bab i
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kanker serviks atau yang dikenal dengan kanker mulut rahim masih
menjadi problem kesehatan bagi wanita diseluruh Dunia. Kanker ini merupakan
salah satu penyakit keganasan di bidang ginekologi yang masih menempati posisi
tertinggi sebagai penyakit kanker yang menyerang kaum perempuan (Manuaba,
2008).
Kanker serviks mempunyai insiden kematian tertinggi pada usia
reproduktif di Negara berkembang dan menimbulkan dampak psikososial yang
luas, terutama bagi pasien dan keluarganya (Rasjidi, 2007). Berdasarkan hasil
survey kesehatan oleh World Health Organitation (WHO), (2010) dilaporkan
kejadian kanker serviks sebesar 500.000 kasus baru di Dunia dan setiap dua
menitnya wanita meninggal dunia karena penyakit tersebut. Yayasan Kanker
Indonesia (YKI) mencatat setidaknya terdapat 15.000 kasus baru dan kematian
8.000 jiwa per tahun dengan perkiraan 52 juta perempuan Indonesia berisiko
terkena kanker serviks.
Dari data instalasi patologi anatomi Rumah Sakit Moehammad Husein
Palembang dalam periode 1997-2001 kanker serviks menduduki peringkat
pertama dengan 285 kasus. Begitu juga pada periode 1 Januari - 31 Desember
2008 dengan 336 kasus (Rizki, 2011), dan terus mengalami peningkatan hingga
periode 1 Januari - 31 Desember 2011 dengan jumlah 612 kasus.
Penyebab tingginya angka kematian perempuan yang disebabkan oleh
kanker serviks adalah terbatasnya informasi seputar kanker tersebut karena proses
ini seringkali tidak disertai dengan gejala dan tidak disadari sehingga
perkembangan kanker ini sangat sulit dideteksi sejak dini. Perjalanan dari infeksi
virus menjadi kanker membutuhkan waktu cukup lama, sekitar 10-20 tahun.
Pemeriksaan (skrining) merupakan metode untuk menemukan infeksi HPV atau
lesi prakanker. Salah satu metode skrining yang ada adalah Pap Test (American
Cancer Society, 2008).
1
2
Hingga saat ini Human Papilloma Virus (HPV) merupakan penyebab 90%
kanker serviks. Virus papilloma ini berukuran kecil, diameter virus kurang lebih
55 nm. HPV tipe 16 dan 18 merupakan 70 % penyebab kanker serviks. Kejadian
ini juga mempunyai hubungan erat dengan sejumlah faktor ekstrensik, yang
penting antara lain pada gadis yang koitus pertama pada usia muda, tingginya
paritas, sosial ekonomi rendah, berganti-ganti pasangan, serta kebiasaan merokok.
(Franco, dkk, 2001).
Telah lama diketahui umur sangat berpengaruh terhadap proses
reproduksi. Terjadinya kanker serviks insidensinya lebih tinggi pada mereka yang
kawin, terutama pada gadis yang koitus pertama pada usia muda (<17 tahun) lebih
dijelaskan bhawa umur 15-20 merupakan periode yang rentan. Tingginya paritas,
apalagi jarak persalinan terlampau dekat dapat menyebabkan penurunan daya
tahan tubuh yang juga dapat meningkatkan kejadian kanker serviks. Pada
penelitian yang dilakukan oleh Suhartini, Tutiek Herlina (2010) menunjukkan ada
hubungan bermakna antara factor usia menikah pada umur muda dan paritas.
Faktor lainnya adalah sosial ekonomi rendah, Masyarakat ekonomi kelas
menengah ke bawah dikategorikan faktor resiko karena kemampuan secara
ekonomi berperan dalam mencegah terjadinya/memburuknya kanker serviks
(Franco, dkk, 2001)
Berdasarkan latar belakang tersebut dan tingginya jumlah wanita yang
menderita kanker serviks penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh tentang faktor-
faktor yang berhubungan dengan kejadian kanker serviks, terutama dalam
menganalisis lebih lanjut adanya hubungan antara usia menikah, paritas, dan
status sosial ekonomi dengan kejadian kanker serviks di Rumah Sakit
Moehammad Hoesin Palembang.
1.2 Rumusan Masalah
Apakah ada hubungan antara usia menikah, paritas, dan status sosial
ekonomi dengan kejadian kanker serviks di Rumah Sakit Moehammad Hoesin
Palembang ?
3
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui hubungan antara usia
menikah, paritas, dan status sosial ekonomi dengan kejadian kanker
serviks di Rumah Sakit Moehammad Hoesin Palembang.
1.3.2 TujuanKhusus
1. Mengetahui jumlah angka kejadian kanker serviks di Rumah Sakit
Moehammad Hoesin Palembang.
2. Mengetahui hubungan usia menikah dengan kejadian kanker serviks.
3. Mengetahui hubungan paritas dengan kejadian kanker serviks.
4. Mengetahui hubungan status sosial ekonomi dengan kejadian kanker
serviks.
1.4 Manfaat penelitian
1.4.1 Bagi Akademik
Memberikan informasi ilmiah mengenai hubungan antara usia
menikah, paritas, dan status sosial ekonomi dengan kejadian kanker
serviks di Rumah Sakit Moehammad Hoesin Palembang dan Hasil
penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi di perpustakaan
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.
1.4.2 Bagi Institusi Rumah Sakit Moehammad Hoesin Palembang
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi
instansi terkait untuk memprioritaskan upaya pengenalan kasus secara dini
melalui program skrining atau papsmear untuk menurunkan angka
kejadian kanker serviks.
1.4.3 Bagi Masyarakat
Dengan mengetahui informasi hubungan antara usia menikah, paritas,
dan status sosial ekonomi dengan kejadian kanker serviks, masyarakat
4
dapat mengetahui dan mengupayakan deteksi dini untuk memperkecil
kemungkinan terjadinya kanker serviks.
1.4.4 Bagi Dokter Umum
Untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan tentang metodelogi
penelitian, terutama penelitian tentang hubungan antara usia menikah,
paritas dan status sosial ekonomi dengan kejadian kanker serviks di
Rumah Sakit Moehammad Hoesin Palembang tahun 2012 dan untuk
menambah pengalaman dan wawasan ilmiah penulis dalam melakukan
penelitian.
1.5 Keaslian Penelitian
Penelitian yang akan dilakukan berbeda dengan tempat penelitian yang telah
ada dan juga penulis menambahkan satu variable berbeda. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui hubungan antara usia menikah, paritas, dan status sosial
ekonomi dengan kejadian kanker serviks. Penelitian yang terkait dengan
penelitian ini adalah :
Tabel 1.1 Perbandingan penelitian dengan Penelitian Sebelumnya
Nama Judul Penelitian Desain Penelitian
Hasil
Suhartini, Tutiek Herlina
Hubungan Antara Usia Menikah dan Paritas dengan Kejadian Kanker Serviks di RSUD dr.Soeroto Ngawi
Case control
ada hubungan usia menikah dan paritasdengan kejadian kanker serviks. Sedang besar resiko paparan usia menikah ≤ 16 tahunberesiko 0,155 dan paritas lebih dari dua anak berisiko 0,18, sehingga dapat disimpulkanbahwa usia menikah ≤ 16 tahun dan paritas lebih dari 2 anak bukan faktor resiko.
Khasbiyah Beberapa Faktor Risiko Case ada hubungan yang
5
Kanker Serviks Uteri (Studi Pada Penderita Kanker Serviks Uteri Di Rumah Sakit Dokter Kariadi Semarang Pada Bulan Agustus - September 2004)
control bermakna antara paritas (p= 0,000018,OR=8,11) dan umur pertama kali melakukan hubungan seksual(p=0,00858, OR=5,85) dengan kejadian kanker serviks uteri. Sedangkan pada variable jumlah pasangan seksual , penggunaan alat kontrasepsi oral, dan sirkumsisi pasangan seksual gagal memperlihatkan hubungan karena didapatkan nilai p>0,05
Eka Setyarini
Faktor - Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Kanker Leher Rahim di RSUD dr. Moewardi Surakarta
Case control
ada hubungan yang bermakna antara usia (p= 0,029, OR= 4,23), usia pertama kali menikah (p= 0,023,OR= 5,0 ) dan paritas (p= 0,033 OR= 5,5) dan penggunaan alat kontrasepsi oral (p=0,023, OR= 0,20) dengan kejadian kanker leher rahim.
Sumber: Suhartini, Herlina, 2010; Khasbiyah, 2004; Setyarini, 2009