bab i
DESCRIPTION
masalah operasiTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
Bedah orthopedi adalah cabang dari ilmu bedah yang mempelajari tentang
sistem muskuloskeletal. Ahli orthopedi menggunakan pendekatan non-bedah
maupun bedah untuk mengobati trauma muskuloskeletal, cedera olahraga,
penyakit degeneratif, infeksi, tumor dan kelainan kongenital.1
Perkembangan ilmu pengetahuan pada masa ini mengalami perkembangan
yang sangat pesat. Hal ini menimbulkan dampak positif maupun negatif. Misalnya
saja kemajuan transportasi yang memberikan kemudahan, kenyamanan,
efektivitas, dan efisiensi waktu bagi masyarakat. Namun di sisi lain juga memiliki
dampak negatif, misalnya peningkatan angka kecelakaan lalu lintas yang
seringkali menyebabkan terjadinya fraktur.2
Fraktur atau patah tulang adalah masalah yang akhir-akhir ini sangat banyak
menyita perhatian masyarakat, pada arus mudik maupun arus balik hari raya idul
fitri banyak terjadi kecelakaan lalu lintas yang sebagian besar korbannya
mengalami fraktur.2
Badan kesehatan dunia (WHO) mencatat tahun 2009 terdapat dari 7 juta
orang meninggal dikarenakan insiden kecelakaan dan sekitar 2 juta orang
mengalami kecacatan fisik. Salah satu insiden kecelakaan yang memiliki
prevalensi cukup tinggi yakni insiden fraktur ekstremitas bawah yakni sekitar
46,2% dari insiden kecelakaan yang terjadi.3 Fraktur merupakan suatu keadaan
dimana terjadi disintegritas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya atau
setiap retak dan patah pada tulang yang utuh. Penyebab terbanyak adalah insiden
kecelakaan, tetapi faktor lain seperti proses degeneratif juga dapat berpengaruh
terhadap kejadian fraktur.4
Fraktur lebih sering terjadi pada laki-laki dibandingkan perempuan dengan
umur di bawah 45 tahun dan sering disebabkan cedera pada saat olahraga,
pekerjaan atau kecelakaan. Sedangkan pada wanita usia lanjut fraktur lebih sering
terjadi pada wanita berhubungan dengan adanya osteoporosis yang terkait dengan
perubahan hormon.5
1
Memakai jasa pengobatan dukun patah tulang kerap menjadi pilihan
sebagian masyarakat untuk memperbaiki kasus patah tulang atau penyembuhan
tulang. Hal tersebut cukup memprihatinkan sebab penanganan yang tidak tepat
terhadap fraktur akan meningkatkan morbiditas dan mortalitas bagi penderita.
Tidak sedikit pasien patah tulang yang berobat ke rumah sakit pada saat datang
sudah mengalami komplikasi akibat penanganan pertamanya yang tidak baik atau
tidak sesuai dengan prinsip penanganan patah tulang yang benar. Adapun alasan
klasik pasien patah tulang yang terlambat berobat ke rumah sakit adalah faktor
ekonomi. Dengan berlangsungnya program jaminan kesehatan yang melayani
masyarakat secara gratis hal tersebut dapat ditekan. Namun jumlah pasien yang
berobat ke rumah sakit pun meningkat.6 Hal tersebut juga dialami Rumah Sakit
Zainoel Abidin di Banda Aceh. Dalam sehari rumah sakit tersebut dapat
dikunjungi hingga 1000 orang pasien.7 Sementara untuk operasi elektif dapat
mencapai 35 orang pasien dalam sehari. Ruang operasi yang tersedia adalah 6
kamar operasi elektif dan 2 kamar operasi emergensi.8
2
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1 Pembedahan
Pembedahan merupakan cabang dari ilmu medis yang ikut berperan
terhadap kesembuhan dari luka atau penyakit melalui prosedur manual atau
melalui operasi dengan tangan. Hal ini memiliki sinonim yang sama dengan kata
“Chirurgica” dalam bahasa Yunani “Cheir” berarti tangan dan “Ergon” berarti
kerja.9
Bedah orthopedi merupakan cabang dari pembedahan dimana secara
khusus memberi perhatian terhadap pencegahan dan restorasi dari fungsi sistem
skeletal, artikulasi dan strukturnya yang saling berhubungan.
Bedah konservatif merupakan pembedahan dimana dilakukan berbagai
cara untuk melakukan perbaikan terhadap bagian tubuh yang diasumsikan tidak
dapat mengalami perbaikan, daripada melakukan amputasi. Seperti contoh
dilakukan koreksi dan imobilisasi dari fraktur pada kaki daripada melakukan
amputasi terhadap kaki.9
Bedah radikal merupakan pembedahan dimana akar penyebab atau sumber
dari penyakit tersebut dibuang, seperti contoh pembedahan radikal untuk
neoplasma dan pembedahan radikal untuk hernia.
Bedah minor merupakan pembedahan dimana secara relatif dilakukan
secara sederhana, tidak memiliki resiko terhadap nyawa pasien dan tidak
memerlukan bantuan asisten untuk melakukannya, seperti cuntoh membuka abses
superfisial, pembersihan luka, inokulasi, superfisial nekrotomi dan tenotomi.9
Bedah mayor merupakan pembedahan dimana secara relatif lebih sulit
untuk dilakukan daripada pembedahan minor, membutuhkan waktu, melibatkan
resikoterhadap nyawa pasien, dan memerlukan bantuan asisten, seperti contoh
bedah caesar, mastektomi, bedah torak, bedah otak.9
Bedah emergensi merupakan pembedahan yang dilakukan dalam keadaan
sangat mendadak untuk menghindari komplikasi lanjut dari proses penyakit atau
3
untuk menyelamatkan jiwa pasien. Sedangkan bedah elektif merupakan
pembedahan dimana dapat dilakukan penundaan tanpa membahayakan nyawa
pasien.9
Pembedahan rekonstruktif merupakan pembedahan yang dilakukan untuk
melakukan koreksi terhadap pembedahan yang telah dilakukan pada deformitas
atau malformasi, seperti pembedahan terhadap langit-langit mulut yang terbelah,
tendon yang mengalami kontraksi, dan sebagainya. Bedah plastik merupakan
pembedahan dimana dilakukan untuk memperbaiki defek atau deformitas, baik
dengan jaringan setempat atau dengan transfer jaringan dari bagian tubuh lainnya.
Bedah eksplorasi dilakukan untuk mendapatkan diagnosis pasti atau untuk
konfirmasi diagnosis. Bedah eksperimental merupakan incestigasi sistemik
terhadap masalah pembedahan. Bedah klinis merupakan pengetahuan
pembedahan dengan adanya kehadiran pasien dengan begitu gejala yang didapat
dan pengobatan yang akan diberikan dapat diamati. Rumah sakit merupakan
institusi yang memberikan perhatian medis terhadap pasien.9
Pembedahan anatomi merupakan daerah terbatas dari anatomi atau bagian
tertentu untuk mendapatkan deskripsi yang jelas pada daerah operasi. Anatomi
sistemik merupakan studi dari organ individu terhadap sistem tubuh secara
khusus, seperti anatomi hati, anatomi sistem respirasi, anatomi sistem lokomotor.
Anatomi lapisan merupakan studi terhadap konfigurasi pada lapisan tubuh,
khususnya yang berhubungan terhadap lapisan yang ada di bawahnya. Anatomi
topografi merupakan anatomi pada bagian yang masih memiliki hubungan atau
bagian dari tubuh.9
2.1.1 Fase Pembedahan
A. Fase Praoperatif
Peran tenaga medis dimulai ketika keputusan untuk intervensi
pembedahan dibuat dan berakhir ketika pasien dikirim ke meja operasi. Lingkup
aktivitas praoperasi adalah sebagai berikut:
a. Persetujuan pembedahan (informed consent)
b. Persiapan anestesia (KGD, foto thorax, fungsi kardio, puasa)
c. Persiapan pembedahan (resep operasi)
4
B. Fase Intraoperatif
Dimulai ketika pasien masuk atau dipindah ke departemen atau bagian
bedah (instalasi bedah) dan berakhir saat pasien dipindahkan ke ruangan
pemulihan. Lingkup aktivitas intraoperatif sebagai berikut:
a. Memasang IV line
b. Emberikan medikasi intravena
c. Melakukan pemantauan fisiologis menyeluruh sepanjang prosedur
pembedahan
d. Melakukan pembiusan dan pembedahan
C. Fase Pascaoperatif
Dimulai dengan masuknya pasien ke ruang pemulihan dan berakhir
dengan evaluasi tindak lanjut di ruang rawat inap atau di rumah.Lingkup aktivitas
pasca operasi:
a. menilai efek dari obat anestesi
b. memantau tanda-tanda vital
c. mmencegah komplikasi
d. edukasi perawatan luka operasi kepada pasen dan keluarga
e. peningkatan penyembuhan pasien
f. rehabilitasi
g. pemulangan
2.1.2 Tipe Pembedahan
1. Menurut fungsi dan tujuan
a. Diagnostik :Biopsi, laparotomi eksplorasi
b. Kuratif (ablatif) : Tumor, appendektomi
c. Reparatif : Memperbaiki luka multiple
d. Rekonstruktif atau kosmetik : Mammoplasty, perbaikan wajah
e. Paliatif : Menghilangkan nyeri, memperbaiki masalah
(gastrostomi-ketidak mampuan menelan
f. Transplantasi : Penanaman organ tubuh untuk menggantikan
organ atau struktur tubuh yang malfungsi (cangkok
ginjal, kornea)
5
2. Menurut Tingkat Urgensi
A. Kedaruratan
Pasien membutuhkan perhatian dengan segera, gangguan yang
diakibatkannya diperkirakan dapat mengancam jiwa (kematian atau kecacatan
fisik), tidak dapat ditunda, contoh:
a. Pendarahan hebat
b. Luka tembak atau tusuk
c. Luka bakar luas
d. Obstruksi kandung kemih atau usus
e. Fraktur tulang tengkorak
B. Urgensi
Pasien membutuhkan perhatian segera, dilaksanakan dalam 24-30 jam,
contoh:
a. Infeksi kandung kemih akut
b. Batu ginjal atau batu uretra
C. Diperlukan
Pasien harus menjalani pembedahan, direncanakan dalam beberapa
minggu atau bulan, contoh:
a. Katarak
b. Gangguan tiroid
c. Hiperplasia prostat tanpa obstruksi kandung kemih
D. Elektif
Pasien harus dioperasi ketika diperlukan. Tidak terlalu membahayakan jika
tidak dilakukan, contoh:
a. Hernia simple
b. Perbaikan vagina
c. Perbaikan scar/sikatrik/jaringan parut
E. Pilihan
Keputusan operasi atau tidaknya tergantung kepada pasien (pilihan pribadi
pasien), cok, operasi plastik pada wajahntoh: bedah kosmetik.
6
4. Menurut Luas atau Tingkat Tingkat Resiko9
A. Mayor
Operasi yang melibatkan organ tubuh secara luas dan mempunyai tingkat
resiko yang tinggi terhadap kelangsungan hidup pasien, contoh: Bypass
arteri koroner
B. Minor
Operasi pada sebagian kecil dari tubuh yang mempunyai resiko komplikasi
lebih kecil dibandingkan dengan operasi mayor, contoh: katarak, operasi
plastik pada wajah
2.2 Bedah Orthopedi
2.1.1 Pengertian
Bedah orthopedi telah dikenal luas di kalangan masyarakat sebagai salah
satu solusi untuk mengatasi masalah fraktur pada tulang manusia. Orthopedi
adalah cabang ilmu bedah yang berhubungan dengan pemeliharaan dan pemulihan
fungsi sistem rangka, persendiannya, dan stuktur yang berkaitan. Berhubungan
dengan koreksi deformitas sistem muskuloskeletal. 10
Bedah orthopedi adalah suatu tindakan bedah untuk memullihkan kondisi
disfungsi muskuloskeletal seperti, fraktur yang tidak stabil, deformitas, dislokasi
sendi, jaringan nekrosis dan terinfeksi, sindrom kompartemen, serta sistem
muskuloskeletal.11
2.1.2 Jenis-jenis Bedah Orthopedi
1. Reduksi terbuka: Adalah melakukan reduksi dan membuat kesejajaran
tulang yang patah setelah terlebih dahulu dilakukan deseksi dan pemajanan
tulang yang patah.
2. Fiksasi interna: Adalah stabilisasi tulang patah yang telah direduksi
dengan sekrup, plat, paku, dan pin logam.
3. Graft tulang: Adalah penggantian jaringan tulang (graft autolog maupun
heterolog) untuk memperbaiki penyembuhan, untuk menstabilisasi, atau
mengganti tulang yang berpenyakit.
4. Amputasi: Adalah penghilangan bagian tubuh.
7
5. Artroplasti: Adalah memperbaiki masalah sendi dengan arthostop (suatu
alat yang memungkinkan ahli bedah mengoprasi dalamnya sendi tanpa
irisan yang besar) atau melalui pembedahan sendi terbuka.
6. Menisektomi: Adalah eksisi fibrokartilago sendi yang telah rusak.
7. Penggantian sendi: Adalah penggantian permukaan sendi dengan bahan
logam atau sintetis.
8. Penggantian sendi total: Penggantian permukaan artikuler dalam sendi
dengan bahan logam atau sintetis.
9. Transfer tendon: Adalah pemindahan insersi untuk memperbaiki fungsi.
10. Fasiotomi: Adalah pemotongan fascia otot untuk menghilangkan kontriksi
otot atau mengurangi kontraktur fascia.11
2.1.3 Jenis-jenis Gangguan Orthopedi
1. Fraktur: Fraktur adalah pemisahan atau patahnya tulang. Ada lebih dari
150 klasifikasi fraktur, 5 diantaranya adalah;
a. Inclomplete: fraktur hanya melibatkan bagian potongan menyilang
tulang. Salah satu sisi patah, yang lain biasanya hanya bengkok
atau greenstick.
b. Complete: garis fraktur melibatkan seluruh potongan menyilang
dari tulang dan fragmen tulang biasanya berubah tempat.
c. Tertutup (simple) : fraktur tidak meluas melewati kulit
d. Terbuka (compound) : fragmen tulang meluas melewati otot dan
kulit,dimana potensial untuk terjadi infeksi.
e. Patologis : fraktur terjadi pada penyakit tulang atau seperti kanker,
osteoporosis, dengan tak ada trauma atau hanya minimal.
2. Bedah rekrontuksi wajah
3. Amputasi: Pada umumnya amputasi disebabkan oleh kecelakaan,
penyakit, dan gangguan kongenital. Amputasi adalah pengangkatan
melalui bedah atau traumatik pada tungkai. Amputasi ekstremitas bawah
dilakukan lebih sering daripada amputasi ekstremitas atas. Lima tingkatan
yang sering digunakan pada amputasi ekstremitas bawah, telapak dan
pergelangan kaki, bawah lutut (ABL), disartikulasi dan atas lutut,
8
disartikulasi lutut-panggul, dan hemipelviktomi dan amputasi translumbar.
Terdapat dua tipe amputasi:
a. Terbuka (provisional), yang memerlukan teknik aseptik ketat dan
revisi lanjut.
b. Tertutup atau flaps.
4. Penggantian sendi total: Penggantian sendi diindikasikan unuk kerusakan
sendi peka rangsang dan nyeri yang tidak hilang (contoh; degeneratif dan
artritis reumatoid; fraktur tertentu (contoh, leher femur), ketidakstabilan
sendi panggul kongenital. Penggantian panggul dan lutut dalam bedah
paling umum. Prostase mungkin besi atau polietilen (atau kombinasi) dan
ditanam dengan semen akrilik, atau mungkin sesuatu yang berpori-pori,
implan bersalut yang mendorong pertumbuhan tulang kedalam.1
2.1.4 Komplikasi
1. Syok Hipovolemik: Kehilangan darah yang sangat banyak sebelum atau
sesudah pembedahan akan menyebabkan syok yang kemudian diikuti
perfusi jaringan dan organ yang tidak adekuat yang akhirnya
menyebabkan gangguan metabolisme seluler.
2. Atelaktasis dan pnemonia: Pada pasien pre dan post bedah sering
mengalami gangguan pernafasan. Pengembangan paru yang penuh dapat
mencegah penimbunan sekresi pernafasan dan terjadinya atelaktasis dan
pneumonia.
3. Retensi urine: keluaran urin harus dipantau setelah pembedahan setiap 3
sampai 4 jam sekali untuk mencegah terjadinya retensi urin karena
biasanya pasien dengan bedah orthopedi mengalami keterbatasan gerak
sehingga akan mengganggu aktifitasnya termasuk untuk berkemih. Pada
pasien yang tidak bisa berkemih dapat dipasang kateter intermiten sampai
pasien mampu untuk berkemih mandiri.
4. Infeksi: Infeksi merupakan resiko pada setiap pembedahan. Infeksi
merupakan perhatian khusus terutama pada pasien post operasi orthopedi
karena tingginya resiko ostheomilitis.
9
5. Trombosis Vena Profunda: Penyakit trombeobolik merupakan salah satu
dari semua komplikasi yang paling sering dan paling berbahaya pada
pasien pasca operasi orthopedik. Usia lanjut, hemostasis, pembedahan
orthopedik ekstermitas bawah dan imobilisasi merupakan faktor resiko.12
2.2 Rekapitulasi Periode Triwulan Pasien Bedah Orthopedi di Instalasi
Bedah Sentral RSUZA Tahun 2012
2.2.1 Periode Januari-Maret 2012
Berikut adalah data jumlah pasien bedah orthopedi di Instalasi Bedah
Sentral periode Januari-Maret 2012.
Tabel 2.1 Operasi Elektif Bedah Orthopedi Januari-Maret 2012
Bulan Terlaksana Batal TotalJanuari 59 3 62Februari 53 4 57Maret 59 4 63
Berdasarkan tabel tersebut, jadwal operasi elektif terbanyak terdapat pada
bulan Maret yaitu 63 operasi. Jumlah operasi yang batal terbanyak pada bulan
Februari dan Maret yaitu 4 operasi. Total operasi elektif yang terlaksana pada
periode Januari-Maret 2012 ada 171 operasi.
Tabel 2.2 Jumlah Operasi Bedah Orthopedi Yang Terlaksana Januari-Maret 2012
Bulan Elektif Cyto TotalJanuari 59 12 71Februari 53 17 70Maret 59 12 71
Berdasarkan tabel tersebut, jumlah operasi terbanyak pada bulan Januari
dan Maret 2012 yaitu 71 operasi, terdiri dari 59 operasi elektif, 12 operasi cyto.
Sementara operasi cyto terbanyak pada bulan Februari yaitu 17 operasi. Total
operasi cyto periode Januari-Maret 2012 ada 41 operasi. Total operasi periode
Januari-Maret 2012, 212 operasi.
10
Tabel 2.3 Alasan Pembatalan Operasi Elektif Bedah Orthopedi Januari-Maret
Bulan Januari Februari Maret
Tidak Datang 1 1 1Lewat Batas Insisi 0 2 1
Operator tidak datang 0 0 0TD tinggi 1 1 1
KGDS tinggi 0 0 0Masalah Jantung 0 0 0
Batal 0 0 0Tidak ada ICU 0 0 1Tidak ada alat 0 0 0
Dijadwalkan Ulang 0 0 0PAPS 0 0 0
Batal dari operator 1 0 0Pemeriksaan tidak lengkap 0 0 0
Belum konsul anestesi 0 0 0Total 3 4 4
2012
Berdasarkan tabel tersebut, jumlah operasi yang batal terbanyak pada
bulan Februari dan Maret yaitu 4 operasi. Sementara jumlah operasi yang batal
pada bulan Januari, 3 operasi. Total operasi yang batal periode Januari-Maret
2012 ada 11 operasi.
Tabel 2.4 Tindakan Operasi Bedah Orthopedi Januari-Maret 2012
Jenis Tindakan Januari Februari Maret Total
open reduksi fraktur 26 28 30 84reposisi fraktur 12 12 9 33
amputasi transmedular 2 3 2 7fraktur yang kompleks 5 4 1 10
Spondilitis 6 3 3 12debridement open fraktur 9 5 7 21
Scoliosis 2 0 1 3angkat pen 4 2 3 9ganti sendi 2 5 8 15
CTEV 1 1 0 2Disatikulasi 2 1 3 6
ganglion poplitea 0 1 1 2ORIF 0 2 1 3OREF 0 2 0 2
11
Microsurgery 0 1 1 2Laminektomi 0 0 1 1
Biopsi 0 0 0 0Arthoskopi 0 0 0 0
kontraktur kompleks 0 0 0 0Total 71 70 71 212
Berdasarkan tabel tersebut, jenis tindakan operasi terbanyak periode
Januari-Maret 2012 adalah open reduksi fraktur yaitu 84 operasi dan yang paling
banyak pada bulan Maret, yaitu 30 operasi. Jenis tindakan operasi terbanyak
setelah open reduksi fraktur adalah reposisi fraktur yaitu 33 operasi.
Tabel 2.5 Distribusi Operasi Bedah Orthopedi Berdasarkan Operator Periode Januari-Maret 2012
Nama DokterJanuari Februari Maret
Elektif CytoElekti
fCyto Elektif Cyto
Dr.Safrizal Rahman, M.Kes.Sp.OT
18 1 18 5 20 3
Dr.Azharudin,Sp.OT (K-SPINE)
18 7 16 0 14 3
Dr.Armia Nur Alam,Sp.OT
12 0 11 2 12 3
Dr.Zulkarnaini, Sp.OT 10 6 8 10 15 3
2.2.2 Periode April-Juni 2012
Tabel 2.6 Jadwal Operasi Elektif Bedah Orthopedi April-Juni 2012
Bulan Terlaksana Batal TotalApril 51 3 54Mei 56 4 60Juni 59 4 63
Berdasarkan tabel tersebut, jadwal operasi elektif terbanyak terdapat pada
bulan Juni yaitu 63 operasi. Jumlah operasi yang batal terbanyak pada bulan Mei
dan Juni yaitu 4 operasi. Total operasi elektif yang terlaksana pada periode April-
Juni 2012 ada 166 operasi.
12
Tabel 2.7 Jumlah Operasi Bedah Orthopedi yang Terlaksana April-Juni 2012
Bulan Elektif Cyto TotalApril 51 21 72Mei 56 18 74Juni 59 25 84
Berdasarkan tabel tersebut, jumlah operasi terbanyak pada bulan Juni 2012
yaitu 84 operasi, terdiri dari 59 operasi elektif, 25 operasi cyto. Sementara operasi
cyto terbanyak juga pada bulan Juni yaitu 25 operasi. l operasi cyto periode April-
Juni 2012 ada 64 operasi. Total operasi periode Juli-September 2012, 230 operasi.
Tabel 2.8 Alasan Pembatalan Operasi Bedah Orthopedi April-Juni 2012
Bulan April Mei Juni
Tidak Datang 1 1 1Lewat Batas Insisi 1 1 1
Operator tidak datang 0 0 0TD tinggi 0 0 1
KGDS tinggi 0 0 0Masalah Jantung 0 0 0
Batal 0 1 0Tidak ada ICU 0 0 1Tidak ada alat 0 0 0
Dijadwalkan Ulang 0 0 0PAPS 1 0 0
Batal dari operator 0 0 0Pemeriksaan tidak lengkap 0 1 0
Belum konsul anestesi 0 0 0Total 3 4 4
Berdasarkan tabel tersebut, jumlah operasi yang batal terbanyak pada
bulan Mei dan Juni yaitu 4 operasi. Sementara jumlah operasi yang batal pada
bulan April, 3 operasi. Total operasi yang batal periode April-Juni 2012 ada 11
operasi.
Tabel 2.9 Tindakan Operasi Bedah Orthopedi April-Juni 2012
Jenis Tindakan April Mei Juni Total
open reduksi fraktur 28 23 42 93
13
reposisi fraktur 14 25 16 55amputasi transmedular 5 4 4 13fraktur yang kompleks 3 3 1 7
Spondilitis 2 6 2 10debridement open fraktur 8 3 9 20
Scoliosis 0 0 0 0angkat pen 0 0 1 1ganti sendi 4 0 3 7
CTEV 0 2 0 2Disatikulasi 2 5 0 7
ganglion poplitea 3 0 0 3ORIF 0 2 1 3OREF 0 0 0 0
Microsurgery 0 1 0 1Laminektomi 2 0 1 3
Biopsi 1 0 0 1Arthoskopi 0 0 3 3
kontraktur kompleks 0 0 0 0Total 72 74 84 230
Berdasarkan tabel tersebut, jenis tindakan operasi terbanyak periode April-
Juni 2012 adalah open reduksi fraktur yaitu 93 operasi dan yang paling banyak
pada bulan Juni, yaitu 42 operasi. Jenis tindakan operasi terbanyak setelah open
reduksi fraktur adalah reposisi fraktur yaitu 55 operasi.
Tabel 2.10 Distribusi Operasi Bedah Orthopedi Berdasarkan Operator Periode April-Juni 2012
Nama DokterApril Mei Juni
Elektif Cyto Elektif Cyto Elektif Cyto
Dr.Safrizal Rahman, M.Kes.Sp.OT
17 4 15 10 21 10
Dr.Azharudin,Sp.OT (K-SPINE)
14 4 14 6 8 0
Dr.Armia Nur Alam,Sp.OT
6 4 11 2 12 6
Dr.Zulkarnaini, Sp.OT 13 10 16 0 20 9
2.2.3 Periode Juli-September 2012
Tabel 2.11 Operasi Elektif Bedah Orthopedi Juli-September 2012
14
Bulan Terlaksana Batal TotalJuli 52 3 55
Agustus 44 4 48September 53 4 57
Berdasarkan tabel tersebut, jadwal operasi elektif terbanyak terdapat pada
bulan September yaitu 57 operasi. Jumlah operasi yang batal terbanyak pada
bulan Agustus dan September yaitu 4 operasi. Total operasi elektif yang
terlaksana pada periode Juli-September 2012 ada 160 operasi.
Tabel 2.12 Jumlah Operasi Bedah Orthopedi yang Terlaksana Juli-September 2012
Bulan Elektif Cyto TotalJuli 52 19 71
Agustus 44 33 77September 53 30 83
Berdasarkan tabel tersebut, jumlah operasi terbanyak pada bulan
September 2012 yaitu 83 operasi, terdiri dari 53 operasi elektif, 30 operasi cyto.
Sementara operasi cyto terbanyak pada bulan Agustus yaitu 33 operasi. Total
opearasi cyto periode Juli-September 2012 ada 82 operasi. Total operasi periode
Juli-September 2012, 231 operasi.
Tabel 2.13 Tindakan Operasi Bedah Orthopedi Juli-Agustus 2012
Jenis Tindakan Juli Agustus September Total
open reduksi fraktur 31 27 32 95reposisi fraktur 17 22 17 56
amputasi transmedular 1 2 4 7fraktur yang kompleks 2 1 0 3
Spondilitis 0 1 0 1debridement open fraktur 12 13 10 35
Scoliosis 1 1 2 4angkat pen 0 4 2 6ganti sendi 1 1 1 3
CTEV 0 1 1 2Disatikulasi 2 0 3 5
ganglion poplitea 2 1 2 5ORIF 1 2 4 7OREF 0 1 0 1
15
Microsurgery 0 0 1 1Laminektomi 0 0 2 2
Biopsi 0 0 0 0Arthoskopi 1 0 1 2
kontraktur kompleks 0 0 1 1Total 71 77 83 231
Berdasarkan tabel tersebut, jenis tindakan operasi terbanyak periode Juli-
September 2012 adalah open reduksi fraktur yaitu 95 operasi dan yang paling
banyak pada bulan Juli, yaitu 32 operasi. Jenis tindakan operasi terbanyak setelah
open reduksi fraktur adalah reposisi fraktur yaitu 56 operasi.
Tabel 2.14 Alasan Pembatalan Operasi Bedah Orthopedi Juli-September 2012
Bulan Juli Agustus September
Tidak Datang 1 0 0Lewat Batas Insisi 1 1 1
Operator tidak datang 0 0 0TD tinggi 0 0 0
KGDS tinggi 1 0 1Masalah Jantung 0 1 0
Batal 0 1 2Tidak ada ICU 0 0 0Tidak ada alat 0 0 0
Dijadwalkan Ulang 0 0 0PAPS 0 0 0
Batal dari operator 0 0 0Pemeriksaan tidak lengkap 0 0 0
Belum konsul anestesi 0 1 0Total 3 4 4
Berdasarkan tabel tersebut, jumlah operasi yang batal terbanyak pada
bulan Agustus dan September yaitu 4 operasi. Sementara pada bulan Juli 3 operasi
yang batal. Total operasi yang batal periode Juli-Agustus 2012 ada 11 operasi.
Tabel 2.15 Distribusi Operasi Cyto/Elektif Bedah Orthopedi Berdasarkan Operator Juli-September 2012
Nama Dokter Juli Agustus September
16
Elektif Cyto Elektif Cyto Elektif Cyto
Dr.Safrizal Rahman, M.Kes.Sp.OT
5 8 18 21 19 8
Dr.Azharudin,Sp.OT (K-SPINE)
9 0 12 5 14 2
Dr.Armia Nur Alam,Sp.OT
17 3 3 0 7 13
Dr.Zulkarnaini, Sp.OT 15 9 11 7 14 8
2.2.4 Periode Oktober-Desember 2012
Tabel 2.16 Jadwal Operasi Elektif Bedah Orthopedi Oktober-Desember 2012
Bulan Terlaksana Batal TotalOktober 56 4 60
November 46 4 50Desember 48 4 55
Berdasarkan tabel tersebut, jadwal operasi elektif terbanyak terdapat pada
bulan Oktober yaitu 60 operasi. Jumlah operasi yang batal pada bulan Oktober,
November dan Desember sama yaitu 4 operasi. Total operasi elektif yang
terlaksana pada periode Oktober-Desember 2012 ada 150 operasi.
Tabel 2.17 Jumlah Operasi Bedah Orthopedi yang Terlaksana Oktober-Desember 2012
Bulan Elektif Cyto TotalOktober 56 19 75
November 46 18 64Desember 48 29 77
Berdasarkan tabel tersebut, jumlah operasi terbanyak pada bulan
Desember 2012 yaitu 77 operasi. Sementara operasi cyto terbanyak pada bulan
Desember yaitu 29 operasi. Total operasi cyto periode Oktober-Desember 2012
ada 66 operasi. Total operasi periode Oktober-Desember 2012, 216 operasi.
Bulan Oktober Novembe
r Desember
Tidak Datang 0 0 0Lewat Batas Insisi 0 1 1
Operator tidak datang 0 0 1
17
TD tinggi 0 0 0KGDS tinggi 0 1 0
Masalah Jantung 1 0 0Batal 1 0 0
Tidak ada ICU 0 0 0Tidak ada alat 1 2 0
Dijadwalkan Ulang 1 0 0PAPS 0 0 2
Batal dari operator 0 0 0Pemeriksaan tidak lengkap 0 0 0
Belum konsul anestesi 0 0 0Total 4 4 4
Tabel 2.18 Alasan Pembatalan Operasi Bedah Orthopedi Oktober-Desember 2012
Berdasarkan tabel tersebut, jumlah operasi yang batal pada bulan Oktober,
November, Desember sama yaitu 4 operasi. Total operasi yang batal periode
Oktober-Desember 2012 ada 12 operasi.
Tabel 2.19 Tindakan Operasi Bedah Orthopedi Oktober-Desember 2012
Jenis Tindakan Oktober November Desember Totalopen reduksi fraktur 36 20 37 93
reposisi fraktur 16 17 14 47amputasi transmedular 2 3 1 6fraktur yang kompleks 3 1 0 4
Spondilitis 2 2 0 4debridement open fraktur 5 12 9 26
Scoliosis 1 0 1 2angkat pen 0 4 4 8ganti sendi 4 4 2 10
CTEV 0 0 0 0Disatikulasi 3 1 3 7
ganglion poplitea 0 0 1 1ORIF 1 0 0 1OREF 0 0 0 0
Microsurgery 1 0 1 2Laminektomi 1 0 4 5
Biopsi 0 0 0 0Arthoskopi 0 0 0 0
kontraktur kompleks 0 0 0 0Total 75 64 77 216
18
Berdasarkan tabel tersebut, jenis tindakan operasi terbanyak periode
Oktober-Desember 2012 adalah open reduksi fraktur yaitu 93 operasi dan yang
paling banyak pada bulan Desember, yaitu 37 operasi. Jenis tindakan operasi
terbanyak setelah open reduksi fraktur adalah reposisi fraktur yaitu 47 operasi.
Tabel 2.20 Distribusi Operasi Cyto/Elektif Bedah Orthopedi Berdasarkan Operator Oktober-Desember 2012
Nama DokterOktober November Desember
Elektif Cyto ElektifCyt
oElektif Cyto
Dr.Safrizal Rahman, M.Kes.Sp.OT
20 6 22 9 22 2
Dr.Azharudin,Sp.OT (K-SPINE)
7 2 10 2 13 4
Dr.Armia Nur Alam,Sp.OT
11 4 9 2 9 4
Dr.Zulkarnaini, Sp.OT
17 8 6 6 9 10
2.3 Rekapitulasi Pasien Bedah Orthopedi di Instalasi Bedah Sentral RSUZA
Tahun 2012
Tabel 2.21 Operasi Elektif Bedah Orthopedi Tahun 2012
Bulan Terlaksana Batal Total
Januari 59 3 62Februari 53 4 57Maret 59 4 63April 51 3 54Mei 56 4 60Juni 59 4 63Juli 52 3 65
Agustus 44 4 48
September 53 4 57Oktober 56 4 60
November 46 4 60
Desember 48 4 52
Total 636 45 681
19
Berdasarkan tabel tersebut, jumlah operasi elektif yang terlaksana
terbanyak pada bulan Januari, Maret, Juni yaitu 59 operasi. Sementara pembatalan
operasi elektif terbanyak pada bulan Februari, Maret, Mei, Juni, Agustus,
Septeber, Oktober, November, Desember yaitu 4 operasi. Jumlah total jadwal
operasi bedah orthopedi tahun 2012 ada 681 operasi, 636 terlaksana, 45 batal
operasi.
Tabel 2.22 Jumlah Operasi Bedah Orthopedi Yang Terlaksana Tahun 2012
Bulan Elektif Cyto TotalJanuari 59 12 71Februari 53 17 70Maret 59 12 71April 51 21 72Mei 56 18 74Juni 59 25 84Juli 52 19 71
Agustus 44 33 77September 53 30 83Oktober 56 19 75
November 46 18 64Desember 48 29 77
Total 636 253 889
Berdasarkan tabel tersebut, operasi jumlah operasi elektif yang terbanyak
pada bulan Januari, Maret, Juni yaitu 60 operasi. Sementara jumlah operasi cyto
terbanyak pada bulan Agustus yaitu 33 operasi. Total Operasi bedah orthopedi
pada tahun 2012 ada 889 operasi, 636 operasi elektif, 253 operasi cyto.
Tabel 2.23 Alasan Pembatalan Operasi Bedah Orthopedi Tahun 2012
Bulan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 N
Tidak Datang 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 7Lewat Batas Insisi 0 2 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 11
20
Operator tidak datang
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
TD tinggi 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 4KGDS tinggi 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 3
Masalah Jantung 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 2Batal 0 0 0 0 1 0 0 1 2 1 0 0 5
Tidak ada ICU 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 2Tidak ada alat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2 0 3
Dijadwalkan Ulang 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1PAPS 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 2 3
Batal dari operator 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1Pemeriksaan tidak
lengkap0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1
Belum konsul anestesi
0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1
Total 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 45
Berdasarkan tabel tersebut, jumlah pembatalan operasi bedah orthopedi
paling sedikit pada bulan Januari, April dan Juli yaitu 3 operasi. alasan terbanyak
pembatalan operasi adalah oprasei melewati batas insisi yaitu 11 operasi. Total
Pembatalan operasi bedah orthopedi tahun 2012 ada 45 operasi.
Tabel 2.24 Tindakan Operasi Bedah Orthopedi Tahun 2012
Jenis Tindakan Jumlah Persentase (%)
open reduksi fraktur 360 40,5
reposisi fraktur 191 21,5
amputasi transmedular 33 3,7fraktur yang kompleks 24 2,7
Spondilitis 27 3,6debridement open fraktur 102 11,4
Scoliosis 9 1,2angkat pen 24 2,7ganti sendi 35 3,4
CTEV 6 0,7Disatikulasi 25 2,7
ganglion poplitea 11 1,3
ORIF 14 1,5OREF 3 0,3
Microsurgery 6 0,6
21
Laminektomi 11 1,3
Biopsi 1 0,1
Arthoskopi 5 0,5
kontraktur kompleks 1 0,1Total 889 100
Berdasarkan tabel tersebut, tindakan operasi bedah orthopedi yang paling
banyak dilakukan pada tahun 2012 adalah open reduksi fraktur yaitu 360 (40,5%)
operasi. Setelah open reduksi fraktur tindakan yang paling banyak berikutnya
adalah reposisi fraktur yaitu 191 (21,5%) operasi. Hal tersebut menunjukkan
sebagian besar kasus yang di tangani bedah orthopedi di Instalasi Bedah Sentral
RSUZA tahun 2012 adalah kasus fraktur.
Tabel 2.25 Distribusi Operasi Cyto/Elektif Bedah Orthopedi Berdasarkan Operator 2012
Nama Dokter Elektif Cyto Total
Dr.Safrizal Rahman, M.Kes.Sp.OT
215 86 301
Dr.Azharudin,Sp.OT (K-SPINE)
148 36 184
Dr.Armia Nur Alam,Sp.OT 119 45 164
Dr.Zulkarnaini, Sp.OT 154 86 240
BAB III
KESIMPULAN
22
Banyak pasien yang mengalami difungsi muskuloskletal harus menjalani
pembedahan untuk mengoreksi masalahnya. Masalah yang dapat dikoreksi
meliputi stabilisasi, fraktur, deformitas, penyakit sendi, jaringan infeksi atau
nekrosis, gangguan peredaran darah (contoh: sindrom kompartemen) dan tumor.
Prosedur pembedahan yang sering dilakukan adalah meliputi reduksi terbuka
dengan fiksasi interna (ORIF: open reduction and internal fixation) untuk fraktur
antroplasti, menisektomi, dan penggantian sendi untuk masalah sendi, amputasi
untuk masalah extremitas berat (contoh: ganggren trauma pasif). Tujuan bedah
orthopedik adalah memperbaiki fungsi dengan mengembalikan gerakan dan
stabilitas serta mengurangi nyeri dan distabilitas.
Tindakan operasi bedah orthopedi terbanyak di Instalasi Bedah Sentral
RSUZA tahun 2012 adalah operasi untuk penanganan fraktur. Hal tersebut
menunjukkan banyaknya kasus fraktur di Aceh. Alasan pembatalan operasi bedah
orthopedi terbanyak adalah operasi melawati batas insisi.
DAFTAR PUSTAKA
23
1. Wiesel SW, Delahay JN.2007. Essentials of Orthopedic Surgery. Springer: Washington DC.
2. Departemen Perhubungan dan Telekomunikasi RI.2003. Komite Nasional Keselamatan Transportasi. Departemen Perhubungan dan Telekomunikasi.
3. Trivedi A, Rawal D.2011.Prevalence of Road Traffic and Driving Practices Among Young Drivers.Healtline 2:72-75.
4. Getty J, Crome P.2007.The Care of Patients With Fragility Fracture.British Orthopaedic Association.
5. WHO.2004. Scientifc Group on the Assesment of Osteoporosis at Primary Health Care Level. WHO.
6. Sari AP.2012. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Keterlambatan Berobat pada Pasien Patah Tulang yang Menggunakan Sistem Pembiayaan Jamkesmas. Universitas Diponegoro: Semarang.
7. Bangun S. 2010. RSUZA mengalami Kenaikan Kunjungan. Diperoleeh dari: http://202.162.207.101/ index.php?option=com_ content &view= article&id= 140071:rsuza-alami -kenaikan-kunjungan&catid =13&I temid =2 6, (18 Februari 2013).
8. Analisa.2010. Tim Akreditasi Nilai 16 Pelayanan di RSUZA.Diperoleh dari: http://acehprov.go.id/Berita/1.5.2922/Tim-Akreditasi-Nilai-16-Jenis-Pelayanan-di-RSUZA- , (18 Februari 2013).
9. Venugopalan A. 2010.Essentials of Veterinary Surgery. Seventh edition.
10. Dorland.2003. Dorland’s Medical Pocket Dictionary. Saunders: Pennsylvania.
11. Smeltzer SC, Bare BG.2009. Brunner and Suddarth’s: Textbook of Medical Surgical Nursing. Lippincott William and Wilkins: Wahington DC.
12. WHO.2008. Guidelines for Safe Surgery. World Health Organization.
24