bab i

19
BAB I PENDAHULUAN A. Scenario Wanita usia 32 tahun seorang sosialita datang ke klinik dengan keluhan gigi – gigi depannya berubah warna menjadi kecoklatan. Pasien ingin melakukan perawatan pemutihan gigi. Dari anamnesis diketahui pasien merupakan perokok dan punya kebiasaan minum kopi dua gelas sehari. Hasil pemeriksaan klinis menunjukkan gigi 14, 13, 12, 11, 21, 22, 23, dan 24 serta gigi 34, 33, 32, 31, 41, 42, 43, dan 44 berwarna kecoklatan dan pada sisi palatal dan lingual tampak stain hampir di seluruh permukaan. Gigi 32 tampak berwarna kehitaman dengan restorasi resin komposit pada bagian lingual. Pemeriksaan radiograf pada gigi 32 tampak gigi pasca PSA dengan obturasi hermetis. Dokter gigi kemudian melakukan perawatan pendahuluan untuk stain dan peratan bleaching pada pasien. Key word: Stain, Bleaching, Discoloration B. Latar Belakang Masalah

Upload: rsigm

Post on 14-May-2015

947 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab i

BAB I

PENDAHULUAN

A. Scenario

Wanita usia 32 tahun seorang sosialita datang ke klinik dengan keluhan

gigi – gigi depannya berubah warna menjadi kecoklatan. Pasien ingin melakukan

perawatan pemutihan gigi. Dari anamnesis diketahui pasien merupakan perokok

dan punya kebiasaan minum kopi dua gelas sehari.

Hasil pemeriksaan klinis menunjukkan gigi 14, 13, 12, 11, 21, 22, 23, dan

24 serta gigi 34, 33, 32, 31, 41, 42, 43, dan 44 berwarna kecoklatan dan pada sisi

palatal dan lingual tampak stain hampir di seluruh permukaan. Gigi 32 tampak

berwarna kehitaman dengan restorasi resin komposit pada bagian lingual.

Pemeriksaan radiograf pada gigi 32 tampak gigi pasca PSA dengan obturasi

hermetis. Dokter gigi kemudian melakukan perawatan pendahuluan untuk stain

dan peratan bleaching pada pasien.

Key word: Stain, Bleaching, Discoloration

B. Latar Belakang Masalah

1. What the etiology discoloration?

2. What is connection the pasien drink the coffee with stain?

3. What is connection after PSA with discoloration?

4. Why in scenario just in anterior teeth? why in the posterior not stain?

5. How the teeth change color (mechanism color change)?

6. Why teeth 32 change the color black?

7. What is definition of bleaching?

8. What is indication and contraindication bleaching?

9. What kind of material for bleaching?

Page 2: Bab i

10. What the standart operational procedur from bleaching?

11. What are preliminary treatment for stain?

12. Why the dentist do preliminary treatment stain before bleaching treatment?

13. What is different technique bleaching and labial veneer?

14. What case for bleaching and labial veneer?

Page 3: Bab i

BAB II

PEMBAHASAN

Stain merupakan deposit berpigmen pada permukaan gigi. Diskolorisasi

adalah secara umum merupakan perubahan warna pada gigi. Perubahan warna

yang disebabkan karena faktor ekstrinsik dan intrinsik. Diskolorasi enamel gigi

dapat disebabkan oleh penodaan(staining), penuaan (aging), dan oleh bahan-bahan

kimia. Disamping staining, ada beberapa faktor yang mempengaruhi warna gigi

setiap orang. Genetik juga berperan. Beberapa orang mempunyai enamel yang

lebih cerah daripada yang lainnya. Penyakit juga dapat menjadi faktor dan

perawatan dapat menyebabkan diskolorasi dari gigi.

Penyebab Perubahan Warna Gigi

Ada dua faktor penyebab perubahan warna gigi yaitu diskolorisasi

ekstrinsik dan diskolorisasi intrinsik. Penyebab perubahan warna gigi yang lain

adalah diskolorisasi karena proses penuaan.

Diskolorisasi ekstrinsik terjadi pada permukaan luar gigi dan biasanya

disebabkan kebiasaan minum minuman berwarna yang berkepanjangan seperti

teh, kopi atau sirup yang dapat menyebabkan perubahan warna dari coklat sampai

hitam. Perawatan bleaching dapat menjadi perawatan yang efektif untuk kasus ini.

Faktor kebiasaan pasien tersebut harus dikurangi agar warna gigi yang sudah

dirawat bleaching dapat bertahan lebih lama. Perubahan warna gigi dapat juga

disebabkan penggunaan obat kumur klorheksidin, tetapi mekanisme terjadinya

sangat kompleks, bervariasi tergantung pada kepekaan setiap individu dan

konsentrsi klorheksidin yang digunakan.

Page 4: Bab i

Diskolorisasi intrinsik adalah perubahan warna yang mengenai bagian

dalam struktur gigi selama masa pertumbuhan gigi dan umumnya perubahan

warna terjadi di dalam dentin sehingga relatif sulit dirawat secara eksternal.

Perubahan warna gigi akibat faktor intrinsik merupakan noda-noda yang timbul

akibat faktor endogen, baik yang didapat dari sumber lokal maupun sistemik.

Faktor lokal penyebab perubahan warna intrinsik sesudah gigi erupsi dapat

disebabkan karena perdarahan akibat trauma, kesalahan prosedur perawatan gigi,

dekomposisi jaringan pulpa, pengaruh obat-obatan dan pasta pengisi saluran akar

dan pengaruh bahan-bahan restorasi.

Minum teh secara teratur dapat memberikan banyak manfaat bagi tubuh.

Karena teh mengandung flour sekira 90-350 mg yang diperlukan dalam menjaga

kesehatan gigi dan gusi. Namun, siapa kira ternyata teh juga bisa merusak gigi. Di

antara sekian banyak jenis minuman, teh termasuk paling banyak dikonsumsi

masyarakat, bahkan di Jepang dikenal adanya upacara minum teh. Namun,

meminum teh secara terus-menerus ternyata dapat menyebabkan perubahan warna

pada gigi, yaitu gigi berubah warna menjadi kekuningan.

Gigi dapat mengalami perubahan warna menjadi abu-abu, kuning atau

cokelat kehitaman dikarenakan banyak faktor, baik faktor dari luar tubuh

(ekstrinsik) maupun dari dalam tubuh (intrinsik). Penyebab umum diskolorasi

ekstrinsik ini adalah kopi, teh, pewarna makanan buatan, anggur, berri,

mengunyah tembakau, ataupun rokok yang meninggalkan tar berwarna

kecokelatan pada gigi yang terjadi secara perlahan dalam jangka waktu yang

panjang. Sedangkan diskolorasi intrinsic, terjadi pada saat pembentukan struktur

gigi. Contoh ekstrem adalah pemakai obat antibiotik tetrasiklin yang dikonsumsi

semasa pertumbuhan gigi pada anak-anak berumur di bawah delapan tahun atau

semasa dalam kandungan ibunya. Bila terkena obat ini selama proses

pembentukan struktur gigi, maka akan menyebabkan gigi berubah warna menjadi

cokelat sampai abu-abu pada seluruh struktur gigi. Tergantung seberapa parah

efek yang terjadi akibat dari tetrasiklin tersebut.

Diskolorasi gigi dapat pula disebabkan intake fluoride yang melebihi batas

aman, kadar fluoride yang diperbolehkan adalah 800-1.000 ppm. Akan tetapi,

Page 5: Bab i

pada anak sebaiknya sekira 200-300 ppm. Gigi nonvital atau gigi mati akibat

trauma, misalnya pernah jatuh atau terkena benda keras dapat menyebabkan gigi

menjadi kehitaman. Hal ini disebabkan darah yang keluar dari pembuluh darah

pulpa teroksidasi, kemudian masuk ke saluran-saluran sangat kecil pada gigi yang

disebut tubuli dentalis dan akhirnya terjadi perubahan warna pada gigi.

Seperti sudah disinggung di atas bahwa diskolorasi yang disebabkan asap

rokok, makanan, ataupun minuman dapat mudah dibersihkan. Alasannya, hanya

terdapat permukaan gigi dan tidak sampai mempengaruhi struktur dentin. Pada

kasus tersebut dapat diatasi dengan aplikasi TSR atau tooth stain remover.

Namun, pada kasus yang sudah melibatkan jaringan di dalam gigi (dentin dan

email), maka perawatannya harus dilakukan dengan bahan-bahan kimia tertentu.

Perubahan Warna menurut Grossman

Menurut Grossman (1995), perubahan warna gigi dapat diklasifikasikan

sebagai ekstrinsik atau intrinsik.

Perubahan Warna Ekstrinsik

Perubahan warna eksrinsik ditemukan pada permukaan luar gigi dan

biasanya berasal lokal, misalnya noda tembakau yang menyebabkan warna gigi

menjadi cokelat kekuning-kuningan sampai hitam, pewarnaan karena makanan

dan minuman menyebabkan gigi menjadi berwarna gelap, pewarnaan karena noda

logam nitrat perak, bercak kehijauan yang dihubungkan dengan membran

Nasmyth pada anak-anak. 

Perubahan Warna Intrinsik

Perubahan warna imtrinsik adalah pewarnaan gigi yang diakibatkan oleh

noda yang terdapat di dalam email dan dentin, penyebabnya adalah penumpukan

atau penggabungan bahan-bahan di dalam struktur gigi misalnya stain tetrasiklin,

yang bila masuk ke dalam dentin akan terlihat dari luar karena transluensi email.

Perubahan warna gigi dapat dihubungkan dengan periode perkembangan gigi

misalnya pada dentiogenesis imperfekta atau setelah selesai perkembangan gigi

yang disebabkan oleh pulpa nekrosis.

Page 6: Bab i

Penyebab Perubahan Warna Gigi menurut Walton

Menurut Walton dan Torabinejab (1996) perubahn warna dapat terjadi

pada saat atau setelah terbentuknya email dan dentin. Penyebab perubahan warna

gigi dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu karena noda alamiah dan

pewarnaan iatrogenik.

Penyebab Noda Alamiah

Perubahan warna gigi disebabkan oleh sejumlah noda pada permukaan

gigi setelah gigi erupsi. Noda alamiah mungkin berada pada permukaan atau

berikatan di dalam struktur gigi, kadang-kadang diakibatkan defek email atau

karena cedera trauma.

Contoh penyebab noda alamiah adalah sebagai berikut :

1. Pulpa nekrosis

Produk kerusakan jaringan yang dilepaskan masuk kedalam tulubus dentin

dan mewarnai dentin di sekitarnya.

2. Perdarahan intrapulpa

Disebabkan oleh trauma pada gigi dan akan menyebabkan perdarahan dan

lisis eritrosit. Produk disintegrasi darah diduga sebagai ion sulfida, masuk ke

dalam tulubus dentin sehingga menyebabkan perubahan warna gigi yang makin

lama makin meningkat.

3. Metamorfosis kalsium

Pembentukan dentin sekunder ireguler secara ekstensif di dalam kamar

pulpa atau pada dinding saluran akar menyebabkan translusensi mahkota gigi

berkurang atau warna gigi berubah menjadi kekuningan atau kuning kecoklatan.

Pada pasien yang sudah tua,perubahan warna gigi terjadi secara fisiologis sebagai

akibat aposisi dentin secara berlebihan disamping karena penipisan dan perubahan

optik dalam email.

4. Defek perkembangan

Perubahan warna dapat terjadi karena kerusakan pada saat perkembangan gigi.

1) Fluorosis endemik

Masuknya sejumlah flour saat pembentukan gigi menyebabkan

kerusakan struktur yang mengalami mineralisasi dan mengakibatkan

Page 7: Bab i

terjadinya hipoplasia. Permukaan gigi menjadi porus dan akan

menyerap warna di dalam rongga mulut.

2) Obat-obatan sistemik

Masuknya obat-obatan atau bahan kimia pada saat pembentukan gigi

dapat menyebabkan perubahan warna gigi. Pada umumnya obat yang

menyebabkan perubahan warna gigi paling berat adalah tetrasiklin,

menyebabkan gigi berwarna kuning kecoklatan sampai abu-abu tua.

Hal ini tergantung kepada jumlah, frekwensi, jenis tetrasiklin dan umur

pasien saat meminum obat.

3) Defek dalam pembentukan gigi

Kerusakan dalam pembentukan gigi terjadi sebatas email berupa

hipoplasia atau hipokalsifikasi,terlihat warna gigi kecoklatan.

4) Kelainan darah dan faktor-faktor lain:

a. Kondisi sistemik mengakibatkan lisis eritrosit secara luas.

Produk kerusakan darah dapat bergabung ke dalam dentin dan

mewarnai gigi.

b. Suhu tubuh yang tinggi saat pembentukan gigi menyebabkan

perubahan warna beebentuk pita pada email.

c. Porfiria penyakit metabolisme menyebabkan menyebabkan gigi

susu atau gigi permanen berubah warna menjadi kemerahan

atau kecoklatan.

d. Penyakit sistemik dan masuknya bahan obat-obatan,

merupakan kejadian yang jarang dan tidak dapat diidentifikasi.

Penyebab Perubahan Warna Iatrogenik

Perubahan warna sebagai akibat prosedur perawatan gigi atau dapat

disebabkan oleh berbagai bahan kimia dan bahan yang dipakai di bidang

kedokteran gigi.

Perubahan Warna Gigi karena Perawatan Endodontik

Perubahan warna gigi akibat perawatan endodontik dapat disebabkan oleh

beberapa hal tersebut dibawah ini (Walton & Torabinejab, 1996) :

Page 8: Bab i

1. Bahan obturasi

Bahan obturasi yang dapat menyebabkan perubahan warna gigi adalah

semen saluran akar dari jenis seng oksida eugenol atau semen saluran akar dengan

komponen logam.

2. Sisa-sisa jaringan pulpa

Fragmen jaringan pulpa yang tertinggal di dalam mahkota, biasanya dalam

tanduk pulpa, dapat mengakibatkan perubahan warna secara perlahan.

3. Obat-obatan intra kanal

Kebanyakan obat-obatan dapat menyebabkan perubahan warna gigi,

misalnya obat intrakanal golongan fenol berkontak langsung dengan dentin, dalam

waktu yang lama memungkinkan obat berpenetrasi ke dalam dentin sehingga akan

menyebabkan

perubahan warna gigi.

Perubahan Warna Gigi karena Restorasi Korona

Restorasi yang dipakai biasanya ada dua tipe, yaitu (Walton &

Torabinejab,1996):

1. Restorasi logam

Amalgam merupakan penyebab paling hebat karena elemen warna gelap

dapat

mengubah warna dentin menjadi abu-abu gelap.

2. Restorasi komposit

Kebocoran mikro tumpatan komposit dapat menyebabkan perubahan

warna gigi. Tepi tumpatan yang terbuka merupakan tempat masuknya bahan

kimia yang mewarnai dentin

Diskolorasi ekstrinsik terjadi pada permukaan luar gigi, biasanya local

seperti noda teh atau tembakau hilang dengan pemolesan gigi sedangkan

diskolorasi intrinsik terjadinya perubahan warna gigi akibat noda pada email/

dentin seperti stain tetracyclin yang masuk dentin. Perubahan warna akibat obat

ini sulit atau tidak dapat diputihkan, namun jika perubahannya akibat proses

nekrosis dapat dihilangkan.

Page 9: Bab i

Pada nekrosis pulpa, noda yang terjadi secara alamiah atau terjadi saat atau

setelah email/ dentin terbentuk kadang akibat cedera traumatik. Adanya iritasi

mekanis, bakteri maupun kimiawi yang menyebabkan penumpukan produk

nekrosis di dalam tubulus dentin dan perubahan warna ini dapat diputihkan secara

bleaching internal dengan hasil yang baik. Perdarahan Intrapulpa, akibat trauma

pada gigi dapat menyebabkan terputusnya pembuluh darah pada pulpa dan terjadi

lisis sel darah merah.

Defek perkembangan dapat mengakibatkan perubahan warna gigi karena

adanya kerusakan saat perkembangan gigi atau bahan yang berikatan dengan

email/dentin saat pembentukan gigi, misal adanya fluorosis endemik. Pada gigi

yang porous dan terjadi perubahan warna, pemutihan gigi dapat dilakukan secara

eksternal.

Perubahan warna Iatrogenik merupakan perubahan warna akibat

penggunaan bahan-bahan kimia untuk perawatan gigi, misalnya material obturasi

pada kamar pulpa yang tidak bersih, sisa jaringan pulpa saat ekstirpasi, obat-obat

intrakanal golongan fenol dapat penetrasi ke dentin secara perlahan, adanya

restorasi korona, adanya tumpatan amalgam sulit diputihkan dan pada komposit

dapat dilakukan restorasi ulang.

Perawatan diskolorisasi

Bleaching

Bleaching adalah suatu tindakan perawatan gigi secara kimiawi pada gigi

yang telah mengalami perubahan warna (diskolorisasi) dengan menggunakan

bahan oksidator atau reduktor yang bertujuan untuk mengembalikan faktor

estetika. Kandungan bahan pemutih gigi diantaranya hidrogen peroksida, piroson

(H 2 O2 30% dalam eter), natrium perborat, karbamid peroksida serta natrium

peroksiborat monohidrat.

Page 10: Bab i

Perubahan warna yang terjadi dapat diakibatkan oleh perdarahan karena

trauma, preparasi kavitas ruang pulpa yang tidak baik, obat-obatan sterilisasi

saluran akar, bahan pengisi saluran akar, maupun penggunaan bahan tumpatan.

Teknik Bleaching

1. Teknik gigi non vital (internal)

Pemutihan gigi intra korona pada gigi non vital dipakai teknik

termokatalitik atau walking bleach. Adanya oksigen yang bebas akan

mendorong zat warna keluar dari tubulus dentin.

a. Teknik Walking Bleach

Teknik ini dilakukan dengan cara menempatkan pasta

campuran superoxol dan sodium perborat dalam kamar pulpa.

Prosedur meliputi pengontrolan warna gigi, pemolesan

permukaan email, aplikasi petroleum jeli pada gingiva dan

pemasangan rubberdam untuk isolasi dan untuk menghindari

iritasi, preparasi akses kavitas, perawatan saluran akar,

keluarkan guttap point 2 mm dari orifice dan tanduk pulpa

dibersihkan, beri basis 2 mm diatas guttap, menghilangkan

smearlayer dengan menggunakan EDTA, pembilasan dengan

sodium hipoklorit & air, mengeringkan kavitas, masukkan

pasta dengan baik, letakkan butiran kapas yang mengandung

superoxol, tutup orifice dengan ZnOP cement/ IRM, pasien

kembali 3 sampai 7 hari.

b. Teknik Termokatalitik

Teknik ini dilakukan dengan bantuan cahaya dan panas.

Caranya dengan meletakkan bahan oksidator Hidrogen

Peroksida dalam kamar pulpa dan dipanaskan dengan

menggunakan lampu atau alat yang dipanaskan atau alat

pemanas listrik hingga menghasilkan oksigen bebas yang aktif.

Prosedur yang dilakukan meliputi, persiapan sama dengan

teknik walking bleach, sepotong kapas diletakkan pada labial

Page 11: Bab i

dan lainnya pada kamar pulpa, kapas dibasahi superoxol, diberi

pencahayaan hingga 6,5 menit, larutan ditambahkan lagi kapas

dengan Superoxol / Sodium Perborat, ditumpat sampai

kunjungan lagi.

Labial Veneer

Labial veneer merupakan suatu perawatan untuk melapisi bagian labial saja.

digunakan pada gigi anterior. Secara umum ada 2 teknik, yaitu :

1. DirectBahannya dari composit, keuntungannya mudah dimanipulasi

2. IndirectBahan yang biasa digunakan adalah porcelein, keuntungannya dilakukan pengasaran pada permukaan

Kedua teknik diatas meupakan kontraindikasi yang memiliki kebiasaan merokok, minum kopi, teh dan kebiasaan lainnya seperti bruxism.

Indikasi penggunaan labial veneer:

1. Restorasi fasial estetik pada gigi yang mengalami perubahan warna2. Restorasi gigi pada karies luas3. Restorasi gigi akibat fraktur4. Restorasi gigi karena malformasi gigi5. Splinting

Kontraindikasi penggunaan labial veneer:

1. Celah interdental yang besar2. OH buruk3. Bruxism

Page 12: Bab i

KESIMPULAN

Diskolorisasi gigi merupakan suatu masalah estetik yang tidak

mengakibatkan suatu peradangan pada gingival. diskolorisasi gigi secara umum

dibedakan menjadi 2 (dua) menurut penyebabnya, yaitu diskolorisasi intrinsik dan

ekstrinsik.

Diskolorisasi ektrinsik ditemukan pada permukaan luar gigi dan biasanya

berasal lokal, misalnya noda tembakau yang menyebabkan warna gigi menjadi

cokelat kekuning-kuningan sampai hitam, pewarnaan karena makanan dan

minuman menyebabkan gigi menjadi berwarna gelap, pewarnaan karena noda

logam nitrat perak, bercak kehijauan yang dihubungkan dengan membran

Nasmyth pada anak-anak. sedangkan diskolorisasi intrinsik pewarnaan gigi yang

diakibatkan oleh noda yang terdapat di dalam email dan dentin, penyebabnya

adalah penumpukan atau penggabungan bahan-bahan di dalam struktur gigi

misalnya stain tetrasiklin, yang bila masuk ke dalam dentin akan terlihat dari luar

karena transluensi email. Perubahan warna gigi dapat dihubungkan dengan

periode perkembangan gigi misalnya pada dentiogenesis imperfekta atau setelah

selesai perkembangan gigi yang disebabkan oleh pulpa nekrosis.

Perawatan untuk mengembalikan warna gigi kembali natural dapat

dilakukan dengan bleaching ataupun labial veneer. dimana dokter gigi harus

mengetahui etiologi dari diskolorisasi gigi pada pasien untuk menentukan

perawatan selanjutnya.

Page 13: Bab i

Konsep Mapping

labial veneer

extrinsic

preliminary treatment

bleaching

intrinsic

mechanism

discoloration

Page 14: Bab i

Daftar Isi

1. Anusavice, K.J., DeFreest, C.F., Ferracane, J., Mackert, J.R., Marek, M., et

all. 2004. Philips : Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi, edisi 10.

Jakarta : EGC.

2. Ingle. J.L.,Bakland.L.2008. Endodontic.ed 6. BC Decker

3. Sundoro, edi hartini. 2005. Serba-serbi Ilmu Konservasi Gigi. Jakarta :

Penerbit Universitas Indonesia.

4. www.usu.ac.id

5. www.ui.ac.id