bab i

13
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kualitas hidup didefinisikan sebagai kepuasan dalam berbagai aspek kehidupan. kualitas hidup merupakan persepsi dari individu dalam kehidupan dalam konteks budaya dan sistem nilai dimana mereka hidup dan dalam kaitannya dengan nilai-nilai, standart dan kekhawatiran dalam hidup. Preedy and Watson (2010). Yeh et. Al (Preedy and Watson, 2010) menyatakan bahwa kualitas hidup sebagai dampak dari penyakit dan aspek kepuasan yang diukur dengan skala : fungsi fisik (didefinisikan sebagai status fungsional dalam kehidupan sehari-hari), disfungsi psikologis (tingkat distress emosional), fungsi sosial (hubungan antar pribadi yang berfungsi dalam kelompok), pengobatan (didefinisikan sebagai kecemasan atau kekhawatiran tentang penyakit dan program perawatan),

Upload: tyara

Post on 16-Aug-2015

4 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kualitas hidup

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kualitas hidup didefinisikan sebagai kepuasan dalam berbagai

aspek kehidupan. kualitas hidup merupakan persepsi dari individu dalam

kehidupan dalam konteks budaya dan sistem nilai dimana mereka hidup dan

dalam kaitannya dengan nilai-nilai, standart dan kekhawatiran dalam hidup.

Preedy and Watson (2010).

Yeh et. Al (Preedy and Watson, 2010) menyatakan bahwa kualitas

hidup sebagai dampak dari penyakit dan aspek kepuasan yang diukur dengan

skala : fungsi fisik (didefinisikan sebagai status fungsional dalam kehidupan

sehari-hari), disfungsi  psikologis (tingkat distress emosional), fungsi sosial

(hubungan antar pribadi yang  berfungsi dalam kelompok), pengobatan

(didefinisikan sebagai kecemasan atau kekhawatiran tentang penyakit dan

program perawatan), fungsi kognitif (kinerja kognitif dalam pemecahan masalah)

axton and Daley (2010)  National Cancer Institute (NCI) menggambarkan

“Cancer Survivor  ” meliputi : kondisi fisik, psikososial, sejak proses diagnosis

hingga akhir hidupnya berfokus pada kesehatan, kehidupan penderita kanker dan

pada saat sedang menjalani pengobatan. Pengukuran mengenai kualitas hidup bagi

pasien kanker sangat diperlukan untuk melihat sejauh mana pengobatan yang

dilakukan mempengaruhi kehidupan pasien

Page 2: BAB I

Aspek-aspek dalam kualitas hidup termasuk komponen fisik, emosional

dan fungsional. Status fungsional mengacu pada kemampuan melakukan aktifitas

yang  berhubungan dengan kebutuhan dan ambisi atau peran sosial yang

diinginkan oleh  pasien, pada tahap yang paling dasar mengacu pada kemampuan

melakukan aktifitas sehari-hari. Hal ini juga terkait dengan cara seseorang

menerima keadaan fisiknya.

Kanker adalah suatu penyakit yang diakibatkan oleh pertumbuhan tidak

normal dari sel jaraingan kulit. Sel ini terus menerus tumbuh menyebar ke bagian

tubuh lainya. Kanker dapat menyerang semua, orang semua bagian tubuh, dan

semua golongan umur. Kanker payudarah terjadi karena adanya pertumbuhan

abnormal sel pada payudarah. ( Wh. Sastrosudarmo,2012).

Di Indonesia, data prevarensi 5 tahunan menunjukkan bahwa sebanyak

292.629 orang menderita kanker dengan prevalensi kematian sebanyak 214.626

orang. Kanker payudara memiliki prevalensi tertinggi di Indonesia, yaitu sebesar

13,6%. Jenis kanker lain yang banyak terjadi di Indonesia adalah kanker jantung

13,0 %, kanker usus besar 11,5% dan kanker serviks 8,8%. Menurut statistik

rumah sakit dalam sistem informasi rumah sakit (sirs) tahun 2013, jumlah pasien

rawat jalan maupun rawat inap pada kanker payudara terbanyak yaitu 12.014

orang (28,7%) dan kanker serviks 5.349 orang (12,8%), baru disusul kanker

leukemia sebanyak 4.342 orang (10,4%), lymphoma 3.486 orang (8,34 %) dan

kanker paru 3.244 orang (7,8%). Sementara berdasarkan riset kesehatan dasar

(2013), prevalensi kanker diindonesia sendiri sudah mencapai 1,4 per 1000

Page 3: BAB I

penduduk dan merupakan penyebab kematian nomor tujuh (Riset kesehatan dasar,

2013).

Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling sering ditemui

dikalangan wanita sedunia, meliputi 16% dari semua jenis kanker yang diderita

oleh kaum wanita dan dilaporkan 519.000 wanita meninggal akibatnya pada tahun

2004 World Health Organization. (WHO, 2004). Pada tahun 2012 di Amerika

Serikat diperkirakan terdapat 226.870 kasus kanker payudara pada wanita dengan

angka kematian 39.510, dan 2.190 pada pria dengan angka kematian 410

(American Cancer Society, 2012).

Menurut data statistik Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) Kementerian

Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2007, kanker payudara adalah kanker

terbanyak yang diderita wanita Indonesia dengan angka kejadian 26 per 100.000

wanita, disusul kanker leher rahim dengan angka kejadian 16 per 100.000 wanita

dan kanker payudara menempati urutan pertama jumlah pasien rawat inap kanker

di seluruh Rumah Sakit di Indonesia (16,85%), disusul kanker leher rahim

(11,78%) (Jakarta Race, 2012). Di Sumatera Barat, kejadian kanker (5,57%) lebih

tinggi dari rata-rata nasional (5,03%), yaitu pada urutan tertinggi ke-enam dari 33

provinsi diIndonesia (Riskesdas, 2007).

Berdasarkan keterangan Kepala Instalasi Humas dan Pengaduan

Masyarakat RSUP Dr. M. Djamil Padang, mengatakan bahwa dari jumlah pasien

yang masuk ke RSUP Dr. M. Djamil pada rentang awal tahun 2013, kasus kanker

payudara menduduki posisi terbanyak pasien yang dirawat di RSUP Dr. M.

Djamil Padang (Febrida, 2013).

Page 4: BAB I

Pasien kanker memiliki masalah psikologis yang kompleks dibandingkan

dengan pesien lain. Ketika seorang pasien didiagnosis memiliki kanker, itu sudah

menjadi tantangan yang berat bagi pasien dan diikuti pula dengan pengobatannya

serta ketidakpastian hasil pengobatan. Ada beberapa  pilihan terapi dalam

pengobatan kanker, salah satunya adalah kemoterapi. Kemoterapi merupakan

teknik pengobatan yang banyak digunakan untuk mencegah metastasis sel kanker

dan dapat meningkatkan harapan hidup pasien. Tetapi faktanya, kanker dan

pengobatannya memiliki beberapa dampak yaitu meningkatkan stres pada  pasien

ketika akan menjalani pengobatan tersebut.

Kemoterapi menimbulkan beberapa gejala yang dirasakan

menganggu bagi pasien dan hal tersebut juga mempengaruhi kualitas hidup pasien

kanker payudara yang menjalani kemoterapi. Hal ini telah di teliti oleh Montazeri

et al 2008. Bahwa pada pasien kanker payudara yang menjalani terapi adjuvant 

mengeluhkan beberapa gejala seperti kelelahan, nyeri, gangguan tidur, perubahan

bentuk tubuh dan  penurunan fungsi seksual sehingga dampak jangka panjangnya

akan menurunkan kualitas hidup pasien. Penelitian Herien 2010.

Hal ini didukung dalam studi Mulders, Vingerhoets, dan Breed (2008),

yang meneliti bahwa efek samping yang sering terjadi dari kemoterapi yaitu mual,

muntah, dan kehilangan rambut, kelelahan, mual dan muntah merupakan efek

negatif yang terbanyak mempengaruhi kehidupan mereka. Selain adanya efek

samping terapi, masalah besar yang dihadapi pasien kanker payudara adalah nyeri,

gangguan pola tidur, dan kelelahan. Gejala-gejala tersebut dapat menurunkan

kualitas hidup. Menurut Dodd, Cho, Cooper, dan Miaskowski (2010) gejala

Page 5: BAB I

kelelahan, depresi, dan gangguan tidur yang dialami oleh pasien kanker payudara

memiliki nilai skor kualitas hidup yang rendah yang bermakna bahwa kualitas

hidupnya tidak baik.

Dukungan keluarga memiliki peranan penting untuk menunjang kualitas

hidup dan meningkatkan kesehatan anggota keluarganya. Friedman 1998.

Menyatakan bahwa dukungan keluarga dapat mampu menahan efek-efek negatif

dari stress terhadap kesehatan dan dukungan keluarga yang secara langsung

memberikan efek pada peningkatan kesehatan. Pada penilitian Utami et all   2013.

menjelaskan  bahwa semakin tinggi dukungan yang diberikan keluarga terhadap

pasien yang akan menjalani kemoterapi maka akan semakin rendah tingkat

kecemasan yang dialami  pasien yang akan menjalani kemoterapi .

Data yang didapat dari Ruangan Kemoterapi. RSUP Dr. M. Djamil Padang,

pada tahun 2014 terdapat 746 orang penderita kanker payudara, sedangkan pada

tahun 2015 sampai bulan April menurun mencapai 138 orang. Terdapat

penurunan mencapai 1-10 orang /bulannya dari tahun 2014 (Rekam Medik) RSUP

M. Djamil Padang.

Menurut survey awal yang dilakukan penulis terhadap tiga orang penderita

kanker payudara di rungan kemoterapi RSUP Dr. M. Djamil Padang. Dua orang

pasien yang belum pernah melakukan tindakan kemoterapi mengatakan bahwa

cemas/ takut menghadapi proses tindakan kemoterapi, dan khawatir pada

perubahan fisik nantinya akibat dari efek samping tindakan kemoterapi tersebut

seperti yang dijelaskan oleh petugas kesehatan yaitu akan mengalami: rambut

Page 6: BAB I

rontok, mual dan muntah, lemas. Kedua pasian tersebut juga mengatakan bahwa

mereka akan merasa malu dengan perubahan fisik yang terjadi pada mereka

setelah menjalani kemoterapi tersebut, takut akan terjadi penolakan dilingkungan

sosialnya. Sedangkan satu orang pasien yang sudah pernah menjalani tindakan

kemoterapi mengatakan masih merasa khawatir atas tindakan kemoterapi tersebut,

tetapi sudah tahu akan efek samping yang akan dia terima. Dari segi pendidikan

yang peneliti wawancarai dua diantranya lulusan/tamatan SMA satu lulusan SMP.

Berdasarkan fenomena tersebut, penulis tertarik untuk meneliti apakah ada

hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup pasien kanker yang menjalani

kemoterapi diinstalasi diagnostik terpadu (IDT) di ruang kemoterapi RSUP

DR.M.Djamil padang.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk

mengangkat judul yaitu apakah ada hubungannya dukungan keluarga

dengan kualitas hidup pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi

diruang instalasi diagnostik terpadu (IDT) di ruang kemoterapi RSUP

DR.M Djamil padang.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan

keluarga dengan kualitas hidup pasien kanker payudarah yang

Page 7: BAB I

menjalani kemoterapi di Instalasi diagnostik terpadu (IDT) di ruang

kemoterapi RSUP Dr.M Djamil padang tahun 2015.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahui distribusi frekuensi kualitas hidup pasien kanker

payudarah yang menjalani kemoterapi di Instalasi diagnostik

terpadu (IDT) di ruang kemoterapi RSUP Dr.M Djamil padang

tahun 2015.

b. Diketahui distribusi frekuensi dukungan keluarga pasien kanker

payudarah yang menjalani kemoterapi di Instalasi diagnostik

terpadu (IDT) di ruang kemoterapi RSUP Dr.M Djamil padang

tahun 2015.

c. Diketahui hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup

pasien kanker payudarah yang menjalani kemoterapi di Instalasi

diagnostik terpadu (IDT) di ruang kemoterapi RSUP Dr.M Djamil

padang tahun 2015.

D. Mafaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Untuk menambah pengetahuan, wawasan dan pegalaman peneliti

dalam menerapkan ilmu pengetahuan yang didapatkan selama masa

pendidikan. Serta meningkatkan pengetahuan peneliti tentang

hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup pasien kanker

payudarah yang menjalani .

Page 8: BAB I

2. Bagi STIKes Indonesia Padang

Sebagai informasi bagi mahasiswa dan sebagai bahan referensi

kepustakaan STIKes Indonesia Padang serta sebagi dasar dan pedoman

untuk pengembangan penelitian selanjutnya.

3. Bagi Tempat Penelitian

Sebagai bahan masukan dan informasi bagi perawat tentang

hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup pasien kanker

payudarah yang menjalani kemoterapi.

E. Ruang Lingkup

Adapun ruang lingkup penelitian ini membahas tentang hubungan

dukungan keluarga dengan kualitas hidup pasien kanker yang menjalani

kemoterapi diintalasi diangnostik terpatu (IDT) RSUP Dr.M Djamil

padang. Pada penelitian ini peneliti membatasi dua variable yaitu

dukungan keluarga sebangai variable independen dengan kualitas hidup

pasien kanker payudarah sebagai variable dependen.