bab i

2
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyampaian mata pelajaran IPS Geografi di MTs Kanjeng Sepuh Sidayu Gresik selama ini telah diupayakan agar maksimal dan menumbuhkan minat siswa terhadap mata pelajaran IPS Geografi. Namun, upaya guru menyampaikan pembelajaran masih belum baik, guru menyampaikan pembelajaran hanya melalui ceramah, diskusi, dan meminta siswa mengerjakan LKS. Kegiatan pembelajaran ini tentu tidak menarik perhatian siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bidang studi IPS geografi kelas VIII diperoleh informasi bahwa selama ini pada umumnya proses pembelajaran IPS Geografi di MTs Kanjeng Sepuh Sidayu Gresik khususnya kelas VIII-b menggunakan metode ceramah, diskusi, dan mengerjakan LKS. Diskusi yang biasa diterapkan selama ini dengan cara berdiskusi dengan anggota kelompok, kemudian presentasi kedepan kelas oleh salah satu anggota kelompok, untuk kelompok lain seharusnya memperhatikan yang presentasi dan berdiskusi antar anggota kelompok untuk menanggapi presentasi yang dilakukan atau menanyakan materi presentasi yang belum di pahami. Namun, pada kenyataannya

Upload: arrizaqu-elsavitri

Post on 06-Aug-2015

28 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab i

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyampaian mata pelajaran IPS Geografi di MTs Kanjeng Sepuh Sidayu Gresik

selama ini telah diupayakan agar maksimal dan menumbuhkan minat siswa terhadap mata

pelajaran IPS Geografi. Namun, upaya guru menyampaikan pembelajaran masih belum baik,

guru menyampaikan pembelajaran hanya melalui ceramah, diskusi, dan meminta siswa

mengerjakan LKS. Kegiatan pembelajaran ini tentu tidak menarik perhatian siswa.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bidang studi IPS geografi kelas VIII

diperoleh informasi bahwa selama ini pada umumnya proses pembelajaran IPS Geografi di

MTs Kanjeng Sepuh Sidayu Gresik khususnya kelas VIII-b menggunakan metode ceramah,

diskusi, dan mengerjakan LKS. Diskusi yang biasa diterapkan selama ini dengan cara

berdiskusi dengan anggota kelompok, kemudian presentasi kedepan kelas oleh salah satu

anggota kelompok, untuk kelompok lain seharusnya memperhatikan yang presentasi dan

berdiskusi antar anggota kelompok untuk menanggapi presentasi yang dilakukan atau

menanyakan materi presentasi yang belum di pahami. Namun, pada kenyataannya kelompok

yang lain ramai sendiri dan tidak berdiskusi untuk memberikan tanggapan dan pendapat pada

kelompok penyaji sehingga informasi yang di dapatkan tidak maksimal. Hal ini terlihat dari

nilai rata-rata afektif yang masih rendah. Nilai rata-rata afektif bab Kondisi fisik wilayah

Indonesia adalah 62, sedangkan untuk bab permasalahan kependudukan di Indonesia adalah

65. Jadi proses pembelajaran dengan metode diskusi kurang efektif sebab membutuhkan

waktu lama, tetapi hasil yang didapatkan siswa tidak optimal.

Jadi di sini proses pembelajaran denganmetode diskusi kurang efektif sebab membutuhkan waktu lama, tetapi hasil yang

didapatkan siswa tidak optimal. Dari data ini, penulis membuat kesimpulan bahwa

Penerapan Model Pembelajaran Think Pair Share untukmeningkatkan kemampuan Berfikir dan Komunikasi Siswa Kelas VIIIE

Page 2: Bab i

MTs Negeri Karangsari Kota Blitar pada mata pelajaran Fisika TahunAjaran 2008/2009.