bab i

44
 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keluarga merupakan unit pelayanan kesehatan yang terdepan dalam meningkatkan derajat kesehatan komunitas. Apabila setiap keluarga sehat akan tercipta komunitas yang sehat pula. Masalah kesehatan yang dialami oleh sebuah keluarga dapat mempengaruhi komunitas setempat bahkan dapat pula mempengaruhi komunitas global. Sebagai contoh apabila ada seorang anggota keluarga yang menderita penyakit demam berdarah, n yamuk sebagai vector penularan dan penyebab dapat menggigit anggota keluarga lain dan juga tetangga,dimana hal tersebut dapat mempengaruhi system keluarga dan juga komunitas tempat keluarga tersebut tinggal. Membangun Indonesa sehat seharusnya dimulai dengan membangun keluarga yang sehat sesuai dengan budaya keluarga ( Sudiharto,2007: 22). Peningkatan kesehatan yang dipusatkan pada peningkatan kesehatan keluarga dan kesehatan masyarakat tidak mungkin terwujud tanpa perbaikan dan peningkatan pelayanan kesejahteraan serta penanggulangan penyakit, untuk itu perawatan kesehatan keluarga pun dibutuhkan. Perawatan kesehatan keluarga adalah perawatan kesehatan yang ditujukan ke masyarakat atau keluarga sebagai unit atau kesatuan yang dirawat dengan sehat sebagai tujuannya dan melalui perawatan sebagai sarana. Keluarga dikatakan sebagai unit pelayanan karena masalah kesehatan keluarga saling berkaitan dan saling mempengaruhi antara sesama anggota keluarga dan akan mempengaruhi keluarga- keluarga sekitar atau masyarakat umum (Nasrul Effendi, 1989). Oleh karena itu, dalam melaksanakan asuhan keperawatan komunitas pada keluarga yang menjadi prioritas utama adalah keluarga dengan masalah kesehatan yang rentan (menular atau menjangkiti) anggota keluarga lainnya, seperti pada keluarga yang salah satu anggota keluarganya menderita penyakit TBC Paru. Tuberculosis paru adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis. Kuman ini berbentuk batang dan tahan asam dapat berupa organisme pathogen dan saprovit ( Sylvia,A.Price.2005: 825). Tanda dan gejala yang sering dijumpai atau dikeluhkan berupa batuk   batuk berle ndir atau tidak berle ndir lebih dari 3 minggu, keringat berlebihan pada malam hari,napsu makan berkurang,berat badan menurun,se rta kelelahan dan kelemahan.

Upload: dneeyy-rnesmee-cullen

Post on 19-Jul-2015

141 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

5/17/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55b07ac5a9d1c 1/44

 

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keluarga merupakan unit pelayanan kesehatan yang terdepan dalam meningkatkan

derajat kesehatan komunitas. Apabila setiap keluarga sehat akan tercipta komunitas yang

sehat pula. Masalah kesehatan yang dialami oleh sebuah keluarga dapat mempengaruhi

komunitas setempat bahkan dapat pula mempengaruhi komunitas global. Sebagai contoh

apabila ada seorang anggota keluarga yang menderita penyakit demam berdarah, nyamuk 

sebagai vector penularan dan penyebab dapat menggigit anggota keluarga lain dan juga

tetangga,dimana hal tersebut dapat mempengaruhi system keluarga dan juga komunitas

tempat keluarga tersebut tinggal. Membangun Indonesa sehat seharusnya dimulai dengan

membangun keluarga yang sehat sesuai dengan budaya keluarga ( Sudiharto,2007:

22). Peningkatan kesehatan yang dipusatkan pada peningkatan kesehatan keluarga dan

kesehatan masyarakat tidak mungkin terwujud tanpa perbaikan dan peningkatan

pelayanan kesejahteraan serta penanggulangan penyakit, untuk itu perawatan kesehatan

keluarga pun dibutuhkan. Perawatan kesehatan keluarga adalah perawatan kesehatan yangditujukan ke masyarakat atau keluarga sebagai unit atau kesatuan yang dirawat dengan

sehat sebagai tujuannya dan melalui perawatan sebagai sarana. Keluarga dikatakan

sebagai unit pelayanan karena masalah kesehatan keluarga saling berkaitan dan saling

mempengaruhi antara sesama anggota keluarga dan akan mempengaruhi keluarga-

keluarga sekitar atau masyarakat umum (Nasrul Effendi, 1989). Oleh karena itu, dalam

melaksanakan asuhan keperawatan komunitas pada keluarga yang menjadi prioritas

utama adalah keluarga dengan masalah kesehatan yang rentan (menular atau menjangkiti)

anggota keluarga lainnya, seperti pada keluarga yang salah satu anggota keluarganya

menderita penyakit TBC Paru.

Tuberculosis paru adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh

mycobacterium tuberculosis. Kuman ini berbentuk batang dan tahan asam dapat berupa

organisme pathogen dan saprovit ( Sylvia,A.Price.2005: 825). Tanda dan gejala yang

sering dijumpai atau dikeluhkan berupa batuk  – batuk berlendir atau tidak berlendir lebih

dari 3 minggu, keringat berlebihan pada malam hari,napsu makan berkurang,berat badan

menurun,serta kelelahan dan kelemahan.

5/17/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55b07ac5a9d1c 2/44

 

2

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1  Bagaimana konsep medis dari TBC ?

1.2.2  Bagaimana konsep asuhan keperawatan keluarga ?

1.2.3  Bagaimana proses keperawatan pada keluarga dengan salah satu anggotanya

mengalami TBC ?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah untuk memahami konsep proses

keperawatan keluarga dengan masalah TBC, sedangkan untuk tujuan khususnya adalah :

1.3.1  Untuk memahami tentang konsep medis TBC

1.3.2  Untuk memahami tentang konsep keperawatan keluarga

1.3.3  Untuk memahami tentang konsep keperawatan keluarga dengan TBC

1.4 Manfaat Penulisan

1.4.1  Bagi Mahasiswa 

Meningkatkan wawasan, pengetahuan serta sikap didalam memberikan

perawatan pada keluarga untuk memberikan pelayanan yang lebih baik dalam hal

perawatan kesehatan keluarga. 

1.4.2  Bagi Institusi Pendidikan 

Sebagai informasi lebih lanjut dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga

pada klien mengenai berbagai hal tentang kesehatan keluarga. 

5/17/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55b07ac5a9d1c 3/44

 

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Medis

2.1.1 Definisi

TBC adalah penyakit akibat infeksi kuman mycobakterium tuberkulosis dengan

lokasi terbanyak di paru yang biasanya merupakan lokasi infeksi primer(Arief 

 Mansjoer,2000).  

Tuberkulosis merupakan penyakit menular granulomarosa kronis yang disebabkan

oleh mycobakterium tuberkulosis. Pada umumnya menyerang paru tetapi dapat juga

mengenai semua organ atau jaringan dalam tubuh. Secara khas pusat dari granuloma

mengenai nekrosis kaseosa yang menimbulkan ” Tuberkel Lunak ”(Robins

Stanley,1995:161). 

Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang dapat

mempengaruhi semua jaringan tubuh tetapi paling umum terlokalisasi di paru  –  

paru(sloane,ethel,2003:277).  

Dari beberapa pengertian diatas penulis dapat menyimpulkan yang dimaksud dengan

TBC paru adalah infeksi penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri

mycobakterium tuberkulosis pada paru – paru.

2.1.2 Etiologi

Penyebab tuberculosis adalah Mycobacterium Tuberkulosis. Kuman Mycobacterium

Tuberkulosis adalah kuman berbentuk batang aerobik tahan asam yang tumbuh dengan

lambat dan sensitive terhadap panas dan sinar ultraviolet (Smelzer, 2001: 5584).

Sebagian besar kuman terdiri atas asam lemak (lipid). Lipid inilah yang membuat

kuman lebih tahan terhadap asam dan lebih tahan terhadap gangguan kimia dan fisik.

Kuman dapat tahan hidup pada udara kering maupun dalam keadaan dingin (dapat

tahan bertahun-tahun dalam lemari es). Hal ini terjadi karena kuman berada dalam sifat

dormant.Dari sifat dormant ini kuman dapat bangkit kembali dan menjadikan

tuberculosis aktif lagi (Bahar, 1999: 715).

5/17/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55b07ac5a9d1c 4/44

 

4

Sifat lain kuman ini adalah kuman aerob, sifat ini menunjukkan bahwa kuman lebih

menyenani jaringan yang lebih tinggi kandungan oksigennya.Dalam hal ini tekanan

oksigen pada bagian apikal paru-paru lebih tinggi daripada bagian lain, sehingga bagian

apikal inimerupakan tempat prediksi penyakit tuberculosis.

Kuman TBC menyebar melalui udara (batuk,tertawa dan bersin) dan melepaskan

droplet. Sinar matahari langsung dapat mematikan kuman, akan tetapi kuman dapat

hidup beberapa jam dalam suhu kamar (Dep Kes RI 2002).

2.1.3 Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala yang sering terjadi pada tuberkulosis adalah batuk yang tidak 

spesifik tetapi progresif. Biasanya tiga minggu atau lebih dan ada dahak. Selain tanda-

tanda tersebut diatas, penyakit TBC biasanya tidak tampak adanya tanda dan gejala

yang khas. Biasanya keluhan yang muncul adalah :

1.  Demam : terjadi lebih dari satu bulan, biasanya pada pagi hari.

2.  Batuk : terjadi karena adanya iritasi pada bronkus; batuk ini membuang / 

mengeluarkan produksi radang, dimulai dari batuk kering sampai batuk purulent (

menghasilkan sputum ).

3.  Sesak nafas : terjadi bila sudah lanjut dimana infiltrasi radang sampai setengah

paru.

4.  Nyeri dada : ini jarang ditemukan, nyeri timbul bila infiltrasi radang sampai ke

pleura sehingga menimbulkan pleuritis.

5.  Malaise : ditemukan berupa anoreksia, berat badan menurun, sakit kepala, nyeri

otot dan keringat di waktu di malam hari.

2.2 Konsep Keperawatan Keluarga

Asuhan keperawatan keluarga adalah proses yang komplek dengan menggunakan

pendekatan sistematis untuk bekerja sama dengan keluarga dan individu sebagai anggota

keluarga.

Tahapan dari proses keperawatan keluarga adalah sebagai berikut :

5/17/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55b07ac5a9d1c 5/44

 

5

1.  Pengkajian keluarga dan individu dalam keluarga

Pengkajian keluarga dilakukan dengan cara mengidentifikasi data demografi,

data sosial kultural, data lingkungan, struktus keluarga, fungsi keluarga, stres

dan koping yang digunakan keluarga, serta perkembangan kleuarga.

Sedangkan pengkajian terhadap individu sebagai anggota keluarga meliputi :

Pengkajjian fisik, mental, emosional, sosial dan spiritual.

2.  Perumusan diagnosis keperawatan.

3.  Penyusunan perencanaan.

4.  Pelaksanaan asuhan keperawatan

5.  Evaluasi

2.2.1  Tahap Pengkajian

Pengkajian adalah tahapan seorang perawat mengmpulkan informasi secara terus

 – menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya. Secara garis besar data dasar

yang dipergunakan mengkaji status keluarga adalah :

1.  Struktur dan karakteristik keluarga

2.  Sosial, ekonomi, dan budaya

3.  Faktor lingkungan

4.  Riwayat kesehatan dan medis dari setiap anggota keluarga

5.  Psikososial keluarga

Hal – hal yang perlu diakaji pada tahap ini adalah :

1.  Data umum

a.  Nama kepala keluarag, alamat dan telepon ( jika ada ), pekerjaan dan

pendidikan kepala keluarga, komposisi keluarga yang terdiri atas nama atau

inisial, jenis kelamin, tanggal lahir atau umur, hubungan dengan kepala

keluarga, status imunisasi dari masing – masing anggota keluarga.

b.  Tipe keluarga

Menjelaskan jenis tipe keluarga beserta kendala atau masalah yang terjadi

dengan jenis tipe keluarga tersebut.

c.  Suku bangsa atau latar belakang budaya ( etnik ), mengkaji asal suku bangsa

keluarga tersebut, serta mengidentifikasi budaya suku bangsa terkait dengan

kesehatan :

-  Latar belakang keluarga atau anggota keluaraga

-  Tempat tinggal keluarga

5/17/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55b07ac5a9d1c 6/44

 

6

-  Kegiatan – kegiatan sosial budaya, rekreasi, dan pendidikan

-  Kebiasaan – kebiasaan diet dan berbusana baik tradisional atau modern

-  Bahasa yang digunakan di dalam keluarga

-  Penggunaan jasa pelayanan kesehatan keluarga dan praktisi.

d.  Agama, mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang

dapat mempengaruhi kesehatan seperti :

-  Apakah ada anggota keluarga dan berbeda dalam keyakinan bergamanya

-  Bagaimana keterlibatan keluarga dalam kegiatan agama atau organisasi

keagamaan

-  Agama yang dianut oleh keluarga

-  Kepercayaan dan nilai  –  nilai keagamaan yang dianut dalam kehidupan

keluarga, terutama dalam hal kesehatan.

e.  Status sosial ekonomi keluarga, status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh

pendapatan, baik dari kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya.

Selain itu, status sosial keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan  – kebutuhan

yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang  –  barang yang dimiliki oleh

keluarga.

f.  Aktivitas rekreasi keluarga dan waktu luang, rekreasi keluarga tidak hanya

dilihat kapan keluarga pergi bersama  –  sama untuk mengunjungi tempat

rekreasi, namun dengan menonton TV dan mendengarkan radio juga

merupakan aktivitas rekreasi, selain itu perlu dikaji pula penggunaan waktu

luang atau senggang keluarga.

2.  Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

Tahap perkembangan keluarga adalah pengkajian keluarga berdasarkan tahap

kehidupan keluarga menurut Duvall, tahap perkembangan keluarga ditentukan

dengan anak tertua dari keluarga inti dan mengkaji sejauh mana keluarga

melaksanakan tugas tahapan perkembangan keluarga. Sedangkan riwayat keluarga

adalah mengkaji riwayat kesehatan keluarga inti dan riwayat kesehatan keluarga.

a.  Tahap perkembangan keluarga inti, ditentukan anak tertua dari keluarga inti

b.  Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi, menjelaskan

bagaimana tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta

kendalanya.

c.  Riwayat keluarga inti, menjelaskan riwayat kesehatan pada keluarga inti,

meliputi : riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing  – masing

5/17/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55b07ac5a9d1c 7/44

 

7

anggota dan sumber pelayanan yang digunakan keluarga seperti perceraian,

kematian, dan keluarga yang hilang.

d.  Riwayat keluarga sebelumnya, keluarga asal kedua orang tua, hubungan

masa silam dan saat denga orang tua dari kedua orang tua.

3.  Pengkajian Lingkungan

a.  Karakteristik lingkungan

-  Gambaran tipe tempat tinggal, apakah keluarga memiliki sendiri atau

menyewa rumah untuk tempat tinggal

-  Gambaran kondisi ruamh meliputi bagian interior dan eksterior. Interior

rumah meliputi jumlah kamar, dan tipe kamar, penggunaan kamar tersebut,

dan bagaimana kamar tersebut diatur, kondisi dan kecukupan perabot,

penerangan, ventilasi, lantai, tangga rumah, susunan dan kondisi bangunan

tempat tinggal.

-  Dapur, suplai air minum, penggunaan alat – alat masak 

-  Kamar mandi, sanitasi air, fasilitas toilet, ada tidaknya sabun dan handuk 

-  Kamar tidur , bagaimana pengaturan kamar tidur.

-  Kebersihan dan sanitasi rumah

-  Pengaturan privasi

b.  Karateristik lingkungan dan komunitas tempat tinggal

-  Tipe lingkungan tempat tinggal komunitas desa atau kota

-  Tipe tempat tinggal

-  Keadaan tempat tinggal dan jalan raya

-  Sanitasi jalan dirumah

-  Adakah jenis – jenis industri di lingkungan rumah

-  Karakteristik demografi dilingkungan komunitas tersebut

-  Kelas sosial dan karakteristik etnik penghuni

-  Lembaga palayanan kesahatan dan sosial

-  Pendidikan dilingkungan dan komunitas

-  Fasilitas – fasilitas rekreasi yang dimiliki dikomunitas tersebut

-  Fasilitas – fasilitas ekonomi

-  Transportasi umum

-  Kejadian tingkat kesehatan dilingkungan dan komunitas.

5/17/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55b07ac5a9d1c 8/44

 

8

c.  Mobilitas geografis keluarga

Mobilitas geografis keluarga yang ditentukan, lama keluarga tinggal

didaerah ini, atau apakah sering mempunyai kebiasaan berpindah  –  pindah

tempat tinggal

d.  Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Menjelaskan waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta

perkumpulan keluarga yang ada.

e.  Sistem pendukung keluarga meliputi :

-  Jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas yang dimiliki keluarga untuk 

menunjang kesehatan yang meliputi fasilitas fisik dan psikologis

-  Sumber dukungan diri anggota keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan

masyarakat setempat, lembaga pemerintahan, maupun swasta

-  Jaminan pemeliharaan kesehatan yang dimiliki keluarga

4.  Struktur keluarga

a.  Pola – pola komunikasi keluarga

Menjelaskan cara berkomunikasi antar anggota keluarga, termasuk 

pesan yang disampaikan, bahasa yang digunakan, komunikasi secara langsung

tau tidak langsung, pesan emmosional ( positif atau negatif ), frekuensi dan

kualitas komunikasi yang berlangsung.

b.  Struktur kekuatan keluarga

-  Keputusan dalam keluarga, siapa yang membuat, yang memutuskan dalam

penggunaan keuangan, pengambilan keputusan dalam pekerjaan atau

tempat tinggal, serta siapa yang memutuskan kegiatan dan kedisiplinan

anak  – anak 

-  Model kekuatan atau kekuasaan yang digunakan keluarga dalam membuat

keputusan

c.  Struktur peran, menjelaskan peran dari masing  –  masing anggota keluarga,

baik secara formal maupun informal

-  Peran formal, posisi dan peran formal pada setiap anggota keluarga (

bagiamana anggota melakukan peran masing  –  masing ) dan pakah ada

konflik peran dalam keluarga

-  Peran informal, adakah peran informal dalam keluarga, siapa yang

memainkan peran tersebut, berapakali dan bagaimana peran tersebut

dilaksanakan secara konsisten.

5/17/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55b07ac5a9d1c 9/44

 

9

-  Analisa model peran, siap ayang menjadi model dalam menjalankan peran

dikeluarga, apakah status sosial memengaruhi pembagian peran keluarga,

apakah budaya masyarakat, bagaimana agam mempengaruhi pembagian

peran keluarga, apakah peran yang dijalankan sesuai tahap

perkemabangannya, bagaimana masalh kesehatan memengaruhi peran

keluarga, adakah peran baru, bagaimana anggota keluarga menerima peran

baru, respon keluarga yang sakit terhadap perubahan peran atau

hilangnnya peran serta apakah ada konflik akibat perubahan peran.

d.  Struktur nilai atau norma keluarga

Menjelaskan mengenai nilai norma yang dianut keluarga dengan kelompok 

atau komunitas. Apakah sesuai dengan nilai norma yang dianut, seberapa

penting nilai yang dianut, apakah nilai yang dianut secara sadar atau tidak,

apakah konflik nilai yang menonjol dalam keluarga, bagaimana kelas sosial

keluarga, bagaimana latar belakang budaya yang mempengaruhi nilai  – nilai

keluarga, serta bagaimana nilai – niali keluarga memengaruhi status kesehatan

keluarga.

5.  Fungsi keluarga

a.  Fungsi afektif 

1.  Pola kebutuhan keluarga

Apakah anggota keluarga merasakan kebutuhan individu lain dalam

keluarga, Apakah orang tua mamou menggambarkan kebutuhan mereka,

bagaimana psikologis keluarganya, apakah setiap anggota keluarga

memiliki orang yang dipercaya dalam keluarga, Apakah dalam keluarga

saling menghormati satu sama lainnya, dan apakah setiap anggota keluarga

sensitive terhadap persoalan individu.

2.  Mengkaji gambaran diri anggota keluarga

Perasaan memiliki dan dimiliki keluarga, dukungan terhadap anggota

keluarga lainya, kehangatan pada keluarga, serta keluarga mengembangkan

sikap saling menghargai.

3.  Keterpisahan dan keterikatn

Bagaimana keluarga mengahadapi keterpisahan dengan anggota

keluarga lain, apakah keluarga merasa adanya keteikatan yang erat anatara

anggota keluarga satu dengan anggota keluarga lain.

5/17/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55b07ac5a9d1c 10/44

 

10

b.  Fungsi Sosialisasi

1.  Tanyakan, apakah ada otonomi setiap anggota keluarga.

2.  Apakah salingketergantungan,

3.  Siapa yang bertanggung jawab dalam membesarkan anak atau fungsi

sosialisasi.

4.  Adakah factor social budaya yang memengaruhi pola  – pola mebesarkan

anak.

5.  Apakah keluarga mempunyai masalah dalam mengasuh anak.

6.  Pakah lingkungan rumah cukup memadai bagi anak untuk bermain sesuai

dengan tahap perkembangannya.

7.  Apakah ada peralatan atau permainan anak yang cocok dengan usianya.

c.  Fungsi perawatan kesehatan

Sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian, dan perlindungan

tehadap anggota yang sakit. Pengetahuan keluarga mengenai konsep sehat sakit.

Kesanggupan keluarga melakukan pemenuhan tugas perawatan keluarga, di

antaranya adalah sebagai berikut.

Mengenal masalah kesehatan. Sejauh manakeluarga mengenal fakta  –  fakta

dari masalah kesehatan meliputi : pengertian, tanda dan gejala, penyebab, serta

yang memengaruhi persepsi keluarga terhadap masalah.

1.  Keyakinan, nilai, dan perilaku keuarga, meliputi L

2.  Nilai yang dianut terkait kesehatan.

3.  Apakah keluarga konsisten menerapkan nilai – nilai tersebut.

4.  Bagaimana perilaku semua anggota keluarga dalam mendukung

peningkatan kesehatan.

5.  Konsep dan pengetahuan keluarga tentang konsep sehat saki.

-  Bagaimana keluarga mendefinisikan sehat dan sakit bagi anggota

keluarga.

-  Kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi tanda dan gejala pada

anggota keluarga yang sakit.

-  Sumber  –  sumber informasi yang diperoleh keluarga dalam

kesehatan.

-  Masalah kesehatan yang dianggap serius dalam keluarga dan tindakan

apa yang di ambil.

5/17/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55b07ac5a9d1c 11/44

 

11

6.  Praktik diet keluarga

-  Pengetahuan keluarga tentang makan bergizi.

-  Riwayat pola makan keluarga.

- Bagaimana cara keluarga menyiapkan makanan, keluargamenyiapkan makan dengan digoreng, di rebus, di panggan, dimasak,

atau di sajikan mentah.

-  Jenis makan yang di konsumsi keluarga setiap hari dan cara

meyimpannya.

-  Bagaimana jadwal makan keluarga ( utama dan selingan )

-  Siapa anggota keluarga yang bertanggung jawab terhadap

perencanaan belanja, dan menyiapkan makan.

-  Kebiasaan tidur dan istirahat. Waktu tidur keluarga, kecukupan,

adakah kesulitan tidur, dan di mana tempat tidur keluarga.

7.  Latihan rekreasi

-  Apakah keluarga menyadari bahwa rekreasi dan olahraga secara aktif 

sangat diperlukan bagi kesehatan.

-  Jenis – jenis rekreasi dan aktivitas – aktivitas fisik anggota keluarga.

-  Keikutsertaan anggota keluarga dalam aktivitas olahraga atau

rekreasi.

Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehaan yan tepat. Sejauh

mana keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah,

bagaiman masalah dirasakan, menyerah terhadap masalah yang

dialami, takut akibat dari tindakan penyakit, mempunyai sikap

negative terhadap masalah kesehatan, dapatkah menjangkau fasilitas

kesehatan yang ada, kurang percaya terhadap tenaga kesehatan, sertamendapat informasi yang salah terhadap tindakan dalam mengatasi

masalah.

8.  Kebiasaan penggunaan obat – obatan dalam keluarga

-  Kebiasaan penggunaan alcohol, tembakau, atau kopi.

-  Kebiasaan keluarga menggunakan obat  –  obatan tanpa resep atau

dengan resep.

5/17/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55b07ac5a9d1c 12/44

 

12

-  Kebiasaan menyimpan obat  –  obatan dalam jangka waktu yang lama

dan menggunakan kembali.

-  Kebiasaan menyimpan obat dan member label.

9. 

Peran keluarga dalam praktik perwat diri-  Apa yang keluarga lakukan untuk memperbaiki status kesehatan.

-  Apa yang keluarga lakukan untuk mencegah sakit atau penyakit.

-  Siapa yang berperan mengambil keputusan dalam hal kesehatan

keluarga.

-  Pengetahuan keluarga tentang cara perawat pada anggota keluarga

yang sakit.

10.  Cara – cara pencegahan penyakit.

-  Pengetahuan keluarga tentang cara – cara pencegahan penyakit.

-  Kebiasaan keluarga dalam pemeriksaan kesehatan.

-  Status imunisasi keluarga pada bayi, balita, dan ibu hamil.

11.  Perasaan dan persepsi keluarga tentang pelayanan kesehatan

-  Perasaan keluarga terhadap jenis – jenis perawatan kesehatan.

-  Pengalaman masa lalu dengan pelayanan kesehatan.

-  Kepuasan dan kepercayaan keluarga terhadap pelayanan kesehatan.

Merawat anggota keluarga yang sakit. Sejauh mana keluarga mengetahui

keadaan penyakitnya, mengetahui sifat dan perkembangan perwatan yang di butuhkan:

mengetahui sumber  –  sumber yang ada dalam keluarga ( anggota keluarga yang

 bertanggung jawab, keuangan, fasilitas fisik, psikososial ) “ mengetahui keber adaan

fasilitas yang diperlukan untuk perawatan dan sikap keluarga terhadap yang sakit.

12.  Riwayat kesehatan keluarga

Tanyakan riwayat penyakit genetik dan penyakit keluarga pada masa

lalu dan masa sekarang seperti diabetes mellitus, penyakit jantung,

hipertensi, kanker, stroke, dan arthritis reumatis, penyakit gagal ginjal,

tiroid, asma, alergi, penyakit – penyakit darah, dan lain lain.

13.  Sumber keuangan.

Tanyakan bagaimana pola keluarga dalam pembayaran biaya

kesehatan dan asuransi kesehatan yang dimiliki oleh keluarga.

5/17/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55b07ac5a9d1c 13/44

 

13

Memelihara lingkungan rumah yang sehat, sejauh mana keluarga mengetahui

sumber  –  sember yang dimiliki, keuntungan atau manfaat pemeliharaan lingkunggan,

mengetahui pentingnya higine sanitasi dan kekompakan antar anggota keluarga pada

praktik lingkungan. Apakah saat ini keluarga terpapar oleh polusi udara, air, atau

kebisingan dari lingkungan tempat tinggalnya, apa yang dilakukan keluarga untuk 

mencegah penyakit, siapa orang yang berperan membuat keputusan terkait masalah

kesehatan kesehatan keluarga, serta bagaimana pengetahuan cara perwatan anggota

keluarga yang sakit.

Menggunakan fasilitas atau pelayanan kesehatan di masyarakat, apakah

keluarga mengetahui keberadaban fasilitas kesehatan, memahami keuntungan yang

diperoleh dari fasilitas kesehatan tersebut terjangkau oleh keluarga.

14. Pelayanan kesehatan darurat

-  Pengetahuan keluarga terkait tempat pelayanan kesehatan darurat

terdekat.

-  Pengetahuan keluarga cara memanggil ambulan atau pelayanan

kesehatan darurat.

-  Pengetahuan keluarga mengenai cara penanganan keadaan daruarat.

15.  Fasilitas transportasi keluarga untuk perwatan kesehatan

-  Bagaimana jarak fasilitas pelayanan kesehatan dari rumah.

-  Jenis alat transportasi apa yang digunakan keluarga untuk mencapai

fasilitas pelayanan kesehatan.

-  Masalah apa yang dihadapi keluarga dalam hubungannya antara

transportasi dengan tempatfasilitas pelayanan kesehatan.

d  Fungsi reproduksi

Mengkaji berapa jumlah anak, merencakan jumlah anggota keluarga, serta

metode apa yang digunakan keluarga dalam mengendalikan jumlah anggota

keluarga.

e  Fungsi ekonomi

Mengkaji sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan

papan. Bagaimana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat guna

meningkatkan status kesehatan keluarga.

5/17/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55b07ac5a9d1c 14/44

 

14

6.  Stress dan koping keluarga

a  Stressor jangka pendek, yaitu stressor yang di alami keluarga yang

memerlukan penyelesaian dalam waktu +/- 6 bulan.

b  Stressor jangka panjang, yaitu stressor yang saat ini dialami yang

memerlukan penyelesaian lebih dari 6 bulan.

c  Kemampuan keluarga berespons terhadap situasi atau stressor, mengkaji

sejauh mana keluarga berespons terhadap situasi atau stressor.

d  Strategi koping yang digunakan, strategi kopng apa yang dgunakan

keluarga bila menghadapi permasalah.

e  Strategi adaptasi disfungsional, menjelaskan adaptasi disfungsional yang

digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.

7.  Pemeriksaan fisik 

Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang

digunakan pada pemeriksaan ini tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di

klinik.

8.  Harapan keluarga.

Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap

petugas kesehatan yang ada.

2.2.2  Perumusan Diagnosis Keperawatan Keluarga

Diagnosis keperawatan adalah keputusan klinis mengenai individu, keluarga,

atau masyarakat yang diperoleh melalui suatu proses pengumpulan data dan analisis

data secara cermat, memberikan dasar untuk menetapkan tindakan – tindakan di mana

perawat bertanggung jawab untuk melaksanakannya. Diagnosis keperawatan

keluarga, lingkungan keluarga, struktur keluarga, fungsi - fungsi keluarga, koping

keluarga, baik yang bersifat actual, risiko, maupun sejahtera dimana perwat memilki

kewenangan dan tanggung jawab untuk melakukan tindakan keperwatan bersama  –  

sama dengan keluarga, berdasarkan kemampuan, dan sumber daya keluarga.

Diagnosis keperawatn keluarga dirumuskan berdasarkan data yang didapatkan

pada pengkajian komponen diagnosis keperawatan meliputi  problem atau masalah,

etiologi atau penyebab, dan sign atau tanda yang selanjunya dikenal dengan PES.

1.  Problem atau masalah ( P )

2.  Etiology atau penyebab ( E )

3.  Sign atau tanda ( S )

5/17/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55b07ac5a9d1c 15/44

 

15

Tipologi dari diagnosis keperwatan.

1.  Diagnosis actual ( terjadi deficit atau gangguan kesehatan )

Dari hasil pengkajian di dapatkan data mengenzi tanda gejala dari gangguan

kesehatan dimana masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga memerlukan

bantuan untuk segera ditangani dengan cepat.pada diagnosis keperawatan actual,

factor yang berhubungan merupakan etiologi atau factor penunjang lain yang telah

mempengaruhi perubahan status kesehatan , sedangkan factor tersebut dapat

dikelompokkan kedalam empat kategori :

a.  Patofisiologi (biologi atau psikologi)

b.  Tindakan yang berhubungan

c.  Situasional (lingkungan , personal)

d.  Maturasional

Secara umum factor  –  factor yang berhubungan atau etiologi dari diagnosis

keperawatan keluarga adalah adanya,

a.  Ketidak tahuan (kurangnya pengetahuan , pemahaman ,dan kesalahan

presepsi)

b. 

Ketidak mauan (sikap dan motivasi)c.  Ketidak mampuan (kurangnya keterampilan terhadap suatu prosedur atau

tindakan ,kurangnya sumber daya keluarga, baik financial,system

pendukung,lingkungan, fisik, psikologis).

2.  Diagnosis risiko tinggi (ancaman kesehatan)

Sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan , tetapi tanda

tersebut dapat menjadi masalah actual apabila tidak segera mendapatkan bantuan

pemecahan dari tim kesehatan atau keperawatan . factor- factor risiko untuk 

diagnosis risiko dan risiko tinggi memperlihatkan keadaan dimana kerentanan

meningkat terhadap klien atau kelompok factor ini membedakan klien atau

kelompok risiko tinggi dari yang lainnya pada populasi yang sama yang

mempunyai risiko.

3.  Diagnosis potensial (keadaan sejahtera atau wellnes)

Suatu keadaan jika keluarga dalam keadaan sejahtera , kesehatan keluarga

dapt ditingkatkan diagnosis keperawatan sejahtera tidak mencakup factor-faktor

yang berhubunhan . perawat dapat memperkirakan kemampuan atau potensi

5/17/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55b07ac5a9d1c 16/44

 

16

keluarga dapat ditingkatkan kearah yang lebih baik.daftar diagnosis keperawatan

keluarga berdasarkan NANDA tahun 1995 adalah sebagai berikut :

a.  Diagnosis keperawatan keluarga pada masalah lingkungan

  Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah (higieine lingkungan)

  Resiko terhadap cidera

  Resiko terjadi infeksi (penularan penyakit)

b.  Diagnosis keperawatan keluarga pada masalah struktur komunikasi

.komunikasi keluarga disfungsional

c.  Diagnosis keperawatan keluarga pada masalah struktur peran

  Berduka dan antisipasi

  Berduka disfungsional

  Isolasi social

  Perubahan dalam proses keluarga (dampak adanya orang yang sakit

terhadap keluarga)

  Potensial peningkatan menjadi orang tua

  Perubahan menjadi oaring tua (krisis menjadi orang tua)

  Perubahan penampilan peran

  Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah

  Gangguan citra tubuh

d.  Diagnosis keperawatan keluarga pada masalah fungsi efektif 

  Perubahan proses keluarga

  Perubahan menjadi orang tua

  Potensial peningkatan menjadi orang tua

  Berduka yang diantisipasi

  Koping keluarga tidak efektif , ketidakmampuan

  Resiko terhadap tindakan kekerasan

e.  Diagnosis keperawatan keluarga pada masalah fungsi social

  Parubahan proses keluarga

  Perilaku mencari bantuan kesehatan

  Konflik peran orangtua

  Potensial peningkatan menjadi orangtua

  Perubahan pertumbuhan dan perkembangan

  Perubahan pemeliharaan kesehatan

  Kurang pengetahuan

5/17/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55b07ac5a9d1c 17/44

 

17

  Isolasi social

  Kerusakan interaksi social

  Resiko terhadap tindakan kekerasan

  Ketidak patuhan

  Gangguan identitas diri

f.  Diagnosis keperawatan keluarga pada masalah fungsi perawatan kesehatan

  Perubahan pemeliharaan kesehatan

  Potensial peningkatan pemeliharaan kesehatan

  Perilaku mencari pertolongan kesehatan

  Ketidakefektifan penatalaksanaan antara terapeutik atau pengobatan

keluarga

  Resiko terhadap penularan penyakit

g.  Diagnosis keperawatan keluarga pada masalah koping

  Potensi peningkatan koping keluarga

  Koping keluarga tidak efektif, menurun

  Koping keluarga tidak efektif , ketidakmampuan,resiko terhadap

tindakan kekerasan

Setelah data dianalisis kemungkinan perawat menemukan lebih dari satumasalah , mengingat keterbatasan kondisi dan sumberdaya yang dimiliki oleh

keluarga maupun perawat, maka masalah masalah tersebut tidak dapat ditangani

sekaligus,oleh karena itu perawat kesehatan masyarakat dapat menyusun prioritas

masalah kesehatan keluarga .

No Kriteria Skor Bobot

1.  Sifat masalah 1

  Tidak/ kurang sehat

  Ancaman kesehatan

  Krisis atau keadaan sejahtera

3

2

1

2.  Kemungkinan masalah dapat diubah 2

  Dengan mudah

  Hanya sebagian

  Tidak dapat

2

1

0

3.  Potensial masalah untuk dicegah 1

5/17/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55b07ac5a9d1c 18/44

 

18

  Tinggi

  Cukup

  Rendah

3

2

1

4.  Menonjolnya masalah 1

  Masalah berat, harus segera ditangani

  Ada masalah, tetapi tidak perlu segera

ditangani

  Masalah tidak dirasakan

2

1

0

Proses scoring dilakukan untuk setiap diagnosis keperawatan dengan cara berikut ini.

1.  Tentukan skor untuk setiap kriteria yang telah dibuat

2.  Selanjutnya skor dibagi dengan angka tertinggi yang dikalikan dengan bobot.

Skor

x bobot

Angka tertinggi

3.  Jumlahkanlah skor untuk semua kriteria, skor tertinggi adalah 5, sama dengan

seluruh bobot.

  Empat kriteria yang dapat mempengaruhi penentuan prioritas masalah adalah :

1.  Sifat masalah

Sifat masalah kesehatan dapat dikelompkkan kedalam tidak atau kurang sehat

diberikan bobot yang lebih tinggi karena masalah tersebut memerlukan tindakan

yang segera dan biasanya masalahnya dirasakan atau disadari oleh keluarga. Krisis

atau keadaan sejahtera diberikan bobot yang paling sedikit atau rendah karena

factor kebudayaan biasanya dapat memberikan dukungan bagi keluarga untuk 

mengatasi masalahnya dengan baik.

2.  Kemungkinan masalah dapat diubah

Adalah kemungkinan berhasilnya mengurangi atau mencegah masalah jika ada

tindakan (intervensi). Factor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan

skor kemungkinan masalah dapat diperbaiki adalah :

5/17/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55b07ac5a9d1c 19/44

 

19

a.  Pengetahuan dan teknologi serta tindakan yang dapat dilakukan untuk 

menangani masalah

b.  Sumber  –  sumber yang ada pada keluarga, baik dalam bentuk fisik,

keuangan, atau tenaga.

c.  Sumber-sumber dari keperawatan, misalnya dalam bentuk pengetahuan,

keterampilan dan waktu

d.  Sumber-sumber dimasyarakat, misalnya dalam bentuk fasilitas kesehatan,

organisasi masyarakat dan dukungan social masyaraka

3.  Potensi masalah bila dicegah

Menyangkut sifat dan beratnya masalah yang akan timbul dapat dikurangi atau

dicegah. Factor-faktor yang perliu diperhatikan dalam menentukan skor kriteria

potensi masalah bisa dicegah adalah sebagai berikut :

a.  Kepelikan dari masalah

Berkaitan dengan beratnya penyakit atau masalah, prognosis penyakit

atau kemungkinan mengubah masalah. Umumnya makin berat masalah

tersebut makin sedikit kemungkinan untuk mengubah atau mencegah

sehingga makin kecil potensi masalah yang akan timbul.

b.  Lamanya masalah

Hal ini berkaitan dengan jangka waktu terjadinya masalah tersebut.

Bjasanya lamanya masalah mempunyai dukungan langsung dengan potensi

masalah bila dicegah.

c.  Adanya kelompok resiko tinggi atau kelompok yang peka atau rawan

Adanya kelompok tersebut pada keluarga akan menambah potensi

masalah bila dicegah.

4.  Menonjolnya masalah

Merupakan cara keluarga melihat dan menilai masalah mengenai beratnya

masalah serta mendesaknya masalah untuk diatasai. Hal yang perlu diperhatikan

dalam memberikan skor pada kriteria ini, perawat perlu menilai persepsi atau

bagaimana keluarga tersebut melihat masalah. Dalam hal ini, jika keluarga

menyadari masalah dan merasa perlu untuk menangani segera, maka harus diberi

skor yang tinggi.

2.2.3  Tahap Perencanaan Keperawatan Keluarga

Apabila masalah kesehatan maupun masalah keperawatan telah teridentifikasi,

maka langkah selanjtnya adalah menyusun rencana keperawatan sesuai dengan urutan

5/17/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55b07ac5a9d1c 20/44

 

20

prioritas masalahnya. Rencana keperawatan keluarga merupakan kumpulan tindakan

yang direncanakan oleh perawat untuk dilaksanakan dalam menyelesaikan atau

mengatasi masalah kesehatan atau masalah keperawatan yang telah diidentifikasi.

Rencana keperawatan yang berkualitas akan menjamin keberhasilan dalam mencapai

tujuan serta menyelesaikan masalah. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam

mengembangkan keperawatan keluarga diantaranya : 

1.  Rencana keperawatan harus didasarkan atas analisis yang menyeluruh tentang

masalah atau situasi keluarga.

2.  Rencana yang baik harus realistis, artinya dapat dilaksanakan dan dapat

menghasilkan apa yang diharapkan.

3.  Rencana keperawatan harus sesuai dengan tujuan dan falsafah instasi kesehatan.

Misalnya bila instasi kesehatan pada daerah tersebut tidak memungkinkan

pemberian pelayanan Cuma-Cuma maka perawat harus mempertimbangkan hal

tersebut dalam menyusun perencanaan.

4.  Rencana keperawatan di buat bersama dengan keluarga. Hal ini sesuai dengan

prinsip bahwa perawat bekerja bersama keluarga bukan untuk keluarga.

5.  Rencana asuhan keperawatan sebaiknya dibuat secara tertulis. Hal ini selain

berguna untuk perawat juga akan berguna untuk tim kesehatan lainnya,

khususnya perencanaan yang disusun untuk keluarga tersebut. Selain itu, dengan

membuat rencana asuhan keperawatan secara tertulis akan membantu

mengevaluasi perkembangan masalah keluarga.

  Langkah – langkah dalam mengembangkan rencana asuhan keperawatan keluarga.

1.  Menentukan sasaran ( goal )

Sasaran merupakan tujuan akhir yang akan dicapai melalui segala upaya.

Prinsip yang paling penting adalah bahwa sasaran harus ditentukan bersama

keluarga. Jika keluarga mengerti dan menerima sasaran yang telah ditentukan,

mereka diharapkan dapat berpartisipasi secara aktif dalam mencapai sasaran

tersebut. Misalnya setelah dilaksanakan tindakan keperawatan, keluarga mampu

merawat anggota keluarga yang menderita penyakit hipertensi.

2.  Menetukan tujuan atau objek 

Objektif merupakan pernyataan yang lebih spesifik atau lebih terperinci, berisi

tentang hasil yang diharapkan dari tindaka perawatan yang akan dilakukan. Ciri

tujuan atau objektif yang baik adalah spesifik, dapat diukur, dapat di capai,

realistis, dan ada batasan waktu. Misalnya setelah dilakukan tindakan

5/17/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55b07ac5a9d1c 21/44

 

21

keperawatan, diharapkan anggota keluarga yang sakit hipertensi mengerti tentang

cara pencegahan, pengobatan hipertensi, dan tekanan darah 120 / 80 mmhg.

3.  Menentukan pendekatan dan tindakan keperawatan yang akan dilakukan

Tindakan keperawatan yang dipilih sangat bergantung pada sifat masalah dan

sumber  –  sumber yang tersedia untuk memecahkan masalah. Dalam perawatan

kesehatan keluarga tindakan keperawatan yang dilakukan ditujukan untuk 

mengurangi atau menghilangkan sebab  –  sebab yang mengakibatkan timbulnya

ketidaksanggupan keluarga dalam melaksanakan tugas – tugas kesehatan.

Perawat dapat melakukan tindakan keperawatan dengan menstimulasi

kesadaran dan penerimaan terhadap masalah atau kebutuhan kesehatan keluarga

dengan jalan :

a.  Memperluas informasi atau pengetahuan keluarga

b.  Membantu keluarga untuk melihat dampak atau akibat dari situasi yang ada

c.  Menghubungkan antara kebutuhan kesehatan dengan sasaran yang telah

ditentukan

d.  Menunjang sikap atau emosi yang sehat dalam menghadapi masalah

Tindakan perawat untuk menolong keluarga agar dapat menentukan

keputusan yang tepat dalam menyelesaikan masalahnya dapat dilakukan dengan :

a.  Mendiskusikan konsekuensi yang akan timbul jika tidak melakukan

tindakan

b.  Memperkenalkan kepada keluarga alternatif kemungkinan yang dapat

diambil serta sumber  –  sumber yang diperlukan untuk melaksanakan

alternatif tersebut.

c.  Mendiskusikan dengan keluarga manfaat dari masing  –  masing alternatif 

atau tindakan

Untuk meningkatkan kepercayaan diri keluarga dalam memberikan

keperawatan terhadap anggota keluarga yang sakit, perawat dapat melakukan

tindakan sebagai berikut :

a.  Mendemonstrasikan tindakan yang diperlukan

b.  Memanfaatkan fasilitas atau sarana yang ada di rumah keluarga

c.  Menghindarkan hal  –  hal yang mengganggu keberhasilan keluarga dalam

merujuk klien atau mencari pertolongan pada tim kesehatan yang ada

5/17/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55b07ac5a9d1c 22/44

 

22

Perawat dapat meringankan kemampuan keluarga dalam menciptakan

lingkungan yang menunjang kesehatan keluarga antara lain dengan cara:

a.  Membantu mencari cara untuk menghindari adanya ancaman kesehatan

dan perkembangan kepribadian anggota keluarga

b.  Membantu keluarga memperbaiki fasilitas fisik yang sudah ada

c.  Menghindarkan ancaman psikologis dalam keluarga dengan memperbaiki

pola kommunikasi keluarga, memperjelas masing-masing anggota, dan lain-

lain

d.  Mengembangkan kesanggupan keluarga menemukan kebutuhan psikososial

Agar perawat dapat membantu keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan

yang ada, maka perawat harus mempunyai pengetahuan yang luas dan tepat

tentang sumber daya yang ada di masyarakat dan cara memanfaatkan sumber

daya tersebut. Sumber-sumber yang terdapat di masyarakat antara lain instyansi-

instansi kesehatan, program-program peningkatan kesehatan, dan organisasi-

organisasi masyarakat

4.  Menentukan kriteria dan standar kriteria

Kriteria merupakan tanda atau indikator yang digunakanuntuk mengukurpencapaian tujuan. Sedangkan standar menunjukkan tingkat penampilan yang di

inginkan untuk membandingkan bahwa perilaku yang menjadi tujuan tindakan

keperawatan telah tercap[ai. Pernyataan tujuan yang tepat akan menentukan

kejelasan kriteria dan standar evaluasi.

a.  Tujuan, sesudah perawat kesehatan masyarakat melakukan kunjungan

rumah, keluarga akan memanfaatkan puskesmas atau poliklinik sebagai

tempat mencari pengobatan.

b.  Kriteria, kunjungan ke puskesmas atau poliklinik 

c.  Standart, ibu memerikasakan kehamilannya ke puskesmas atau poliklinik,

keluarga membawa berobat anaknya yang sakit ke puskesmas.

2.2.4  Tanda pelaksanaan keperawatan keluarga

Pelaksanaan merupakan suatu tahap dari proses keperawatan keluarga dimana

perawat mendapatkan kesempatan untuk membangkitkan minat keluarga dalam

mengadakan perbaikan kearah perilaku hidup sehat. Adanya kesulitan, kebingungan,

serta ketidak mampuan yang dihadapi keluarga harus menjadikan perhatian keluarga.

5/17/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55b07ac5a9d1c 23/44

 

23

Oleh karena itu, diharapkan perawat dapat memberikan kekuatan dan membantu

mengembangkan potensi  –  potensi yang ada, sehingga keluarga mempunyai

kepercayaan diri dan mandiri dalam menyelesaikan masalah.

Guna membangkitkan minat keluarga dalam beprperilaku hidupsehat maka

perawat harus memahami teknik  –  teknik motivasi. Tindakan keperawatan keluarga

mencakup hal – hal dibawah ini

1.  Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan

kebutuhan kesehatan dengan cara memberikan informasi, mengidentifikasi

kebutuhan dan harapan tentang kesehatan, serta mendorong sikap emosi yang

sehat terhadap masalah.

2.  Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat dengan cara

mengidentifikasi konsekuensi untuk tidak melakukan tindakan, mengidentifikasi

sumber-sumber yang dimiliki keluarga, dan mendiskusikan konsekuensi setiap

tindakan.

3.  Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit dengan

cara mendemonstrasikan cara perawatan, menggunakan alat dan fasilitas yang ada

di rumah, dan mengawasi keluarga melakukan perawatan.

4.  Membantu keluarag untuk menemukan cara membuat lingkungan menjadi sehat

dengan menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga dan

melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin.

5.  Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan dengan cara

mengenalkan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan keluarga dan membantu

keluarga cara menggunakan fasilitas tersebut.

Faktor penyulit dari keluarga yang dapat menghambat minat keluarga untuk 

bekerja sama melakukan tindakan kesehatan antara lain:

a.  Keluarga kurang memperoleh informasi yang jelas atau mendapatkan

informasi, tetapi keliru.

b.  Keluarga mendapatkan informasi tidak lengkap, sehingga mereka melihat

masalah hanya sebagian

c.  Keliru, tidak dapat mengaitkan antara informasi yang diterima dengan situasi

yang diahadapi

d.  Keluarga tidak mau menghadapi situasi

e.  Anggota keluarga tidak mau melawan tekanan dari keluarga atau sosial

f.  Keluarga ingin mempertahankan suatu pola tingkah laku

5/17/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55b07ac5a9d1c 24/44

 

24

g.  Keluarga gagal mengaitkan tindakan dengan sasaran atau tujuan upaya

keperawatan

h.  Kurang percaya dengan tindakan yang diusulkan perawat

Kesulitan dalam tahap pelaksanaan dapat diakibatkan oleh berbagai faktor yang

berasal dari petugas, antara lain:

a.  Petugas cenderung menggunakan satu pola pendekatan atau petugas kaku dan

kurang fleksibel

b.  Petugas kurang memberikan penghargaan atau perhatian terhadap faktor-faktor

sosial budaya

c.  Petugas kurang mampu dalam mengambil tindakan atau menggunakan

bermacam-macam teknik dalam mengatasi masalah yang rumit

2.2.5  Tahap Evaluasi

Sesuai dengan rencana tindakan yang telah diberikan, tahap penilaian dilakukan

untuk melihat keberhasilannya. Bila tidak/belum berhasil, maka perlu disusun rencana

baru yang sesuai. Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapast dilakukan

dalam satu kali kunjungan ke keluarga. Oleh karena itu, kunjungan dapat

dilaksanakan secara bertahap sesuai dnegan waktu dan kesediaan keluarga. Langkah-

langkah dalam mengevaluasi pelayanan keperawatan yang dioberikan, baik kepada

individu maupun keluarga adalah sebagia berikut. 

1.  Tentukan garis besar masalah kesehatan yang dihadapi dan bagaimana keluarga

mengatasi masalahg tersebut.

2.  Tentukan bagaimana rumusan tujuan perawatan yang akan dicapai.

3.  Tentukan kriteria dan standar untuk evaluasi. Kriteria dapat berhubungan dengan

sumber-sumber proses atau hasil, bergantung kepada dimensi evaluasi yang

diinginkan .

4.  Tentukan metode atau teknik evaluasi yang sesuai serta sumber-sumber data yang

diperlukan

5.  Bandingkan keadaan yang nyata (sesudah perawatan) dengan kriteria dan standar

untuk evaluasi

6.  Identifikasi penyebab atau alasan penampilan yang tidak optimal atau

pelaksanaan yang kurang memuaskan

5/17/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55b07ac5a9d1c 25/44

 

25

7.  Perbaiki tujuan berikutnya. Bila tujuan tidak tercapai, pewrlu ditentukan alasan

kemungkinan tujuanj tidak realistis, tindakan tidak tepat, atau kemungkinan ada

faktor lingkungan yang tidak dapat diatasi.

  Macam – macam evaluasi

Evaluasi proses keperawatan ada 2 yaitu :

1.  Evaluasi kuantitatif 

Evaluasi kwantitatif dilaksanakan dalam kwantitas, jumlah pelayanan, atau

kegiatan yang telah dikerjakan. Misalkan jumlah keluarga yang dibina atau

 jumlah imunisasi yang telah diberikan. Evaluasi kwantitatif sering digunakan

dalam kesehatan karena lebih mudah dikerjakan bila dibandingka evaluasi

kwalitatif. Pada evaluasi kwantitatif jumlah kegiatan dianggap dapa memberikan

hasil yang memuaskan .

2.  Evalusi kualitatif 

Evalusi kualitatif merupakan evaluasi mutu yang dapat difokuskan pada salah

satu dari 3 dimensi yang saling terkait.

a.  Struktur atau sumber

Evaluasi struktur atau sumber terkait dengan tenaga manusia atau bahan  –  

bahan yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan. Upaya keperawatan yang

terkait antara lain:

  Keckapan atau kualifikasi perawat

  Minat atau dorongan

  Waktu atau tenaga yang digunakan

  Macam dan banyak peralatan yang digunakan

  Dana yang tersedia

b.  Proses

Evaluasio proses berkaitan dengan kegiatan- kegiatan yang dilakukan

untuk mencapai tujuan. Misalnya mutu penyuluhan kesehatan yang diberikan

kepada keluarga lansia dengan masalah nutrisi

c.  Hasil

Evaluasi ini difokuskan kepada bertambahnya kesangguapan keluarga

dalam mrlakukan tugas – tugas kesehatan.

5/17/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55b07ac5a9d1c 26/44

 

26

  Luasnya evaluasi

Evaluasi sebagai proses dipusatkan pada pencapaian tujuan dengan

memerhatikan keberhasilan dari tindakan keperawatan yang telah diberikan. Evaluasi

dapat dipusatkan pada 3 dimensi, yaitu : 

1.  Efesiensi atau tepat guna, evaluasi ini dikaitkan dengan sumber daya yang

digunakan, misalnya uang, waktu, tenaga, atau bahan

2.  Kecocokan (appropriateness), evaluasi ini dikaitkan dengan adanya kesesuaian

antara tindakan keperawatan yang dilakukan dengan pertimbangan profesional.

3.  Kecukupan (adequacy) evaluasi ini dikaitkan dengan kelengkapan tindakan

keperwatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan/ hasil yang diinginkan

  Kegiatan dan Evaluasi

Kegiatan adalah tindakan untuk mencapai tujuan. Kegiatan adalah hal  –  hal

yang dikerjakan oleh perawat untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan. Sedangkan

hasil adalah akibat dari kegiatan yang telah dilakukan. Hasil dari perwatan klien dapat

diukur melalui 3 bidang. 

1.  Keadaan fisik, keadaan fisik ini dapat diobservasi melalui sehu tubuh yang turun,

berat badan naik, dan perubahan tanda klinik 

2.  Psikologi sikap, seperti perasaan cemas berkurang, keluarga bersikap positif 

terhadap petugas kesehatan.

3.  Pengetahuan tentang perilaku, misalnya keluarga dapat menjalankan yang

diberikan dan dapat menjelaskan manfaat dari toindakan keperawatan.

Tahapan evaluasi dapat dilakukan pula secara farmatif dan sumatif. Evaluasi

formatif adalah evaluasi yang dilakukan selama proses asuhan keperawatan

sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan pada akhir asuhan

keperawatan.

5/17/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55b07ac5a9d1c 27/44

 

27

BAB III

PEMBAHASAN

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Dengan SALAH SATU ANGGOTA KELUARGA MENDERITA TBC

( TUBERCULOSIS )

  Kasus :

Pada keluarga Tn.A dengan salah satu anggota keluarganya menderita TBC paru.

3.1 Pengkajian

Tanggal Pengkajian : 18 Desember 2005

A.  Data Umum

Nama KK : Tn A

Umur : 35 Tahun

Ppendidikan : SD

Pekerjaan : Swasta

Alamat : RT ; 02 , RW ; IV. Kelurahan kandangan cerme Gresik 

Daftar anggota keluarga

No Nama L/P Umur Hub. Pend. Pekerjaan Status kesehatan

1.

2.

3.

4.

5.

A

S

Y

Ys

Ai

L

P

L

P

p

35 Th

39 Th

12 Th

8 Th

75 Th

KK

Istri

Anak 

Anak 

Nenek 

SD

SD

SMP

SD

-

Swasta

Swasta

Pelajar

Pelajar

-

Sehat

Sakit TBC

Sehat

Sehat

sehat

5/17/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55b07ac5a9d1c 28/44

 

28

Genogram :

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Anggota keluarga yang sakit

: Meninggal laki-laki

: Meninggal perempuan

1)  Tipe keluarga

Nuclear family yang terdiri dari ayah, ibu.

2)  Kewargaan negara / suku bangsa

Indonesia / Jawa

3)  Agama

Islam

5/17/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55b07ac5a9d1c 29/44

 

29

4)  Status sosial ekonomi keluarga

Penghasilan keluarga Tn. A sekitar Rp.400.000,-/bulan dan Ny. S Rp. 300.000,-

 /bulan ( di pabrik tenun )

5)  Aktivitas rekreasi keluarga

Kegiatan yang dilakukan keluarga untuk rekreasi nonton TV dan mendengarkan

radio di rumah. Kadang-kadang kumpul  – kumpul dengan sanak saudara dan

tetangga dekatnya.

B.  Riwayat Perkembangan Keluarga

1.  Pada saat ini keluarga Tn. A dengan usia produktif ( pasangan usia subur ).

tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi adalah keluarga telah

memenuhi tahap perkembangannya.

2.  Riwayat kesehatan keluarga

Ny.S menderita TB paru setelah kontrol di RS (ASTEK) tanggal 23-12-2005 dan

mendapat OAT.

3.  Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya

Tidak ada masalah hanya sakit batuk pilek ( kadang kadang ) dan tidak ada yang

menderita penyakit serius yang sampai harus di bawa ke RS.

C.  Keadaan Lingkungan

1.  Karakteristik Rumah

Luas bangunan rumah yang ditempati sekitar 48 m2(4 m x 12 m), terdiri dari 1

ruang tamu, 2 kamar tidur, 1 ruang dapur, dan 1 kamar mandi dan di depan ada teras

rumah. Bangunan rumah berbentuk rumah segi empat. Lantai rumah terbuat dari

keramik dengan keadaan cukup bersih dan penataan alat / perabot rumah tangga

yang cukup rapi, penerangan dan ventilasi cukup. Khusus penerangan dan ventilasi

dalam kamar ruang (di kamar tidur tidak ada sinar masuk). Sumber air dan air

minum menggunakan sumur. WC Mengunakan septic tank yang terletak dibelakang

rumah. Dibelakang rumah terdapat halaman seluas 4X2M2

5/17/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55b07ac5a9d1c 30/44

 

30

Denah rumah keluarga Tn. A

2.  Karakteristik tetangga dan komunitas RW.

Keluarga Tn. A hidup dilingkungan tempat tinggal yang merupakan pedesaan.

sebagian besar dari tetangga dilingkungan tempat tinggal keluarga Tn. A adalah

penduduk asli yang merupakan pekerja pabrik dan pekerja bangunan. Interaksi antar

warga banyak dilakukan pada waktu sore dan malam hari karena pada siang hari

umumnya pada bekerja.

3.  Mobilitas geografis keluarga.

Keluarga Tn. A sudah menempati rumah yang di tempatinya sejak berumahtangga sampai sekarang, tempat tinggalnya berdampingan dengan saudara lainnya.

4.  Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat.

Keluarga termasuk anggota masyarakat yang aktif dalam mengikuti kegiatan

masyarakat, dengan keluarga dilingkugan tanpak saling berinteraksi dengan baik.

Istri Tn. A yang menderita TBC juga seorang yang aktif.

5.  Sistem pendukung keluarga.

Keluarga Tn. A 4 orang , terdiri dari suami istri dan 2 orang anak, serta nenek.

Fasilitas penunjang kesehatan dari ASTEK.

D.  Struktur keluarga.

1)  Pola komunikasi keluarga.

Antar anggota terbina hubungan yang harmonis, dalam menghadapi suatu

permasalahan. Biasanya dilakukan musyawarah keluarga keluarga sebelum

memutuskan suatu permasalahan. Komunikasi dilakukan dengan sangat terbuka.

teras

R. tamu

k. tidur

K. tidur

K. mandi

R.dapur

R. makan

5/17/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55b07ac5a9d1c 31/44

 

31

2)  Struktur kekuatan keluarga.

Keluarga merupakan keluarga inti yang terdiri dari suami istri dan 2 orang anak 

dan saling perhatian.

3)  Struktur Peran keluarga.

a)  Tn. A sebagai kepala keluarga bertanggung jawab dalam mengatur rumah

tangganya.

b)  Ny. S sebagai istri bekerja di pabrik tenun.

c)  An. Y sebagai anak pertama kelas 2 SMP dan An. Ys anak kelas 2 SD.

4)  Nilai dan norma keluarga.

Nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga menyesuaikan dengan nilai dalam

agama islam yang di anutnya serta norma masyarakat disekitarnya. Keluarga ini

menganggap bahwa penyakit tubercolosa yanrg di derita oleh ibu suama adalah

penyakit orang tua yang biasa terjadi. Upaya untuk mengendalikan dilakukan dengan

periksa kedokter ASTEK bila dirasakan ada gangguan kesehatannya. Ny. S

memeriksakan diri ke RS sejak tgl 23-12-2005 dinyatakan menderita TBC.

5)  Fungsi keluarga.

1.  Fungsi Afektif 

Keluarga cukup rukun dan perhatian dalam membina rumah tangga.

2.  Fungsi Sosial

Keluarga selalu mengajarkan dan menanamkan perilaku sosial yang baik.

Keluarga juga cukup aktif bermasyarakat dengan mengikuti kegiatan yang ada di

masyarakat.

3.  Fungsi Perawatan Kesehatan.

Keluarga kurang mampu mengenal masalah kesehatan tentang penyakit TBC hal

ini ditunjukkan dengan keluarga kurang menyadari dampak masalah kesehatan

akibat penyakit TBC. Keluarga juga tidak tahu bahwa penyakitnya bisa kambuh

lagi dan harus mendapat pengobatan jangka panjang lagi. Kemampuan keluarga

dalam mengambil keputusan juga terbatas karena keluarga dalam mengambil

keputusan juga terbatas karena keluarga juga tidak mengetahui secara luas

tentang masalah yang terjadi pada penyakit tuberculosa. Keluarga tidak 

mengetahui langkah – langkah yang harus dilakukan dalam mencegah penularan

dan menangani penyakitnya. Keluarga tidak mengamankan barang – barang yang

bisa menjalarkan penyakitnya.

5/17/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55b07ac5a9d1c 32/44

 

32

4.  Fungsi Produktif 

Tn. A berusia 35 tahun dan Ny.S 39 tahun merupakan usia produktif, keluarga

menggunakan kontrasepsi suntik.

5.  Fungsi ekonomi

Tn.A berjualan mainan keliling dan Ny. S kerja di pabrik tenun untuk kehidupan

sehari – harinya.

E.  Stess dan Koping Keluarga

1.  Stresor yang dimiliki 

Stressor yang dimiliki oleh keluarga Tn. A adalah penyakit Tuberculosa yang

diderita oleh istrinya. 

2.  Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor

Keluarga sudah dapat beradaptasi dengan penyakit yang diderita oleh istrinya

karena sudah berobat ke RS dan pasrah ke Tuhan terhadap situasi sakitnya.

3.  Strategi koping yang digunakan

Dalam menghadapi masalah biasanya keluarga berdiskusi

4.  Strategi adaptasi disfungsional

Ny. S sejak dinyatakan menderita TBC paru di RS merasakan penyakitnya tidak 

sembuh – sembuh.

F.  Pemeriksaan Fisik

Melakukan pemeriksaan fisik pada setiap anggota keluarga terutama yang

menderita atau yang teridentifikasi sebagai klien atau sasaran pelayanan asuhan

keperawatan keluarga. 

1)  Pemeriksaan fisik umum

Keadaan umum Ny. S nampak masih kuat ( ringas ), tetapi badanya kurus dan

kecil, makan dan minum masih dalam batas normal,

Tanda – tanda vital :

Tekanan Darah : 110/70 mmHg,

Respirasi : 20 x/menit

Suhu : 36,50C

Tinggi Badan : 155 cm

Berat Badan : 40 Kg

2)  Pemeriksaan fisik khusus

a.  Kepala dan leher

Pada pemerikasaan kepala, tidak ditemukan kelainan, bentuk kepala normal

5/17/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55b07ac5a9d1c 33/44

 

33

b.  Leher

Pada leher tidak nampak adanya peningkatan tekanan vena jugularis dan

arteri carotis, tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid ( struma )

c.  Mata

Konjungtiva tidak terlihat anemis, tidak ada katarak, penglihatan masih baik 

d.  Telinga

Pendengaran berkurang karena efek obat – obatan saat kecil

e.  Hidung

Tidak ada kelainan yang ditemukan

f.  Mulut

Tidak ada kelainan

g.  Dada

Pergerakan dada terlihat simetris, suara jantung S1 dan S2 tunggal, tidak 

terdapat palpitasi, suara mur  – mur ( - ), ronchi ( + ), wheezing ( - ), nafas

cuping hidung ( - ).

h.  Abdomen

Pada pemeriksaan abdomen tidak didapatkan adanya pembesaran hepar,

tidak kembung, pergerakan peristaltik usus baik, tidak ada bekas luka

operasi.

i.  Ekstremitas

Pada ekstremitas atas dan bawah tidak terdapat edema, tidak terjadi

kelumpuhan, dari ke-4 ekstremitas mampu menggerakan persendian,

mampu mengangkat dan melipat persendian secara sempurna.

G.  Harapan Keluarga

Keluarga Tn.A berharap istrinya sembuh dari penyakitnya dan tidak menular

kepada keluarganya sehingga dapat melakukan aktvitas sehari – hari dengan nyaman.

3.2 Analisa Data

No Data Etiologi Masalah

1.  Data Subyektif :

1.  Tn.A mengatakan Ny.S sudah

lama mengalami batuk dan

dikatakan menderita TBC paru

Kurangnya

pengetahuan

keluarga tentang

pencegahan

Resiko terjadinya

penularan pada

anggota

keluarganya.

5/17/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55b07ac5a9d1c 34/44

 

34

setelah berobat ke RS

2.  Ny.S mengatakan bapaknya juga

menderita TBC paru dan sudah

sembuhData Obyektif :

1.  Usia 39 tahun

2.  Berdasarkan hasil pemeriksaan

tanda – tanda vital didapatkan :

a.  Tekanan Darah : 110/70

mmHg,

b.  Respirasi : 20 x/menit

c.  Suhu : 36,50C

d.  Tinggi Badan : 155 cm

e.  Berat Badan : 40 Kg

f.  Obat dokter : obat TB

3.  Rongten : KP aktif 

4.  Keluarga tidak memiliki tempat

penampungan dahak 

5.  Keluarga tidak memisahkan alat –  

alat yang memungkinkan

terjadinya penularan

6.  Runagan rumah dan kamar tidur

penderita tampak lembab dan

gelap

penularan

Tuberculosa

2. Data Subyektif :

1.  Tn.A mengatakan Ny.S sudah

lama mengalami batuk dan

berobat ke RS dinyatakan

menderita TBC paru sejak tanggal

23-12-2005

2.  Ny.S bertanya mengapa sudah

sejak tanggal 23-12-005 minum

obat dari RS tidak sembuh  –  

Kurang

pengetahuan

tentang

perawatan TBC

Ketidakmampuan

keluarga

mengambil

keputusan dalam

merawat anggota

keluarga yang

sakit.

5/17/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55b07ac5a9d1c 35/44

 

35

sembuh juga.

3.  Keluarga memilih ke RS swasta

karena dipikir obatnya lebih

manjur dibanding obatpuskesmas.

Data obyektif 

1.  Usia : 39 tahun

2.  Pendidikan bapak dan ibu SD

Saat ini keluarga berobat dan dapat terapi

dari RS

3.3 Rumusan Diagnosa Keperawatan

1.  Resiko penularan pada anggota keluarga yang lain berhubungan dengan kurangnya

pengetahuan keluarga terhadap pencegahan penularan TBC.

2.  Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dalam merawat anggota keluarga

yang sakit berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang perawatan TBC.

Skoring Prioritas Masalah

1.  Resiko penularan pada anggota keluarga yang lain berhubungan dengan kurangnya

pengetahuan keluarga terhadap pencegahan penularan TBC.

No Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran

1. a.  Sifat masalah :

ancaman

kesehatan

b.  Kemungkinan

masalah dapat

diubah : hanya

sebagian

c.  Potensial

masalah untuk 

dicegah: Cukup

2

1

3

1

2

1

2/3 x 1 = 2/3

1/2 x 2 = 1

3/3 x 1 = 1

Keluarga tidak tahu

penyakitnya mudah

menular

Kondisi klien pada

usia produktif dengan

pendidikan SD

mempengaruhi

penyerapan informasi

Keluarga mau diajak 

kerja sama (

kooperatif )

5/17/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55b07ac5a9d1c 36/44

 

36

d.  Menonjolnya

masalah :

Masalah berat,harus segera

ditangani

2 1

Total

2/2 x 1 = 1

3 2/3

Bila tidak segera

ditangani

memungkinkanpenyembuhan lama

dan terjadi penularan

kepada anggota

keluarga

2.  Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dalam merawat anggota keluarga

yang sakit berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang perawatan TBC.

No Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran

1. a.  Sifat masalah :

ancaman

kesehatan

b.  Kemungkinan

masalah dapat

diubah :

sebagian

c.  Potensial

masalah untuk 

dicegah : Cukup

d.  Menonjolnya

masalah :

Masalah tidak 

dirasakan

2

1

3

0

1

2

1

1

2/3 x 1 = 2/3

1/2 x 2 = 1

3/3 x 1 = 1

0/2 x 1 = 0

TBC adalah penyakit

menular

memungkinkan

penularan pada

anggota lain dalam

rumah

Klien tidak tahu kalau

penyakitnya butuh

pengobatan rutin

Penderita kooperatif 

dalam penyuluhan dan

penatalaksanaan

Keluarga tidak tahu

penyakit TBC nya

perlu pengobatan rutin

dan lama. Keluarga

5/17/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55b07ac5a9d1c 37/44

 

37

Total 2 2/3

merasa perlu berobat

ke dokter yang lebih

manjur

Berdasarkan rumusan prioritas diatas, maka dapat diketahui prioritas permasalahan pada

keluarga Tn. A adalah sebagai berikut :

1.  Resiko penularan pada anggota keluarga yang lain berhubungan dengan kurangnya

pengetahuan keluarga terhadap pencegahan penularan TBC

2.  Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dalam merawat anggota keluarga yang

sakit berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang perawatan TBC

3.4 Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga

Dx

Tujuan Kriteria Evaluasi Implementasi

Umum Khusus Kriteri

a

Standart

1 Setelah

dilakukan

penyuluhan,

keluarga

mampu

mengenal dan

mencegah

penularan

penyakit

TBC pada

anggota

keluarganya

Klien mampu :

1. Dapat

menjelaskan

akibat

tuberculosa

terhadap

kondisi pasien

sendiri dan

keluarganya

2. Dapat

menyebutkan

sumber yang

dapat

menularkan

tuberculosa

3. Dapat

menyebutkan

upaya untuk 

verbal 1. Klien dan

keluarga dapat

menjelaskan

akibat tuberculosa

2. Klien dan

keluarga dapat

menyebutkan

sumber penularan

tuberculosa

3. Klien dan

keluarga dapat

menyebutkan

upaya untuk 

mencegah

terjadinya

penularan

1. Kaji pengetahuan

keluarga

2. Kaji pengetahuan

keluarga yang telah

dilakukan pada Bu

sauna untuk 

menghindari

penularan

3. Diskusikan dengan

keluarga tentang

akibat penyakit

tuberculosa terhadap

diri dan keluarganya

4. Diskusikan

alternative yang

dapat dilakukan

untyk mencegah

terjadinya penularan

5/17/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55b07ac5a9d1c 38/44

 

38

mencegah

terjadinya

penularan

5. Evaluasi secara

singkat terhadap

topik yang

didiskusikan dengankkeluarga

6. Berikan pujian

terhadap ungkapan

keluarga yang

mendukung upaya

pencegahan

2. Setelah

dilakukan

penyuluhan

keluarga

mampu

mengambil

keputusan

untuk berobat

secara teratur

dan benar

Keluarga mampu :

1. Menyebutkan

pengertian

tuberculosa

2. Menyebutkan

tanda dan

gejala

tuberculosa

3. Menyebutkan

faktor resiko

yang

menyebabkan

tuberculosa

4. Menyebutkan

pengobatan dan

perawatan

tuberculosa

5. Mampu

mengambil

keputusan

dalam

pengobatan

Verbal

penget

ahuan

1. Keluarga dapat

menyebutkan

tanda – tanda dan

gejala penyakit

2. Keluarga dapat

mengidentifikasi

cara pengobatan

dan perawatan

3. Keluarga dapat

memutuskan

tindakan yang

harus dilakukan

bila obat habis

1. Kaji pengetahuan

keluarga tentang

penyakit

tuberculosa,

penyebab, gejala,

dan cara

penangannya

2. Berikan penyuluhan

keluarga cara

mengidentifikasi

serangan / serangan

ulang

3. Anjurkan berobat

kembali ke

puskesmas/RS

setelah mendapat

serangan berulang

4. Jelaskan bahwa

pengobatan TBC

merupakan program

pemerintah dan

gratis melalui

puskesmas tetapi

5/17/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55b07ac5a9d1c 39/44

 

39

bila ada dari astek 

tidak apa – apa

5. Berikan kesempatan

keluargamenentukan sikap

dan rencana

selanjutnya dalam

pengobatan

6. Berikan pujian

terhadap

kemampuan ide / 

sikap yang positif 

yang diungkapkan

keluarga dalam

menyikapi

kekambuhan

penyakitnya

3.5 Implementasi dan Evaluasi Asuhan Keperawatan Keluarga

No.

Dx.

Diagnosa

Keperawatan

Tanggal Implementasi Evaluasi

1. Resiko penularan

pada anggota

keluarga yang lain

berhubungan

dengan kurangnya

pengetahuan

keluarga terhadap

pencegahan

penularan TBC.

21

Desember

2005

Memberi

penyuluhan tentang

pencegahan

penularan TBC

1.  Struktur 

a)  Keluarga Tn. A dapat

bekerjasama dengan

mahasiswa.

b)  Keluarga khusunya

klien Ny. S mengerti

maksud dan tujuan

kunjungan hari ini.

2.  Proses

a)  Keluarga dapat

terlihat aktif dalam

5/17/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55b07ac5a9d1c 40/44

 

40

diskusi.

b)  Keluarga

menunjukkan minat

terhadap kegiatan atautindakan yang dapat

dilakukan.

c)  Keluarga dapat

memberikan respon

verbal dan nonverbal

yang baik.

d)  Keluarga kooperatif 

selama kegiatan

berlangsung.

e)  Keluarga bersedia

untuk menyiapkan

genting kaca dan

tabung dahak.

3.   Hasil

a)  Keluarga dapat

menjelaskan akibat

tuberculosa bagi diri

dan keluarga lainnya.

b)  Menyebutkan bagian

tubuh yang rawan

terjadi tuberculosa.

c)  Menyebutkan upaya

untuk mencegah

terjadinya penularan.

d)  Keluarga membeli

genteng kaca dan

menyimpan dahak 

dalam sputum.

5/17/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55b07ac5a9d1c 41/44

 

41

2. Ketidakmampuan

keluarga

mengambil

keputusan dalammerawat anggota

keluarga yang

sakit berhubungan

dengan kurang

pengetahuan

tentang perawatan

TBC

21

Desember

2005

Penyuluhan tentang:

1)  Pengertian

tuberculosa

2) 

Penyebabtuberculosa

3)  Tanda dan gejala

TBC

4)  Penatalaksanaan

TBC

1.  Struktur 

a)  Keluarga Tn. A dapat

bekerjasama dengan

mahasiswa .b)  Keluarga khususnya

Ny. S mengerti

maksud dan tujuan

kunjungan hari ini.

2.  Proses

a)  Keluarga dapat

terlihat aktif dalam

diskusi.

b)  Keluarga

menunjukkan minat

terhadap kegiatan atau

tindakan yang dapat

dilakukan.

c)  Keluarga dapat

memberi respon

verbal dan nonverbal

yang baik.

d)  Keluarga kooperatif 

selama kegiatan

berlangsung.

e)  Keluarga bersedia

kontrol ke Puskesmas

ataupun RS.

3.   Hasil

a)  Keluarga dapat

menyebutkan

pengertian

tuberculosa.

b)  Menyebutkan tanda

5/17/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55b07ac5a9d1c 42/44

 

42

dan gejala

tuberculosa.

c)  Menyebutkan faktor

resiko yangmenyebabkan

tuberculosa.

d)  Menyebutkan akibat

tuberculosa bila tidak 

dirawat.

e)  Klien telah berobat

dan mendapat obat

anti TBC

5/17/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55b07ac5a9d1c 43/44

 

43

BAB IV

PENUTUP

4.1 Simpulan

Tuberkulosis merupakan penyakit menular granulomarosa kronis yang disebabkan

oleh mycobakterium tuberkulosis. Pada umumnya menyerang paru tetapi dapat juga

mengenai semua organ atau jaringan dalam tubuh. Secara khas pusat dari granuloma

mengenai nekrosis kaseosa yang menimbulkan ” Tuberkel Lunak ”(Robins

Stanley,1995:161).

Penyebab tuberculosis adalah Mycobacterium Tuberkulosis. Kuman Mycobacterium

Tuberkulosis adalah kuman berbentuk batang aerobik tahan asam yang tumbuh dengan

lambat dan sensitive terhadap panas dan sinar ultraviolet (Smelzer, 2001: 5584).

Asuhan keperawatan keluarga adalah proses yang komplek dengan menggunakan

pendekatan sistematis untuk bekerja sama dengan keluarga dan individu sebagai anggota

keluarga.

Tahapan dari proses keperawatan keluarga adalah sebagai berikut :

1.  Pengkajian keluarga dan individu dalam keluarga

Pengkajian keluarga dilakukan dengan cara mengidentifikasi data demografi,

data sosial kultural, data lingkungan, struktus keluarga, fungsi keluarga, stres

dan koping yang digunakan keluarga, serta perkembangan kleuarga.

Sedangkan pengkajian terhadap individu sebagai anggota keluarga meliputi :

Pengkajjian fisik, mental, emosional, sosial dan spiritual.

2.  Perumusan diagnosis keperawatan.

3.  Penyusunan perencanaan.

4.  Pelaksanaan asuhan keperawatan

5.  Evaluasi

a.  Saran

Setelah memperoleh kesimpulan tentang Trend dan Isu Keperawatan Kelurga dan

Ruang Lingkup Keperawatan Keluarga, maka penyusun dapat mengemukakan saran

sebagai berikut :

5/17/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55b07ac5a9d1c 44/44

 

44

1.  Bagi Pembaca

Diharapkan penyusunan ini memberi masukan dan dapat diaplikasikan di kehidupan

2.  Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan pnyusunan ini dapat digunakan sebagai data dasar untuk melakukan

pembuatan makalah selanjutnya