bab i pendahuluansakip.pertanian.go.id/admin/data2/lakip 2013 benih.pdf · 2016. 8. 1. ·...

21
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013 Direktorat Perbenihan Hortikultura 1 BAB I PENDAHULUAN Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden yang tertuang dalam INPRES Nomor 7 Tahun 1999 maka Direktorat Perbenihan Hortikultura pada tahun 2013 menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) sebagai bentuk pertanggungjawaban pimpinan beserta jajarannya dalam memanfaatkan anggaran pembangunan yang bersumber dari APBN. Dasar penyusunannya mengacu pada PERMENPAN Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Komoditas hortikultura yang terdiri dari tanaman buah-buahan, tanaman sayuran, tanaman florikultura dan tanaman obat merupakan komoditas yang sangat prospektif untuk dikembangkan mengingat potensi serapan pasar di dalam negeri dan pasar internasional yang masih terus meningkat. Selain itu meningkatnya pendidikan dan kesejahteraan masyarakat juga mendorong peningkatan kemampuan daya beli dan preferensi permintaan masyarakat terhadap komoditas hortikultura dalam rangka diversifikasi konsumsi, peningkatan gizi dan peningkatan gaya hidup. Dalam era globalisasi, perdagangan komoditas hortikultura semakin terbuka untuk dikembangkan sehingga berpeluang untuk berperan dalam meningkatkan ekonomi masyarakat. Peningkatan produktivitas dan mutu produksi komoditas hortikultura merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan pembangunan agribisnis hortikultura yang berdaya saing dan berkelanjutan. Keberhasilan dalam peningkatan produktivitas dan mutu produksi hortikultura sangat dipengaruhi oleh keberhasilan pengembangan inovasi terutama dalam penggunaan benih bermutu dari varietas unggul disertai dengan penyediaan sarana produksi yang memadai. Sesuai Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 61/Permentan/O.T.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, maka Direktorat Perbenihan mempunyai tugas “Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta bimbingan teknis dan evaluasi dibidang perbenihan hortikultura”. Dalam rangka melaksanakan tugasnya, Direktorat Perbenihan Hortikultura menyelenggarakan fungsi :

Upload: others

Post on 09-Feb-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

    Direktorat Perbenihan Hortikultura 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden yang tertuang dalam INPRES Nomor 7

    Tahun 1999 maka Direktorat Perbenihan Hortikultura pada tahun 2013 menyusun

    Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) sebagai bentuk

    pertanggungjawaban pimpinan beserta jajarannya dalam memanfaatkan anggaran

    pembangunan yang bersumber dari APBN. Dasar penyusunannya mengacu pada

    PERMENPAN Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja

    dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

    Komoditas hortikultura yang terdiri dari tanaman buah-buahan, tanaman sayuran,

    tanaman florikultura dan tanaman obat merupakan komoditas yang sangat prospektif

    untuk dikembangkan mengingat potensi serapan pasar di dalam negeri dan pasar

    internasional yang masih terus meningkat. Selain itu meningkatnya pendidikan dan

    kesejahteraan masyarakat juga mendorong peningkatan kemampuan daya beli dan

    preferensi permintaan masyarakat terhadap komoditas hortikultura dalam rangka

    diversifikasi konsumsi, peningkatan gizi dan peningkatan gaya hidup.

    Dalam era globalisasi, perdagangan komoditas hortikultura semakin terbuka untuk

    dikembangkan sehingga berpeluang untuk berperan dalam meningkatkan ekonomi

    masyarakat. Peningkatan produktivitas dan mutu produksi komoditas hortikultura

    merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan pembangunan agribisnis hortikultura

    yang berdaya saing dan berkelanjutan. Keberhasilan dalam peningkatan produktivitas

    dan mutu produksi hortikultura sangat dipengaruhi oleh keberhasilan pengembangan

    inovasi terutama dalam penggunaan benih bermutu dari varietas unggul disertai dengan

    penyediaan sarana produksi yang memadai.

    Sesuai Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 61/Permentan/O.T.140/10/2010 tentang

    Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, maka Direktorat Perbenihan

    mempunyai tugas “Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, pelaksanaan

    kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta bimbingan teknis

    dan evaluasi dibidang perbenihan hortikultura”.

    Dalam rangka melaksanakan tugasnya, Direktorat Perbenihan Hortikultura

    menyelenggarakan fungsi :

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

    Direktorat Perbenihan Hortikultura 2

    1. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang benih tanaman buah, sayuran, obat, dan

    florikultura, serta penilaian varietas dan pengawasan mutu benih;

    2. Pelaksanaan kebijakan dan rekomendasi teknis di bidang benih tanaman buah,

    sayuran, obat, dan florikultura, serta penilaian varietas dan pengawasan mutu benih;

    3. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang benih tanaman buah,

    sayuran, obat, dan florikultura, serta penilaian varietas dan pengawasan mutu benih;

    4. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang benih tanaman buah, sayuran,

    obat, dan florikultura, serta penilaian varietas dan pengawasan mutu benih;

    5. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Perbenihan Hortikultura.

    Dalam rangka menyelenggarakan fungsinya, Direktorat Perbenihan Hortikultura

    mempunyai susunan organisasi yang terdiri dari :

    1. Subdirektorat Benih Tanaman Buah;

    2. Subdirektorat Benih Tanaman Sayuran dan Tanaman Obat;

    3. Subdirektorat Benih Tanaman Florikultura;

    4. Subdirektorat Penilaian Varietas dan Pengawasan Mutu Benih;

    5. Subbagian Tata Usaha;

    6. Kelompok Jabatan Fungsional.

    Subdirektorat Benih Tanaman Buah mempunyai tugas melaksanakan penyiapan

    penyusunan dan pelaksanaan kebijakan dan rekomendasi teknis, penyusunan norma,

    standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang

    benih tanaman buah.

    Subdirektorat Benih Tanaman Sayuran dan Tanaman Obat mempunyai tugas

    melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan dan rekomendasi

    teknis, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan

    teknis dan evaluasi di bidang benih tanaman tanaman sayuran dan tanaman obat.

    Subdirektorat Benih Tanaman Florikultura mempunyai tugas melaksanakan penyiapan

    penyusunan dan pelaksanaan kebijakan dan rekomendasi teknis, penyusunan norma,

    standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang

    benih tanaman florikultura.

    Subdirektorat Penilaian Varietas dan Pengawasan Mutu Benih mempunyai tugas

    melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma,

    standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang

    penilaian varietas dan pengawasan mutu benih.

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

    Direktorat Perbenihan Hortikultura 3

    BAB II

    PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

    Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) tersusun atas beberapa

    komponen yang merupakan satu kesatuan. Komponen-komponen tersebut antara lain;

    Perencanaan Kinerja, Pengukuran Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Evaluasi kinerja.

    Komponen perencanaan kinerja meliputi; a) Indikator Kinerja Utama (IKU), b) Rencana

    Strategis (Renstra), c) Rencana Kinerja Tahunan (RKT), dan Penetapan Kinerja (PK)

    atau juga sering disebut sebagai perjanjian kinerja.

    2.1. Indikator Kinerja Utama (IKU)

    Indikator Kinerja Utama Direktorat Perbenihan Hortikultura tahun 2012 telah

    ditetapkan dan telah menjadi Keputusan Menteri Pertanian Nomor :

    1185/Kpts/OT.140/3/2010 tentang penetapan IKU di lingkup Kementerian Pertanian

    tahun 2010-2014. Berdasarkan SK Menteri Pertanian tersebut, Indikator Kinerja

    Utama Direktorat Perbenihan Hortikultura (pada saat itu masih bernama Direktorat

    Perbenihan dan Sarana Produksi) disajikan dalam tabel berikut :

    Tabel 1. Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Perbenihan Hortikultura

    Sasaran Uraian Sumber Data

    Terfasilitasinya

    penyediaan benih bermutu

    dalam mendukung

    peningkatan produksi,

    produktivitas dan mutu

    produk tanaman

    hortikultura

    1. Peningkatan

    ketersediaan benih

    bermutu (%)

    - Direktorat

    Perbenihan

    Hortikultura

    - Badan Litbang

    Pertanian

    2. Penggunaan benih

    unggul bermutu (%)

    - Direktorat

    Perbenihan

    Hortikultura

    - Diperta Prop,

    Kab/Kota

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

    Direktorat Perbenihan Hortikultura 4

    2.2. Rencana Strategis (Renstra)

    Renstra Direktorat Perbenihan Hortikultura merupakan perangkat untuk mencapai

    harmonisasi perencanaan pembangunan sistem perbenihan hortikultura secara

    menyeluruh, terintegrasi, efisien dan sinergis baik dalam lingkup internal Direktorat

    Jenderal Hortikultura, lingkup Kementerian Pertanian maupun secara eksternal

    dengan instansi lain di luar Kementerian Pertanian. Renstra Direktorat Perbenihan

    Hortikultura tahun 2010 - 2014 merupakan acuan, arahan kebijakan dan strategi

    pembangunan perbenihan hortikultura dengan mempertimbangkan berbagai kondisi

    baik internal maupun eksternal serta kecenderungan perkembangan perbenihan

    masa mendatang.

    Renstra Direktorat Perbenihan Hortikultura merupakan penerjemahan lebih lanjut

    dari Renstra Direktorat Jenderal Hortikultura diharapkan dapat dimanfaatkan

    sebagai acuan bagi perencanaan dan pelaksanaan pembangunan perbenihan di

    semua tingkatan baik di pusat, propinsi dan kabupaten. Renstra Direktorat

    Perbenihan Hortikultura dilengkapi dengan kinerja program dan sasaran produksi

    yang ingin dicapai, kegiatan, panduan untuk melaksanakan program dan kegiatan

    tersebut selama periode 2010 – 2014.

    2.2.1. Visi dan Misi

    Dengan memperhatikan prioritas pembangunan nasional dan dinamika

    lingkungan strategis, maka Visi Pembangunan Perbenihan tahun 2010 - 2014

    adalah ”Tersedianya benih hortikultura dalam jumlah yang cukup, tepat

    varietas, tepat kualitas, tepat waktu dan harga terjangkau untuk

    mendukung agribisnis hortikultura yang berdaya saing dan

    berkelanjutan”.

    Dalam rangka mencapai visi pembangunan perbenihan tersebut, Direktorat

    Perbenihan Hortikultura mengemban Misi sebagai berikut :

    a. Merumuskan kebijakan perbenihan secara nasional dengan

    memperhatikan kebijakan di propinsi serta kabupaten/kota.

    b. Mendorong dan memfasilitasi tumbuh dan berkembangnya usaha

    perbenihan dan sarana produksi serta memfasilitasi berkembangnya

    kerjasama/kemitraan bisnis antara kelompok penangkar dan pengusaha

    yang saling menguntungkan.

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

    Direktorat Perbenihan Hortikultura 5

    c. Meningkatkan kualitas SDM aparat pemerintah pada instansi terkait

    maupun pelaku agribisnis perbenihan.

    d. Mengembangkan inovasi dan adopsi teknologi perbenihan.

    e. Mempromosikan penggunaan benih bermutu varietas unggul kepada

    masyarakat agribisnis hortikultura.

    2.2.2. Tujuan, Target dan Sasaran Strategis

    Sejalan dengan visi dan misi yang diemban, maka tujuan pembangunan

    perbenihan tahun 2010 - 2014 adalah :

    a. Meningkatkan ketersediaan benih bermutu varietas unggul sesuai dengan

    perkembangan teknologi dan permintaan konsumen.

    b. Meningkatkan penerapan stándar mutu benih dan pengawasan peredaran

    benih dalam menjamin mutu benih.

    c. Meningkatkan penerapan inovasi dan adopsi teknologi perbenihan di

    tingkat pelaku usaha.

    d. Memberdayakan potensi nasional di bidang perbenihan dan

    meningkatkan peran swasta dalam penumbuhan industri benih nasional.

    Sasaran pembangunan perbenihan hortikultura tahun 2010 – 2014 adalah :

    a. Terpenuhinya kebutuhan benih bermutu dari varietas unggul sesuai

    permintaan konsumen.

    b. Terwujudnya usaha perbenihan hortikultura yang tangguh, mandiri, dan

    kelanjutan.

    Mengacu pada target utama Direktorat Jenderal Hortikultura, maka target

    utama Direktorat Perbenihan Hortikultura tahun 2010 – 2014 adalah :

    a. Peningkatan ketersediaan benih tanaman sayuran dan tanaman obat

    b. Peningkatan ketersediaan benih tanaman florikultura

    c. Peningkatan ketersediaan benih tanaman buah

    d. Peningkatan ketersediaan benih tanaman obat

    e. Penguatan kelembagaan perbenihan

    f. Peningkatan kapasitas laboratorium

    Sasaran peningkatan ketersediaan benih hortikultura dalam lima tahun ke

    depan adalah benih tanaman sayur 2%, benih tanaman florikultura 2 %, benih

    tanaman buah 3 %, dan benih tanaman obat 1%.

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

    Direktorat Perbenihan Hortikultura 6

    2.2.3. Arah Kebijakan, Strategi dan Program

    Sesuai dengan kebijakan pengembangan hortikultura yaitu “Peningkatan

    produksi, produktivitas dan mutu produk hortikultura untuk memenuhi

    kebutuhan pasar dalam negeri dan meningkatkan ekspor melalui penerapan

    GAP/SOP, penerapan PHT, GHP, perbaikan kebun, penerapan teknologi

    maju dan penggunaan benih bermutu”. Maka arah kebijakan pengembangan

    perbenihan adalah :

    a. Peningkatan ketersediaan benih bermutu hortikultura (benih tanaman

    sayuran dan tanaman obat, tanaman florikultura, tanaman buah) sesuai

    prinsip 7 tepat (tepat jenis, varietas, mutu, jumlah, lokasi, waktu, dan

    harga).

    b. Penguatan kelembagaan perbenihan hortikultura melalui revitalisasi Balai

    Benih Hortikultura, penguatan kelembagaan penangkar, penataan BF dan

    BPMT, penguatan kapasitas kelembagaan, pengawasan dan sertifikasi

    benih.

    c. Peningkatan peran swasta dalam membangun industri benih dengan

    menciptakan kondisi yang kondusif untuk tumbuh kembangnya usaha

    perbenihan.

    d. Pemberdayaan penangkar/pelaku usaha perbenihan melalui bantuan

    sarana, pelatihan, magang, studi banding, dan pendampingan teknologi.

    e. Peningkatan sosialisasi dan pemasyarakatan benih bermutu kepada

    petani dan masyarakat pengguna.

    Strategi pengembangan perbenihan hortikultura yang merupakan penjabaran

    dan strategi pengembangan hortikultura meliputi :

    a. Penataan kelembagaan perbenihan melalui peningkatan kompetensi

    SDM, modernisasi peralatan, pengembangan sistem, standarisasi proses

    dan akreditasi, peningkatan peran dan fungsi, penguatan teknologi

    informasi, pendelegasian kewenangan indeksing kepada BPSBTPH, dan

    delegasi legislasi produksi benih kentang kepada BBH dan penangkar

    benih.

    b. Penguatan kelembagaan penangkar benih melalui fasilitasi sarana

    produksi dan benih sumber.

    c. Melindungi, memelihara dan memanfaatkan sumber daya genetik

    nasional untuk pengembangan varietas unggul lokal, melalui eksplorasi,

    determinasi, domestikasi, duplikat PIT, dll.

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

    Direktorat Perbenihan Hortikultura 7

    d. Peningkatan kualitas SDM perbenihan (petugas BBH, PBT, penangkar

    benih) melalui latihan, magang, seminar, dll.

    e. Peningkatan peran swasta dalam membangun industri benih dalam

    negeri melalui kemudahan perizinan, pembinaan proses akreditasi,

    penyederhanaan regulasi dan pendaftaran varietas.

    f. Peningkatan sosialisasi dan pemasyarakatan benih unggul bermutu

    melalui demonstrasi lapang/jambore varietas, pemberian sarana produksi

    dan bantuan benih bermutu langsung ke petani/kelompok tani.

    Program pengembangan perbenihan hortikultura tahun 2010 - 2014 yaitu :

    “Pengembangan Sistem Perbenihan Hortikultura”. Program ini akan

    dijabarkan lebih lanjut menjadi kegiatan–kegiatan teknis untuk mencapai

    target yang telah ditetapkan. Arah Pengembangan Perbenihan Hortikultura

    ditujukan untuk mencapai swasembada benih hortikultura dengan

    peningkatan produksi benih, yang didukung oleh sarana prasarana yang

    memadai dan juga dalam rangka mengurangi/menekan impor benih.

    Dalam upaya mencapai sasaran tersebut, dan sesuai dengan peran

    pemerintah dalam pembangunan, maka program pembangunan perbenihan

    diarahkan untuk memotivasi dan menstimulasi partisipasi petani/kelompok

    tani dengan memberikan regulasi yang kondusif dan fasilitasi terhadap para

    pelaku usaha perbenihan, agar dapat menjalankan dan mengembangkan

    usahanya dengan baik.

    2.3. Rencana Kinerja Tahunan (RKT)

    Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Direktorat Perbenihan Hortikultura pada tahun

    2013 telah disusun, dan sasaran strategis yang akan dicapai pada tahun 2013 telah

    sejalan dengan indikator kinerja utama (IKU) dan disesuaikan dengan sasaran

    strategis pada Renstra 2010 – 2014. Dalam rencana kinerja tahunan telah

    ditetapkan target-target yang akan dijadikan ukuran tingkat keberhasilan/kegagalan

    pencapaiannya. Target Rencana Kinerja Tahunan 2013 dapat dilihat pada tabel

    berikut :

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

    Direktorat Perbenihan Hortikultura 8

    Tabel 2. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Direktorat Perbenihan Hortikultura Tahun 2013

    Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target

    Berkembangnya sistem perbenihan hortikultura dalam mendukung pengembangan kawasan hortikultura

    1 2 3 4 5

    Peningkatan ketersediaan benih tanaman sayuran bermutu Peningkatan ketersediaan benih tanaman florikultura bermutu Peningkatan ketersediaan benih tanaman obat bermutu Peningkatan ketersediaan benih tanaman buah bermutu Peningkatan kapasitas kelembagaan perbenihan hortikultura

    Kg Benih Kg Batang lembaga

    814.169

    8.864.640

    38.218

    1.198.845

    199

    Rencana Kinerja Tahunan (RKT) tersebut selanjutnya ditetapkan sebagai perjanjian

    kinerja tahun 2013 yang merupakan dokumen kesepakatan antara Direktur Jenderal

    Hortikultura dengan Direktur Perbenihan Hortikultura dan dikenal dengan Penetapan

    Kinerja (PK).

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

    Direktorat Perbenihan Hortikultura 9

    BAB III

    AKUNTABILITAS KINERJA

    Akuntabilitas kinerja Direktorat Perbenihan Hortikultura tahun 2013 diukur melalui

    capaian sasaran strategis yang sudah ditetapkan yaitu berkembangnya sistem

    perbenihan hortikultura dalam mendukung pengembangan kawasan hortikultura.

    Sasaran strategis tersebut diukur melalui 7 indikator kinerja.

    3.1. Pengukuran Kinerja

    Untuk melihat sejauh mana realisasi pencapaian kinerja yang telah difasilitasi

    melalui APBN maka perlu diukur target yang telah ditetapkan. Target dimaksud

    adalah target yang telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja sesuai dengan

    pengalokasian anggaran dan telah disetujui oleh pejabat-pejabat yang

    bertanggungjawab secara berjenjang. Pengukuran pencapaian kinerja dilakukan

    dengan membandingkan target yang telah ditetapkan dengan pencapaian

    realisasinya. Secara rinci, realisasi pencapaian target penetapan kinerja tahun 2013

    dapat dilihat pada tabel berikut :

    Tabel 3. Pengukuran Kinerja Direktorat Perbenihan Hortikultura Tahun 2013

    Sasaran

    Strategis

    Indikator Kinerja Target Realisasi %

    Berkembang

    nya sistem

    perbenihan

    hortikultura

    dalam

    mendukung

    pengembang

    an kawasan

    hortikultura

    1

    2

    3

    4

    5

    Peningkatan ketersediaan benih

    tanaman sayuran bermutu (Kg)

    Peningkatan ketersediaan benih

    tanaman florikultura bermutu

    (Benih)

    Peningkatan ketersediaan benih

    tanaman obat bermutu (Kg)

    Peningkatan ketersediaan benih

    tanaman buah bermutu (Batang)

    Peningkatan kapasitas

    kelembagaan perbenihan

    hortikultura (Lembaga)

    814.169

    8.864.640

    38.218

    1.198.845

    199

    773.461

    8.071.255

    37.721

    1.212.119

    199

    95

    91

    99

    102

    100

    Rata-rata 97,40

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

    Direktorat Perbenihan Hortikultura 10

    Dari tabel di atas diketahui bahwa secara umum target kinerja Direktorat perbenihan

    Hortikultura tahun 2013 bisa tercapai seluruhnya dengan capaian rata-rata 97,40 %.

    3.2. Analisis Pencapaian Kinerja

    Untuk mencapai sasaran strategis Direktorat Perbenihan Hortikultura yaitu

    berkembangnya sistem perbenihan hortikultura dalam mendukung pengembangan

    kawasan hortikultura pada tahun 2013 telah ditetapkan 5 indikator kinerja yaitu :

    (1) Peningkatan ketersediaan benih tanaman sayuran bermutu, (2) Peningkatan

    ketersediaan benih tanaman florikultura bermutu, (3) Peningkatan ketersediaan

    benih tanaman obat bermutu, (4) Peningkatan ketersediaan benih tanaman buah

    bermutu, (5) Peningkatan kapasitas kelembagaan perbenihan hortikultura.

    Dari masing-masing indikator tersebut akan diuraikan capaian kinerja sebagai

    berikut:

    a. Peningkatan Ketersediaan Benih Tanaman Sayuran Bermutu

    Upaya peningkatan ketersediaan benih tanaman sayuran bermutu ditunjukkan

    dengan pencapaian realisasi ketersediaan benih tanaman sayuran pada tabel

    berikut :

    Jenis

    Benih

    Tahun 2012 Tahun 2013

    Target

    (kg)

    Realisasi

    (kg)

    % Target

    (kg)

    Realisasi

    (kg)

    %

    Sayur 467.292 476.638 102 814.169 773.461 95

    Target output ketersediaan benih tanaman sayuran yang ditetapkan tahun 2012

    sebesar 467.292 kg, terealisasi sebesar 476.638 kg atau sebesar 102 %.

    Sedangkan untuk tahun 2013, target output ketersediaan benih tanaman

    sayuran sebesar 814.169 kg, sampai dengan saat ini terealisasi sebesar

    773.461 kg atau sebesar 95 %. Realisasi pencapaian target pada tahun 2013

    lebih rendah dibandingkan pada tahun 2012 atau pertumbuhannya turun -7%

    Pencapaian realisasi ketersediaan benih tidak sampai 100 % atau tidak

    memenuhi target yang sudah ditentukan. Hal ini disebabkan naiknya harga

    benih sumber sebagai bahan untuk perbanyakan benih kelas berikutnya

    terutama benih sumber bawang merah, kentang dan wortel. Selain itu

    ketersediaan benih sumber pada saat mau tanam tidak tersedia, sehingga waktu

    tanam bergeser ke bulan berikutnya (mundur), dan ini mengakibatkan

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

    Direktorat Perbenihan Hortikultura 11

    ketersediaan benih menjadi mundur dan pada saat akhir tahun masih dalam

    pertanaman.

    Untuk target ketersediaan benih sayur, Balai Benih Hortikultura ada yang

    bekerjasama dengan penangkar untuk memproduksi benih sayur. Hal ini

    dilakukan karena keterbatasan Balai Benih Hortikultura dalam beberapa hal

    seperti : terbatasnya lahan untuk perbanyakan benih, kurangnya SDM, sarana

    dan prasarana yang masih terbatas, dan anggaran perbanyakan benih yang

    tidak cukup.

    Pengembangan benih tanaman sayuran ditujukan untuk mencukupi

    ketersediaan benih di dalam negeri sekaligus mengantisipasi ketergantungan

    terhadap benih impor. Beberapa komoditas unggulan yang menjadi program

    pengembangan adalah : benih kentang, bawang merah, cabe (rawit dan besar),

    kemudian untuk komoditas pendukung juga dikembangkan bawang putih, jamur

    wortel.

    Ketersediaan benih tanaman sayuran dalam negeri dipenuhi dari hasil produksi

    dalam negeri dan sebagian dari introduksi (impor). Produksi dalam negeri

    dilaksanakan oleh produsen benih swasta, penangkar benih dan Balai Benih

    Hortikultura (BBH). Untuk benih sayuran biji jenis hibrida lebih banyak diproduksi

    oleh produsen benih skala besar seperti PT. East West Seed Indonesia dan PT.

    Tanindo Subur Prima, sedangkan benih open pollinated (OP) atau nonhibrida

    diproduksi oleh penangkar benih dan produsen benih skala kecil.

    b. Peningkatan Ketersediaan Benih Tanaman Florikultura Bermutu

    Upaya peningkatan ketersediaan benih tanaman florikultura bermutu ditunjukkan

    dengan pencapaian realisasi ketersediaan benih tanaman florikultura pada tabel

    berikut :

    Jenis

    Benih

    Tahun 2012 Tahun 2013

    Target

    (Benih)

    Realisasi

    (Benih)

    % Target

    (Benih)

    Realisasi

    (Benih)

    %

    Florikultura 10.143.982 10.448.301 103 8.864.640 8.071.255 91

    Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya keindahan lingkungan

    seiring dengan meningkatnya pendapatan masyarakat menyebabkan

    permintaan tanaman florikultura terus meningkat dari tahun ke tahun.

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

    Direktorat Perbenihan Hortikultura 12

    Konsekuensi logis dari permintaan tersebut adalah meningkatnya permintaan

    agro-input salah satunya adalah benih bermutu.

    Dari target output ketersediaan benih tanaman florikultura yang ditetapkan tahun

    2012 sebesar 10.143.982 benih, terealisasi sebesar 10.448.301 benih atau

    sebesar 103 %. Sedangkan pada tahun 2013, target ketersediaan benih

    tanaman florikultura sebesar 8.864.640 benih, terealisasi sebesar 8.071.255

    benih atau sebesar 91 %. Target maupun capaian realisasi pada tahun 2013

    lebih rendah dibandingkan pada tahun 2012 atau pertumbuhannya turun -12 %

    Penurunan target produksi benih florikultura tahun 2013 dibandingkan tahun

    2012 berdasarkan pada : 1) anggaran yang tersedia untuk perbanyakan lebih

    kecil; 2) permintaan benih florikultura oleh petani budidaya semakin menurun; 3)

    benih benih yang diperbanyakan di Balai Benih Hortikultura jenisnya tidak terlalu

    banyak sementara permintaan pasar akan florikultura sesuai dengan trend pada

    saat ini.

    Berdasarkan tabel diatas, capaian realisasi dari target yang sudah ditentukan

    hanya 90,71 % atau 8.071.255. Dari laporan yang disampaikan, ada Balai Benih

    Hortikultura yang tidak melaksanakan perbanyakan florikultura di daerahnya

    karena tidak bisa mendapatkan benih sumber. Dengan demikian target yang

    sudah ditentukan tidak bisa mencapai 100 %.

    Perkembangan perbenihan tanaman florikultura sampai saat ini menunjukkan

    kemajuan pesat, walaupun produksi benih florikultura masih dilakukan secara

    konvensional. Kebijakan pengembangan perbenihan florikultura diprioritaskan

    pada tanaman anggrek, krisan, melati, sedap malam, mawar dan gladiol.

    Sedangkan pengembangan varietas-varietas lain yang banyak disukai

    masyarakat di perbanyak oleh produsen swasta. Bahkan benih impor florikultura

    dari luar negeri juga banyak masuk ke Indonesia untuk memenuhi permintaan

    pasar.

    Upaya peningkatan produksi benih florikultura bermutu masih banyak kendala

    dan permasalahannya. Varietas-varietas unggul yang disukai masyarakat tidak

    tersedia secara continue, benih sumber masih sulit didapatkan, dan tidak

    tersedianya benih bermutu yang sesuai dengan preferensi konsumen,

    sementara permintaan pasar terus meningkat. Berbagai upaya sudah dilakukan

    untuk penyediaan benih florikultura, seperti : bantuan benih sumber untuk

    perbanyakan benih, bantuan screenhouse, bantuan sarana laboratorium kultur

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

    Direktorat Perbenihan Hortikultura 13

    jaringan, buku pedoman SOP perbanyakan benih florikultura, dan peningkatan

    kompetensi petugas, penangkar/produsen benih florikultura melalui

    apresiasi/pelatihan kultur jaringan.

    c. Peningkatan Ketersediaan Benih Tanaman Obat Bermutu

    Upaya peningkatan ketersediaan benih tanaman obat bermutu ditunjukkan

    dengan pencapaian realisasi ketersediaan benih tanaman obat pada tabel

    berikut :

    Jenis

    Benih

    Tahun 2012 Tahun 2013

    Target

    (Kg)

    Realisasi

    (Kg)

    % Target

    (Kg)

    Realisasi

    (Kg)

    %

    Tan. obat 10.737 10.952 102 38.218 37.721 99

    Target output ketersediaan benih tanaman obat yang ditetapkan pada tahun

    2012 yaitu sebesar 10.737 kg, terealisasi sebesar 10.952 kg atau sebesar 102

    %. Sedangkan pada tahun 2013, target output ketersediaan benih tanaman obat

    meningkat sangat tajam menjadi 38.128 kg, dan terealisasi sebesar 37.721 kg

    atau sebesar 99 %. Realisasi pencapaian target pada tahun 2013 sedikit lebih

    rendah dibandingkan pada tahun 2011 atau pertumbuhannya turun -3 %.

    Sebenarnya capaian target untuk ketersediaan benih tanaman obat bisa lebih

    dari 100 %, tetapi benih masih di lapangan dan belum dipanen, karena

    penangkaran benih tanaman obat membutuhkan waktu mencapai 10 sampai 12

    bulan.

    Pengembangan perbenihan tanaman obat lebih diutamakan kepada tanaman

    rimpang, seperti : jahe, kunyit, temulawak, kencur, dll. Ketersediaan benih

    tanaman obat selain diproduksi oleh Balai Benih Hortikultura juga dikembangkan

    oleh petani/penangkar. Mereka bekerjasama dengan perusahaan jamu,

    minuman, obat dan kosmetik dalam menyediakan jenis-jenis rimpang yang

    dibutuhkan. Terbatasnya sarana dan prasarana yang ada di petani/penangkar

    menjadikan produksi dan ketersediaan benih tidak mencukupi kebutuhan yang

    dibutuhkan oleh perusahaan yang menggunakan tanaman obat.

    .

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

    Direktorat Perbenihan Hortikultura 14

    d. Peningkatan Ketersediaan Benih Tanaman Buah Bermutu

    Upaya peningkatan ketersediaan benih tanaman buah bermutu ditunjukkan

    dengan pencapaian realisasi ketersediaan benih tanaman buah pada tabel

    berikut :

    Jenis Benih

    Tahun 2012 Tahun 2013

    Target

    (Batang)

    Realisasi

    (Batang)

    % Target

    (Batang)

    Realisasi

    (Batang)

    %

    Buah 929.860 999.600 107,5 1.198.845 1.212.119 102

    Dari target output ketersediaan benih tanaman buah yang ditetapkan pada tahun

    2012 yaitu sebesar 929.860 batang, terealisasi sebesar 999.600 batang atau

    sebesar 107,5 %. Sedangkan untuk tahun 2013, target ketersediaan benih

    tanaman buah sebesar 1.198.845 batang, terealisasi sebesar 1.212.119 batang

    atau sebesar 102 %. Realisasi pencapaian target pada tahun 2013 lebih rendah

    dibandingkan pada tahun 2012, atau pertumbuhan turun -5,5, %.

    Tercapainya target ketersediaan benih tahun 2013 dan bahkan melebihi dari

    target yang ditentukan, karena semakin meningkatnya ketrampilan petugas di

    Balai Benih Hortikultura, tersedianya sarana screenhouse untuk BF dan BPMT,

    dan tersedianya pohon induk. . Selain itu pembinaan secara berkala yang

    dilakukan oleh BPSBTPH juga sangat berperan penting dalam meningkatkan

    hasil produksi. Umumnya benih tanaman buah yang diproduksi adalah : durian,

    jeruk, mangga, pisang, srikaya, manggis, dll. Produksi benih ini disesuaikan

    dengan pengembangan kawasan tanaman buah.

    Untuk perbanyakan benih tanaman buah, tidak semudah mengembangkan

    komoditas hortikultura lainnya : (1) membutuhkan waktu relatif lama sekitar 1

    sampai 2 tahun tergantung kepada komoditasnya, (2) membutuhkan sarana

    screenhouse untuk BF dan BPMT, (3) mempunyai skill dan ketrampilan dalam

    perbanyakannya (okulasi, mata temple, dll) dan (4) perlu modal yang cukup

    besar.

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

    Direktorat Perbenihan Hortikultura 15

    e. Penguatan Kelembagan

    Upaya peningkatan penguatan kelembagaan perbenihan hortikultura tahun 2013

    telah mencapai 100 %. Dari target sebesar 199 unit, realisasi mencapai 199 unit,

    yang meliputi : bantuan screenhouse, shading net, gudang, cold storage, sarana

    perbenihan, kebun contoh dan benih sumber.

    Bantuan screenhouse diberikan kepada penangkar benih kentang, penangkar

    benih tanaman buah dan penangkar benih florikultura, sedangkan bantuan

    shading net diberikan untuk penangkar benih krisan. Bantuan screenhouse

    kentang diperuntukkan memperbanyak benih kentang kelas G0 dan G1;

    bantuan screenhouse jeruk untuk pemeliharaan BF dan BPMT dan bantuan

    screenhouse florikultura untuk perbanyakn benih krisan.

    Bantuan gudang dan cold storage diberikan kepada penangkar benih bawang

    merah. Selama ini penangkar bawang merah menyimpan benih di gudang-

    gudang sederhana atau di para-para rumah, yang dapat merusak mutu benih.

    Dengan adanya gudang yang sehat dan sesuai standar penyimpanan benih,

    maka penangkar bisa menyimpan benihnya sampai digunakan untuk

    pertanaman berikutnya.

    Selain gudang bawang merah, diberikan juga bantuan coldstorage/gudang

    berpendingin, yang fungsinya sebagai gudang penyimpan benih, tetapi bisa

    dalam waktu lebih lama. Diharapkan gudang berpendingin ini dapat

    menyediakan benih pada saat musim tanam dan juga dapat menekan harga

    benih pada saat kurangnya benih di masyarakat.

    Bantuan benih sumber sayuran dan florikultura diberikan kepada penangkar

    untuk dijadikan bahan perbanyakan kelas benih dibawahnya, sedangkan

    bantuan benih sumber tanaman buah digunakan sebagai pohon induk untuk

    diambil entresnya.

    Kegiatan penguatan kelembagaan sangat dibutuhkan oleh penangkar, karena

    selain Balai Benih Hortikultura, keberadaan penangkar menjadi sangat penting

    dalam ketersediaan benih. Penangkar yang ada sekarang masih dalam taraf

    sederhana, sangat perlu bantuan sarana perbenihan, pelatihan ketrampilan

    memproduksi benih dan pembinaan yang continue.

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

    Direktorat Perbenihan Hortikultura 16

    3.3. Analisis Pencapaian Keuangan

    Analisis pencapaian keuangan dilakukan untuk melihat sejauh mana pencapaian

    sasaran strategis yang telah tergambar di Penetapan Kinerja dapat dicapai dengan

    sumber keuangan yang ada.

    Dalam rangka pencapaian sasaran strategis berkembanganya system perbenihan

    hortikultura dalam mendukung pengembangan kawasan hortikultura, maka

    Direktorat Perbenihan Hortikultura pada tahun 2013 mendapatkan alokasi dana

    APBN regular sebesar Rp 84.197.881.000,- seperti yang tertera dalam Penetapan

    Kinerja Direktorat Perbenihan Hortikultura tahun 2013. Dari total PAGU tersebut

    beberapa kegiatan diblokir atau mengalami penghematan sehingga besaran

    anggarannya menjadi Rp 80.597.415.000,-.

    Hingga awal Januari 2013 realisasi keuangan berdasarkan kewenangan instansi

    baik pusat maupun daerah dapat dilihat pada tabel 4 berikut.

    Tabel 4. Realisasi Anggaran Satuan Kerja Pusat dan Daerah

    KEGIATAN PAGU (Rp)

    REALISASI S/D

    11 JANUARI 2013

    (Rp) (%)

    Pengembangan Sistem

    Perbenihan Hortikultura 127.017.600.000 116.773.063.721 93,52

    Pusat 64.979.462.000 59.058.965.202 90,89

    Daerah 62.038.138.000 57.714.098.519 93,03

    Tabel diatas menunjukkan tingkat serapan anggaran Direktorat Perbenihan

    Hortikultura untuk mendanai kegiatan-kegiatan yang tertuang dalam Penetapan

    Kinerja maupun yang terdapat di dalam DIPA dan RKAKL.

    Secara nasional capaian realisasi keuangan Direktorat Perbenihan Hortikultura

    tahun 2013 adalah 93,52 %, yang terdiri dari :

    1. Pencapaian realisasi keuangan pusat sebesar Rp 59.058.965.202, (90,89 %).

    2. Pencapaian realisasi keuangan daerah sebesar Rp 57.714.098.519, (93,03 %).

    Capaian tersebut belum menunjukkan kinerja yang maksimal karena beberapa hal

    sebagai berikut :

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

    Direktorat Perbenihan Hortikultura 17

    a. Penyerapan anggaran yang kurang optimal salah satunya disebabkan adanya

    penggabungan 3 satker (Dinas Pertanian provinsi, BPSBTPH, dan BBITPH)

    menjadi satu satker yang berimplikasi pada bentuk pengelolaan kesatkeran baru

    dan pola koordinasi baru sehingga pelaksanaan kegiatan sedikit terhambat.

    b. Terdapat berbagai permasalahan managemen dan pengelolaan kesatkeran

    misalnya dibeberapa daerah terjadi pergantian pengelola kesatkeran

    KPA/PPK/bendahara/ULP sehingga berbagai kegiatan yang sudah di proses

    kemudian diralat.

    c. Adanya proses revisi DIPA sebagai akibat dari kegiatan yang diblokir, sehingga

    memperlambat realisasi kegiatan.

    d. Belum berjalannya regenerasi dan kaderisasi dalam pelaksanaan kegiatan

    terutama pada aspek manajerial seperti : pelaporan, administrasi keuangan,

    kehumasan, dan lain-lain sehingga terkadang arus pertanggungjawaban dan

    pelaporan tidak berjalan lancar.

    Beberapa hal yang harus menjadi penekanan tindaklanjut ke depan atas

    permasalahan penyerapan angaran ini adalah :

    a. Perencanaan kegiatan yang matang sesuai dengan peraturan dan prosedurnya

    dengan mempertimbangkan kemampuan instansi baik dari kondisi SDM maupun

    geografisnya serta keadaan iklim dan cuaca pendukungnya.

    b. Pengkaderan dan harmonisasi SDM harus tetap berjalan sehingga pada saatnya

    pengalihan tugas tidak terhambat.

    3.4. Permasalahan Secara Umum

    Berbagai keberhasilan dan manfaat telah dicapai dalam pelaksanaan pembangunan

    hortikultura tahun 2013, namun demikian dalam pelaksanaannya masih ditemui

    berbagai permasalahan dan hambatan, baik dari aspek teknis, budidaya maupun

    aspek manajemen. Beberapa permasalahan dan hambatan yang ditemui dalam

    pengembangan perbenihan hortikultura selama ini sebagai berikut :

    1. Permasalahan benih tanaman buah : a) Untuk memproduksi benih tanaman buah

    diperlukan waktu relatif lama sekitar 1 sampai 2 tahun tergantung dari komoditas,

    sedangkan permintaan benih seringkali mendadak, b) Untuk memproduksi benih

    dalam skala besar belum dapat dipenuhi oleh penangkar benih karena

    keterbatasan modal, keterbatasan SDM terampil dalam menerapkan teknologi

    perbanyakan benih dan belum dibarengi adanya jaminan pemasaran.

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

    Direktorat Perbenihan Hortikultura 18

    2. Permasalahan dalam pengembangan benih tanaman sayuran dan tanaman obat

    adalah : a) Industri perbenihan sayuran belum berjalan dengan baik,

    b) Keterbatasan benih sumber, c) Sebagian besar penangkar benih masih

    berstatus informal sehingga kegiatannya belum diawasi BPSBTPH, d) Balai

    Benih yang memproduksi benih sayuran masih sangat terbatas, e) Sebagian

    besar petani sayuran masih menggunakan benih sendiri dari pertanaman

    konsumsi dikarenakan disamping terbatasnya ketersediaan benih bersertifikat

    juga kesadaran petani terhadap manfaat penggunaan benih bersertifikat masih

    rendah, f) Telah banyak varietas sayuran yang telah dilepas oleh Menteri

    Pertanian, namun dalam perkembangannya sebagian besar dari varietas

    tersebut tidak/kurang berkembang, g) Minat petani terhadap jenis unggul lokal

    cukup baik, namun masih banyak yang belum dilepas, h) Penangkar benih sudah

    cukup banyak tetapi karena supply-demand tidak jelas, minat penangkar untuk

    memproduksi benih menjadi rendah.

    3. Permasalahan dalam pengembangan benih tanaman florikultura adalah :

    a) Jumlah varietas yang telah dilepas sangat terbatas, b) Kurangnya sosialisasi

    varietas baru serta kurangnya sosialisasi terhadap varietas-varietas yang sudah

    dilepas oleh Mentan, maka varietas-varietas tersebut kurang berkembang

    dimasyarakat, dan c) Benih sumber terbatas, masih didatangkan dari luar negeri

    (impor), hal ini disebabkan karena belum adanya perusahaan/breeder dalam

    negeri yang mampu menghasilkan benih tersebut.

    4. Permasalahan perbenihan yang lainnya adalah : a) Terbatasnya varietas yang

    diminati dan selera pasar yang cepat berubah; perubahan permintaan pasar yang

    sangat cepat menyebabkan sering terjadinya pelaku usaha tanaman

    mendatangkan benih dari luar negeri yang jenis maupun varietasnya disukai di

    masyarakat; b) Lemahnya penguasaan teknologi produksi; khususnya

    petani/penangkar benih yang memproduksi benih untuk kebutuhan sendiri belum

    menguasai teknologi yang spesifik bagi masing-masing jenis tanaman,

    c) Terbatasnya sarana produksi benih; d) Lemahnya permodalan penangkar

    benih, dan e) Keterbatasan kemampuan dan petugas perbenihan yang

    mengelola SIM perbenihan, sehingga informasi/data tidak dapat tersedia setiap

    saat serta f) Belum optimalnya software perbenihan hortikultura serta

    keterbatasan hardware perbenihan hortikultura, baik di BBH, BPSBTPH maupun

    gapoktan/kelompok tani.

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

    Direktorat Perbenihan Hortikultura 19

    3.5. Tindak Lanjut

    Beberapa upaya tindak lanjut yang telah dan akan dilakukan oleh Direktorat

    Perbenihan Hortikultura untuk perbaikan tersebut, antara lain sebagai berikut :

    1. Pertemuan koordinasi antar pusat, daerah dan instansi terkait (Dinas Propinsi,

    BPSBTPH, BBH) yang menangani perbenihan sangat dibutuhkan dalam rangka

    penyediaan benih sesuai kebutuhan benih dalam pengembangan kawasan.

    2. Pembinaan penangkar-penangkar benih buah terutama di daerah luar Jawa

    masih sangat diperlukan, dalam rangka antisipasi jumlah SDM yang masih

    terbatas dan peningkatan penerapan teknologi produksi benih.

    3. Distribusi Benih sumber tanaman buah sangat diperlukan guna merangsang

    penumbuhan penangkar benih tanaman buah di daerah dan mengoptimalkan

    peran Balai Benih Hortikultura di berbagai daerah terutama Balai Benih

    Hortkutura di luar Jawa dalam penyediaan sumber mata tempel untuk

    perbanyakan benih berikutnya serta sebagai pohon koleksi.

    4. Meningkatkan pemanfaatan kegiatan pengembangan perbenihan dalam

    mendukung penyediaan benih hortikultura bermutu seperti : a) Pemberdayaan

    kelembagaan perbenihan, b) Perbaikan sistim informasi supply/demand benih,

    c) Fasilitasi akses modal untuk mendukung pengembangan perbenihan,

    d) Penumbuhan penangkar di sentra-sentra produksi, e) Pemberdayaan

    stakeholder perbenihan untuk menciptakan varietas yang berdayasaing dengan

    teknologi produksi f) Pilot proyek penangkaran benih bermutu.

    BAB IV

    PENUTUP

    Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Perbenihan

    Hortikultura 2013 ini adalah salah satu media pertanggungjawaban Direktorat

    Perbenihan Hortikultura dalam melaksanakan mandat Tupoksi, Misi dan Visi, serta

    pertanggungjawaban dalam mengelola anggaran. Disamping itu juga sebagai umpan

    balik dan introspeksi terhadap apa yang selama ini telah dilaksanakan dan apa saja

    yang belum dilaksanakan, dan perbaikan apa yang perlu dilakukan dalam rangka

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

    Direktorat Perbenihan Hortikultura 20

    meningkatkan kinerja institusi. Diharapkan dengan telah disusunnya laporan ini mampu

    membenahi diri dan meningkatkan prestasi kerja dan kinerja dengan meningkatkan

    berbagai koordinasi, sinergisme dan kerjasama antar institusi dan swasta (petani dan

    pelaku usaha) sehingga dapat dicapai hasil yang lebih optimal.

    Pembinaan pengembangan produksi dan peningkatan mutu benih hortikultura telah

    dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam upaya pengembangan

    perbenihan dan sarana produksi hortikultura. Direktorat Perbenihan Hortikultura sebagai

    instansi pusat terus melakukan pembinaan dan bimbingan dalam bidang perbenihan

    hortikultura.

    Dari hasil evaluasi akuntabilitas kinerja Direktorat Perbenihan Hortikultura terutama

    dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya,

    menunjukkan bahwa kinerja Direktorat Perbenihan Hortikultura untuk tahun 2013 dapat

    mendukung pencapaian tujuan dan sasaran program yang telah ditetapkan.

    Kegiatan operasional dilakukan dalam bentuk penyediaan benih sumber, pelayanan

    perijinan pemasukan dan pengeluaran benih, serta pembinaan kelembagaan usaha

    perbenihan. Disamping kegiatan operasional tersebut juga dilakukan kegiatan yang

    berupa pelatihan, pertemuan-pertemuan yang bersifat koordinasi dan pertukaran

    informasi diantara para pelaku sistem perbenihan dan sarana produksi hortikultura;

    tersalurnya benih sumber ke daerah yang membutuhkan; tersusunnya konsep-konsep

    peraturan perbenihan; dan terbitnya buku-buku pedoman yang bersifat pembinaan.

    Cakupan tugas fungsi instansi pusat terbatas dalam menggerakkan, memfasilitasi,

    membimbing dan melakukan pembinaan sedangkan tugas operasional riil di lapangan

    dilaksanakan oleh instansi/stakeholder di daerah. Keberhasilan secara maksimal

    program-program peningkatan produksi dan mutu benih hortikultura juga ditentukan oleh

    kinerja petugas dan pelaku usaha lainnya di daerah. Disamping itu kegiatan pembinaan

    produksi hortikultura juga terkait dengan instansi lain baik di hulu, hilir dan instansi

    pendukung, oleh karena itu kerjasama, koordinasi dan sinkronisasi antar instansi, pelaku

    usaha dan stakeholder lainnya sangat berperan dalam pencapaian keberhasilan

    program perbenihan hortikultura.

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

    Direktorat Perbenihan Hortikultura 21