bab exchange rate determination_word.docx
TRANSCRIPT
EXCHANGE RATE DETERMINATION
Mengukur Pergerakan Nilai Tukar Mata Uang (Measuring Exchange Rate Movement)
Perubahan nilai tukar mata uang dapat mempengaruhi besarnya transaksi perusahaan
multinasional karena dapat mempengaruhi jumlah arus kas masuk (cash inflows) yang
diterima dari ekspor dan dapat mempengaruhi jumlah kas arus keluar (cash outflows) yang
dikeluarkan perusahaan untuk membayar impor. Perhitungan nilai tukar atau kurs diukur
dengan cara membandingkan antara nilai suatu mata uang dengan mata uang lain sebagai
acuan. Dalam kondisi ekonomi yang fluktuatif, nilai tukar mata uang dapat berubah secara
substansial. Penurunan nilai mata uang disebut sebagai depresiasi, sedangkan kenaikan nilai
mata uang disebut sebagai apresiasi.
Ketika kurs suatu mata uang pada dua titik waktu tertentu dibandingkan, kurs pada
periode sebelumnya dilambangkan sebagai St-1, sedangkan pada periode saat ini
dilambangkan sebagai S. Persentase perubahan nilai mata uang asing dihitung sebagai
berikut:
Percent in foreign currency value =S−St−1
S t−1
(Jeff Madura, 2006: 85)
Hasil persentase yang positif menunjukkan bahwa mata uang asing mengalami
apresiasi, sedangkan hasil persentase negatif menunjukkan bahwa mata uang asing tersebut
mengalami depresiasi.
Pergerakan nilai tukar asing cenderung lebih besar dalam horizon waktu yang lebih
lama. Dengan demikian, jika data sebuah mata uang diamati secara tahunan, gerakannya
akan lebih stabil dibandingkan dengan pergerakan nilai tukar harian. Namun adanya
tinjauan dari pergerakan nilai tukar harian penting bagi perusahaan multinasional untuk
aktivitas transaksi dan perdagangannya di berbagai negara. Sedangkan tinjauan pada
pergerakan nilai tukar tahunan akan lebih tepat untuk perusahaan multinasional yang akan
melakukan investasi di luar negeri dan ingin menilai kemungkinan risiko di negara tersebut.
Banyak perusahaan multinasional mempertimbangkan nilai tukar atau kurs berdasarkan
cakrawala jangka pendek dan jangka panjang karena mereka mengharapkan untuk terlibat
dalam transaksi internasional dalam waktu dekat dan di masa yang akan datang.
Sumber: Jeff Madura, 2006:86
Exchange Rate Equilibrium
Disamping mengukur persentase perubahan nilai mata uang, konsep ekuilibrium
nilai tukar mata uang juga perlu dipahami, serta faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
ekuilibrium mata uang tersebut. Seperti halnya produk lain yang dijual di pasar, harga atau
nilai dari sebuah mata uang juga ditentukan oleh permintaan dan penawaran relatif terhadap
mata uang tersebut. Jadi, untuk harga atau nilai dari setiap poundsterling Inggris, misalnya,
dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran yang terjadi. Pada suatu titik waktu tertentu,
mata uang dapat menunjukkan harga di mana permintaan untuk mata uang sama dengan
penawaran, dan ini yang disebut dengan tingkat ekuilibrium. Tentu saja, kondisi ini dapat
berubah dari waktu ke waktu, sehingga menyebabkan permintaan dan penawaran untuk
mata uang tersebut berubah, dan dengan demikian dapat menyebabkan perubahan pada
harga atau nilai mata uang tersebut.
Demand for a Currency
Poundsterling Inggris dalam hal ini digunakan sebagai contoh untuk menjelaskan
konsep ekuilibrium. Gambar 4.2 menunjukkan sejumlah hipotetis mengenai permintaan
poundsterling pada berbagai kemungkinan harga kurs. Gambar tersebut menunjukkan
jumlah poundsterling yang akan diminta pada berbagai tingkatan harga kurs, semakin
rendah harga kurs maka semakin tinggi permintaan. Arah permintaan ke kanan bawah
memungkinkan AS mendapatkan lebih banyak barang ketika poundsterling bernilai rendah.
Sumber: Jeff Madura, 2006:87
Supply of a Currency for Sale
Penawaran poundsterling yang dijual di pasar valuta asing dapat dikembangkan
dengan cara yang mirip dengan permintaan poundsterling. Gambar 4.3 menunjukkan
sejumlah hipotetis mengenai penawaran poundsterling pada berbagai kemungkinan harga
kurs. Gambar tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi harga kurs maka semakin tinggi
penawaran. Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat hubungan yang positif antara harga
kurs dan kuantitas poundsterling yang dijual atau disediakan.
Sumber: Jeff Madura, 2006:88
Equilibrium
Apabila gambar permintaan dan penawaran untuk poundsterling tersebut
digabungkan, maka akan dapat diketahui tingkat ekuilibrium kurs yang dapat dilihat pada
Gambar 4.4. Pada saat kurs poundsterling sebesar $1,50 terhadap dollar AS, kuantitas
poundsterling yang diminta melebihi penawaran karena harga kurs yang rendah. Sedangkan
pada saat kurs sebesar $1,60, kuantitas poundsterling yang ditawarkan melebihi jumlah yang
diminta. Dengan demikian, berdasarkan Gambar 4.4, titik ekuilibrium kurs adalah $1,55
karena pada tingkat ini kuantitas dan harga atau nilai poundsterling yang diminta sama
dengan yang ditawakan atau dijual.
Sumber: Jeff Madura, 2006:89
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai Tukar
Tingkat ekuilibrium kurs akan berubah dari waktu ke waktu sebagai akibat dari
penawaran dan permintaan yang terus berubah. Faktor-faktor yang mempengaruhi
permintaan dan penawaran sehingga mempengaruhi nilai tukar mata uang adalah sebagai
berikut:
e = f (ΔINF, ΔINT, ΔINC, ΔGC, ΔEXP) (Jeff Madura, 2006: 89)
Keterangan:
e = persentase perubahan nilai tukar mata uang
ΔINF = perubahan tingkat inflasi
ΔINT = perubahan tingkat suku bunga
ΔINC = perubahan tingkat pendapatan
ΔGC = perubahan kebijakan pemerintah
ΔEXP = perubahan ekspektasi di masa mendatang
Tingkat Inflasi
Perubahan tingkat inflasi dapat mempengaruhi aktivitas perdagangan internasional,
yang dapat mempengaruhi permintaan dan pasokan mata uang, sehingga mempengaruhi
harga kurs mata uang tertentu. Negara yang mengalami kenaikan inflasi yang tinggi akan
mempengaruhi nilai kurs mata uang negara tersebut.
Sumber: Jeff Madura, 2006:90
Tingkat Suku Bunga
Perubahan tingkat suku bunga juga dapat mempengaruhi investasi, yang
mempengaruhi permintaan dan penawaran mata uang asing dan oleh karena itu
mempengaruhi nilai tukar mata uang tertentu.
Tingkat Suku Bunga Riil. Meskipun tingkat suku bunga yang relatif tinggi dapat menarik
investor asing untuk berinvestasi dalam sekuritas yang menawarkan return dengan bunga
yang tinggi, tingkat suku bunga yang relatif tinggi juga dapat mencerminkan ekspektasi
inflasi yang relatif tinggi. Karena inflasi yang tinggi dapat menyebabkan tekanan pada mata
uang lokal, beberapa investor asing mungkin kurang tertarik berinvestasi dengan mata uang
tersebut. Untuk alasan ini, akan sangat membantu mempertimbangkan tingkat suku bunga
riil, yang menyesuaikan tingkat bunga nominal dengan tingkat inflasi :
Real Interest Rate = Nominal Interest Rate - Inflation Rate
(Jeff Madura, 2006: 91)
Sumber: Jeff Madura, 2006:91
Tingkat Pendapatan
Faktor ketiga yang mempengaruhi nilai tukar mata uang adalah tingkat pendapatan.
Tingkat pendapatan yang berubah juga dapat mempengaruhi nilai tukar secara tidak
langsung melalui efek pada tingkat suku bunga. Pada saat tingkat pendapatan meningkat dan
tingkat suku bunga tinggi, sebagian besar investor cenderung akan memilih berinvestasi
pada instrument investasi dengan return suku bunga yang menarik seperti obligasi, deposito,
dan sebagainya dibandingkan dengan berivestasi pada mata uang asing, hal ini dapat
menyebabkan investor menjual mata uang asing untuk berinvestasi di instrument lainnya,
berkurangnya permintaan dan dapat mempengaruhi harga atau nilai tukar mata uang
tersebut.
Kebijakan Pemerintah
Faktor keempat yang mempengaruhi nilai tukar mata uang adalah kebijakan
pemerintah. Pemerintah negara-negara asing dapat mempengaruhi kurs ekuilibrium dalam
beberapa hal, seperti (1) menerapkan kebijakan yang mewajibkan transaksi perdagangan dalam
dan luar negeri untuk menggunakan mata uang lokal, (2) pengendalian melalui intervensi
(membeli dan menjual mata uang) di pasar valuta asing, dan (3) mempengaruhi variabel
makroekonomi seperti inflasi, suku bunga, dan sebagainya.
Ekspektasi di Masa Mendatang
Faktor kelima yang mempengaruhi nilai tukar adalah ekspektasi terhadap nilai tukar
suatu mata uang di masa yang akan datang. Seperti pasar keuangan lainnya, pasar valuta
asing bereaksi terhadap berita yang mungkin memiliki efek di masa depan. Berita dari
lonjakan potensi inflasi AS dapat menyebabkan sebagian besar orang menjual dolar,
mengantisipasi penurunan masa depan dalam nilai dolar. Tanggapan ini memberikan
tekanan langsung pada nilai dolar AS. Banyak investor institusional (seperti bank komersial
dan perusahaan asuransi) menetapkan posisi mata uang di awal untuk mengantisipasi
pergerakan kurs dan suku bunga di berbagai negara.
DAFTAR PUSTAKA
Jeff Madura, 2006, International Finance Management 9th edition, United States of America: Thomson South Western Publishing.