bab i

17
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah kontrak berasal dari bahasa Inggris, yaitu contracts. Sedangkan dalam bahasa Belanda, disebut dengan overeenkoinst (perjanjian). Pengertian kontrak atau perjanjian diatur Pasal 1313 KUH Perdata. Pasal 1313 KUH Perdata berbunyi: "Perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu pihak atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih." Definisi perjanjian dalam Pasal 1313 ini adalah 1. tidak jelas, karena setiap perbuatan dapat disebut perjanjian, 2. tidak tampak asas konsensualisme, dan 3. bersifat dualisme. Tidak jelasnya definisi ini disebabkan dalam rumusan tersebut hanya disebutkan perbuatan saja. Maka yang bukan perbuatan hukum pun disebut dengan perjanjian. Untuk memperjelas pengertian itu maka harus dicari dalam doktrin. Jadi, menurut doktrin (teori lama) yang disebut perjanjian adalah "perbuatan hukum berdasarkan kata sepakat untuk menimbulkan akibat hukum." B. Rumusan Masalah 1

Upload: tata-lela

Post on 09-Aug-2015

58 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Istilah kontrak berasal dari bahasa Inggris, yaitu contracts. Sedangkan

dalam bahasa Belanda, disebut dengan overeenkoinst (perjanjian). Pengertian

kontrak atau perjanjian diatur Pasal 1313 KUH Perdata. Pasal 1313 KUH

Perdata berbunyi: "Perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu pihak

atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih."

Definisi perjanjian dalam Pasal 1313 ini adalah

1. tidak jelas, karena setiap perbuatan dapat disebut perjanjian,

2. tidak tampak asas konsensualisme, dan

3. bersifat dualisme.

Tidak jelasnya definisi ini disebabkan dalam rumusan tersebut hanya

disebutkan perbuatan saja. Maka yang bukan perbuatan hukum pun disebut

dengan perjanjian. Untuk memperjelas pengertian itu maka harus dicari dalam

doktrin. Jadi, menurut doktrin (teori lama) yang disebut perjanjian adalah

"perbuatan hukum berdasarkan kata sepakat untuk menimbulkan akibat

hukum."

B. Rumusan Masalah

1.2 Tujuan Penulisan

1.2.1 Tujuan Umum

KBI

Sebagai acuan untuk melaksanakan  Asuhan Kebidanan kepada Ibu

bersalin dengan perdarahan sehingga dilakuan tindakan KBI ini.

KBE

Makalah ini dibuat sebagai pedoman atau acuan kami dalam upaya

mengetahui  bagai mana cara melakukan KOMPRESI BIMANUAL

EKSTERNA (KBE) dengan benar dan baik, serta mengembangkan

1

Page 2: BAB I

sumber daya dan kemampuan khususnya bagi penulis dalam

memberikan pelayanan kebidanan terhadap ibu bersalin.

KAA

Makalah ini dibuat sebagai pedoman atau acuan kami dalam upaya

mengetahui bagaimana melakukan pencegahan perdarahan dengan

cara kompresi aorta serta mengembangkan sumber daya dan

kemampuan khususnya bagi penulis dalam memberikan pelayanan

kebidanan terhadap ibu postpartum.

1.2.2 Tujuan Khusus

KBI

1. Mampu melakukan pengkajian pada Ibu bersalin dengan perdarahan  .

2. Mampu merumuskan diagnosa kebidanan dalam asuhan kebidanan pada ibu

bersalin yang mengalami perdarahan

3. Mampu menyusun perencanaan yang menyeluruh kepada ibu bersalin

4. Mampu menerapkan rencana kebidanan pada  ibu bersalin dengan

perdarahan setelah melahirkan

5. Mampu  melakukan evaluasi dari tindakan dengan KBI dalam asuhan

kebidanan pada ibu bersalin yang mengalami perdarahan saat melahirkan

KBE

Mengetahui bagaimana cara melakukan kompresi bimanual eksterna

dengan benar dan baik.

KAA

Mengetahui tata cara melakukan kompresi aorta abdominalis.

Mengetahui bagaimana tekhnik melakukan penekanan pada aorta

1.3 Batasan Penulisan

Karena keterbatasan materi, tenaga dan biaya, maka penulis membatasi

pembahasan yaitu hanya mengenai KBI, KBE, dan KAA.

2

Page 3: BAB I

1.4 Manfaat Penulisan

1. Bagi Penulis

Setelah menyelesaikan makalah ini diharapkan kami sebagai

mahasiswa dapat  meningkatkan pengetahuan dan wawasan mengenai

penyebab perdarahan pada persalinan serta mengetahui bagaimana

cara penangananya dengan benar dan baik. Dan Juga Penulis

mengharapkan laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua sebagai

pertimbangan bagi calon tenaga kesehatan professional dalam

memberikan pelayanan asuhan kebidanan dalam upaya membantu

mengatasi perdarahan saat persalinan dengan menggunakan tindakan

KBI, KBE, dan KAA.

2. Bagi Institusi/bidan

Diharapkan sebagai bahan pertimbangan untuk perbandingan dalam

peningkatan pelayanan asuhan kebidanan.

1.4 Metodelogi Penulisan

Makalah ini di susun dengan metode kerja kelompok melalui pengumpulan

bahan, browsing dan membuat resume dari berbagai sumber yang di dapat

dalam bentuk makalah.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika dalam pembuatan makalah ini terdiri dari ;

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB.I PENDAHULUAN

Terdiri dari Latar Balakang yang meliputi;Tujuan Penulisan,

Tujuan umum, Tujuan khusus, Batasan Penulisan, Metodelogi Penulisan,

dan SistematikaPenulisan

BAB II PEMBAHASAN

Terdiri dari: Tinjauan pembahasan mengenai: Pelayanan Kesehatan Ibu dan

3

Page 4: BAB I

Anak

BAB III PENUTUP

Terdiri dari ; Kesimpulan, Kritik dan Saran

DAFTAR PUSTAKA

Meliputi pengarang, judul buku, penerbit, waktu diterbitkananya buku, serta

mencantumkan nama E – mail yang di kunjungi.

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Hukum Kontrak

Pengertian hukum sendiri adalah keseluruhan peratutran bagi kelakuan atau

perbuatan manusia di dalam masyarakat, yang pelaksanaannya dapat dipaksakan

dan bertujuan mendapatkan keadilan (P. Borst, 2000 : 27-30). Sedangkan

pengertian kontrak yaitu suatu perjanjian yang tertulis berupa satu set dokumen

berisi perjanjian serta lebih bersifat bisnis / komersil. Hukum kontrak merupakan

terjemahan dari bahasa Inggris yaitu contract of law, sedangkan dalam bahasa

Belanda disebut dengan istilah overeenscomstrecht.

Beberapa pengertian Hukum Kontrak menurut para ahli antara lain :

a. Lawrence M. Friedman mengartikanhukum hukum kontrak adalah perangkat

hukum yang hanya mengatur aspek tertentu dari pasar dan mengatur jenis

perjanjian tertentu. (lawrence M. Friedman, 2001 : 196)

b. Sedangkan Michael D Bayles mengartikan hukum kontrak adalah sebagai aturan

hukum yang berkaitan dengan pelaksanaan perjanjian atau pelaksanaan. (Michael

D. Bayles, 1987 : 143)

4

Page 5: BAB I

c. Charles L Knapp dan nathan M Crystal mengartikan hukum kontrak adalah

mekanisme hukum dalam masyarakat untuk melindungi harapan-harapan yang

timbul dalam pembuatan persetujuan perubahan masa datang yang bervariasi

kinerja, seperti pengangkutan kekayaan ( yang nyata maupun yang tidak nyata),

kinerja nyata dan pembayaran dengan uang. (Charles L Knapp dan nathan M

Crystal, 1993 : 4)

d. Salim H.S, mengartikan hukum kontrak adalah keseluruhan dari kaidah-kaidah

hukum yang mengatur hubungan hukum antara dua pihak atau lebih berdasarkan

kata sepakat untuk menimbukan akibat hukum.

e. Dan terakhir, Van Dunne menyatkan bahwa Hukum Kontrak adalah keseluruhan

dari kaidah-kaidah hukum yang mengatur hubungan hukum antara dua pihak atau

lebih berdasarkan kesepakatan untuk menimbulkan akibat hukum.

Ensiklopedia Indonesia sendiri mengartikan Hukum Kontrak sebagai rangkaian

kaidah-kaidah hukum yang mengatur berbagai persetujuan dan ikatan antara

warga-warga hukum. Definisi hukum kontrak yang terdapat pada ensiklopedia

Indonesia mengkaji dari aspek ruang likngkup pengaturannya , yaitu persetujuan

dan ikatan warga hukum. Definisi ini menyamakan pengertian antara kontrak

(perjanjian) dengan persetujuan, padahal antara keduanya adalah berbeda. Kontrak

(perjanjian) merupakan salah satu sumber perikatan, sedangkan persetujuan salah

satu sahnya kontrak, sebagaimana diatur dalam pasal 1320 Kitab Undang Undang

Perdata.

Sedangkan dalam pasal 1313 Kitab Undang Undang Perdata hukum perjanjian di

artikan sebagai “Suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih, mengikatkan

dirinya terhadap satu orang lain atau lebih”

2. Hubungan Antara Kontrak Dengan Hubungan Hukum Atau Perikatan.

3. Peraturan dan Pengaturan Kontrak.

Hukum Kontrak diatur dalam buku III Kitab undang Undang Perdata, yang terdiri

atas 18 bab dan 631 pasal. Dimulai dari pasal 1233 KUH Perdata sampa dengan

pasal 1864 KUH Perdata. Masing-masing bab dibagi ke dalam beberapa bagian.

Hal-hal yang diatur dalam buku III KUH Perdata adalah sebagai berikut ;

a. Perikatan pada umumnya ( pasal 1233 sampai dengan pasal 1213 KUH Perdata)

Hal-hal yang diatur dalam pasal 1233 sampai dengan pasal 1213 KUH Perdata

5

Page 6: BAB I

meliputi: sumber perikatan, prestasi, penggantian biaya rugi dan bunga karena

tidak dipenuhinya suatu perikatan, dan jenis-jenis perikatan.

b. Perikatan yang dilahirkan dari perjanjian ( pasal 1313 sampai dengan pasal 1351

KUH Perdata)

Hal-hal yang diatur dalam pasal ini antara lain : ketentuan umum, syarat-syarat

sahnya perjanjian, akibat perjanjian dan penafsiran perjanjian.

c. Hapusnya perikatan ( pasal 1341 sampai dengan pasal 1456 KUH Perdata)

Hapusnya perikatan dibedakan menjadi 10 macam, yaitu karena pembayaran,

penawaran pembayaran tunai yang diikuti dengan penyimpanan atau penitipan,

pembaharuan utang, perjumpaan utang atau konpensasi, percampuran

utang.pembebasan utang, musnahnya barang yang terutang, kebatalan atau

pembatalan, berlakunya syarat batal dan daluarsa.

d. Jual Beli ( pasal 1457 sampai dengan pasal 1540 KUH Perdata )

Hal-hal yang diatur dalam pasal 1457 sampai dengan pasal 1540 KUH Perdata

menyangkut : ketentuan umun, kewajiaban si penjual, kewajiban si pembeli, jual

beli piutang dan lain-lain hak tak bertubuh.

e. Tukar menukar ( pasal 1541 sampai dengan 1546 KUH Perdata )

f. Sewa menyewa ( Pasal 1548 sampai dengan pasal 1600 KUH Perdata )

Hal-hal yang diatur dalam sewa menyewa ini meliputi : ketentuan umum, aturan-

aturan yang sama berlaku terhadap penyewaan rumah dan penyewaan tanah,

peraturan khhusus bagi persewaan rumah dan perabotan rumah.

g. Persetujuan untuk melalukakan pekerjaan ( pasal 1601 sampa dengan pasal 1617

KUH Perdata)

Hal-hal yang mengatur pada pasal 1601 sampai dengan pasal 1617 KUH Perdata,

meliputiketentuan umum, persetujuan perburuhan pada berakirnya hubungan kerja

yang diterbitkan karena perjanjia, dan pemborongan pekerjaan.

h. Persekutuan ( pasal 1618 sampai dengan pasal 1652 KUH Perdata)

Ha-ha yang diatur dalam ketentuan ini, meliputi : ketentuan umum, perikatan para

sekutu, perukatan para sekutu terhadap pihak ketiga, dan macam-macam

berakhirnya persekutuan.

i. Badan Hukum ( pasal 1653 sampai dengan pasal 1665 KUH Perdata )

j. Hibah ( pasal 1666 sampai dengan pasal 1693 KUH Perdata )

6

Page 7: BAB I

Hal-hal yang diatur dalam ketentuan ini, meliputi : ketentuan umum, kecakapan

untuk memberikan hibah dan menikmati keuntungan dari suatu hibah, cara

menghibahkan sesuatu, penarikan kembali dan penghapusan hibah.

k. Penitipan barang ( pasal 1694 sampai dengan pasal 1739 KUH Perdata)

Hal-hal yang diatur dalam penitipan barang, meliputi : yaitu penitipan barang pada

umumnya dan macam penitipan, penitipan barang sejati, sekestarasi dan

macamnya.

l. Pinjam pakai ( pasal 1740 sampai dengan 1753 KUH Perdata)

Yang diatur dalam ketentuan ini, meliputi : ketentuan umum, kewajiaban orang

yang menerima pinjaman dan kewajiban orang yang meminjamkan.

m. Pinjam meminjaman ( pasal 1754 sampai dengan pasal 1769 KUH Perdata )

Hal-hal yang diatur dalam pinjam peminjaman ini, meliputi : pengertian pinjam

meminjam,kewajiban orang yang menerima pinjaman, dan kewajiban orang yang

meminjamkan.

n. Bunga tetap atau abadi ( pasal 1770 sampai dengan pasal 1773 KUH Perdata ).

o. Perjanjian untung-untungan (pasal 1774 – pasal 1791 KUHPer)

hal-hal yang diatur dalam perjanjian ini meliputi: pengertiannya; perstujuan bung

cagak hidup dan akibatnya; perjudian dan pertaruhan.

p. Pemberian kuasa (pasal 1792 – pasal 1819 KUHPer)

hal-hal yang diatur dalam pemberian kuasa meliputi: sifat pemberian kuasa,

kewajiban penerima kuasa, dan macam-macam cara berakhirnya pemberian kuasa.

q. Penanggung utang (pasal 1820 – pasal 1850 KUHPer)

hal-hal yang diatur dalam ketentuan penanggungan utang ini meliputi: sifat

penanggungan, akibat-akibat penanggungan antara si berpiutang dan si

penanggung, dan antara para penanggung sendiri, dan hapusnya penanggung utang.

r. Perdamaian (pasal 1851 – pasal 1864 KUHPer)

perjanjian perdamaian ini merupkan perjanjian yang dibuat oleh para pihak yang

bersengketa. Dalam perjanjian ini kedua belah pihak sepakat untuk mengakhiri

suatu konflik yang timbul di antara mereka. Perjanjian perdamaian baru dikatakan

sah apabila dibuat dalam bentuk tertulis.

Perjanjian jual beli, tukar-menukar, sewa-menyewa, persekutuan, perkumpulan,

hibah, penitipan barang, pinjam pakai, bunga tetap dan abadi, untung-untungan,

7

Page 8: BAB I

pemberiaan kekuasaan, penanggung utang, dan perdamaian merupakan perjanjian

yang bersifat khusus, yang di dalam berbagai kepustakaan hukum disebut dengan

perjanjian nominaat. Perjanjian nominaat adalah perjanjian yang dikenal di dalam

KUHPer. Di luar KUHPer dikenal juga perjanjian lainnya, seperti kontrak

production sharing, kontrak joint venture, kontrak karya, leasing, beli sewa,

franchise, kontrak rahim, dan lain-lain. Perjanjian jenis disebut perjanjian

innominaat, yaitu perjanjian yang timbul, tumbuh, hidup, dan berkembang dalam

praktik kehidupan masyarakat. Perjanjian innominaat ini belum dikenal pada saat

KUHPer diundangkan.

4. Unsur dan Syarat Kontrak

Dari berbagai macam pengertian serta devinisi mengenai hukum kontrak pada

bagian pertama, maka dapat dikemukakan unsur-unsur yang tercantum dalam

hukum kontrak, yaitu antara lain :

a. Adanya kaidah hukum

dibagi kedalam dua macam, yaitu tertulis dan tidak tertulis. Kaidah hukum tertulis

adalah kaidah-kaidah hukum yang berada pada peraturan perundang undangan,

traktat, dan yurisprudensi. Sedangkan kaidah hukum yang tidak tertulis adalah

kaidah-kaidah hukum yang timbul, tumbuh dan hidup dalam masyarakat.

b. Subjek hukum

c. Rechtperson atau sunjek hukum

d. Adanya prestasi

Prestasi adalah apa yang menjadi hak kreditur dan kewajiban debitur. Prestasi

terdiri dari:

1. memberikan sesuatu

2. berbuat sesuatu

3. tidak berbuat sesuatu.

e. Kata sepakat

Di dalam Pasal 1320 KUHPer ditentukan empat syarat sahnya perjanjian. Salah

satunya adalah kata sepakat (konsensus). Kesepakatan adalah persesuaian

pernyataan kehendak antara para pihak.

f. Akibat hukum

Setiap perjanjian yang dibuat oleh pihak akan menimbulkan akibat hukum. Akibat

8

Page 9: BAB I

hukum adalah timbulnya hak dan kewajiban. Hak adalah suatu kenikmatan dan

kewajiban adalah suatu beban.

Unsur-unsur dalah perjanjian atau kontrak

1. Unsur Esensialia

Yaitu unsur perjanjian yang harus selalu ada dalam perjanjian atau kontrak.

2. Unsur Naturalia

Yaitu unsur perjanjian yang oleh Undang Undang diatur tetapi para pihak yang

terkait dalamperjainjian dapat menyimpanginya.

3. Unsur Accidentalia

Yaitu unsur perjanjian yag ditambahkan oleh para pihak yang terkait dengan

perjanjian atau kontrak tersebut.

Syarat sahnya perjanjian atau kontrak

Menurut Kitab Undang Undang Hukum Perdata

Syarat sahnya perjanjian diatur dalam pasal 1320 KUH Perdata. Yang menyatakan

bahwa empat syarat sahnya perjanjian, yaitu :

a. Adanya kesepakatan kedua belah pihak,

b. Kecakapan untuk berbuat hukum,

c. Adanya objek, dan

d. Adanya kausa yang halal.

Pada poin pertama dan poin kedua merupakan syarat subyektif.

Yaitu jika tidak terpenuhi, dapat dibatalkan pihak yang belum cakap (kalau tidak

dibatalkan, perjanjian tetap berlaku)

Pada poin ketiga dan keempat merupakan syarat obyektif

Yaitu jika tidak terpenuhi, perj batal demi hukum. Perj dianggap tidak pernah telah

ada

5. Penafsiran Kontrak

Istilah kontrak berasal dari bahasa Inggris, yaitu contracts. Sedangkan dalam

bahasa belanda, disebut dengan overeenkomst (perjanjjian). Dalam pasal 1313

KUH Perdata dinyatakan bahwa perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana

satu pihak atau lebih mengikat dirinya pada satu orang atau lebih. Pengertian yang

diberikan dianggap belum jelas dan bersifat dualisme. Maka banyak teori-teori

yang memperjelas kembali mengenai perjanjian itu sendiri. Beberapa ahli tersebut,

9

Page 10: BAB I

antara lain :

1. Van Dunne, menyatakan bahwa perjanjian adalah suatu hubungan hukum antara

dua pihak atau lebih berdasarkan kata sepakat untuk menimbulkan akibat hukum.

2. Charles L. Knapp dan M. Crystal, menayatakan bahwa kontrak adalah suatu

persetujuan antara dua orang atau lebih tidak hanya memberikan kepercayaan,

tetapi secara bersama saling memberikan pengertian untuk melakukan sesuatu pada

masa yang akan datang oleh seseorang atau oleh keduanya.

3. Black law dictionary, kontrak adalah suatu persetujuan antara dua orang atau

lebih, dimana menimbulkan sebuah kewajiban untuk melakukan atau tidak

melakukan sesuatu secara sebagian.

Sumber: http://mahartoprastowo.blogspot.com/2010/02/hukum-kontrak.html

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dengan PWS KIA diharapkan cakupan pelayanan dapat ditingkatkan

dengan menjangkau seluruh sasaran di suatu wilayah kerja. Dengan terjangkaunya

seluruh sasaran maka diharapkan seluruh kasus dengan faktor risiko atau

komplikasi dapat ditemukan sedini mungkin agar dapat memperoleh penanganan

yang memadai.

Penyajian PWS KIA juga dapat dipakai sebagai alat advokasi, informasi

dan komunikasi kepada sektor terkait, khususnya lintas sektor setempat yang

berperan dalam pendataan dan penggerakan sasaran. Dengan demikian PWS KIA

dapat digunakan untuk memecahkan masalah teknis dan non teknis. Pelaksanaan

PWS KIA harus ditindaklanjuti dengan upaya perbaikan dalam pelaksanaan

pelayanan KIA, intensifikasi manajemen program, penggerakan sasaran dan

sumber daya yang diperlukan dalam rangka meningkatkan jangkauan dan mutu

pelayanan KIA. Hasil analisis PWS KIA di tingkat puskesmas dan kabupaten/kota

dapat digunakan untuk menentukan puskesmas dan desa/kelurahan yang rawan.

Demikian pula hasil analisis PWS KIA di tingkat propinsi dapat digunakan untuk

menentukan kabupaten/kota yang rawan.

3.2. Saran

10

Page 11: BAB I

Perlu di pantau secara terus menerus besarnya cakupan pelayanan KIA

disuatu wilayah kerja, agar diperoleh gambaran yang jelas mengenai kelompok

mana dalam wilayah kerja tersebut yang paling rawan. Dengan diketahuinya lokasi

rewan kesehatan ibu dan anak, maka wilayah kerja tersebut dapat lebih

diperhatikan dan dicarikan pemecahan masalahnya. Untuk memantau cakupan

pelayanan KIA tersebut dikembangakan system Pemantau Wilayah Setempat

(PWS-KIA)

DAFTAR PUSTAKA

http:// www.puskel.com

http:// www.ppwskia.wordpress.com

http:// www.dr-suparyanto.blogspot.com

http:// www.fkm.undip.ac.id

http:// www.kiasulteng.wordpress.com

http:// www.kesehatanibu.depkes.go.id

11