bab 8 & 9 pengukuran variabel dan penskalaan
DESCRIPTION
Bab 8 & 9 Pengukuran Variabel Dan PenskalaanTRANSCRIPT
-
PENGUKURAN VARIABEL & PENSKALAAN
Dibuat dalam rangka memenuhi tugas Ringkasan Materi Kuliah Metodologi Penelitian Semester
Genap Tahun Ajaran 2015/2016
OLEH :
KELOMPOK 1
RUDY ERNANDO FEBRYAN
NIM. 125020307111041
CB
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015
-
BAB 8: PENGUKURAN VARIABEL : DEFINISI OPERASIONAL
DAN SKALA
A. Bagaimana Mengukur Variabel Ada dua jenis variable : yang satu bisa diukur secara objektif dan tepat, yang lain lebih
samar-samar dan tidak dapat diukur secara akurat karena sifatnya yang subjektif. Meskipun
isntrumen pengukuran fisik untuk mengukur jenis yang terakhir kurang , terdapat cara-cara
untuk menelusuri perasaan dan persepsi subjektif individu. Salah satu tekniknya adalah
mereduksi ide-ide abstrak, atau konsep seperti motivasi , keterlibatan, kepuasaan, perilaku
pembeli, kegairahan pasar saham dan semacamnya. Dengan kata lain, ide-ide abstrak
diterjemahkan ke dalam karakteristik perilaku yang diamati.
B. Definisi Operasional: Dimensi dan Elemen Operasional mendefinisikan sebuah konsep untuk membuatnya bisa diukur, dilakukan
dengan melihat pada dimensi perilaku, aspek, atau sifat yang ditunjukkan pada konsep.
Mendefinisikan sebuah konsep secara operasional meliputi serangkaian tahap
Elemen Dimensi 1 :Kita dapat menjelaskan seseorang yang digerakkan oleh
pekerjaan. Orang itu akan (1) akan bekerja sepanjang waktu, (2)
enggan untuk tidak masuk kerja, dan (3) tekun, bahkan dalam
menghadapi sejumlah kemunduran. Tipe perilaku tersebut bisa
diukur.
Elemen Dimensi 2 :Tingkat ketidakinginan untuk bersantai dapat diukur dengan
mengajukan pertanyaan seperti (1) berapa sering anda memikirkan
pekerjaan ketika tidak sedang berada di tempat kerja? (2) apa hobi
anda? Dan (3) bagaimana menghabiskan waktu ketika tidak di
tempat kerja?
Elemen Dimensi 3 :Individu dengan motivasi pencapaian tinggi tidak sabar terhadap
orang yang tidak efektif dan enggan bekerja dengan orang lain.
Sedangkan orang bermotivasi pencapaian dalam organisasi
mungkin sangat tinggi dalam kecenderungan perilaku tersebut, tapi
sebaliknya ada juga orang yang tida seperti itu.
Elemen Dimensi 4 :Ukuran seberapa senang orang mencari pekerjaan yang
menentang bisa diperoleh dengan bertanya mengenai jenis
pekerjaan mereka yan dipilih
Elemen Dimensi 5 :Mereka yang menginginkan umpan balik akan mencarinya dari
atasan, rekan kerja, dan bahkan terkadang dari bawahan. Mereka
ingin mengetahui
Apa yang bukan Definisi Operasional
Definisi operasional tidak menjelaskan korelasi konsep. Mendefinisikan sebuah konsep
secra operasional tidak meliputi penguraian alasan, latar belakang, konsekuensi atau
korelasi konsep. Sampai tingkat tertentu, hal tersebut menjelaskan karakteristik yang dapat
-
diamati dalam rangka mengukur konsep. Penting untuk diingat mengoperasikan konsep
secara tidak tepat atau mengacaukannya dengan konsep lain, tidak akan memperoleh
ukuran yang valid. Berarti tidak akan mendapatkan data yang baik dan penelitian akan
menjadi tidak ilmiah.
Tinjauan Definisi Operasional
Definisi operasional adalah adalah perlu untuk mengukur konsep abstrak seperti hal-hal
yang biasanya jatuh ke dalam wilayah subjektif perasaan dan sikap. Variabel yang lebih
obyektif seperti usia atau tingkat pendiidikan cukup mudah diukur melalui pertanyaan
langsung, sederhana dan tidak perlu didefinisikan secara operasional.
C. SKALA Skala adalah suatu instrument atau mekanisme untuk membedakan individu dalam hal
terkait variable minat yang kita pelajari. Skala atau instrument bisa menjadi sesuatu yang
mentah dalam pengertian bahwa hal tersebut hanya akan mengategorikan individu secara
luas pada variable tertentu, atau instrument yang disetel dengan baik yang akan
membedakan individu pada variable dengan kerumitan yang bervariasi.
Ada 4 tipr skala: nominal, ordinal, interval, dan rasio.
Skala Nominal : Merupakan skala yang memungkinkan peneliti untuk menempatkan
subjek pada kategori atau kelompok tertentu. Misalnya terkait dengan
variable gender, responden dapat dibagi ke dalam dua kategori pria dan
wanita. Kode tersebut bisa diberi kode nomor 1 dan 2. Nomor tersebut
berfungsi sebagai label kategori yang sederhanda dan sesuai, tanpa nilai
instrinsik daripada menempatkan responden pada suatu atau dua ketegori
yang tidak sama, atau saling ekslusif.
Skala Ordinal : Tidak hanya mengategorikan variable-variabel untuk menunjukkan
perbedaan di antara berbagai kategori, tapi juga mengurutkannya ke dalam
beberapa cara. Dengan banyaknya variable untuk berbagai kategori yang
digunakan berdasarkan beberapa pilihan, maka digunakanlah skala
ordinal. Skala ordinal membantu peneliti untuk menentukan presentase
responden yang menganggap interaksi dengan orang lain seabagai yang
paling penting, mereka yang menganggap menggunakan sejumlah
keterampilan berbeda sebagai yang terpenting dan seharusnya.
Skala Interval : Skala ini memungkinkan kita melakukan operasi aritmetiks terhadap data
yang dikumpulkan dari responden. Skala interval tidak hanya
mengelompokkan individu menurut kategori tertentu dan menentukan
urutan kelompok, namum juga mengukur besaran perbedaan preferensi
antarindividu.
Skala Rasio : Skala rasio mengatasi kekurangan titik permulaan yang berubah-ubah
pada skala interval, yaitu skala rasio memiliki titik nol absolute yang
merupakan titik pengukuran.
-
BAB 9: PENGUKURAN
PENSKALAAN,KEANDALAN,VALIDITAS
A. SKALA PERINGKAT Skala peringkat dapat dipakai dalam penelitian organisasional
Skala dikotomi
Skala dikotomi digunakan untuk memperoleh jawaban Ya atau Tidak
Skala kategori
Skala kategori menggunakan banyak item untuk mendapatkan respon tunggal
Skala Likert
Skala Likert diidesain untuk menelaah seberapa kuat subjek setuju atau tidak
setuju dengan pernyataan pada skala 5 titik, yaitu (sangat tidak setuju, tidak
setuju,tidak berpendapat, setuju, sangat setuju)
Skala Numerikal
Skala Numerikal mirip dengan skala diferensial semantic, dengan perbedaan
dalam hal nomor pada skala 5 titik atau 7 titik disediakan, dengan kata sifat
berkutub dua pada ujung keduanya.
Skala diferensial semantic
Beberapa atribut dua kutub diidentifikasikan pada skala ekstrem, dan responden
diminta untuk mrnunjukkan skala mereka pada hal yang bisa disebut sebagai
jarak semantic terhadap individu ,objek ayau kejadian tertentu pada masing-
masing atribut
Skala peringkat terperinci
Pada skala peringkat terperinci skala pada titik 5 atau 7 titik dengan titik
panduan atau jangkar sesuai keperluan,disediakan untuk tiap item dan
responden menyatakan nomor yang tetap disebelah masing-masing item.
Skala peringkat jumlah konstan atau tetap
Responden diminta untuk mendistribusikan sejumlah poin yang diberikan ke
berbagai item.
Skala staple
Skala staple secara simultan mengukur arah dan intensitas sikap terhadap item
yang dipelajari
Skala peringkat grafik
Gambaran grafis membantu responden untuk menunjukkan pada skala peringkat
grafik jawaban mereka untuk pertanyaan tertentu dengan menempatkan tanda
pada titik yang tepat pada garis
Skala consensus
Skala ini berdasarkan consensus, di mana panel juri memilih item tertentu,
mengukur konsep yang menurut mereka relevan.
-
B. SKALA RANKING Digunakan untuk mengungkapkan preferensi antara dua atau lebih objek atau
item(bersifat ordinal). Tapi ranking semacam itu, tidak member petunjuk yang pasti
mengenai jawaban yang dicari. Metode alterative yang bisa digunakan adalah
perbandingan berpasangan, pilihan yang diharuskan, dan skala komparatif.
Perbandingan berpasangan: Digunakan ketika di antara sejumlah kecil objek,
responden, diminta untuk memilih antara dua objek pada satu waktu. Hal itu membantu
untuk menilai preferensi. Perbandingan berpasangan merupakan metode yang baik
digunakan jika jumlah stimulus yang diberikan sedikit.
Pilihan yang diharuskan: Memungkinkan responden untuk meranking objek secara
relative satu sama lain diantara alternative yang disediakan.
C. KETEPATAN PENGUKURAN Penting untuk diketahui bahwa instrument yang kita buat untuk mengukur konsep
tertentu benar-benar secara akurat mengukur variable, dan bahwa kenyataannya, kita
benar-benar mengukur konsep yang ingin kita ukur. Penggunaan instrument yang yang
lebih baik akan memastikan akurasi yang lebih tinggi dalam hasil, dengan cara tertentu
kita perlu mengukur atau menilai ketepatan dari ukuran yang dibuat.
Analisis Item: dilakukan untuk melihat apakah item dalam instrument memang sudah
seharusnya berada dalam instrument atau tidak. Tipe item diuji kemampuannya untuk
membedakan anatara subjek yang total skornya tinggi dan yang rendah. Dalam analisis
item, mean diuji untuk mennetukan perbedaan signifikan melalui nilai-t.
D. KEANDALAN Meruapkan suatu pengukuran yang menunjukkan sejauh mana pengukuran tersebut
tanpa bias(bebas kesalahan).
Stabilitas Pengukuran: Kemampuan suatu pengukuran untuk tetap sama sepanjang
waktu, meskipun terdapat kondisi pengujian yang tidak dapat dikontrol. Dua uji
stabilitas adalah keandalan tes ulang dan keandalan bentuk parallel.
Keandalan Tes ulang: Koefisien yang diperoleh dengan pengulangan ukuran
yang sama pada kesempatan kedua disebut keandalan tes ulang. Yaitu jika
sebuah kuisioner mengandung sejumlah item yang diandaikan mengukur
suatu konsep diberikan kepada sekumpulan responden saat ini, dan lagi
kepada responden yang sama, setelah beberapa minggu berlalu apakah skor
yang diperoleh dua waktu yang berbeda memiliki korelasi. Semakin baik
koefisien tersebut, semakin baik keandalan tes ulang dan konsekuensinya.
Keandalan bentuk Paralel: Bila respon terhadap dua tes serupa yang
mengungkapkan ide yang sama menunjukkan korelasi tinggi, maka kita
memperoleh keandalan bentuk parallel
Konsistensi Internal Ukuran: Merupakan indikasi homogenitas item dalam
ukuran yang mengungkap ide. Konsistensi dapat diuji melalui keandalan
antar-item dan diuji keandalan belah dua.
-
Keandalan konsistensi antar-item: Merupakan pengujian konsistemsi
jawaban responden atas semua item yang diukur. Sampai tingkat mana item-
item merupakan ukuran bebas dari konsep yang sama, mereka akan
berkorelasi satu sama lain.
Keandalan belah-dua: Mencerminkan korelasi antara dua bagian instrument.
Estimasi akan berbeda-beda tergantung pada bagaimana item dalam
pengukuran dibelah ke dalam dua bagian. Keandalan belah dua bisa lebih
tinggi daripada Cornbac hanya dalam keadaan di mana terdapat lebih adri satu
dimensi respon yang mendasar yang diungkap oleh pengukur.
E. VALIDITAS Validitas dalam hal ini adalah validitas dari instrument pengukuran. Ada beberapa jenis
uji validitas yang digunakan untuk menguji ketepatan ukuran dan penulis menggunakan
istilah yang berbeda untuk menunjukkannya. Uji validitas ini dikelompokkan dalam
tiga bagian, yaitu
1) Validitas Isi
Memastikan bahwa pengukuran memasukkan sekumpulan item yang memadai
dan mewakili yang mengungkap konesp. Validitas isi merupakan fungsi
seberapa baik dimensi dan elemen sebuah konsep yang telah digambarkan.
Validitas isi menunjukkan bahwa item-item yang dimaksudkkan untuk
mengukur sebuah konsep, memberikan kesan mampu mengungkap konsep yang
hendak diukur. Beberapa peneliti tidak merasa tidak tepat waktu
memberlakukan validitas muka sebagai kompenen yang valid dari validitas isi.
2) Validitas Berdasar kriteria
Validitas berdasar kriteria terpenuhi jika pengukuran membedakan individu
menurut suatu kriteria yang diharapkan diprediksi. Hal tersebut bisa dilakukan
dengan menghasilkan validitas konkuren atau validitas prediktif. Validitas
konkuren dihasilkan jika skala membedakan individu yang diketahui berbeda,
yaitu, mereka harus menghasilkan skor yang berbeda pada instrument. Validitas
prediktif menunjukkan kemampuan instrument pengukuran untuk membedakan
orang dengan referensi pada suatu kriteria di masa depan.
3) Validitas Konsep
Menunjukkan seberap baik hasil yang diperoleh dari penggunaan ukuran yang
cocok dengan teori yang mendasari desain tes. Hal ini dapat diukur dengan
validitas konvergen dan validitas diskriminan. Validitas konvergen terpenuhi
jika skor yang diperoleh dengan dua instrument berbeda yang mengukur konsep
yang sama menunjukkan korelasi tinggi. Validitas diskriminan terpenuhi jika,
berdasarkan teori, dua variable diprediksi tidak berkorelasi, dan skor yang
diperoleh dengan mengukurnya benar-benar secara empiris membuktikan hal
tersebut.