bab i

3
BAB I PENDAHULUAN Konjungtiva adalah membran mukosa yang transparan dan tipis yang membungkus permukaan posterior kelopak mata (konjungtiva palpebralis) dan permukaan anterior sklera (konjungtiva bulbaris). Karena lokasinya, konjungtiva terpajan oleh banyak mikroorganisme dan substansi-substansi dari lingkungan luar yang mengganggu. 1 Peradangan pada konjungtiva disebut konjungtivitis. Penyakit ini bervariasi mulai dari hiperemia ringan dengan mata berair sampai konjungtivitis berat dengan sekret purulen. Konjungtivitis umumnya disebabkan oleh reaksi alergi, infeksi bakteri dan virus, serta dapat bersifat akut atau menahun. Penelitian yang dilakukan di Belanda menunjukkan penyakit ini tidak hanya mengenai satu mata saja, tetapi bisa mengenai kedua mata, dengan rasio 2,96 pada satu mata dan 14,99 pada kedua mata. 1,2,3 1

Upload: sri-hayati-nufaliana

Post on 29-Sep-2015

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

knj

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

Konjungtiva adalah membran mukosa yang transparan dan tipis yang membungkus permukaan posterior kelopak mata (konjungtiva palpebralis) dan permukaan anterior sklera (konjungtiva bulbaris). Karena lokasinya, konjungtiva terpajan oleh banyak mikroorganisme dan substansi-substansi dari lingkungan luar yang mengganggu.1Peradangan pada konjungtiva disebut konjungtivitis. Penyakit ini bervariasi mulai dari hiperemia ringan dengan mata berair sampai konjungtivitis berat dengan sekret purulen. Konjungtivitis umumnya disebabkan oleh reaksi alergi, infeksi bakteri dan virus, serta dapat bersifat akut atau menahun. Penelitian yang dilakukan di Belanda menunjukkan penyakit ini tidak hanya mengenai satu mata saja, tetapi bisa mengenai kedua mata, dengan rasio 2,96 pada satu mata dan 14,99 pada kedua mata.1,2,3Konjungtivitis dapat dijumpai di seluruh dunia, pada berbagai ras, usia, jenis kelamin dan strata sosial. Menurut American Academy of Opthalmology pada tahun 2010 penyakit ini diestimasi sebagai salah satu penyakit mata yang paling umum. Pada 3% kunjungan di departemen penyakit mata di Amerika serikat, 30% adalah keluhan konjungtivitis akibat bakteri dan virus, dan 15% adalah keluhan konjungtivitis alergi.4,5Pada konjungtivitis bakteri, patogen yang umum adalah Streptococcus pneumonia, Haemophilus influenzae, Staphylococcus aureus, dan Neisseria meningitides. Penelitian di Kentucky pada tahun 1997 hingga 1998 menunjukkan pada 250 kasus konjungtivitis bakteri, 70% disebabkan oleh infeksi Haemophilus influenza.5,6Konjungtivitis virus dapat disebabkan berbagai jenis virus, tetapi adenovirus adalah virus yang paling banyak menyebabkan penyakit ini, dan herpes simplex virus adalah yang paling membahayakan. Selain itu penyakit ini juga dapat disebabkan oleh virus Varicella zoster, picornavirus (enterovirus 70, Coxsackie A24), poxvirus, dan human immunodeficiency virus.1Di Amerika Serikat, dari 3% kunjungan di departemen penyakit mata, 15% merupakan keluhan konjungtivitis alergi. Konjungtivitis alergi biasanya disertai dengan riwayat alergi, dan terjadi pada waktu-waktu tertentu.3,5Di Indonesia dari 135.749 kunjungan ke departemen mata, total kasus konjungtivitis dan gangguan lain pada konjungtiva sebanyak 99.195 kasus dengan jumlah 46.380 kasus pada laki-laki dan 52.815 kasus pada perempuan. Konjungtivitis termasuk dalam 10 besar penyakit rawat jalan terbanyak pada tahun 2009, tetapi belum ada data statistik mengenai jenis konjungtivitis yang paling banyak yang akurat.7 Berikut ini akan dilaporkan kasus konjungtivitis viral OD (Oculi Dextra) pada penderita laki-laki usia 47 tahun di Poli Mata RSUD Ulin Banjarmasin.1