bab i

11
BAB I PENGENALAN KARYA ILMIAH 1.1 Pendahuluan Karya ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta umum yang ditulis atau dikerjakan sesuai dengan tata cara ilmiah dan mengikuti pedoman dan konvensi ilmiah yang telah disepakati atau ditetapkan. Fakta umum yang dimaksudkan ialah fakta yang dapat dibuktikan kebenarannya. Namun, harus diingat bahwa tidak semua fakta umum bernilai ilmiah. Contoh fakta umum yang bernilai ilmiah: “Jumlah sudut sebuah segi tiga itu 180 derajat”. Dengan dasar pengetahuan, kita dapat membuat pernyataan bahwa jumlah sudut sebuah segi tiga adalah sama dengan jumlah dua sudut siku – siku. Sebaliknya, contoh fakta yang tidak bernilai ilmiah ialah orang itu berteriak dengan sekuat tenaga. Pedoman atau konvensi ilmiah memberikan petunjuk tentang cara menulis karya ilmiah. 3

Upload: andi-besse-cayyah

Post on 02-Oct-2015

214 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

hmmm

TRANSCRIPT

PENGENALAN KARYA ILMIAH

BAB I

PENGENALAN KARYA ILMIAH

1.1 Pendahuluan

Karya ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta umum yang ditulis atau dikerjakan sesuai dengan tata cara ilmiah dan mengikuti pedoman dan konvensi ilmiah yang telah disepakati atau ditetapkan. Fakta umum yang dimaksudkan ialah fakta yang dapat dibuktikan kebenarannya. Namun, harus diingat bahwa tidak semua fakta umum bernilai ilmiah. Contoh fakta umum yang bernilai ilmiah: Jumlah sudut sebuah segi tiga itu 180 derajat. Dengan dasar pengetahuan, kita dapat membuat pernyataan bahwa jumlah sudut sebuah segi tiga adalah sama dengan jumlah dua sudut siku siku. Sebaliknya, contoh fakta yang tidak bernilai ilmiah ialah orang itu berteriak dengan sekuat tenaga. Pedoman atau konvensi ilmiah memberikan petunjuk tentang cara menulis karya ilmiah.

Pernyataan ilmiah itu memerlukan pemikiran sebelumnya dan penerapan serta pengujian sesudahnya. Dengan demikian, pernyataan ilmiah itu dapat dibuktikan kebenarannya. Pemikiran sebelumnya mencakup semua alasan ilmiah berdasarkan fakta atau data yang diperoleh secara ilmiah. Melalui proses penalaran dihasilkan produk pemikiran yang berupa pernyataan pernyataan atau usulan usulan yang dapat diperiksa benar tidaknya.

Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan mampu:

1. memahami pengertian karya ilmiah;

2. membedakan fakta, penilaian, dan evidensi;

3. menjelaskan cara pengujian fakta;

4. menjelaskan syarat syarat karya ilmiah;

5. menjelaskan bentuk bentuk karya ilmiah.

1.2 Fakta dan Penilaian

Karangan sebenarnya berisi pernyataan pernyataan (statement). Dalam menyusun pernyataan, harus dibedakan antara fakta dan penilaian. Fakta adalah apa yang ada, yang dapat dilihat, disaksikan, atau dirasakan. Suatu perbuatan yang dilakukan atau suatu peristiwa yang terjadi adalah fakta. Fakta selalu benar dan menyatakan apa adanya tanpa memperhitungkan pendapat orang tentangnya. Penilaian menyatakan simpulan, pertimbangan, pendapat, atau keyakinan seseorang tentang fakta itu. Dengan demikian, penilaian bersifat menghakimi atau memvonis. Untuk lebih jelasnya, fakta dan penilaian ini dapat dilihat pada contoh berikut.

1.3 Evidensi dan Penilaian

Dalam suatu kejadian terdapat bermacam fakta. Apabila fakta fakta yang ada itu dihubung hubungkan satu sama lain dengan metode tertentu, dalam usaha untuk membuktikan adanya sesuatu, disebut evidensi . Pada evidensi, fakta - fakta yang ada itu bukan merupakan fakta - fakta yang satu sama lainnya berdiri sendiri, melainkan bersatu dalam satu fakta yang utuh. Untuk lebih jelasnya, evidensi dan penilaiaan dapat dilihat pada contoh berikut ini.

Fakta yang akan dijadikan bahan penulisan karya ilmiah harus diuji kebenaranya. Cara menguji fakta bisa melalui observasi, kesaksian, atau otoritas.

1. Observasi

Fakta-fakta yang ada belum tentu benar adanya. Oleh karena itu, penulis perlu melakukan observasi langsung di lapangan untuk mengecek kebenaran data atau fakta. 2. Kesaksian

Fakta yang ada itu tidak selalu harus dilakukan dengan observasi. Kadang kadang data atau fakta yang ada itu sulit untuk diobservasi. Untuk mengatasi hal itu, penulis dapat melakukan pengujian dengan meminta kesaksian atau keterangan dari orang lain yang telah mengalami sendiri atau menyelidiki sendiri persoalan itu.

3. Otoritas

Orang yang memiliki otoritas dalam bidang tertentu biasanya dapat lebih meyakinkan kita. Misalnya, dokter spesialis lebih diyakini pasien daripada dokter biasa.

1.4 Syarat syarat Karangan Ilmiah

Syarat syarat karangan ilmiah ialah:

1. menyajikan fakta objektif secara sistematis;

2. penulisannya cermat, tepat dan benar, serta tulus, tidak memuat terkaan;

3. sistematis, tiap langkah direncanakan secara sistematis terkendali secara konseptual dan prosedural;

4. tidak mengejar keuntungan pribadi, yaitu tidak berambisi agar pembaca tidak berpihak padanya; motivasi penulis hanya untuk memberitahukan tentang sesuatu dan tidak ambisius;

5. tidak memuat pandangan pandangan tanpa pendukung, kecuali dalam hipotesis kerja;

6. menggunakan bahasa ilmiah;

7. karangan ilmiah tidak emotif, tidak menonjolkan perasaan;

8. tidak memancing pertanyaan pertanyaan yang bernada keraguan;

9. tidak persuasif, karangan ilmiah itu benar untuk mendorong pembaca mengubah pendapat, tidak melalui ajakan, tetapi membiarkan fakta berbicara sendiri; dan

10. tidak melebih lebihkan sesuatu, dalam karangan ilmiah hanya disajikan kebenaran fakta, memutarbalikkan fakta akan menghancurkan tujuan penulisan karya ilmiah.

1.5 Jenis-jenis Karangan Ilmiah

Karangan ilmiah dapat dibagi atas:

1. artikel,

2. makalah,

3. laporan,

4. skripsi,

5. tesis, dan

6. disertasi.

1.5.1 Artikel, makalah, dan laporan

Artikel ilmiah adalah karya tulis yang dirancang untuk dimuat dalam jurnal atau buku kumpulan artikel yang ditulis dengan tata cara ilmiah dan mengikuti pedoman atau konvensi ilmiah yang telah disepakatai atau ditetapkan. Artikel ilmiah biasanya ditulis oleh mahasiswa, dosen, pustakawan, atau peneliti. Penulisan artikel ilmiah diangkat dari hasil penelitian lapangan, hasil pemikiran, dan kajian pustaka. Sistematika penulisan dan isi artikel ilmiah dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu artikel ilmiah hasil penelitian dan artikel ilmiah nonpenelitian.

Karya ilmiah yang memuat pemikiran tentang suatu masalah disebut makalah. Makalah berisikan analisis yang logis, runtut, sistematis, dan objektif .Biasanya makalah dibuat oleh mahasiswa untuk memenuhi tugas dari dosen. Selain itu, makalah ditulis oleh penulis untuk kegiatan ilmiah seperti seminar, lokakarya, dan sebagainya.

Laporan merupakan salah satu bentuk karya tulis ilmiah yang ditulis oleh mahasiswa tingkat akhir pada program diploma dalam rangka penyelesaian studinya. Laporan pada umumnya berisikan proses dan hasil hasil yang diperoleh melalui kegiatan praktek kerja lapangan atau penelitian. Pada dasarnya, laporan hanya bersifat mengumpulkan.

1.5.2 Skripsi, tesis, dan disertasi

Mahasiswa dalam menyelesaikan studi dituntut membuat karya ilmiah. Mahasiswa S1 dituntut membuat skripsi, mahasiswa S2 dituntut membuat tesis, dan mahasiswa S3 dituntut membuat disertasi. Ketiga karya ilmiah tersebut mempunyai ciri tersendiri. Disertasi lebih luas dan mendalam ruang lingkup dan kajiannya dibandingkan dengan tesis, demikian juga tesis dibandingkan skripsi. Masalah yang dikaji dalam skripsi cenderung pada masalah masalah yang bersifat penerapan ilmu, sedangkan tesis dan disertasi harus cenderung ke arah pengembangan ilmu. Identifikasi masalah untuk skripsi biasa diambil dari koran, majalah, buku, jurnal, laporan penelitian, keadaan lapangan; sedangkan untuk tesis terlebih lagi disertasi, identifikasi masalah perlu didasarkan atas teori teori yang berasal dari sejumlah hipotesis yang telah teruji.

TUGAS/LATIHAN BAB I

1. Jelaskan dan berikan contoh perbedaan fakta dan penilaian!

2. Jelaskan dan berikan pula contoh perbedaan evidensi dan penilaian!

3. Sebutkanlah dan jelaskan syarat-syarat karangan ilmiah!Seorang anak bercerita kepada ibunya setelah selesai menonton Kontes Dangdut Indonesia 3 (KDI 3) bahwa ia melihat penampilan 20 kontestan. Cerita ini merupakan fakta. Apabila anak tersebut melanjutkan ceritanya bahwa kedua puluh peserta itu tampil dengan sangat memukau, maka cerita tersebut termasuk penilaian.

Seorang ahli purbakala menemukan sebuah guci antik. Dia akan berusaha menemukan fakta fakta dari guci itu untuk menyusun evidensinya. Fakta fakta itu, misalnya: bentuk guci, ukiran ukirannya, bahan materialnya, dan sebagainya. Akhirnya, dia membuat evidensi bahwa guci antik itu dibuat pada masa dinasti X di negeri anu pada sekitar seribu tahun lalu. Lalu dia menarik simpulan sebagai penilaian bahwa ternyata kebudayaan dinasti X itu pada sekitar seribu tahun lalu, telah tergolong maju. Simpulan yang merupakan penilaian itu ditarik setelah membanding bandingkan dengan evidensi evidensi lain yang telah diketahuinya.

PAGE 6