bab i

17

Click here to load reader

Upload: yunus-erda

Post on 30-Jun-2015

169 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu sektor pembangunan yang sangat penting

sekali, karena pendidikan akan menentukan bentuk generasi Bangsa Indonesia

dimasa yang akan datang. Keberhasilan pendidikan dapat di lihat dari mutu

pendidikan masing-masing lembaga kependidikan. Mutu pendidikan di Indonesia

masih jauh dari yang kita harapkan terutama di bidang MIPA ( Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam ). Mutu pendidikan biasanya di tunjukan dari hasil

belajar siswa, yang dapat kita lihat dari hasil ujian akhir sekolah. Menurut Gazali

( 1982 , hlm 45 ) : “Hasil belajar akan tinggi dan lama di ingat apabila anak didik

mengalami sendiri dan ikut serta aktif dalam proses belajar mengajar “

Berdasarkan data yang ada pada kantor Wilayah Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan Kabupaten Banyuwangi tahun 2009 menunjukan hasil belajar

MIPA SMA I Gambiran belum mencapai angka 65 (angka cukup). Mata

pelajaran Fisika merupakan nilai yang terendah dibandingkan nilai pelajaran

MIPA lainnya, seperti tertera pada tabel berikut:

Tabel 1

Rata-rata nilai akhir Mata pelajaran MIPA SMA I Gambiran tahun

Pelajaran 2009/ 2010

Mata Pelajaran Nilai Rata-Rata

Matematika 9,14

Fisika 6,26

Kimia 8,33

Biologi 8,56

Mata pelajaran Fisika secara umum adalah mata pelajaran yang dianggap

sulit oleh siswa, ini dapat diketahui dari hasil wawancara dengan beberapa siswa,

dan juga dapat dilihat dari hasil kuis, ulangan harian dan ujian semester siswa.

Kesulitan siswa pada materi Impuls dan momentum disebabkan antara lain: a)

kurang berdisiplin dalam belajar, b) kurangnya kebiasaan belajar berkelompok, c)

kurangnya minat baca materi Fisika, d) tidak sinkronnya pelajaran Matematika

dengan Fisika dan kelengkapan catatan/buku-buku tidak memadai. Gambaran

permasalahan di atas, menampakkan bahwa siswa sulit menyelesaikan soal-soal

Fisika.

Page 2: BAB I

Mata pelajara Fisika merupakan ilmu dasar sebagai kunci dari teknologi

canggih pada saat ini, oleh sebab itu pemahaman terhadap Fisika perlu terus

ditingkatkan guna mengejar ketinggalan kita dari negara-negara lain. Untuk

menarik minat siswa dalam mempelajari Fisika, maka Fisika harus dijadikan

pelajaran yang menarik dan menyenangkan.

Menurut Kertawijaya (1988) bahwa usaha peningkatan mutu pendidikan

akan lebih berhasil bila semua sarana dan prasarana terpenuhi dan proses

pendidikan berjalan sebagaimana mestinya antara lain jumlah guru, metoda yang

digunakan, media pendidikan dan fasilitas pendidikan. Untuk mewujudkan

peningkatan hasil belajar yang akan menentukan mutu pendidikan, maka

pemerintah telah melakukan beberapa usaha antara lain:

1. Melengkapi sarana dan prasarana serta fasilitas penunjang

pendidikan, seperti membangun gedung-gedung sekolah baru dan

menyempurnakan gedung lama, menambah ruang belajar,

perpustakaan serta buku pelajaran.

2. Pembinaan dan pengembangan kurikulum

3. Meningkatkan mutu guru melalui penataran-penataran dan seminar-

seminar.

Usaha peningkatan mutu pendidikan tersebut tentunya harus didukung

dengan tersedianya kualitas dan kuantitas sumber daya manusia (SDM) dan

sumber daya alam (SDA). Kualitas sumber daya manusia hanya akan tercipta dari

lembaga pendidikan yang andal dan berkualitas pula. Tantangan yang banyak kita

hadapi dalam dunia pendidikan sekarang ini adalah masalah kualitas. Dari

pendidikan yang berkualitas akan menghasilkan lulusan yang berkualitas, bila

semua komponen yang mempengaruhinya saling mendukung. Masalah kualitas

pendidikan tidak terlepas dari komponen yang menentukannya antara lain guru

sebagai tenaga pendidikan, kurikulum, metode mengajar, sarana prasarana dan

media yang di gunakan.

Mengingat banyaknya komponen yang mempengaruhi mutu pendidikan

dan hasil belajar siswa maka perlu dicari komponen yang paling strategis untuk

di bahas terlebih dahulu. Diantaranya komponen guru dan siswa yang

berhubungan langsung dalam proses belajar mengajar. Guru perlu menciptakan

suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar dengan baik. Guru harus dapat

membuat siswa terangsang untuk belajar dengan memberikan motivasi kepada

siswa, dengan harapan siswa memperoleh hasil belajar yang baik. Sehubungan

dengan itu guru berperan sebagai motivator seperti yang diungkapkan Prayitno

Page 3: BAB I

(1987:1) bahwa guru yang berhasil dalam menyelenggaran tugasnya adalah guru

yang dapat membuat siswanya termotivasi dalam belajar.

Motivasi tidak terlepas dari adanya rangsangan, sehingga siswa tertarik

pada pelajaran yang akan diberikan. Menurut Sardiman (1986:54) bahwa peranan

guru sebagai motivator penting artinya dalam rangka meningkatkan kegairahan

dan pengembangan kegiatan belajar siswa. Guru harus merangsang dan

memberikan dorongan serta reinforcement untuk mendinamiskan potensi siswa,

menimbulkan swadaya aktivitas dan daya cipta atau kreativitas sehingga akan

terjadi dinamika di dalam proses belajar mengajar. Di dalam memotivasi siswa

dapat dibedakan menjadi dua yaitu motivasi yang berasal dari diri siswa

(intrinsik) dan motivadsi yang datang dari luar (ekstrinsik).

Salah satu bentuk motivasi ekstrinsik adalah dengan memberikan

Lembaran Kegiatan Siswa (LKS) dalam kegiatan belajar mengajar. LKS dapat

dibedakan atas dua macam, yakni LKS eksperimen dan LKS non eksperimen.

LKS eksperimen digunakan untuk membimbing siswa dalam berpraktikum

sedangkan LKS noneksperimen digunakan sebagai salah satu alternatif dalam

mengatasi hambatan proses belajar mengajar, misalnya sekolah tidak memiliki

fasilitas yang memadai untuk kegiatan laboratorium.

Kurikulum 2004 dalam salah satu prinsip pelaksanaannya adalah

memandirikan peserta didik untuk belajar. Prinsip ini harus disikapi oleh segenap

pengelola sekolah baik kepala sekolah, guru maupun para pembina sekolah,

dengan mengupayakan tersedianya bahan ajar berupa lembaran kerja siswa (LKS)

noneksperimen. Dengan pemberian LKS noneksperimen tersebut siswa di dalam

PBM akan lebih mudah memahami konsep-konsep Fisika khususnya materi

Impuls dan momentum, karena LKS non eksperimen dikerjakan di rumah

terlebih dahulu.

Di latar belakangi oleh hal yang telah di sebutkan di atas, penulis

melakukan penelitian mengenai hasil belajar Fisika siswa kelas XI IPA2 SMA I

Gambiran yang menggunakan LKS non eksperimen sebelum PBM di kelas

dengan judul penelitian: Pengaruh Menggunakan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

Noneksperimen Sebelum Proses Belajar Mengajar Dalam Mata Pelajaran Fisika

Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA2 SMA I Gambiran.

Page 4: BAB I

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukan di atas serta

untuk lebih terarahnya penelitian yang di lakukan, maka perlu dirumuskan

masalah penelitian sebagai berikut :

1. Apakah ada pengaruh penggunaan LKS non eksperimen sebelum

proses belajar mengajar di kelas terhadap hasil belajar siswa kelas XI

IPA2 SMA I Gambiran?

2. Apakah menggunakan LKS noneksperimen sebelum PBM di kelas

dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar?

3. Apakah menggunakan LKS non eksperimen sebelum PBM di kelas

dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep

Fisika?

4. Apakah dengan menggunakan LKS non eksperimen sebelum PBM

di kelas, belajar Fisika dapat lebih efektif?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengungkapkan hal-hal sebagai

berikut:

1. Pengaruh penggunaan LKS non eksperimen sebelum proses belajar

mengajar di kelas terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPA2 SMA I

Gambiran.

2. Pengaruh penggunaan LKS noneksperimen sebelum PBM di kelas

dalam meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar.

3. Pengaruh penggunaan LKS noneksperimen sebelum PBM di kelas

dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep

Fisika.

4. Pengaruh penggunaan LKS noneksperimen sebelum PBM di kelas

dalam meningkatkan efektivitas pembelajaran Fisika.

Page 5: BAB I

1.4 Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian maka hasil penelitian ini berguna sebagai

berikut:

Bagi Guru

a. Peningkatan kualifikasi akademik guru

b. Peningkatan profesionalitas guru

c. Memberikan tantangan pada guru untuk menyiapkan bahan ajar yang lebih

baik lagi.

d. Memotivasi guru untuk melakukan penelitian berikutnya.

Bagi Sekolah

a. Peningkatan hasil belajar dan mutu pendidikan sekolah.

b. Memotivasi guru-guru mata pelajaran lain untuk melaksanakan PTK.

Bagi Siswa

a. Mempermudah siswa memahami materi pelajaran Fisika.

b. Meningkatkan minat baca siswa terhadap materi pelajaran Fisika.

c. Meningkatkan aktifitas belajar siswa dan siswa lebih mandiri

d. Menjadikan siswa lebih percaya diri, dan lebih mandiri.

Bagi Peneliti Lain

a. Menjadi masukan pada guru seprofesi dalam rangka meningkatkan hasil

belajar siswa.

b. Termotivasi untuk melakukan PTK.

Page 6: BAB I

BAB II

TINJAUAN TEORITS

A. Kajian Teori

1. Lembar Kegiatan Siswa

2.Tujuan dan Manfaat LKS non eksperimen

3. Manfaat LKS non eksperimen

Page 7: BAB I

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Objek Penelitian

Penelitian yang menggunakan LKS noneksperimen ini dilaksanakan di

SMA Negeri I Gambiran pada mata pelajaran Fisika. dengan materi pokok

impuls dan momentum, yang dilakukan pada semester I tahun pelajaran

2009/2010.

B. Subyek Penelitian

Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA2 SMA

I Gambiran, yang terdaftar pada semester I tahun pelajaran 2009/2010 sebanyak

48 orang dengan perincian perempuan 30 orang dan laki-laki 18 orang, dan dua

orang guru yaitu penulis sendiri dan seorang guru sdr. Dra. Yunarse.

C. Waktu Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini sudah dilakukan mulai awal belajar semester I

tahun pembelajaran 2009/2010, materi sesuai dengan kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) untuk penyempurnaan, penelitian berlanjut sampai minggu

pertama Desember tahun 2009. Hari pelaksanaan penelitian disesuaikan dengan

jadwal mengajar disekolah yaitu hari Kamis, Jumat dan Sabtu. Setiap satu kali

tatap muka waktunya 2 X 45 menit.

D. Tahapan Penelitian

Seperti yang telah diungkapkan pada BAB I bahwa penelitian ini bertujuan

untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan kualitas pembelajaran siswa dalam

mata pelajaran Fisika di SMA I Gambiran, khusus materi Impuls dan Momentum.

Untuk itu dilaksanakan suatu strategi pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan

di atas. Dalam proses pembelajaran diupayakan keterlibatan siswa secara

langsung dan lebih banyak, dengan mengerjakan LKS non eksperimen.

Tahapan penilitian dibagi dua yaitu Siklus I dan Siklus II yang berisikan

antara lain:

1. Tahap perencanaan

2. Pelaksanaan Tindakan

3. Tahap Observasi

4. Tahap Refleksi

Page 8: BAB I

A. Siklus I

1. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini yang perlu dilakukan adalah:

a. Mengkaji Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP )

b. Memilih buku referensi yang akan digunakan dalam pembelajaran.

c. Memberi penjelasan pada siswa metode PBM yang akan

dilaksanakan (misalnya mengerjakan LKS non eksperimen) sebelum

PBM di dalam kelas.

d. Mempersiapkan perlengkapan PBM yang di butuhkan saat

penelitian antara lain LKS non eksperimen, dan perangkat evaluasi.

e. Mengadakan tes berupa kuis dan tes akhir siklus.

2. Pelaksanaan Tindakan

Dalam pelaksanaan penelitian strategi pembelajaran sebanyak mungkin

memberi peluang, mendorong dan membimbing siswa berfikir dengan bantuan

memberikan LKS non eksperimen, saat PBM tatap muka digunakan metode

bervariasi. ( misalnya :diskusi ). Pada tahap ini pelaksanaan penelitian dilakukan

sebagai berikut:

a. Memberikan LKS Non Eksperimen pada siswa

Dalam rangka meningkatkan aktivitas belajar siswa yaitu dengan

melibatkan siswa lebih banyak bekerja dalam setiap kegiatan belajar, sehingga

siswa memiliki pengalaman pribadi yang akan membangun pengertian dan

pemahaman tentang materi pelajaran Fisika dan khususnya materi Impuls dan

Momentum. Siswa diberi LKS non eksperimen sebelum PBM dilakukan, dan

mengerjakan LKS tersebut di rumah. Dengan melakukan aktivitas secara individu

diharapkan siswa dapat mengerahkan dan memberdayakan segenap potensi yang

dimilikinya, sehingga siswa akan memperoleh pemahaman yang lebih baik dan

ditunjukan oleh hasil belajar.

b. Berdiskusi

Pada saat PBM mendiskusikan jawaban LKS yang telah dibuat siswa, dan

guru membimbing siswa berdiskusi dan menjelaskan materi yang belum dipahami

siswa. Menurut Passaribu (1983:40) bahwa cara belajar yang efektif adalah cara

belajar berbuat sendiri, maksudnya siswa terlibat langsung dalam mencapai tujuan

pengajaran. Pendapat ini di dukung oleh Roestiyah (1989:37) yang menyatakan di

dalam belajar anak harus mengalami aktivitas mental, misalnya anak dapat

Page 9: BAB I

mengembangkan kemampuan intelektualnya, kemampuan berfikir kritis,

kemampuan menganalisis, dan kemampuan menerapkan pengetahuan.”

Pada saat berdiskusi di dalam kelas siswa terlibat langsung, dapat

memberi pendapat, meningkatkan rasa percaya diri, saling menghargai sesama

teman maupun sama guru dan mampu mengembangkan diri.

c. Melakukan tes hasil belajar

Tes hasil belajar merupakan tes yang dilakukan pada setiap tatap muka dan

akhir siklus, bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tindakan yang dilakukan

dalam proses pembelajaran yang memberi dampak positif terhadap kemampuan

belajar siswa, ini tergambar dari hasil belajar . Menurut Slameto (1988:179)

bahwa tes dan nilai dapat dijadikan suatu kekuatan untuk memotivasi siswa dalam

belajar. Siswa belajar ada keuntungan yang diasosiasikan dengan nilai yang

tertinggi, dengan demikian memberikan tes dan nilai mempunyai efek dalam

memotivasi siswa untuk belajar

3. Tahap Observasi

Pelaksanaan penlitian ini digunakan tiga teknik pengumpulan data yaitu :

pengamatan langsung, wawancara dan tes hasil belajar berupa kuis dan tes akhir

siklus.

a. Pengamatan Langsung.

Pengamatan langsung dapat dilihat pada saat berdiskusi di dalam kelas.

Aktivitas siswa yang diamati sama dengan siklus pertama antara lain:

a. interaksi antar sesama teman saat berdiskusi sesuai dengan aturan berdiskusi

yang baik, saling harga menghargai antara sesama teman.

b. interaksi siswa dengan guru dapat dilihat dari kualitas dan kuantitas

pertanyaan dan jawaban.

c. interaksi dengan buku sumber seperti buku penunjang, buku catatan dan

media yang dapat menunjang menyelesaikan permasalahan pada saat

berdiskusi.

b. Wawancara

Melakukan wawancara pada beberapa siswa secara acak. Menanyakan

bagaimana menurut mereka metode pembelajaran dengan menggunakan LKS non

eksperimen sebelum PBM di dalam kelas, dan menanyakan tentang hal-hal yang

positif yang dilakukan guru serta saran-saran perbaikan. Hasil wawancara akan

Page 10: BAB I

ditindak lanjuti pada tahap berikutnya. Pertanyaan dan jawaban siswa waktu

melakukan wawancara dengan beberapa siswa dapat dilihat pada tabel 3 berikut:

Tabel 5

wawancara langsung pada siklus pertama

NOPERTANYAAN PADA SISWA

%

Yang

menjawab

Ya

% Y

Yang

menjawab

tidak

1 Apakah anda senang belajar

dengan menggunakan LKS non

eksperimen ?

2 Apakah anda mengalami kesulitan

mencari jawabanya ?

3 Apakah anda kesulitan mencari

buku sumber ?

4 Apakah anda suka metode diskusi

dalam PBM ?

5 Apakah anda mengalami kesulitan

dalam menyelesaikan soal-soal

yang berupa hitungan ?

4. Analisa Reflektif

B. Siklus II

1. Perencanaan

Perencanaan pada siklus II ini sama dengan siklus pertama. Berdasarkan

analisa refleksi pada siklus pertama, maka pada siklus kedua ini akan diadakan

perbaikan-perbaikan dengan cara memodifikasi tindakan, dengan harapan

kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelemahan tersebut dapat teratasi.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pada pelaksanaan kedua ini , tindakan yang dilakukan setelah melihat

siklus pertama adalah:

a. Memberikan LKS non eksperimen dan foto copy materi perpokok

bahasan pada siswa sebelum PBM.

b. Sebelum PBM dimulai LKS non eksperimen dikumpulkan perderet

tempat duduk siswa kemudian dipertukarkan dengan deret yang lain.

c. Berdiskusi

d. Melakukan tes hasil belajar berupak kuis dan tes akhir siklus.

Page 11: BAB I

3. Analisis Data

4. Tahap Observasi

Pelaksanaan penIlitian siklus kedua ini, sama dengan siklus pertama

digunakan tiga teknik pengumpulan data yaitu : pengamatan langsung, wawancara

dan tes hasil belajar berupa kuis dan tes akhir siklus.

a. Pengamatan Langsung.

Pengamatan langsung dapat dilihat pada saat berdiskusi di dalam kelas.

Aktivitas siswa yang diamati antara lain :

a. interakaksi antar sesama teman saat berdiskusi sesuai dengan

aturan berdiskusi yang baik, saling harga menghargai antara

sesama teman.

b. interaksi siswa dengan guru dapat dilihat dari kualitas dan kuantitas

pertanyaan dan jawaban.

c. interaksi dengan buku sumber seperti buku penunjang, buku

catatan dan media yang dapat menunjang menyelesaikan

permasalahan pada saat berdiskusi.

b. Wawancara

Siklus kedua ini juga dilakukan wawancara pada siswa yang berbeda

secara acak . Hasil wawancara akan ditindak lanjuti pada tahap berikutnya.

Pertanyaan dan jawaban siswa waktu melakukan wawancara dengan beberapa

siswa dapat dilihat pada tabel 7 berikut ini :

wawancara langsumg pada siklus kedua

No Pertanyaan Pada Siswa%

menjawab Ya

% Ymenjawab

tidak1 Apakah anda senang/suka belajar

dengan menggunakan LKS non eksperimen ?

2 Apakah anda mengalami kesulitan mencari jawabanya ?

3 Apakah anda kesulitan mencari buku sumber ?

4 Apakah anda suka metode diskusi dalam PBM ?

5 Apakah anda mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal yang berupa hitungan ?

5. Analisa Reflektif