bab i

19
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai makhluk sosial, kita dituntut untuk selalu dapat berinteraksi dengan baik. Salah satu cara mudah untuk memulainya adalah dengan memberikan kenyamanan pada orang lain, seperti menjaga etika berbicara. Salah satu contoh yang berinteraksi yang paling umum adalah saat berbicara dengan orang lain. Ketika kesehatan gigi dan mulut terjaga maka interaksi akan lebih nyaman. Cara yang paling mudah menjaga kesehatan gigi dan mulut adalah dengan rajin menyikat gigi dan berkumur dengan obat kumur. Obat kumur saat ini menjadi andalan terpercaya bagi masyarakat. Karena penggunaannya yang praktis dan cepat. Begitu juga dengan fungsinya yang langsung membuat mulut selalu lebih segar. Saat ini telah banyak beredar merk-merk dagang obat kumur yang aman untuk dipakai. Namun tidak semua obat kumur tersebut yang aman digunakan. Adanya kandungan alkohol (etanol) pada obat kumur yang menjadikan indikasi adanya bahaya dari penggunaannya. Menurut Dental Journal of Australia edisi Januari 2009, jurnal ilmiah para dokter gigi Australia yang terkenal itu. Menurut Jurnal tersebut, terdapat bukti yang sulit

Upload: windhi-tutut-maulindha

Post on 06-Aug-2015

73 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai makhluk sosial, kita dituntut untuk selalu dapat

berinteraksi dengan baik. Salah satu cara mudah untuk memulainya adalah

dengan memberikan kenyamanan pada orang lain, seperti menjaga etika

berbicara. Salah satu contoh yang berinteraksi yang paling umum adalah saat

berbicara dengan orang lain. Ketika kesehatan gigi dan mulut terjaga maka

interaksi akan lebih nyaman. Cara yang paling mudah menjaga kesehatan gigi

dan mulut adalah dengan rajin menyikat gigi dan berkumur dengan obat

kumur.

Obat kumur saat ini menjadi andalan terpercaya bagi masyarakat.

Karena penggunaannya yang praktis dan cepat. Begitu juga dengan fungsinya

yang langsung membuat mulut selalu lebih segar.

Saat ini telah banyak beredar merk-merk dagang obat kumur yang

aman untuk dipakai. Namun tidak semua obat kumur tersebut yang aman

digunakan. Adanya kandungan alkohol (etanol) pada obat kumur yang

menjadikan indikasi adanya bahaya dari penggunaannya. Menurut Dental

Journal of Australia edisi Januari 2009, jurnal ilmiah para dokter gigi

Australia yang terkenal itu. Menurut  Jurnal tersebut, terdapat bukti yang sulit

dibantah:  obat kumur yang mengandung alkohol  dapat menyebabkan  kanker

mulut . Menurut Professor Michael McCulloch, Ketua Australian Dental

Association's Therapeutics Committee dan  guru besar oral medicine pada 

Melbourne University,  alkohol dapat meningkatkan  permeabilitas sel-sel

mukosa ,  sehingga zat-zat kimia penyebab kanker seperti nikotine dengan

mudah akan masuk sel dan merubah perangai sel-sel normal.

Mengenai dampak alkohol ini terhadap kesehatan mulut, dapat

mengganggu sistem saraf pusat, hati dan masalah mental. Kadar alkohol yang

tinggi dan dalam waktu yang cukup lama dapat menyebabkan iritasi mukosa

gusi, lidah dan jaringan mulut lainnya. Iritasi ini disebabkan karena sifat dari

Page 2: BAB I

alkohol yang mudah melarutkankomponen lipid yang juga berfungsi sebagai

barrier pada mukosa rongga mulut sehingga mukosa mulut lebih rentan

terhadap trauma kimia.

Perlu diingat bahwa alkohol tidak hanya mengandung etanol, tetap

i juga mengandung sukrosa, fruktosa, dan glukosa. Ketiga bentuk karbohidrat

tersebut dapat digunakan oleh bakteri dari golongan streptococus dan

lactobacilus yang normal terdapat di rongga mulut untuk metabolisme.

Metabolisme karbohidrat ini akan menghasilkan asam laktat yang dapat

menyebabkan gigi keropos dan berlubang.

Diketahui bahwa dari data empiris menunjukan penggunaan

alkohol merupakan promotor yang memudahkan terjadinya kanker. Sebagai

contoh iritasi mukosa mulut yang disebabkan oleh alkohol memudahkan

masuknya karsinogen seperti asap rokok sehingga kemungkinan timbul kanker

lebih besar.

Banyak dari masyarakat yang belum mengetahui dampak apa saja

yang terjadi sehingga diperlukanlah peran pemerintah juga sebagai kontrol

terhadap produk yang dikeluarkan oleh industri tertentu.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana dampak konsentrasi alkohol yang terkandung dalam obat

kumur terhadap rongga mulut ?

2. Bagaimana cara menangani dampak negatif yang diakibatkan dari

penggunaan obat kumur yang beralkohol ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengkaji dampak dari obat kumur yang beralkohol terhadap rongga

mulut

2. Untuk mengkaji cara menangani dampak negatif yang diakibatkan dari

penggunaan obat kumur yang beralkohol

Page 3: BAB I

1.4 Manfaat

Pembuatan karya ilmiah ini dimaksudkan untuk membantu

pemerintah agar lebih selektif memilih produk yang baik untuk diedarkan di

masyarakat. selain itu, adanya karya tulis ini diharapkan mampu membantu

para peneliti untuk mengembangkan lebih lanjut tentang obat kumur

berakohol. Terpenting adalah dari ini, masyarakat sedikit lebih tahu akan

bahaya obat kumur beralkohol.

Page 4: BAB I

BAB II

LANDASAN TEORI

Mukosa mulut umumnya dilumuri oleh saliva dan terpapar makanan serta

obyek lain yang sering dimasukkan kedalam mulut seperti rokok. Beranjak dari

faktor-faktor tersebut, besar pH juga mempengaruhi kondisi rongga mulut.

Rongga mulut, sebagai sistem mastikasi yang pertama dilalui makanan, tentunya

memiliki kemampuan adaptasi dan resistensi yang sangat baik.

Saliva, sebagai enzim yang berperan penting dalam rongga mulut,

mengandung 99.5% air ditambah dengan 0.5% substansi organik, terutaman dari

protein dalam bentuk glikoprotein, dan anorganik, terdiri dari kalsium, fosfor,

sodium, potasium dan magnesium serta karbondioksida, oksigen dan nitrogen

(Manson dan Eley, 1993). Saliva memiliki fungsi bermacam-macam, salah

satunya glikoprotein saliva yang menutupi dan melumasi mukosa. Aksi

perlindungan ini akan semakin jelas terlihat bila saliva tidak ada, misalnya pada

xerostamia (mulut kering). Mukosa mulut akan menjadi kering dan merah, mudah

berdarah dan rentan terhadap infeksi.

Obat kumur merupakan larutan atau cairan yang digunakan untuk

membilas rongga mulut dengan sejumlah tujuan antara lain untuk mengurangi

bakteri perusak, bekerja sebagai penciut, untuk menghilangkan bau tak sedap,

mempunyai efek terapi dan menghilangkan infeksi atau mencegah karies gigi.

Obat kumur sering digunakan untuk kontrol plak sehari-hari, khususnya

bagi individu dengan higiena oral yang buruk. Pada umumnya kontrol plak sehari-

hari dilakukan secara mekanis melalui penyikatan gigi dan pembersihan

interdental dengan benang gigi. Penggunaan obat kumur dalam kontrol plak

sehari-hari ditujukan sebagai tambahan dalam penyingkiran plak secara mekanis

tersebut.

Obat kumur dikemas dalam dua bentuk yakni dalam bentuk kumur dan

spray. Hampir semua individu obat kumur merupakan metode yang simpel dan

dapat diterima untuk pengobatan secara topikal dalam rongga mulut.

Page 5: BAB I

Hampir semua obat kumur mengandung lebih dari satu bahan aktif dan

hampir semua dipromosikan dengan beberapa keuntungan bagi pengguna.

Masing-masing obat kumur merupakan kombinasi unik dari senyawa-senyawa

yang dirancang untuk mendukung higiena rongga mulut. Beberapa bahan-bahan

aktif beserta fungsinya secara umum dapat dijumpai dalam obat kumur, antara

lain:

a) Bahan antibakteri dan antijamur, mengurangi jumlah mikroorganisme

dalam rongga mulut, contoh: hexylresorcinol, chlorhexidine, thymol,

benzethonium, cetylpyridinium chloride, boric acid, benzoic acid,

hexetidine, hypochlorous acid

b) Bahan oksigenasi, secara aktif menyerang bakteri anaerob dalam rongga

mulut dan busanya membantu menyingkirkan jaringan yang tidak sehat,

contoh: hidrogen peroksida, perborate

c) Astringents (zat penciut), menyebabkan pembuluh darah lokal

berkontraksi dengan demikian dapat mengurangi bengkak pada jaringan,

contoh: alkohol, seng klorida, seng asetat, aluminium, dan asam-asam

organik, seperti tannic, asetic, dan asam sitrat

d) Anodynes, meredakan nyeri dan rasa sakit, contoh: turunan fenol, minyak

eukaliptol, minyak watergreen

e) Bufer, mengurangi keasaman dalam rongga mulut yang dihasilkan dari

fermentasi sisa makanan, contoh: sodium perborate, sodium bicarbonate

f) Deodorizing agents (bahan penghilang bau), menetralisir bau yang

dihasilkan dari proses penguraian sisa makanan, contoh: klorofil

g) Deterjen, mengurangi tegangan permukaan dengan demikian

menyebabkan bahan-bahan yang terkandung menjadi lebih larut, dan juga

dapat menghancurkan dinding sel bakteri yang menyebabkan bakteri lisis.

Di samping itu aksi busa dari deterjen membantu mencuci

mikroorganisme ke luar rongga mulut, contoh: sodium laurel sulfate

Beberapa bahan inaktif juga terkandung dalam obat kumur, antara lain:

a. Air, penyusun persentasi terbesar dari volume larutan

b. Pemanis, seperti gliserol, sorbitol, karamel dan sakarin

Page 6: BAB I

c. Bahan pewarna

d. Flavorings agents (bahan pemberi rasa).

Pada umumnya obat kumur mengandung 5-25% alkohol. Alkohol

dimasukkan dalam obat kumur untuk beberapa kegunaan, antara lain sebagai

antiseptik, menstabilkan ramuan-ramuan aktif dalam obat kumur, memperpanjang

masa simpan dari obat kumur, mencegah pencemaran dari mikroorganisme, dan

melarutkan bahan-bahan pemberi rasa. Namun demikian, menurut Witt dkk

(2005), kandungan alkohol dalam obat kumur ini menyebabkan individu-individu

tertentu tidak dapat menggunakan obat kumur yang mengandung alkohol, seperti

anak-anak, ibu hamil/menyusui, pecandu alkohol, pasien-pasien yang

menggunakan metronidazole, pasien dengan xerostomia, dan penganut keyakinan

religius tertentu.

Wynder dkk (1983), menyatakan bahwa kandungan alkohol yang terdapat

dalam obat kumur juga dapat meningkatkan risiko kanker rongga mulut, terutama

bila digunakan pada pemakaian reguler. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Elmore dan Horwitz (1995), tentang penggunaan jangka panjang alkohol

yang terdapat dalam produk-produk sehari-hari untuk perawatan kesehatan rongga

mulut. Penggunaan tersebut telah diteliti dapat meningkatkan risiko kanker rongga

mulut dan kerongkongan.

Cetylpyridinium Chloride (CPC) adalah senyawa amonium kuartenari

yang merupakan bakterisid monokationik. CPC biasanya digunakan untuk terapi

infeksi superfisial rongga mulut dan kerongkongan. CPC dapat larut dalam air,

alkohol, kloroform, benzena dan eter. Sifat kelarutanya tersebut menyebabkan

CPC dapat dibuat dalam sediaan bebas alkohol. Ketiadaan alkohol pada formula

CPC menyebabkan CPC lebih menguntungkan dan cocok untuk semua individu.

CPC dalam sediaan obat kumur, dapat membantu pasien mengkontrol plak

pada area-area yang sulit dijangkau sikat gigi atau benang gigi. Hal ini sesuai

dengan penelitian Witt dkk, tentang efektifitas yang ditunjukkan CPC terhadap

permukaan gigi yang disikat dan yang tidak disikat, hasilnya adalah masing-

masing pengurangan plak terjadi sebesar 39% dan 25% pada daerah tersebut.

Page 7: BAB I

Alkohol sering dipakai untuk menyebut etanol, yang juga disebut grain

alcohol; dan kadang untuk minuman yang mengandung alkohol. Hal ini

disebabkan karena memang etanol yang digunakan sebagai bahan dasar pada

minuman tersebut, bukan metanol, atau grup alkohol lainnya. Begitu juga dengan

alkohol yang digunakan dalam dunia famasi. Alkohol yang dimaksudkan adalah

etanol. Sebenarnya alkohol dalam ilmu kimia memiliki pengertian yang lebih luas

lagi.

Dalam kimia, alkohol (atau alkanol) adalah istilah yang umum

untuk senyawa organik apa pun yang memiliki gugus hidroksil (-O H ) yang terikat

pada atom karbon, yang ia sendiri terikat pada atom hidrogen dan/atau

atom karbon lain. Alkohol mempunyai rumus umum R-OH. Strukturnya serupa

dengan air, tetapi satu hidrogennya diganti dengan satu gugus alkil. Gugus fungsi

alkohol adalah gugus hidroksil, -O. Alkohol tersusun dari unsur C, H, dan O. 

Sifat fisik alkohol

Alkohol merupakan zat tidak berwarna. Alkohol suku rendah (sampai C3)

adalah cairan encer yang dapat tercampur dengan air dalam segala perbandingan.

Alkohol suku sedang menyerupai minyak. Semakin panjang rantai atom C

semakin rendah kelarutannya dalam air. Senyawaan C12 dan lebih tinggi berupa

padatan yang tidak larut. Makin panjang rantai C makin tinggi titik cair dan titik

didih. Selain itu ada beberapa sifat fisik lain:

a) Alkohol monohidroksi suku rendah (jumlah atom karbon 1-4 ) berupa

cairan tidak berwarna dan dapat larut dalam air dengan segala

perbandingan.

b) Kelarutan alkohol dalam air makin rendah bila rantai hidrokarbonnya

makin panjang.

c) Makin tinggi berat molekul alkohol, makin tinggi pula titik didih dan

viskositasnya.

d) Alkohol yang mengandung atom karbon lebih dari 12 berupa zat padat

yang tidak berwarna.

e) Alkohol suku rendah tidak mempunyai rasa, akan tetapi memberikan

kesan panas dalam mulut.

Page 8: BAB I

Sifat kimia alkohol

a. Oksidasi alkohol primer

Oksidasi alkohol primer dengan menggunakan natrium bikromat dan

asam sulfat akan menghasilkan suatu aldehida dan air.

b. Oksidasi alkohol sekunder

Oksidasi alkohol sekunder dengan menggunakan natrium bikromat dan

asam sulfat akan menghasilkan suatu keton dan air.

c. Oksidasi alkohol tersier

Oksidasi alkohol tersier oleh oksigen akan menghasilkan campuran

asam karboksilat, keton, karbondiokaida dan air.

d. Reaksi dengan natrium

Alkohol bereaksi dengan logam natrium menghasilkan suatu alkoksida.

Hasil samping berupa gas hidrogen.

e. Reaksi dengan asam halida

Alkohol bereaksi dengan asam halida menghasilkan alkil halida dan air.

f. Esterifikasi

Alkohol bereaksi dengan asam karboksilat menghasilkan ester dan

produk samping berupa air. Reaksi yang terjadi merupakan reaksi  kesetimbangan

g. Dehidrasi alkohol

Dehidrasi alkohol dengan suatu asam sulfat akan menghasilkan alkena

dan air.

Pembuatan alkohol :

- Oksi mercurasi – demercurasi

- Hidroborasi – oksidasi

- Sintesis Grignard

- Hidrolisis alkil halida

Penggunaan alkohol :

Beberapa penggunaan senyawa alkohol dalam kehidupan sehari-hari

antara lain :

1) Pada umumnya alkohol digunakan sebagai pelarut.

2) Etanol dengan kadar 76% digunakan sebagai zat antiseptik.

Page 9: BAB I

3) Etanol juga banyak sebagai bahan pembuat plastik, bahan peledak,

kosmestik.

4) Campuran etanol dengan metanol digunakan sebagai bahan bakar yang

biasa dikenal dengan nama Spirtus.

5) Etanol banyak digunakan sebagai bahan dasar pembuatan minuman

keras.

6) Metanol banyak digunakan sebagai pelarut, antifreeze radiator mobil,

sintesis formaldehid, metilamina, metilklorida, metilsalisilat, dll

Pada umumnya obat kumur mengandung 5-25% alkohol. Alkohol

dimasukkan dalam obat kumur untuk beberapa kegunaan, antara lain sebagai

antiseptik, menstabilkan ramuan-ramuan aktif dalam obat kumur, memperpanjang

masa simpan dari obat kumur, mencegah pencemaran dari mikroorganisme, dan

melarutkan bahan-bahan pemberi rasa. Namun demikian, menurut Witt dkk

(2005), kandungan alkohol dalam obat kumur ini menyebabkan individu-individu

tertentu tidak dapat menggunakan obat kumur yang mengandung alkohol, seperti

anak-anak, ibu hamil/menyusui, pecandu alkohol, pasien-pasien yang

menggunakan metronidazole, pasien dengan xerostomia, dan penganut keyakinan

religius tertentu.

Wynder dkk (1983), menyatakan bahwa kandungan alkohol yang terdapat

dalam obat kumur juga dapat meningkatkan risiko kanker rongga mulut, terutama

bila digunakan pada pemakaian reguler. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Elmore dan Horwitz (1995), tentang penggunaan jangka panjang alkohol

yang terdapat dalam produk-produk sehari-hari untuk perawatan kesehatan rongga

mulut. Penggunaan tersebut telah diteliti dapat meningkatkan risiko kanker rongga

mulut dan kerongkongan.

Page 10: BAB I

BAB III

PEMBAHASAN

Sebagian besar obat kumur yang beredar di pasaran mengandung alkohol.

Kadar alkohol dalam obat kumur yang masih taraf normal dan masih bisa

ditoleran oleh rongga mulut 5-25%. Jika kadar sudah melebihi batas 25% ke atas

obat kumur tersebut termasuk dalam kategori bahaya. Bahaya yang dimaksud

akan terasa jika digunakan secara terus menurus. Dimana rongga mulut akan

mengalami gangguan salah satunya xerostomia. Mulut akan terasa kering dengan

ditandai berkurangnya aliran saliva.

Berdasarkan data telaah yang diterima penggunaan obat kumur beralkohol

awal gejalanya yang dirasakan bisa menyebabkan kulit mulut kering, terbakar dan

sakit. Kekeringan pada mulut menyebabkan fungsi pembersih dari saliva

berkurang, sehingga terjadi radang yang kronis dari selaput lendir yang disertai

keluhan mulut terasa seperti terbakar. Hal tersebut menunjukkan ciri dari

xerostomia.

Saliva sangat berguna dalam membantu pencernaan makanan karena

saliva mengandung enzim ptialin dan juga sebagai antibodi. Jika xerostomia mulai

menyerang rongga mulut produksi dari kelenjar saliva tidak akan maksimal,

sehingga fungsi dari penggunaan enzim ptialin menjadi tidak efektif.

Tidak hanya organ dalam tubuh kita yang bisa berakibat kanker. Rongga

mulut pun juga bisa mengalami kanker. Berdasarkan data yang diperoleh dari

Dental Journal of Australia diperoleh data setiap tahunnya sekitar 800 orang di

Australia didiagnosa kanker mulut. Rata-rata, sebagian dari mereka meninggal 5

tahun setelah didiagnosa kanker mulut tersebut.

Berdasarkan data riset kanker WHO (Globocan 2008), kanker mulut

merupakan jenis kanker yang paling banyak diderita pria di Asia Tenggara setelah

kanker paru-paru. Masih menurut riset Globocan, diperkirakan ada sekitar 5.000

kasus kanker mulut di Indonesia pada 2008 dengan jumlah kasus kematian

Page 11: BAB I

mencapai 2.143 orang. Angka kasusnya relatif cukup tinggi karena memang sulit

untuk mendeteksi perkembangan kanker mulut.

Eldridge dkk (1998) menyatakan bahwa orang-orang dengan mukositis,

pasien-pasien yang mengalami irradiasi kepala dan leher dan gangguan sistem

imunitas tidak disarankan menggunakan obat kumur yang mengandung alkohol.

Para ahli telah melaporkan dan kemudian dipublikasikan dalam Dental

Journal of Australia bahwa obat kumur yang mengandung alkohol memberi

kontribusi dalam peningkatan risiko perkembangan kanker rongga mulut.

Penelitian internasional telah memperlihatkan pada kebiasaan 3210 orang dan

dijumpai bahwa penggunaan obat kumur dengan kandungan alkohol sehari-hari

merupakan faktor risiko yang signifikan terhadap perkembangan kanker rongga

mulut. Penelitian ini tanpa memperhatikan pengguna obat kumur tersebut perokok

atau peminum alkohol.

Risiko perokok yang mengunakan obat kumur 9 kali lebih besar, demikian

juga halnya dengan peminum alkohol yang menggunakan obat kumur risiko yang

terjadi 5 kali lebih besar, dan pada pengguna obat kumur yang tidak perokok dan

peminum alkohol, peningkatan risiko terjadinya kanker adalah 4-5 kali. Tim

peneliti dari university of Sao Paulo mengatakan bahwa produk-produk obat

kumur berkontak langsung dengan mukosa rongga mulut sebanyak pecandu

minuman beralkohol, dan dapat menyebabkan agregasi kimia dari sel-sel.

Mekanisme alkohol dalam meningkatkan risiko kanker rongga mulut

adalah melalui etanol dalam obat kumur yang berperan sebagai zat karsinogen.

Zat karsinogen berpenetrasi dalam lapisan rongga mulut dengan demikian

kerusakan terjadi. Di samping itu asetaldehid yang merupakan racun dari alkohol,

dapat berakumulasi dalam rongga mulut ketika seseorang berkumur-kumur.

Karena hal tersebut di atas risiko kanker meningkat karena senyawa ini

merupakan penyebab kanker.

Kanker mulut dapat timbul di dalam mulut dengan tampilan dan bentuk

yang berbeda-beda. Terkadang berupa bercak putih ataupun merah, namun

Page 12: BAB I

biasanya yang paling umum timbul sebagai adalah sebagai luka (ulkus) yang tidak

terasa sakit dan tak kunjung sembuh.

Sedangkan alkohol berkadar 50% dampak resiko terhadap radang

tenggorokan dan faring hingga berakibat kanker.

Jika obat kumur yang tertelan bisa menyebabkan efek samping yang serius

yang membutuhkan perawatan kegawatdaruratan, beberapa produk obat kumur

mengandung alkohol yang bisa menyebabkan kematian bila terlalu banyak

tertelan oleh anak kecil.

Page 13: BAB I

BAB IV

PENUTUP

Rongga mulut merupakan tempat pertama kali makanan masuk. Rongga

mulut terdiri dari beberapa organ aksesoris dan kelenjar saliva. Organ aksesoris

itu terdiri atas gigi dan lidah. Apabila rongga mulut tidak dirawat dengan baik

akan terjadi gangguan yang tidak diinginkan. Cara paling sederhana untuk

merawatnya adalah dengan obat kumur agar sela-sela gigi yang tidak terjangkau

dapat dibersihkan oleh obat kumur untuk mengurangi perkembangan dari bakteri

sisa makanan dalam rongga mulut.

Obat kumur sebenarnya sangat efektif untuk membersihkan rongga mulut.

Mulai dari membantu menembus plak hingga membantu mengurangi bakteri yang

ada dalam mulut. Terdapat obat kumur yang kadar alkoholnya 5-26%. Jika kadar

sudah mencapai 26% atau bahkan melebihi kadar tersebut dapat berakibat

terjadinya xerostomia bahkan sampai mengakibatkan kanker mulut. Sedangkan

obat kumur yang memiliki kadar alkohol di atas 50% dapat menjalar ke organ

sistem pencernaan lainnya, seperti terjadinya peradangan pada faring dan

tenggorokan.