bab i - 3 (acuan nilai & kkm)

Upload: 853311

Post on 09-Jan-2016

218 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

evaluasi pengembangan

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sering dihadapkan pada masalah pengambilan keputusan. Demikian pula dalam kegiatan belajar mengajar, guru harus mengambil keputusan apakah seorang siswa harus mengulang materi tertentu, apakah seorang siswa pantas naik kelas ataukah harus tidak lulus. Tentu saja bukan pekerjaan mudah untuk membuat keputusan tersebut. Diperlukan berbagai pertimbangan yang matang agar diperoleh keputusan yang benar dan tepat sehingga tidak merugikan siswa.

Pengambilan keputusan yang benar dan tepat dilakukan dengan penilaian yang valid. Penilaian yang valid dilakukan dengan pengukuran yang cermat dan teliti oleh peneliti. Kaitannya dengan pendidikan, Penilaian juga digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang ada dalam proses pembelajaran, sehingga dapat dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan.

Siswa dinyatakan telah mencapai ketuntasan belajar untuk materi tertentu jika siswa tersebut mampu atau telah memenuhi standar minimal yang telah ditentukan satuan pendidikan. Kriteria ketuntasan minimal merupakan standar acuan bagi guru untuk menilai siswa, apakah siswa tersebut mampu atau tidak dalam mengikuti proses pembelajaran.Akan tetapi dalam perkembangannya, banyak guru yang masih kurang terampil dan bahkan belum memahami tentang aspek penilaian dan bagaimana cara menentukan kriteria ketuntasan minimal (KKM). Pada kenyataannya, guru hanya menerima KKM itu saja tanpa mengetahui bagaimana cara menentukan KKM. Dalam makalah ini akan dibahas tentang penilaian ditinjau dari aspek-aspek yang ada dan bagaimana cara menentukan KKM.

B.Rumusan Masalah

Bertolak pada latar belakang di atas, dapat diambil beberapa rumusan masalah, sebagai berikut:

1. Apa definisi dari penilaian?

2. Apa saja aspek-aspek yang terkandung dalam penilaian?

3. Bagaimana cara menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)?

C.TujuanDengan adanya pembahasan dalam makalih ini, ekspektasi yang dapat diambil adalah:1. Mendeskripsikan definisi penilaian.

2. Mendeskripsikan aspek-aspek yang terkandung dalam penilaian.

3. Mendeskripsikan cara menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

BAB II

PEMBAHASANA. Penilaian1. Definisi Penilaian

Penilaian biasanya dimulai dengan kegiatan pengukuran. Segala sesuatu yang akan dinilai lazimnya diukur dengan beberapa cara sesuai dengan tujuan dan objek yang dinilai. Contohnya, jika mengukur sebuah lahan tanah dengan tujuan untuk mengetahui luas permukaannya, maka pada akhirnya nilai yang dapat ditentukan dari hasil pengukuran tersebut adalah tanah tersebut luas atau sempit. Suharsimi Arikunto mendefinisikan menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk. Penilaian bersifat kualitatif. Menurut Anas Sudijono, Penilaian berarti menilai sesuatu. Sedangkan menilai mengandung arti mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan mendasarkan diri atau berpegang pada ukuran baik atau buruk, sehat atau sakit, pandai atau bodoh, dan sebagainya.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penilaian merupakan suatu prosedur sistematis yang mencakup kegiatan mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasikan informasi yang dapat digunakan untuk membuat kesimpulan tentang karakteristik seseorang atau objek. Secara khusus dalam dunia pendidikan Groun dan Linn (1990:5) mendefinisikan penilaian sebagai suatu proses sistematis yang mencakup kegiatan mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasikan informasi untuk menentukan seberapa jauh seorang siswa atau sekelompok siswa mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, baik aspek pengetahuan, sikap maupun keterampilan.

Pendidikan dan penilaian mempunyai hubungan yang sangat erat. Hal ini ditandai dengan adanya penilaian dalam setiap proses pendidikan, terutama dalam dunia pendidikan formal. Definisi penilaian dalam pendidikan selalu erat dengan setiap aspek yang berhubungan dengan pendidikan. Dalam pendidikan, Penilaian didefinisikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik.

2. Prinsip Penilaian

Beberapa hal penting yang menjadi prinsip penilaian adalah: (1) proses penilaian harus merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran, bukan bagian terpisah dari proses pembelajaran (a part of not a part from instruction); (2) penilaian harus mencerminkan masalah dunia nyata (real world problem), bukan dunia sekolah (school work-kind of problems); (3) penilaian harus menggunakan berbagai ukuran, metode dan kriteria sesuai dengan karakteristik dan esensi pengalaman belajar; dan (4) penilaian harus bersifat holistik yang mencakup semua aspek dari tujuan pembelajaran (kognitif, afektif dan sensor-motorik) (Depdiknas, 2009:3). Proses penilaian dan tindak lanjutnya dapat dilihat pada gambar berikut.

Penilaian dalam pendidikan atau lebih detailnya adalah penilaian hasil belajar peserta didik didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:

a. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur.

b. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.

c. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.

d. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.e. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian.

f. Menyeluruh dan berkesinambungan berarti penilaian oleh pendidik mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik.

g. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku.

h. Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan.

i. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.

3. Tujuan Penilaian Tujuan penilaian hendaknya diarahkan pada empat hal berikut: (1) penelusuran (keeping track), yaitu untuk menelusuri agar proses pembelajaran tetap sesuai dengan rencana, (2) pengecekan (checking up), yaitu untuk mengecek kelemahan-kelemahan yang dialami oleh siswa selama proses pembelajaran, (3) pencarian (finding out), yaitu untuk mencari dan menemukan hal-hal yang menyebabkan terjadinya kelemahan dan kesalahan dalam proses pembelajaran, dan (4) penyimpulan (summing up), yaitu untuk menyimpulkan apakah siswa telah menguasai seluruh kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum atau belum. Secara sederhana, dari beberapa tujuan penilaian tersebut dapat diketahui kesesuaian perencanaan pembelajaran dengan aplikasinya, kelemahan-kelemahan siswa, penyebab kelemahan dan kesalahan pembelajaran serta menarik kesimpulan tentang efektifitas pembelajaran terhadap kompetensi siswa.Suharsimi Arikunto berpendapat bahwa tujuan atau fungsi penilaian ada beberapa hal:

a. Penilaian berfungsi selektif

Dengan mengadakan penilaian, guru mempunyai cara untuk mengadakan seleksi atau pemilihan terhadap siswanya.

b. Penilaian berfungsi diagnostik

Dengan mengadakan penilaian, guru mengetahui kebaikan dan kelemahan siswa serta penyebab dari kelemahan tersebut, sehingga lebih mudah dicari cara untuk mengatasi.

c. Penilaian berfungsi sebagai penempatan

Dengan mengadakan penilaian, guru akan mengetahui dimana seorang siswa akan dikelompokkan berdasarkan pembagian kelompok belajar.

d. Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan

Dari beberapa fungsi penilaian diatas, pada dasarnya, penilaian dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu program berhasil diterapkan.

4. Teknik dan Instrumen PenilaianDalam penilaian terdapat beberapa teknik dan instrumen penilaian:

a. Penilaian hasil belajar oleh pendidik menggunakan berbagai teknik penilaian berupa tes, observasi, penugasan perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik.

b. Teknik tes berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau tes kinerja.

c. Teknik observasi atau pengamatan dilakukan selama pembelajaran berlangsung dan/atau di luar kegiatan pembelajaran.

d. Teknik penugasan baik perseorangan maupun kelompok dapat berbentuk tugas rumah dan/atau proyek.

e. Instrumen penilaian hasil belajar yang digunakan pendidik memenuhi persyaratan (a) substansi, adalah merepresentasikan kompetensi yang dinilai, (b) konstruksi, adalah memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan, dan (c) bahasa, adalah menggunakan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik.

f. Instrumen penilaian yang digunakan oleh satuan pendidikan dalam bentuk ujian sekolah/madrasah memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, dan bahasa, serta memiliki bukti validitas empirik.

g. Instrumen penilaian yang digunakan oleh pemerintah dalam bentuk UN memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, bahasa, dan memiliki bukti validitas empirik serta menghasilkan skor yang dapat diperbandingkan antarsekolah, antardaerah, dan antartahun.

5. Mekanisme dan Prosedur PenilaianMekanisme dan prosedur dalam penilaian adalah:

a. Penilaian hasil belajar pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dilaksanakan oleh pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah.b. Perancangan strategi penilaian oleh pendidik dilakukan pada saat penyusunan silabus yang penjabarannya merupakan bagian dari rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).c. Ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas dilakukan oleh pendidik di bawah koordinasi satuan pendidikan.d. Penilaian hasil belajar peserta didik pada mata pela jaran dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak diujikan pada UN dan aspek kognitif dan/atau aspek psikomotorik untuk kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dan kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan oleh satuan pendidikan melalui ujian sekolah/madrasah untuk memperoleh pengakuan atas prestasi belajar dan merupakan salah satu persyaratan kelulusan dari satuan pendidikan.

e. Penilaian akhir hasil belajar oleh satuan pendidikan untuk mata pelajaran kelompok mata pelajaran estetika dan kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan ditentukan melalui rapat dewan pendidik berdasarkan hasil penilaian oleh pendidik.

f. Penilaian akhir hasil belajar peserta didik kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dan kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan oleh satuan pendidikan melalui rapat dewan pendidik berdasarkan hasil penilaian oleh pendidik dengan mempertimbangkan hasil ujian sekolah/ madrasah.

g. Kegiatan ujian sekolah/madrasah dilakukan dengan langkah-langkah: (a) menyusun kisi-kisi ujian, (b) mengembangkan instrumen, (c) melaksanakan ujian, (d) mengolah dan menentukan kelulusan peserta didik dari ujian sekolah/madrasah, dan (e) melaporkan dan memanfaatkan hasil penilaian.

h. Penilaian akhlak mulia yang merupakan aspek afektif dari kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, sebagai perwujudan sikap dan perilaku beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, dilakukan oleh guru agama dengan memanfaatkan informasi dari pendidik mata pelajaran lain dan sumber lain yang relevan.

i. Penilaian kepribadian, yang merupakan perwujudan kesadaran dan tanggung jawab sebagai warga masyarakat dan warganegara yang baik sesuai dengan norma dan nilai-nilai luhur yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa, adalah bagian dari penilaian kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian oleh guru pendidikan kewarganegaraan dengan memanfaatkan informasi dari pendidik mata pelajaran lain dan sumber lain yang relevan.

j. Penilaian mata pelajaran muatan lokal mengikuti penilaian kelompok mata pelajaran yang relevan.

k. Keikutsertaan dalam kegiatan pengembangan diri dibuktikan dengan surat keterangan yang ditandatangani oleh pembina kegiatan dan kepala sekolah/madrasah.

l. Hasil ulangan harian diinformasikan kepada peserta didik sebelum diadakan ulangan harian berikutnya. Peserta didik yang belum mencapai KKM harus mengikuti pembelajaran remedi.

m. Hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan disampaikan dalam bentuk satu nilai pencapaian kompetensi mata pelajaran, disertai dengan deskripsi kemajuan belajar. Kegiatan penilaian oleh pemerintah dilakukan melalui UN dengan langkah-langkah yang diatur dalam Prosedur Operasi Standar (POS) UN.

n. UN diselenggarakan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) bekerjasama dengan instansi terkait.

o. Hasil UN disampaikan kepada satuan pendidikan untuk dijadikan salah satu syarat kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan dan salah satu pertimbangan dalam seleksi masuk ke jenjang pendidikan berikutnya.

p. Hasil analisis data UN disampaikan kepada pihakpihak yang berkepentingan untuk pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan serta pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan

6. Penilaian Oleh PendidikPenilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan, bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran. Penilaian tersebut meliputi kegiatan sebagai berikut:

a. menginformasikan silabus mata pelajaran yang di dalamnya memuat rancangan dan kriteria penilaian pada awal semester.b. mengembangkan indikator pencapaian KD dan memilih teknik penilaian yang sesuai pada saat menyusun silabus mata pelajaran.c. mengembangkan instrumen dan pedoman penilaian sesuai dengan bentuk dan teknik penilaian yang dipilihd. melaksanakan tes, pengamatan, penugasan, dan/atau bentuk lain yang diperlukan.e. mengolah hasil penilaian untuk mengetahui kemajuan hasil belajar dan kesulitan belajar peserta didik.f. mengembalikan hasil pemeriksaan pekerjaan peserta didik disertai balikan/komentar yang mendidik.g. memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan pembelajaran.h. melaporkan hasil penilaian mata pelajaran pada setiap akhir semester kepada pimpinan satuan pendidikan dalam bentuk satu nilai prestasi belajar peserta didik disertai deskripsi singkat sebagai cerminan kompetensi utuh.i. melaporkan hasil penilaian akhlak kepada guru Pendidikan Agama dan hasil penilaian kepribadian kepada guru Pendidikan Kewarganegaraan sebagai informasi untuk menentukan nilai akhir semester akhlak dan kepribadian peserta didik dengan kategori sangat baik, baik, atau kurang baik7. Penilaian oleh Satuan Pendidikan

Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik pada semua mata pelajaran. Penilaian tersebut meliputi kegiatan sebagai berikut:

a. menentukan KKM setiap mata pelajaran dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, karakteristik mata pelajaran, dan kondisi satuan pendidikan melalui rapat dewan pendidik.

b. mengkoordinasikan ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas.c. menentukan kriteria kenaikan kelas bagi satuan pendidikan yang menggunakan sistem paket melalui rapat dewan pendidik.d. menentukan kriteria program pembelajaran bagi satuan pendidikan yang menggunakan sistem kredit semester melalui rapat dewan pendidik.e. menentukan nilai akhir kelompok mata pelajaran estetika dan kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani, olah raga dan kesehatan melalui rapat dewan pendidik dengan mempertimbangkan hasil penilaian oleh pendidik.f. menentukan nilai akhir kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dan kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan melalui rapat dewan pendidik dengan mempertimbangkan hasil penilaian oleh pendidik dan nilai hasil ujian sekolah/madrasah.g. menyelenggarakan ujian sekolah/madrasah dan menentukan kelulusan peserta didik dari ujian sekolah/madrasah sesuai dengan POS Ujian Sekolah/ Madrasah bagi satuan pendidikan penyelenggara UN.h. melaporkan hasil penilaian mata pelajaran untuk semua kelompok mata pelajaran pada setiap akhir semester kepada orang tua/wali peserta didik dalam bentuk buku laporan pendidikan.i. melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan kepada dinas pendidikan kabupaten/kota.j. menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan melalui rapat dewan pendidik sesuai dengan kriteria:1) menyelesaikan seluruh program pembelajaran.2) memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia; kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian; kelompok mata pelajaran estetika; dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan.3) lulus ujian sekolah/madrasah.4) lulus UN.k. enerbitkan Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional (SKHUN) setiap peserta didik yang mengikuti Ujian Nasional bagi satuan pendidikan penyelenggara UN.l. menerbitkan ijazah setiap peserta didik yang lulus dari satuan pendidikan bagi satuan pendidikan penyelenggara UN

B. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)1. Definisi

Salah satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi adalah menggunakan acuan kriteria, yakni menggunakan kriteria tertentu dalam menentukan kelulusan peserta didik. Kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan dinamakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). KKM yang dikembangkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 merupakan penyempurnaan dari Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM) yang pernah diterapkan pada kurikulum 2004 (KBK). Dalam peraturan menteri pendidikan nasional No. 20 tahun 2007 tentang standar penilaian pendidikan mendefinisikan bahwa KKM Adalah kriteria ketuntasan belajar (KKB) yang ditentukan oleh satuan pendidikan.

Kriteria ketuntasan minimal ditetapkan oleh satuan pendidikan berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran di satuan pendidikan atau beberapa satuan pendidikan yang memiliki karakteristik yang hampir sama. Pertimbangan pendidik atau forum MGMP secara akademis menjadi pertimbangan utama penetapan KKM.

Kriteria ketuntasan minimal menjadi acuan bersama pendidik, peserta didik, dan orang tua peserta didik. Oleh karena itu pihak-pihak yang berkepentingan terhadap penilaian di sekolah berhak untuk mengetahuinya. Satuan pendidikan perlu melakukan sosialisasi agar informasi dapat diakses dengan mudah oleh peserta didik dan atau orang tuanya. Kriteria ketuntasan minimal harus dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar (LHB) sebagai acuan dalam menyikapi hasil belajar peserta didik.

2. Prinsip penetapan KKMPenetapan Kriteria Ketuntasan Minimal perlu mempertimbangkan beberapa ketentuan sebagai berikut:

a. Penetapan KKM merupakan kegiatan pengambilan keputusan yang dapat dilakukan melalui metode kualitatif dan atau kuantitatif. Metode kualitatif dapat dilakukan melalui professional judgement oleh pendidik dengan mempertimbangkan kemampuan akademik dan pengalaman pendidik mengajar mata pelajaran di sekolahnya. Sedangkan metode kuantitatif dilakukan dengan rentang angka yang disepakati sesuai dengan penetapan kriteria yang ditentukan;b. Penetapan nilai kriteria ketuntasan minimal dilakukan melalui analisis ketuntasan belajar minimal pada setiap indikator dengan memperhatikan kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta didik untuk mencapai ketuntasan kompetensi dasar dan standar kompetensi

c. Kriteria ketuntasan minimal setiap Kompetensi Dasar (KD) merupakan ratarata dari indikator yang terdapat dalam Kompetensi Dasar tersebut. Peserta didik dinyatakan telah mencapai ketuntasan belajar untuk KD tertentu apabila yang bersangkutan telah mencapai ketuntasan belajar minimal yang telah ditetapkan untuk seluruh indikator pada KD tersebut;

d. Kriteria ketuntasan minimal setiap Standar Kompetensi (SK) merupakan rata-rata KKM Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat dalam SK tersebut;

e. Kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran merupakan rata-rata dari semua KKM-SK yang terdapat dalam satu semester atau satu tahun pembelajaran, dan dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar (LHB/Rapor) peserta didik;

f. Indikator merupakan acuan/rujukan bagi pendidik untuk membuat soal-soal ulangan, baik Ulangan Harian (UH), Ulangan Tengah Semester (UTS) maupun Ulangan Akhir Semester (UAS). Soal ulangan ataupun tugas-tugas harus mampu mencerminkan/menampilkan pencapaian indikator yang diujikan. Dengan demikian pendidik tidak perlu melakukan pembobotan seluruh hasil ulangan, karena semuanya memiliki hasil yang setara;

g. Pada setiap indikator atau kompetensi dasar dimungkinkan adanya perbedaan nilai ketuntasan minimal.

3. Langkah-langkah Penentuan KKMPenetapan KKM dilakukan oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran. Langkah penetapan KKM adalah sebagai berikut:

a. Guru atau kelompok guru menetapkan KKM mata pelajaran dengan mempertimbangkan tiga aspek kriteria yaitu kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta didik dengan skema sebagai berikut:

Hasil penetapan KKM indikator berlanjut pada KD, SK hingga KKM mata pelajaran;b. Hasil penetapan KKM oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran disahkan oleh kepala sekolah untuk dijadikan patokan guru dalam melakukan penilaian;c. KKM yang ditetapkan disosialisaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu peserta didik, orang tua dan dinas pendidikan;d. KKM dicantumkan dalam LHB pada saat hasil penilaian dilaporkan kepada orang tua/wali peserta didik.

4. Penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan kriteria ketuntasan minimal adalah:

a. Tingkat kompleksitas, kesulitan/kerumitan setiap indikator, kompetensi dasar, dan standar kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik. Suatu indikator dikatakan memiliki tingkat kompleksitas tinggi, apabila dalam pencapaiannya didukung oleh sekurang-kurangnya satu dari sejumlah kondisi sebagai berikut:

1) Guru yang memahami dengan benar kompetensi yang harus dibelajarkan pada peserta didik;2) Guru yang kreatif dan inovatif dengan metode pembelajaran yang bervariasi;3) Guru yang menguasai pengetahuan dan kemampuan sesuai bidang yang diajarkan;4) Peserta didik dengan kemampuan penalaran tinggi;5) Peserta didik yang cakap/terampil menerapkan konsep;6) Peserta didik yang cermat, kreatif dan inovatif dalam penyelesaian tugas/pekerjaan;7) Waktu yang cukup lama untuk memahami materi tersebut karena memiliki tingkat kesulitan dan kerumitan yang tinggi, sehingga dalam proses pembelajarannya memerlukan pengulangan/latihan;8) Tingkat kemampuan penalaran dan kecermatan yang tinggi agar peserta didik dapat mencapai ketuntasan belajar.

Contoh:

SK

: Iman Kepada Allah (Melalui Asmaul Husna)

KD

: Memahami makna Asmaul Husna

Indikator: Siswa mampu menjelaskan makna Asmaul Husna b. Kemampuan Sumber Daya Pendukung dalam Penyelenggaraan Pembelajaran pada Masing-Masing Sekolah1) Sarana dan prasarana pendidikan yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus dicapai peserta didik seperti perpustakaan, laboratorium, dan alat/bahan untuk proses pembelajaran;2) Ketersediaan tenaga, manajemen sekolah, dan kepedulian Stakeholders sekolah.

Contoh:SK

: Memahami Tata Cara Bersuci

KD

: Mempraktekan Wudlu

Indikator

: Siswa mampu mempraktekkan Wudlu dengan baik dan benar

Daya dukung untuk Indikator ini tinggi apabila sekolah mempunyai sarana prasarana yang cukup untuk melakukan percobaan, dan guru mampu menyajikan pembelajaran dengan baik. Tetapi daya dukungnya rendah apabila sekolah tidak mempunyai sarana untuk melakukan percobaan atau guru tidak mampu menyajikan pembelajaran dengan baik.

c. Tingkat kemampuan (intake) rata-rata peserta didik di sekolah yang bersangkutan

Penetapan intake di kelas X dapat didasarkan pada hasil seleksi pada saat penerimaan peserta didik baru, Nilai Ujian Nasional/Sekolah, rapor SMP, tes seleksi masuk atau psikotes; sedangkan penetapan intake di kelas XI dan XII berdasarkan kemampuan peserta didik di kelas sebelumnya.

Contoh penetapan KKM

Untuk memudahkan analisis setiap indikator, perlu dibuat skala penilaian yang disepakati oleh guru mata pelajaran. Contoh:

Aspek yang dianalisisKriteria dan Skala Penilaian

KompleksitasTinggi