bab i

7
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastolic sedikitnya 90 mmHg (Sylvia dan Lorraine, 2006). Faktor pemicu hipertensi dapat dibedakan atas yang tidak dapat terkontrol (seperti keturunan, jenis kelamin, dan umur) dan yang dapat dikontrol (seperti kegemukan, kurang olahraga, merokok, serta konsumsi alkohol dan garam). Penderita hipertensi yang heterogen menandakan bahwa penyakit ini bagaikan mosaik, diderita oleh orang banyak yang datang dari berbagai subkelompok berisiko didalam masyarakat. Hal tersebut juga berarti bahwa hipertensi dipengaruhi oleh faktor risiko ganda, baik yang bersifat endogen seperti neurotransmitter, hormone, dan genetik, maupun yang bersifat eksogen seperti rokok, nutrisi, dan stressor (Herke, 2006). Prevalensi Hipertensi atau tekanan darah di Indonesia cukup tinggi. Selain itu, akibat yang ditimbulkannya menjadi masalah kesehatan masyarakat.

Upload: astriapuspitasari

Post on 16-Sep-2015

4 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

KDK BAB I

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastolic sedikitnya 90 mmHg (Sylvia dan Lorraine, 2006).

Faktor pemicu hipertensi dapat dibedakan atas yang tidak dapat terkontrol (seperti keturunan, jenis kelamin, dan umur) dan yang dapat dikontrol (seperti kegemukan, kurang olahraga, merokok, serta konsumsi alkohol dan garam). Penderita hipertensi yang heterogen menandakan bahwa penyakit ini bagaikan mosaik, diderita oleh orang banyak yang datang dari berbagai subkelompok berisiko didalam masyarakat. Hal tersebut juga berarti bahwa hipertensi dipengaruhi oleh faktor risiko ganda, baik yang bersifat endogen seperti neurotransmitter, hormone, dan genetik, maupun yang bersifat eksogen seperti rokok, nutrisi, dan stressor (Herke, 2006).

Prevalensi Hipertensi atau tekanan darah di Indonesia cukup tinggi. Selain itu, akibat yang ditimbulkannya menjadi masalah kesehatan masyarakat. Angka-angka prevalensi hipertensi di Indonesia telah banyak dikumpulkan dan menunjukkan, di daerah pedesaan masih banyak penderita yang belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan. Baik dari segi case-finding maupun penatalaksanaan pengobatannya jangkauannya masih sangat terbatas dan sebagian besar penderita hipertensi tidak mempunyai keluhan. Prevalensi hipertensi yang tertinggi adalah pada wanita (25%) dan pria (24%). Kenaikan insiden dan prevalensi, berkaitan erat dengan perubahan pola makan, penurunan aktivitas fisik, kenaikan kejadian stres dan lain-lain2. Dari kasus-kasus tadi, ternyata 68,4% termasuk hipertensi ringan (diastolik 95104 mmHg), 28,1% hipertensi sedang (diastolik 105129 mmHG) dan hanya 3,5% dengan hipertensi berat (diastolik sama atau lebih besar dengan 130 mmHg). Kenaikan prevalensi dengan naiknya umur tidak dijumpai.Oleh karena itu, negara Indonesia yang sedang membangun di segala bidang perlu memperhatikan tindakan untuk mencegah timbulnya penyakit hipertensi dan penyakit degeneratif lain sehingga potensi bangsa dapat lebih dimanfaatkan untuk proses pembangunan.1Hipertensi, merupakan salah satu faktor risiko yang paling berpengaruh terhadap kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah. Hipertensi sering tidak menunjukkan gejala, sehingga baru disadari bila telah menyebabkan gangguan organ seperti gangguan fungsi jantung atau stroke. Tidak jarang hipertensi ditemukan secara tidak sengaja pada waktu pemeriksaan kesehatan rutin atau datang dengan keluhan lain (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2012).

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2012 menunjukkan, sebagian besar kasus hipertensi di masyarakat belum terdiagnosis. Hal ini terlihat dari hasil pengukuran tekanan darah pada usia 18 tahun ke atas ditemukan prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 31,7%, dimana hanya 7,2% penduduk yang sudah mengetahui memiliki hipertensi dan hanya 0,4% kasus yang minum obat hipertensi. Ini menunjukkan, 76% kasus hipertensi di masyarakat belum terdiagnosis atau 76% masyarakat belum mengetahui bahwa mereka menderita hipertensi (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2012).

Menurut The Seventh Report of The Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC 7) klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa terbagi menjadi kelompok normal, prahipertensi, hipertensi derajat 1 dan derajat 2 (Tabel 1).

Tabel 1 . Klasifikasi Tekanan Darah Menurut JNC 7Klasifikasi Tekanan DarahTDS (mmHg)TDD (mmHg)

Normal< 120< 80

Prahipertensi120 13980 89

Hipertensi derajat 1140 15990 99

Hipertensi

TDS : Tekanan Darah Sistolik, TDD : Tekanan Darah Diastolik

Oleh karena hipertensi dapat menyebabkan komplikasi yang beragam apalagi jika tidak terkontrol dengan baik, penatalaksaannya membutuhkan kerja sama pasien dan keluarganya. Karena permasalahan medis yang dihadapi tidak terlepas dari unsur sosio-budaya masyarakat, terutama dalam hal kepatuhan konsumsi obat dan perubahan dan gaya hidup.

Pelayanan kedokteran keluarga sebagai pelayanan kesehatan primer yang memberikan pelayanan kesehatan dengan karakteristiknya holistik, komprehensif, terpadu dan kesinambungan serta didukung oleh pengetahuan kedokteran terkini memegang peran yang sangat besar dalam menyelesaikan permasalahan yang ada di masyarakat.

Pada pembinaan kasus kali ini akan dikemukakan mengenai hipertensi dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan penatalaksanaannya baik dari segi genetik, perilaku, lingkungan dan pelayanan kesehatan. Mengingat sifat pengobatan penyakit ini yang harus terus dilakukan seumur hidup, maka peran serta keluarga akan sangat berpengaruh baik dalam menjamin kelangsungan terapi maupun pengontrolan kondisi penyakit ke arah yang lebih baik sehingga perburukan ataupun komplikasi dapat dicegah. Oleh karena itu diperlukan suatu pendekatan dokter keluarga agar penatalaksaan yang diberikan dapat optimal. Pembinaan ini penting dilakukan untuk mengetahui pendekatan kedokteran keluarga yang baik dan dapat optimal terutama pada kasus yang bersangkutan.

I.2. Tujuan1) Tujuan UmumMelakukan pendekatan kedokteran keluarga terhadap pasien hipertensi2) Tujuan Khusus

a. Mengetahui karakteristik (fungsi keluarga, bentuk keluarga, dan siklus keluarga) keluarga pasien hipertensi dengan pendekatan kedokteran keluarga.b. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya masalah kesehatan pada pasien hipertensi dan keluarganya. c. Mendapatkan pemecahan masalah kesehatan pasien hipertensi dan keluarganya.I.3. Manfaat

1) Bagi Penulisa. Menambah pengetahuan penulis tentang kedokteran keluarga, serta penatalaksanaan kasus hipertensi dengan pendekatan kedokteran keluarga.b. Melatih penulis untuk melakukan pendekatan keluarga yang dapat diterapkan pada praktek kedokteran selanjutnya.c. Melatih mahasiswa/i berkomunikasi yang baik dengan masyarakat.

Manfaat bagi pasien dan keluarga

a. Mengetahui informasi mengenai penyakit hipertensi dan penatalaksanaannya.b. Mengetahui pola hidup bersih dan sehat, serta diet yang baik untuk pasien hipertensi.