bab i

29
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Bertahun-tahun yang lalu, Bapak Ilmu Kedokteran, Hippocrates, menggunakan istilah skoliosis bagi lengkungan tulang belakang dan mencoba mengobati penderitanya dengan alat penopang atau penyangga. Sekarang, orang masih tetap menggunakan istilah skoliosis namun dengan pengertian yang berbeda, yaitu sebagai lengkungan ke samping dalam tulang belakang. Umumnya, tanda-tanda skoliosis yang bisa diperhatikan yaitu tulang bahu yang berbeda, tulang belikat yang menonjol, lengkungan tulang belakang yang nyata, panggul yang miring, perbedaan ruang antara lengan dan tubuh. Istilah skoliosis kini bermakna sebagai lengkungan ke samping dalam tulang belakang. Hal ini untuk membedakan bentuk lengkungan tulang belakang yang memang ke arah depan dan belakang. Cara pengobatannya pun kini lebih bervariasi. Dalam tingkat yang masih ringan, skoliosis seringkali tidak menimbulkan masalah, namun bila lengkungan ke samping itu terlalu parah, akan menyebabkan cacat bentuk tulang belakang yang cukup berat dan bisa mengganggu fungsi tubuh lainnya seperti jantung dan paru-paru.

Upload: sulthonika-kurniawati-sukarman

Post on 27-Jun-2015

423 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Bertahun-tahun yang lalu, Bapak Ilmu Kedokteran, Hippocrates, menggunakan

istilah skoliosis bagi lengkungan tulang belakang dan mencoba mengobati penderitanya

dengan alat penopang atau penyangga. Sekarang, orang masih tetap menggunakan istilah

skoliosis namun dengan pengertian yang berbeda, yaitu sebagai lengkungan ke samping

dalam tulang belakang. Umumnya, tanda-tanda skoliosis yang bisa diperhatikan yaitu tulang

bahu yang berbeda, tulang belikat yang menonjol, lengkungan tulang belakang yang nyata,

panggul yang miring, perbedaan ruang antara lengan dan tubuh.

Istilah skoliosis kini bermakna sebagai lengkungan ke samping dalam tulang

belakang. Hal ini untuk membedakan bentuk lengkungan tulang belakang yang memang ke

arah depan dan belakang. Cara pengobatannya pun kini lebih bervariasi. Dalam tingkat yang

masih ringan, skoliosis seringkali tidak menimbulkan masalah, namun bila lengkungan ke

samping itu terlalu parah, akan menyebabkan cacat bentuk tulang belakang yang cukup berat

dan bisa mengganggu fungsi tubuh lainnya seperti jantung dan paru-paru.

Skoliosis tidak menimbulkan rasa nyeri, tetapi bisa mengganggu rasa percaya diri

penderita. Yang pasti, skoliosis diturunkan, serta umumnya sudah terjadi sejak masa kanak-

kanak. Penyebabnya tidak diketahui dan sama sekali tidak ada kaitannya dengan postur

tubuh, diet,olahraga, dan pemakaian backpack. Dan ternyata, anak perempuan lebih sering

terkena dibandingkan dengan anak laki-laki.  Biasanya, skoliosis terlihat nyata untuk

pertama kalinya di masa remaja (saat percepatan pertumbuhan). Pertumbuhan memang

merupakan faktor risiko terbesar terhadap memburuknya pembengkokan tulang punggung. 

Page 2: BAB I

B. TUJUAN PENULISAN

1. Tujuan Umum

Diajukan sebagai syarat mengikuti ujian pendidikan program profesi di bagian Ilmu

Radiologi

2. Tujuan Khusus

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai skoliosis mulai dari definisi, etiologi klasifikasi,

patofisiologi, gambaran klinis, diagnosis, komplikasi, dan penatalaksanaan.

Page 3: BAB I

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Definisi

Menurut kamus kedokteran Dorland skoliosis merupakan deviasi lateral yang

cukup besar yang secara normal tulang belakang berupa garis lurus vertical. Dapat juga

dikatakan bahwa Skoliosis adalah kelainan pada rangka tubuh yang berupa

kelengkungan tulang belakang. Sebanyak 75-85% kasus skoliosis merupakan idiofatik,

yaitu kelainan yang tidak diketahui penyebabnya. Sedangkan 15-25% kasus skoliosis

lainnya merupakan efek samping yang diakibatkan karena menderita kelainan tertentu,

seperti distrofi otot, sindrom Marfan, sindrom Down, dan penyakit lainnya. Berbagai

kelainan tersebut menyebabkan otot atau saraf di sekitar tulang belakang tidak berfungsi

sempurna dan menyebabkan bentuk tulang belakang menjadi melengkung. Pada tahapan

awal,skoliosis tidak menimbulkan rasa sakit, karena itu para penderita cenderung tidak

menyadarinya. Rasa sakit baru dialami setelah mencapai tingkat kerusakan parah.

II.2 Epidemiologi

Skoliosis pada umumnya mulai menyerang di usia 10-14 tahun, baik pada remaja

perempuan atau laki-laki. Karena tidak bisa ditandai oleh rasa nyeri ataupun perubahan

bentuk, maka untuk memastikan pertumbuhan anak remaja terbebas dari gangguan

struktur tulang ini sangat disarankan remaja di usia tersebut memeriksakan diri. Terlebih

lagi jika ada riwayat orang tua menderita skoliosis.

Skoliosis kira-kira terjadi dua kali lebih banyak pada anak-anak perempuan

daripada lelaki. Skoliosis dapat dilihat pada semua umur, namun lebih banyak pada

mereka yang berusia lebih dari 10 tahun. Skoliosis berhubungan dengan keturunan

dimana orang-orang dengan skoliosis lebih mungkin mempunyai anak-anak dengan

Page 4: BAB I

skoliosis. bagaimanapun, tidak ada korelasi antara keparahan dari lekukan dari satu

generasi ke generasi berikutnya.

Di Amerika serikat insidensi terjadinya skoliosis idiopatik adalah sekitar

4,5%. Prevalensi keseluruhan adalah 3-5%, untuk kurva kurang dari 20 ° dan 0,5% untuk

kurva lebih dari 20 °. Prevalensi skoliosis lebih dari 25 ° adalah 1,5 kasus per 1000

penduduk. Skoliosis yang paling umum pada orang tinggi.

Secara General Prevalensi skoliosis idiopatik yang memerlukan pengobatan

berkisar antara 0,1-0,3%. Skoliosis pada Remaja didistribusikan secara luas di seluruh

dunia. Prevalensi kurva lebih dari 10 ° adalah 2,5 kasus per 100 penduduk. Prevalensi

kurva lebih dari 20 ° adalah 1 kasus per 2500 orang.

Prevalensi skoliosis adalah 11% pada pasien dengan keluarga pengidap skoliosis.

Skoliosis infantil jarang di Amerika dan lebih umum di Eropa dan Asia. Rasio perempuan

: laki-laki secara keseluruhan 1,25:1. Dengan kurva 6-10 °, rasionya hampir 1:1, tetapi

dengan kurva lebih dari 20 °, rasionya 5.4:1.

Jenis kekanak-kanakan yang paling umum di anak laki-laki, tetapi tipe remaja lebih

sering pada remaja perempuan (95%).

Perkembangan kurva lebih sering terjadi pada perempuan dari pada laki-

laki. Penyakit ini berkembang pada sekitar 15,4% dari pasien wanita dengan skoliosis

lebih dari 10 °, dibandingkan dengan laki-laki sebesar 6,8%.

Prevalensi skoliosis pada anak dengan ibu penderita skoliosis adalah 15-27%.

Jenis kekanak-kanakan mempengaruhi bayi dan anak-anak paling tua 3 tahun. Jenis

remaja mempengaruhi anak-anak usia 4-9 tahun. Jenis remaja terjadi antara 10 tahun

dan dewasa, dan bentuk dewasa terjadi antara usia 20 dan 50 tahun. Dalam klasifikasi

Dickson, skoliosis diidentifikasi sebagai onset awal (<5 tahun) atau onset lambat (> 5

tahun).

II.3 Anatomi tulang Belakang

Page 5: BAB I

II.4 Klasifikasi kelainan tulang belakang

Pada kebanyakan kasus-kasus, penyebab dari skoliosis tidak diketahui (idiopatik).

Tipe dari skoliosis ini digambarkan berdasarkan pada umur ketika skoliosis berkembang.

Jika orang itu kurang dari 3 tahun umurnya, ia disebut infantile idiopatik skoliosis.

Skoliosis yang berkembang antara umur 3 dan 10 tahun disebut juvenile idiopatik

skoliosis, dan orang-orang yang diatas 10 tahun umurnya mempunyai adolescent

idiopatik skoliosis.

Ada tiga tipe-tipe utama lain dari skoliosis:

Functional: Pada tipe skoliosis ini, tulang belakang normal, namun suatu lekukan

abnormal berkembang karena suatu persoalan ditempat lain didalam tubuh. Ini dapat

disebabkan oleh satu kaki adalah lebih pendek daripada yang lainnya atau oleh

kelainan di punggung.

Neuromuscular: Pada tipe skoliosis ini, ada suatu persoalan ketika tulang belakang

terbentuk. Baik tulang-tulang dari system tulang belakang gagal untuk membentuk

sepenuhnya, atau mereka gagal untuk berpisah satu dari lainnya. Tipe skoliosis ini

berkembang pada orang-orang dengan kelainn-kelainan lain termasuk kerusakan-

kerusakan kelahiran, penyakit otot (muscular dystrophy), cerebral palsy, atau

penyakit Marfan. Jika lekukan hadir waktu dilahirkan, ia disebut congenital. Tipe

skoliosis ini seringkali jauh lebih parah dan memerlukan perawatan yang lebih

agresif daripada bentuk-bentuk lain dari skoliosis.

Degenerative: Tidak seperti bentuk-bentuk lain dari skoliosis yang ditemukan pada

anak-anak dan remaja-remaja, degenerative skoliosis terjadi pada dewasa-dewasa

yang lebih tua. Ia disebabkan oleh perubahan-perubahan pada tulang belakang yang

disebabkan oleh arthritis. Pelemahan dari ligamen-ligamen dan jaringan-jaringan

lunak lain yang normal dari tulang belakang digabungkan dengan spur-spur tulang

Page 6: BAB I

yang abnormal dapat menjurus pada suatu lekukan dari tulang belakang yang

abnormal.

Dalam perkembangannya, Skoliosis lebih lanjut Pada umumnya dibagi atas dua

kategori diantaranya adalah Skoliosis Struktural dan Non Struktural.

Skoliosis Struktural

Suatu kurvatura lateral spine yang irreversible dengan rotasi vertebra yang

menetap. Rotasi vertebra terbesar terjadi pada apex. Jika kurva bertambah maka rotasi

juga bertambah. Rotasi ini menyebabkan saat foward bending costa menonjol

membentuk hump di sisi convex. Sebaliknya dada lebih menonjol di sisi concav.

Skoliosis struktural tidak dapat dikoreksi dengan posisi atau usaha penderita sendiri.

Skoliosis Non Struktural / Fungsional Skoliosis / Postural Skoliosis

Suatu kurvatura lateral spine yang reversibel dan cenderung terpengaruh oleh

posisi. Di sini tidak ada rotasi vertebra. Umumnya foward/side bending atau

posisi supine/prone dapat mengoreksi skoliosis ini.

Deskripsi Kurva

• Arah skoliosis ditentukan berdasarkan letak apexnya.

• Kurva mayor/kurva primer adalah kurva yang paling besar, dan biasanya struktural.

Umumnya pada skoliosis idiopatik terletak antara T4 s/d T12

• Kurva kompensatori adalah kurva yang lebih kecil, bisa kurva struktural maupun non

struktural. Kurva ini membuat bahu penderita sama tingginya.

• Kurva mayor double, disebut demikian jika sepadan besar dan keparahannya,

biasanya keduanya kurva struktural.

• Apex kurva adalah vertebra yang letaknya paling jauh dari garis tengah spine.

Page 7: BAB I

Letak dan Bentuk Kurva

• letak kurva bisa di cervical, thoracal, lumbal, atau beberapa area

• bentuk kurva

• Kurva C : umumnya di thoracolumbal, tidak terkompensasi, kemungkinan karena

posisi asimetri dalam waktu lama, kelemahan otot, atau sitting balance yang tidak

baik.

• Kurva S : lebih sering terjadi pada skoliosis idiopatik, di thoracal kanan dan lumbal

kiri, ada kurva mayor dan kurva kompensatori, umumnya struktural.

Derajat Skoliosis

• Derajat skoliosis tergantung pada besar sudutnya dan besar rotasinya. Makin berat

derajat skoliosis makin besar dampaknya pada sistimkardiopulmonal.

• klasifikasi dari derajat kurva skoliosis

• Skoliosis ringan : kurva kurang dari 20 º

• Skoliosis sedang : kurva 20 º – 40 º /50 º. Mulai terjadi perubahan struktural vertebra

dan costa.

• Skoliosis berat : lebih dari 40 º /50 º. Berkaitan dengan rotasi vertebra yang lebih

besar, sering disertai nyeri, penyakit sendidegeneratif, dan pada sudut lebih dari 60 º -

70 º terjadi gangguan fungsi kardiopulmonal bahkan menurunnya harapan hidup

II.5 Etiologi Skoliosis

Page 8: BAB I

Dari seluruh kasus skoliosis, 85% di antaranya berupa nonreversibel yang

penyebabnya tidak dapat dideteksi. Jenis ini terbagi lagi dalam tiga kelompok yaitu jenis

infantil yang muncul pada bayi sejak lahir hingga usia 3 tahun, jenis juvenil pada anak

usia 4-9 tahun, dan jenis adolesen pada remaja usia 10 tahun hingga akhir masa

pertumbuhan.

Skoliosis yang disebabkan oleh kelainan bentuk tulang bisa bersifat bawaan,

misalnya bentuk tulang belakang yang tidak normal atau bisa juga merupakan bentuk

yang didapat, misalnya karena patah atau bergesernya tulang belakang. Selain itu,

skoliosis juga bisa disebabkan oleh kekurangan mineral atau kelainan pada dada.

Masalah pada saraf juga dapat menyebabkan timbulnya skoliosis. Misalnya,

karena pembentukan urat saraf tulang belakang yang tidak normal dan terdapat benjolan

di sepanjang perjalanan saraf. Penyebab lain misalnya penyakit saraf yang didapat seperti

poliomielitis dan paraplegia -- kelumpuhan pada seluruh bagian tubuh termasuk kedua

tungkai bawah. Skoliosis kadang-kadang juga disebabkan pembentukan otot yang tidak

normal.

Skoliosis struktural memiliki berbagai penyebab, antara lainsebagai berikut:

Penyebab idiopatik

Kelainan Kongenital

o Kegagalan pembentukan hemivertebra

o Kegagalan segmentasi, rusuk menyatu

o Kombinasi dari kedua kegagalan

Penyebab Mesodermal

o Neurofibromatosis (NF)

o Osteogenesis imperfecta

Page 9: BAB I

o Mucopolysaccharidosis

o Sindrom Marfan

Penyebab Neuromuscular

o Spinal dysraphism

o Myelomeningocele

o Syringomyelia

o Diastematomyelia

o Bertambat kabel

o Arnold-Chiari malformations

o Penyakit otot menyusun

o Polio

o Friedreich ataxia

o Cerebral palsy

o Arthrogryposis multiplex congenita

o Motor neuron penyakit

o Bawaan hypotonia

Terapi radiasi

Rangka dysplasias

o Spondyloepiphyseal displasia

o Diastrophic dwarfisme

Page 10: BAB I

o Metatrophic dwarfisme

o Chondrodysplasia congenita

Infeksi

o Piogenik osteomyelitis

o Tuberkulosis

o Brucellosis

Tumor

o Osteoid osteoma

o Osteoblastoma

o Meningioma

o Neurofibroma

o Astrocytomas

o Ependymomas

o Metastasis

Lain-lain

o Penyakit jantung bawaan

o Coarctation dari aorta

o Cyanotic penyakit jantung

o Bawaan torticollis

o Mata torticollis

Page 11: BAB I

o Spondylolisthesis

o Hiperpireksia ganas

o Keluarga dysautonomia

o Penyakit metabolik tulang

o Endokrin penyakit tulang

II.6 Tanda dan Gejala Skoliosis

Yang terpenting untuk diperhatikan mengenai skoliosis adalah bahwa keluhan

tersebut akan semakin berat seiring dengan berjalannya pertumbuhan tulang. Makin besar

tulang belakang melengkung menyebabkan gangguan pertumbuhan pada tulang rusuk

maupun tulang belakang. Ketidaklurusan tulang belakang ini akhirnya akan

menyebabkan nyeri persendian di daerah tulang belakang pada usia dewasa dan kelainan

bentuk dada yang dapat mengganggu fungsi jantung dan paru-paru, sehingga

mempercepat kematian.

Skoliosis dengan penyebab yang tidak diketahui timbul secara perlahan-lahan

tanpa adanya rasa sakit. Jika terdapat rasa sakit pada remaja yang sedang mengalami

perkembangan skoliosis, segeralah memeriksakannya ke dokter untuk mengidentifikasi

penyebabnya. Pada tahap perkembangan dini, skoliosis terlihat berupa perubahan kecil

pada penampakan jasmani. Misalnya, Anda bisa mengamati salah satu bahu yang tampak

lebih tinggi atau tulang belikat yang satu tampak lebih menonjol dibandingkan dengan

yang lain.

Umumnya, tanda-tanda skoliosis yang bisa diperhatikan yaitu tulang bahu yang

berbeda, tulang belikat yang menonjol, lengkungan tulang belakang yang nyata, panggul

yang miring, perbedaan ruang antara lengan dan tubuh. Pemeriksaan lain yang sangat

Page 12: BAB I

membantu dalam menangani skoliosis ini adalah foto rontgen tulang belakang. Dari foto

rontgen dapat diukur derajat banyaknya lengkungan yang tidak normal.

Selama itu, salah satu cara terbaru untuk mengawasi perkembangan skoliosis

adalah dengan topografi Moire, yaitu suatu pemotretan khusus yang memungkinkan

pengamatan tentang perbedaan pada permukaan tubuh tanpa menimbulkan risiko.

Cacat bentuk pada skoliosis bertambah sesuai dengan pertumbuhan badan.

Karenanya, faktor terpenting dalam menilai kemungkinan hasil akhir skoliosis adalah

jumlah pertumbuhan yang tersisa. Makin berat lengkungan, besar kemungkinan untuk

bertambah parah. Hal ini berarti bahwa lengkungan ringan yang dijumpai pada seorang

anak perempuan berusia 14 tahun mungkin tak akan banyak bertambah, sedangkan

derajat kelengkungan sama yang dijumpai pada seorang anak perempuan berusia 10

tahun hampir pasti akan meningkat, terutama pada periode pertumbuhan.

II.7 Radiografi Skoliosis

II.7.1 Indikasi Radiografi

Radiografi dilakukan untuk mengkonfirmasi diagnosis skoliosis (yang

dibuat atas dasar klinis), untuk menyingkirkan kelainan tulang segmentasi yang

mendasari, untuk menilai keparahan kurva, memantau perkembangan kurva (yang

dilakukan dengan mengukur indeks), menilai kematangan skeletal dengan

mencatat terjadi kelambatan penulangan apophysis iliaka, mengevaluasi terkait

dan paru anomali jantung, dan untuk menilai kemajuan pasien dan untuk

mengevaluasi komplikasi selama dan setelah operasi.

II.7.2 Penilaian Radiografi skoliosis

Temuan radiografi dan penilaian dalam skoliosis idiopatik dapat

digambarkan antara lain :

Page 13: BAB I

Kelengkungan lateral untuk tulang belakang hadir dan dijelaskan dalam hal

cembung atau sisi cekung. 

Empat pola yang terlihat pada skoliosis idiopatik: (1) toraks kurva, (2) kurva

lumbal, (3) torakolumbalis kurva pada sisi yang sama, dan (4) dada dan kurva

lumbal pada sisi yang berlawanan.

Jumlah vertebra yang terlibat dalam kurva harus dinilai.

Pada orang yang sehat, sebuah garis lurus dapat ditarik melalui dorsolumbar,

cervicothoracic, dan persimpangan lumbosakral. Tingkat penyimpangan

dalam sudut cervicothoracic dari pusat sakral diukur.

Hypokyphosis kurang dari 20 ° atau lordosis hadir. Kyphosis toraks normal

adalah 20-45 °.

Pada akhir kurva, ruang disk adalah sama atau melebar di sisi cekung. Tulang

dan lengkungan saraf yang tebal pada sisi cekung.

Rotasi ditandai pada puncak kurva dan hampir netral pada akhir

vertebra. Rotasi dapat intersegmental (antara tulang belakang) atau

intrasegmental (antara unsur-unsur 1 ruas tulang belakang), yang terakhir ini

uncorrectable.

Bayangan psoas tidak ada di sisi cekung kurva.

Pandangan klasik yang diperoleh dalam evaluasi dari skoliosis tercantum

di bawah ini.

Posteroanterior (PA) tegak pandangan seluruh tulang belakang dari leher ke

tulang belakang sacral dan termasuk krista iliaka: Pandangan ini idealnya

diperoleh dengan bahu pasien terentang.

AP telentang pandangan seluruh tulang belakang, leher rahim untuk sacral

Page 14: BAB I

Lateral melihat tulang dorsolumbar: Lengan bawah pasien harus dijaga

horizontal dengan beristirahat pada berdiri.

profil lateral pada puncak skoliosis untuk menghilangkan kyphosis dan

menunjukkan tingkat skoliosis sebenarnya

Kiri dan kanan pandangan bending lateral: ini diperoleh untuk mengecualikan

skoliosis postural. skoliosis Postural menghilang sewaktu membungkuk ke

sisi konveksitas. Pandangan-pandangan ini juga digunakan untuk menilai

skoliosis struktural, asimetri dan kehilangan mobilitas normal kurva primer

AP melihat dari tangan kiri untuk menilai usia tulang

Biplanar dilihat dengan peningkatan digital

Dalam praktek rutin, tidak semua pandangan-pandangan ini

diperlukan. Full-length pandangan frontal dan lateral, serta hak dan pandangan

lateral bending, sudah cukup.

pandangan umum yang diperoleh sebelum operasi adalah PA dan lateral

citra, yang diperoleh dengan film panjang-kaset untuk menutup seluruh tulang

belakang mulai dari persimpangan craniocervical dan termasuk panggul untuk

menilai Risser grade; telentang, berdiri, atau duduk gambar jika pasien tidak

mampu untuk berdiri, dan pandangan lipatan lateral untuk menilai sejauh mana

kurva kompensasi.

Untuk pencitraan berikutnya tindak lanjut, tampilan PA frontal cukup, dan

pandangan lateral diperlukan hanya jika elemen kiposis hadir.

Page 15: BAB I

Mild skoliosis pada remaja

foto lateral skoliosis ringan

skoliosis sedang

Page 16: BAB I

Skoliosis berat pada anak anak

II.7.3 Terminologi yang digunakan untuk menggambarkan skoliosis

Apikal vertebra adalah tulang belakang yang paling terlantar dan diputar. endplates nya adalah

paling miring.

Para vertebra akhir adalah superior dan inferior vertebra paling dalam kurva. Tulang-tulang ini

paling tidak mengungsi dan diputar, dengan memiringkan maksimal dari endplates terhadap

cekung kurva. Mereka adalah lateral tersekat, lagi di sisi cembung dan dikompresi pada sisi

cekung.

The ruas netral tidak diputar pada gambar (AP) anteroposterior.

The ruas stabil adalah membelah oleh garis sakralis pusat.

Para kurva utama kurva struktural, dengan wedging, angulation, rotasi, dan posisi yang tidak

normal. Kurva utama adalah cacat dan mengembangkan perubahan struktural secara

bersamaan. Hal ini tidak dikoreksi secara spontan atau dengan koreksi mekanis. Karakteristik

berikut ini membantu dalam mengidentifikasi kurva utama: (1) tulang ini adalah menyimpang ke

konveksitas kurva. (2) Jika 3 kurva yang hadir, yang di tengah biasanya kurva primer. (3) Jika 4

kurva yang hadir, 2 tengah adalah yang utama. (4) Kurva primer mungkin kurva terbesar.

The kurva sekunder adalah kurva struktural yang berkembang dalam menanggapi kurva

struktural utama.Perubahan struktural dalam kurva ini terjadi perlahan-lahan. Hal ini dapat

Page 17: BAB I

diperbaiki secara spontan, dan setiap koreksi mekanis dipertahankan. vertebra ini adalah

mengungsi ke cekung kurva.

Para kurva kompensasi adalah kurva dibentuk untuk menyeimbangkan kurva primer. Jika kurva

primer dibentuk dalam 1 arah, kurva lain yang sama besarnya harus dibentuk dalam arah yang

berlawanan untuk sepenuhnya mengimbangi deformitas. Misalnya, jika kurva primer adalah 50

°, 1 atau 2 kurva kompensasi dapat hadir dan menambah setara 50 ° dalam arah yang

berlawanan.

Sebuah kurva dekompensasi adalah kurva kompensasi yang tidak sepenuhnya benar

deformitas. Contohnya adalah ° kompensasi kurva 40 untuk kurva primer hasil ° 50 di

dekompensasi.

Sebuah kurva overcompensated adalah kurva kompensasi yang lebih dari kurva

primer. Contohnya adalah ° kompensasi kurva 60 atau kombinasi dari kurva menambah 60 °

bahwa overcompensates untuk ° utama kurva 50.

II.7.3 Penilaian Skoliosis

Cobb-Webb teknik

Ini adalah teknik yang paling umum digunakan untuk mengukur tingkat keparahan

skoliosis. Hasilnya menentukan manajemen lebih lanjut dan membantu dalam memprediksi

prognosis.

Akhir vertebra superior dan inferior dari kurva scoliotic diidentifikasi dengan cermat mengamati

rotasi badan vertebral dan lebar ruang intervertebralis. Ruang intervertebralis hampir normal, dan

tulang belakang berada dalam posisi netral tanpa rotasi substansial dalam akhir vertebra superior

dan inferior.

Garis tangensial tertarik untuk endplate unggul dari ujung vertebra superior dan endplate inferior

dari vertebra inferior. Sudut Cobb-Webb adalah sudut yang terbentuk di persimpangan dari garis

atau sudut yang terbentuk di persimpangan dari garis tegak lurus terhadap baris-baris. Sebuah

sudut Cobb minimal 10 ° adalah penting untuk mendiagnosis skoliosis.

Page 18: BAB I

Keterbatasan sudut Cobb-Webb adalah sebagai berikut:

Uniplanar pengukuran suatu kelainan 3D

Interobserver variasi

Variasi diurnal, dengan sudut 5 ° lebih besar di sore hari daripada di pagi hari

Variasi yang terjadi dengan perubahan terlentang dan posisi tegak, rotasi, bentuk tubuh,

dan teknik radiografi

pertumbuhan tulang belakang dari 1 ° per bulan selama periode pertumbuhan cepat

(penilaian Sering (misalnya, setiap mo 3-4) adalah kebutuhan untuk pengukuran yang

akurat dari kurva.)

Sudut kelengkungan hanya ditentukan oleh orientasi vertebra akhir

lebih tinggi daripada yang diperoleh dengan teknik pengukuran lain Nilai

Perbedaan 10 ° pengukuran harus hadir untuk menjadi 95% yakin bahwa kurva ini mengalami

kemajuan.

Klasifikasi Lippman-Cobb kelengkungan scoliotic adalah sebagai berikut:

Page 19: BAB I

Line Diagram menggambarkan pengukuran sudut Cobb dengan

menggunakan teknik dimodifikasi.

Ferguson teknik

Sebuah garis ditarik dari pusat vertebra apikal ke pusat dari vertebra superior akhir. garis lain

adalah diambil dari pusat vertebra apikal ke pusat dari vertebra inferior akhir.

Page 20: BAB I

Line Diagram menunjukkan teknik Risser-Ferguson.

Radiografi menunjukkan pengukuran dengan menggunakan teknik Ferguson.

Sudut antara garis-garis ini digunakan untuk menilai keparahan deformitas.

Greenspan indeks

Teknik ini memberikan pengukuran kurva scoliotic lebih komprehensif daripada yang diperoleh

dengan metode lain.Titik tengah dari vertebra atas vertebra ujung atas dan titik tengah dari

vertebra di bawah ujung bawah tulang belakang bergabung untuk membentuk tulang belakang

garis vertikal. Lines diambil dari pusat setiap vertebra dalam kurva scoliotic ke tulang belakang

garis vertikal. Nilai dari garis individual yang ditambahkan dan dibagi dengan panjang tulang

belakang garis vertikal. Faktor koreksi ditambahkan untuk pembesaran.

Page 21: BAB I

Line diagram menggambarkan teknik Greenspan.

Radiografi menunjukkan pengukuran indeks Greenspan dari skoliosis.

Pada orang yang sehat, nilainya adalah nol. Metode ini lebih unggul teknik Lippman-Cobb

karena memungkinkan para dokter untuk mengukur penyimpangan pada setiap tingkat vertebra

individu. Teknik ini juga berharga dalam mengukur pendek segmen atau lekukan kecil.