bab i

32
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tujuan Praktek Kerja Lapangan (PKL) Adapun tujuan dilaksanakannya Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah : 1. Meningkatkan, memperluas, dan memantapkan keterampilan peserta didik sebagai bekal untuk memasuki lapangan kerja yang sesuai dengan kebutuhan program pendidikan yang ditetapkan, menambah wawasan/ pengalaman dalam dunia kerja yang nyata yang akan dihadapi 2. Memberikan kesempatan kepada peserta didik / murid / siswa-siswi untuk mendapatkan pengalaman kerja secara terpadu dan menambah ilmu dalam bidang farmasi 3. Dapat menemukan masalah yang sering dihadapi dalam suatu Apotek dan cara penyelesaian yang nantinya menjadi persiapan bagi Asisten Apoteker sebelum turun kedalam profesi. 1

Upload: jaskedoy

Post on 01-Jul-2015

325 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Tujuan Praktek Kerja Lapangan (PKL)

Adapun tujuan dilaksanakannya Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah :

1. Meningkatkan, memperluas, dan memantapkan keterampilan peserta didik

sebagai bekal untuk memasuki lapangan kerja yang sesuai dengan

kebutuhan program pendidikan yang ditetapkan, menambah wawasan/

pengalaman dalam dunia kerja yang nyata yang akan dihadapi

2. Memberikan kesempatan kepada peserta didik / murid / siswa-siswi untuk

mendapatkan pengalaman kerja secara terpadu dan menambah ilmu dalam

bidang farmasi

3. Dapat menemukan masalah yang sering dihadapi dalam suatu Apotek dan

cara penyelesaian yang nantinya menjadi persiapan bagi Asisten Apoteker

sebelum turun kedalam profesi.

4. Menambah pengalaman bagi para siswa sebagai bekal pengetahuan yang

diperolehnya.

5. Menambah wawasan tentang obat-obatan

6. Memperoleh masukan dan umpan balik untuk memperoleh,

mengembangkan, dan meningkatkan pendidikan Sekolah Menengah

Farmasi.

7. Menambahkan kedisiplinan dan tanggung jawab

8. Agar mempunyai keberanian dalam menghadapi dunia kerja

1

Page 2: BAB I

1.2. Tujuan Pembuatan Laporan

Tujuan pembuatan laporan Praktek Kerja Lapangan ini adalah untuk

melengkapi hasil dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik

mengetahui perkembangan Apotek dan menyusun kegiatan yang dilakukan

selama Praktek Kerja Lapangan yang dilakukan.

1.3. Garis Besar Isi Laporan PKL (Praktek Kerja Lapangan)

Sebagian besar isi laporan ini adalah sebagai berikut:

1. Uraian umum

2. Tata laksana kerja

3. Tata cara pelayanan R/ dan penyimpanan R/

4. Mengenal obat generik berlogo serta perbedaan antara generik dan obat

paten

5. Proses pemasukan obat Narkotika dan apa saja yang tidak boleh dilakukan

Apotek

6. Memahami tugas AA

2

Page 3: BAB I

BAB II

URAIAN UMUM

Ada beberapa garis besar yang akan diuraikan, yaitu mengenai instansi dan

tata laksana kerja.

2.1. Uraian Tentang Instansi

Ada beberapa pengertian yang menyangkut instansi yang telah ditentukan

oleh Undang-Undang Kesehatan yaitu :

2.1.1. Apotek

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 1332/MenKes/SK/X/2002,

Apotek adalah suatu tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran

sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat.

Fungsi apotek dibedakan atas 2 yaitu:

a. Fungsi sosial

Merupakan sarana penyaluran distribusi obat dan alat kesehatan kepada

masyarakat untuk memperoleh obat-obatan dan memperoleh informasi.

b. Fungsi Ekonomi

Merupakan salah satu sarana menghasilkan laba dan menjaga

kelangsungan usaha untuk membayar operasional apotek.

2.1.2. Apoteker

Menurut peraturan Menteri Kesehatan No. 1332/MenKes/SK/X/2002,

apoteker adalah Sarjana Farmasi yang telah lulus dan telah mengucapkan sumpah

jabatan apoteker, mereka yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang

berlaku berhak melakukan pekerjaan kefarmasian di Indonesia sebagai apoteker.

3

Page 4: BAB I

2.1.3. Apoteker Pengelola Apotek (APA)

Menurut peraturan Menteri Kesehatan No. 1332/MenKes/SK/X/2002,

Apoteker Pengelola Apotek adalah Apoteker yang telah diberi Surat izin Apotek.

2.1.4. Asisten Apoteker

Menurut peraturan Menteri Kesehatan No. 1332/MenKes/SK/X/2002,

Asisten Apoteker adalah mereka yang berdasarkan peraturan perundang-undangan

yang berlaku berhak melakukan pekerjaan kefarmasian di Indonesia sebagai

Asisten Apoteker.

2.2. Tata Laksana Kerja

Tata laksana kerja di apotek antara lain :

a. Membaca resep dengan baik dan benar

b. Melihat kesediaan obat dan bahan obat yang diminta dalam resep

c. Menghitung jumlah dan takaran obat yang diminta disesuaikan dengan bahan

obat yang tersedia.

2.2.1. Tata Cara Penyimpanan Obat dan sediaannya

Cara penyimpanan obat di apotek terdiri dari dua cara yaitu :

a. Penyimpanan Obat Biasa

Obat atau bahan obat harus disimpan dalam wadah yang sesuai dan harus

memenuhi persyaratan dalam pembungkusan dan penandaan yang sesuai

dengan Farmakope Indonesia edisi terbaru atau yang telah ditetapkan oleh

Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia.

b. Penyimpanan Narkotika dan Psikotropika

Apotek harus memiliki tempat khusus untuk penyimpanan narkotika,

4

Page 5: BAB I

tempat penyimpanan tersebut harus memenuhi persyaratan yang sudah

ditetapkan syarat tersebut meliputi :

1. Dibuat seluruhnya dari kayu dan bahan yang kuat

2. Harus mempunyai kunci yang kuat

3. Lemari narkotika dibuat menjadi dua bagian, masing-masing dengan

kunci yang berlainan.

1) Bagian I dibuat untuk penyimpanan morpin, petidina, dan

garam-garamnya, serta persediaan narkotika

2) Bagian II dibuat untuk penyimpanan narkotika lain seperti

codein tablet.

4. Apabila tempat khusus tersebut berupa lemari yang berukuran kurang

dari 40x80x100 cm, maka lemari tersebut harus dibuat dari tembok

atau lantai.

2.2.2. Tata Cara Pelayanan Resep dan Penyimpanan Resep.

a. Tata Cara Pelayanan Resep:

1. Apoteker wajib melayani resep dengan tanggung jawab dan keahlian

profesinya yang dilandasi pada kepentingan masyarakat yang dibantu

oleh asisten apoteker.

2. Apabila apoteker menganggap bahwa dalam resep terdapat kekeliruan

atas penulisan resep yang salah, maka apoteker harus memberitahukan

kepada dokter penulis resep.

3. Apabila dokter menulis resep tetap pada pendiriannya. Maka dokter wajib

mengatakan secara tertulis atau membutuhkan tanda tangan yang lazim di

atas resep.

5

Page 6: BAB I

4. Membuat Copy Resep bagi resep yang dapat diulang.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelayanan resep:

1. Apoteker / Asisten Apoteker tidak diizinkan untuk mengganti obat generik

yang ditulis dalam resep dengan obat paten

2. Apotek / Asisten Apoteker diperbolehkan mengganti obat paten yang

diresep dengan obat generik.

3. Apabila Apoteker / Asisten Apoteker menganggap bahwa dalam penulisan

resep terdapat kekeliruan atau penulisan yang tidak tepat, Apoteker /

Asisten Apoteker harus memberitahukan kepada dokter penulis resep. Bila

dokter tersebut tetap pada pendiriannya, maka dokter wajib membubuhkan

tanda tangan diatas resep atau menyatakan secara tertulis.

b. Tata Cara Penyimpan Resep

Resep disimpan sekurang-kurangnya selama tiga tahun, sedangkan resep

yang mengandung narkotika harus dipisahkan dengan resep lainnya. Resep yang

telah disimpan minimal tiga tahun, dapat dimusnahkan. Pemusnahan resep

tersebut dapat dilakukan dengan cara membakar atau dengan cara lainnya yang

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2.2.3. Proses Pemasukan Obat Narkotika dan Psikotropika

Pemesanan obat narkotika langsung dilakukan oleh Apoteker, dengan

terlebih dahulu mengisi formulir pemesanan Narkotika kepada PBF PT. Kimia

Farma, sedangkan pemesanan Psikotropika dapat dipesan kepada PBF lain yang

menyediakan obat Psikotropika yang dipesan di apotek.

6

Page 7: BAB I

2.2.4. Mengenal /Obat Generik Berlogo dan Obat Paten

Obat Generik Berlogo adalah obat dengan nama resmi yang ditetapkan

dalam Farmakope Indonesia untuk zat berkhasiat yang terkandung didalamnya

dan mempunyai logo generik.

Obat Generik

Obat paten adalah obat yang dijual dengan nama barang yang telah

mempunyai hak paten/ yang telah terdaftar di departemen atas nama sipembuat

yang dilaksanakannya dan dijual dalam bungkus asli dari pabrik yang

memproduksinya.

Contoh:

Nama Generik Nama Paten

Ampisilin - Sanpicilin (Sanbe Farma)

- Amcilin (Alpharma)

- Penbiotik (Bernofarm)

Asetosal - Aspirin (Nicholas)

- Aspilet (Medifarma)

- Naspro (Bayer)

7

Page 8: BAB I

2.2.5. Tugas Apoteker Pengelola Apotek (APA) dan Asisten Apoteker (AA)

di Apotek

1. Tugas Apoteker Pengelola Apotek (APA) yaitu:

Berkewajiban menyediakan, menyimpan, dan menyerahkan

perbekalan farmasi yang bermutu baik dan keabsahannya terjamin.

Obat dan perbekalan farmasi lainnya yang tidak dapat

digunakan/dilarang digunakan harus dimusnakan dengan cara

dibakar atau ditaman atau dengan cara lain yang ditetapkan Dirjen

POM dan dibantu oleh 1 karyawan apotek dan dibuat berita acara

pemusnahan.

Melaporkan penjualan Obat Narkotika dan Obat Psikotropika ke

Badan POM

2. Tugas Asisten Apoteker (AA) yaitu:

Mengerjakan pekerjaan sesuai profesinya sebagai Asisten Apoteker:

Menerima, mengerjakan, menyerahkan obat yang tertera pada

pasien

Menyusun buku pesanan

Membuat laporan penggunaan obat Narkotika dan Psikotropika

Menyusun resep-resep berdasarkan nomor urut dan tanggal, lalu

menyimpannya.

Menjaga kebersihan Apotek

Menyusun obat dan mencatat / memeriksa keluar masuknya obat

Memelihara kebersihan Apotek

Dalam hal darurat, dapat menggantikan pekerjaan sebagai kasir dan

penjual obat bebas.

BAB III

8

Page 9: BAB I

URAIAN KHUSUS

3.1. URAIAN TEORI

3.1.1. Obat Bebas Terbatas

Menurut keputusan Menteri Departemen RI yang memberikan pengertian

tentang Obat Bebas Terbatas adalah obat keras yang dapat diserahkan kepada

pemakaiannya tanda resep dokter, bila penyerahannya memenuhi persyaratan

sebagai berikut :

a. Obat tersebut hanya boleh dijual dalam bungkusan asli dari pabrik atau

pembuatannya.

b. Pada penyerahannya oleh pembuat atau penjual harus mencantumkan

tanda peringatan yang tercetak.

P No. 1 : Awas! obat Keras

Bacalah aturan pemakainya

P No. 2 : Awas! Obat keras

Hanya untuk kumur jangan ditelan

P No. 3 : Awas! Obat keras

Hanya untuk bagian luar

P No. 4 : Awas! Obat keras

Hanya untuk dibakar

P No. 5 : Awas ! Obat keras

Tidak boleh ditelan

P No. 6 : Awas! Obat keras

Obat wasir, jangan ditelan

Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan RI sebagai obat sebagai berikut :

9

Page 10: BAB I

P. No. 1 Anti Histamin

Sediaan anti histamine yang nyata-nyata dipergunakan untuk obat

tetes hidung dan semprot

P. No. 2 Zincum, obat kumur yang mengandung persenyawaan zincum

P. No. 3 Mercurochromum dalam larutan

P. No. 4 Rokok dan serbuk untuk penyakit bengek untuk dibakar yang

mengandung scopalaminum.

P. No. 5 Amonia 10 % kebawah

P. No. 6 Suppositoria untuk wasir

Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan RI No. 2380/A/SK/VI/1983

tentang tanda khusus untuk Obat Bebas Terbatas berupa lingkaran biru dengan

garis tepi berwarna hitam. Seperti gambar berikut :

Contoh obat Bebas Terbatas :

R/ Caladine

R/ Insto

R/ Paracetine

3.1.2. Obat Bebas

Menurut Peraturan Daerah Tingkat II Tangerang yakni Perda No. 12 tahun

10

Page 11: BAB I

1994 tentang pedagang eceran obat dan memuat pengertian bahwa Obat Bebas

adalah obat yang dapat dijual bebas kepada umum tanpa resep dokter, tidak

termasuk dalam daftar Narkotika, Psikotropika, Obat Keras, Obat Bebas Terbatas,

Obat Keras dan sudah terdaftar di DEPKES RI. Contoh : OBH, Minyak Kayu

Putih, Protecal, Redoxon, Lapibion.

Berdasarkan S.K. Menkes RI No. 2380/A/SK/VI/1983 tentang penandaan

khusus untuk Obat Bebas dengan tanda lingkaran bulat berwarna hijau dengan

garis tepi berwarna hitam. Seperti gambar berikut :

Contoh Obat Bebas :

Minyak Kayu Putih

Tab Paracetamol

Obat Batuk Hitam

3.1.3. Obat Keras

Obat keras atau obat daftar G menurut bahasa Belanda disebut juga

11

Page 12: BAB I

“Gevaarlijk” yang artinya berbahaya. Maksudnya obat golongan ini berbahaya

jika pemakaiannya tidak berdasarkan resep dokter.

Menurut keputusan Menteri Kesehatan RI yang menetapkan pengertian

obat keras adalah:

1. Semua obat yang pada bungkus luarnya oleh sipembuat disebutkan bahwa

obat itu hanya boleh diserahkan dengan resep dokter.

2. Semua obat yang dibungkus sedemikian rupa yang nyata-nyata untuk

dipergunakan secara parentral, baik dengan cara suntikan maupun dengan

cara pemakaian lain dengan jalan merobek rangkaian asli dari jaringannya.

3. Semua obat baru, terkecuali apabila oleh Departemen Kesehatan telah

dinyatakan secara tertulis bahwa obat itu tidak membahayakan kesehatan

manusia.

4. Semua obat yang tercantum daftar obat keras, obat itu sendiri dalam

substansi dan semua sediaan yang mengandung obat itu, terkecuali apabila di

belakang nama obat disebutkan ketentuan lain, atau ada pengecualian daftar

obat bebas terbatas.

Penandaan Obat keras ini berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI

No.02396/A/SK/VIII/1986 tentang tanda khusus obat keras daftar G adalah

lingkaran bulat berwarna merah garis tepi berwarna hitam dengan huruf K yang

menyentuh garis tepi Seperti gambar berikut :

12

Page 13: BAB I

Contoh Obat Keras :

Propanolol

Piroxicam

Biosanbe

3.1.4 Obat Narkotika

Menurut undang-undang nomor 22 tahun 1997 tentang narkotika adalah

zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun

semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau hilangnya kesadaran;

hilangnya rasa sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan

ketergantungan yang digolongkan kedalam golongan I,II dan III dan IV. Contoh :

codein, codipront, opium, morfin.

Penandaan obat narkotika berdasarkan peraturan yang terdapat dalam

ordonasi obat bius adalah: Palang Medali Merah. Seperti gambar berikut :

Contoh Obat Narkotika :

Codein Tab 10mg, 15mg, 20mg

Codipront Syrup

3.1.5. Obat Psikotropika

Menurut Undang-undang No. 5 tahun 1997 tentang Psikotropika adalah

zat obat baik alamiah maupun sintetis bukan Narkotika yang berkhasiat melalui

pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas

13

Page 14: BAB I

pada aktifitas mental dan perilaku. Contoh : diazepam, stesolid, phenobarbital,

valium, valisanbe.

Sehingga penandaan untuk obat psikotropika dengan lingkaran bulat

berwarna merah dengan huruf K berwarna hitam yang menyentuh garis tepi yang

berwarna hitam. Seperti gambar berikut :

Contoh Obat Psikotropika :

Phenobarbital Tab

Diazepam Tab

Valisanbe

BAB IV

TINJAUAN TENTANG APOTIK

14

Page 15: BAB I

Struktur Apotek

SKEMA DENAH APOTEK SARI JAYA / BAGIAN DEPAN

4 5

3

6

APARiza fahlepi W,S.Si

ASKEPDewi

KEUANGANErma

TATA USAHA

Lina Tina

LOGISTIKILMA

JRSRyzki

P.DepanTinaVeraIen

KASIR

ANI

KR SORERosa

KR PAGIDewi AA

JRSTIKA

P DEPANTinaVeraIEN

KASIRIka

PESURUHAdi

15

Page 16: BAB I

“ Keterangan Denah Apotik / Bagian Depan1. Pintu masuk 2. Ruang tunggu / bangku3. Alkes

Bedak Obat kumur Obat bebas Obat bebas terbatas Obat bebas Obat bebas Susu

4. TV5. Kasir 6. Madu

SKEMA DENAH APOTEK SARI JAYA BAGIAN TENGAH

1

2

S

U

S

U

Obat Bebs Obat Bebas Terbatas

OBATKUMUR

Obat bebas

OBATBEBAS

7

16

Page 17: BAB I

“ Keterangan Denah Apotik / Bagian Tengah1. Pintu masuk 2. Meja / Bangku3. Salep 4. Infus5. Alkes 6. Cream7. Obat keras8. Obat Bebas9. Obat Bebas Terbatas10. Obat-obat untuk resep

SEKEMA DENAH APOTEK SARI JAYA BAGIAN BELAKANG

1

2

3 4

5

6

10

8 9

3

17

Page 18: BAB I

“ Keterangan Denah Apotik / Bagian Belakang

1. Pintu masuk

2. Lemari Okt

3. Kamar Mandi

4. Timbangan Obat

DENAH LOKASI APOTEK SARI JAYA

1

2

4

18

Page 19: BAB I

BAB V

PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN

19

Page 20: BAB I

5.1. Permasalahan

Selama melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Apotek Sari Jaya

masalah yang mungkin sering terjadi adalah ketidak sabaran pasien dalam

mengambil obat.

5.2. Pembahasan

Untuk mengatasi masalah diatas, pasien yang datang ke apotek untuk

menebus resep tidak semua memiliki sikap yang sabar, jadi seorang asisten

apoteker harus mengerjakan resep dengan cepat, tepat dan teliti sehingga pasien

tidak menunggu terlalu lama.

BAB VI

PENUTUP

20

Page 21: BAB I

6.1. Kesimpulan

Dari Praktek Kerja Lapangan yang telah kami lakukan di Apotek Sari Jaya

dengan ini menyimpulkan bahwa :

1. Seorang asisten apoteker harus memiliki keterampilan dalam hal pelayanan

kefarmasian dan harus memiliki komunikasi yang baik

2. Berorientasi kepada pasien

3. Apotek Sari Jaya telah melaksanakan tugasnya yaitu sebagai sarana

kesehatan dengan baik dan telah menerapkan manajemen yang baik.

6.2. Saran

Dalam kesempatan ini kami juga menyertakan beberapa masukan dan saran

sebagai berikut :

1) Apotek Sari Jaya sebaiknya meningkatkan mutu pelayanan bagi para pasien,

sebab persaingan apotek sudah semakin ketat

2) Demi meningkatkan mutu dan bobot siswa/siswi Sekolah Menengah Kejuruan

Farmasi, kami merasa wawasan para siswa/siswi harus dapat lebih

ditingkatkan keterampilannya dibidang kefarmasian dengan cara melakukan

PKL di beberapa tempat.

1) Kiranya Apotek Sari Jaya bersedia menerima dan membimbing adik-adik

kami yang akan melaksanakan PKL dimasa mendatang.

DAFTAR PUSTAKA

21

Page 22: BAB I

Undang-undang Farmasi Kelas I,II,III Pusdiknakes, Depkes, RI: Jakarta.

Undang-undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika (1997), Mitra Info,

Jakarta.

Arief, Moh (1991) Apa yang perlu diketahui tentang obat Gajah Mada University

Pross, Yogyakarta.

Pusdiknakes (1994), Farmakologi Untuk Siswa SMF, Jakarta.

Sartono (1993), Apa Yang Sebaiknya Anda Ketahui Tentang Obat-obat Bebas dan

Bebas Terbatas, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

KETERANGAN RESEP :

1. CEFADROXIL

22

Page 23: BAB I

Indikasi : Infeksi saluran nafas, kulit jaringan lunak, saluran cerna, saluran

kemih

Komposisi : Sefadroxil 250mg, 500mg

2. SALBUTAMOL

Indikasi : Sebagai bronkodikitor pada semua jenis asma bronkitis dan kronis.

Komposisi : Salbutamol

3. NEURODEX

Indikasi : Pencegahan dan penyembuhan kurang vitamin

Komposisi : Vit b1, Vit b6, Vit B12

KETERANGAN RESEP :

1. CEFTRIAXONE

23

Page 24: BAB I

Indikasi : Infeksi saluran nafas, saluran kemih kelamin, tulang dan sendi.

Komposisi : Ceftriaxone.

2. RANITIDIN AMP

Indikasi : tukak lambung aktif .

Komposisi : Ranitidine.

3. KETOROLAC AMP

Indikasi : Penanganan jangka pendek untuk nyeri berat.

Komposisi : Ketorolac.

24