bab i

11
Rangkuman Kuliah 1 Riyan Benny Sukmara | Rekayasa dan Pengelolaan SDA 1.1 Fluktuasi Muka Air Fluktuasi muka air adalah perubahan tinggi muka air pada suatu pantai ataupun sungai. Fluktuasi ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya : a. Pemanasan Global (Global Warming) b. Wave Set-Up c. Wind Set-Up d. Seiches e. Tsunami f. Pasang Surut Dari beberapa faktor diatas, berikut penjelasan dari beberapa faktor diatas : Pemanasan Global (Global Warming) Pemanasan global adalah suatu proses dimana terjadi peningkatan suhu rata- rata atmosfer, laut dan daratan bumi. Peningkatan suhu tersebut dikarenakan adanya gas yang terperangkap di atmosfer yang menghalangi pemantulan panas dari muka bumi. Hal tersebut dinamakan dengan efek rumah kaca. Disamping terdapat efek buruk, namun efek rumah kaca juga diperlukan oleh bumi agah suhu bumi tetap stabil, tanpa adanya efek rumah kaca maka suhu bumi akan menjadi sangat dingin, suhu bumi jika tidak ada efek rumah kaca berkisar -18 o C, sehingga bumi akan ditutupi oleh es (suhu rata-rata bumi 15 o C). Gambar 1.1 Sketsa proses terjadinya efek rumah kaca

Upload: alphariyan-benny-sukmara

Post on 01-Oct-2015

219 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

dfdfdffddf

TRANSCRIPT

  • Rangkuman Kuliah 1

    Riyan Benny Sukmara | Rekayasa dan Pengelolaan SDA

    1.1 Fluktuasi Muka Air

    Fluktuasi muka air adalah perubahan tinggi muka air pada suatu pantai ataupun

    sungai. Fluktuasi ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya :

    a. Pemanasan Global (Global Warming)

    b. Wave Set-Up

    c. Wind Set-Up

    d. Seiches

    e. Tsunami

    f. Pasang Surut

    Dari beberapa faktor diatas, berikut penjelasan dari beberapa faktor diatas :

    Pemanasan Global (Global Warming)

    Pemanasan global adalah suatu proses dimana terjadi peningkatan suhu rata-

    rata atmosfer, laut dan daratan bumi. Peningkatan suhu tersebut dikarenakan

    adanya gas yang terperangkap di atmosfer yang menghalangi pemantulan panas

    dari muka bumi. Hal tersebut dinamakan dengan efek rumah kaca. Disamping

    terdapat efek buruk, namun efek rumah kaca juga diperlukan oleh bumi agah suhu

    bumi tetap stabil, tanpa adanya efek rumah kaca maka suhu bumi akan menjadi

    sangat dingin, suhu bumi jika tidak ada efek rumah kaca berkisar -18 oC, sehingga

    bumi akan ditutupi oleh es (suhu rata-rata bumi 15 oC).

    Gambar 1.1 Sketsa proses terjadinya efek rumah kaca

  • Rangkuman Kuliah 2

    Riyan Benny Sukmara | Rekayasa dan Pengelolaan SDA

    Wave Set-Up

    Dalam dinamika fluida, Wave Set-Up adalah kenaikan muka air rata-rata

    karena adanya gelombang. Demikian pula sebaliknya yaitu wave set-down yaitu

    penurunan air rata-rata karena adanya gelombang. Perhitungan Wave Set-Up dan

    Wave Set-Down berdasarkan pada perumusan yang dikemukakan oleh Longuet-

    Higgins dan Stewart, yaitu :

    Gambar 1.2 Konsep Wave Set-Up dan Wave Set-Down

    Wave Set-Up

    [

    ]

    Wave Set-Down

    dimana :

    Sb = Wave Set-Down

    T = Periode gelombang

    Hb = Gelombang pecah

    g = Percepatan Gravitasi

    db = Kedalaman gelombang pecah

  • Rangkuman Kuliah 3

    Riyan Benny Sukmara | Rekayasa dan Pengelolaan SDA

    Wind Set-Up

    Wind Set-Up adalah kenaikan/fluktuasi muka air rata-rata akibat adanya angin

    kencang. Angin yang bertiup menyebabkan terjadinya tegangan geser dipermukaan

    laut sehingga terjadi suatu fluktuasi tinggi muka air.

    Angin dengan kecepatan besar (badai) yang terjadi dipermukaan air laut bisa

    membangkitkan fluktuasi muka air laut yang sangat besar jika pantai tersebut

    dangkal dan luas. Gelombang badai biasanya terjadi dalam waktu yang bersamaan

    dengan proses alam lainnya, seperti pasang-surut. Besarnya kenaikan muka air

    akibat badai dapat diketahui dengan memisahkan hasil pengukuran muka air laut

    selama terjadi badai dengan fluktuasi muka air laut karena pasang surut.

    Gambar 1.3 Kenaikan muka air laut akibat angin/badai (Wind Set-Up)

    Kenaikan elevasi muka air karena badai dapat dihitung dengan persamaan

    berikut :

    dimana :

    h = Kenaikan muka air karena angin/badai (m)

    F = panjang Fetch (m)

    i = kemiringan muka air

    c = Konstanta 3,5 x 10-6

    V = Kecepatan angin (m/dt)

    d = Kedalaman air (m)

  • Rangkuman Kuliah 4

    Riyan Benny Sukmara | Rekayasa dan Pengelolaan SDA

    Dalam perhitungan Wind Set-Up didaerah pantai dianggap bahwa laut

    dibatasi oleh sisi (pantai) yang impermeable, dan perhitungan dilakukan untuk

    kondisi dalam arah tegak lurus pantai. Apabila arah angin dan fetch membentuk

    sudut terhadap garis pantai, maka yang diperlukan adalah komponen tegak lurus

    pantai.

    Seiches

    Seiches adalah standing wave yang merupakan penjumlahan dari dua

    progressive waves (dengan dimensi yang sama atau hampir sama), yang menjalar

    dalam arah yang berlawanan. Siches juga diartikan sebagai muka air berupa

    gelombang dengan periode relatif panjang yang terjadi disepanjang pantai, danau,

    kanal atau teluk sebagai akibat perubahan yang tiba-tiba dari gempa, tekanan

    atmosfer atau kecepatan angin.

    Gambar 1.4 Seiches pada danau Geneva & Model Seiches

    Berikut perumusan dari seiches :

    Untuk Periode dengan n periode (Standing Wave)

    Fundamental Mode

    ( ) Untuk kolam terbuka salah satu ujungnya

    Untuk periode awal fundamental Mode

    dimana :

    = Panjang Kolam

    d = Kedalaman Kolam

    Tsunami

    Tsunami berasal dari bahasa Jepang yang tersusun oleh dua kata, yaitu tsu =

    pelabuhan dan nami = gelombang, dimana secara harfiah berarti ombak besar di

    pelabuhan. Secara ilmiah, tsunami adalah perpindahan badan air yang disebabkan

  • Rangkuman Kuliah 5

    Riyan Benny Sukmara | Rekayasa dan Pengelolaan SDA

    oleh perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan

    permukaan laut disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat dibawah laut, letusan

    gunung berapi bawah laut, hantaman meteor dilaut dan longsor bawah laut.

    Berbeda dengan gelombang angin yang hanya menggerakkan air pada

    bagian permukaan saja, tsunami menggerakkan air mulai dari dasar laut dan

    bergerak kesegala arah. Semakin besar kedalam laut, maka akan semakin besar

    kecepatan rambatnya.

    Pada titik pusat pembentukan tsunami (epicentrum), gelombang hanya

    berkisar antara 1 2 m, semakin mendekati pantai gelombang semakin besar

    akibat perubahan kedalam laut.

    Najoan, T.F. (1995) membagi kepulauan indonesia dalam empat daerah

    (zona) rawan tsunami seperti Gambar 1.5. Terlihat bahwa daerah pantai yang

    rawan tsunami (zona 1,2 dan 3) dengan daya hancur dari kecil sampai sangat besar

    memiliki area yang cukup luas.

    Gambar 1.5 Daerah rawan tsunami (menurut Najoan, T.F.)

    Gambar 1.6 Daerah rawan tsunami (BNPB Indonesia)

  • Rangkuman Kuliah 6

    Riyan Benny Sukmara | Rekayasa dan Pengelolaan SDA

    Gambar 1.7 Ilustrasi kejadian Tsunami

    Di Indonesia sendiri tercatan bencana tsunami terparah terjadi di daerah Aceh

    dan Sumatra Utara (2004), dimana 230.000 nyawa tewas dalam bencana tersebut.

    Gambar 1.8 Ilustrasi proses terjadinya tsunami

    Tsunami akibat gempa bumi diakibatkan oleh 3 faktor, diantaranya :

    1. Kedalaman pusat gempa (Epicentrum) didasar laut (h, dalam satuan km)

    2. Kekuatan gempa (M) Skala Richter

    3. Kedalaman diatas epicentrum (d) dalam satuan meter

  • Rangkuman Kuliah 7

    Riyan Benny Sukmara | Rekayasa dan Pengelolaan SDA

    Gambar 1.9 Hubungan antara kekuatan gempa (M) dengan kedalaman epicentrum

    Gambar 1.10 Hubungan antara kekuatan gempa (M) dengan periode gelombang

    Gambar 1.11 Hubungan antara kekuatan gempa (M) dengan besaran gempa

    Pasang Surut

    Pasang surut adalah fluktuasi muka air laut sebagai fungsi waktu karena

    adanya gaya tarik benda-benda langi, terutama matahari dan bulan terhadap massa

    air laut dibumi. Sedangkan fluktuasi muka air sendiri adalah perubahan tinggi muka

    air.

  • Rangkuman Kuliah 8

    Riyan Benny Sukmara | Rekayasa dan Pengelolaan SDA

    Pengetahuan pasang-surut sendiri sangat penting dalam perencanaan

    bangunan ditepi pantai maupun saluran drainase yang bermuara di laut atau sungai.

    Elevasi muka air tertinggi (pasang) atau terendah (surut) sangat penting dalam

    perencanaan bangunan pantai, sebagai contoh bangunan pemecah gelombang

    (break water), dermaga dll, sedangkan muka air terendah, dapat digunakan untuk

    perencanaan alur pelayaran.

    Tinggi pasang-surut adalah jarak vertikal antara tinggi air tertinggi (puncak air

    pasang) dan air terendah (air surut) yang berurutan.

    Gambar 1.12 Alat pengukur pasang surut

    Pengukuran tinggi pasang surut diperoleh dari hasil pengukuran dari alat

    pengukur pasang surut, yaitu disajikan dalam bentuk grafik seperti dibawah ini :

    Gambar 1.13 Contoh pengukuran pasang surut

  • Rangkuman Kuliah 9

    Riyan Benny Sukmara | Rekayasa dan Pengelolaan SDA

    Proses terjadinya pasang surut dipengaruhi oleh gaya tarik antara matahari

    dan bulan seperti dibawah ini :

    Gambar 1.13 Proses terjadinya pasang surut

    Pasang surut sendiri terdiri dari 3 (tiga) jenis, yaitu :

    1. Pasang surut harian tunggal (Diurnal Tide)

    Satu kali tinggi dan satu kali rendah dalam sehari.

    Gambar 1.14 Diurnal Tide

  • Rangkuman Kuliah 10

    Riyan Benny Sukmara | Rekayasa dan Pengelolaan SDA

    2. Pasang surut harian ganda (Semi-diurnal Tide)

    Dua kali air tinggi dan dua kali air rendah

    Gambar 1.14 Semi-Diurnal Tide

    3. Pasang surut campuran

    Campuran dari keduanya.

    Gambar 1.14 Pasang Surut Campuran

    Selain itu, terdapat faktor lain yang mempengaruhi pasang surut, yaitu :

    - Bentuk Garis Pantai

    - Konfigurasi Ocean Basin

    Perumusan yang digunakan dalam perhitungan pasang surut adalah :

    ( ) ( )

    ( ) ( )

  • Rangkuman Kuliah 11

    Riyan Benny Sukmara | Rekayasa dan Pengelolaan SDA

    Elevasi muka air laut selalu berubah-ubah, maka diperlukan suatu elevasi

    yang ditetapkan berdasar data pasang surut yang dapat digunakan sebagai

    pedoman didalam perencanaan suatu bangunan pantai. Beberapa elevasi tersebut

    adalah :

    1. Muka air tinggi (high water level, HWL), muka air tertinggi yang dicapai pada saat

    air pasang dalam satu siklus pasang surut.

    2. Muka air rendah (low water level, LWL), kedudukan air terendah yang dicapai pada saat air surut dalam satu siklus pasang surut.

    3. Muka air tinggi rerata (mean high water level, MHWL), adalah rerata dari muka air tinggi selama periode 19 tahun.

    4. Muka air rendah rerata (mean low water level, MLWL), adalah rerata dari muka air rendah selama periode 19 tahun.

    5. Muka air laut rerata (mean sea level, MSL) adalah muka air rerata antara muka air tinggi rerata dan muka air rendah rerata. Elevasi ini digunakan sebagai referensi untuk elevasi di daratan.

    6. Muka air tinggi tertinggi (highest high water level, HHWL) adalah air tertinggi pada saat pasang surut purnama atau bulan mati.

    7. Muka air rendah terendah (lowest low water level, LLWL) adalah air terendah

    pada saat pasang surut purnama atau pada saat bulan mati.