bab i

30
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Berdasarkan Pembukaan UUD 1945 termaktub tujuan bangsa Indonesia, yakni melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan pardamaian abadi dan kehidupan sosial. Untuk mencapai tujuan tersebut diselenggarakan program pembangunan nasional secara berkelanjutan, terencana dan terarah, termasuk di dalamnya pembangunan bidang kesehatan. Kebijakan pembangunan kesehatan telah ditetapkan beberapa program dan salah satu program yang mendukung bidang kesehatan ialah program upaya kesehatan masyarakat. Adapun tujuan program ini antara lain meningkatkan mutu kesehatan, mencegah terjadinya penyebaran penyakit menular, menurunkan angka kesakitan, kematian, yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pencegahan dan pengobatan penyakit menular seperti infeksi kecacingan, pemerintah dan masyarakat telah bersama- sama melaksanakan berbagai program pemberantasan infeksi kecacingan, terutama di sekolah dasar. Kegiatan tersebut meliputi penyuluhan kesehatan tentang sanitasi yang baik dan tepat guna, higiene keluarga dan higiene pribadi.

Upload: miftahul-husnah

Post on 03-Aug-2015

106 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Berdasarkan Pembukaan UUD 1945 termaktub tujuan bangsa Indonesia, yakni

melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk

memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan

ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan pardamaian abadi dan kehidupan sosial.

Untuk mencapai tujuan tersebut diselenggarakan program pembangunan nasional secara

berkelanjutan, terencana dan terarah, termasuk di dalamnya pembangunan bidang kesehatan.

Kebijakan pembangunan kesehatan telah ditetapkan beberapa program dan salah satu

program yang mendukung bidang kesehatan ialah program upaya kesehatan masyarakat.

Adapun tujuan program ini antara lain meningkatkan mutu kesehatan, mencegah terjadinya

penyebaran penyakit menular, menurunkan angka kesakitan, kematian, yang dilaksanakan

secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.

Pencegahan dan pengobatan penyakit menular seperti infeksi kecacingan, pemerintah

dan masyarakat telah bersama-sama melaksanakan berbagai program pemberantasan infeksi

kecacingan, terutama di sekolah dasar. Kegiatan tersebut meliputi penyuluhan kesehatan

tentang sanitasi yang baik dan tepat guna, higiene keluarga dan higiene pribadi.

Infestasi cacing pada manusia banyak dipengaruhi faktor perilaku, lingkungan tempat

tinggal dan manipulasi terhadap lingkungan. Penyakit kecacingan banyak ditemukan di

daerah dengan kelembaban tinggi dan terutama mengenai kelompok masyarakat dengan

personal higiene dan sanitasi lingkungan yang kurang baik.

Kerugian dan dampak akibat infeksi kecacingan tidak menyebabkan manusia mati

mendadak akan tetapi dapat mempengaruhi pemasukan, pencernaan, penyerapan dan

metabolisme makanan. Selain dapat menghambat perkembangan fisik, kecerdasan, mental,

prestasi, dapat menurunkan ketahanan tubuh sehingga mudah terkena penyakit lain.

Penyakit kecacingan yang ditularkan melalui tanah atau Soil Transmitted Helminths

yang sering dijumpai pada anak usia Sekolah Dasar yaitu Ascaris lumbricoides, Trichuris

trichiura dan Hookworm.

Page 2: BAB I

WHO tahun 2006, mengatakan bahwa kejadian penyakit kecacingan di dunia masih

tinggi yaitu 1 miliar orang terinfeksi cacing Ascaris lumbricoides, 795 juta orang terinfeksi

cacing Trichuris trichiura dan 740 juta orang terinfeksi cacing Hookworm.

Hasil survei kecacingan Sekolah Dasar di 27 Propinsi Indonesia menurut jenis cacing

tahun 2002–2006 didapatkan bahwa pada tahun 2002 prevalensi Ascaris lumbricoides

22,0%, Trichuris trichiura 19,9% dan Hookworm 2,4%. Tahun 2003 prevalensi Ascaris

lumbricoides 21,7%, Trichuris trichiura 21,0% dan Hookworm 0,6%. Tahun 2004

prevalensi Ascaris lumbricoides 16,1%, Trichuris trichiura 17,2% dan Hookworm 5,1%.

Tahun 2005 prevalensi Ascaris lumbricoides 12,5%, Trichuris trichiura 20,2% dan

Hookworm 1,6% dan pada tahun 2006 prevalensi Ascaris lumbricoides 17,8%, Trichuris

trichiura 24,2% dan Hookworm 1,0%.

Hasil survei dari Dinas Kesehatan Kota Mataram pada tahun 2010 didapatkan bahwa

dari 6.502 siswa SD yang diperiksaan didapatkan bahwa sebanyak 1.478 siswa positif

menderita kecacingan dimana Cacing Gelang menempati angka tertinggi yaitu 1000 siswa,

Cacing Cambuk sebanyak 442 dan Caacing tambang sebanyak 36 . Khususnya pada

Puskesmas Tanjung Karang memiliki angka yang lumayan banyak yaitu sebanyak 246 positif

menderita kecacingan. Pada wilayah puskesmas tanjung karang penderita kecacingan

didominasi oleh SDN 15 Ampenan yaitu sebanyak 60 siswa dari 202 siswa yang diperiksa

disekolah tersebut

1.2 PERUMUSAN MASALAH

Belum diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian kecacingan

pada anak Sekolah Dasar di SDN 15 ampenan

1.3 TUJUAN

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian kecacingan

pada anak Sekolah Dasar di SDN 15 ampenan

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui hubungan umur dengan kejadian kecacingan pada anak SD

SDN 15 ampenan.

Page 3: BAB I

2. Untuk mengetahui hubungan jenis kelamin dengan kejadian kecacingan pada

anak SDN 15 ampenan.

3. Untuk mengetahui hubungan kepemilikan jamban dengan kejadian kecacingan

pada anak SDN 15 ampenan

4. Untuk mengetahui hubungan tempat biasa pembuangan tinja dengan kejadian

kecacingan pada anak SDN 15 ampenan

A.

Page 4: BAB I

BAB II

A. Gambaran Umum Wilayah Puskesmas Tanjung karang

WILAYAH KERJA : 6 KELURAHAN (2 KECAMATAN)

JUMLAH PENDUDUK

PENDUDUK CAPAIAN 2010

PUSK K.JAY

A

TJK.PE

R

TJK AM.SE

L

T.SAR

I

BANJA

R

TOTAL 44.58

7

9283 8598 5306 11437 5875 6088

JAMKESMA

S

9.377

32,23

1.813

27,24

714

8,74

2048

79,4

4

2379

30,25

543

17,48

1.880

39,30

JAMKESMA

S

NTB

4997 716 37 2.16

7

1.081 484 512

1. Sumber Daya Kesehatan Ketenagaan

Jumlah tenaga pada lingkup puskesmas Tanjung Karang tahun 2010 adalah 60

orang yang terdiri dari 45 Tenaga PNS dan 15 Tenaga non medis. Dari jumlah 60

tenaga yang ada sebagian besar adalah PNS dan non PNS.

Page 5: BAB I

Khusus Tenaga non fungsional seperti Bendahara tahun ini Puskesmas

Tanjungn Karang masih dipegang oleh Tenaga fungsional.

No Jenis Tenaga *

PNS Non

PNS

WISN

Jumlah

1.Medik

- Dokter Umum 3 3 3

- Dokter Gigi 1 1 1

2. Sarjana Kesehatan

- S. Kep. Ners 1 1

- S. Kep 1 1

- D4 Kebidanan 2 2

- Sarjana Teknik Ling 1 1 2

- SKM

3. Paramedik Perawatan

- Akper 11 3 8 14

- SPK 2 1 3

- Akbid 4 3 7 7

Page 6: BAB I

No Jenis Tenaga *

PNS Non

PNS

WISN

Jumlah

- Bidan 2 2

- D3 Perawat Gigi 1 3 1

- SPRG 2 2

4.. Paramedik Non Perawatan

- AKL/APK 2 1 3 3

- AAK 3 2 3

- AKZI 1 4 1

- D3 Farmasi

- SPAG 1 2

- SPPH

- SMF/SAA 2 2 2

- Pekarya Kesehatan 1 1

5. Non Medik

- Sarjana (S1) 2 2

- Sarjana Muda (DIII) 1 1

Page 7: BAB I

No Jenis Tenaga *

PNS Non

PNS

WISN

Jumlah

- SMU 2 3 5

- SMP 1 1

- SD 1 1

Jumlah 45 15 60

Keterangan:

PNS : 45

Non PNS : 15

Struktur Organisasi Puskesmas

1. Kepala Puskesmas: Mempunyai tugas pokok dan fungsi: memimpin, mengawasi dan

mengkoordinir kegiatan Puskesmas yang dapat dilakukan dalam jabatan struktural dan

jabatan fungsional.

2. Kepala Urusan Tata Usaha: Mempunyai tugas pokok dan fungsi: di bidang

kepegawaian, keungan, perlengkapan dan surat menyurat serta pencatatan dan

pelaporan.

Page 8: BAB I

STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS TANJUNG KARANG

Kepala Puskesmas

Promkes

K. Sub bag TU

UKS Kesehatan mata

Poli lansiaKesehatan gigi dan mulut

Upaya pengembangan

Jafung :

- Dokter

- Dokter gigi

- Perawat

- Nutrisianist

- sanitarian

UKW VI

Pelayanan pengobatan

UKW V

P2M

giziKIAHS

Kesehatan jiwa

Page 9: BAB I

SARANA DAN PRASARANA PUSKESMAS

Sarana Pelayanan kesehatan lingkup Puskesmas Tanjung Karang selain

Puskesmas Induk, juga 2 Puskesmas pembantu yaitu PUSTU di Ampenan selatan dan

PUSTU Tanjung Karang di Perumnas. Dengan 1 buah POLINDES di Ampenan

selatan, dimana Bidan desanaya menetap. Namun ada pula 1 orang Bidan desa yang

tidak menetap di desa, yaitu Bidan Desa Tanjung Karang Permai.

Selain itu sebagai salah satu Puskesmas dalam lingkup Kota Mataram,

keberadaan alat dan bahan kesehatan relative lengkap dan sesuai dengan standar

pelayanan dan lebih memungkinkan pengembagan Puskesmas ke depannya.

B. BEBERAPA PROFIL TENTANG 6 KELURAHAN YANG MENJADI

CAKUPAN DARI PUSKESMAS TANJUNG KARANG

1. KELURAHAN BANJAR

a. Topografi

1. Bentang wilayah

Kelurahan Banjar merupakan kelurahan yang berada pada dataran rendah, dengan

jarak 0,5 meter diatas permukaan laut/ selat Lombok, ini mengingat kelurahan banjar

berbatasan dengan laut/ selat Lombok. Kelurahan banjar juga merupakan kelurahan yang

dibatasi oleh dua buah sungai besar, yaitu sungai jangkuk dan sungai gedur. Dimana

keduannya bermuara menuju selat Lombok. Sehingga selain jalur aliran sungai, kelurahan

Banjar juga merupakan daerah yang memiliki bantaran sungai

2. Potensi wilayah

Mata pencarian di daerah banjar pada usia kerja umumnya berstatus bekerja, atau

sekitar 19% dari penduduk elurahan banjar atau sekitar 37,11% dari usia kerja yaitu 22-59

tahun.akan tetapi sekitar 33.34% adalah belum/ tidak bekerja. Untuk potensi jasa kelurahan

banjar memiliki potensi pada Jasa lembaga keuangan, Industri kecil dan menengah, Jasa

pengangkutan, dan Jasa perdagangan

Page 10: BAB I

3. Kebersihan dan kesehatan dari kebersihan lingkungan dan kesehatan di lingkungan

Banjar sangatlah jauh dari cukup.

a. Kekalik jaya

Terlampir

b. Taman sari

Terlampir

c. Ampenan selatan

Terlampir

d. Tanjung karang permai

Terlampir

e. Tanjung karang

Terlampir

A.

Page 11: BAB I

BAB III

MASALAH KESEHATAN

A. PROFIL KESEHATAN MASYARAKAT

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Pelayanan UKM dan UKP di puskesmas

UKM :

Promotif

preventif

UKP :

Kuratif

Rehabilitative

YANKES

Pelayanan kesehatan Puskesmas tanjung karang memiliki beberapa program,

pertama mulai dari loket (pendaftaran) kemudian setelah dari loket tersebut

masuk ke BP (Balai Pengobatan) selanjutnya KIA apabila terdapat indikasi dari

sub bidang KIA atau Gigi apabila terdapat indikasi masalah Gigi

Page 12: BAB I

ALUR PELAYANAN PUSKESMAS

PASIEN

POLI KLINIKLOKET

PULANG

APOTIK

LABORATORIUM

POLI GIGI

POLI

Page 13: BAB I

a. Pelayanan diloket

1. Umum (membayar administrasi Rp.1500, apabila ada tindakan maka

dibayar sesuiai tindakan. Misalnya: penjahitan dll)

2. Jamkesmas

3. Jamkesmas NTB

4. Askes

5. Gratis (kader)

b. Laporan dari loket

1. Golongan umur

2. Jenis kelamin

3. Status (umum, jamkesmas, dll)

4. Jumlah kunjungan

5.

c. Laporan dari balai pengobatan

1. Penyakit terbanyak ISPA

2. Penyakit yang jarang Herpes, Campak, hordeolum

d. Laporan dari poli Gigi

Kasus terbanyak adalah Gingiva abses

PROGRAM P2M

A. Upaya Kesehatan Wajib & Promosi Kesehatan

Penyuluhan Kesehatan

1. Rumah Tangga/ Kelompok

2. Institusi Pendidikan

3. Institusi Sarana Kesehatan

4. Institusi TTU

5. Institusi Tempat Kerja

Bayi Mendapat ASI Eksklusif

POLI KB

Page 14: BAB I

Mendorong terbentuknya Upaya Kesehatan bersumber Masyarakat

(UKBM)

1. POsyandu Madya (Baru)

2. Posyandu Purnama/Mandiri

3. Desa Siaga aktif

Penyuluhan NAPZA

UPAYA PENCEGAHAN PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR

TB PARU

o Pengobatan TB Paru ( DOTS ) BTA Positif

o Pengobatan penderita TB. Paru ( DOTS ) BTA Negatif Rontegen Positif

o Angka kesembuhan

o TB Anak

o TB Kelenjar

KESEHATAN LINGKUNGAN

o Penyehatan Air

Inspeksi Sanitasi sarana Air Bersih

Pembinaan kelompok masyarakat/kelompok pemakai Air

Pengambilan sampel air

Kaporitisasi

o Hygiene dan Sanitasi Makanan dan Minuman

Inspeksi Sanitasi tempat pengolahan makanan

Pembinaan tempat pengelolaan makanan

o Penyehatan tempat Pembuangan sampah & limbah

Inspeksi sanitasi sarana pembuangan sampah dan limbah

o Penyehatan Lingkungan Pemukiman dan Jamban Keluarga

Pemeriksaan penyehatan lingkungan dan perumahan

Cakupan pemanfaatan jamban keluarga

o Pengawasan Sanitasi tempat-tempat umum

Inspeksi sanitasi tempat-tempat umum

Sanitasi tempat umum memenuhi syarat

Pengamanan Tempat Pengelolaan Peptisida

Inspeksi sanitasi tempat pengeolaan peptisida

Page 15: BAB I

Pembinaan tempat pengelolaan peptisida

o Pengendalian Vektor

Pengawasan tempat-tempat potensial perindukan Vektor di Pemukinan

penduduk dan sekitarnya

Pemberdayaan sasaran / kelompok/pokja potensial dalam upaya

pemberantasan tempat perindukan Vektor penyakit di Pemukiman

penduduk dan sekitarnya

Desa/lokasi potensial yang mendapat intervensi vector penyakit

menular

KUSTA

1. Penemuan tersangka penderita kusta

2. Pengobatan penderita kusta

3. Pemeriksaan kontak penderita

PELAYANAN IMUNISASI

1. Imunisasi DPT 1 pada Bayi

2. Drop Out DPT -3 campak

3. Imunisasi HB 1 < 7 hari

4. Imunisasi campak pada bayi

5. Imunisasi DT pada anak kelas 1 SD

6. Imunisasi TT pada anak SD kelas 2 dan 3

7. TT WUS

DIARE

1. Penemuan kasus diare di PKM dan Kader

2. Kasus Diare ditangani di PKM dan Kader dengan oral Rehidrasi

3. Kasus Diare ditangani dengan rehidrasi intravena

PROGRAM KIA

1. KB

PLKB, bidan desa (door to door)

Penyuluhan waktu ANC

Penyuluhan setelah melahirkan

2. Gizi

Pemberian vitamin A

PMT ibu hamil dan balita

Page 16: BAB I

Evaluasi apabila terdapat kasus bayi dibawah garis merah

Pemberian garam beryodium

Pekan penimbangan

Pemeriksaan status gizi dilihat dari jumlah balita

S = jumlah balita yang ada di posyandu

K= jumlah balita yang terdaftar dan punya KMS

N= jumlah balita yang berat badannya naik

T= jumlah balita yang berat badannya tidak naik

O= jumlah balita yang ditimbang bulan ini, dan ditimbang bulan lalu

B= jumlah balita yang pertama hadir di posyandu

D= jumlah balita yang ditimbang bulan ini, tidak ditimbang bulan lalu

3. KIA

Pengecekan malaria 4 kali selama kehamilan

Pemeriksaan golongan darah

Pemeriksaan Hb 2 kali selama kehamilan

Kelas ibu diadakan 3 kali pada usia kehamilan 2 minggu sampai 32

minggu

Senam hamil

4. PKM (penyuluhan kesehatan masyarakat)

Penyuluhan waktu ANC

Penyuluhan setelah melahirkan

Penyulihan kalau ada wabah

1. UPAYA PUSKESMAS

UPAYA KESEHATAN WAJIB :

1. upaya kesehatan ibu, anak & kb

2. upaya promosi kesehatan

3. upaya kesehatan lingkungan

4. upaya perbaikan gizi

5. upaya pencegahan, pemberantasan penyakit menular

6. upaya pengobatan dasar

UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN

Page 17: BAB I

1. Upaya kesehatan lansia

2. Rawat inap

3. Poned (kegawatdaruratan ibu dan bayi)

B. IDENTIFIKASI MASALAH

1INDIKATOR KESEHATAN

o BAYI

INDIKATOR 2009 CAPAIAN 2010

PUSK K.JAYA TJK.PER TJK AM.SEL T.SA

RI

BANJA

R

BAYI

MENINGGAL

11 3 2 0 0 0 0 1

BBLR 30 27 6 10 3 2 2 4

Kesimpulanya adalah bahwa jumlah bayi yang meninggal dan yang mengalami BBLR

pada tahun 2009 lebih banyak dari pada tahun 2010. ini membuktikan bahwa terjadi

Page 18: BAB I

peningkatan pelayanan mutu kesehatan pada 2010 sehingga terjadi penurunan angka

kematian bayi dan BBLR.

o IBU

INDIKATOR 2009 CAPAIAN 2010

PUSK K.JAYA TJK.PER TJK AM.SEL T.SARI BANJAR

IBU

MENINGGAL

2 0 0 0 0 0 0 0

Kesimpulanya adalah bahwa jumlah ibu yang meninggal pada tahun 2009 lebih banyak dari

pada tahun 2010. ini membuktikan bahwa terjadi peningkatan pelayanan mutu kesehatan

pada 2010 dimana angka kematian ibu adalah 0.

o 10 PENYAKIT TERBANYAK

NO NAMA PENYAKIT

1 NASOFARINGITIS AKUT (CC) J00

2 DIARE DAN GE YG DIDUGA BERASAL DARI INFEKSI A09

3 GASTRITIS DAN DUODENITIS K29

4 ABSES, FURUNKEL DAN KARBUNKEL KULIT L02

5 TONSILITIS AKUT J03

6 ARTHRITIS LAINNYA M13

7 CHRONIC APICAL PERIODONTITIS K04.5

Page 19: BAB I

8 HYPERTENSI ESENSIAL (PRIMER) I10

9 DERMATITIS ATOPIK L20

10 OPEN WOUND OF UNSPECIFIED BODY REGION T14.1

Kesimpulanya bahwa penyakit terbanyak pada tahun 2010 pada puskesmas tanjung karang

adalah nasofaringitis akut kemudian diare dan ge yg diduga berasal dari infeksi, gastritis dan

duodenitis , abses, furunkel dan karbunkel kulit , dst.

. Masalah Pelayanan Kesehatan

Tabel 1. Hasil Survei Kepuasan Pasienb di Puskesmas Tanjung Karang th. 2010

NO UPAYA KESEHATAN (%) pasien yg puas

1 P2M 90.64

2 HS 76.78

3 KIA 79.26

4 PROMKES 46.78

5 GIZI 80.28

6 PENGOBATAN 84.12

Page 20: BAB I

TINGKAT PENCAPAIAN (KLP III)

Kesimpulannya adalah bahwa upaya kesehatan yang dilakukan oleh puskesmas tanjung

karang sudah sangat bagus hampir pada semua jenis program kecuali pada promosi kesehatan

dimana hanya promosi kesehatan yang kurang hanya 46.78% yang disebabkan oleh berbagai

hal (SDM yang kurang , dana yang minimal atau dari masyarakatnya itu sendiri yang sulit

berpartisi untuk membentuk terjadinya peningkatan taraf keshatan pada lingkungan tersebut)

dengan tingkat pencapaian yaitu pada kelompok 3 (strata ke 3)

o Penilaian mutu

NO JENIS KEGIATAN NILAI

1 DROP OUT K1-K4 4

2 LINAKES 10

3 PENANGANAN KOMPL 10

4 TINGKAT KEPUASAN PASIEN 10

PENCAPAIAN 8.5 KLP II

Kesimpulannya adalah bahwa penilaian mutu yang dilakukan oleh puskesmas tanjung

karang sudah sangat bagus hampir pada semua jenis kegiatan kecuali pada DROP OUT K1-

K4 yang dikarenakan berkurangnya partisipasi masyarakat terhadap kesehatan pada

kehamilan ,dengan ini tindakan lebih lanjut yang harus kita lakukan adalah melakukan

promosi kesehatan.

Page 21: BAB I

MASALAH PADA PUSKESMAS TANJUNG KARANG

Dilihat dari masing-masing program upaya kesehatan wajib :

- Pada program KIA

Cakupan bumil resti / komplikasi yang ditangani oleh puskesmas mengalami

peningkatan drastic menjadi 75,2% yang pada tahun 2009 hanya sebesar 14,69%

dimana masih di bawah target SPM sebesar 80%, pelayanan nifas lengkap/ ibu dan

neonates mengalami penurunan menjadi 81,1% yang pada tahun 2009 mencapai

82,30% sehingga belum mencapai target SPM yaitu 90%.

- Pada program gizi

Cakupan jumlah pemberian vitamin A pada balita sebanyak 2 kali dalam

setahun masih di bawah target SPM (90%) yakni hanya sebesar 71,63%.Cakupan

pemberian tablet besi masih di bawah target SPM yaitu sebesar 80%

.

- Program lingkungan

Permasalahan pada jumlah sasaran air bersih pada wilayah kerja Puskesmas

Tanjung Karang masih di bawah target SPM yang mencapai 90%, dan cakupan rumah

sehat yang ada masih mengalami penurunan menjadi 71,4% dari 93,4% sehingga

masih dibawah target SPM sebesar 75%.

- Pada program promosi kesehatan

Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) masih menjadi permasalahan di

wilayahTanjung Karang masih di bawah target SPM sebesar 65%

- Pada program pencegahan dan pemberantasan penyakit menular (P2M)

Cakupan kesembuhan penderita BTA (+) hanya mencapai 83,33% dan masih di

bawah target SPM sebesar 90% sedangkan penderita pneumonia balita hanya

mencapai 69,48% sehingga masihberada di bawah target SPM sebesar 90%.

Page 22: BAB I

C. PRIORITAS MASALAH

Daftar Masalah Kesehatan

Frequency Beratnya masalah

Perhatian masyaakat

Sensitivitas thd upaya kesehatan masyarakat

Total

+ X R

Gastritis 6 5 5 6 22

1

Artritis 5 2 2 2 11

5

Hipertensi

4 3 6 5 18

2

Dermatitis Atopik

1 1 1 1 4 6

Penyakit lainnya:- DHF- Helment

hiasis

23

46

43

34

1316

43

Pohon faktor:

Page 23: BAB I
Page 24: BAB I

D. ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

Dari identifikasi dan analisis masalah diperoleh data sebgai berikut :

No MASALAH PENYEBAB MASALAH ALTERNATIF SOLUSI

Helminthiasis 1. Kurang tersedianya

sarana air bersih dan

jamban sehat

2. Rendahnya

pengetahuan ibu dan

anak tentang penyakit

cacingan

3. Kurangnya kesadaran

masyarakat tentang

perilaku hidup bersih

dan sehat (PHBS)

1. Penyuluhan PHBS

kepada siswa SD 15

ampenan.

2. Pembagian sabun dan

alat pemotong kuku.

3. Pembuatan sarana

jamban sehat.

4. Penyediaan sarana air

bersih.

Menggunakan kriteria matriks EVEKTIVITAS DAN EFISIENSI (memberi skor)

NoALTERNATIF

SOLUSI

EFEKTIVITAS EFISIENSIP= MxIxVC

RANKM I V C

1

2

3

4

Penyuluhan PHBS

kepada siswa SD

15 ampenan.

Pembagian sabun

dan alat pemotong

kuku.

Pembuatan sarana

jamban sehat.

Penyediaan sarana

air bersih.

4

3

4

3

4

3

4

4

4

3

4

4

3

5

5

5

21.33

5.4

12.8

9.6

1

4

2

3

SKOR = antara 1 sampai 4

Page 25: BAB I

Menyusun matriks kegitan

Dari kegiatan intervensi terpilih, disusun rincian langkah kegiatan

No. Kegiatan Tujuan Sasaran Metode Lokasi Waktu PJ

1 Penyuluhan

PHBS kepada

siswa SD 15

ampenan.

2 Pembagian

sabun dan alat

pemotong

kuku.