa dan lingkungan sekitarnya. Anak memerlukan lingkungan yang dapat memfasilitasi dalam pemenuhan kebutuhan dasar serta belajar mandiri. Anak akan mulai belajar hidup mandiri semenjak usia prasekolah. Pada usia prasekolah, anak belajar mengembangkan kemampuan dalam menyusun bahasa, berinteraksi dengan orang lain sebagai

Upload: rendy-hermawan

Post on 03-Oct-2015

7 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

bab 1 tentang peb

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN Anak adalah karunia Allah SWT yang paling berharga di dunia ini. Kita akan merasa bahagia jika dikaruniai anak yang sehat dan lucu. Kehidupan masa kanak-kanak sangat berkesan dan merupakan dasar kehidupan yang selanjutnya. Anak adalah individu yang unik dan bukan orang dewasa mini. Anak bukan harta ataupun kekayaan orang tua yang dapat dinilai secara sosial ekonomi. Anak sebagai generasi masa depan suatu bangsa mereka berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai secara individual. Anak adalah individu yang masih memiliki ketergantungan pada orang dewasa dan lingkungan sekitarnya. Anak memerlukan lingkungan yang dapat memfasilitasi dalam pemenuhan kebutuhan dasar serta belajar mandiri. Anak akan mulai belajar hidup mandiri semenjak usia prasekolah. Pada usia prasekolah, anak belajar mengembangkan kemampuan dalam menyusun bahasa, berinteraksi dengan orang lain sebagai kehidupan sosial anak. Anak prasekolah adalah anak dengan usia 3-6 tahun. Saat anak yang mengalami sakit dan menjalani perawatan di rumah sakit, mereka akan terpaksa berpisah dari lingkungan yang dirasakannya aman, penuh kasih sayang, dan menyenangkan, yaitu rumah, permainan, dan teman sepermainannya. Proses ini dikatakan sebagai proses hospitalisasi. Hospitalisasi merupakan suatu proses, dimana karena suatu alasan tertentu baik darurat atau berencana mengharuskan anak tinggal di rumah sakit menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangan kembali ke rumah. Proses hospitalisasi pada anak usia prasekolah akan berdampak sangat serius. Perawatan di rumah sakit juga membuat anak kehilangan kontrol terhadap dirinya. Selama proses hospitalisasi anak dan orang tua dapat mengalami beberapa pengalaman yang sangat traumatik dan penuh dengan kecemasan, hal ini akan berdampak negatif bagi anak. Dampak negatif dari efek hospitalisasi sangat berpengaruh terhadap upaya perawatan dan pengobatan yang sedang dijalani pada anak. Reaksi yang dimunculkan pada anak akan berbeda antara satu dengan lainnya. Anak yang pernah mengalami perawatan di rumah sakit tentu akan menunjukkan rekasi berbeda bila dibandingkan dengan anak yang baru pernah. Anak yang pernah dirawat di rumah sakit telah memiliki pengalaman akan kegiatan yang ada di rumah sakit, kemungkinan hal ini berdampak terhadap tingkat kecemasan yang dialami. Sedangkan anak yang baru pernah dirawat mungkin mengalami kecemasan yang lebih tinggi. Pada keadaan seperti ini diperlukan suatu tindakan yang dapat menurunkan tingkat kecemasan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan kecemasan adalah melalui kegiatan terapi bermain. Bermain merupakan salah satu alat komunikasi yang natural bagi anak-anak. Bermain merupakan dasar pendidikan dan aplikasi terapeutik yang membutuhkan pengembangan pada pendidikan anak usia dini. Bermain dapat dilakukan oleh anak yang sehat maupun sakit. Walaupun anak sedang mengalami sakit, tetapi kebutuhan akan bermain tetap ada. Salah satu fungsi bermain adalah sebagai terapi dimana dengan melakukan permainan anak akan terlepas dari ketegangan dan stress yang dialaminya. Melalui kegiatan bermain, anak dapat mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya (distraksi) dan relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan. Pemilihan jenis permainan harus disesuaikan dengan usia anak. Usia prasekolah permainan yang cocok dilakukan antara lain adalah origami, dimana anak mulai menyukai dan mengenal bentuk-bentuk benda di sekelilingnya. Origami memiliki manfaat untuk kegiatan menyenangkan sekaligus melatih saraf motorik, kreativitas, dan daya imajinasi anak. Fungsi warna dan bentuk yang berbeda dalam bermain dapat memberikan stimulus perkembangan anak. Origami adalah seni melipat kertas yang berasal dari Jepang. Origami sendiri berasal dari oru yang artinya melipat, dan Gami yang artinya kertas. Ketika dua kata itu bergabung menjadi origami yang artinya melipat kertas. Origami bermanfaat untuk melatih motorik halus, serta menumbuhkan motivasi, kreativitas, ketrampilan serta ketekunan. Latihan origami dapat membantu anak-anak memahami ukuran yang relatif lebih lengkap dengan menggunakan strategi yang lebih efektif untuk perbandingan ukuran. Sebuah penelitian menunjukkan ada pengaruh signifikan antara terapi bermain terhadap stres hospitalisasi. Penelitian lain menyebutkan ada pengaruh bermakna sosialisasi anak selama berada di rumah sakit setelah dilakukan terapi bermain. Ruang Lukmanul Hakim di Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan Provinsi Jawa Barat merupakan bangsal perawatan pasien anak yang merawat anak umur 29 hari sampai dengan 14 tahun. Di ruang Lukmanul Hakim belum diterapkan kegiatan yang dapat menurunkan tingkat kecemasan yang terdapat pada pasien-pasien selama dirawat di rumah sakit. Pasien-pasien yang dirawat masih sesuai dengan keadaan mereka pada waktu masuk dan pulang. Pada pasien-pasien dengan tingkat kecemasan yang tinggi belum dilakukan tindakan yang dapat mengurangi kecemasan. Berdasarkan data yang diperoleh selama 3 bulan (Desember 2014, Januari 2015, dan Februari 2015) di ruang perawatan anak Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan, jumlah pasien 395 anak. Rata-rata jumlah 132 pasien tiap bulannya. Pasien dengan usia prasekolah rata-rata tiap bulannya 30 anak. Makalah ini akan melaporkan tentang pengaruh terapi bermain origami terhadap efek hospitalisasi pada anak usia prasekolah.