bab i

14
 1 | TEKNIK PENGOREK SIAN DAN PENSKORAN HASIL TES  BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Penilaian merupakan rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Penilaian dilakukan selama proses pembelajaran atau pada akhir pembelajaran. Fokus penilaian pendidikan adalah keberhasilan belajar peserta didik dalam mencapai standar kompetensi yang ditentukan. Pada tingkat mata pelajaran, kompetensi yang harus dicapai berupa Standar Kompetensi (SK) mata pelajaran yang selanjutnya dijabarkan dalam Kompetensi Dasar (KD). Untuk tingkat satuan pendidikan, kompetensi yang harus dicapai peserta didik adalah Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh kemampuan satuan pendidikan dalam mengelola proses pembelajaran. Penilaian merupakan bagian yang penting dalam pembelajaran. Dengan melakukan penilaian, pendidik sebagai pengelola kegiatan pembelajaran dapat mengetahui kemampuan yang dimiliki peserta didik, ketepatan metode mengajar yang digunakan, dan keberhasilan peserta didik dalam meraih kompetensi yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil penilaian, pendidik dapat mengambil keputusan secara tepat untuk menentukan langkah yang harus dilakukan selanjutnya. Hasil penilaian juga dapat memberikan motivasi kepada peserta didik untuk berprestasi lebih baik. 1  B. Rumusan Masalah Rumusan masalah yang dibahas dalam makalah ini antara lain : 1. Apakah pengertian dari skor dan nilai ? 2. Bagaimana teknik dalam pengolaha hasil tes ? 3. Bagaimana penentuan skor dan nilai berdasarkan acuan penilaian ? 4. Bagaimana pemberian skor tes pada domain afektif maupun psikomotor? 5. Apakah pengertian dan tujuan dari daya serap ? 1  http://oyayo.blogspot.com/2011/01/makalah-penskoran-dan-penilaian-scoring.html  

Upload: rusy-restiyani-rachman

Post on 22-Jul-2015

196 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

5/17/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55b08817c6b09 1/14

1 | T E K N I K P E N G O R E K S I A N D A N P E N S K O R A N H A S I L T E S  

BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar belakang

Penilaian merupakan rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan

menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara

sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam

pengambilan keputusan.

Penilaian dilakukan selama proses pembelajaran atau pada akhir pembelajaran.

Fokus penilaian pendidikan adalah keberhasilan belajar peserta didik dalam mencapai

standar kompetensi yang ditentukan. Pada tingkat mata pelajaran, kompetensi yang

harus dicapai berupa Standar Kompetensi (SK) mata pelajaran yang selanjutnya

dijabarkan dalam Kompetensi Dasar (KD). Untuk tingkat satuan pendidikan,

kompetensi yang harus dicapai peserta didik adalah Standar Kompetensi Lulusan

(SKL).

Kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh kemampuan satuan pendidikan dalam

mengelola proses pembelajaran. Penilaian merupakan bagian yang penting dalam

pembelajaran. Dengan melakukan penilaian, pendidik sebagai pengelola kegiatan

pembelajaran dapat mengetahui kemampuan yang dimiliki peserta didik, ketepatan

metode mengajar yang digunakan, dan keberhasilan peserta didik dalam meraih

kompetensi yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil penilaian, pendidik dapat

mengambil keputusan secara tepat untuk menentukan langkah yang harus dilakukan

selanjutnya. Hasil penilaian juga dapat memberikan motivasi kepada peserta didik untuk 

berprestasi lebih baik.1 

B.  Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang dibahas dalam makalah ini antara lain :

1.  Apakah pengertian dari skor dan nilai ?

2.  Bagaimana teknik dalam pengolaha hasil tes ?

3.  Bagaimana penentuan skor dan nilai berdasarkan acuan penilaian ?

4.  Bagaimana pemberian skor tes pada domain afektif maupun psikomotor?

5.  Apakah pengertian dan tujuan dari daya serap ?

1 http://oyayo.blogspot.com/2011/01/makalah-penskoran-dan-penilaian-scoring.html  

5/17/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55b08817c6b09 2/14

2 | T E K N I K P E N G O R E K S I A N D A N P E N S K O R A N H A S I L T E S  

C.  Tujuan Penyusunan Makalah

Adapun tujuan penyusunan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas kelompok 

mata kuliah Evaluasi Pembelajaran IPA-Biologi. Selain itu, penyusunan makalah ini

 juga bertujuan untuk menginformasikan kepada para guru ataupun calon guru mengenai

bagaimana cara pengoreksian dan penilaian hasil tes dalam proses pengajaran.

5/17/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55b08817c6b09 3/14

3 | T E K N I K P E N G O R E K S I A N D A N P E N S K O R A N H A S I L T E S  

BAB II

PEMBAHASAN

Pengoreksian dan Penilaian Hasil Tes

A.  Pengertian Skor dan Nilai

Bobot adalah bilangan atau angka yang dikenakan terhadap setiap butir soal yang

nilainya ditentukan berdasarkan usaha peserta tes dalam menyelesaikan soal itu. Tinggi

rendahnya usaha itu dipengaruhi oleh derajat kesukaran dan waktu yang diperlukan

untuk menjawab soal tersebut dengan benar. Jika derajat kesukaran suatu butir soal

makin tinggi, maka makin besar pula bobot untuk soal tersebut, karena memerlukan

usaha (kognitif) yang derajatnya lebih tinggi. Disamping itu memerlukan penyelesaian

soal tersebut lebih lama dari soal lainnya.2 

Bobot suatu butir soal disebut skor untuk butir soal tersebut. Skor untuk 

keseluruhan butir soal dari perangkat tes yang diperoleh seseorang disebut skor tes dari

orang tersebut. Skor ini disebut skor aktual, artinya skor kenyataan (empirik) atau skor

mentah yang diperoleh peserta tes. Jika seluruh soal dalam perangkat tes dapat dijawab

dengan benar sesuai harapan pembuat soal, skor untuk menyatakan kondisi ini disebut

skor maksimal ideal. Sebaliknya untuk kondisi tidak ada satupun benar disebut skor

minimal ideal. Dengan demikian skor adalah bilangan yang merupakan data mentah

dari hasil suatu evaluasi, belum diolah lebih lanjut. Jadi bersifat kuantitatif.

Skor merupakan data mentah yang tidak dapat diinterpretasikan bila ia masih

berdiri sendiri tanpa informasi lain yang relevan. Data mentah yang telah diolah lebih

lanjut dengan menggunakan aturan dan kriteria tertentu sehingga dapat diinterpretasikan

dinamakan nilai. Nilai ini bisa berupa bilangan kuantitatif atau berupa kualitatif.3 

Penggunaan simbol untuk menyatakan nilai-nilai itu ada yang dengan angka, seperti

angka dengan rentangan 0  –  10, 0  –  100, atau 0  – 4, dan ada pula yang menggunakan

huruf A, B, C, D, dan E.4 

2Ahmad sofyan dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, Hal. 115

3

 Ibid , Hal. 1164 http://oyayo.blogspot.com/2011/01/makalah-penskoran-dan-penilaian-scoring.html  

5/17/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55b08817c6b09 4/14

4 | T E K N I K P E N G O R E K S I A N D A N P E N S K O R A N H A S I L T E S  

B.  Teknik Pengolahan Hasil Tes

Banyak guru yang sudah mengumpulkan data hasil tes dari peserta didiknya,

tetapi tidak atau belum tahu bagaimana mengolahnya sehingga data tersebut menjadi

mubazir, data tanpa makna. Sebaliknya, jika hanya ada data yang relatif sedikit, tetapi

sudah mengetahui cara pengolahannya, maka data tersebut akan mempunyai makna. ³

Menurut Zainal Arifin (2006) dalam mengolah data hasil tes, ada empat

langkah pokok yang harus ditempuh. Pertama, menskor, yaitu memberi skor pada hasil

tes yang dapat dicapai oleh peserta didik. Untuk memperoleh skor mentah diperlukan

tiga jenis alat bantu, yaitu kunci jawaban, kunci skoring, dan pedoman konversi. Kedua,

mengubah skor mentah menjadi skor standar menjadi sesuai dengan norma tertentu.

Ketiga, mengkonversikan skor standar ke dalam nilai, baik berupa huruf atau angka.

Keempat, melakukan analisis soal (jika diperlukan) untuk mengetahui derajat validitas

dan reliabilitas soal, tingkat kesukaran soal (difficulty index), dan daya pembeda.5 

C.  Penentuan Skor dan Nilai Pada Domain Kognitif Berdasarkan Acuan Penilaian

(PAP dan PAN)

Dalam kaitan dengan memberi skor dan menilai terhadap hasil tes dapat dibedakan

atas dua macam berdasarkan jenis skor yang diperoleh dari masing-masing butir tes,

yaitu (1) memberi skor untuk tes berupa uraian, dan (2) memberi skor untuk tes objektif 

(pilihan ganda, benar-salah, menjodohkan, dan sejenisnya).6 

1.  Pemberian Skor untuk Tes Uraian

Untuk tes uraian setiap butir diberi skor dari 0 dampai dengan 10 tergantung dari

tingkat kebenaran jawabannya, yaitu diberi skor 10 jika jawabannya tepat sama dengan

pendapat pemberi soal, diberi skor 5 jika jawabannya setengah benar menurut pendapat

pemberi skor, diberi skor 0 jika jawabannya salah sama sekali, dan seterusnya. Skor

setiap peserta tes diperoleh dari jumlah skor semua item atau butir tes. Skor yang

diperoleh disini disebut skor mentah.

2.  Pemberian Skor untuk Tes Objektif 

Tes objektif seperti pilihan berganda, setiap butir tes hanya dapat dijawab benar

atau dijawab salah oleh peserta tes. Oleh karena itu maka setiap butir hanya mempunyai

skor 0 atau 1. Jika peserta tes menjawab benar diberi skor 1, dan jika siswa menjawab

5

Zaenal Arifin, Evaluasi pembelajaran, Hal. 2206Ahmad Sofyan dkk, Evaluasi pembeljaran IPA, Hal. 117

5/17/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55b08817c6b09 5/14

5 | T E K N I K P E N G O R E K S I A N D A N P E N S K O R A N H A S I L T E S  

salah diberi skor 0. skor setiap peserta tes diperoleh dari jumlah skor semua butir tes.

Skor yang diperoleh di sini juga masih skor mentah.

Pemberian skor untuk soal tipe obyektif menggunakan rumus-rumus seperti di

bawah ini:

a.  Rumus skor untuk soal bentuk B-S

(JB – JS) X b

Dengan:

S : Skor

JB : Jumlah jawaban benar

JS : Jumlah jawaban salah

b : Bobot

b.  Rumus skor untuk soal bentuk Pilihan Ganda (PG)

S = ( )  

Dengan n = banyaknya pilihan yang disediakan setiap butir

c. Rumus skor untuk soal bentuk menjodohkan

S = ( ) x b

Dengan n1 = banyaknya stem pada kolom sebelah kiri

n2 = banyaknya alternatif jawaban pada kolom sebelah kanan

d. Rumus skor untuk soal bentuk Isian

S = JB x b

5/17/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55b08817c6b09 6/14

6 | T E K N I K P E N G O R E K S I A N D A N P E N S K O R A N H A S I L T E S  

D.  Pemberian Skor Tes pada Domain Afektif 

Domain afektif ikut menentukan keberhasilan belajar peserta didik. Paling

tidak ada dua komponen dalam domain afektif yang penting untuk diukur, yaitu

sikap dan minat terhadap suatu pelajaran. Sikap peserta didik terhadap pelajaran

bisa positif bisa negatif atau netral. Tentu diharapkan sikap peserta didik terhadap

semua mata pelajaran positif sehingga akan timbul minat untuk belajar atau

mempelajarinya.7 

Peserta didik yang memiliki minat pada pelajaran tertentu bisa diharapkan

prestasi belajarnya akan meningkat secara optimal, bagi yang tidak berminat sulit

untuk meningkatkan prestasi belajarnya. Oleh karena itu, Anda memiliki tugas

untuk membangkitkan minat kemudian meningkatkan minat peserta didik terhadapmata pelajaran yang diampunya. Dengan demikian akan terjadi usaha yang sinergi

untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Langkah pembuatan instrumen

domain afektif termasuk sikap dan minat adalah sebagai berikut:

1)  Pilih ranah afektif yang akan dinilai, misalnya sikap atau minat.

2)  Tentukan indikator minat: misalnya kehadiran di kelas, banyak bertanya,

tepat waktu mengumpulkan tugas, catatan di buku rapi, dan sebagainya. Hal

ini selanjutnya ditanyakan pada peserta didik.

3)  Pilih tipe skala yang digunakan, misalnya Likert dengan 5 skala: sangat

berminat, berminat, sama saja, kurang berminat, dan tidak berminat.

4)  Telaah instrumen oleh sejawat.

5)  Perbaiki instrumen.

6)  Siapkan kuesioner atau inventori laporan diri.

7)  Skor inventori.

8)  Analisis hasil inventori skala minat dan skala sikap.

Contoh:

Instrumen untuk mengukur minat peserta didik yang telah berhasil dibuat

ada 10 butir. Jika rentangan yang dipakai adalah 1 sampai 5, maka skor

terendah seorang peserta didik adalah 10, yakni dari 10 x 1 dan skor

tertinggi sebesar 50, yakni dari 10 x 5. Dengan demikian, mediannya adalah

(10 + 50)/2 atau sebesar 30. jika dibagi menjadi 4 kategori, maka skala 10-

 7Endang Poerwanti dkk, Assesmen Pembelajaran di SD (Bahan ajar cetak) , Hal. 6-7

5/17/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55b08817c6b09 7/14

7 | T E K N I K P E N G O R E K S I A N D A N P E N S K O R A N H A S I L T E S  

20 termasuk tidak berminat, 21 sampai 30 kurang berminat, 31  –  40

berminat, dan skala 41  – 50 sangat berminat.

E.  Pemberian Skor Tes pada Domain Psikomotor 

Penyusunan Tes Psikomotor 

Tes untuk mengukur ranah psikomotor adalah tes untuk mengukur

penampilan atau kinerja (performance) yang telah dikuasai peserta didik. Tes

tersebut menurut Lunetta dkk. (1981) dalam Majid (2007) dapat berupa tes

paper and pencil, tes identifikasi, tes simulasi, dan tes unjuk kerja. Skala

penilaian cocok untuk menghadapi subjek yang jumlahnya sedikit. Perbuatan

yang diukur menggunakan alat ukur berupa skala penilaian terentang dari sangattidak sempurna sampai sangat sempurna. Jika dibuat skala 5, maka skala 1

paling tidak sempurna dan skala 5 paling sempurna. Misal dilakukan

pengukuran terhadap keterampilan peserta didik menggunakan thermometer

badan. Untuk itu dicari indikator-indikator apa saja yang menunjukkan peserta

didik terampil menggunakan thermometer tersebut, misal indikator-indikator

sebagai berikut:

1.  Cara mengeluarkan termometer dari tempatnya.

2.  Cara menurunkan posisi air raksa serendah-rendahnya.

3.  Cara memasang termometer pada tubuh orang yang diukur suhunya.

4.  Lama waktu pemasangan termometer pada tubuh orang yang diukur

suhunya.

5.  Cara mengambil termometer dari tubuh orang yang diukur suhunya.

6.  Cara membaca tinggi air raksa dalam pipa kapiler termometer.

Dari contoh cara pengukuran suhu badan menggunakan skala penilaian, ada

6 butir soal yang dipakai untuk mengukur kemampuan seorang peserta didik 

 jika untuk butir 1 peserta didik yang bersangkutan memperoleh skor 5 berarti

sempurna/benar, butir 2 memperoleh skor 4 berarti benar tetapi kurang

sempurna, butir 3 memperoleh skor 4 berarti juga benar tetapi kurang sempurna,

butir 4 memperoleh skor 3 berarti kurang benar, butir 5 memperoleh skor 3

berarti kurang benar, dan butir 6 juga memperoleh skor 3 berarti kurang benar,

maka total skor yang dicapai peserta didik tersebut adalah (5 + 4 + 4 + 3 + 3 +

3) atau 22. Seorang peserta didik yang gagal akan memperoleh skor 6, dan yang

5/17/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55b08817c6b09 8/14

8 | T E K N I K P E N G O R E K S I A N D A N P E N S K O R A N H A S I L T E S  

berhasil melakukan dengan sempurna memperoleh skor 30; maka median

skornya adalah (6 + 30)/2 = 18. Jika dibagi menjadi 4 kategori, maka yang

memperoleh skor 6  – 12 dinyatakan gagal, skor 13  – 18 berarti kurang berhasil,

skor 19  – 24 dinyatakan berhasil, dan skor 25  – 30 dinyatakan sangat berhasil.

Dengan demikian peserta didik dengan skor 21 dapat dinyatakan sudah berhasil

tetapi belum sempurna/belum sepenuhnya baik jika sifat keterampilannya

adalah absolut, maka setiap butir harus dicapai dengan sempurna (skala 5).

Dengan demikian hanya peserta didik yang memperoleh skor total 30 yang

dinyatakan berhasil dan dengan kategori sempurna.8 

Skor Komposit dan Nilai Akhir

Dalam kaitannya dengan penilain, terkadang skor harus diperoleh dari beberapa

kali pelaksanaan tes. Skor yang dipakai dalam kasus seperti ini adalah skor akhir. Jika

skor akhir diperoleh dari beberapa komponen, misalnya dari ujian formatif, kuis harian,

tugas rumah, dan ujian akhir, maka skor tunggal diperoleh dengan melakukan

penggabungan skor dari berbagai komponen disebut skor komposit. Skor komposit

merupakan ukuran yang lebih reliabel terhadap prestasi peserta tes daripada skor yang

diperoleh dari satu tes saja. Salah satu rumusan skor komposit misalnya adalah:

Skor komposit = ∑bz ∑b 

Dimana b = bobot komponen

z = skor- z pada setiap komponen

Pembobotan komponen ditentukan dengan melihat urgensi komponen yang

bersangkutan dalam program pengajaran. Apabila tugas praktikum, misalnya sangat

penting dalam penguasaan suatu pelajaran, maka skor pada tugas ini harus diberi bobot

lebih tinggi. Jika ujian formatif mencakup setengah dari keseluruhan materi pelajaran,

maka skor pada ujian tersebut perlu diberi bobot yang sama besar dengan ujian akhir.ˡ 

Contoh menentukan skor komposit:

Misalnya nilai akhir fisika diperoleh dari ujian teori dengan bobot 60% dan ujian

praktik laboratorium 40%. Ujian teori menggunakan tes pilihan ganda dengan jumlah

butir 50 sehingga skor mentah ujian teori adalah (0-50), sedang ujian praktikum diberi

8 Ibid, Hal 6-10

5/17/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55b08817c6b09 9/14

9 | T E K N I K P E N G O R E K S I A N D A N P E N S K O R A N H A S I L T E S  

skor mentah (0-10). Karena kedua skor tidak layak banding maka sebelum dibandingkan

kedua skor harus dibakukan dulu menjadi skor T, dengan rumus T = 50 + 10Z

Hasil ujian teori dan ujian praktikum 15 orang siswa adalah sebagai berikut (data fiktif).

No Sor Teori

(X1)

Skor Praktik (X2) T1 T2 Nilai Akhir

1 46 5 69,96 42,30 58,90

2 40 8 55,70 61,55 58,00

3 42 4 60,46 35,88 50,63

4 30 6 31,94 48,72 38,65

5 36 8 46,20 61,55 52,34

6 36 6 46,20 35,88 42,07

7 36 6 46,20 48,72 47,21

8 38 7 50,95 61,55 55,20

9 38 5 50,95 48,72 50,06

10 34 5 41,44 48,72 44,35

11 34 7 41,44 55,14 46,92

12 32 3 36,69 29,46 33,8013 40 9 55,70 67,97 60,61

14 38 7 50,95 55,14 52,63

15 44 7 62,21 55,14 61,18

Penyelesaian

X = 37,6 S1 = 4,208

Rumus : N =

 

X2 = 6,20 S2 = 1,558

 N  M  = 6(55,70) + 4(67,97) = 60,61

10

 N  N  = 6(50,95) + 4(55,14) = 52,63

10

5/17/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55b08817c6b09 10/14

10 | T E K N I K P E N G O R E K S I A N D A N P E N S K O R A N H A S I L T E S  

Nilai-nilai tersebut adalah nilai dalam bentuk skor T, nilai akhir harus disesuaikan

dengan rentangan nilai sesuai kebutuhan.

Penentuan nilai akhir ini dilakukan terutama pada saat gurur akan mengisi nilai

pada daftar nilai. Dalam bagian ini akan disajikan beberapa contoh rumus menentukan

nilai akhir.

a)  Penentuan nilai akhir dengan mempertimbangkan nilai tes formatif dan tes sumatif 

NA =

 

Keterangan:

NA : Nilai Akhir

F : Nilai tes formatif 

S : Nilai tes sumatif 

b)  Penentuan nilai akhir dengan mempertimbangkan nilai tugas, nilai formatif dan

nilai sumatif dengan bobot 2,3, dan 5.

NA =

 

Keterangan:

T : Nilai Tugas

F : Nilai tes Formatif 

S : Nilai tes Sumatif 

c)  Penentuan nilai akhir dengan mepertimbangkan nilai formatif, nilai formatif dan

nilai praktik dengan bobot 2,2, dan 1.

NA =   

Keterangan:

T : Nilai tes formatif 

F : Nilai tes sumatif 

P : Nilai tes praktek 

5/17/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55b08817c6b09 11/14

11 | T E K N I K P E N G O R E K S I A N D A N P E N S K O R A N H A S I L T E S  

F.  Daya Serap

Dengan menentukan daya serap peserta tes, dapat diketahui materi mana yang

telah dikuasai dan mana yang belum dikuasai. Dalam ruang lingkup yang lebih besar

dapat diketahui keberhasilan belajar dalam berbagai mata pelajaran. Hal ini berguna

sebagai feed back untuk perbaikan pengajaran yang akan dilaksanakan kemudian.ˡ 

Pengertian daya serap itu sendiri adalah sebagai prosentase penguasaan peserta tes

terhadap bahan pelajaran yang telah dipelajari atau materi yang telah disajikan. Ada

beberapa daya serap, diantaranya daya serap kompetensi dasar, daya serap mata

pelajaran, dan daya serap umum.9 

a)  Daya serap kompetensi dasar

Daya serap ditentukan dengan cara menghitung rata-rata prosentase jawaban benar dari

semua soal yang disajikan dalam kompetensi yang dituntut.

Tabel 4.1 Daya Serap Kompetensi A

Nomor Soal Prosentase

1 90%

2 85%

3 70%

4 45%

5 15%

Rata-rata 61%

Misalkan untuk soal yang berkenaan denagn kompetensi A, disajikan 5 butir soal

dengan prosentase jawaban benar seperti pada tabel di atas. Tampak pada tabel bahwa

daya serap kompetensi A adalah 61%. Artinya harus diberikan remedial sampai

memperoleh minimal 75%.

b)  Daya serap mata pelajaran

Daya serap mata pelajaran adalah rerata prosentase jawaban benar dari seluruh

kompetensi dalam mata pelajaran tertentu. Misalkan untuk kompetensi dasar berkenan

dengan kompetensi A, disajikan 6 indikator dengan daya serap sebagai berikut.

Tabel 4.2 Daya Serap Mata pelajaran

No Indikator kompetensi Daya serap

9Ahmad Sofyan dkk, Evaluasi pembelajaran IPA, Hal. 122

5/17/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55b08817c6b09 12/14

12 | T E K N I K P E N G O R E K S I A N D A N P E N S K O R A N H A S I L T E S  

1 Menjelaskan makhluk hidup 75%

2 Mengklasifikasikan hewan 85%

3 Mengklasifikasikan tumbuhan 82%

4 65%

5 67%

6 40%

Rata-rata 69%

Tampak pada tabel di atas bahwa daya serap mata pelajaran biologi adalah 69%.

Artinya bahwa pembelajaran belum tuntas, harus memberikan remedial pada

kompetensi dasar indikator yang belum dikuasai, sampai diperoleh hasil minimal 75%.

c)  Daya serap umum

Daya serap umum adalah rerata dari daya serap seluruh mata pelajaran. Tabel

berikut merupakan contoh daya serap umum.

Tabel 4.3 Daya Serap Keseluruhan (umum)

No Mata pelajaran Daya serap

1 Matematika 69%

2 Fisika 80%

3 Kimia 65%

4 Biologi 75%

5 Bahasa Inggris 87%

6 Bahasa Indonesia 62%

Rata-rata 73%

Tampak pada tabel tersebut bahwa daya serap seluruh mata pelajaran yang

diberikan dalam pembelajaran adalah 73%.

5/17/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55b08817c6b09 13/14

13 | T E K N I K P E N G O R E K S I A N D A N P E N S K O R A N H A S I L T E S  

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Dari makalah ini, dapat disimpulkan bahwa :

1.  Skor adalah bilangan yang merupakan data mentah dari hasil suatu evaluasi, belum

diolah lebih lanjut. 

2.  Ada empat tahap dalam teknik pengolahan hasil tes : menskor, mengubah skor mentah

menjadi skor standar standar, mengkonversikan skor standar ke dalam nilai, dan

menganalisis soal. 

3.  Dalam kaitan dengan memberi skor dan menilai terhadap hasil tes dapat dibedakan atas

dua macam berdasarkan jenis skor yang diperoleh dari masing-masing butir tes, yaitu

(1) memberi skor untuk tes berupa uraian, dan (2) memberi skor untuk tes objektif. 

4.  Apabila membuat penskoran dan pembobotan butir soal suatu tes, maka yang harus

diperhatikan adalah tingkatan dalam setiap domain (kognitif, afektif, dan,

psikomotor). 

5.  Pengertian daya serap itu sendiri adalah sebagai prosentase penguasaan peserta tes

terhadap bahan pelajaran yang telah dipelajari atau materi yang telah disajikan. 

5/17/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55b08817c6b09 14/14

14 | T E K N I K P E N G O R E K S I A N D A N P E N S K O R A N H A S I L T E S  

BAB IV

Daftar Pustaka

Arifin, Zaenal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

http://oyayo.blogspot.com/2011/01/makalah-penskoran-dan-penilaian-scoring.html  

Poerwanti, Endang. 2008. Assesmen Pembelajaran SD. Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan

Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

Sofyan, Ahmad, dkk. 2006 .  Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta: UIN

Jakarta Press.