bab i

27
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyaknya SDM yang saat ini berkurang kualitasnya seiring dengan perkembangan teknologi yang berkembang dalam dunia pendidikan. Pemberian pengetahuan dan pengalaman dalam praktik untuk pemenuhan SDM yang berkualitas di masa mendatang. SDM yang kurang terlatih dan belum siap kerja menjadi semakin sempitnya sebuah badan usaha dalam memenuhi permintaan SDM berkualitas. Dalam penciptaan SDM yang muda dan berkualitas diperlukan pembelajaran secara langsung dalam bidang dengan berlandaskan bekal teori yang sudah dipelajari. Teknologi yang semakin pesat meningkat menuntut semakin meningkatnya jumlah SDM yang berkualitas. Pembelajaran langsung dengan bimbingan pembimbing yang berkualitas akan semakin mendukung suasana pembelajaran. Pembelajaran ini bersifat luas bukan hanya menguasai 1 bidang saja tetapi juga mempelajari bidang yang lain. Sehingga penciptaan SDM bukan hanya menguasai 1 bidang tetapi lebih flexibel. 1.2 Tujuan Tujuan utama dalam mata kuliah bengkel listrik adalah : 1

Upload: bima-setiawan

Post on 07-Aug-2015

28 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Banyaknya SDM yang saat ini berkurang kualitasnya seiring dengan

perkembangan teknologi yang berkembang dalam dunia pendidikan. Pemberian

pengetahuan dan pengalaman dalam praktik untuk pemenuhan SDM yang berkualitas

di masa mendatang. SDM yang kurang terlatih dan belum siap kerja menjadi semakin

sempitnya sebuah badan usaha dalam memenuhi permintaan SDM berkualitas. Dalam

penciptaan SDM yang muda dan berkualitas diperlukan pembelajaran secara langsung

dalam bidang dengan berlandaskan bekal teori yang sudah dipelajari.

Teknologi yang semakin pesat meningkat menuntut semakin meningkatnya

jumlah SDM yang berkualitas. Pembelajaran langsung dengan bimbingan

pembimbing yang berkualitas akan semakin mendukung suasana pembelajaran.

Pembelajaran ini bersifat luas bukan hanya menguasai 1 bidang saja tetapi juga

mempelajari bidang yang lain. Sehingga penciptaan SDM bukan hanya menguasai 1

bidang tetapi lebih flexibel.

1.2 Tujuan

Tujuan utama dalam mata kuliah bengkel listrik adalah :

Membentuk SDM yang siap terjun dalam dunia pekerjaan.

Memberikan pengetahuan dan pembelajaran secara langsung terhadap para

mahasiswa.

Mengenalkan dan memberi pembekalan terhadap bidang mekanik

Mengenal peralatan yang digunakan serta menguasai penggunaanya dengan

baik dan benar.

Mengenalkan dan membekali dasar-dasar instalasi penerangan.

Mampu memahami keselamatan instalasi listrik.

Mengenalkan mahasiswa dalam memhami gambar teknik.

Mampu memahami pemeliharaan peralatan dalam bidang listrik.

1

Page 2: BAB I

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Peralatan

A PERALATAN MEJA DROWER

1 Tang cucut 1 Buah

2 Tang kupas 1 Buah

3 Tang kombinasi 1 Buah

4 Tang potong 1 buah

5 Meteran 2,5 m 1 Buah

6 Mistar 100 cm 1 Buah

7 Mata itik 1 Buah

8 Test Pen 1 Buah

9 Obeng set 5 Buah

10 Kikir 1 Set

11 Gergaji besi 1 Buah

12 Martil / palu 1 Buah

13 Kain lap 1 Buah

Tabel 1.1 Peralatan dalam Drower

2

Page 3: BAB I

2.2 Penjelasan Peralatan

a. Tang Cucut

Ada begitu banyak fungsi yang bisa

dilakukan tang ini, mulai dari fungsi

standardnya menjepit, membuat lingkaran di

kawat dengan bentuk yang rapih, hingga

menggunakan bagian runcing di tengah tang

untuk memotong. Intinya satu jenis tang ini

saja sudah bisa melakukan banyak pekerjaan

tersebut.

b. Tang Kupas

Tang kupas adalah tang memiliki fungsi untuk mengupas isolasi pada kabel.

e. Tang Kombinasi

Tang ini merupakan tang yang sering kita jumpai, dan banyak sekali kegunaannya. Antara lain dapat digunakan untuk menjepit, memuntir, mengupas, dan memotong kabel. Ukurannya biasanya 6-7 inchi.

f. Tang Potong

Seperti namanya, tang ini berfungsi untuk memotong, mulai dari senar hingga kawat sampai dengan ketebalan 1 mm. Sangat penting untuk menjaga ujung dari bagian pemotong tetap tajam. karena apabila bagian tersebut tumpul, maka akan memnyebabkan kita harus

3

Page 4: BAB I

mengeluarkan tenaga ekstra untuk memotong kawat tsb, dan menyebabkan pekerjaan kita kurang rapi.

e. Tang Bengkok

Tang yang ini sebenarnya memiliki bentuk ujung yang sama dengan "TANG CUCUT". Diameter ujung tang ini kecil , dan memungkinkan kita membuat loop kawat dengan lebih rapi. Namun ujungnya yang bengkok, menjadikan tang ini memiliki fungsi ekstra, yaitu untuk membenkokkan kawat di tempat yang sulit.

f. Test Pen

Test Pen merupakan alat yang digunakan sebagai pengecheck ada tidaknya arus listrik

g. Obeng

Terdiri dari beberapa ukuran , digunakan dalam pengencangan dan mengendorkan dalam bidang ulir

h. KikirTerdapat beberapa jenis kikir tergantung dalam kebutuhanya.

Kikir Persegi  = untuk mengikir bagian tengah suatu lubang berbentuk persegi.

Kikir Segitiga  = untuk mengikir permukaan benda kerja sehingga

menghasilkan bentuk segitiga.

4

Page 5: BAB I

Kikir Bulat  = untuk menghasilkan permukaan benda kerja yang rata bulat.

Kikir Setengah Bulat = untuk menghaluskan atau meratakan bidang kerjasetengah bulat.

BAB III

LANGKAH-LANGKAH PRAKTIKUM

3.1 Job Sheet

a. Pengukuran Jangka Sorong

b. Pembuatan Profil U

c. Pembuatan Mata Itik

d. Pembuatan Instalasi Listrik Sederhana

3.2 Proses dan Langkah-Langkah Pengukuran Jangka Sorong dan Penggaris Mistar

3.2.1 Jangka Sorong

Jangka sorong terdiri dari :

• Rahang tetap/fixed jaw dan bingkai, sepanjang bingkainya terdapat pembagian skala yang sangat

teliti dan dibuat dengan diagravier.

• Rahang tidak tetap/ slidding jaw dan skala nonius dapat digerakkan sepanjang bingkai.

• Skrup pengencang yang berfungsi untuk menjaga ketepatanpengukuran.Kadang-kadang ada yang

dilengkapI dengan pengatur/fine adjusmen gerakanyang halus sepanjang bingkainya. Kadang ada juga

yang melengkapi dengan bagian-bagian untuk pengukuran dalam dan kedalaman suatu benda.

5

Page 6: BAB I

3.2.1.1 Cara Membaca Jangka Sorong

Skala jangka sorong ada dua yaitu : skala utama dan skala nonius. Skalautama adalah skala yang tidak

bergerak, skala nonius adalah skala yang bergerak.Mencari ketelitian jangka sorong : Letakkan 0 skala nonius

segaris dengan 0skala utama maka bagian ke 10 dari skala nonius segaris dengan bagian ke 9 skalautama,

kalau 1 bagian skala utama = 1mm, maka 1 bagian skala nonius = 0,9 mm, maka ketelitian jangka sorong =

1 – 0,9 = 0,1 mm. Ini berarti jangka sorong dapatmembaca sampai 0,1 mm.

3.2.2 Penggaris

Penggaris yang kami gunakan pada saat pengerjaan profil U adalah pengarisbesi. Besi yang keras, tipis

dan mudah lentur dipilih sebagai bahan dari penggarisyang digunakan dalam pengerjaan logam. Kelenturan

dari penggaris mempunyaikebaikan, apabila untuk mengukur permukaan lengkung. Ketelitian dari

pembacaantergantung dari kwalitet garis-garis dan pada pembagian skala. Ukuran skala daripenggaris besi

berkwlitet tinggi biasanya dalam pembagian 1/1 atau ½ mm.

3.2.2.1 Ketelitian dan Pembacaan Penggaris

• Ketelitian ukuran adalah bagian ukurran terkecil yang bisa langsungdibaca pada alat tersebut.

• Panjan dari benda yang akan diukur ditempatkan berlawanandengan skala yang mudah dibaca

dengan menempatkan pinggir-pinggir benda yang diukur pada garis-garis bagian skala.

• Jika penempatan pinggir-pinggir dari benda yang diukur denganbagian sklaa tidak mungkin, perkiraa

yang tepat dari panjang bendayang diukur tak mungki didapat.

• Kesukaran ini dapat diatasi dengan prinsip jangka sorong danmicrometer. Kedua alat tersebut dapat

mengukur dengan pembagianskala lebih teliti.

6

Page 7: BAB I

3.3Pembuatan Profil U

3.3.1 Gambar Kerja

3.3.2 Peralatan

Alat dan bahan yang diperlukan dalam pengerjaan profil U adalah :

1. ST-37 -- 10x67x36 mm

2. Gergaji besi -- 1 buah

3. Ragum -- 1 buah

4. Kikir -- 3 macam

5. Penggores -- 1 buah

6. Penitik -- 1 buah

7. Jangka sorong -- 1 buah

8. Penggaris -- 1 buah

9. Bor -- 1 set

10. Countersink (6 ) -- 1 set

7

Page 8: BAB I

11. Palu -- 1 buah

12. Stamping -- 1 set

3.3.3 Langkah-Langkah

1) Pada pertemuan pertama belajar menggergaji dengan baik dan benar di benda kerja sehingga

mendapatkan ukuran panjang 86 mm, setelah proses pemotongan dengan gergaji tangan berhasil

selanjutnya kita belajar menitik pada benda kerja. Pada benda kerja kita ukur dengan mistar agar

mendapat ukutan panjang 82 mm,setelah mendapat ukuran tersebut lakukan proses penitikan

dengan jarak 2 mm dari satu titik ke titik lainnya. Setelah proses penitikan selesai dilanjutkan

dengan pemotongan kembali bagian yang telah dititik tersebut dengan gergaji sehingga

memperoleh ukuran panjang 82 mm.

2) Pertemuan kedua kita kembali menggergaji benda kerja agar mendapat kanukuran tinggi 32 mm,

supaya kita terbiasa menggergaji dengan baik dan benar. Setelah mendapatkan Ukuran panjang 82

mm dan tinggi 32 mm pada benda kerja, lakukan proses pengikiran dengan alat kikir yang sesuai

fungsinya sehinggamemperoleh hasil pengukuran panjang 80 mm, tinggi 30 mm dan lebar 63

mm.Pada proses pengikiran ini kita harus waspada dan selalu memperhatikan hasil pengikiran

setidaknya setiap 30 menit sekali, kita mengukur hasil pengikiran dengan jangka sorong agar

mendapatkan hasil yang maksimal pada benda kerja. Pada proses pengikiran tersebut mungkin kita

memerlukan banyak waktu agar mendapatkan hasil yang maksimal dan tepat.

3) Pertemuan ketiga setelah mendapatkan hasil pengukuran panjang 80 mm,tinggi 30 mm, dan lebar

63 mm, kita kembali mengikir pada benda kerja agar benda kerja halus dan menghilangkan bekas

karatnya. setelah benda kerja terlihat halus dan sesuai ukuran yang sudah ditentukan, kita membuat

sketsa pada benda kerja untuk membuat lubang berbentuk segiempat dengan ukuran 10x15mm

pada masing-masing kaki benda kerja dengan gergaji, pada proses tersebut kita menyisakan sedikit

celah agar bisa dikikir untuk medapatkan ukuran tersebut dan membuatnya terlihat rapi dan halus.

Setelah itu membuat lubang kembali dengan gergaji agar mendapatkan ukuran yang sudah

dipersyaratkan pada daftar gambar dan daftar tabel.

8

Page 9: BAB I

4) Pertemuan keempat kembali membuat lubang di kaki kaki benda kerja berbentuk setengah

lingkaran dengan diameter 20 mm, pada proses tersebut pertama kita harus menggergaji dengan

bentuk segitiga dan menyisakan celah agarkita bisa mengikirnya dengan kikir setengah lingkaran

agar mendapatkan bentuk yang halus dan rapi. Setelah itu membuat bentuk tumpul pada masing-

masing ujung kaki benda kerja dengan kikir setengah lingkaran sesuai dengan daftargambar dan

daftar tabel.

5) Pertemuan kelima membuat delapan lubang pada bagian atas benda kerja dengan

menggunakan mesin bor tetapi kita terlebih dahulu harus memberikan tanda pada benda kerja

dengan cara menitik bagian yang akan dibor dengan menggunakan penitik. Setelah diberi titik

lanjutkan dengan melakukan pengeboran bagaian yang akan di lubangi sesuai dengan mata bor

dengan ketentuan yang dipersyaratkan.

6) Pertemuan keenam kita kembali membuat sketsa dengan menyambungkan dua lubang besar

yang sudah dilubangi dengan mesin bor, setelah itu kita potong bagian di dalamnya dengan

gergaji sesuai dengan daftar gambar dan daftar table lalu dikikir agar halus dan rapi. Sesudahnya

lakukan proses pengetapan dengan tap pada dua lubang yang sudah ditentukan. Dalam proses

tersebut kita memakai mata tap yang berbeda sesuai dengan yang sudah dipersyaratkan dan

harus berhati–hati dalam memutar tap, memutar tap dimulai dengan memutarnya sesuai dengan

arah jarum jam, jika terasa keras putar balik sebanyak 1 kali putaran lalu lanjutkan kembali

memutar searah jarum jam. Dalam pengetapan satu lubang harus tiga kali agar baut yang akan

di coba bisa masuk dengan lancer.

7) Pertemuan ketujuh melakukan proses countersing dengan menggunakan mesin bor, namun

karena waktu pertemuan telah habis maka proses countersing ditiadakan, dan dilanjutkan

melakukan proses stamping. Letakan benda pada landasan atau di ragum. Ambil pelat penahan

lurus dan letakan pada bawah garis yang akan di stamping. Letakan stempel pada atas garis

yang telah ada pelatpenahannya yang lurus dan stempel sedikit miring untuk

mengepaskannya.Tegakan stempel sehingga menyentuh seluruh permukaannya ke benda kerja.

Pukulah dengan palu, lalu kikir dan amplas pekerjaan baja profil U pun selesai.

9

Page 10: BAB I

3.4 Pembuatan Mata Itik

3.4.1 Gambar Job Sheet

10

Exercise1 Exercise 3

Exercise 2

Page 11: BAB I

3.4.2 Peralatan

Alat dan Bahan

1. Tang kombinasi 1 buah

2. Tang potong 1 buah

3. Tang kupas 1 buah

4. Tang lancip 1 buah

5. Tang bulat 1 buah

9. Kabel NYA 2.5 mm2 2,5 m

10.Kabel NYA 4 mm2 2,5 m

11 Kabel NYA 6 mm2 2,5 m

11.Penggaris baja 1 buah

3.4.3 Langkah Kerja

1) Pada pertemuan pertama kita terlebih dahulu melakukan exercise 1. Langkah awal setelah

memotong kabel adalah mengupas ujung-ujung kabel yang akan di buat mata itik

menggunakan tang pengupas kabel. Setelah itu, ujung kabel tersebut di putar searah jarum jam

sampai membentuk lingkaran. Diameter mata itik disesuaikan dengan ukuran baut tempat

mata itik akan dipasangkan. Lakukan kegiatan ini sesuai dengan gambar kerja exercise 1

sampai semua selesai.

2) Pertemuan kedua, kita akan mengerjakan exercise 2. Langkah kerja untuk exercise 2 sama

seperti dalam mengerjakan exercise 1. Tapi pada exercise 2 ini kita tidak hanya membuat mata

itik di ujung-ujung kabel, teteapi kita juga harus menekuk kabel sesuai dengan gambar kerja.

Lakukan hal ini sampai bentuk kabel kita sama dengan gambar kerja exercise 2.

3) Pertemuan ketiga adalah pertemuan terakhir kita karena job mata itik ini hanya diberi waktu 3

kali pertemuan dan kali ini kita akan mengerjakan exercise 3. Sebenarnya langkah kerja

exercise 3 sama dengan langkah kerja untuk exercise 2, tapi untuk exercise 3 ini kita menekuk

kabelnya bukan ke samping tapi ke atas. Yang perlu diperhatikan dalam mengerjakan exercise

11

Page 12: BAB I

3 ini adalah ketepatan ukuran yang harus sama dengan ukuran pada gambar kerja. Jika semua

exercise sudah dikerjakan, maka job mata itik sudah selesai.

3.4.4 Stamping

Terdapat 3 tipe stamp :

1. Cap nomor

2. Cap huruf 

3. Cap tanda

3.4.4.1 Langkah Stamping

1. Pengecapan dari kanan ke kiri (untuk orang tidak kidal ) untuk mempermudah dilihat.

2. Letakkan cap pada benda kerja, miringkan sedikit kearah kita, diatasgaris tanda.

3. Tarik cap hati-hati kegaris sampai kita merasakan berhenti digaris itu.

4. Cap sekarang ditegakkan sampai menyentuh permukaan benda kerjadengan rata.

5. Pukul satu kali dengan ringan pada posisi ini.

6. Periksa apakah hasilnya tepat digaris dan lurus (tegak ).

7. Untuk membetulkan adalah tempatkan kembali cap pada bekaspengecapan dibetulkan

dengan memutar searah jarum jam atauberlawanan.

8. Pada permukaan pukullah dengan ringan saja.

9. Setelah diadakan pembetulan, barulah kita pukul dengan keras,sehingga semuanya

seragam dan kedalaman yang tepat.

10. Terakhir hilangkan seluruh tonjolan-tonjolan yang terjadi denganmenggunakan kikir.

3.5 Pembuatan Instalasi Sederhana

3.5.1 Gambar Kerja

12

Page 13: BAB I

3.5.2 Peralatan

No Nama Alat Jumlah

1 Obeng + 1 buah

2 Obeng (-) besar 1 buah

3 Obeng (-) kecil 1 buah

4 Tang Kombinasi 1 buah

5 Tang potong 1 buah

6 Tang pengupas 1 buah

7 Tespen 1 buah

13

Page 14: BAB I

8 Avo Meter 1 buah

9 Obeng Penitik 1 buah

10 Papan Kerja 2x2 m 1 buah

11  Per elastic (penarik kabel)  1 buah

12 Kabel Power NYY 3x 1,5 mm 1 buah

No

Nama Bahan Spesifikasi Jumlah

1 Kabel NYA 1,5 mm2 merah 5 meterbiru 3 meterkuning-hijau 2 meter

2 Saklar Seri 10A/250V 1 buah3 Kotak Kontak   1 buah4 Lampu Pijar   2 buah5 Fitting Lokal E27   2 buah6 Roset Kayu   2 buah7 Cros Doss   1 buah8 T Doss   1 buah9 Pipa PVC 5/8"   2 meter

10 Box Sekring   1 buah11 Sekring/Fuse  10 A 1 buah

12Papan Tplek 200x200x5 mm   1 buah

13 El-bow   1 buah14 Lasdop   3 buah

15 Benang  Secukupnya

16 Klem   12 buah17 Sekrup Klem+Cros

Doss+T-Doos 28 buahRoset 4 buahSaklar 2 buahKotak Kontak 2 buah

14

Page 15: BAB I

3.5.3 Langkah Kerja

1) Langkah awal kita harus menggambar single line diagram terlebih dahulu dari sketsa yang ada

pada gambar kerja, agar kita tahu di mana posisi kabel yang akan kita pasang. Kemudian kita

bias mulai dengan menggambar sketsa yang ada di gambar kerja pada papan kayu sesuai

dengan ukuran yang telah ditentukan sebelumnya. Setelah itu kita potong pipa PVC sesuai

dengan ukuran yang telah ditentukan pada gambar kerja menggunakan gergaji. Kemudian

kita bisa mulai dengan memaasang fuse box terlebih dahulu. Setelah itu pasang pipa PVC dan

di tiap percabangan pasang juga L-Bow Dos / T Dos / Cross Dos sesuai dengan posisi yang

telah ditentukan pada gambar kerja. Setelah itu kita harus memasang klep pada tiap sisi batas

sambungan, agar pipa yang kita pasang kuat dan tidak mudah bergeser. Kegiatan ini dilakukan

di pertemuan ke dua, karena pada pertemuan pertama hanya diberi tugas untuk menggambar

single line diagram terlebih dahulu.

2) Pada pertemuan ke tiga kita akan mulai memasang kabel ke dalam pipa PVC. Kita akan di

beri tiga jenis kabel, yaitu: kabel warna merah untuk fasa (L), kabel warna biru untuk netral

(N), dan kabel warna kuning-hijau untuk grounding (PE).

3.6 Keamanan Teknik

3.6.1 Mesin Keamanan Kerja

Pertimbangannya sebelum bekerja pada suatu mesin atau sebuah alat kitaharus mempertimbangkan dan

mengingat akan keselamatan kerja, sehingga programkerja akan berjalan dengan lancer.

• Mesin dan alat mana yang harus kita ketahui.

• Lingkungan dan suasana tempat kerja.

• Pengaman .

• Kebersihan mesin dan alat.

3.6.2 Keamanan Diri Sendiri

• Pakaian kerja yang sesuai rapih dan terkancing.

• Jangan menyimpan benda tajam.

• Rambut yang panjang harus diberi pelindung.

• Lepas semua perhiasan dari tangan.

• Gunakan kacamata khusus.

• Gunakan sepatu yang sesuai.

• Gunakan sarung tangan jika perlu.

15

Page 16: BAB I

KEBERSIHAN

• Bersihkanlah tangan sebelum dan sesudah bekerja.

• Gunakanlah pakaian kerja sebersih mungkin.

• Meja tempat bekerja harus dalam keadaan bersih sebelum dansesudah dipakai.

3.6.3 Kemampuan

Pada saat mengerjakan benda kerja pada suatu mesin misalnya mesinbubut, bor, dan gergaji, kita harus

melihat kemampuan mesin tersebut, sehinggabanyak pemakaian, kecepatan putaran atau kecepatan

potongnya harus ditentukanberdasarkan akan kemampuan mesinya agar tetap aman. Kerusakan-kerusakan

yangterjadi pada umumnya yang diakibatkan pada beban lebih, misalnya : electro motorterbakar, karena

sabuk penggerak atau kopling tidak slip.

Kecelakaan dibangku kerja kebanyakan disebabkan oleh penggunaan alat-alatyang tidak tepat (tidak

sesuai ) dengan fungsinya, juga menggunakan yang salah atautidak hati-hati. Kecelakaan ini disebabkan oleh

ujung-ujung alat potong atau bendakerja yang tajam.

3.6.3.1 Pencegahan

1. Bekerjalah dengan hati-hati

2. Pergunakan alat-alat sesuai dengan fungsinya.

3. Pergunakan alat-alat dengan kondisi yang baik.

4. Pergunakan alat-alat dengan baik dan benar.

5. Jangan menyimpan alat-alat tajam disaku baju kerja

6. Simpanlan alat-alat yang berujung tajam mengarah menjauhikita.

7. Lindungi ujung-ujung alat yang tajam dengan gabus atau bahan lain.

8. Pisahkan alat-alat ukur presisi dengan alat-alat potong

9. Simpanlah alat-alat terpisah satu dengan yang lainnya.

10. Alasi alat-alat presisi dengan lap halus.

11. Ambillah alat-alat dengan hati-hati.

12. Bersihkanlah alat-alat sebelum dan sesudah dipakai.

3.6.4 Hal-hal yang harus diperhatikan pada alat-alat kerja bangku :

16

Page 17: BAB I

1. KIKIR

- Periksalah tangkai kikir, apakah tangkai kikir terpasang denganbaik dan kuat? Jangan menggunakan

kikir tanpa tangkai.

- Bersihkan kikir dari beram sebelum dan sesudah dipakai.

- Jangan membiarkan di atau kotoran pada gigi-gigi kikir.

- Jangan mempergunakan kikir sebagai palu.

- Simpanlah kikir terpisah satu dengan yang lainnya.

2. PALU

Kecelakaan yang ditimbulkan oleh penggunaan palu yang salah bukansaja menimpa si pekerja tetapi

juga bisa menimpa lingkungan disekitarnya.

3.6.4.1 Pencegahan

- Periksa selalu, apakah tangkai terpasang kuat pada rumahnyayakinkan baji terpasang dengan baik

ditempatnya.

- Jangan mempergunakan palu yang tangkainya patah ataupecah.

- Hilangkan olie flemak atau kotoran lainnya dari bagian mukapalu dan tangkai sebelum digunakan.

- Jangan mempergunakan palu untuk memukul benda yang lebihkeras dari palu itu sendiri.

- Pilihlah ukuran palu yang sesuai dengan operasinya.

- Gerinda segera muka palu yang lebih berkembang.

- Waktu memukul yakinkan disekitar kita tidak ada orang.

3. RAGUM

- Bersihkan ragum dari oli atau lemak sebelum dipakai.

- Jagalah ragum jangan sampai tergores oleh alat potong.

- Waktu menjepit benda kerja handle jangan dipukul ataudiperpanjang cukup diputar dengan tangan

saja.

- Bersihkan selalu ragum setelah dipakai, berilah olie atau lemak secukupnya.

- Mulut ragum harus diberi jarak.

4. GERGAJI TANGAN

- Pergunakanlah daun gergaji yang tajam.

- Sewaktu pemakanan gergaji harus bergerak lurus.

- Jepitlah benda kerja dengan kuat.

- Pengergajian diusahakan sedekat mungkin ke mulut ragum.

- Simpanlah gergaji dalam keadaan tidak di kencangkan.

17

Page 18: BAB I

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari laporan di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap langkah dan proses pekerjaan dapat memberikan pengalaman dan pengetahuan bagi mahasiswa. Pengetahuan langsung berupa praktikum diatas membuat para mahasiswa terbiasa dengan suasana pekerjaan. Proses yang dilewati dari minggu ke minggu membuat para mahasiswa mengerti dan juga paham betul terhadap bidangnya.

Tetapi kita perlu hati hati dalam setiap prosesnya, karena dalam setiap proses mengandung resiko , maka dari itu diciptakan sistem pengamanan yang harus dipenuhi oleh para mahasiswa. Jika pengamanan tersebut tidak dijalankan maka resiko nya akan menyebabkan kecelakaan kerja.

18

Page 19: BAB I

LAMPIRAN

19

Sakelar SeriKotak Kontak

T dos Lasdop Cross dos

Roset KayuLampu Pijar

Page 20: BAB I

Pipa PVC 5/8

Profil U

20

Kabel NYAKlem

Avometer

Mata Itik Exercise 1

Page 21: BAB I

Instalasi Penerangan Sederhana

21