bab i

16
BAB I PENDAHULUAN Berhasilnya upaya kesehatan menyebabkan munculnya pola penyakit yang berbeda sehingga peran dokter dalam berbagai upaya pelayanan kesehatan pun berubah. Dalam upaya kuratif,dokter masa kini harus siap untuk menolong pasien, bukan saja yang berpenyakit akut tetapi juga yang berpenyakit kronis,penyakit degeneratif dan harus siap membantu kliennya agar dapat hidup sehat dalam kondisi lingkungan yang lebih rumit masa sekarang ini. Untuk itu ia harus mengenal kepribadian dan lingkungan pasiennya. Upaya prevensi pun bergeser dari orientasi kesehatan masyarakat lebih kearah kesehatan perorangan (private health). Dampak pesatnya perkembangan spesialisasi dan sub spesialisasi telah menyebabkan fragmentasi profesi, hilangnya hubungan dokter-pasien akibat pelayanan kedokteran yang semakin berorientasi ke keterampilan laboratorium dan teknis. Dampak lainnya adalah meningkatnya biaya kesehatan sebagai dampak dari pelayanan spesialistis dan bergantung pada teknologi. Biaya perawatan demikian tingginya dan penanganan spesialistis demikian menonjolnya sehingga kasus-kasus yang telah lanjut memerlukan perawatan canggih dan spesialistik. Beberapa penilaian juga juga menyimpulkan

Upload: miftahul-husnah

Post on 16-Sep-2015

214 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

oi

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUANBerhasilnya upaya kesehatan menyebabkan munculnya pola penyakit yang berbeda sehingga peran dokter dalam berbagai upaya pelayanan kesehatan pun berubah. Dalam upaya kuratif,dokter masa kini harus siap untuk menolong pasien, bukan saja yang berpenyakit akut tetapi juga yang berpenyakit kronis,penyakit degeneratif dan harus siap membantu kliennya agar dapat hidup sehat dalam kondisi lingkungan yang lebih rumit masa sekarang ini. Untuk itu ia harus mengenal kepribadian dan lingkungan pasiennya. Upaya prevensi pun bergeser dari orientasi kesehatan masyarakat lebih kearah kesehatan perorangan (private health).Dampak pesatnya perkembangan spesialisasi dan sub spesialisasi telah menyebabkan fragmentasi profesi, hilangnya hubungan dokter-pasien akibat pelayanan kedokteran yang semakin berorientasi ke keterampilan laboratorium dan teknis. Dampak lainnya adalah meningkatnya biaya kesehatan sebagai dampak dari pelayanan spesialistis dan bergantung pada teknologi. Biaya perawatan demikian tingginya dan penanganan spesialistis demikian menonjolnya sehingga kasus-kasus yang telah lanjut memerlukan perawatan canggih dan spesialistik. Beberapa penilaian juga juga menyimpulkan bahwa pendidikan dokter yang menekankan pada pengajaran klinik di ruang perawatan tidak memberikan kemampuan yang memadai kepada peserta didik untuk menangani kasus-kasus di masyarakat dengan pendekatannya yang tentunya sangat berbeda.Pengaruh berbagai faktor ini, mendorong kesadaran pentingnya peningkatan jumlah dan mutu jajaran pelayanan kesehatan tingkat primer. Disiplin ini berkembang secara epistemologis atas dasar dorogan kebutuhan akan layanan yang kemudian dikenanl sebagai disiplin kedokteran keluarga. Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) dan Organisasi Dokter Keluarga Sedunia (WONCA) telah menekankan pentingnya peranan dokter keluarga (DK) ini dalam mencapai pemerataan pelayanan kesehatan.BAB IIPEMBAHASAN DOKTER KELUARGA DI INDONESIAKonsep dokter keluarga di Indonesia pertama diajukan oleh IDI pada tahun 1980 sebagai hasil Muktamar ke 17 dengan latar belakang sebagai berikut:1. DK sebagai alternatif pengembangan karier dokter disamping karir spesialis2. DK untuk memenuhi tuntutan pelayanan kesehatan yang termaksud pada SKN pada waktu itu. Masalah mutu pada waktu itu masih belum menjadi sorotan benar3. DK untuk mengatasi masalah pembiayaan kesehatan dengan menerapkan sistem pelayanan kesehatan terkendali4. DK untuk menahan dampak negatif spesialisasi

Dalam Mukernya yang ke-18 IDI menetapkan definisi DK sebagai berikut:Dokter Keluarga adalah dokter yang memberi pelayanan kesehatan yang berorientasi komunitas dengan titik berat pada keluarga sehingga ia tidak hanya memandang penderita sebagai individu yang sakit tapi sebagai bagian dari unit keluarga dan tidak anya menanti secara pasif tetapi bila perlu aktif mengunjungi penderita atau keluarganyaDengan definisi demikian IDI menggambarkan ciri pelayanan DK sebagai berikut:1. DK melayani penderita tidak hanya sebagai individu tetapi sebagai anggota satu keluarga bakan anggota masyarakatnya2. DK memberikan pelayanan kesehatan menyeluruh dan memberikan perhatian kepada penderitanya secara lengkap dan sempurna,jauh melebihi apa yang dikeluhkannya3. Dk memberikan pelayanan kesehatan dengan tujuan utama meningkatkan derajat kesehatan, mencegah timbulnya penyakit dan mengenal serta mengobatinya penyekit sedini mungkin4. DK mengutamakan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan dan berusaha memenuhi kebutuhan itu sebaik-baiknya5. DK menyediakan dirinya sebagai tempat pelayanan tingkat pertama dan ikut bertanggung jawab pada pelayanan kesehatan lanjutan

Akan tetapi setelah sekian lama, kedudukan DK dalam sistem pelayanan kesehatan kita masih belum jelas. Untuk peningkatan pengembangan DK disadari bahwa perlu tekad politis (political will) dari Pemerintah, profesi dan masyarakat untuk mengukuhkan kedudukan DK dalam sistem pelayanan kesehatan kita. Tekad politis pihak profesi hendaknya dipertegas dengan menyadari bawa pelayanan DK baru dapat dijalankan kalau pelaksananya menguasai Kedokteran Keluarga (Family Medicine) sebagai body of knowledge yang digunakannya dalam memberikan pelayanan kedokteran. Upaya sinergisme dalam rangka pengembangan DK di Indonesia itu telah dilakukan dalam suatu wadah kerjasama tripartit pengembangan DK di Indonesia yang terdiri dari Depkes, KDKI/IDI dan Fakultas Kedokteran.

PERAN DOKTER KELUARGA DALAM SISTEM JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN

Tugas Dokter Keluarga dalam system Jaminan Pemeliharaan Kesehatan adalah memberikan pelayanan kesehatan paripurna kepada peserta dan keluarganya, dalam rangka meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat masyarakat guna mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Fungsi Dokter Keluarga :a. Memberikan pelayanan kesehatan paripurna, efektif dan efisien, sesuai ketentuan yang berlakub. Meningkatkan peranserta keluarga dan masyarakat peserta agar berperilaku hidup sehatc. Menjalin kerjasama dengan semua fasilitas kesehatan dalam rangka rujukand. Menjaga agar sumberdaya yang terbatas digunakan seefisien mungkine. Menjaga hubungan baik dan terbuka dengan para pelaku jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat lainnya

Hak Dan Tanggung Jawab Dokter Keluarga dalam Sistem jaminan Pemeliharaan Kesehatan Hak Dokter Keluarga :a. Menerima pembayaran pra-upaya dengan sistim kapitasib. Memperoleh bonus atau insentif lain atas prestasi kerjanyac. Menolak pemeliharaan kesehatan kepada peserta yang tidak mematuhi ketentuan JPKMd. Menolak pemeliharaan kesehatan kepada peserta bila tidak tercakup dalam kontrak antara PPK dengan Bapele. Memutuskan kontrak kerja dengan bapel bila kesepakatan tak dipatuhi Tanggung Jawab Dokter Keluargaa. Bertanggung jawab atas kesehatan pesertab. Bertanggung jawab atas pengaturan pemanfaatan sarana kesehatan untuk keluarga pesertac. Bertanggungjawab menyampaikan laporan utilisasi pelayanan kesehatan kepada Badan Penyelenggara jaminand. Bersama-sama dengan instansi kesehatan setempat, bertanggungjawab atas pelayanan kesehatan peserta bila terjadi kasus KLB

Kompetensi Dokter Keluarga:Dokter keluarga harus mempunyai kompetensi khusus yang lebih dari pada seorang lulusan fakultas kedokteran pada umumnya. Kompetensi khusus inilah yang perlu dilatihkan melalui program perlatihan ini. Yang dicantumkan disini hanyalah kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap Dokter Keluarga secara garis besar. Rincian memgenai kompetensi ini, yang dijabarkan dalam bentuk tujuan pelatihan, akan tercantum dibawah judul setiap modul pelatihan yang terpisah dalam berkas tersendiri karena akan lebih sering disesuaikan dengan perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran. a) Menguasai dan mampu menerapkan konsep operasional kedokteran keluarga, b) Menguasai pengetahuan dan mampu menerapkan ketrampilan klinik dalam pelayanan kedokteran keluarga,c) Menguasai ketrampilan berkomunikasi,

Menyelenggarakan hubungan profesional dokter- pasien untuk : (a) Secara efektif berkomunikasi dengan pasien dan semua anggota keluarga dengan perhatian khusus terhadap peran dan risiko kesehatan keluarga, (b) Secara efektif memanfaatkan kemampuan keluarga untuk berkerjasana menyelesaikan masalah kesehatan, peningkatan kesehatan, pencegahan dan penyembuhan penyakit, serta pengawasan dan pemantauan risiko kesehatan keluarga, (c) Dapat bekerjasama secara profesional secara harmonis dalam satu tim pada penyelenggaraan pelayanan kedokteran/kesehatan.

PROGRAM PENGEMBANGAN DOKTER KELUARGA

Program pengembangan Dokter Keluarga dalam rumusan Pokok-pokok Rancangan Akselerasi Pengembangan Pelayanan Dokter Keluarga 2003 2010 yang disusun secara kolaborasi dan sinergisme semua pihak terkait telah merumuskan beberapa pokok program.

Visi dari pengembangan DK ini adalah : Tersedianya DK bermutu dan merata guna mewujudkan Indonesia Sehat 2010. Misinya adalah :a. Menetapkan peraturan perundangan yang memantapkan kedudukan dokter keluarga sebagai dokter pelayanan tingkat pertamab. Menetapkan kebijakan pembiayaan kesehatan yang kondusif untuk berkembangnya dasar moral penyelenggaraan pelayanan kesehatanc. Menyusun perencanaan DK dengan melibatkan masyarakat dengan memperhatkan perkembangan globald. Meningkatkan efisiensi pendayagunaan Dk dan karier Dk

Menetapkan kebijakan dalam pendidikan kedokteran termasuk pendidikan kedokteran berkelanjutan (CME) untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan DK yang kompeten dalam menjalankan fungsinya

Berdasarkan pada analisa situasi dan kecenderungan serta kebijakan diatas, berbagai program berikut ini merupakan hal yang dilakukan untuk pengembangan (akselerasi) DK yakni : Program pengembangan kebijakan dan manajemen yang mencakup :a. Pengembangan kebijakan pelayanan dokter keluarga, termasuk penyusunan peraturan perundanganb. Penyusunan berbagai pedoman dan management tools pelayanan dokter keluarga dan sistim pembiayaanc. Pelaksanaan regulasid. Pengembangan sistem informasie. Pengawasan, pengendalian dan penilaian Program pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan peran serta masyarakat terdiri dari:a. Penyuluhan bagi individu, keluarga dan masyarakatb. Penyuluhan bagi organisasi kemasyarakatan dan profesic. Penyuluhan bagi aparatur Pemerintah Program pengembangan pelayanan dokter keluarga secara garis besar meliputi:a. Kebijakan dan perencanaan dokter keluargab. Pendayagunaan DKc. Pendidikan dan Pelatihan DK Program penelitian dan pengembangan yang antara lain meliputi :a. Pelaksanaan dan sub sistem pembiayaanb. Sistem manajemen, termasuk manajmen infomasic. Sistem pengawasan, pengendalian dan evaluasi

BAB IIIPENUTUP

Akselerasi pengembangan pelayanan kedokteran keluarga sudah menjadi tuntutan yang perlu disikapi dengan kolaborasi dan sinergisme semua stakeholders dalam suatu rumusan program yang tepat dan terarah. Akselerasi ini akan berhasil bila semua stakeholder (Pemerintah, Provider, Profesi,Badan Penyelenggara sistim jaminan sosial atau asuransi,dan masyarakat), memberi kontribusi yang positif.Beberapa pendekatan strategis perlu dilakukan untuk pengembangan ini yakni Departemen Kesehatan selaku regulator perlu melaksanakan regulasi kedudukan DK dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN), pemantapan standarisasi, penataan sistem pembiayaan melalui pra-bayar. Fakultas Kedokteran diharapkan kedepan dapat melaksanakan penyelenggaraan pendidikan DK (university based ), serta pemanfaatan DK harus didukung oleh sarana pelayanan DK yang memenuhi standar dan mengkuti program akreditasi. Pembinaan karier DK seyogyanya diarahkan menuju the five stars Doctor sebagai agent of change .Optimalisasi peran DK dalam sistem pelayanan kesehatan terkendali (Managed Care) harus dilakukan dalam suatu sitem yang terintegrasi dengan mengutamakan pra-bayar, dan masyarakat perlu diberi informasi tentang peran DK untuk memelihara dan menyelesaikan masalah kesehatan sesuai kebutuhannya.

DAFTAR PUSTAKASutomo, A. H., 2001,. Pengalaman Dokter Keluarga, Simposium Dokter Keluarga Dalam SJSN, UGM, Jogjakarta.

Wonodirekso, S., 2004, Praktek Dokter Keluarga, wwwJPKM online.

Notoadmojo S, 2003, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Rineka Cipta, Penerbit PT Asdi Mahasatya, Jakarta.

Handaja, D., 2005. Lingkungan Hidup, Keluarga Dan Pelayanan Dokter Keluarga, Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mutiara Medika, Yogyakarta Vol 1;2 Hal - 63.

http://www.globalfamilydoctor.com

http://familymedicine.ugm.ac.id/

http://www.who.int/topics/primary_health_care/en/

KATA PENGANTARPuji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah hasil diskusi kami dengan judul PERAN DOKTER KELUARGA. Dimana dalam penyusunan makalah ini bertujuan agar mahasiswa Kedokteran Unizar dapat memahami isi dari makalah ini sehingga dapat bermanfaat bagi mahasiswa.Tidak lupa juga kami mengucapakan terima kasih kepada para dosen yang menjadi tutor yang membimbing kami selama melaksanakan diskusi ini,juga teman-teman dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah hasil diskusi kami ini sehingga kami dapat menyelesaikannya dengan hasil yang memuaskan bagi kami.Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari bahwa masih banyak kekurangannya sehingga kami menginginkan saran dan kritik yang membangun dalam menyempurnakan makalah ini.

Mataram, 22 Februari 2012

Penyusun

PERAN DOKTER KELUARGA

DISUSUN OLEHKELOMPOK 5

MAFUL INDRIYANI09.06.0013DANDALINA09.06.0045MUHAMAD RUBAI09.06.0046PUTU WEDA WIDIAENI SARI09.06.0050

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS ISLAM AL-AZHARMATARAM