bab i
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Berdasarkan Pembukaan UUD 1945 termaktub tujuan bangsa Indonesia, yakni
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan pardamaian abadi dan kehidupan sosial.
Untuk mencapai tujuan tersebut diselenggarakan program pembangunan nasional secara
berkelanjutan, terencana dan terarah, termasuk di dalamnya pembangunan bidang kesehatan.
Kebijakan pembangunan kesehatan telah ditetapkan beberapa program dan salah satu
program yang mendukung bidang kesehatan ialah program upaya kesehatan masyarakat.
Adapun tujuan program ini antara lain meningkatkan mutu kesehatan, mencegah terjadinya
penyebaran penyakit menular, menurunkan angka kesakitan, kematian, yang dilaksanakan
secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.
Pencegahan dan pengobatan penyakit menular seperti infeksi kecacingan, pemerintah
dan masyarakat telah bersama-sama melaksanakan berbagai program pemberantasan infeksi
kecacingan, terutama di sekolah dasar. Kegiatan tersebut meliputi penyuluhan kesehatan
tentang sanitasi yang baik dan tepat guna, higiene keluarga dan higiene pribadi.
Infestasi cacing pada manusia banyak dipengaruhi faktor perilaku, lingkungan tempat
tinggal dan manipulasi terhadap lingkungan. Penyakit kecacingan banyak ditemukan di
daerah dengan kelembaban tinggi dan terutama mengenai kelompok masyarakat dengan
personal higiene dan sanitasi lingkungan yang kurang baik.
Kerugian dan dampak akibat infeksi kecacingan tidak menyebabkan manusia mati
mendadak akan tetapi dapat mempengaruhi pemasukan, pencernaan, penyerapan dan
metabolisme makanan. Selain dapat menghambat perkembangan fisik, kecerdasan, mental,
prestasi, dapat menurunkan ketahanan tubuh sehingga mudah terkena penyakit lain.
Penyakit kecacingan yang ditularkan melalui tanah atau Soil Transmitted Helminths
yang sering dijumpai pada anak usia Sekolah Dasar yaitu Ascaris lumbricoides, Trichuris
trichiura dan Hookworm.
WHO tahun 2006, mengatakan bahwa kejadian penyakit kecacingan di dunia masih
tinggi yaitu 1 miliar orang terinfeksi cacing Ascaris lumbricoides, 795 juta orang terinfeksi
cacing Trichuris trichiura dan 740 juta orang terinfeksi cacing Hookworm.
Hasil survei kecacingan Sekolah Dasar di 27 Propinsi Indonesia menurut jenis cacing
tahun 2002–2006 didapatkan bahwa pada tahun 2002 prevalensi Ascaris lumbricoides
22,0%, Trichuris trichiura 19,9% dan Hookworm 2,4%. Tahun 2003 prevalensi Ascaris
lumbricoides 21,7%, Trichuris trichiura 21,0% dan Hookworm 0,6%. Tahun 2004
prevalensi Ascaris lumbricoides 16,1%, Trichuris trichiura 17,2% dan Hookworm 5,1%.
Tahun 2005 prevalensi Ascaris lumbricoides 12,5%, Trichuris trichiura 20,2% dan
Hookworm 1,6% dan pada tahun 2006 prevalensi Ascaris lumbricoides 17,8%, Trichuris
trichiura 24,2% dan Hookworm 1,0%.
Hasil survei dari Dinas Kesehatan Kota Mataram pada tahun 2010 didapatkan bahwa
dari 6.502 siswa SD yang diperiksaan didapatkan bahwa sebanyak 1.478 siswa positif
menderita kecacingan dimana Cacing Gelang menempati angka tertinggi yaitu 1000 siswa,
Cacing Cambuk sebanyak 442 dan Caacing tambang sebanyak 36 . Khususnya pada
Puskesmas Tanjung Karang memiliki angka yang lumayan banyak yaitu sebanyak 246 positif
menderita kecacingan. Pada wilayah puskesmas tanjung karang penderita kecacingan
didominasi oleh SDN 15 Ampenan yaitu sebanyak 60 siswa dari 202 siswa yang diperiksa
disekolah tersebut
1.2 PERUMUSAN MASALAH
Belum diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian kecacingan
pada anak Sekolah Dasar di SDN 15 ampenan
1.3 TUJUAN
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian kecacingan
pada anak Sekolah Dasar di SDN 15 ampenan
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui hubungan umur dengan kejadian kecacingan pada anak SD
SDN 15 ampenan.
2. Untuk mengetahui hubungan jenis kelamin dengan kejadian kecacingan pada
anak SDN 15 ampenan.
3. Untuk mengetahui hubungan kepemilikan jamban dengan kejadian kecacingan
pada anak SDN 15 ampenan
4. Untuk mengetahui hubungan tempat biasa pembuangan tinja dengan kejadian
kecacingan pada anak SDN 15 ampenan
A.
BAB II
A. Gambaran Umum Wilayah Puskesmas Tanjung karang
WILAYAH KERJA : 6 KELURAHAN (2 KECAMATAN)
JUMLAH PENDUDUK
PENDUDUK CAPAIAN 2010
PUSK K.JAY
A
TJK.PE
R
TJK AM.SE
L
T.SAR
I
BANJA
R
TOTAL 44.58
7
9283 8598 5306 11437 5875 6088
JAMKESMA
S
9.377
32,23
1.813
27,24
714
8,74
2048
79,4
4
2379
30,25
543
17,48
1.880
39,30
JAMKESMA
S
NTB
4997 716 37 2.16
7
1.081 484 512
1. Sumber Daya Kesehatan Ketenagaan
Jumlah tenaga pada lingkup puskesmas Tanjung Karang tahun 2010 adalah 60
orang yang terdiri dari 45 Tenaga PNS dan 15 Tenaga non medis. Dari jumlah 60
tenaga yang ada sebagian besar adalah PNS dan non PNS.
Khusus Tenaga non fungsional seperti Bendahara tahun ini Puskesmas
Tanjungn Karang masih dipegang oleh Tenaga fungsional.
No Jenis Tenaga *
PNS Non
PNS
WISN
Jumlah
1.Medik
- Dokter Umum 3 3 3
- Dokter Gigi 1 1 1
2. Sarjana Kesehatan
- S. Kep. Ners 1 1
- S. Kep 1 1
- D4 Kebidanan 2 2
- Sarjana Teknik Ling 1 1 2
- SKM
3. Paramedik Perawatan
- Akper 11 3 8 14
- SPK 2 1 3
- Akbid 4 3 7 7
No Jenis Tenaga *
PNS Non
PNS
WISN
Jumlah
- Bidan 2 2
- D3 Perawat Gigi 1 3 1
- SPRG 2 2
4.. Paramedik Non Perawatan
- AKL/APK 2 1 3 3
- AAK 3 2 3
- AKZI 1 4 1
- D3 Farmasi
- SPAG 1 2
- SPPH
- SMF/SAA 2 2 2
- Pekarya Kesehatan 1 1
5. Non Medik
- Sarjana (S1) 2 2
- Sarjana Muda (DIII) 1 1
No Jenis Tenaga *
PNS Non
PNS
WISN
Jumlah
- SMU 2 3 5
- SMP 1 1
- SD 1 1
Jumlah 45 15 60
Keterangan:
PNS : 45
Non PNS : 15
Struktur Organisasi Puskesmas
1. Kepala Puskesmas: Mempunyai tugas pokok dan fungsi: memimpin, mengawasi dan
mengkoordinir kegiatan Puskesmas yang dapat dilakukan dalam jabatan struktural dan
jabatan fungsional.
2. Kepala Urusan Tata Usaha: Mempunyai tugas pokok dan fungsi: di bidang
kepegawaian, keungan, perlengkapan dan surat menyurat serta pencatatan dan
pelaporan.
STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS TANJUNG KARANG
Kepala Puskesmas
Promkes
K. Sub bag TU
UKS Kesehatan mata
Poli lansiaKesehatan gigi dan mulut
Upaya pengembangan
Jafung :
- Dokter
- Dokter gigi
- Perawat
- Nutrisianist
- sanitarian
UKW VI
Pelayanan pengobatan
UKW V
P2M
giziKIAHS
Kesehatan jiwa
SARANA DAN PRASARANA PUSKESMAS
Sarana Pelayanan kesehatan lingkup Puskesmas Tanjung Karang selain
Puskesmas Induk, juga 2 Puskesmas pembantu yaitu PUSTU di Ampenan selatan dan
PUSTU Tanjung Karang di Perumnas. Dengan 1 buah POLINDES di Ampenan
selatan, dimana Bidan desanaya menetap. Namun ada pula 1 orang Bidan desa yang
tidak menetap di desa, yaitu Bidan Desa Tanjung Karang Permai.
Selain itu sebagai salah satu Puskesmas dalam lingkup Kota Mataram,
keberadaan alat dan bahan kesehatan relative lengkap dan sesuai dengan standar
pelayanan dan lebih memungkinkan pengembagan Puskesmas ke depannya.
B. BEBERAPA PROFIL TENTANG 6 KELURAHAN YANG MENJADI
CAKUPAN DARI PUSKESMAS TANJUNG KARANG
1. KELURAHAN BANJAR
a. Topografi
1. Bentang wilayah
Kelurahan Banjar merupakan kelurahan yang berada pada dataran rendah, dengan
jarak 0,5 meter diatas permukaan laut/ selat Lombok, ini mengingat kelurahan banjar
berbatasan dengan laut/ selat Lombok. Kelurahan banjar juga merupakan kelurahan yang
dibatasi oleh dua buah sungai besar, yaitu sungai jangkuk dan sungai gedur. Dimana
keduannya bermuara menuju selat Lombok. Sehingga selain jalur aliran sungai, kelurahan
Banjar juga merupakan daerah yang memiliki bantaran sungai
2. Potensi wilayah
Mata pencarian di daerah banjar pada usia kerja umumnya berstatus bekerja, atau
sekitar 19% dari penduduk elurahan banjar atau sekitar 37,11% dari usia kerja yaitu 22-59
tahun.akan tetapi sekitar 33.34% adalah belum/ tidak bekerja. Untuk potensi jasa kelurahan
banjar memiliki potensi pada Jasa lembaga keuangan, Industri kecil dan menengah, Jasa
pengangkutan, dan Jasa perdagangan
3. Kebersihan dan kesehatan dari kebersihan lingkungan dan kesehatan di lingkungan
Banjar sangatlah jauh dari cukup.
a. Kekalik jaya
Terlampir
b. Taman sari
Terlampir
c. Ampenan selatan
Terlampir
d. Tanjung karang permai
Terlampir
e. Tanjung karang
Terlampir
A.
BAB III
MASALAH KESEHATAN
A. PROFIL KESEHATAN MASYARAKAT
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Pelayanan UKM dan UKP di puskesmas
UKM :
Promotif
preventif
UKP :
Kuratif
Rehabilitative
YANKES
Pelayanan kesehatan Puskesmas tanjung karang memiliki beberapa program,
pertama mulai dari loket (pendaftaran) kemudian setelah dari loket tersebut
masuk ke BP (Balai Pengobatan) selanjutnya KIA apabila terdapat indikasi dari
sub bidang KIA atau Gigi apabila terdapat indikasi masalah Gigi
ALUR PELAYANAN PUSKESMAS
PASIEN
POLI KLINIKLOKET
PULANG
APOTIK
LABORATORIUM
POLI GIGI
POLI
a. Pelayanan diloket
1. Umum (membayar administrasi Rp.1500, apabila ada tindakan maka
dibayar sesuiai tindakan. Misalnya: penjahitan dll)
2. Jamkesmas
3. Jamkesmas NTB
4. Askes
5. Gratis (kader)
b. Laporan dari loket
1. Golongan umur
2. Jenis kelamin
3. Status (umum, jamkesmas, dll)
4. Jumlah kunjungan
5.
c. Laporan dari balai pengobatan
1. Penyakit terbanyak ISPA
2. Penyakit yang jarang Herpes, Campak, hordeolum
d. Laporan dari poli Gigi
Kasus terbanyak adalah Gingiva abses
PROGRAM P2M
A. Upaya Kesehatan Wajib & Promosi Kesehatan
Penyuluhan Kesehatan
1. Rumah Tangga/ Kelompok
2. Institusi Pendidikan
3. Institusi Sarana Kesehatan
4. Institusi TTU
5. Institusi Tempat Kerja
Bayi Mendapat ASI Eksklusif
POLI KB
Mendorong terbentuknya Upaya Kesehatan bersumber Masyarakat
(UKBM)
1. POsyandu Madya (Baru)
2. Posyandu Purnama/Mandiri
3. Desa Siaga aktif
Penyuluhan NAPZA
UPAYA PENCEGAHAN PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR
TB PARU
o Pengobatan TB Paru ( DOTS ) BTA Positif
o Pengobatan penderita TB. Paru ( DOTS ) BTA Negatif Rontegen Positif
o Angka kesembuhan
o TB Anak
o TB Kelenjar
KESEHATAN LINGKUNGAN
o Penyehatan Air
Inspeksi Sanitasi sarana Air Bersih
Pembinaan kelompok masyarakat/kelompok pemakai Air
Pengambilan sampel air
Kaporitisasi
o Hygiene dan Sanitasi Makanan dan Minuman
Inspeksi Sanitasi tempat pengolahan makanan
Pembinaan tempat pengelolaan makanan
o Penyehatan tempat Pembuangan sampah & limbah
Inspeksi sanitasi sarana pembuangan sampah dan limbah
o Penyehatan Lingkungan Pemukiman dan Jamban Keluarga
Pemeriksaan penyehatan lingkungan dan perumahan
Cakupan pemanfaatan jamban keluarga
o Pengawasan Sanitasi tempat-tempat umum
Inspeksi sanitasi tempat-tempat umum
Sanitasi tempat umum memenuhi syarat
Pengamanan Tempat Pengelolaan Peptisida
Inspeksi sanitasi tempat pengeolaan peptisida
Pembinaan tempat pengelolaan peptisida
o Pengendalian Vektor
Pengawasan tempat-tempat potensial perindukan Vektor di Pemukinan
penduduk dan sekitarnya
Pemberdayaan sasaran / kelompok/pokja potensial dalam upaya
pemberantasan tempat perindukan Vektor penyakit di Pemukiman
penduduk dan sekitarnya
Desa/lokasi potensial yang mendapat intervensi vector penyakit
menular
KUSTA
1. Penemuan tersangka penderita kusta
2. Pengobatan penderita kusta
3. Pemeriksaan kontak penderita
PELAYANAN IMUNISASI
1. Imunisasi DPT 1 pada Bayi
2. Drop Out DPT -3 campak
3. Imunisasi HB 1 < 7 hari
4. Imunisasi campak pada bayi
5. Imunisasi DT pada anak kelas 1 SD
6. Imunisasi TT pada anak SD kelas 2 dan 3
7. TT WUS
DIARE
1. Penemuan kasus diare di PKM dan Kader
2. Kasus Diare ditangani di PKM dan Kader dengan oral Rehidrasi
3. Kasus Diare ditangani dengan rehidrasi intravena
PROGRAM KIA
1. KB
PLKB, bidan desa (door to door)
Penyuluhan waktu ANC
Penyuluhan setelah melahirkan
2. Gizi
Pemberian vitamin A
PMT ibu hamil dan balita
Evaluasi apabila terdapat kasus bayi dibawah garis merah
Pemberian garam beryodium
Pekan penimbangan
Pemeriksaan status gizi dilihat dari jumlah balita
S = jumlah balita yang ada di posyandu
K= jumlah balita yang terdaftar dan punya KMS
N= jumlah balita yang berat badannya naik
T= jumlah balita yang berat badannya tidak naik
O= jumlah balita yang ditimbang bulan ini, dan ditimbang bulan lalu
B= jumlah balita yang pertama hadir di posyandu
D= jumlah balita yang ditimbang bulan ini, tidak ditimbang bulan lalu
3. KIA
Pengecekan malaria 4 kali selama kehamilan
Pemeriksaan golongan darah
Pemeriksaan Hb 2 kali selama kehamilan
Kelas ibu diadakan 3 kali pada usia kehamilan 2 minggu sampai 32
minggu
Senam hamil
4. PKM (penyuluhan kesehatan masyarakat)
Penyuluhan waktu ANC
Penyuluhan setelah melahirkan
Penyulihan kalau ada wabah
1. UPAYA PUSKESMAS
UPAYA KESEHATAN WAJIB :
1. upaya kesehatan ibu, anak & kb
2. upaya promosi kesehatan
3. upaya kesehatan lingkungan
4. upaya perbaikan gizi
5. upaya pencegahan, pemberantasan penyakit menular
6. upaya pengobatan dasar
UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN
1. Upaya kesehatan lansia
2. Rawat inap
3. Poned (kegawatdaruratan ibu dan bayi)
B. IDENTIFIKASI MASALAH
1INDIKATOR KESEHATAN
o BAYI
INDIKATOR 2009 CAPAIAN 2010
PUSK K.JAYA TJK.PER TJK AM.SEL T.SA
RI
BANJA
R
BAYI
MENINGGAL
11 3 2 0 0 0 0 1
BBLR 30 27 6 10 3 2 2 4
Kesimpulanya adalah bahwa jumlah bayi yang meninggal dan yang mengalami BBLR
pada tahun 2009 lebih banyak dari pada tahun 2010. ini membuktikan bahwa terjadi
peningkatan pelayanan mutu kesehatan pada 2010 sehingga terjadi penurunan angka
kematian bayi dan BBLR.
o IBU
INDIKATOR 2009 CAPAIAN 2010
PUSK K.JAYA TJK.PER TJK AM.SEL T.SARI BANJAR
IBU
MENINGGAL
2 0 0 0 0 0 0 0
Kesimpulanya adalah bahwa jumlah ibu yang meninggal pada tahun 2009 lebih banyak dari
pada tahun 2010. ini membuktikan bahwa terjadi peningkatan pelayanan mutu kesehatan
pada 2010 dimana angka kematian ibu adalah 0.
o 10 PENYAKIT TERBANYAK
NO NAMA PENYAKIT
1 NASOFARINGITIS AKUT (CC) J00
2 DIARE DAN GE YG DIDUGA BERASAL DARI INFEKSI A09
3 GASTRITIS DAN DUODENITIS K29
4 ABSES, FURUNKEL DAN KARBUNKEL KULIT L02
5 TONSILITIS AKUT J03
6 ARTHRITIS LAINNYA M13
7 CHRONIC APICAL PERIODONTITIS K04.5
8 HYPERTENSI ESENSIAL (PRIMER) I10
9 DERMATITIS ATOPIK L20
10 OPEN WOUND OF UNSPECIFIED BODY REGION T14.1
Kesimpulanya bahwa penyakit terbanyak pada tahun 2010 pada puskesmas tanjung karang
adalah nasofaringitis akut kemudian diare dan ge yg diduga berasal dari infeksi, gastritis dan
duodenitis , abses, furunkel dan karbunkel kulit , dst.
. Masalah Pelayanan Kesehatan
Tabel 1. Hasil Survei Kepuasan Pasienb di Puskesmas Tanjung Karang th. 2010
NO UPAYA KESEHATAN (%) pasien yg puas
1 P2M 90.64
2 HS 76.78
3 KIA 79.26
4 PROMKES 46.78
5 GIZI 80.28
6 PENGOBATAN 84.12
TINGKAT PENCAPAIAN (KLP III)
Kesimpulannya adalah bahwa upaya kesehatan yang dilakukan oleh puskesmas tanjung
karang sudah sangat bagus hampir pada semua jenis program kecuali pada promosi kesehatan
dimana hanya promosi kesehatan yang kurang hanya 46.78% yang disebabkan oleh berbagai
hal (SDM yang kurang , dana yang minimal atau dari masyarakatnya itu sendiri yang sulit
berpartisi untuk membentuk terjadinya peningkatan taraf keshatan pada lingkungan tersebut)
dengan tingkat pencapaian yaitu pada kelompok 3 (strata ke 3)
o Penilaian mutu
NO JENIS KEGIATAN NILAI
1 DROP OUT K1-K4 4
2 LINAKES 10
3 PENANGANAN KOMPL 10
4 TINGKAT KEPUASAN PASIEN 10
PENCAPAIAN 8.5 KLP II
Kesimpulannya adalah bahwa penilaian mutu yang dilakukan oleh puskesmas tanjung
karang sudah sangat bagus hampir pada semua jenis kegiatan kecuali pada DROP OUT K1-
K4 yang dikarenakan berkurangnya partisipasi masyarakat terhadap kesehatan pada
kehamilan ,dengan ini tindakan lebih lanjut yang harus kita lakukan adalah melakukan
promosi kesehatan.
MASALAH PADA PUSKESMAS TANJUNG KARANG
Dilihat dari masing-masing program upaya kesehatan wajib :
- Pada program KIA
Cakupan bumil resti / komplikasi yang ditangani oleh puskesmas mengalami
peningkatan drastic menjadi 75,2% yang pada tahun 2009 hanya sebesar 14,69%
dimana masih di bawah target SPM sebesar 80%, pelayanan nifas lengkap/ ibu dan
neonates mengalami penurunan menjadi 81,1% yang pada tahun 2009 mencapai
82,30% sehingga belum mencapai target SPM yaitu 90%.
- Pada program gizi
Cakupan jumlah pemberian vitamin A pada balita sebanyak 2 kali dalam
setahun masih di bawah target SPM (90%) yakni hanya sebesar 71,63%.Cakupan
pemberian tablet besi masih di bawah target SPM yaitu sebesar 80%
.
- Program lingkungan
Permasalahan pada jumlah sasaran air bersih pada wilayah kerja Puskesmas
Tanjung Karang masih di bawah target SPM yang mencapai 90%, dan cakupan rumah
sehat yang ada masih mengalami penurunan menjadi 71,4% dari 93,4% sehingga
masih dibawah target SPM sebesar 75%.
- Pada program promosi kesehatan
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) masih menjadi permasalahan di
wilayahTanjung Karang masih di bawah target SPM sebesar 65%
- Pada program pencegahan dan pemberantasan penyakit menular (P2M)
Cakupan kesembuhan penderita BTA (+) hanya mencapai 83,33% dan masih di
bawah target SPM sebesar 90% sedangkan penderita pneumonia balita hanya
mencapai 69,48% sehingga masihberada di bawah target SPM sebesar 90%.
C. PRIORITAS MASALAH
Daftar Masalah Kesehatan
Frequency Beratnya masalah
Perhatian masyaakat
Sensitivitas thd upaya kesehatan masyarakat
Total
+ X R
Gastritis 6 5 5 6 22
1
Artritis 5 2 2 2 11
5
Hipertensi
4 3 6 5 18
2
Dermatitis Atopik
1 1 1 1 4 6
Penyakit lainnya:- DHF- Helment
hiasis
23
46
43
34
1316
43
Pohon faktor:
D. ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
Dari identifikasi dan analisis masalah diperoleh data sebgai berikut :
No MASALAH PENYEBAB MASALAH ALTERNATIF SOLUSI
Helminthiasis 1. Kurang tersedianya
sarana air bersih dan
jamban sehat
2. Rendahnya
pengetahuan ibu dan
anak tentang penyakit
cacingan
3. Kurangnya kesadaran
masyarakat tentang
perilaku hidup bersih
dan sehat (PHBS)
1. Penyuluhan PHBS
kepada siswa SD 15
ampenan.
2. Pembagian sabun dan
alat pemotong kuku.
3. Pembuatan sarana
jamban sehat.
4. Penyediaan sarana air
bersih.
Menggunakan kriteria matriks EVEKTIVITAS DAN EFISIENSI (memberi skor)
NoALTERNATIF
SOLUSI
EFEKTIVITAS EFISIENSIP= MxIxVC
RANKM I V C
1
2
3
4
Penyuluhan PHBS
kepada siswa SD
15 ampenan.
Pembagian sabun
dan alat pemotong
kuku.
Pembuatan sarana
jamban sehat.
Penyediaan sarana
air bersih.
4
3
4
3
4
3
4
4
4
3
4
4
3
5
5
5
21.33
5.4
12.8
9.6
1
4
2
3
SKOR = antara 1 sampai 4
Menyusun matriks kegitan
Dari kegiatan intervensi terpilih, disusun rincian langkah kegiatan
No. Kegiatan Tujuan Sasaran Metode Lokasi Waktu PJ
1 Penyuluhan
PHBS kepada
siswa SD 15
ampenan.
2 Pembagian
sabun dan alat
pemotong
kuku.