bab i
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pancasila merupakan nilai-nilai kehidupan Indonesia sejak zaman nenek moyang
sampai dewasa ini. Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia yang lahir pada
tanggal 1 juni 1945 dan disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 bersama-
sama dengan UUD 1945. Sejarah Indonesia telah mencatat bahwa di antara tokoh
perumus Pancasila itu ialah, Mr Mohammad Yamin, Prof Mr Soepomo, dan Ir Soekarno.
Nilai-nilai esensial yang terkandung dalam pancasila yaitu ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan serta keadilan. Nilai-nilai tersebut sudah melekat
serta teramalkan sebagai pandangan hidup bangsa. Nilai-nilai kehidupan tersebut
mewujudkan amal perbuatan dan pembawaan serta watak bangsa Indonesia. Dengan
kata lain masyarakat Indonesia mempunyai ciri tersendiri, yang merupakan
kepribadiannya. Dengan nilai-nilai tersebut pula, rakyat Indonesia melihat dan
memecahkan masalah kehidupan untuk mengarahkan dan mendasari segala kegiatan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di berbagai aspek kehidupan. Oleh
karena itu, pancasila dijadikan sebagai dasar dan ideologi negara.
Untuk mewujudkan masyarakat pancasila, diperlukan suatu hukum yang berisi
norma-norma, aturan-aturan atau ketentuan-ketentuan yang harus dilaksanakan dan
ditaati oleh setiap warga negara Indonesia. Hukum yang dimaksud yaitu UUD 1945
sebagai hukum dasar tertulis dinegara kita.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana kronologis sejarah perjuangan bangsa melawan penjajah sebelum
abad XX serta perjuangan nasional?
2. Bagaimana kronologis proklamasi kemerdekaan Indonesia dan perjuangan
mempertahankan kemerdekaan
3. Bagaimana kronologis perumusan dan pengesahan Pancasila dan UUD 1945
1.3 Tujuan
1. Mengetahui kronologis sejarah perjuangan bangsa melawan penjajah sebelum
abad XX serta perjuangan nasional
2. Mengetahui kronologis proklamasi kemerdekaan Indonesia dan perjuangan
mempertahankan kemerdekaan
3. Mengetahui kronologis perumusan dan pengesahan Pancasila dan UUD 1945
1
1.4 Manfaat
1. Mahasiswa diharapkan dapat mengerti dan memahami pancasila dalam konteks
sejarah perjuangan bangsa Indonesia
2. Mahasiswa dapat lebih menghargai perjuangan para pahlawan dalam mencapai
kemerdekaan negara Republik Indonesia.
3. Mahasiswa diharapkan dapat mengerti, memahami, dan menghayati pancasila
sebagai ideologi bangsa dan negara
4. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan menerapkan nilai-nilai yang
terkandung dalam pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kronologi Sejarah Pejuangan Bangsa Melawan Penjajah Sebelum Abad XX
serta Perjuangan Nasional
Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia sebelum disahkan pada
tanggal 18 agustus 1945 oleh PPKI, nilai-nilainya telah ada pada bangsa Indonesia
sejak zaman dahulu kala sebelum bangsa Indonesia mendirikan negara, yang berupa
nilai adat-istiadat, kebudayaan, serta nilai-nilai religius.
Proses terbentuknya negara dan bangsa Indonesia melalui suatu proses sejarah
yang cukup panjang, yaitu sejak zaman batu, kemudian timbulnya kerajaan-kerajaan
pada abad ke IV, ke V, kemudian dasar-dasar kebangsaan indonesia mulai tampak
pada abad ke VII.
1) Zaman Kutai
Indonesia memasuki zaman sejarah pada tahun 400 M, dengan ditemukannya
prasasti 7 yupa. Berdasarkan prasasti tersebut dapat diketahui bahwa raja
Mulawarman keturunan dari raja Aswarman yang keturunan dari Kudungga,
menurut prasasti raja Mulawarman mengadakan kenduri dan sedekah pada
Brahmana dan para Brahmana membangun yupa itu sebagai tanda terimakasih pada
raja yang dermawan. Masyarakat Kutai yang pertama kalinya mencerminkan nilai
sosial politik, dan ketuhanan dalam bentuk kerajaan.
Bentuk kerajaan agama sebagai tali pengikat kewibaawaan ini tampak dalam
kerajaan-kerajaan yang muncul kemudian di jawa dan sumatra. Dalam zaman kuno
(400-1500) terdapat dua kerajaan yang berhasil mencapai integrasi dan wilayah yang
meliputi hampir separoh indonesia dan seluruh wilayah Indonesia sekarang yaitu
kerajaan Sriwijaya di sumatra dan majapahit yang berkusa di jawa.
2) Zaman Sriwijaya
Pada abad ke VII munculah suatu kerajaan di Sumatra yaitu kerajaan
Sriwijaya dibawah kekuasaan wangsa Syilendra, hal ini termuat dalam prasasti
Kedukan bukit di kaki bukit Siguntang dekat palembang. Kerajaan ini adalah
kerajaan maritim yang mengandalkan kekuatan lautnya seperti selat sunda, selat
malaka. Kerajaan Sriwijaya merupakan suatu kerajaan besar yang cukup disegani
dikawasan Asia selatan, dalam sistim pemerintahannya terdapat pegawai pengurus
pajak, harta benda. Pada saat itu kerajaan dalam menjalankan system negaranya
tidak dapat dilepaskan dengan nilai ketuhanan. Cita-cita tentang kesejahteraan
bersama dalam suatu negara pada kerajaan Sriwijaya yaitu berbunyi marvual vanua
Criwijaya siddhayatra subhiksa yang artinya suatu cita-cita negara yang adil dan
makmur.
3) Zaman Kerajaan-Kerajaan Sebelum Majapahit
3
Sebelum kerajaan majapahit berdiri sebagai suatu kerajaan yang
memancangkan nilai-nilai nasionalisme, telah muncul kerajaan di jawa tengah dan
jawa timur secara silih berganti. Kerajaan kalingga pada abad ke VII, Sanjaya abad
ke VIII yang ikut membantu membangun candi Kalasan untuk Dewa Tara dan
sebuah wihara untuk pendeta Budha didirikan di jawa tengah bersama dengan dinasti
Syailendra abad ke VII dan IX. Refleksi puncak budaya dari jawa tengah dalam
periode kerajan-kerajaan tersebut adalah dibangunnya candi Borobuur dan candi
Prambanan. Selain kerajaan-kerajaan di jawa tengah tersebut di jawa timur munculah
kerajaan-kerajaan Isana pada abad ke IX, Darmawangsa abad ke X, Airlangga abad
ke XI. Agama yang diakui oleh kerajaan adalah Budha, Wisnu, dan agama syiwa
yang hidup berdampingan secara damai. Raja Airlangga telah mengadakan
hubungan dagang dan bekerjasama dengan Benggala, Chola,dan Champa hal ini
menunjukan nilai-nila kemanusiaan. Di wilayah Kediri jawa timur berdiri pula
kerajaan Singasari yang kemudian sangat erat hubungannya dengan berdirinnya
keraan Majapahit.
4) Kerajaan Majapahit
Pada tahun 1923 berdirilah kerajaan Majapahit di bawah pemerintahaan raja
Hayam Wuruk dengan Majapatih Gajah Mada yang dibantu oleh Laksamana Nala,
wilayah kekuasaan Majapahit semasa jayanya itu membentang dari semenanjung
melayu sampai Irian barat melalui Kalimantan Utara. Pada buku Sutasoma karangan
Empu Tantular terdapat istilah Pancasila dengan makna persatuan nasional yaitu
Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrua artinya walaupun berbeda namun
satu jua. Sumpah palapa yang diucapkan oleh Mahapatih Gajah Mada berisi cita-cita
mempersatukan seluruh nusantara raya. Kerajaan Majapahit mempunyai nilai
hubungan bertetangga dengan baik dan nilai musyawarah mufakat yang dilakukan
oleh sistim pemerintahannya. Perselisihan dan perang saudara pada permulaan abad
XV membuat kerajaan Majapahit berangsur-angsur mulai memudar dan akhirnya
mengalami keruntuhan.
5) Zaman Penjajahan
Setelah Majapahit runtuh pada abad XVI maka berkembanglah agama islam
dan kerajaan islam seperti Demak dan mulailah berdatangan orang eropa yang ingin
mencari rempah-rempah. Pada awalnya bangsa portugis berdagang, namun lama-
kelaman mulai menunjukan peranannya dalam bidang perdagangan yang meningkat
menjadi praktek penjajahan misalnya Malaka pada tahun 1511. pada akhir abad ke
XVI bangsa Belanda datang ke Indonesia dengan mendirikan suatu perkumpulan
dagang yang bernama VOC (Verenigde Oost Indische Compaignie). Praktek VOC
penuh dengan paksaan sehingga mendapatkan perlawanan dari rakyat dan kerajaan-
kerajaan. Penghisapan mulai memuncak ketika belanda menerapkan system
monopoli melalui tanam paksa (1830-1870) dengan memaksakan beban kewajiban
terhadap rakyat.
4
6) Kebangkitan Nasional
Pada abad XX dipanggung politik internasional terjadilah pergolakan
kebangkitan dunia timur, di Indonesia kebangkitan nasional (1908) dipelopori oleh
dr.Wahidin Sudirohusodo dengan Budi Utomo. Budi Utomo yang didirikan pada
tanggal 20 Oktober 1908 merupakan pelopor pergerakan nasional, setelah itu
munculah Sarekat Dagang Islam (1909), kemudian diganti dengan Sarekat Islam
(1911) di bawah H.O.S. Cokroaminoto, Indische Partij (1913), yang dipimpin oleh
tiga serangkai yaitu: Douwes Deker, Ciptimangunkusumo, dan KI Hajar Dewantoro.
Pada tahun 1927 munculah Partai Nasional Indonesia yang dipelopori oleh
Soekarno, Ciptomangunkusumo, Sartono, dan tokoh lainnya. Perjuangan kesatuan
nasional kemudian diikuti dengan Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928, yang
isinya satu bahasa, satu bangsa, dan satu tanah air Indonesia.
7) Zaman Penjajahan Jepang
Fasis jepang masuk ke Indonesia dengan propaganda “Jepang pemimpin Asia,
Jepang saudara tua bangsa Indonesia”. Pemerintah Jepang bersikap murah hati
kepada bangsa Indonesia, yaitu menjanjikan Indonesia akan merdeka. Pada tanggal
29 April 1945 bersamaan dengan hari ulang tahun Kaisar Jepang beliau
memberikan hadiah kepada bangsa Indonesia yaitu kemerdekaan tanpa syarat.
Untuk mendapatkan simpati dan dukungan dari bangsa Indonesia maka dibentuklah
suatu badan yang menyelidiki usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia yaitu
Badan Penyelidik Usaha Usaha Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau Dokuritu
Zyumbi Tioosakai yang diketuai oleh Dr. K.R.T. Radjiman Wediodiningrat, dan
beranggotakan 60 orang yang berasal dari pulau Jawa, Sumatra, Maluku, Sulawesi
dan beberapa orang peranakan Eropa, Cina dan Arab.
http://ridwanal-bantani.blogspot.com/pancasila-dalam-konteks-sejarah.
2.2 Kronologi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan Perjuangan
Mempertahankan Kemerdekaan
1. Persiapan Kemerdekaan Indonesia
Kemenangan sekutu dalam perang dunia membawa hikmah bagi bangsa
Indonesia. Pada tanggal 9 Agustus 1945 Jendral Terauci memberikan tiga cap
kepada Ir. Soekarno yaitu:
a) Soekarno diangkat sebagai Ketua Panitia Persiapan Kemerdekaan, Moh.
Hatta sebagai Wakil Ketua, Radjiman sebagai anggota
b) Panitia persiapan sudah mulai bekerja pada tanggal 9 Agustus1945.
c) Cepat atau tidak pekerjaan panitia diserahkan sepenuhnya oleh panitia.
a. Keanggotaan PPKI
5
Pada awalnya PPKI beranggotakan 21 orang (12 orang dari Jawa, 3 orang
dari Sumatra, 2 orang dari Sulawesi, 1 orang dari Kalimantan, 1 orang dari
Nusa Tenggara, 1 orang dari Maluku, 1 orang dari golongan Tionghoa).
Susunan awal anggota PPKI adalah sebagai berikut:
1) Ir. Soekarno (Ketua)
2) Drs. Moh. Hatta (Wakil Ketua)
3) Prof. Mr. Dr. Soepomo (Anggota)
4) KRT Radjiman Wedyodiningrat (Anggota)
5) R. P. Soeroso (Anggota)
6) Soetardjo Kartohadikoesoemo (Anggota)
7) Kiai Abdoel Wachid Hasjim (Anggota)
8) Ki Bagus Hadikusumo (Anggota)
9) Otto Iskandardinata (Anggota)
10) Abdoel Kadir (Anggota)
11) Pangeran Soerjohamidjojo (Anggota)
12) Pangeran Poerbojo (Anggota)
13) Dr. Mohammad Amir (Anggota)
14) Mr. Abdul Abbas (Anggota)
15) Mr. Mohammad Hasan (Anggota)
16) Dr. GSSJ Ratulangi (Anggota)
17) Andi Pangerang (Anggota)
18) A.H. Hamidan (Anggota)
19) I Goesti Ketoet Poedja (Anggota)
20) Mr. Johannes Latuharhary (Anggota)
21) Drs. Yap Tjwan Bing (Anggota)
Selanjutnya tanpa sepengetahuan Jepang, keanggotaan bertambah 6
yaitu :
1) Achmad Soebardjo (Anggota)
2) Sajoeti Melik (Anggota)
3) Ki Hadjar Dewantara (Anggota)
4) R.A.A. Wiranatakoesoema (Anggota)
5) Kasman Singodimedjo (Anggota)
6) Iwa Koesoemasoemantri (Anggota)
http://hendrysuwarno.wordpress.com/keanggotaan-PPKI
b. Persidangan
Tanggal 9 Agustus 1945, sebagai pimpinan PPKI yang baru, Soekarno,
Hatta dan Radjiman Wedyodiningrat diundang ke Dalat untuk bertemu
Marsekal Terauchi. Setelah pertemuan tersebut, PPKI tidak dapat bertugas
karena para pemuda mendesak agar proklamasi kemerdekaan tidak
6
dilakukan atas nama PPKI, yang dianggap merupakan alat buatan Jepang.
Bahkan rencana rapat 16 Agustus 1945 tidak dapat terlaksana karena terjadi
peristiwa Rengasdengklok. Setelah proklamasi, pada tanggal 18 Agustus
1945, PPKI memutuskan antara lain:
1) Mengesahkan Undang-Undang Dasar,
2) Memilih dan mengangkat Ir. Soekarno sebagai presiden dan Drs. M.
Hatta sebagai wakil presiden RI,
3) Membentuk Komite Nasional untuk membantu tugas presiden sebelum
DPR/MPR terbentuk.
Berkaitan dengan UUD, terdapat perubahan dari bahan yang
dihasilkan oleh BPUPKI, antara lain:
1) Kata Muqaddimah diganti dengan kata Pembukaan.
2) Kalimat Ketuhanan, dengan menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya di dalam Piagam Jakarta diganti dengan Ketuhanan yang
Mahaesa.
3) Mencoret kata-kata “dan beragama Islam” pada pasal 6:1 yang
berbunyi “Presiden ialah orang Indonesia Asli dan beragama Islam”.
4) Sejalan dengan usulan kedua, maka pasal 29 pun berubah.
http://hendrysuwarno.wordpress.com/persidangan
c. Peristiwa Rengasdengklok
Peristiwa Rengasdengklok adalah peristiwa dimulai dari “penculikan”
yang dilakukan oleh sejumlah pemuda ( Adam Malik dan Chaerul Saleh dari
Menteng 31 terhadap Soekarno dan Hatta. Peristiwa ini terjadi pada tanggal
16 Agustus 1945 pukul 04.30. WIB, Soekarno dan Hatta dibawa ke
Rengasdengklok, Karawang, untuk kemudian didesak agar mempercepat
proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, sampai dengan terjadinya
kesepakatan antara golongan tua yang diwakili Soekarno dan Hatta serta Mr.
Achmad Subardjo dengan golongan muda tentang kapan proklamasi akan
dilaksanakan.
Menghadapi desakan tersebut, Soekarno dan Hatta tetap tidak berubah
pendirian. Sementara itu di Jakarta, Chairul dan kawan-kawan telah
menyusun rencana untuk merebut kekuasaan. Tetapi apa yang telah
direncanakan tidak berhasil dijalankan karena tidak semua anggota PETA
mendukung rencana tersebut.
Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia rencananya akan dibacakan
Bung Karno dan Bung Hatta pada hari Kamis, 16 Agustus 1945 di
Rengasdengklok, di rumah Djiaw Kie Siong. Naskah teks proklamasi sudah
ditulis di rumah itu. Bendera Merah Putih sudah dikibarkan para pejuang
7
Rengasdengklok pada Rabu tanggal 15 Agustus, karena mereka tahu esok
harinya Indonesia akan merdeka.
Karena tidak mendapat berita dari Jakarta, maka Jusuf Kunto dikirim
untuk berunding dengan pemuda-pemuda yang ada di Jakarta. Namun
sesampainya di Jakarta, Kunto hanya menemui Mr. Achmad Soebardjo,
kemudian Kunto dan Achmad Soebardjo ke Rangasdengklok untuk
menjemput Soekarno, Hatta, Fatmawati dan Guntur. Achmad Soebardjo
mengundang Bung Karno dan Hatta berangkat ke Jakarta untuk membacakan
proklamasi di Jalan Pegangsaan Timur 56. Pada tanggal 16 tengah malam
rombongan tersebut sampai di Jakarta.
Kemudian pada tanggal 17 Agustus 1945 di Pegangsaan timur 56
Jakarta, tepat pada hari Jum’at legi jam 10.00 WIB, Bung Karno dengan
didampingi oleh Bung Hatta membacakan naskah Proklamasi yang diketik
oleh Sayuti Melik yang berbunyi sebagai berikut :
PROKLAMASI
Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan Kemerdekaan Indonesia.
Hai-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain
diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-
singkatnya.
Jakarta, 17 Agustus 1945
Atas Nama Bangsa Indonesia
Soekarno Hatta
Naskah asli proklamasi yang ditempatkan di Monumen Nasional dengan
bingkai. http://hendrysuwarno.wordpress.com/Peristiwa-Rengasdengklok
2. Masa Setelah Proklamasi Kemerdekaan
Secara ilmiah masa Proklamasi kemerdekaan dapat mengandung
pengertian sebagai berikut :
Dari sudut hukum (secara yuridis) proklamasi merupakan saat tidak
berlakunya tertib hukum kolonial.
Secara politis ideologis proklamasi mengandung arti bahwa bangsa indonesia
terbebas dari penjajahan bangsa asing melalui kedaulatan untuk menentukan
nasib sendiri dalam suatu negara Proklamasi Republik Indonesia.
Setelah prokamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia
masih menghadapi kekuatan sekutu yang berupaya menanamkan kembali
kekuasaan Belanda di Indonesia, yaitu pemaksaan untuk mengakui pemerintahan
8
NICA (Netherland Indies Civil Administration). Selain itu, Belanda secara licik
mempropagandakan kepada dunia luar bahwa negara Proklamasi RI adalah
Hadiah pasis Jepang.
Untuk melawan propaganda Belanda pada dunia internasional, maka
pemerintah RI mengelurkan tiga buah maklumat :
Maklumat Wakil Presiden No. X tanggal 16 Oktober 1945 yang
menghentikan kekuasaan luar biasa dari Presiden sebelum masa waktunya
(seharusnya berlaku selama enam bulan). Kemudian maklumat tersebut
memberikan kekuasaan tersebut kepada MPR dan DPR yang semula dipegan
oleh Presiden kepada KNIP.
Maklumat pemerintah tanggal 03 Nopember 1945, tantang pembentukan
partai politik yang sebanyak-banyaknya oleh rakyat. Hal ini sebagai akibat
dari anggapan pada saat itu bahwa salah satu ciri demokrasi adalah multi
partai. Maklumat tersebut juga sebagai upaya agar dunia barat menilai bahwa
negara Proklamasi sebagai negara Demokratis
Maklumat pemerintah tanggal 14 Nopember 1945, yang intinya maklumat ini
mengubah sistem kabinet Presidental menjadi kabinet parlementer
berdasarkan asas demokrasi liberal.
http://ridwanal-bantani.blogspot.com/pancasila-dalam-konteks-sejarah.
a. Pembentukan Negara Republik Indonesia Serikat (RIS)
Sebagai hasil dari konprensi meja bundar (KBM) maka ditandatangani
suatu persetujuan (mantel resolusi) Oleh Ratu Belanda Yuliana dan wakil
pemerintah RI di Kota Den Hag pada tanggal 27 Desember 1949, maka
berlaku pulalah secara otomatis anak-anak persetujuan hasil KMB lainnya
dengan konstitusi RIS, antara lain :
Konstitusi RIS menentukan bentuk negara serikat (federalis) yaitu 16
Negara pasal (1 dan 2)
Konstitusi RIS menentukan sifat pemerintah berdasarkan asas demokrasi
liberal dimana mentri-mentri bertanggung jawab atas seluruh
kebijaksanaan pemerintah terhadap parlemen (pasal 118 ayat 2)
Mukadiamh RIS telah menghapuskan sama sekali jiwa dan semangat
maupun isi pembukaan UUD 1945, proklamasi kemerdekaan sebagai
naskah Proklamasi yang terinci
Sebelum persetujuan KMB, bangsa Indonesia telah memiliki
kedaulatan, oleh karena itu persetujuan 27 Desember 1949 tersebut bukannya
penyerahan kedaulatan melainkan “pemulihan kedaulatan” atau “pengakuan
kedaulatan”.
b. Terbentuknya Negara Republik Indonesia tahun 1950
9
Berdirinya negara RIS dalam sejarah ketatanegaraan Indonesia adalah
sebagai suatu taktik secara politis untuk tetap konsisten terhadap deklarasi
Proklamasi yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945 taitu negara
persatuan dan kesatuan sebagaimana termuat dalam alinea IV, bahwa
pemerintah negara...” yang melindungi segenap bangsa Indoneia dan seluruh
tumpah darah negara Indonesia .....” yang berdasarkan kepada UUD 1945 dan
Pancasila. Maka terjadilah gerakan unitaristis secara spontan dan rakyat untuk
membentuk negara kesatuan yaitu menggabungkan diri dengan Negara
Proklamasi RI yang berpusat di Yogyakarta, walaupun pada saat itu Negara
RI yang berpusat di Yogyakarta itu hanya berstatus sebagai negara bagian RIS
saja. Pada suatu ketika negara bagian dalam RIS tinggalah 3 buah negara
bagian saja yaitu :
- Negara Bagian RI Proklamasi
- Negara Indonesia Timur (NIT)
- Negara Sumatera Timur (NST)
Akhirnya berdasarkan persetujuan RIS dengan negaraRI tanggal 19 Mei
1950, maka seluruh negara bersatu dalam negara kesatuan, dengan Konstitusi
Sementara yang berlaku sejak 17 Agustus 1950.
Walaupun UUDS 1950 telah merupakan tonggak untuk menuju cita-cita
Proklamasi, Pancasila dan UUD 1945, namun kenyataannya masih
berorientasi kepada Pemerintah yang berasas Demokrasi Liberal sehingga isi
maupun jiwanya merupakan penyimpangan terhadap Pancasila. Hal ini
disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :
1) Sistem multi partai dan kabinet Parlementer berakibat silih bergantinya
kabinet yang rata-rata hanya berumur 6 atau 8 tahun. Hal ini berakibat
tidak mempunyai pemerintah yang menyusun program serta tidak mampu
menyalurkan dinamika Masyarakat ke arah pembangunan, bahkan
menimbulkan pertentangan-pertentangan, gangguan-gangguan keamanan
serta penyelewengan-penyelewengan dalam masyarakat.
2) Secara Ideologis Mukadimah Konstitusi Sementara 1950, tidak berhasil
mendekati perumusan otentik Pembukaan UUD 1945, yang dikenal
sebagai Declaration of Independence bangsa Indonesia. Demikian pula
perumusan pancasila dasar negara juga terjadi penyimpangan. Namun
bagaimanapun juga RIS yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dari
negara Republik Indonesia Serikat
c. Dekrit Presiden 05 Juli 1959
Pada pemilu tahun 1955 dalam kenyataannya tidak dapat memenuhi
harapan dan keinginan masyarakat, bahkan mengakibatkan ketidakstabilan
pada politik, social, ekonomi, dan hankam. Hal ini disebabkan oleh
10
konstituante yang seharusnya membuat UUD negara RI ternyata membahas
kembali dasar negara, maka presiden sebagai badan yang harus bertanggung
jawab mengeluarkan dekrit atau pernyataan pada tanggal 5 Juli 1959, yang
berisi :
1) Membubarkan Konstituante
2) Menetapkan kembali UUDS ’45 dan tidak berlakunya kembali UUDS‘50
3) Dibentuknya MPRS dan DPAS dalam waktu yang sesingkat-singkatnya
Berdasarkan Dekrit Presiden tersebut maka UUD 1945 berlaku kembali
di negara Republik Indonesia hingga sat ini. Dekrit adalah suatu putusan dari
orang tertinggi (kepala negara atau orang lain) yang merupakan penjelmaan
kehendak yang sifatnya sepihak. Dekrit dilakukan bila negara dalam keadaan
darurat, keselamatan bangsa dan negara terancam oleh bahaya.
Setelah dekrit presiden 5 Juli 1959 keadaan tatanegara Indonesia mulai
stabil, keadaan ini dimanfaatkan oleh kalangan komunis dengan menanamkan
ideology. Ideology pada saat itu dirancang oleh PKI dengan ideology Manipol
Usdek serta konsep Nasakom. Puncak peristiwa pemberontakan PKI pada
tanggal 30 September 1965 untuk merebut kekuasaan yang sah negara RI,
pemberontakan ini disertai dengan pembunuhan para Jendral yang tidak
berdosa. Pemberontakan PKI tersebut berupaya untukmenggabti secara paksa
ideology dan dasar filsafat negara Pancasila dengan ideology komunis Marxis.
Atas dasar tersebut maka pada tanggal 1Oktober 1965 diperingati bangsa
Indonesia sebagai ‘Hari Kesaktian Pancasila’.
2.3 Kronologis Perumusan dan Pengesahan Pancasila dan UUD 1945
1. Sejarah Perkembangan UUD 1945
Sejarah Tatanegara Republik Indonesia telah mencatat bahwa sejak
Negara Republik Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945
sampai dengan sekarang, sudah tiga Undang-Undang Dasar pernah berlaku dan
digunakan sebagai landasan konstitusional Negara Republik Indonesia. Adapun
tiga Undang-Undang Dasar itu ialah:
a. Undang-Undang Dasar 1945 yang memuat dalam berita Republik Indonesia
tahun II (1945) No. 7, halaman 45 sampai 48, berlaku mulai tanggal 18
Agustus 1945 sampai 17 Agustus 1950, kemudian berlaku kembali sejak 5
Juli 1959 sampai sekarang.
b. Konstitusi Republik Indonesia Serikat yang diundangkan dalam Lembaran
Negara Nomor 3 tahun 1950, berlaku mulai tanggal 27 Desember 1949
sampai 17 Agustus 1950.
c. Undang-Undang Dasar sementara yang diundangkan dalam Lembaran
Negara Nomor 56 tahun 1950 sebagai Undang-Undang Nomor 7 tahun 1950,
yang berlaku mulai 17 Agustus 1950 sampai 5 Juli 1959.
11
Jadi dalam sejarah konstitusi, Undang-Undang Dasar 1945 mempunyai
perkembangan yang istimewa jika dibandingkan dengan Undang-Undang Dasar
lain yang pernah berlaku di Indonesia. Keistimewaannya itu diantaranya:
a.Undang-Undang Dasar 1945 berlaku yang pertama kali setelah Negara Republik
Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945, tepatnya berlaku
sejak tanggal 18 Agustus 1945.
b. Pada saat berlakunya Konstitusi Republik Indonesia Serikat (27 Desember
1949 sampai 17 Agustus 1950) tidak berarti bahwa UUD 1945 tidak berlaku
lagi. Ia tetap berlaku, malahan Undang-Undang ini memakai dengan dua
konstitusi, yaitu UUD 1945 dan Konstitusi Republik Indonesia Serikat.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dapat diadakan penahapan
berlakunya Undang-Undang Dasar 1945 sebagai berikut:
a.Tahap pertama : 18 Agustus 1945-27 Desember 1949
b. Tahap kedua : 27 Desember 1949-17 Agustus 1950
c.Tahap ketiga : 5 Juli 1959-sekarang.
http://antoniyuzar.wordpress.com/proses-penyusunan-sila-silapancasila-dan-
undang-undang-dasar-1945
2. Proses Perumusan Dasar Negara Indonesia
a. Sejarah Pengesahan Pembukaan UUD 1945
Setelah kita amati secara teliti, historis penyusunan UUD 1945 memiliki
karakteristik yang berbeda dengan ketika disusunannya UUD 1945.
Rancangan pembukaan disusun dengan aktivitas historis yang sangat unik,
seperti Undang-undang Dasar menciptakan pokok-pokok pikiran yang
terkandung dalam pembukaan dalam pasal-pasalnya. Secara yuridis (hukum),
pembukaan (preambule) berkedudukan lebih tinggi dari pada UUD 1945
karena ia berstatus sebagai pokok kaidah fundamental (mendasar) daripada
Negara Indonesia, sifatnya abadi, tidak dapat diubah oleh siapapun walaupun
oleh MPR ataupun dengan jalan hukum, oleh karena itu bersifat imperatif.
Historis penyusunan dan pengesahan Pembukaan UUD 1945 secara
kronologis dapat digambarkan sebagai berikut :
Tanggal 7 September 1944 adalah janji politik Pemerintahan Jepang
kepada Bangsa Indonesia, bahwa Kemerdekaan Indonesia akan diberikan
besok pada tanggal 24 Agustus 1945.
Dasar-dasar pikiran disusunnya Rancangan Pembukaan UUD 1945
sebagai Hukum Dasar dapat kita dapati dengan memeriksa kembali jalannya
persidangan BPUPKI.
Adapun cara kerja yang ditempuh oleh BPUPKI dalam penyusunan
Rancangan Pembukaan UUD 1945 sebagai Hukum Dasar Negara terdiri dari
dua fase, yaitu :
12
1) Fase Penyusunan (Perumusan)
a) Penyusunan konsep Rancangan Dasar Negara Indonesia Merdeka yang
kemudian disahkan sebagai Rancangan Dasar Negara Indonesia Merdeka.
b) Penyusunan Konsep Rancangan Preambule Hukum Dasar yang kemudian
diserahkan menjadi Rancangan Preambule Hukum Dasar.
c) Penyusunan hal-hal lain, seperti :
Rancangan pernyataan Indonesia Merdeka.
Rancangan Ekonomi dan Keuangan
Rancangan Bagian Pembelaan Tanah Air.
Bentuk Negara.
Wilayah Negara.
Fase Pengesahan
Pengesahan Rancangan Undang-undang Dasar Negara Republik
Indonesia, adalah sebagai berikut :
1. Menetapkan Rancangan Preambule Hukum Dasar
(yang terkenal dengan nama Piagam Jakarta) dengan beberapa perubahan
(amandemen) sebagai pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik
Indonesia.
2. Menetapkan Rancangan Hukum Dasar Negara
Republik Indonesia setelah mendapat beberapa perubahan sebagai Undang-
undang Dasar Negara Republik Indonesia.
3. Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Republik
Indonesia.
4. Menetapkan berdirinya Komite Nasional.
http://antoniyuzar.wordpress.com/proses-penyusunan-sila-silapancasila-dan-
undang-undang-dasar-1945
3. Proses Perumusan dan Pengesahan Sila-sila Pancasila dan UUD 1945
1) Perumusan Sila-Sila Pancasila
Pada awal mula Perumusan (penyusunan) Sila-sila Pancasila adalah sidang
pertama BPUPKI pada tanggal 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945 dengan acara
sidang “Mempersiapkan Rancangan Dasar Negara Indonesia Merdeka”.
Berpidato dan Mengajukan Konsep:
1) Tanggal 29 Mei 1945 : Prof. Mr. H. Moh. Yamin (berpidato),
mengajukan saran/usul yang disiapkan secara tertulis, yang berjudul
“Azas dan Dasar Negara Kebangsaan Republik Indonesia” . Lima Azas
dan Dasar itu adalah sebagai berikut :
a. Peri Kebangsaan
b. Peri Kemanusiaan
13
c. Peri Ketuhanan
d. Peri Kerakyatan
e. Kesejahteraan Rakyat
Disamping itu juga beliau melampirkan “Konsep Rancangan Undang-
Undang Dasar Republik Indonesia”. Rumusan konsep dasar negara itu adalah :
a.Ketuhanan Yang Maha Esa
b. Kebangsaan Persatuan Indonesia
c.Rasa Kemanusiaan yang adil dan beradab
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
e.Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Sementara itu dari golongan islam dalam siding BPUPKI mengusulkan
juga konsepsi Dasar Negara Indonesia Merdeka ialah Islam. Namun
keputusan belum mendapat kesepakatan, selanjutnya:
2) Tanggal 31 Mei 1945 :
Prof. Dr. Mr. R. Soepomo di gedung Chuuco Sangi In berpidato dan
menguraikan tentang Teori Negara secara yuridis, berdirinya negara, bentuk
negara dan bentuk pemerintahan serta hubungan antara negara dan agama.
Prof. Mr. Muh Yamin, menguraikan tentang daerah Negara Kebangsaan
Indonesia atas tinjauan yuridis, histories, politik, sosiologis, geografis dan
konstitusional yang meliputi seluruh Nusantara Raya.
Berpidato juga P. F. Dahlan, menguraikan masalah golongan Bangsa
Indonesia, peranakan Tionghoa, India, Arab dan Eropa yang telah turun
temurun tinggal di Indonesia.
Berpidato juga Drs. Muh. Hatta, menguraikan tentang bentuk Negara Persatuan
Negara Serikat dan Negara Persekutuan, juga hubungan negara dan agama
serta Negara Republik ataukah Monarchi.
3) Tanggal 1 Juni 1945 :
Ir. Soekarno, berpidato dan mengusulkan tentang “Konsepsi Dasar
Falsafah Negara Indonesia Merdeka” yang diberi nama Pancasila dengan
urutan sebagai berikut :
a) Kebangsaan Indonesia
b) Peri Kemanusiaan (Internasionalisme)
c) Mufakat Demokrasi
d) Kesejahteraan sosial
e) Ketuhanan Yang Maha Esa
Keputusan belum mendapat kesepakatan, setelah itu berpidato juga :
Abikusno Cokrosoejoso
M. Soetarjo Kartohadikoesoemo
Ki. Bagus Hadikusumo
14
Liem Koen Hian.
Rumusan pada Piagam Jakarta 22 Juni 1945;
a) Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluk-
pemeluknya.
b) Kemanusiaan yang adil dan beradab.
c) Persatuan Indonesia.
d) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.
e) Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia.
Pembukaan UUD 1945 pada tanggal 18 Agustus 1945;
a) Ketuhanan Yang Maha Esa
b) Kemanusiaan yang adil dan beradab
c) Persatuan Indonesia
d) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.
e) Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia.
Mukaddimah Konstitusi RIS dan UUD 1950;
a) Ketuhanan Yang Maha Esa
b) Peri Kemanusiaan
c) Kebangsaan
d) Kerakyatan
e) Keadilan Sosial.
Rumusan lain:
a) Ketuhanan Yang Maha Esa
b) Peri Kemanusiaan
c) Kebangsaan
d) Kedaulatan Rakyat
e) Keadilan Sosial.
Setelah diadakan rapat dan diskusi, maka telah disepakati berdasarkan
sejarah perumusan dan pengesahannya, yang sah dan resmi menurut yuridis
menjadi Dasar Negara Indonesia adalah Pancasila seperti tercantum didalam
Pembukaan UUD 1945. http://afriati.wordpress.com/lahirnya-pancasila.
2) Perumusan dan Pengesahan Undang-Undang Dasar 1945
Pada perumusan/penyusunan Undang-Undang Dasar 1945 pada dasarnya
diawali oleh beberapa tahap penyusunan, yaitu :
Pembukaan/Mukaddimah
Didalam hasil rapat Gabungan 22 Juni 1945, maka sebagai keputusan
yang keempat ialah dibentuknya Panitia Kecil Penyelidik Usul-usul (Perumusan
15
Dasar Negara/Mukaddimah) yang terdiri dari 9 anggota (Panitia Sembilan).
Adapun dalam rapat tersebut, Mr. Muhammad Yamin menyampaikan Konsep
Rancangan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia pada tanggal 29 Mei
1945, yang berjudul Azas dan Dasar Negara Kebangsaan Republik Indonesia.
a. Lima azas dan dasar itu adalah peri kebangsaan, peri kemanusiaan, peri ke-
Tuhanan, peri kerakyatan, keadilan sosial (kesejahteraan sosial)
b. Mr. Muhammad Yamin juga menyampaikan Konsep Rancangan
Pembukaan UUD 1945 diawali dengan “Dengan nama Allah Yang Maha
Pengasih dan Penyayang”.
Pada tanggal 22 Juni 1945 Panitia Sembilan juga telah berhasil merumuskan
konsep Rancangan Preambule Hukum Dasar. Akan tetapi, pada alenia ke-empat
para peserta sidang belum ada yang setuju. Adapun Rancangan Preambule
Hukum Dasar itu bunyinya sebagai berikut :
Mukaddimah
Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh
sebab itu penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai
dengan peri-kemanusiaan dan peri-keadilan.
Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampai
kepada saat yang berbahagia, dengan selamat sentausa menghantarkan rakyat
Indonesia ke depan pintu gerbang Negara Indonesia yang merdeka, berdaulat,
adil dan makmur.
Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa, dan dengan didorongkan
oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka
rakyat Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaannya.
Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintahan negara
Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tanah
daerah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban lingkungan kemakmuran
bersama di Asia timur raya, akhirnya telah menyebabkan perang kepada
Amerika dan Inggris…..
Batang Tubuh UUD 1945
Pada tanggal 7 Agustus 1945 Jenderal Terauchi mengumumkan dan secara
konkrit membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Sidang
Pleno PPKI dimulai pada tanggal 18 Agustus 1945 jam 11.30, mempunyai acara
untuk membahas Rancangan Hukum Dasar (termasuk Rancangan Preambule
Hukum Dasar) untuk ditetapkan Undang-Undang Dasar atas kemerdekaan yang
telah diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945.
16
Sebelum siding Pleno dimulai atas tanggung jawab ketua PPKI ditambah 6
orang anggota baru untuk mewakili golongan-golongan yang belum terwakili
dalam keanggotaan PPKI yang lama (hasil tunjukan Pemerintah Jepang). Adapun
keenam orang anggota baru itu adalah :
a. RTA Wiranata Kusumah, wakil golongan Islam dan golongan menak Jawa
Barat.
b. Ki. Hajar Dewantara, wakil golongan Taman Siswa, dan golongan Nasional
dan Jawa Tengah.
c. Mr. Kasman Suryadimejo, wakil golongan Peta.
d. Mr. Akhmad Subarjo, wakil golongan pemuda.
e. Sayuti Malik, wakil golongan kiri.
f. Mr. Iwa Koesoema Sumantri, wakil golongan kiri.
Pada sidang ini Drs. Muhammad hatta menyampaikan hasil keputusan
rapat BPUPKI tentang perumusan UUD 1945, yang berbunyi sebagai berikut :
Mukaddimah
Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh
sebab itu penjajahan diatas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan
peri-kemanusiaan dan peri-keadilan.
Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampai kepada
saat yang berbahagia, dengan selamat sentausa menghantarkan rakyat Indonesia
ke depan pintu gerbang Negara Indonesia yang merdeka, berdaulat, adil dan
makmur.
Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa, dan dengan didorongkan
oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat
Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaannya.
Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintahan Negara
Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh Tumpah
Darah Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah
kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Hukum Dasar Negara
Indonesia, yang berbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat, dengan berdasar pada : Ke-Tuhanan Yang Maha Esa,
menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia dan
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial
bagi seluruh Rakyat Indonesia.
Selanjutnya, acara dengar pendapat:
17
1. Ir. Soekarno memberikan usulan/saran untuk mengubah Mukaddimah
menjadi Pembukaan.
2. Anggota Ki. Bagoes Hadikoesoemo memberikan usulan/saran untuk
menghapus dasar pada kemanusiaan yang adil dan beradab, menjadi
kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Ir. Soekarno, selanjutnya merevisi kata Hukum Dasar Negara Indonesia
menjadi Undang-Undang Dasar Republik Indonesia.
Dan masih banyak lagi usulan/saran yang disampaikan oleh anggota rapat PPKI.
Maka sempurnahlah isi dari Undang-Undang Dasar 1945 itu yang berbunyi
sebagai berikut :
Pembukaan
Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh
sebab itu penjajahan diatas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan
peri-kemanusiaan dan peri-keadilan.
Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampai kepada
saat yang berbahagia, dengan selamat sentausa menghantarkan rakyat Indonesia
ke depan pintu gerbang Negara Indonesia yang merdeka, berdaulat, adil dan
makmur.
Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa, dan dengan didorongkan
oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat
Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaannya.
Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintahan Negara
Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh Tumpah
Darah Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah
kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar
Republik Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik
Indonesia yang berkedaulatan rakyat yang berdasarkan kepada : Ke-Tuhanan
Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial
bagi seluruh Rakyat Indonesia. http://antoniyuzar.wordpress.com/proses-
penyusunan-sila-silapancasila-dan-undang-undang-dasar-1945
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah:
Pancasila sebagai landasan filosofis negara memiliki nilai-nilai esensial yang
harus diamalkan dalam kehidupan. Nilai-nilai tersebut di antaranya: nilai ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, serta keadilan. Nilai-nilai tersebut bahkan
sudah ada sejak zaman dahulu kala sebelum negara Indonesia berdiri.
Pancasila lahir pada tanggal 1 juni 1945. Rumusan otentik pancasila dasar
negara adalah rumusan dalam pembukaan UUD 1945 yang disahkan oleh PPKI pada
tanggal 18 Agustus 1945. Badan-badan yang bersangkutan dengan perumusan
pancasila dasar negara adalah BPUPKI dan PPKI.
Kronologi pancasila dasar negara:
a. 28 Mei 1945 : Peresmian BPUPKI dan persidangan pertama
BPUPKI dimulai-pidato Moh. Yamin.
b. 31 Mei 1945 : Pidato Soepomo
c. 1 Juni 1945 : Pidato Soekarno, persidangan pertama selesai.
d. 22 Juni 1945 : Perumusan Piagam Jakarta.
e. 10 s/d 16 Juli 1945 : Persidangan ke-2 BPUPKI tentang draft UUD 1945
f. 18 Agustus 1945 : Pengesahan UUD 1945.
Tahap-tahap dalam Perumusan Pancasila Dasar Negara :
a. Individual :
1) Muh. Yamin (29 Mei 1945)
2) Supomo (31 Mei 1945)
3) Soekarno (1 Juni 1945), yaitu Pencetusan nama Pancasila.
4) Kolektif :
a) Panitia Sembilan (22 Juni 1945)
b) Sidang II BPUPKI (10-16 Juli 1945)
c) Sidang PPKI (18 Agustus 1945)
3.2 Saran
Berdasarkan uraian di atas kiranya mahasiswa dapat lebih mengerti, dan
memahami bahwa kemerdekaan negara Republik Indonesia tidak didapatkan secara
“cuma-cuma”, melainkan melalui serangkaian perjuangan yang tidak mudah. Oleh
karena itu, mahasiswa sebagai generasi penerus harus menghargai setiap perjuangan
tersebut dengan ikut serta memberikan sumbangasih yang berguna dalam
pembangunan negara Republik Indonesia.
19
Selain itu, mahasiswa sebagai generasi penerus harus mengerti dan
memahami kedudukan pancasila sebagai falsafah negara Republik Indonesia.
sehingga dapat menjungjung tinggi dan mengamalkan nilai-nilai luhur dari Pancasila
tersebut di segala aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, dengan
setulus hati dan penuh rasa tanggung jawab.
20
DAFTAR PUSTAKA
Kaelan. 2008. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma.
Afriati. 2010. BPUPKI-PPKI. http://afriati.wordpress.com/lahirnya-pancasila.html.
(23September 2010).
Bantani, Ridwanal. 2007. Pancasila dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa.
http://ridwanal-bantani.blogspot.com. (22 September 2010).
Suwarno, Hendry. 2010. Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia.
http://hendrysuwarno.wordpress.com/Peristiwa-Rengasdengklok.html. (23September
2010).
Suwarno, Hendry. 2010. Latar Belakang Terbentuknya Pemerintahan Indonesia.
http://hendrysuwarno.wordpress.com/persidangan.html. (23 September 2010).
Yuzar, Antoni. 2009. Proses Penyusunan Sila-Sila Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945. http://antoniyuzar.wordpress.com (22 September 2010).
21