bab i

11
 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Lat ar Belakang Masalah Sastra merupakan salah satu luapan emosi yang spontan (Luxemburg, 1998: 5). Ada pun , kat a sa st ra dalam bah asa Indo nesia berasal dar i bah asa Sansek ert a. Aka r kat a  sas dalam ka ta ker ja turunan ber arti men gar ahk an, men gaj ar, membe ri pet unj uk, atau instruksi. Akh ira n kat a tra  biasanya menunjukkan alat atau sarana. Oleh karena itu, sastra dapat berarti alat untuk mengajar (Teeuw, 1984:22-23). Sastra merupakan alat mengajar karena karya sastra lahir di tengah-tengah masyarakat sebagai hasil imajinasi pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial di sekitarnya. Karya sastra merupakan  pe nge ja wan tahan kehidupan ha sil pen gam at an sas tra wan atas keh idu pan seki ta rnya di pa du de ng an da ya imaj inas i dan kreasi seoran g pe ng ar an g (Suharianto, 1982:11-12). Pendapat tersebut mengandung implikasi bahwa karya sastra dapat menjadi sarana mengajarka n kehidupan kepada pembaca melalui tokoh-tokoh ceritanya. Karya sastra lahir dari proses imajinasi pengarang tentan g kehidupan yang dibangun melalui berbagai unsur instrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, gaya bahasa, suasana dan lain sebagainya yang bersifat imajinatif.  Namun, terkad an g dalam du ni a sa st ra te rdap at suat u be nt uk ka ry a ya ng  berdasarkan pada fakta.

Upload: mayangkanya

Post on 10-Jul-2015

46 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab I

5/10/2018 Bab I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a0c522a507e 1/11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sastra merupakan salah satu luapan emosi yang spontan (Luxemburg,

1998: 5). Adapun, kata sastra dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa

Sansekerta. Akar kata  sas dalam kata kerja turunan berarti mengarahkan,

mengajar, memberi petunjuk, atau instruksi. Akhiran kata tra  biasanya

menunjukkan alat atau sarana. Oleh karena itu, sastra dapat berarti alat untuk 

mengajar (Teeuw, 1984:22-23). Sastra merupakan alat mengajar karena karya

sastra lahir di tengah-tengah masyarakat sebagai hasil imajinasi pengarang serta

refleksinya terhadap gejala-gejala sosial di sekitarnya. Karya sastra merupakan

  pengejawantahan kehidupan hasil pengamatan sastrawan atas kehidupan

sekitarnya dipadu dengan daya imajinasi dan kreasi seorang pengarang

(Suharianto, 1982:11-12). Pendapat tersebut mengandung implikasi bahwa karya

sastra dapat menjadi sarana mengajarkan kehidupan kepada pembaca melalui

tokoh-tokoh ceritanya.

Karya sastra lahir dari proses imajinasi pengarang tentang kehidupan yang

dibangun melalui berbagai unsur instrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar,

sudut pandang, gaya bahasa, suasana dan lain sebagainya yang bersifat imajinatif.

  Namun, terkadang dalam dunia sastra terdapat suatu bentuk karya yang

 berdasarkan pada fakta.

Page 2: Bab I

5/10/2018 Bab I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a0c522a507e 2/11

Salah satu jenis karya sastra adalah prosa. Nurgiyantoro (2007:9)

menyatakan bahwa prosa menunjuk pada novel dan cerita pendek. Perbedaan

cerpen dan novel terletak pada panjang pendeknya. Lazimnya cerpen terdiri dari

lima belas ribu kata atau sekitar lima puluhan halaman. Ciri yang terpenting

dalam cerpen adalah harus padat (compessed ), kalimat-kalimatnya harus jauh

lebih berisi daripada novel. Setiap bab dalam novel menjelaskan unsurnya satu

demi satu. Sebaliknya dalam cerpen pengarang menciptakan karakter-karater,

semesta, dan tindakan-tindakan sekaligus secara bersama-sama. Oleh karena itu,

 bagian awal cerpen harus lebih padat daripada novel (Stanton, 1965:37-38).

Genre cerpen berkembang pesat dengan berbagai keunikannya. Cerpen

tersatukan melalui tema dan efek. Cerpen bergaya padat, salah satu kepadatannya

adalah dengan menggunakan simbolisme. Cerpen terdiri atas tingkatan yang

mendorong realisme pembaca, pemahamannya, perasaannya, nilai moralnya, dan

mampu membuat efek mikrokosmis karena mampu mengungkapkan satu makna

yang besar melalui kejadian yang kecil (Stanton, 1965:43).

Dalam kesusastraan arab terdapat salah seorang pengarang yang menulis

sebuah cerpen unik. Pengarang tersebut bernama Ahmad Bahjat. Beliau

mengarang sebuah kumpulan cerpen yang merangkum cerita-cerita dalam

Al-Qur’an yang diberi judul Qasasu Al-Hayawan Fi Al-Qur’an. Buku ini berisi

cerita-cerita pendek yang menceritakan kisah-kisah binatang yang ada dalam

 Al-Qur’an. Uniknya, Ahmad Bahjat menggunakan tokoh binatang sebagai sudut

 pandang pencerita. Salah satu cerpen yang ada dalam kumpulan cerita itu adalah

Gurabu Ibnai Adama yang merujuk pada QS Al-Maidah : 31.

Page 3: Bab I

5/10/2018 Bab I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a0c522a507e 3/11

Cerpen ini menceritakan tentang burung gagak yang menjadi saksi hidup

 perselisihan anak-anak Nabi Adam yang dilatari rasa iri dan dengki. Perselisihan

yang diakhiri dengan peristiwa terbunuhnya Habil oleh Qabil ini menjadi

  peristiwa pembunuhan pertama yang terjadi di dunia. Oleh karena itu, Allah

mengirim burung gagak tersebut untuk mengajari Qabil cara mengubur jasad

Habil.

Cerpen ini mempunyai kompleksitas peristiwa yang mampu

mengembangkan inti cerita walaupun dengan kemasan alur yang sederhana.

Kekompleksitasan peristiwa-peristiwa tersebut menjadikan cerpen ini menarik 

untuk dianalisis melalui unsur-unsur instrinsiknya dan keterkaitan antar unsurnya.

Oleh karena itu, penulis menggunakan teori dan metode struktural dalam

mengurai unsur-unsur instrinsik dan keterkaitan antar unsurnya dalam

menganalisis cerpen ini, sehingga diharapkan mampu mengetahui maknanya

secara menyeluruh.

1.2  Permasalahan dan Rumusan Masalah

Karya sastra mengandung banyak kemungkinan tanggapan dari pembaca,

sehingga menimbulkan banyak penafsiran. Membaca karya sastra yang bagus

ibarat memainkan permainan yang tinggi tingkat kesulitannya. Artinya, pada

waktu kita membaca sebuah karya sastra membutuhkan interpretasi yang tinggi

untuk bisa menangkap apa yang ingin disampaikan oleh pengarang dalam cerita

tersebut. Untuk bisa memaknainya secara menyeluruh, seorang pembaca terlebih

dahulu harus mengetahui unsur-unsur pembentuk cerita tersebut. Seperti juga

Page 4: Bab I

5/10/2018 Bab I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a0c522a507e 4/11

dalam cerpen Gurabu Ibnai Adama yang akan dianalisis dalam skripsi ini. Untuk 

mengetahui maknanya, seorang pembaca harus terlebih dahulu mengetahui unsur-

unsur pembentuk cerita Gurabu Ibnai Adama karya Ahmad Bahjat ini.

Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, maka rumusan masalah dalam

 penelitian ini adalah unsur-unsur instrinsik cerpen Gurabu Ibnai Adama dan

keterkaitan antar unsur-unsur tersebut.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui unsur-unsur 

instrinsik yang membangun cerpen Gurabu Ibnai Adami karya Ahmad Bahjat dan

keterkaitan antar unsur-unsurnya.

1.4 Tinjauan Pustaka

Sejauh pengetahuan penulis yang terbatas, penelitian yang berkaitan

dengan cerpen Gurabu Ibnai Adama  belum pernah dilakukan oleh mahasiswa

Sastra Asia Barat Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada. Oleh sebab itu,

terdapat alasan bagi peneliti penulis untuk meneliti cerita tersebut menggunakan

teori struktural.

1.5 Landasan Teori

Teori merupakan konsep yang harus diterapkan (Ratna, 2005:76). Oleh

karena itu, untuk melakukan penelitian diperlukan landasan yang tepat agar tujuan

  penelitian dapat tercapai. Pada rumusan masalah telah dikemukakan bahwa

Page 5: Bab I

5/10/2018 Bab I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a0c522a507e 5/11

masalah yang akan diteliti adalah unsur-unsur instrinsik dan keterkaitan antar 

unsur dalam cerpen Gurabu Ibnaiu Adama. Untuk mendapatkan suatu struktur 

yang bulat dan utuh, maka teori yang digunakan adalah teori struktural.

Teori struktural adalah suatu teori yang memandang karya sastra sebagai

suatu struktur yang bulat dan utuh, yang terdiri atas beberapa unsur yang saling

 berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya (Teeuw, 2003:112).

Struktur karya sastra mempunyai tiga sifat, yaitu totalitas, transformasi,

dan otoregulasi. Struktur karya sastra harus dilihat sebagai suatu totalitas karena

sebuah struktur terbentuk dari serangkaian unsur-unsurnya. Unsur-unsur karya

sastra yang dominan harus memainkan peran penting dalam menghasilkan makna,

sedangkan unsur-unsur yang kurang dominan harus mengabdi pada unsur-unsur 

yang dominan sehingga semua unsur tersebut mempunyai potensi dalam

menghasilkan makna secara menyeluruh (totalitas) (Piaget dalam Sangidu,

2005:16).

Menurut Stanton (2007:20) karya sastra terdiri dari fakta cerita, sarana

cerita, dan tema. Fakta cerita cebagai catatan kejadian imajinatif dari sebuah cerita

terdiri dari karakter, alur, dan latar (2007:22). Sarana cerita semisal sudut

 pandang, simbol-simbol, dan gaya bahasa merupakan cara yang dipilih pengarang

untuk menyusun detil-detil cerita (2007:10). Tema adalah aspek cerita yang

sejajar dengan makna dalam pengalaman manusia (2007:36).

Page 6: Bab I

5/10/2018 Bab I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a0c522a507e 6/11

1.6 Metode Penelitian

Metode penelitian sastra adalah cara yang dipilih oleh peneliti dengan

mempertimbangkan bentuk, isi, dan sifat sastra sebagai subjek kajian

(Endraswara, 2004:8). Dalam meneliti dan memahami makna sebuah karya sastra,

 baik yang berupa prosa maupun puisi, dapat digunakan beberapa metode. Salah

satunya adalah dengan menggunakan pendekatan strukturalisme, yaitu memahami

karya sastra dengan memperhitungkan struktur-struktur atau unsur-unsur 

  pembentuk karya sastra sebagai suatu jalinan yang utuh. Pendekatan

strukturalisme yang digunakan dalam analisis dimaksudkan untuk membongkar 

dan memaparkan secermat mungkin keterjalinan dan keterikatan semua unsur-

unsur karya sastra yang bersama-sama menghasilkan makna yang menyeluruh

(Teeuw, 1984:36).

Metode struktural dapat dilakukan dengan cara mengidentifikasi,

mengkaji, dan mendeskripsikan fungsi dan hubungan antar unsur instrinsik fiksi

yang bersangkutan. Mula-mula diidentifikasikan dan dideskripsikan, misalnya

 bagaimana keadaan peristiwa-peristiwa, plot, tokoh dan penokohan, latar, judul,

sudut pandang, dan lain-lain. Setelah itu, dijelaskan bagaimana fungsi masing-

masing unsur itu dalam menunjang makna keseluruhannya, dan bagaimana

hubungan antar unsur itu sehingga secara bersama membentuk sebuah totalitas-

kemaknaan yang padu (Nurgiyantoro, 2007:37).

Pada cerpen Gurabu Ibnai Adama, akan diidentifikasi dan dideskripsikan

unsur-unsur instriksinya yang terdiri dari tema, fakta cerita, dan sarana cerita.

Fakta cerita yang akan dideskripsikan terdiri dari tokoh dan penokohan, alur 

Page 7: Bab I

5/10/2018 Bab I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a0c522a507e 7/11

( plot ), dan latar ( setting ), sedangkan sarana cerita yang akan dideskripsikan terdiri

dari judul dan sudut pandang pengarang. Stelah itu dijelaskan fungsi dan

keterkaitan antar unsur tersebut sehingga akan terbentuk suatu makna yang bulat

dan utuh.

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan penelitian ini menjadi empat Bab: Bab I, meliputi

 pendahuluan, latarbelakang masalah, permasalahan dan rumusan masalah, tujuan

  penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, sistematika

 penelitian, dan pedoman transliterasi. Bab II, berisi biografi Ahmad Bahjat dan

sinopsis cerpen Gurabu Ibni Adama. Bab III, berisi analisis struktural terhadap

cerpen Gurabu Ibni Adama yang berisi tentang tema, fakta cerita, sarana cerita,

dan keterkaitan antar unsur . Bab IV, berisi kesimpulan pembahasan.

1.8 Pedoman Transliterasi

Pedoman Transliterasi Arab-Latin yang digunakan di dalam penelitian

ini adalah pedoman yang menggunakan Keputusan Bersama Departemen Agama

dengan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, tertanggal

22 Januari 1988 No. 158/1987 dan 0543b/U/1987, ditetapkan Pedoman

Transliterasi Arab-Latin baku untuk digunakan secara resmi dan nasional. Secara

garis besar pedoman tersebut adalah sebagai berikut:

Page 8: Bab I

5/10/2018 Bab I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a0c522a507e 8/11

1. Konsonan Tunggal

Huruf Arab

 Nama Huruf Latin Keterangan

أ Alif ……….. tidak dilambangkan

ب Bā' B be

ت Tā' T te

ث Śā' s\ es titik atas

ج Jim J je

ح Hā' h∙ ha titik di bawah

خ Khā' Kh ka dan ha

د Dal D de

ذ Źal z\ Zet titik di atas

ر  Rā' R er  

ز  Zai Z zet

س Sīn S es

ش Syīn Sy es dan ye

ص Şād s} es titik di bawah

ض Dādd∙

de titik di bawah

ط Tā' t} te titik di bawah

ظ Zā'Z∙

zet titik di bawah

ع 'Ayn …‘… koma terbalik (di atas)

غ Gayn G ge

ف Fā' F ef  

ق Qāf Q qi

ك Kāf K ka

ل Lām L el

م Mīm M em

ن  Nūn N en

و  Waw W we

Page 9: Bab I

5/10/2018 Bab I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a0c522a507e 9/11

ه Hā' H ha

ء Hamzah …’… apostrof  ي Yā Y ye

2. Konsonan Rangkap, karena tasydīd ditulis rangkap:

ditulis muta‘aqqidīn

 ة   ditulis ‘iddah

3. T ā' Marbūt}ah di akhir kata.

a. Bila dimatikan, ditulis h:

ditulis hibah

ditulis  jizyah

(ketentuan ini tidak diperlukan terhadap kata-kata Arab yang sudah

terserap ke dalam bahasa Indonesia seperti zakat, shalat dan sebagainya,

kecuali dikehendaki lafal aslinya).

 b. Bila dihidupkan karena berangkaian dengan kata lain, ditulis t:

ا ditulis ni'matullāh

 ا ةز ditulis  zak ātul-fit}r 

4. Vokal Pendek 

 __ __ (fathah) ditulis a, contoh: ب        ditulis d}araba

 ____ (kasrah) ditulis i, contoh:          ditulis  fahima

 __ __ (dammah) ditulis u, contoh:          ditulis kutiba

5. Vokal Panjang

a. fathah + alif, ditulis ā (garis di atas).

Page 10: Bab I

5/10/2018 Bab I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a0c522a507e 10/11

ditulis  jāhiliyyah

 b. fathah + alif maqşūr, ditulis ā (garis di atas).

ditulis  yas'ā

c. kasrah + ya mati, ditulis ī (garis di atas).

ditulis majīd 

d. dammah + wau mati, ditulis ū (dengan garis di atas).

وض ditulis fur ūd}

6. Vokal Rangkap

a. fathah + yā mati, ditulis ai.

ditulis bainakum

 b. fathah + wau mati, ditulis au.

ل ditulis qaul 

7. Vokal-vokal pendek yang berurutan dalam satu kata, dipisahkan dengan

apostrof.

اا ditulis a'antum

ات ditulis u'iddat 

ئ ditulis la'in syakartum

8. Kata Sandang Alif + Lām

a. Bila diikuti huruf qamariyah ditulis al-.

اان ditulis  Al-Qur'ān

اس ditulis  Al-Qiyās

 b. Bila diikuti huruf syamsiyyah, ditulis dengan menggandengkan huruf 

syamsiyyah yang mengikutinya serta menghilangkan huruf l-nya.

Page 11: Bab I

5/10/2018 Bab I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-55a0c522a507e 11/11

ا ditulis  Asy-syams

اء ditulis  As-samā' 

9. Huruf Besar 

Huruf besar dalam tulisan Latin digunakan sesuai dengan Ejaan Yang

Disempurnakan (EYD)

10. Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat dapat ditulis menurut

 penulisannya.

ذوى اوض ditulis  z}awi> al-fur ūd}