bab i
TRANSCRIPT
5/14/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a820fb0d187 1/37
LAPORAN KELOMPOK PUSKESMAS
PROGRAM PENDIDIKAN KEBIDANAN KOMUNITAS
DI PUSKESMAS PAJANGAN
KABUPATEN BANTUL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Program Imunisasi
Disusun Oleh:
Nofitayanti Dwi Utami 090200414
Fatimatasari 090200419
Rusni 090200421
Serly Marlyantika 10200551Diyah Intan Pradini 10200359
Putu Ayu Andayani 080200265
Rima Setiariza 090200373
Wahyu Asti Aji 090200376
Eva Jaya Estriana 090200377
Fitria Aprilia 090200380
Mila Yatina 090200382
Lusi Mulyasari 090200385
PROGRAM STUDI DIII ILMU KEBIDANAN
STIKES ALMA ATA YOGYAKARTA
2011/2012
5/14/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a820fb0d187 2/37
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN KELOMPOK PUSKESMAS
PROGRAM PENDIDIKAN KEBIDANAN KOMUNITAS
DI PUSKESMAS PAJANGAN
KABUPATEN BANTUL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Program Imunisasi
Laporan Kelompok Program Pendidikan Kebidanan Komunitas (PPKK)
Telah Memenuhi Persyaratan dan disetujui
Tanggal.........................
Menyetujui,
Pembimbing Institusi
Sri Marwanti, S. Si T
Pembimbing Lahan
Susi Ida,
Penanggungjawab PPKK Tahun Ajaran 2011/2012
Nining Sulistyawati, S. ST
5/14/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a820fb0d187 3/37
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KELOMPOK PUSKESMAS
PROGRAM PENDIDIKAN KEBIDANAN KOMUNITAS
DI PUSKESMAS PAJANGAN
KABUPATEN BANTUL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Program Imunisasi
Laporan Kelompok Program Pendidikan Kebidanan Komunitas (PPKK)
Telah Memenuhi Persyaratan dan disetujui
Tanggal.........................
Mengesahkan,
Ketua Prodi KebidananSTIKES Alma Ata Yogyakarta
Nur Indah Rahmawati, S. ST
Kepala PuskesmasPajangan
drg. Tutik Waluyaningsih
Mengetahui,
Ketua STIKES Alma Ata Yogyakarta
Prof. Dr. Hamam Hadi, MS., Sc. D
5/14/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a820fb0d187 4/37
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum perlu diwujudkan sesuai
dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945 melalui
Pembangunan Nasional yang berkesinambungan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Pembangunan dan kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda (double
burden). Penyakit menular masih merupakan masalah, sementara penyakit degeneratif juga
muncul sebagai masalah. Penyakit menular tidak mengenal batas wilayah administrasi,
sehingga menyulitkan pemberantasannya. Dengan tersedianya vaksin yang dapat mencegah
penyakit menular tertentu, maka tindakan untuk mencegah berpindahnya penyakit dari satu
daerah ke daerah lain atau satu Negara ke Negara lain dapat dilakukan dalam waktu relatif
singkat dan dengan hasil yang efektif.
Upaya imunisasi diselengarakan di Indonesia sejak tahun 1956. Upaya ini merupakan
upaya kesehatan masyarakat yang terbukti paling cost effective. Dengan upaya imunisasi
terbukti bahwa penyakit cacar telah terbasmi dan Indonesia dinyatakan bebas dari penyakit
cacar sejak tahun 1974. Mulai 1977, upaya imunisasi diperluas menjadi programpengembangan imunisasi dalam rangka pencegahan penularan terhadap Penyakit yang Dapat
Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) yaitu, tuberkulosis, difteri, pertusis, campak, polio,
tetanus serta hepatitis B.
Walaupun PD3I sudah dapat ditekan, cakupan imunisasi harus dipertahankan tinggi
dan merata. Kegagalan untuk menjaga tingkat cakupan imunisasi yang tinggi dan merata
dapat menimbulkan letusan atau kejadian luar biasa (KLB) PD3I. Untuk itu, upaya imunisasi
perlu disertai dengan upaya surveilans epidemiologi agar terjadinya peningkatan kasus
penyakit atau terjadinya KLB dapat terdeteksi dan segera diatasi.
Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) di bawah Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab atas pelaksanaan program imunisasi
tingkat pertama. Selain sebagai pelaksana program, Puskesmas juga bertanggung jawab atas
5/14/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a820fb0d187 5/37
upaya surveilains epidemiologi melalui pencatatan dan pelaporan dalam bentuk PWS
Imunisasi.
Melalui makalah ini penyusun mencoba menganalisa hasil PWS Imunisasi untuk
mengetahui cakupan kegiatan imunisasi di wilayah kerja Puskesmas Pajangan,
menyimpulkan penyebab ketidak tercapaian target dan menentukan program kesehatan yang
sesuai dengan masalah imunisasi yang terjadi.
B. TUJUAN UMUM DAN KHUSUS
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pelaksanaan program imunisasi diwilayah kerja Puskesmas
Pajangan.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui rencana program imunisasi Puskesmas Pajangan.
b. Mengetahui pelaksanaan kegiatan imunisasi di wilayah kerja Puskesmas Pajangan.
c. Menganalisa penyebab masalah ketidaktercapaian program imunisasi di wilayah
kerja Puskesmas Pajangan.
d. Menentukan program kesehatan yang sesuai dengan masalah yang terjadi.
5/14/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a820fb0d187 6/37
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. KONSEP DASAR ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
1. Definisi
Batasan yang paling tua, dikatakan bahwa kesehatan masyarakat adalah upaya-
upaya untuk mengatasi masalah-masalah sanitasi yang mengganggu kesehatan.
Batasan lain disampaikan oleh ikatan dokter Amerika (1948), kesehatan
masyarakat adalah ilmu dan seni memelihara, melindungi dan meningkatkan kesehatan
masyarakat melalaui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat. Batasan ini mencakup
pula usaha-usaha masyarakat dalam pengadaan pelayanan kesehatan, pencegahan dan
pemberantasan penyakit.
Dari perkembangan batasan kesehatan masyarakat seperti tersebut di atas dapat
disimpulkan bahwa kesehatan masyarakat itu meluas dari hanya berurusan sanitasi,
teknik sanitasi, ilmu kedokteran kuratif, ilmu kedokteran pencegahan sampai dengan ilmu
sosial dan itulah cakupan illmu kesehatan masyarakat.
2. Faktor derajat kesehatan masyarakat
Kesehatan dipengaruhi oleh:
a.
Lingkunganb. Perilaku
c. Pelayanan kesehatan
d. Genetik
B. KONSEP DASAR PUSKESMAS
1. Pengertian
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
2. Visi dan Misi
a. Visi
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah
tercapainya Kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia sehat.
5/14/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a820fb0d187 7/37
b. Misi
1) Menggerakan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya
2) Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah
kerjanya
3) Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan
4) Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat
3. Tujuan
Mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional
4. Fungsi
a. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
b. Pusat pemberdayaan masyarakat
c. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama
5. Kedudukan Puskesmas
a. Sistem Kesehatan Nasional (SKN)
Kedudukan puskesmas dalam SKN adalah sebagai sarana pelayanan
kesehatan strata pertama yang bertanggungjawab menyelenggarakan UKP dan UKM
di wilayah kerjanya.
b.
Sistem Kesehatan Kabupaten/KotaDalam SKD, puskesmas adalah UPT dinas kesehatan kabupaten/kota yang
bertanggungjawab menyelenggarakan tugas pembantuan kesehatan kabupaten/kota.
c. Sistem Pemerintahan Daerah
Puskesmas sebagai UPT Dinas Kesehatan Kabupaten/kota yang merupakan
unit struktural pemerintah daerah kabupaten/kota bidang kesehatan di tingkat
kecamatan.
d. Antar Sarana Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
1) Mitra bagi pelayanan kesehatan swasta strata I
2) Pembina bagi sarana pelayanan kesehatan bersumber daya masyarakat
6. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
a. Upaya kesehatan wajib
1) Upaya promosi kesehatan
5/14/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a820fb0d187 8/37
2) Upaya kesehatan lingkungan
3) Upaya kesehatan ibu dan anak serta KB
4) Upaya perbaikan gizi masyarakat
5) Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
6) Upaya pengobatan
b. Upaya kesehatan pengembangan
1) Upaya kesehatan sekolah
2) Upaya perawatan kesehatan masyarakat
3) Upaya kesehatan kerja
4) Upaya kesehatan gigi dan mulut
5) Upaya kesehatan jiwa
6) Upaya kesehatan mata
7) Upaya kesehatan usia lanjut
8) Upaya pembinaan pengobatan tradisional
c. Upaya kesehatan penunjang
1) Upaya Laboratorium Medis dan Laboratorium Kesehatan Masyarakat
2) Upaya Pencegahan dan Pelaporan (SIK dan SP2TP)
C. PROGRAM IMUNISASI
1.
Pengertian UmumImunisasi adalah suatu cara untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar dengan
penyakit tersebut tidak akan sakit atau sakit ringan. (Depkes RI 2005).
Imunisasi adalah suatu tindakan untuk memberikan kekebalan dengan cara
memasukkan vaksin kedalam tubuh manusia, untuk mencegah penyakit. (Depkes-Kessos
2000).
Vaksin adalah suatu produk biologic yang terbuat dari kuman, komponen kuman,
atau racun kuman yang telah dilemahkan atau dimatikan dan berguna untuk merangsang
pembentukan kekebalan tubuh seseorang. (Depkes RI 2005).
5/14/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a820fb0d187 9/37
2. Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)
a. Difteri
Adalah penyakit yang disebabkan bakteri Corynebacterium diphteriae dengan
gejala panas lebih kurang 380C disertai adanya pseudo membrane (selaput tipis) putih
keabu-abuan pada tenggorokan (laring, faring, tonsil) yang tak mudah lepas dan
mudah berdarah. Dapat disertai nyeri menelan, leher membengkak seperti lehr sapi
(bull neck) dan sesak nafas disertai bunyi (stridor) dan pada pemeriksaan apusan
tenggorok atau hidung terdapat kuman difteri.
b. Pertusis
Adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Bardetella pertusis dengan
gejala batuk beruntun dan pada akhir batuk menarik napas panjang terdengar suara
hup (whoop) yang khas, biasanya disertai muntah. Serangan batuk lebih sering pada
malam hari. Akibat batuk yang berat dapat terjadi perdarahan selaput lendir mata
(konjunctiva) atau pembengkakan disekitar mata (oedem periorbital). Lamanya batuk
biasanya mencapai 1-3 bulan dan penyakit ini sering disebut penyakit 100 hari.
Pemeriksaan Lab pada apusan lendir tenggorokan dapat ditemukan kuman pertusis
( Bordetella pertussis).
c. Tetanus
Adalah penyakit yang disebabkan oleh Clostridium tetani dengan terdiri daritetanus neonatorum dan tetanus.
d. Tuberculosis
Adalah penyakit yang disebabkan Myobacterium tuberculosa menyebar
melalui pernapasan lewat bersin atau batuk, gejala awal adalah lemah badan,
penurunan berat badan, demam dan keluar keringat pada malam hari. Gejala
selanjutnya adalah batuk terus menerus, nyeri dada dan dapat terjadi batuk darah.
e. Campak
Adalah penyakit yang disebabkan oleh virus measles, disebarkan melalui
droplet bersin atau batuk dari penderita. Gejala awal penyakit adalah demam, bercak
kemerahan, batuk, pilek, conjunctiva (mata merah), selanjutnya timbul ruam pada
muka dan leher, kemudian menyebar ke tubuh, tangan serta kaki.
5/14/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a820fb0d187 10/37
f. Poliomyelitis
Adalah penyakit pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh satu dari tiga
virus yang berhubungan, yaitu virus polio tipe 1, 2, atau 3. Secara klinis penyakit
polio adalah penyakit pada anak di bawah umur 15 tahun yang menderita lumpuh
layu akut (acute flaccid paralysis/AFP). Penyebaran penyakit melalui kotoran
manusia (tinja) yang terkontaminasi. Kelumpuhan dimulai dengan gejala demam,
nyeri otot dan kelumpuhan terjadi pada minggu pertama sakit. Kematian bisa terjadi
jika otot-otot pernapasan terinfeksi dan tidak segera ditangani.
g. Hepatitis B
Adalah penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis B yang merusak hati.
Penyebaran penyakit terutama melalui suntikan yang tidak aman, dari ibu ke bayi
selama proses persalinan, melalui hubungan seksual. Infeksi pada anak biasanya tidak
menimbulkan gejala. Gejala yang ada adalah lemah, gangguan perut dan gejala lain
seperti flu, urine menjadi kuning, kotoran menjadi pucat. Warna kuning bisa terlihat
juga pada mata ataupun kulit. Penyakit ini bisa menjadi kronis dan menimbulkan
Cirrhosis hepatis, kanker hati dan menimbulkan kematian.
h. Meningitis Meningokokkus
Adalah penyakit akut radang selaput otak yang disebabkan oleh bakteri
Meissiria meningitis.i. Demam Kuning (Yellow Fever)
Adalah penyakit infeksi virus akut dengan durasi pendek (inkubasi 3 sd 6 hari)
dengan tingkat mortalitas yang bervariasi, disebabkan oleh virus demam kuning dari
genus Flavivirus, family Flaviviridae. Vektor perantara adalah Aedes aegypti. Ikterus
sedang ditemukan pada awal penyakit. Beberapa kasus berkembang menjadi stadium
intoksikasi yang lebih berat ditandai dengan gejala hemoragik seperti epistaksis,
perdarahan gingival, hematemesis, melena, gagal ginjal dan hati.
3. Pengendalian PD3I
Pengendalian Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisai berdasarkan
Kepmenkes No. 1611/2005 tentang Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi.
5/14/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a820fb0d187 11/37
a. Tujuan Umum
Turunnya angka kesakitan, kecacatan dan kematian akibat penyakit yang
dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I)
b. Tujuan Khusus
1) Tercapainya target Universal Child Immunization (UCI) yaitu cakupan imunisasi
lengkap minimal 82% secara merata pada bayi 100% desa/kelurahan pada tahun
2011.
2) Tercapainya eliminasi tetanus maternal dan neonatal (Maternal Neonatal Tetanus
Elimination/MNTE) (insidens dibawah 1/1000 kelahiran hidup dalam 1 tahun) di
tingkat kabupaten/kota pada tahun 2012
3) Eradikasi Polio
4) Tercapainya reduksi campak
5) Memberikan kekebalan efektif bagi semua orang yang melakukan perjalanan
berasal dari atau ke Negara endemis demam kuning.
6) Memberikan kekebalan tubuh terhadap penyakit Meningitis meningokokus
tertentu pada calon jemaah haji.
7) Menurunkan angka kematian pada kasus gigitan hewan penular rabies.
c. Strategi
1)
Memberikan akses (pelayanan) kepada masyarakat dan swasta.2) Membangun kemitraan dan jejaring kerja.
3) Menjamin ketersediaaan dan kecukupan vaksin, peralatan rantai vaksin dan alat
suntik.
4) Menerapkan sistem pemantauan wilayah setempat (PWS) untuk menentukan
prioritas kegiatan serta tindakan perbaikan.
5) Pelayanan imunisasi dilaksanakan oleh tenaga profesional/terlatih.
6) Pelaksanaan sesuai dengan standar.
7) Memanfaatkan perkembangan metode dan teknologi yang lebih efektif berkualitas
dan efisien.
8) Meningkatkan advokasi, fasilitasi dan pembinaan.
5/14/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a820fb0d187 12/37
d. Pokok-pokok kegiatan
1) Imunisasi rutin:
a) Adalah kegiatan imunisasi yang secara rutin dan terus menerus harus
dilakukan pada periode waktu yang telah ditentukan.
b) Berdasarkan kelompok usia sasaran, imunisasi rutin dibagi menjadi : rutin
pada bayi, wanita usia subur, dan anak sekolah
2) Imunisasi tambahan, adalah kegiatan imunisasi yang dilakukan atas dasar
ditemukannya masalah dari hasil pemantauan atau evaluasi. Kegiatan ini sifatnya
tidak rutin, membutuhkan biaya khusus dan kegiatannya dilaksanakan pada suatu
periode tertentu. Yang dimaksud dalam kegiatan imunisasi tambahan adalah :
a) Backlog fighting adalah upaya aktif melengkapi imunisasi dasar pada anak
yang berumur 1 - 3 tahun. Sasaran prioritas adalah desa/kelurahan yang
selama 2 tahun berturut turut tidak mencapai desa UCI
b) Crash program ditujukan untuk wilayah yang memerlukan intervensi secara
cepat untuk mencegah terjadinya KLB. Kriteria pemilihan lokasi adalah : 1.
Angka kematian bayi tinggi dan angka PD3I tinggi; 2. Infrastruktur (tenaga,
sarana, dana kurang); 3.Desa yang selama 3 tahun berturut-turut tidak
mencapai target UCI3) Imunisasi dalam penanganan KLB (Outbreak Response Imunization/ORI)
4) Kegiatan imunisasi khusus
a) Pekan Imunisasi Nasional (PIN)
b) Sub Pekan Imunisasi Nasional
c) Cacth-up campaign campak
4. Vaksin
Pengertian Vaksin adalah suatu produk biologis yang terbuat dari kuman,
komponen kuman (bakteri, virus atau riketsia), atau racun kuman (toxoid) yang telah
dilemahkan atau dimatikan dan akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif
terhadap penyakit tertentu.
5/14/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a820fb0d187 13/37
a. Jenis-Jenis Vaksin
1) Vaksin BCG (Bacillus Calmette Guerine), untuk pemberian kekebalan aktif
terhadap tuberkulosa.
2) Vaksin DPT (Difteri Pertusis Tetanus), untuk pemberian kekebalan secara
simultan terhadap difteri, pertusis dan tetanus.
3) Vaksin TT (Tetanus Toksoid), untuk pemberian kekebalan aktif terhadap tetanus.
4) Vaksin DT (Difteri dan Tetanus), untuk pemberian kekebalan simultan terhadap
difteri dan tetanus.
5) Vaksin Polio (Oral Polio Vaccine), untuk pemberian kekebalan aktif terhadap
poliomyelitis.
6) Vaksin Campak, untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit campak.
7) Vaksin Hepatitis B, untuk pemberian kekebalan aktif terhadap infeksi yang
disebabkan oleh virus hepatitis B.
8) Vaksin DPT/HB, untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit difteri,
tetanus, pertusis dan hepatitis B.
5/14/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a820fb0d187 14/37
b. Jadwal Pemberian Imunisasi
Jadwal Pemberian Imunisasi Pada Bayi
VaksinPemberian
Imunisasi
Selang
Waktu
Pemberian
Umur DosisTempat
Suntikan
BCG 1x 0-11
bulan
0.05 cc Lengan kanan
atas luar,
intrakutan
DPT/HB 3 x
(DPT/HB 1, 2, 3)
4
Minggu
2-11
bulan
0.5 cc Paha tengah
luar sebelah
kiri,
Intramuskular
IPV 4x
(IPV 1, 2, 3, 4)
1-3
Minggu
2-11
bulan
0.1cc Paha kanan,
intramuskular
Campak 1x 9-11
bulan
0.5 cc Lengan kiri,
Subkutan
Hepatitis B 1x
Hep.B 0
0-7
hari
0.5 cc Paha tengah
luar sebelah
kanan,,
Intramuskular
Jadwal Pemberian Imunisasi Pada WUS
Pemberian
Imunisasi
Selang Waktu
Pemberian
Masa
Perlindungan
Dosis
TT1 0.5 cc
TT2 4 minggu
setelah TT1
3 tahun 0.5cc
TT3 6 bulan
setelah TT2
5 tahun 0.5cc
TT4 1 tahun
setelah TT3
10 tahun 0.5cc
TT5 1 tahun
setelah TT4
25 tahun 0.5cc
5/14/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a820fb0d187 15/37
Jadwal Pemberian Imunisasi Anak SD & Yang Sederajat
Vaksinasi Pemberian
Imunisasi
Dosis
Kelas 1 Campak 1x
DT 1x
0.5 cc
0.5 cc
Kelas 2 Td 1x 0.5 cc
Kelas 3 Td 1x 0.5 cc
Kelas 4 TT 1x 0.5 cc
c. Kerusakan Vaksin
Vaksin Sensitif Beku
Vaksin Pada Suhu Dapat Bertahan
Selama
Hepatitis B, DPT-
HB
-0.5 0C Max ½ jam
DPT, DT, TT -50C s/d -10
0C Max 1.5 – 2 jam
DPT, DPT-HB, DT Beberapa0C di atas
suhu udara luar
(ambient temperature
< 340C)
14 hari
Hepatitis B & TT beberapa 0C di atas
suhu udara luar
(ambient temperature
< 340C)
30 hari
5/14/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a820fb0d187 16/37
Vaksin Sensitif Panas
Vaksin Pada Suhu Dapat Bertahan
Selama
Polio beberapa0C diatas
suhu udara luar
(ambient temperature
< 34 0C)
2 hari
Campak & BCG beberapa0C diatas
suhu udara luar
(ambient temperature
< 34 0C)
7 hari
d. Alat Pemantau Suhu Untuk Mengetahui Kondisi Vaksin
1) Vaccine Vial Monitor (VVM)
a) VVM adalah alat pemantau paparan suhu panas, fungsi: untuk memantau suhu
vaksin selama dalam perjalanan maupun dalam penyimpanan.
b) VVM ditempelkan pada setiap vial vaksin.
c) Mempunyai bentuk lingkaran dengan bentuk segi empat pada bagiandalamnya.
d) Diameter VVM sekitar 0,7 cm (7mm)
e) VVM mempunyai karakteristik yang berbeda, spesifik untuk tiap jenis vaksin.
f) Setiap jenis vaksin mempunyai VVM tersendiri.
2) Termometer Muller
a) Suatu alat pengukur suhu tanpa menggunakan sensor pengukur.
b) Dimasukkan ke dalam lemari es atau freezer, digunakan untuk memantau
suhu selama pengiriman vaksin atau pada saat penyimpanan.
3) Freeze Watch
a) Suatu alat pemantau suhu dingin di bawah 00C.
5/14/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a820fb0d187 17/37
b) Alat ini menggunakan cairan berwarna biru sebagai indikator, bila freeze
watch terpapar suhu di bawah 00C maka latar belakang putih yang ada
berubah menjadi biru, kadaluarsa adalah 5 tahun dari tahun produksi.
4) Freeze Tag
a) Suatu alat pemantau suhu dingin di bawah 00C.
b) Digerakkan dengan baterai 1,5 volt yang dapat bertahan selama 3 tahun,
menggunakan sistem elaktronik dengan menampilkan tanda rumput (√) atau
silang (X).
c) Bila tanda rumput pada monitor berubah menjadi tanda silang hal ini
menandakan bahwa sudah terpapar pada suhu di bawah 00C selama lebih dari
1 jam.
e. Cara Pemeriksaan Vaksin
UJI KOCOK ( Shake Test)
Dilakukan untuk meyakinkan apakah vaksin tersangka beku masih layak
digunakan atau tidak.
Cara melakukan uji kocok:
1) Pilih satu contoh dari tiap tipe dan batch vaksin yang dicurigai pernah beku,
utamakan dengan evaporator dan bagian lemari es yang paling dingin. Beri label
”Tersangka Beku”. Bandingkan dengan vaksin dari tipe dan batch yang samayang sengaja dibekukan hingga beku padat seluruhnya dan beri label
”Dibekukan”.
2) Biarkan contoh ”Dibekukan” dan vaksin ”Tersangka Beku” sampai mencair
seluruhnya.
3) Kocok contoh ”Dibekukan” dan vaksin ”Tersangka Beku” secara bersamaan.
4) Amati contoh ”Dibekukan” dan vaksin ”Tersangka Beku” bersebelahan untuk
membandingkan waktu Pengendapan (umumnya 5-30 menit)
5) Bila terjadi:
a) Pengendapan vaksin ”Tersangka Beku” lebih lambat dari contoh
”Dibekukan”: vaksin dapat digunakan.
b) Pengendapan vaksin ”Tersangka Beku” lebih cepat dari contoh ”Dibekukan”:
vaksin jangan digunakan, vaksin sudah rusak.
5/14/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a820fb0d187 18/37
6) Harus melakukan uji kocok untuk tiap vaksin yang berbeda batch dan jenis
vaksinnya dengan kontrol ”Dibekukan” yang sesuai.
f. Penanganan Vaksin Rusak
Vaksin yang disebut rusak adalah sebagai berikut:
1) Vaksin yang sudah menunjukkan indikator VVM pada tingkat C dan D berarti
sudah rusak dan tidak dapat digunakan lagi.
2) Vaksin yang sudah lewat tanggal kadaluarsa ( expiry date)
3) Vaksin yang beku
4) Vaksin yang pecah
Vaksin yang rusak dikeluarkan dari lemari es, kemudian dilaporkan kepada
atasan petugas. Jika sedikit dapat dimusnahkan sendiri oleh Puskesmas, tetapi bila
banyak dapat dikumpulkan ke Dinkes Kabupaten/Kota dengan dibuat berita acara
pemusnahan.
g. Penanganan Vaksin Sisa
Sisa vaksin yang telah dibuka pada pelayanan Posyandu tidak boleh
digunakan lagi. Sedangkan pelayanan imunisasi stasis (di Puskesmas, Poliklinik) sisa
vaksin dapat dipergunakan lagi dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Vaksin tidak melewati tanggal kadaluarsa
2)
Tetap disimpan dalam suhu +2
0
C - +8
0
C3) Kemasan tidak pernah tercampur/terendam dengan air
4) VVM tidak menunjukkan indikasi paparan panas yang merusak vaksin.
5) Pada label agar ditulis tanggal pada saat Vial pertama kali dipakai/dibuka.
6) Vaksin DPT, DT, TT, Hepatitis B, dan DPT-HB dapat digunakan kembali hingga
4 minggu sejak vial vaksin dibuka.
7) Vaksin IPV dapat digunakan kembali hingga 24 jam sejak vial dibuka.
8) Vaksin Campak karena tidak mengandung zat pengawet hanya boleh digunakan
tidak lebih dari 6 jam sejak dilarutkan, sedangkan Vaksin BCG hanya boleh
digunakan 3 jam
5/14/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a820fb0d187 19/37
5. Pencatatan dan pelaporan tingkat puskesmas
a. Pencatatan
1) Hasil cakupan imunisasi
a) Hasil kegiatan imunisasi di lapangan ditambah laporan dari puskesmas
pembantu direkap di buku pencatatan imunisasi puskesmas
b) Hasil imunisasi anak sekolah direkap di buku hasil imunisasi anak sekolah
c) Hasil kegiatan imunisasi dikomponen statik dicatat untuk sementara dibuku
bantu, pada akhir bulan di rekap ke buku sesuai dengan desa asal sasaran
d) Laporan hasil imunisasi di balai pengobatan swasta dicatat dari bulan yang
sesuai.
e) Dalam menghitung persen cakupan, yang dihitung hanya pemberian imunisasi
pada kelompok sasaran dan periode yang dipakai adalah tahun anggaran mulai
dari 1 januari sampai dengan 31 desember pada tahun tersebut.
2) Pencatatan vaksin
Keluar masuknya vaksin terperinci menurut jumlah nomor batch dan
tanggal kadaluarsa harus dicatat dalam kartu stok. Sisa atau stok vaksin harus
selalu dihitung pda setiap kali penerimaan dan pengeluaran vaksin. Masing-masing jenis vaksin mempunyai kartu stok tersendiri. Selain itu kondisi VVM
sewaktu menerima dan mengeluarkan vaksin juga perlu dicatat di SBBK (surat
bukti barang keluar)
3) Pencatatan suhu lemari es
Temperatur lamari es yang terbaca pada termometer yang diletakkan pada
tempat yang seharusnya, harus dicatat dua kali sehari yaitu pagi waktu datang dan
sore sebelum pulang.
4) Pencatatan logistik imunisasi
Keluar masuknya vaksin harus dicatat di buku stok vaksin. Nomor Batch
untuk vaksin, serta nomor seri untuk sarana cold chain (lemari es, mini freezer,
vaccine carrier, container) harus dicatat kedalam kolom keterangan. Untuk
5/14/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a820fb0d187 20/37
perlatan habis pakai seperti ADS, safety box dan spare part cukup dicatat jumlah
dan jenisnya.
b. Pelaporan
Skema Pelaporan
6. Pemantauan Wilayah Setempat (PWS)
Prinsip PWS
1)
Memanfaatkan data yang ada: dari cakupan/laporan cakupan imunisasi2) Menggunakan indicator sederhana: tidak terlalu banyak.
Indicator PWS untuk masing-masing antigen:
a) DPT-1 : jangkauan/aksesibilitas pelayanan
b) Hepatitis B 1 <7 hari : jangkauan/aksesibilitas pelayanan
c) Campak : tingkat perlindungan (efektifitas program)
d) Polio-4 : tingkat perlindungan (efektifitas program)
e) Drop out DPT-1 – Campak : efisiensi/manajemen Program
3) Dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan setempat
4) Teratur dan tepat waktu
5) Lebih dimanfaatkan sendiri atau sebagai umpan balik untuk dapat mengambil
tindakan daripada hanya dikirimkan sebagai laporan.
SUBDIT IMUNISASI
DIT JEN PPM & PL
JAKARTA
DINAS KESEHATAN
PROVINSI
DINAS KESEHATAN
KABUPATEN/KOTA
PUSKESMAS
1 x / bulan selambat-
lambatnya tanggal 15
tembusan
1 x / bulan selambat-
lambatnya tanggal 10
tembusan
1 x / bulan selambat-
lambatnya tangggal 5
5/14/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a820fb0d187 21/37
6) Membuat grafik yang jelas dan menarik untuk masing-masing indicator untuk
memudahkan analaisis.
5/14/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a820fb0d187 22/37
BAB III
HASIL PENGUMPULAN DATA
A. STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS DAN STRUKTUR PROGRAM
1. Struktur Organisasi Puskesmas Pajangan
UpayaPenanggulangan
Penyakit
Kepala Puskesmas
Kepala Sub
Bagian TU
Upaya Kesehatan
Masyarakat
Upaya KIA
dan gizi
Pengobatan Penunjang
Pustu Guosari I
Kesehatan
Lingkungan
dan Promkes
Pustu Guosari II
Upaya
Kesehatan
perorangan
Pustu Triwidadi Pustu Beji
Upaya
Penyembuhan
Bendahara Kepegawaian
Inventaris
BarangData dan Informasi
5/14/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a820fb0d187 23/37
2. Struktur Program Imunisasi
B. SUMBER DAYA MANUSIA, SARANA DAN PRASARANA PROGRAM IMUNISASI
PUSKESMAS PAJANGAN
1.
Sumber Daya ManusiaKoordinator : Susi Ida
Pelaksana : Semua bidan di wilayah kerja Puskesmas Pajangan
2. Sarana dan Prasarana
a. Lemari Es
b. Cold chain
c. Vaksin lengkap:
1) BCG
2) HB
3) DPT-HB
4) DT
5) TT
6) IPV
Kepala Puskesmas
Upaya Kesehatan Masyarakat
Upaya Penanggulangan Penyakit
Program Imunisasi
Koordinator
Pelaksana
5/14/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a820fb0d187 24/37
7) Campak
d. Safety Box
e. Spuit
1) Spuit 0.05 ml
2) Spuit 0.5 ml
3) Spuit 5 ml
C. RENCANA PROGRAM PUSKESMAS
1. Kebijakan Program Imunisasi Puskesmas Pajangan Tahun 2011
Kebijakan Program Imunisasi Puskesmas Pajangan tahun 2011 sesuai dengan
RPJMN 2010 – 2014 dan Renstra Dinkes Provinsi DIY 2009 – 2013, yaitu:
a. Tercapainya cakupan imunisasi dasar lengkap 82 % bayi 0 – 11 bulan
b. Tercapainya UCI 100 % untuk seluruh desa/ kelurahan di wilayah kerja Puskesmas
Pajangan.
c. Tercapainya 98 % anak SD yang mendapat imunisasi.
2. Rencana Kerja
Rencana Kerja Program Imunisasi Puskesmas Pajangan yaitu:
a. Pelaksanaan imusisasi rutin
b. BIAS campak bulan Juli 2011
c.
BIAS rutin TT dan TD bulan Nopemberd. Pelacakan KIPI apabila ada kasus
e. Kunjungan DO
f. Sweeping BIAS
g. Rujukan anak yang tidak ikut BIAS
h. Sosialisasi tingkat Kecamatan dan SD
3. Indicator dan Target Pencapaian Program Imunisasi Puskesmas Pajangan Tahun 2011
Indikator Target Hasil kegiatan Sasaran 1 tahun
Imunisasi DPT 1 pada bayi 95% Jumlah bayi di imunisasiDPT 1
Jumlah sasaran bayi dalam1 tahun
Drop Out DPT 1 - campak <5% Jumlah imunisasi DPT1 -campak
Jumlah imnunisasi DPT 1
Imunisasi HB 1 < 7 hari 80% Jumlah bayi diimunidadi
HB1< 7 hari
Jumlah sasaran bayi dalam
1 tahun
Imunisasi campak pada bayi 90% Jumlah bayi diimunisasi Jumlah sasaran bayi dalam
5/14/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a820fb0d187 25/37
campak 1 tahun
Imunisasi campak dan pada
anak kelas 1 SD
98% Jumlah anak kelas 1 SD
mendapat imunisasi
campak
Jumlah murid kelas 1 SD
Imunisasi DT dan pada anak
kelas 1 SD
98% Jumlah anak kelas 1 SD
mendapat imunisasi DT
Jumlah murid kelas 1 SD
Imunisasi Td pada anak
kelas 2 dan 3 SD
98% Jumlah anak kelas 2 dan 3
SD mendapat imunisasai
TT
Jumlah murid kelas 2 dan
3 SD
Imunisasi TT pada anak
kelas 4 SD
98% Jumlah anak kelas 4 SD
mendapat imunisasi TT
Jumlah murid kelas 4 SD
D. Pelaksanaan Program Puskesmas
Cakupan Imunisasi Dasar pada Bayi
kumulatif bulan Desember 2011
Imunisasi Guosari Sendangsari Triwidadi PuskesmasPajangan
Jumlah Bayi 143 196 164 503
BCG
jml % 143 100 192 98 164 100 499 99.2
DPT
1 % 142 99.3 192 98 164 100 498 99
2 % 141 98.6 190 96.9 163 99.4 494 98.2
3 % 135 94.4 188 95.9 162 98.8 485 96.42
IPV
1 % 142 99.3 192 98 164 100 498 99
2 % 141 98.6 190 96.9 163 99.4 494 98.2
3 % 135 94.4 188 95.9 161 98.2 484 96.22
4 % 134 93.7 187 95.4 161 98.2 482 95.82
Hepatitis B 1 < 7 hari
1 % 141 98.6 193 98.5 163 99.4 497 98.8
Campak
jml % 135 94.41 187 95.41 161 98.17 483 96.02
Drop Out DPT-1 – Campak
jml % 7 4.9 5 2.6 3 1.83 15 3.01
5/14/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a820fb0d187 26/37
Cakupan Imunisasi BIAS
kumulatif bulan Desember 2011
Imunisasi Campak DT Td TT
Sasaran SD
kelas 1
SD
kelas 1
SD
kelas 2
SD
kelas 3
SD
kelas 4Hasil
kegiatanGuosari sasaran 166 166 147 149 158
cakupan 166 166 146 146 155
% 100 100 99.31 97.99 98.10
Sendangsari sasaran 155 155 162 164 207
cakupan 154 154 161 159 202
% 99.35 99.35 99.38 96.95 97.58
Triwidadi sasaran 148 148 147 146 134
cakupan 148 145 144 146 132
% 100 97.97 97.96 100 98.50
Puskesmas
Pajangan
sasaran 469 469 451 451 499
cakupan 468 465 456 459 489% 99.78 99.15 98.90 98.26 98
5/14/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a820fb0d187 27/37
Grafik PWS DPT-1 Puskesmas Pajangan tahun 2011
guosari sendangsari triwidadiPuskesmas
Pajangan
desembser 99.30% 98% 100% 99.00%
november 62.70% 74.50% 70.10% 69.10%
0.00%
7.92%
15.83%
23.75%
31.67%
39.58%
47.50%
55.42%
63.33%
71.25%
79.17%
87.08%
95.00%
Cakupan Imunisasi DPT-1 kumulatif s.d desember 2011
5/14/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a820fb0d187 28/37
Grafik PWS Drop Out DPT-1 - Campak Puskesmas Pajangan tahun 2011
guosari sendangsari triwidadiPuskesmas
Pajangan
desember 4.90% 2.60% 1.80% 3.01%
0.00%
0.42%
0.83%
1.25%
1.67%
2.08%
2.50%
2.92%
3.33%
3.75%
4.17%
4.58%
5.00%
Cakupan Drop Out DPT-1 - Campak Kumulatif s.d
Desember 2011
5/14/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a820fb0d187 29/37
Grafik PWS HB-1 < 7 hari Puskesmas Pajangan tahun 2011
guosari sendangsari triwidadipuskesmas
pajangan
desember 98.60% 98.50% 99% 98.80%
0.00%
7.92%
15.83%
23.75%
31.67%
39.58%
47.50%
55.42%
63.33%
71.25%
79.17%
87.08%
95.00%
Cakupan Imunisasi HB-1 < 7 Hari Kumulatif s.d
Desember 2011
5/14/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a820fb0d187 30/37
Grafik PWS Campak Puskesmas Pajangan tahun 2011
guosari sendangsari triwidadipuskesmas
pajangan
desember 94.41% 95.41% 98.17% 96.02%
november 60.70% 86.10% 70.10% 72.30%
0.00%
7.50%
15.00%
22.50%
30.00%
37.50%
45.00%
52.50%
60.00%
67.50%
75.00%
82.50%
90.00%
Cakupan Imunisasi Campak Kumulatif s.d Desember 2011
5/14/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a820fb0d187 31/37
Grafik PWS IPV-4 Puskesmas Pajangan tahun 2011
guosari sendangsari triwidadipuskesmas
pajangan
desember 93.70% 95.40% 98.20% 95.80%
november 60% 86.70% 70.10% 72.27%
0%
8%
15%
23%
30%
38%
45%
53%
60%
68%
75%
83%
90%
Cakupan Imunisasi IPV-4 Kumulatif s.d Desember
2011
5/14/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a820fb0d187 32/37
CAKUPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI
PUSKESMAS PAJANGAN TAHUN 2011
98.80% 99.20% 99.00%96.42% 96.02% 95.80%
3.01%0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
90.00%
100.00%
HB-1
<7hari
BCG DPT/IPV1 DPT/IPV3 campak IPV 4 DO
Cakupan Imunisasi
5/14/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a820fb0d187 33/37
Pencapaian BIAS Campak dan DT pada Anak SD kelas 1
Puskesmas Pajangan Tahun 2011
Pencapaian BIAS Td pada Anak SD kelas 2 dan 3
Puskesmas Pajangan Tahun 2011
100% 99.35% 100% 99.78%100% 99.35% 97.97% 99.15%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
guosari sendangsari triwidadi puskesmas pajangan
campak DT
99.31% 99.38% 97.96% 98.68%97.98% 96.95%100.00% 98.26%
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
90.00%
100.00%
guosari sendangsari triwidadi puskesmas pajangan
kelas 2 kelas 3
5/14/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a820fb0d187 34/37
Pencapaian BIAS TT pada Anak SD kelas 4
Puskesmas Pajangan Tahun 2011
Pencapaian BIAS Puskesmas Pajangan Tahun 2011
98.10% 97.58% 98.50% 98.00%
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
90.00%
100.00%
guosari sendangsari triwidadi puskesmas pajangan
99.78% 98.90% 98.26% 98.00%99.15%
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
90.00%
100.00%
kelas 1 kelas 2 (Td) kelas 3 (Td) kelas 4 (TT)
campak DT
5/14/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a820fb0d187 35/37
E. Peta Masalah
1. Peta Masalah
5/14/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a820fb0d187 36/37
BAB IV
PEMBAHASAN
Dari hasil analisa data yang telah kami lakukan, didapatkan bahwa pada tahun 2011
Puskesmas Pajangan telah mencapai UCI 100% untuk seluruh desa. Untuk imunisasi dasar pada
bayi, cakupan imunisasi untuk masing-masing antigen telah mencapai lebih dari 90% dari target
UCI 82%. Sedangkan untuk cakupan imunisasi BIAS baik imunisasi campak, DT, Td maupun
TT telah mencapai target lebih dari 98%. Cakupan imunisasi campak pada bayi di kecamatan
pajangan tahun 2011 sebesar 96%. Jadi sudah 96% bayi di kecamatan pajangan telah mendapat
imunisasi dasar lengkap dengan angka drop out (DO) 3%. Permasalahan yang dihadapi untuk
mencapai 100% cakupan adalah karena wilayahnya yang luas dan sebagian besar pegunungan
sehingga sulit dijangkau dan dikarenakan ada orangtua bayi yang tidak mau membawa anaknya
untuk mendapatkan imunisasi.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu:
1. Pendataan bayi lewat posyandu
2. Pembinaan kader untuk pencatatan dan pelaporan imunisasi
3. Melakukan pelacakan drop out (DO) dengan melibatkan kader
4.
Mengadakan sosialisasi imunisasi pada ibu hamil tentang imunisasi pada bayi setelahmelahirkan di tingkat Posyandu.
5/14/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a820fb0d187 37/37
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat kami ambil yaitu:
1. Rencana program imunisasi Puskesmas Pajangan terutama diarahkan untuk mencapai
target UCI yaitu cakupan imunisasi dasar lengkap minimal 82% secara merata pada bayi
di 100% desa/kelurahan pada tahun 2011.
2. Pelaksanaan kegiatan imunisasi di wilayah kerja puskesmas Pajangan telah mencapai
target.
3. Penyebab masalah ketidaktercapaian 100% sasaran pada program imunisasi di wilayah
kerja puskesmas Pajangan adalah dikarenakan terdapat wilayah yang sulit dijangkau dan
ada orangtua bayi yang tidak mau membawa anaknya untuk imunisasi.
4. Program kesehatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan
pendataan bayi lewat posyandu di masing-masing dusun dan melakukan pelacakan DO.
B. SARAN
1. Bagi Puskesmas, hendaknya:
a.
Dalam melakukan pendataan bekerjasama dengan kader sehingga hasil pendataandapat lebih maksimal.
b. Mengadakan pembinaan kader untuk pencatatan dan pelaporan.
c. Pelacakan DO dilakukan dengan melibatkan kader.
d. Mengadakan sosialisasi untuk para ibu hamil mengenai imunisasi pada bayi setelah
melahirkan di tingkat Posyandu.
2. Bagi tenaga kesehatan
a. Hendaknya setiap tenaga kesehatan memberikan konseling kepada Ibu mulai dari saat
hamil untuk memberikan imunisasi dasar lengkap untuk bayinya.
b. Hendaknya tenaga kesehatan khususnya bidan mampu melaksanakan dan mengawasi
program imunisasi dengan baik di wilayah kerjanya.