bab i
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah kontrak berasal dari bahasa Inggris, yaitu contracts. Sedangkan
dalam bahasa Belanda, disebut dengan overeenkoinst (perjanjian). Pengertian
kontrak atau perjanjian diatur Pasal 1313 KUH Perdata. Pasal 1313 KUH
Perdata berbunyi: "Perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu pihak
atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih."
Definisi perjanjian dalam Pasal 1313 ini adalah
1. tidak jelas, karena setiap perbuatan dapat disebut perjanjian,
2. tidak tampak asas konsensualisme, dan
3. bersifat dualisme.
Tidak jelasnya definisi ini disebabkan dalam rumusan tersebut hanya
disebutkan perbuatan saja. Maka yang bukan perbuatan hukum pun disebut
dengan perjanjian. Untuk memperjelas pengertian itu maka harus dicari dalam
doktrin. Jadi, menurut doktrin (teori lama) yang disebut perjanjian adalah
"perbuatan hukum berdasarkan kata sepakat untuk menimbulkan akibat
hukum."
B. Rumusan Masalah
1.2 Tujuan Penulisan
1.2.1 Tujuan Umum
KBI
Sebagai acuan untuk melaksanakan Asuhan Kebidanan kepada Ibu
bersalin dengan perdarahan sehingga dilakuan tindakan KBI ini.
KBE
Makalah ini dibuat sebagai pedoman atau acuan kami dalam upaya
mengetahui bagai mana cara melakukan KOMPRESI BIMANUAL
EKSTERNA (KBE) dengan benar dan baik, serta mengembangkan
1
sumber daya dan kemampuan khususnya bagi penulis dalam
memberikan pelayanan kebidanan terhadap ibu bersalin.
KAA
Makalah ini dibuat sebagai pedoman atau acuan kami dalam upaya
mengetahui bagaimana melakukan pencegahan perdarahan dengan
cara kompresi aorta serta mengembangkan sumber daya dan
kemampuan khususnya bagi penulis dalam memberikan pelayanan
kebidanan terhadap ibu postpartum.
1.2.2 Tujuan Khusus
KBI
1. Mampu melakukan pengkajian pada Ibu bersalin dengan perdarahan .
2. Mampu merumuskan diagnosa kebidanan dalam asuhan kebidanan pada ibu
bersalin yang mengalami perdarahan
3. Mampu menyusun perencanaan yang menyeluruh kepada ibu bersalin
4. Mampu menerapkan rencana kebidanan pada ibu bersalin dengan
perdarahan setelah melahirkan
5. Mampu melakukan evaluasi dari tindakan dengan KBI dalam asuhan
kebidanan pada ibu bersalin yang mengalami perdarahan saat melahirkan
KBE
Mengetahui bagaimana cara melakukan kompresi bimanual eksterna
dengan benar dan baik.
KAA
Mengetahui tata cara melakukan kompresi aorta abdominalis.
Mengetahui bagaimana tekhnik melakukan penekanan pada aorta
1.3 Batasan Penulisan
Karena keterbatasan materi, tenaga dan biaya, maka penulis membatasi
pembahasan yaitu hanya mengenai KBI, KBE, dan KAA.
2
1.4 Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
Setelah menyelesaikan makalah ini diharapkan kami sebagai
mahasiswa dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan mengenai
penyebab perdarahan pada persalinan serta mengetahui bagaimana
cara penangananya dengan benar dan baik. Dan Juga Penulis
mengharapkan laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua sebagai
pertimbangan bagi calon tenaga kesehatan professional dalam
memberikan pelayanan asuhan kebidanan dalam upaya membantu
mengatasi perdarahan saat persalinan dengan menggunakan tindakan
KBI, KBE, dan KAA.
2. Bagi Institusi/bidan
Diharapkan sebagai bahan pertimbangan untuk perbandingan dalam
peningkatan pelayanan asuhan kebidanan.
1.4 Metodelogi Penulisan
Makalah ini di susun dengan metode kerja kelompok melalui pengumpulan
bahan, browsing dan membuat resume dari berbagai sumber yang di dapat
dalam bentuk makalah.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika dalam pembuatan makalah ini terdiri dari ;
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB.I PENDAHULUAN
Terdiri dari Latar Balakang yang meliputi;Tujuan Penulisan,
Tujuan umum, Tujuan khusus, Batasan Penulisan, Metodelogi Penulisan,
dan SistematikaPenulisan
BAB II PEMBAHASAN
Terdiri dari: Tinjauan pembahasan mengenai: Pelayanan Kesehatan Ibu dan
3
Anak
BAB III PENUTUP
Terdiri dari ; Kesimpulan, Kritik dan Saran
DAFTAR PUSTAKA
Meliputi pengarang, judul buku, penerbit, waktu diterbitkananya buku, serta
mencantumkan nama E – mail yang di kunjungi.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Hukum Kontrak
Pengertian hukum sendiri adalah keseluruhan peratutran bagi kelakuan atau
perbuatan manusia di dalam masyarakat, yang pelaksanaannya dapat dipaksakan
dan bertujuan mendapatkan keadilan (P. Borst, 2000 : 27-30). Sedangkan
pengertian kontrak yaitu suatu perjanjian yang tertulis berupa satu set dokumen
berisi perjanjian serta lebih bersifat bisnis / komersil. Hukum kontrak merupakan
terjemahan dari bahasa Inggris yaitu contract of law, sedangkan dalam bahasa
Belanda disebut dengan istilah overeenscomstrecht.
Beberapa pengertian Hukum Kontrak menurut para ahli antara lain :
a. Lawrence M. Friedman mengartikanhukum hukum kontrak adalah perangkat
hukum yang hanya mengatur aspek tertentu dari pasar dan mengatur jenis
perjanjian tertentu. (lawrence M. Friedman, 2001 : 196)
b. Sedangkan Michael D Bayles mengartikan hukum kontrak adalah sebagai aturan
hukum yang berkaitan dengan pelaksanaan perjanjian atau pelaksanaan. (Michael
D. Bayles, 1987 : 143)
4
c. Charles L Knapp dan nathan M Crystal mengartikan hukum kontrak adalah
mekanisme hukum dalam masyarakat untuk melindungi harapan-harapan yang
timbul dalam pembuatan persetujuan perubahan masa datang yang bervariasi
kinerja, seperti pengangkutan kekayaan ( yang nyata maupun yang tidak nyata),
kinerja nyata dan pembayaran dengan uang. (Charles L Knapp dan nathan M
Crystal, 1993 : 4)
d. Salim H.S, mengartikan hukum kontrak adalah keseluruhan dari kaidah-kaidah
hukum yang mengatur hubungan hukum antara dua pihak atau lebih berdasarkan
kata sepakat untuk menimbukan akibat hukum.
e. Dan terakhir, Van Dunne menyatkan bahwa Hukum Kontrak adalah keseluruhan
dari kaidah-kaidah hukum yang mengatur hubungan hukum antara dua pihak atau
lebih berdasarkan kesepakatan untuk menimbulkan akibat hukum.
Ensiklopedia Indonesia sendiri mengartikan Hukum Kontrak sebagai rangkaian
kaidah-kaidah hukum yang mengatur berbagai persetujuan dan ikatan antara
warga-warga hukum. Definisi hukum kontrak yang terdapat pada ensiklopedia
Indonesia mengkaji dari aspek ruang likngkup pengaturannya , yaitu persetujuan
dan ikatan warga hukum. Definisi ini menyamakan pengertian antara kontrak
(perjanjian) dengan persetujuan, padahal antara keduanya adalah berbeda. Kontrak
(perjanjian) merupakan salah satu sumber perikatan, sedangkan persetujuan salah
satu sahnya kontrak, sebagaimana diatur dalam pasal 1320 Kitab Undang Undang
Perdata.
Sedangkan dalam pasal 1313 Kitab Undang Undang Perdata hukum perjanjian di
artikan sebagai “Suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih, mengikatkan
dirinya terhadap satu orang lain atau lebih”
2. Hubungan Antara Kontrak Dengan Hubungan Hukum Atau Perikatan.
3. Peraturan dan Pengaturan Kontrak.
Hukum Kontrak diatur dalam buku III Kitab undang Undang Perdata, yang terdiri
atas 18 bab dan 631 pasal. Dimulai dari pasal 1233 KUH Perdata sampa dengan
pasal 1864 KUH Perdata. Masing-masing bab dibagi ke dalam beberapa bagian.
Hal-hal yang diatur dalam buku III KUH Perdata adalah sebagai berikut ;
a. Perikatan pada umumnya ( pasal 1233 sampai dengan pasal 1213 KUH Perdata)
Hal-hal yang diatur dalam pasal 1233 sampai dengan pasal 1213 KUH Perdata
5
meliputi: sumber perikatan, prestasi, penggantian biaya rugi dan bunga karena
tidak dipenuhinya suatu perikatan, dan jenis-jenis perikatan.
b. Perikatan yang dilahirkan dari perjanjian ( pasal 1313 sampai dengan pasal 1351
KUH Perdata)
Hal-hal yang diatur dalam pasal ini antara lain : ketentuan umum, syarat-syarat
sahnya perjanjian, akibat perjanjian dan penafsiran perjanjian.
c. Hapusnya perikatan ( pasal 1341 sampai dengan pasal 1456 KUH Perdata)
Hapusnya perikatan dibedakan menjadi 10 macam, yaitu karena pembayaran,
penawaran pembayaran tunai yang diikuti dengan penyimpanan atau penitipan,
pembaharuan utang, perjumpaan utang atau konpensasi, percampuran
utang.pembebasan utang, musnahnya barang yang terutang, kebatalan atau
pembatalan, berlakunya syarat batal dan daluarsa.
d. Jual Beli ( pasal 1457 sampai dengan pasal 1540 KUH Perdata )
Hal-hal yang diatur dalam pasal 1457 sampai dengan pasal 1540 KUH Perdata
menyangkut : ketentuan umun, kewajiaban si penjual, kewajiban si pembeli, jual
beli piutang dan lain-lain hak tak bertubuh.
e. Tukar menukar ( pasal 1541 sampai dengan 1546 KUH Perdata )
f. Sewa menyewa ( Pasal 1548 sampai dengan pasal 1600 KUH Perdata )
Hal-hal yang diatur dalam sewa menyewa ini meliputi : ketentuan umum, aturan-
aturan yang sama berlaku terhadap penyewaan rumah dan penyewaan tanah,
peraturan khhusus bagi persewaan rumah dan perabotan rumah.
g. Persetujuan untuk melalukakan pekerjaan ( pasal 1601 sampa dengan pasal 1617
KUH Perdata)
Hal-hal yang mengatur pada pasal 1601 sampai dengan pasal 1617 KUH Perdata,
meliputiketentuan umum, persetujuan perburuhan pada berakirnya hubungan kerja
yang diterbitkan karena perjanjia, dan pemborongan pekerjaan.
h. Persekutuan ( pasal 1618 sampai dengan pasal 1652 KUH Perdata)
Ha-ha yang diatur dalam ketentuan ini, meliputi : ketentuan umum, perikatan para
sekutu, perukatan para sekutu terhadap pihak ketiga, dan macam-macam
berakhirnya persekutuan.
i. Badan Hukum ( pasal 1653 sampai dengan pasal 1665 KUH Perdata )
j. Hibah ( pasal 1666 sampai dengan pasal 1693 KUH Perdata )
6
Hal-hal yang diatur dalam ketentuan ini, meliputi : ketentuan umum, kecakapan
untuk memberikan hibah dan menikmati keuntungan dari suatu hibah, cara
menghibahkan sesuatu, penarikan kembali dan penghapusan hibah.
k. Penitipan barang ( pasal 1694 sampai dengan pasal 1739 KUH Perdata)
Hal-hal yang diatur dalam penitipan barang, meliputi : yaitu penitipan barang pada
umumnya dan macam penitipan, penitipan barang sejati, sekestarasi dan
macamnya.
l. Pinjam pakai ( pasal 1740 sampai dengan 1753 KUH Perdata)
Yang diatur dalam ketentuan ini, meliputi : ketentuan umum, kewajiaban orang
yang menerima pinjaman dan kewajiban orang yang meminjamkan.
m. Pinjam meminjaman ( pasal 1754 sampai dengan pasal 1769 KUH Perdata )
Hal-hal yang diatur dalam pinjam peminjaman ini, meliputi : pengertian pinjam
meminjam,kewajiban orang yang menerima pinjaman, dan kewajiban orang yang
meminjamkan.
n. Bunga tetap atau abadi ( pasal 1770 sampai dengan pasal 1773 KUH Perdata ).
o. Perjanjian untung-untungan (pasal 1774 – pasal 1791 KUHPer)
hal-hal yang diatur dalam perjanjian ini meliputi: pengertiannya; perstujuan bung
cagak hidup dan akibatnya; perjudian dan pertaruhan.
p. Pemberian kuasa (pasal 1792 – pasal 1819 KUHPer)
hal-hal yang diatur dalam pemberian kuasa meliputi: sifat pemberian kuasa,
kewajiban penerima kuasa, dan macam-macam cara berakhirnya pemberian kuasa.
q. Penanggung utang (pasal 1820 – pasal 1850 KUHPer)
hal-hal yang diatur dalam ketentuan penanggungan utang ini meliputi: sifat
penanggungan, akibat-akibat penanggungan antara si berpiutang dan si
penanggung, dan antara para penanggung sendiri, dan hapusnya penanggung utang.
r. Perdamaian (pasal 1851 – pasal 1864 KUHPer)
perjanjian perdamaian ini merupkan perjanjian yang dibuat oleh para pihak yang
bersengketa. Dalam perjanjian ini kedua belah pihak sepakat untuk mengakhiri
suatu konflik yang timbul di antara mereka. Perjanjian perdamaian baru dikatakan
sah apabila dibuat dalam bentuk tertulis.
Perjanjian jual beli, tukar-menukar, sewa-menyewa, persekutuan, perkumpulan,
hibah, penitipan barang, pinjam pakai, bunga tetap dan abadi, untung-untungan,
7
pemberiaan kekuasaan, penanggung utang, dan perdamaian merupakan perjanjian
yang bersifat khusus, yang di dalam berbagai kepustakaan hukum disebut dengan
perjanjian nominaat. Perjanjian nominaat adalah perjanjian yang dikenal di dalam
KUHPer. Di luar KUHPer dikenal juga perjanjian lainnya, seperti kontrak
production sharing, kontrak joint venture, kontrak karya, leasing, beli sewa,
franchise, kontrak rahim, dan lain-lain. Perjanjian jenis disebut perjanjian
innominaat, yaitu perjanjian yang timbul, tumbuh, hidup, dan berkembang dalam
praktik kehidupan masyarakat. Perjanjian innominaat ini belum dikenal pada saat
KUHPer diundangkan.
4. Unsur dan Syarat Kontrak
Dari berbagai macam pengertian serta devinisi mengenai hukum kontrak pada
bagian pertama, maka dapat dikemukakan unsur-unsur yang tercantum dalam
hukum kontrak, yaitu antara lain :
a. Adanya kaidah hukum
dibagi kedalam dua macam, yaitu tertulis dan tidak tertulis. Kaidah hukum tertulis
adalah kaidah-kaidah hukum yang berada pada peraturan perundang undangan,
traktat, dan yurisprudensi. Sedangkan kaidah hukum yang tidak tertulis adalah
kaidah-kaidah hukum yang timbul, tumbuh dan hidup dalam masyarakat.
b. Subjek hukum
c. Rechtperson atau sunjek hukum
d. Adanya prestasi
Prestasi adalah apa yang menjadi hak kreditur dan kewajiban debitur. Prestasi
terdiri dari:
1. memberikan sesuatu
2. berbuat sesuatu
3. tidak berbuat sesuatu.
e. Kata sepakat
Di dalam Pasal 1320 KUHPer ditentukan empat syarat sahnya perjanjian. Salah
satunya adalah kata sepakat (konsensus). Kesepakatan adalah persesuaian
pernyataan kehendak antara para pihak.
f. Akibat hukum
Setiap perjanjian yang dibuat oleh pihak akan menimbulkan akibat hukum. Akibat
8
hukum adalah timbulnya hak dan kewajiban. Hak adalah suatu kenikmatan dan
kewajiban adalah suatu beban.
Unsur-unsur dalah perjanjian atau kontrak
1. Unsur Esensialia
Yaitu unsur perjanjian yang harus selalu ada dalam perjanjian atau kontrak.
2. Unsur Naturalia
Yaitu unsur perjanjian yang oleh Undang Undang diatur tetapi para pihak yang
terkait dalamperjainjian dapat menyimpanginya.
3. Unsur Accidentalia
Yaitu unsur perjanjian yag ditambahkan oleh para pihak yang terkait dengan
perjanjian atau kontrak tersebut.
Syarat sahnya perjanjian atau kontrak
Menurut Kitab Undang Undang Hukum Perdata
Syarat sahnya perjanjian diatur dalam pasal 1320 KUH Perdata. Yang menyatakan
bahwa empat syarat sahnya perjanjian, yaitu :
a. Adanya kesepakatan kedua belah pihak,
b. Kecakapan untuk berbuat hukum,
c. Adanya objek, dan
d. Adanya kausa yang halal.
Pada poin pertama dan poin kedua merupakan syarat subyektif.
Yaitu jika tidak terpenuhi, dapat dibatalkan pihak yang belum cakap (kalau tidak
dibatalkan, perjanjian tetap berlaku)
Pada poin ketiga dan keempat merupakan syarat obyektif
Yaitu jika tidak terpenuhi, perj batal demi hukum. Perj dianggap tidak pernah telah
ada
5. Penafsiran Kontrak
Istilah kontrak berasal dari bahasa Inggris, yaitu contracts. Sedangkan dalam
bahasa belanda, disebut dengan overeenkomst (perjanjjian). Dalam pasal 1313
KUH Perdata dinyatakan bahwa perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana
satu pihak atau lebih mengikat dirinya pada satu orang atau lebih. Pengertian yang
diberikan dianggap belum jelas dan bersifat dualisme. Maka banyak teori-teori
yang memperjelas kembali mengenai perjanjian itu sendiri. Beberapa ahli tersebut,
9
antara lain :
1. Van Dunne, menyatakan bahwa perjanjian adalah suatu hubungan hukum antara
dua pihak atau lebih berdasarkan kata sepakat untuk menimbulkan akibat hukum.
2. Charles L. Knapp dan M. Crystal, menayatakan bahwa kontrak adalah suatu
persetujuan antara dua orang atau lebih tidak hanya memberikan kepercayaan,
tetapi secara bersama saling memberikan pengertian untuk melakukan sesuatu pada
masa yang akan datang oleh seseorang atau oleh keduanya.
3. Black law dictionary, kontrak adalah suatu persetujuan antara dua orang atau
lebih, dimana menimbulkan sebuah kewajiban untuk melakukan atau tidak
melakukan sesuatu secara sebagian.
Sumber: http://mahartoprastowo.blogspot.com/2010/02/hukum-kontrak.html
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dengan PWS KIA diharapkan cakupan pelayanan dapat ditingkatkan
dengan menjangkau seluruh sasaran di suatu wilayah kerja. Dengan terjangkaunya
seluruh sasaran maka diharapkan seluruh kasus dengan faktor risiko atau
komplikasi dapat ditemukan sedini mungkin agar dapat memperoleh penanganan
yang memadai.
Penyajian PWS KIA juga dapat dipakai sebagai alat advokasi, informasi
dan komunikasi kepada sektor terkait, khususnya lintas sektor setempat yang
berperan dalam pendataan dan penggerakan sasaran. Dengan demikian PWS KIA
dapat digunakan untuk memecahkan masalah teknis dan non teknis. Pelaksanaan
PWS KIA harus ditindaklanjuti dengan upaya perbaikan dalam pelaksanaan
pelayanan KIA, intensifikasi manajemen program, penggerakan sasaran dan
sumber daya yang diperlukan dalam rangka meningkatkan jangkauan dan mutu
pelayanan KIA. Hasil analisis PWS KIA di tingkat puskesmas dan kabupaten/kota
dapat digunakan untuk menentukan puskesmas dan desa/kelurahan yang rawan.
Demikian pula hasil analisis PWS KIA di tingkat propinsi dapat digunakan untuk
menentukan kabupaten/kota yang rawan.
3.2. Saran
10
Perlu di pantau secara terus menerus besarnya cakupan pelayanan KIA
disuatu wilayah kerja, agar diperoleh gambaran yang jelas mengenai kelompok
mana dalam wilayah kerja tersebut yang paling rawan. Dengan diketahuinya lokasi
rewan kesehatan ibu dan anak, maka wilayah kerja tersebut dapat lebih
diperhatikan dan dicarikan pemecahan masalahnya. Untuk memantau cakupan
pelayanan KIA tersebut dikembangakan system Pemantau Wilayah Setempat
(PWS-KIA)
DAFTAR PUSTAKA
http:// www.puskel.com
http:// www.ppwskia.wordpress.com
http:// www.dr-suparyanto.blogspot.com
http:// www.fkm.undip.ac.id
http:// www.kiasulteng.wordpress.com
http:// www.kesehatanibu.depkes.go.id
11