bab i

4
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perawat adalah seorang yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya yang diperoleh melalui pendidikan kesehatan (UU kesehatan No.22 tahun 2014). Perawat adalah komponen yang tak terpisahkan dari angkatan kerja dalam sistem perawatan kesehatan, dan perawat lebih sering bersinggungan dengan pasien oleh sebab itu kinerja mereka pasti sangat mempengaruhi kualitas keseluruhan perawatan pasien di rumah sakit (Koesmono, 2007). Ada dua kategori tenaga keperawatan menurut UU Praktik Keperawatan, yaitu perawat vokasional dan perawat profesional. Perawat vokasional adalah seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan Sekolah Perawat Kesehatan (SPK) dan lulusan Program Diploma III Keperawatan. Perawat profesional adalah seseorang yang lulus dari pendidikan tinggi keperawatan dan terakreditasi, terdiri dari ners generalis, ners spesialis dan ners konsultan (Depkes, 2011). Perawat sendiri harus mempunyai landasan keilmuan yang kuat dan sikap profesionalisme dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien (Asmadi, 2008), sehingga perawat mempunyai tanggung jawab yang besar dalam menjalankan profesinya. Berdasarkan tersebut perawat sangat mungkin mengalami kecemasan. Pada dasarnya, kecemasan merupakan hal wajar yang dialami oleh setiap manusia. Kecemasan sudah dianggap sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Biasanya ditandai dengan perasaan tegang yang berlebihan atau tidak pada tempatnya yang ditandai oleh perasaan khawatir, takut, atau tidak menentu (Maramis, 2010). Setiap hari, dalam melaksanakan pengabdiannya seorang perawat tidak hanya berinteraksi dengan pasiennya, tetapi juga dengan keluarga pasien, teman pasien, rekan kerja sesama perawat, berhubungan dengan dokter, peraturan yang ada ditempat bekerja, beban kerja yang kadangkala dinilai tidak sesuai dengan kondisi fisik, psikis dan emosionalnya. Kondisi ini dapat menimbulkan 1

Upload: rahma-lionita-lamandawati

Post on 25-Sep-2015

2 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

yaagitu

TRANSCRIPT

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Perawat adalah seorang yang memiliki kemampuan dan kewenangan

    melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya yang

    diperoleh melalui pendidikan kesehatan (UU kesehatan No.22 tahun 2014).

    Perawat adalah komponen yang tak terpisahkan dari angkatan kerja dalam

    sistem perawatan kesehatan, dan perawat lebih sering bersinggungan dengan

    pasien oleh sebab itu kinerja mereka pasti sangat mempengaruhi kualitas

    keseluruhan perawatan pasien di rumah sakit (Koesmono, 2007). Ada dua

    kategori tenaga keperawatan menurut UU Praktik Keperawatan, yaitu perawat

    vokasional dan perawat profesional. Perawat vokasional adalah seseorang yang

    telah menyelesaikan pendidikan Sekolah Perawat Kesehatan (SPK) dan lulusan

    Program Diploma III Keperawatan. Perawat profesional adalah seseorang yang

    lulus dari pendidikan tinggi keperawatan dan terakreditasi, terdiri dari ners

    generalis, ners spesialis dan ners konsultan (Depkes, 2011).

    Perawat sendiri harus mempunyai landasan keilmuan yang kuat dan

    sikap profesionalisme dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien

    (Asmadi, 2008), sehingga perawat mempunyai tanggung jawab yang besar

    dalam menjalankan profesinya. Berdasarkan tersebut perawat sangat mungkin

    mengalami kecemasan. Pada dasarnya, kecemasan merupakan hal wajar yang

    dialami oleh setiap manusia. Kecemasan sudah dianggap sebagai bagian dari

    kehidupan sehari-hari. Biasanya ditandai dengan perasaan tegang yang

    berlebihan atau tidak pada tempatnya yang ditandai oleh perasaan khawatir,

    takut, atau tidak menentu (Maramis, 2010).

    Setiap hari, dalam melaksanakan pengabdiannya seorang perawat tidak

    hanya berinteraksi dengan pasiennya, tetapi juga dengan keluarga pasien, teman

    pasien, rekan kerja sesama perawat, berhubungan dengan dokter, peraturan

    yang ada ditempat bekerja, beban kerja yang kadangkala dinilai tidak sesuai

    dengan kondisi fisik, psikis dan emosionalnya. Kondisi ini dapat menimbulkan

    1

  • 2

    stres kerja yang menyebabkan penyimpangan pada fungsi psikologis, fisik, dan

    tingkah laku individu yang menyebabkan terjadinya penyimpangan dari fungsi

    normal. Sementara Beehr (1985) menyebutkan bahwa gangguan psikologis

    yang paling sering terjadi sebagai akibat stres kerja adalah kecemasan dan

    depresi (Almasitoh, 2011).

    Di Amerika Serikat sendiri, gangguan kecemasan mempengaruhi sekitar

    40 juta orang dewasa berusia 18 tahun dan lebih tua (sekitar 18% dari populasi

    itu) setiap tahun dan mempengaruhi sekitar 28,8% dari populasi Amerika

    Serikat dalam waktu hidup mereka (Gao et al., 2012). Di Indonesia, berasarkan

    Data Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas) tahun 2007, menunjukan prevalensi

    gangguan mental emosional seperti gangguan kecemasan dan depresi sebesar

    11,6% dari populasi orang dewasa. Berarti dengan jumlah orang dewasa

    Indonesia lebih kurang 150.000.000 ada 1.740.000 orang saat ini yang

    mengalami gangguan mental emosional (Supriyantoro, 2011).

    Sedangkan dari penelitian yang dilakukan oleh Gao, menunjukan bahwa,

    secara umum, prevalensi kecemasan pada perawat adalah lebih tinggi dari

    seluruh penduduk. Di Singapura, 21% dari perawat di sebuah rumah sakit

    umum ditemukan menderita gangguan kecemasan, tetapi, yang menarik, hanya

    sebagian kecil yang benar-benar meminta bantuan untuk masalah emosional

    mereka (

  • 3

    latar belakang pendidikan yang lebih tinggi ternyata memiliki tingkat

    kecemasan lebih tinggi daripada perawat dengan latar belakang pendidikan

    yang lebih rendah (Gao et al., 2012).

    Berdasarkan dari hasil survey yang peneliti lakukan di RSU Kumala

    Siwi Kudus pada tanggal 11 Agustus 2014 terhadap 5 orang Perawat

    Profesional dan 5 orang Perawat Vokasional mengatakan bahwa perawat

    profesional mempunyai tanggung jawab yang lebih berat dibandingkan perawat

    vokasional. Perawat Profesional sebagian besar dijadikan Kepala Ruang dan

    bertanggung jawab atas apa yang dilakukan oleh perawat vokasional. Mereka

    mengalami kecemasan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.

    Beban tugas yang berat menuntut perawat profesional untuk lebih bekerja

    secara maksimal.

    Dari latar belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian

    tentang perbedaan tingkat kecemasan antara perawat profesional dengan

    perawat vokasional di Rumah Sakit Umum Kumala Siwi Kudus.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka perumusan masalah

    dalam penelitian ini adalah : Apakah terdapat perbedaan tingkat kecemasan

    antara perawat profesional dengan perawat vokasional di RSU Kumala Siwi

    Kudus?

    C. Tujuan Penelitian

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan tingkat

    kecemasan antara perawat profesional dengan perawat vokasional di RSU

    Kumala Siwi Kudus.

    D. Manfaat Penelitian

    1. Manfaat Teoretis

  • 4

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang perbedaan

    kecemasan antara perawat profesional dengan perawat vokasional di

    rumah sakit.

    2. Manfaat Praktis

    Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dalam dunia

    kedokteran untuk memberikan upaya pencegahan dan mengetahui gejala

    awal munculnya kecemasan pada perawat dalam tugasnya, sehingga

    produktifitas kerja perawat lebih baik dan pelayanan kesehatan pasien lebih

    memuaskan.