bab i
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persalinan merupakan keluarnya hasil konsepsi, yang dapat hidup ke dunia
luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain ( Rustam,1998 ). Operasi
caesaria adalah persalinan pervaginam dengan bantuan alat-alat atau melalui
dinding perut ( Rustam, 1998). Sectio caesarea adalah persalinan melalui sayatan
melalui dinding abdomen dan uterus yang masih utuh dengan berat janin > 1000
gram atau umur kehamilan > 28 minggu ( Manuaba, 1999 ). Sayatan ini akan
menimbulkan luka sayatan atau luka insisi (incised wounds).
Luka adalah rusaknya struktur dan fungsi anatomis normal akibat proses
patologis yang berasal dari internal maupun eksternal dan mengenai organ tertentu
( Lazarus, 1994 dalam Potter dan Perry, 2005). Luka insisi pada pasien sectio
caesar termasuk luka terbuka dengan sedikit jaringan yang hilang dan termasuk
dalam luka yang bersih dimana luka tidak mengandung organisme patogen.
Cedera jaringan atau luka pada akhirnya akan diikuti oleh beberapa bentuk
penyembuhan ( Chandrasoma dan Taylor, 2005 ).
Secara klinis luka insisi post sectio caesarea pada hari ketiga yaitu ketika
luka berada pada tahap akhir dari fase inflamasi sudah tidak menunjukkan tanda
kemerahan, hangat pada kulit, oedema dan rasa sakit ( Potter dan Perry, 2005 ).
Sehingga dalam perawatan normal ibu post partum akan lebih aman pulang
setelah hari ke-4 atau ke-5 (Cunningham, 2005). Namun, secara teori luka harus
2
diobservasi sampai tujuh hari setelah operasi, dimana penyembuhan luka dalam
fase proliferasi yaitu pembentukan kolagen dimulai dengan ditandai menyatunya
jaringan kulit (Abadi, 2007). Gangguan proses penyembuhan pada fase proliferasi
disebabkan oleh faktor sistemik yang diantaranya anemia dan hipoproteinemia
( Potter dan Perry, 2005 ).
Anemia fisiologis adalah penurunan konsentrasi hemoglobin pada ibu hamil.
Ibu hamil seharusnya memiliki kadar hemoglobin > 11 g/dl, saat post partum
minimal 10 g/dl apabila kurang dari jumlah tersebut akan menimbulkan
hemodilusi atau pengenceran darah yang membuat sirkulasi oksigen terganggu,
akhirnya mengganggu regenerasi sel pada penyembuhan luka
( Widjanarko, 2009 ). Gangguan penyembuhan luka menurut beliau masih
merupakan pendapat dan belum dilakukan penelitian spesifik.
Proteinemia adalah keadaan dimana terjadinya penurunan kadar protein
dalam darah. Protein merupakan dasar dalam pembentukan jaringan kolagen
sebagai salah satu faktor dalam penyembuhan luka ( Maryanto, 2004 ) . Albumin
merupakan protein utama dalam plasma manusia yaitu kurang lebih 3,4- 4,7 gr/ dl
dan menyusun sekitar 60 % protein plasma. Sekitar 40 % dari albumin terdapat
dalam plasma dan 60 % ditemukan dalam ruang ekstraseluler. Penelitian
sebelumnya mengenai hubungan antara hipoalbuminemia dengan penyembuhan
luka pernah dilakukan oleh Dickaut dkk pada tahun 1984 ( Maryanto, 2004 ) .
Prevalensi sectio caesarea di dunia telah meningkat tajam 20 tahun terakhir.
Menurut Ventura dkk, 2000 dalam Cuninggham 2005 di Amerika Serikat
dilaporkan bahwa 1 dari 10 wanita di Amerika Serikat tiap tahunnya pernah
menjalani sectio caesarea. Laporan tersebut mencerminkan terjadinya
3
peningkatan sectio caesarea selama bertahun- tahun di Amerika Serikat.
Sementara itu, berdasarkan survei sederhana yang dilakukan oleh Prof. Dr.
Gulardi dan dr. A. Basalamah, terhadap 64 rumah sakit di Jakarta pada tahun 1993
tercatat terjadi 17.665 kelahiran. Berdasarkan angka kelahiran tersebut, sebanyak
35,7 % – 55,3 % melahirkan dengan section caesar dimana 19, 5% - 27,3% di
antaranya merupakan section caesarea karena adanya komplikasi karena ukuran
lingkar panggul ibu tidak sesuai dengan lingkar kepala janin , kelahiran janin
karena sungsang sebanyak 4,3% - 8,7 % serta akibat pendarahan hebat yang
terjadi selama persalinan sebanyak 11,9% – 21 % ( Kasdu, 2003 ).
Data yang diperoleh dari RSUP Sanglah Denpasar di ruang rawat inap
Bakung Timur diperoleh data pasien yang menjalani persalinan dengan sectio
caesar pada periode tahun 2009- 2010 sebanyak X orang dan X orang diantaranya
menjalani perawatan lebih dari tujuh hari. Alasan perawatan pasien post sectio caesar
lebih dari tujuh hari sebagian besar disebabkan karena belum menyatunya jaringan
kulit sampai hari ketujuh post sectio caesarea sehingga diperlukan perawatan lebih
lama.
Permasalahan di atas membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai kontribusi kadar hemoglobin dan albumin terhadap lamanya
penyembuhan luka post sectio caesarea di ruang Bakung Timur RSUP Sanglah
Denpasar.
A. Rumusan Masalah
Rumusan Masalah yang dapat diangkat dari latar belakang di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ” Adakah kontribusi kadar
4
hemoglobin dan albumin terhadap lamanya penyembuhan luka post section
caesarea di Ruang Bakung Timur RSUP Sanglah Denpasar“
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
kontribusi kadar hemoglobin dan albumin terhadap lamanya penyembuhan luka
post sectio caesarea di Ruang Bakung Timur RSUP Sanglah Denpasar.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan secara khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui kadar hemoglobin dan albumin pada pasien post sectio caesarea
di Ruang Bakung Timur RSUP Sanglah Denpasar .
b. Mengetahui penyembuhan luka pasien post sectio caesarea di Ruang Bakung
Timur RSUP Sanglah Denpasar.
c. Mengetahui hubungan kadar hemoglobin dan albumin terhadap
penyembuhan luka post sectio caesarea di Ruang Bakung Timur RSUP
Sanglah Denpasar.
C. Manfaat Penelitian
1. Segi Praktis
Manfaat penelitian ini apabila ditinjau dari segi praktis adalah agar menjadi
pertimbangan bagi rumah sakit untuk meningkatkan pelayanan kesehatan yang
berkualitas dalam bidang medikal bedah dan maternitas khususnya dengan
5
melakukan pengecekan hemoglobin dan albumin pada hari pertama sampai hari
ketujuh post sectio caesarea .
2. Segi Teoritis
Manfaat penelitian dari segi teoritis adalah agar menjadi suatu tambahan
referensi penelitian bidang medikal bedah dan maternitas.
D. Keaslian Penelitian
Penelitian yang berjudul “ Kontribusi Kadar Hemoglobin dan Albumin
Terhadap Lamanya Penyembuhan Luka Post Sectio Caesarea di ruang X Rumah
Sakit X” ini telah pernah diteliti sebelumnya dengan berikut ini adalah beberapa
penelitian yang berhubungan dan mendukung dalam penelitian ini, yaitu:
1. Hubungan Tingkat Kepatuhan Melaksanakan Protap Perawatan Luka dengan
Kejadian Infeksi Luka Post Sectio Caesarea di Ruang Mawar I RSUD DR.
Moewardi Surakarta oleh Himatusujanah dan Faizah Betty Rahayuningsih
( 2008 ). Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian cross-sectional ,
sebagai hasilnya adalah ada hubungan yang bermakna (signifikan) antara
kepatuhan pelaksanaan protap perawatan luka dengan kejadian infeksi luka
post sectio caesarea di Ruang Mawar I RSUD DR. Moewardi Surakarta.
2. Efektivitas Perawatan Luka Pertama Pada Pasien Post Sectio Caesarea
dengan Rawat Inap Hari Ketiga dan Hari Kelima Pasca Sectio Caesarea di
RS. Bethesda Lempuyangwangi, oleh Khrisnamurti (2003). Penelitian ini
menggunakan rancangan cohort prospektif, sebagai hasilnya perawatan luka
pertama dilakukan pada hari ketiga post sectio caesarea dan hari kelima
sama baiknya.
6
3. Pengaruh Kadar Albumin Serum terhadap Lamanya Penyembuhan Luka
Operasi di Bagian Bedah Digestive Rumah Sakit (RS) Dr. Sardjito
Yogyakarta oleh Agung (2005). Penelitian ini menggunakan metode
prospectif cohort dengan sampel 61 orang. Hasil penelitian ini responden
yang diobservasi sembuh luka, didapatkan 29 (47,54 %) pasien sembuh
primer pada hari ketujuh dan 32 (52,46 %) pasien dinyatakan sembuh tetapi
lebih dari tujuh hari. Tidak ada satupun pasien yang tereksklusi karena terjadi
luka infeksi luka operasi. Kesimpulan penelitian ini adalah:
a. Hipoalbumin masih dapat ditemukan pada pasien yang masuk RS Dr.
Sardjito.
b. Terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara kadar albumin
serum dengan lamanya penyembuhan luka.
Perbedaan penelitian-penelitian tersebut dengan penelitian kontribusi kadar
hemoglobin dan albumin terhadap penyembuhan luka pasien post sectio caesarea
di Bakung Timur RSUP Sanglah Denpasar terletak pada penentuan variabel bebas
dan terikat, waktu dan tempat penelitian, jumlah populasi dan sampel , metode
penelitian serta instrumen penelitiannya.