bab 6 - web view4.6menyajikan hasil analisis fungsi dan peran ... yang memberi manfaat lebih dari...

39
PENERIM BELANJA HEMAT AZAS PENYUSUNAN PENGARUH APBN/APBD KEUANGAN NEGARA SUMBER PENERIMAA N KOMPONEN MANDIRI FUNGSI PENGERTIA N DAERAH HIBAH PUSAT MEKANISNE PENYUSUNAN TUJUAN PREOR SESUA BAB 6 APBN dan APBD dalam Pembangunan Kompetensi Dasar 3.6 Menganalisis APBN dan APBD dalam pembangunan ekonomi 4.6 Menyajikan hasil analisis fungsi dan peran APBN dan APBD dalam pembangunan ekonomi Tujuan Pembelajaran - Setelah mempelajari bab ini anda diharapkan dapat: - Mendeskripsikan pengertian APBN - Mendeskripsikan fungsi dan tujuan APBN - Sumber-sumber penerimaan APBN - Menyebutkan jenis-jenis pengeluaran negara - Mendeskripsikan mekanisme penyusunan APBN - Mendeskripsikan pengaruh APBN terhadap perekonomian - Mendeskripsikan pengertian APBD - Mendeskripsikan fungsi dan tujuan APBD - Sumber-sumber penerimaan APBD - Menyebutkan jenis-jenis pengeluaran daerah - Mendeskripsikan mekanisme penyusunan APBD - Mendeskripsikan pengaruh APBD terhadap perekonomian - Mendeskripsikan peran APBN dan APBD dalam pembangunan Peta konsep meliputi 1

Upload: dangthuy

Post on 30-Jan-2018

232 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

PENERIMAAN D N

BELANJA

HEMAT

AZAS PENYUSUNAN

PENGARUH

APBN/APBD

KEUANGAN NEGARA

SUMBER PENERIMAAN

KOMPONEN

MANDIRI

FUNGSI

PENGERTIAN

DAERAHHIBAH PUSAT

MEKANISNE PENYUSUNAN

TUJUAN PREORITAS

SESUAI UU

BAB 6

APBN dan APBD dalam Pembangunan

Kompetensi Dasar

3.6 Menganalisis APBN dan APBD dalam pembangunan ekonomi4.6 Menyajikan hasil analisis fungsi dan peran APBN dan APBD dalam pembangunan

ekonomi

Tujuan Pembelajaran

- Setelah mempelajari bab ini anda diharapkan dapat:

- Mendeskripsikan pengertian APBN

- Mendeskripsikan fungsi dan tujuan APBN

- Sumber-sumber penerimaan APBN

- Menyebutkan jenis-jenis pengeluaran negara

- Mendeskripsikan mekanisme penyusunan APBN

- Mendeskripsikan pengaruh APBN terhadap perekonomian

- Mendeskripsikan pengertian APBD

- Mendeskripsikan fungsi dan tujuan APBD

- Sumber-sumber penerimaan APBD

- Menyebutkan jenis-jenis pengeluaran daerah

- Mendeskripsikan mekanisme penyusunan APBD

- Mendeskripsikan pengaruh APBD terhadap perekonomian

- Mendeskripsikan peran APBN dan APBD dalam pembangunan

Peta konsep

meliputi

1

Kata kunci

APBN Komponen APBN/APBD Kebijakan AnggaranAPBD DAU Tujuan APBNFungsi APBN/APBD DAK Azas penyusunan APBNPengaruh APBN terhadap pembangunan

Mekanisme penyusunan APBN/APBD

PENDAHULUAN

Gambar 6.1

Sebelum melaksanakan kegiatan pemerintahan tahun yang akan

datang, Presiden sebagai kepala pemerintahan menyampaikan rancangan

anggaran pendapatan dan belanja negara(RAPBN) dihadapan rapat DPR. Dalam

RAPBN disampaikan maksud, arah, tujuan, azas anggaran pendapatan maupun

anggaran belanja dalam tahun yang dimaksud. Bilamana RAPBN sudah dibahas

oleh DPR selanjutnya disetujui disebut APBN, dengan demikian pemerintah

sudah dapat melaksanakan kegiatannya dengan acuan APBN dan diawasi

pelaksanaannya oleh DPR sesuai kesepakatan bersama. Selanjutnya arah dan

tujuan kegiatan pemerintah untuk pembangunan ekonomi dan juga

pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun tersebut yang pada gilirannya akan

mensejahterakan rakyat.

Berdasarkan gambar dan ilustrasi diatas, apa saja yang terpikiran

oleh anda? Buatlah pertanyaan-pertanyaan berdasarkan penafsirannya dan

jawablah pertanyaan tersebut. Setelah anda menemukan jawabannya cobalah

simpulkan dan selanjutnya jika ingin mengetahui jawaban lebih banyak bacalah

pengembangan konsep berikut

PENGEMBANGAN KONSEP

Pemerintah memegang peranan penting dalam mengatur,

menstabilkan, dan mengembangkan kegiatan ekonomi masyarakat. Untuk itu,

pemerintah memerlukan biaya yang sangat besar dalam rangka melaksanakan

tugas-tugas dan fungsinya yang banyak itu. Pemerintah harus dapat menggali

sumber dana dan menentukan penggunaan dana yang diperoleh untuk dapat

2

Gambar suasana sidang DPR, presiden menyampaikan RAPBN 2014Keterangan Presiden SBY sedang menyampaikan RAPBN 2014 dihadapan Anggota DPR

memaksimalkan pelaksanaan tugas-tugas dan fungsi yang diembannnya. Sumber

dana serta penggunaan dana inilah yang dipelajari dalam keuangan negara /

daerah sebagaimana dituangkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

(APBN) ataupun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

A. ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA (APBN)

Anggaran pendapatan dan belanja negara disusun setiap tahun sebagai

pedoman bagi pemerintah dalam menjalankan roda pemerintahan, dengan

demikian pendapatan maupun belanja negara dapat direalisasikan pada tahun

anggaran yang bersangkutan.

1. Pengertian APBN

Istilah APBN yang digunakan di Indonesia secara formal mengacu pada

anggaran pendapatan dan belanja pemerintah pusat, Keberadaan APBN

merupakan hal yang diamanatkan dalam UUD 1945 Pasal 23 Ayat (1) tentang

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagaimana ditetapkan setiap

tahun. Hal ini kemudian diperjelas melalui Undang-undang Nomor 23 Tahun 2013

tentang Keuangan Negara.

Anda telah mengetahui kepanjangan APBN adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara sesuai dengan kepanjangan tersebut dapat di tarik kesimpulan bahwa APBN adalah

suatu daftar yang secara sistematis dan terinci memuat sumber-sumber penerimaan dan

alokasi pengeluaran negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya 1 tahun) untuk

membiayai kegiatan-kegiatan pemerintah . Periode penyusunan dan pelaksanaan APBN di

Indonesia di mulai dari 1 Januari sampai dengan 31 Desember tahun yang sama, yang

selanjutnya dikenal dengan sebutan tahun anggaran.

2. Fungsi APBN

Anggaran adalah alat akuntabilitas, manajemen, dan kebijakan ekonomi.

Sebagai instrumen kebijakan ekonomi,anggaran berfungsi untuk mewujudkan

pertumbuhan dan stabilitas perekonomian serta pemerataan pendapatan dalam

rangka mencapai tujuan bernegara. Sebagai realisasi pelaksana pembangunan jangka

pendek ( satu tahun ), pemerintah pusat menetapkan APBN yang mempunyai fungsi

sebagai berikut:

a. Fungsi Otorisasi. Fungsi ini mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi

dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang

bersangkutan.

3

b. Fungsi Perencanaan. Fungsi ini mengandung arti bahwa anggaran negara

menjadi pedoman bagi manajemen dalam merencanakan kegiatan pada

tahun yang bersangkutan.

c. Fungsi Pengawasan. Anggaran negara menjadi pedoman untuk menilai

apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintahan negara sesuai dengan

ketentuan yang telah ditetapkan.

d. Fungsi alokasi. Di dalam APBN dijelaskan bahwa sumber pendapatan dan

pendistribusiannya. Pendapatan yang paling besar dari pemerintah berasal dari pajak.

Penghasilan dari pajak yang diterima dapat dialokasikan ke berbagai sektor

pembangunan. Dengan pedoman APBN, pendapatan yang diterima yang bersumber dari

pajak dapat digunakan untuk membangun sarana-sarana umum seperti jembatan, jalan,

taman umum dan pengeluaran lainnya yang bersifat umum.

e. Fungsi distribusi. Penggunaan pajak yang ditarik dari masyarakat dan masuk menjadi

pendapatan pada APBN tidak selalu harus diartikan untuk kepentingan umum. Tetapi

dapat juga didistribusikan dalam bentuk dana subsidi, Bantuan Langsung Tunai

(BLT),Bantuan Operasional Siswa (BOS) dan dana pensiun. Pengeluaran pemerintah

semacam ini disebut transfer payment. Transfer payment dapat membatalkan

pembiayaan ke salah satu sektor, kemudian dipindahkan ke sektor yang lain yang

berkaitan dengan tranfer payment.Fungsi inilah yang disebut fungsi distrbusi

pendapatan atau pemerataan.

f. Fungsi stabilisasi. APBN berfungsi sebagai pedoman agar pendapatan dan pengeluaran

keuangan Negara teratur sesuai dengan yang telah ditetapkan. Dengan demikian, akan

mempermudah pencapaian berbagai sasaran yang telah ditetapkan. Dengan penetapan

APBN sesuai alokasi yang ditentukan akan menjaga kestabilan arus uang dan barang

sehingga dapat menghindari terjadinya inflasi.

3. Tujuan APBN.

Pada UUD 1945 pasal 23 ayat 1 menyatakan Anggaran pendapatan dan belanja negara

sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara ditetapkan setiap tahun dengan undang-

undang dan dilaksanakan secara terbuka dan tanggung jawab untuk sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat. Jadi tujuan APBN adalah sebagai pedoman penerimaan dan

pengeluaran negara agar terjadi keseimbangan yang dinamis dalam

melaksanakan kegiatan kenegaraan untuk meningkatkan produksi dan

kesempatan kerja, dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan

kemakmuran bagi masyarakat. APBN harus dijadikan landasan untuk

4

mengendalikan pengeluaran pemerintah dan disaat yang bersamaan menjadi

target bagi pencapaian penerimaan negara. Pada akhirnya, semua itu ditujukan untuk

tercapainya masyarakat adil dan makmur, baik material maupun spiritual bedasarkan

Pancasila dan UUD 1945.

4. Sumber-sumber penerimaan APBN

Penerimaan negara terdiri dari penerimaan dalan negeri dan hibah.

Berikut adalah penjelasan lebih lanjut dari masing-masing pos penerimaan

tersebut

Penerimaan Dalam Negeri.

Penerimaan Dalam Negeri. Penerimaan APBN diperoleh dari berbagai sumber. Secara

umum, penerimaan negara dapat dibedakan menjadi dua sumber

1) Penerimaan pajak meliputi :

a. Pajak Penghasilan (PPh).

b. Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

c. Pajak Bumi dan Bangunan(PBB).

d. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) & Cukai.

e. Pajak lainnya seperti Pajak Perdagangan (bea masuk dan pajak/pungutan

ekspor)

2) Penerimaan negara bukan pajak (PNBP) terdiri dari:

a. Penerimaan dari sumber daya alam.

b. Setoran laba Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

c. Penerimaan bukan pajak lainnya.

Gambar 6.2

Penting pula untuk diperhatikan adalah dalam hal mengatur administrasi penerimaan

negara. Departemen atau lembaga tidak boleh lagi menggunakan penerimaan yang

diperolehnya secara langsung untuk memenuhi kebutuhan pengeluarannya. Semua

penerimaan harus disetor ke kas negara baru kemudian dialokasikan ke masing-masing

departemen atau lembaga

Hibah. Penerimaan hibah adalah semua penerimaan negara yang berasal dari

sumbangan swasta dalam negeri, dan sumbangan lembaga swasta dan pemerintah

5

Gambar suasana pembayaran PBB di salah satu bankKeterangan Pembayaran pajak adalah satu sumber penerimaan dalam APBN

luar negeri, termasuk lembaga internasional. Penerimaan hibah ini tidak perlu

dikembalikan. Hibah meliputi pemberian untuk proyek khusus dan untuk mendukung

anggaran secara umum. Hibah dalam bentuk peralatan, barang, dan bantuan teknis,

biasanya tidak dimasukkan dalam anggaran, tetapi dicatat dalam item memorandum

5. Pengeluaran/Belanja Negara

Pengeluaran negara adalah semua pengeluaran negara untuk membiayai tugas-tugas

umum pemerintah dan pembangunan. Pengeluaran atau belanja negara adalah semua

pengeluaran negara untuk membiayai belanja pemerintah pusat dan pelaksanaan

perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah.Belanja negara sangat

berperan penting dalam usaha mencapai kesejahteraan rakyat. Sudah seharusnya rakyat

mengawasi belanja negara dalam penyelenggaraan tugas pemerintah agar dapat digunakan

secara optimal untuk melayani rakyat dalam usaha mewujudkan masyarakat yang makmur

dan sejahtera sesuai yang diamanatkan oleh UUD 1945. Untuk mengawasi belanja negara,

maka masyarakat juga perlu tahu apa saja jenis-jenis belanja negara yang berasal dari uang

mereka sendiri yang dipungut oleh pemerintah melalui berbagai cara yang ditentukan oleh

Undang-undang dan peraturan-peraturan. Pasal 11 Undang-undang Nomor 23 tahun 2013

tentang Keuangan Negara menetapkan klasifikasi jenis belanja negara terdiri dari Belanja

Pegawai, Belanja Modal, Belanja Barang, Subsidi, Bantuan Sosial, Bunga, Hibah, Belanja

Iain-Iain dan Belanja Daerah. Penjelasan mengenai jenis-jenis belanja tersebut adalah

sebagai berikut:

Belanja Pegawai

Pengeluaran yang merupakan kompensasi terhadap pegawai baik dalam bentuk uang

atau barang, yang harus dibayarkan kepada pegawai pemerintah di dalam maupun di

luar negeri baik kepada pejabat negara, Pegawai Negeri Sipil dan pegawai yang

dipekerjakan oleh pemerintah yang belum berstatus PNS sebagai imbalan atas

pekerjaan yang telah dilaksanakan, kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan

pembentukan modal.

Belanja Modal

Pengeluaran anggaran yang digunakan, dalam rangka memperoleh atau menambah aset

tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi serta

melebihi batasan minimal kapitalisasi aset tetap atau aset lainnya yang ditetapkan

pemerintah. Aset Tetap tersebut dipergunakan untuk operasional kegiatan sehari-hari

suatu satuan kerja bukan untuk dijual.

6

Gambar 6.3

Belanja Barang

Pengeluaran untuk menampung pembelian barang dan jasa yang habis pakai untuk

memproduksi barang dan jasa yang dipasarkan maupun yang tidak dipasarkan serta

pengadaan barang yang dimaksudkan untuk diserahkan atau dijual kepada masyarakat

dan belanja perjalanan. Belanja ini terdiri dari belanja barang dan jasa, belanja

pemeliharaan dan belanja perjalanan dinas.

Subsidi

Subsidi merupakan bentuk pengeluaran pemerintah yang mengakibatkan kenaikan daya

beli masyarakat. Peningkatan daya beli bisa terjadi melalui dua hal: (i) harga barang/jasa

yang dibayar masyarakat lebih rendah dari yang seharusnya; dan (ii) penghasilan

masyarakat meningkat karena tidak perlu mengeluarkan uang untuk memperoleh suatu

barang/jasa. Sebagai contoh, pemberian subsidi pada Pertamina dimaksudkan agar

harga jual bahan bakar minyak (BBM) pada masyarakat lebih rendah dari biaya

pengadaannya, sehingga sebagian dari penghasilan masyarakat yang seharusnya dipakai

untuk membayar konsumsi BBM dapat dipakai untuk keperluan lain. Oleh karena sifat

subsidi yang meningkatkan daya beli masyarakat atau seolah-olah menambah

penghasilan, maka subsidi sering disebut sebagai pajak negatif. Pengeluaran untuk

subsidi selalu terkait dengan kebijakan stabilisasi ekonomi yang ditempuh melalui

pengendalian harga barang-barang yang banyak dikonsumsi masyarakat atau dianggap

merupakan hajat hidup orang banyak. Bentuk-bentuk subsidi tersebut antara lain adalah

(i) subsidi tarif listrik; (ii) subsidi BBM; (iii) subsidi pupuk; (iv) subsidi harga benih; (v)

subsidi pengadaan pangan pada Badan Urusan Logistik (BULOG); (vi) subsidi bunga pada

kredit program, dan lain-lain.

Bantuan Sosial

Transfer uang atau barang yang diberikan kepada masyarakat guna melindungi dari

kemungkinan terjadinya resiko sosial. Bantuan sosial dapat langsung diberikan kepada

anggota masyarakat dan/atau lembaga kemasyarakatan termasuk didalamnya bantuan

untuk lembaga non pemerintah bidang pendidikan dan keagamaan. Pengeluaran ini

7

Gambar pembuatan jembatan di jalan rayaKeterangan pembuatan jembatan , sarana dan prasarana umum

merupakan salah satu pengeluaran dari APBN

dalam bentuk uang/ barang atau jasa kepada masyarakat yang bertujuan untuk

peningkatan kesejahteraan masyarakat, bersifat tidak terus menerus dan selektif.

GAMBAR 6.4

Pembayaran Bunga Utang

Pengeluaran pemerintah untuk pembayaran bunga (interest) yang dilakukan atas

kewajiban penggunaan pokok utang (principal outstanding) baik utang dalam maupun

luar negeri yang dihitung berdasarkan posisi pinjaman jangka pendek atau jangka

panjang. Jenis belanja ini khusus digunakan dalam kegiatan dari Bagian Anggaran

Pembiayaan dan Perhitungan.

Belanja Daerah (Transfer Ke Daerah

Bagian belanja pemerintah pusat berupa pembagian dana APBN kepada pemerintah

daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah yang besarnya berdasarkan

perhitungan-perhitungan berdasarkan kriteria-kriteria yang ditetapkan dengan Undang-

undang dan peraturan-peraturan. Belanja daerah terbagi atas dua kelompok besar yaitu

Dana Perimbangan, merupakan Pengeluaran/alokasi anggaran untuk pemerintah daerah

berupa dana bagi hasil, dana alokasi umum dan dana alokasi khusus yang ditujukan

untuk keperluan pemerintah daerah, dan Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian,

merupakan Pengeluaran/alokasi anggaran untuk pemerintah daerah berupa dana

otonomi khusus dan dana penyesuaian yang ditujukan untuk keperluan pemerintah

daerah

Hibah

Pengeluaran pemerintah berupa transfer dalam bentuk uang, barang atau jasa, bersifat

tidak wajib yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya dan tidak mengikat

serta tidak terus menerus kepada pemerintahan negara lain, pemerintah daerah,

masyarakat dan organisasi kemayarakatan serta organisasi intemasional.

Belanja Lain-lain

Pengeluaran/belanja pemerintah pusat yang sifat pengeluarannya tidak dapat

diklasifikasikan ke dalam pos-pos pengeluaran diatas.Pengeluaran ini bersifat tidak biasa

dan tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana alam, bencana sosial

8

Gambar bencana meletusnya gunung sinabung di Karo Keterangan Bantuan sosial diberikan kepadaSetelah

mempelajari bab ini anda diharapkan dapat:

Mendeskripsikan pengertian APBN

dan pengeluaran tidak terduga lainnya yang sangat diperlukan dalam rangka

penyelenggaraan kewenangan pemerintah

PERAGA 6.1 Format APBN

Format lama Format baru

TABEL 6.2 APBNP 2016 dan RAPBN 2017 (triliun rupiah)

URAIAN APBNP 2016 RAPBN 2017A. PENDAPATAN NEGARA

I. PENDAPATAN DALAM NEGERI1. Penerimaan Perpajakan2. Penerimaan Negara bukan Pajak

II. PENERIMAAN HIBAH

B, BELANJA NEGARAI. BELANJA PEMERINTAH PUSAT

1. Belanja Kementrian Negara/Lembaga2. Belanja non kementrian Negara/Lembaga

II. TRANFER KE DAERAH DAN DANA DESA1. Tranfer ke daerah2. Dana Desa

C. KESEIMBANGAN PRIMERD. SURPLUS/DEFISIT ANGGARAN (A-B) % SURPLUS/DEFISIT TERHADAP PDB

E. PEMBIAYAAN ANGGARAN(I+II+III+IV+V)I. PEMBIAYAAN UTANGII. PEMBIAYAAN INVESTASIIII. PEMBIAYAAN PINJAMANIV. KEWAJIBAN PENJAMINANV. PEMBIAYAAN PENJAMINAN

1,786.225,01.784.249,91.539.166,2

245.083,61.975,2

2.082.948,91.306.696,0

767.809,9538.886,1776.252,9729.270,8

46.982,1

(105.505,6)(296.723,9)

(2,35)

296.723,9371.562.6(93.984,8)

461,7(651,7)

19.336,1

1.737.629,41.736.256,71.495.893,8

240.362,91.372,7

2.070.465,91.310.439,3

758.378,0552.061,3760.026,7700.026,7

60.000,0

(111.431,4)(332.836,6)

(2,41)

332.836,6389.009,3(49.138,9)

(6.409,7)(924,1)

300,0Sumber: Kementrian keuangan

9

Format I-accountA. Pendapatan Negara dan Hibah I. Penerimaan Dalam Negeri 1. Penerimaan Perpajakan 2. P N B P II. HibahB. Belanja Negara I. Belanja Pemerintah Pusat 1. Belanja Pegawai 2. Belanja Barang 3. Belanja Modal 4. Pembayaran Bunga Utang 5. Subsidi 6. Belanja Hibah 7. Bantuan Sosial 8. Belanja lain-lain II. Transfer ke Daerah 1. Dana Perimbangan 2. Dana Otonomi Khusus dan

PenyusuaianC. Keseimbangan PrimerD. Surplus / Devisit PembayaranE. Pembiayaan

Format T-account Penerimaan Negara Belanja Negara

A. Penerimaan Dalam Negeri1.Penerimaan Migas

- Minyak Bumi- Gas Alam

2.Penerimaan Bukan Migas- PPh- PPn- Bea Masuk- Cukai- Pajak ekspor- PBB dan BPHTB- Pajak lainnya- PNBP

B. Penerimaan Pembangunan1.Pinjaman Program2.Pinjaman Proyek

A. Belanja Rutin1. Belanja Ppegawai2. Belanja Barang3. Belanja rutin daerah4. Bunga dan cicilan

hutang5. Pengeluaran rutin

lainnya

B. Belanja Pembangunan1. Pembangunan rupiah2. Pembangunan Proyek

Total Total

MEKANISME PENYUSUNAN APBN

Penyusunan dan penetapan APBN dalam UU No. 23 Tahun 2013 meliputi penegasan tujuan

dan fungsi penganggaran pemerintah, penegasan peran DPR/DPRD dan pemerintah dalam

proses penyusunan dan penetapan anggaran, pengintegrasian sistem akuntabilitas kinerja

dalam sistem penganggaran, penyempurnaan klasifikasi anggaran, penyatuan anggaran,

dan penggunaan kerangka pengeluaran jangka menengah dalam penyusunan anggaran.

Ketentuan umum penyusunan APBN (Pasal 35):

1) APBN disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan negara dan

kemampuan dalam menghimpun pendapatan negara.

2) Penyusunan Rancangan APBN berpedoman kepada rencana kerja Pemerintah dalam

rangka mewujudkan tercapainya tujuan bernegara.

3) Dalam hal anggaran diperkirakan defisit,ditetapkan sumber-sumber pembiayaan untuk

menutup defisit tersebut dalam Undang-undang tentang APBN.

4) Dalam hal anggaran diperkirakan surplus,Pemerintah Pusat dapat mengajukan rencana

penggunaan surplus anggaran kepada Dewan Perwakilan Rakyat.

Azas penyusunan APBN

APBN disusun dengan berdasarkan azas-azas:

1) Kemandirian, yaitu meningkatkan sumber penerimaan dalam negeri sehingga pinjaman

luar negeri hanya sebagai pelengkap.

2) Penghematan atau peningkatan efesiensi dan produktivitas.

3) Penajaman prioritas pembangunan, pengeluaran/belanja dalam APBN mengutamakan

pembangunan di sektor yang lebih bermanfaat

4) Menitik beratkan pada azas-azas dan undang-undang negara

Gambar 4.4

Prinsip penyusunan APBN

Prinsip penyusunan APBN berdasarkan aspek penerimaan dan aspek pengeluaran ada tiga yaitu

10

Gambar anggota DPR sedang mengikuti sidang nota keuangan 2014 dan RAPBN 2014 oleh

Aspek penerimaan Aspek pengeluaran Intensifikasi penerimaan anggaran

dalam jumlah dan kecepatan penyetoran.

Intensifikasi penagihan dan pemungutan piutang negara.

Penuntutan ganti rugi atas kerugian yang diderita oleh negara dan penuntutan denda.

Hemat, efisien, dan sesuai dengan kebutuhan.

Terarah, terkendali, sesuai dengan rencana program atau kegiatan.

Semaksimal mungkin menggunakan hasil produksi dalam negeri dengan memperhatikan kemampuan atau potensi nasional

Mekanisme Penyusuna APBN

1) Tahap pendahuluan

Pemerintah Pusat menyampaikan pokok-pokok kebijakan fiskal dan kerangka

ekonomi makro tahun anggaran berikutnya kepada Dewan Perwakilan Rakyat

selambat-lambatnya bulan Mei tahun berjalan.Pemerintah Pusat dan Dewan Perwakilan

Rakyat membahas kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal yang

diajukan oleh Pemerintah Pusat dalam pembicaraan pendahuluan rancangan APBN

tahun anggaran berikutnya.Berdasarkan kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok

kebijakan fiskal, Pemerintah Pusat bersama Dewan Perwakilan Rakyat membahas

kebijakan umum dan prioritas anggaran untuk dijadikan acuan bagi setiap kementerian

negara/lembaga dalam penyusunan usulan anggaran, kemudian hasil pembahasan

rencana kerja dalam anggaran disampaikan kepada Menteri Keuangan sebagai bahan

penyusunan rancangan undang-undang tentang APBN tahun berikutnya.

2) Tahap pengajuan, pembahasan, dan penetapan APBN.

Tahapan dimulai dengan pidato presiden sebagai pengantar RUU APBN dan Nota

Keuangan. Selanjutnya akan dilakukan pembahasan baik antara Menteri Keuangan dan

Panitia Anggaran DPR,maupun antara komisi-komisi dengan departemen/lembaga

terkait.Hasil pembahasan ini adalah UU APBN, yang di dalamnya memuat satuan

anggaran sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari undang-undang tersebut. Satuan

anggaran adalah dokumen anggaran yang menetapkan alokasi dana per departemen

atau lembaga, sektor, subsektor, program dan proyek atau kegiatan. Untuk membiayai

tugas umum pemerintah dan pembangunan, departemen atau lembaga mengajukan

Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian atau Lembaga kepada Departemen Keuangan

dan Bappenas untuk kemudian dibahas menjadi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran .

Dalam pelaksanaan APBN dibuat petunjuk berupa keputusan presiden (kepres) sebagai

11

Pedoman Pelaksanaan APBN. Dalam melaksanakan pembayaran, kepala

kantor/pemimpin proyek di masing masing kementerian dan lembaga mengajukan Surat

Permintaan Pembayaran kepada Kantor Wilayah Perbendaharaan Negara

3) Tahap pengawasan APBN.

Fungsi pengawasan terhadap pelaksanaan APBN dilakukan oleh pengawas fungsional

baik eksternal maupun internal pemerintah. Pengawasan internal adalah pengawasan

yang dilakukan oleh suatu unit pengawas yang merupakan bagian dari organisasi yang

diperiksa, hubungan antara aparat pengawasan dengan pihak yang diawasi adalah

keduanya berada dalam satu unit organisasi yang sama. Sedangkan pengawasan

eksternal adalah pengawasan yang dilakukan oleh badan atau orang yang berasal dari

unit organisasi lain selain unit organisasi yang diperiksa. Hubungan antara aparat

pengawasan dengan pihak yang diawasi adalah keduanya tidak berbeda dalam satu unit

organisasi yang sama.Sebelum tahun anggaran berakhir sekitar bulan November,

pemerintah dalam hal ini Menteri Keuangan membuat laporan pertanggungjawaban

pelaksanaan APBN dan melaporkannya dalam bentuk Rancangan Perhitungan Anggaran

Negara (RUU PAN), yang paling lambat lima belas bulan setelah berakhirnya

pelaksanaan APBN tahun anggaran bersangkutan. Laporan ini disusun atas dasar

realisasi yang telah diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Apabila hasil

pemeriksaan perhitungan dan pertanggungjawaban pelaksanaan yang dituangkan dalam

RUU PAN disetujui oleh BPK, maka RUU PAN tersebut diajukan ke DPR guna mendapat

pengesahan oleh DPR menjadi UU Perhitungan Anggaran Negara (UU PAN) tahun

anggaran berkenaan.

Peraga 6.2 Mekanisme penyusunan APBN

Penyusunan APBN pun harus mempertimbangkan beberapa asumsi dasar yang

sangat mungkin mempengaruhinya (lihat Tabel 4.2). Asumsi yang tidak tepat dapat

mengakibatkan pencapaian target penerimaan dan target pengeluaran dalam APBN sulit

dilaksanakan. Sebagai contoh, pemerintah sudah mentargetkan penerimaan dari minyak

12

dan gas, di mana target menerimaan ini dibuat berdasarkan asumsi harga minyak dunia .

Target ini tentu sulit dicapai jika di masa mendatang ternyata harga minyak dunia

menunjukkan tren menurun . Tabel 6.3 memperlihatkan asumsi dasar dalam penyusunan

APBN

TABEL 6.3 ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DALAM PENYUSUNAN APBN

Indikator 2016 2017APBN RAPBN

1. Pertumbuhan ekonomi (%)2. Inflasi (%)3. Nilai tukar rupiah (Rp/USD)4. Suku bunga SPN 3 bulan rata-rata (%)5. Harga minyak (USD/barel)6. Lifting minyak (ribu barel perhari)7. Lifting Gas (ribu barel setara minyak)

5,34,7

13.9005,550

8301.155

5,34,0

13.3005,345

7801.150

Sumber: Kementrian Keuangan

PENGARUH APBN TERHADAP PEREKONOMIAN

APBN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perekonomian secara agregat.

Ini disebabkan karena setiap perubahan yang terjadi pada variabel-variabel ekonomi makro

akan berpengaruh besaran -besaran pada APBN. Sebaliknya, jika terjadi perubahan dalam

kebijakan APBN (sebagai percerminan kebijakan fiskal) yang diambil pemerintah pada

gilirannya juga akan memengaruhi aktivitas perekonomian.Saat ini, kebijakan anggaran

negara mempunyai peranan yang cukup penting dalam mendorong aktivitas perekonomian,

terutama ketika dunia usaha belum sepenuhnya pulih akibat terjadinya krisis ekonomi pada

tahun 1998. Peranan kebijakan anggaran melalui kebijakan stimulasi fiskal, diharapkan akan

mampu mempercepat proses pemulihan ekonomi, yang tercermin dari peranannya dalam

permintaan agregat. Sejalan dengan Teori Keynesian, bahwa stimulasi fiskal melalui

“government expenditure” baik belanja barang dan jasa maupun belanja investasi atau

modal akan dapat membantu menggerakkan sektor riil.

Pengaruhnya adalah sebagai beriku:

1) Menciptakan kestabilan keuangan atau moneter negara, sebabnya dapat mengatur

jumlah uang yang beredar di masyarakat

2) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat, maksudnya dapat mengetahui

besarnya GNP dari tahun ke tahun.

13

3) Memperlancar distribusi pendapatan, maksudnya dapat mengetahui sumber

penerimaan dan penggunaan untuk belanja pegawai dan belanja barang serta yang

lainnya.

4) Menimbulkan investasi masyarakat, karena dapat mengembangkan industri-industri

dalam negeri.

5) Memperluas kesempatan kerja, karena terdapat pembangunan proyek-proyek negara

dan investasi negara, sehingga dapat membuka lapangan kerja yang baru dan dapat

meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Gambar 6.6

Dengan APBN , dapat diketahui arah, tujuan serta prioritas pembangunan yang akan dan

sedang dilaksanakan. Peningkatan pembangunan sarana dan prasarana ekonomi,

peningkatan sumber daya manusia akan meningkatkan produktifitas faktor-faktor produksi.

Pada gilirannya akan terbentuk tabungan masyarakat sehingga meningkatkan investasi

yang menyebabkan semakin banyak barang dan jasa yang tersedia bagi masyarakat.

Peran APBN dalam pembangunan

APBN memiliki dua peran penting dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Pertama, meningkatan permintaan agregat merupakan faktor penting dalam pertumbuhan

ekonomi dan pengaruhnya terhadap alokasi serta efisiensi sumberdaya perekonomian.

Kedua, dana yang tersedia dalam APBN untuk melaksanakan tiga fungsi ekonomi

Pemerintah yang tidak dapat dilaksanakan oleh sektor swasta secara optimal, yaitu fungsi

alokasi, fungsi distribusi, dan fungsi stabilisasi.

Fungsi alokasi dilakukan antara lain melalui pendanaan pada berbagai program dan

investasi produktif, seperti pendanaan pembangunan infrastruktur atau belanja barang dan

jasa. Fungsi stabilisasi dilakukan melalui pemberian berbagai jenis subsidi, baik subsidi

harga barang-barang kebutuhan pokok, maupun subsidi langsung ke obyek sasaran

roduktif, seperti pendanaan pembangunan infrastruktur atau belanja barang dan jasa.

Sedang fungsi distribusi dilakukan melalui dukungan untuk pemberdayaan kelompok

masyarakat yang berpenghasilan rendah.

14

Gambar pembangunan jalan raya / sarana dan prasaran a umumKeterangan pembangunan sarana dan prasaran umum dapat

mengembangkan industri dalam negeri

Dari uraian fungsi ekonomi pemerintah diatas dapat ditarik kesimpulan peran APBN dalam

pembangunan sebagai berikut:

1. Peranan dalam pembangunan ekonomI

Fungsi ekonomi tersebut secara sinergis berperan besar dalam perbaikan dan penguatan

fundamental perekonomian, seperti mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelan

jutan, menciptakan dan memperluas lapangan kerja produktif untuk menurunkan

tingkat pengangguran , menjaga stabilitas ekonomi khususnya stabilitas harga, serta

memperbaiki distribusi pendapatan dalam mengurangi tingkat kemiskinan.

2. Peranan dalam pembangunan infrastruktur

Infrastruktur ekonomi adalah infrastruktur yang terdiri dari infrastruktur fisik dan jasa

layanan yang diperoleh darinya untuk memperbaiki produktivitas ekonomi dan kualitas

hidup seperti transportasi, telekomunikasi, kelistrikan, dan irigasi. Sedangkan Pengertian

infrastruktur pemukiman adalah infrastruktur yang terdiri dari infrastruktur fisik dan

layanan yang diperoleh darinya untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia dan

meningkatkan kualitas hidup seperti air bersih dan perumahan.

B. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ( APBD)

Pada masa orde baru, hubungan keuangan antara pusat dan daerah didasari

oleh asas otonomi daerah (dekonsentrasi, desentralisasi, dan tugas perbantuan)

adalah sebagaimana diatur oleh UU No. 32 Tahun 1956. Sampai dengan saat ini,

asas-asas tersebut tetap dipertahankan dalam pengaturan keuangan pusat

dan daerah sebagaimana diatur dalam UU No. 33 Tahun 2004. Desentralisasi

berarti penyerahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada daerah

otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem

NKRI. Dekonsentrasi berarti pelimpahan wewenang dari pemerintah kepada

Gubernur sebagai wakil pemerintah. Tugas perbantuan berarti penugasan dari

Pemerintah kepada daerah dan/ atau desa atau sebutan lain dengan kewajiban

melaporkan dan mempertanggung jawab kan pelaksanaannya kepada yang

menugaskan.

Dari pengertian dekonsentrasi, desentralisasi, dan tugas perbantuan, terdapat

satu kata kunci,‘ penyerahan / pelimpahan wewenang’. Penyerahan dan

pelimpahan wewenang ini tentu tidak akan berjalan efektif jika tidak diikuti oleh

kemampuan finansial yang cukup memadai dalam penyelenggaraan

15

pemerintah daerah. Hal ini terjadi pada masa orde baru.

Pada masa orde baru, daerah-daerah dengan kemampuan finansial yang kuat

dapat melaksanakan wewenang itu dengan baik, sehingga pembangunan di

daerah itu dapat berjalan lancar. Sementara itu, bagi daerah lain yang tidak

memiliki kemampuan finansial yang kuat, tidak dapat melaksanakan wewenang

itu dengan baik. Ironisnya daerah-daerah yang memiliki kekayaan alam yang

melimpah justru termasuk golongan yang kedua. Salah satu penyebab

utamanya adalah buruknya pengaturan bagi hasil antara pusat dan daerah.

Setelah era reformasi bergulir, UU No. 32 Tahun 1956 dirasakan sudah tidak sesuai

lagi dengan perubahan keadaan yang mendorong otonomi daerah saat itu

terutama karena banyak penyimpangan dalam pelaksanaan undang - undang ini

(tertutama dalam pelaksanaan asas desentralisasi). Pengaturan keuangan antara

pusat dan daerah kemudian diatur dalam UU No. 33 Tahun 2004. Format baru

dalam undang-undang ini berupa sistem penganggaran terpadu yang melebur

anggaran rutin dan pembangunan dalam satu format anggaran. Penggabungan

belanja rutin (meliput igaji, pemeliharaan, perjalanan dinas, dan belanja barang)

dengan belanja pembangunan diharapkan mengurangi tumpang tindih alokasi.

Inti dari UU No .33 Tahun 2004 adalah pembagian kewenangan dan fungsi (power

sharing) antara pusat - daerah. Sebagai konsekuensi dari power sharing ini maka

muncul pula pembagian sumber - sumber daya keuangan (financial sharing)

antara pusat dan daerah. Undang-undang baru ini menganut prinsip money

follows function atau ’uang mengikuti kewenangan’. Secara ringkas prinsip money

follows function berarti jika kewenangan dilimpahkan ke daerah maka uang untuk

mengelola kewenangan itu pun harus dilimpahkan daerah.

Besar distribusi kewenangan, tugas, dan tanggung jawab, yang dilimpahkan

pemerintah pusat kepada pemerintah daerah akan menentukan besarnya

distribusi keuangan. Prinsip ini membawa perubahan dalam struktur

pembiayaan desentralisasi yang kini lebih melibatkan pemerintah pusat yang

terwujud dalam dana perimbangan (DAU, DAK,dan bagi hasil)

Pada masa mendatang, tujuan dari prinsip desentralisasi sebagaimana ingin

dicapai oleh pemerintah adalah sebagai berikut.

1) Mengurangi kesenjangan fiskal antara pusat dan daerah (vertical fiscal

imbalance), dan antar daerah (horizontal fiscal imbalance).

2) Meningkatkan kapasitas daerah di dalam menggali potensi

16

3) Memperkecil kesenjangan pelayanan publik antar daerah (public servic

eprovisiongap).

4) Mendukung kesinambungan fiskal (fiscal sustain ability) dalam kebijakan

ekonomi makro.

Gambar 6.7

1. Fungsi APBD

Sebagai realisasi pelaksanaan pembangunan jangka pendek (satu tahun), pemerintah

daerah menetapkan APBD. Oleh karena itu,APBD mempunyai beberapa fungsi, yaitu

sebagai berikut.

1) Fungsi Otorisasi

APBD menjadi dasar bagi Pemerintah Daerah untuk melaksanakan pendapatan dan

belanja pada tahun yang bersangkutan.Tanpa dianggarkan dalam APBD sebuah kegiatan

tidak memiliki kekuatan untuk dilaksanakan.

2) Fungsi perencanaan

APBD menjadi pedoman bagi pemerintah daerah untuk merencanakan kegiatan pada

tahun yang bersangkutan

3) Fungsi Pengawasan

APBD menjadi pedoman untuk menilai (mengawasi) apakah kegiatan penyelenggaraan

pemerintah daerah sudah sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

Gambar 4.8

4) Fungsi Alokasi

APBD dalam pembagiannya harus diarahkan dengan tujuan untuk mengurangi

pengangguran, pemborosan sumber daya, serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas

perekonomian.

5) Fungsi Distribusi

17

Gambar suasana penyadapan karet oleh penyadap karet lampung

Keterangan Tujuan dan prinsip desentralisasi antara lain meningkatkan pendapatan daerah di dalam menggali potensi di daerahnya

Gambar Suasana sidang membahas APBD DKIKeterangan Gubernur DKI Jakarta Ir Joko Widodo menyampaikan

nota keuangan tahun 2014 dihadapan anggota DPRD DKI Jakarta

Pendistribusiannya harus memerhatikan rasa keadilan dan kepatutan.

6) Fungsi stabilitasi memliki makna bahwa anggaran daerah menjadi alat untuk

memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian daerah

2. SUMBER PENERIMAAN APBD

Sumber-sumber penerimaan daerah dalam pelaksanaan desentralisasi terdiri dari:

a. Pendapatan asli daerah (PAD)

Adalah penerimaan yang diperoleh dari pungutan-pungutan daerah berupa:

1) Pajak daerah

2) Hasil pengolahan kekayaan daerah

3) Retribusi daerah

4) Keuntungan dari perusahaan-perusahaan milik daerah

5) Lain-lain PAD

b. Pinjaman daerah

c. Dana Perimbangan

Adalah dana yang dialokasikan dari APBN untuk daerah sebagai pengeluaran pemerintah

pusat untuk belanja daerah, yang meliputi:

1) Dana alokasi umum adalah dana yang berasal dari APBN yang dialokasikan dengan

tujuan

Sebagai tujuan dari wujud pemeraatan kemampuan keuangan daerah

2) Dana bagi hasil

Yaitu dana yang berasal dari APBN yang dialokasikan kepada daerah sebagai hasil dari

pengelolaan sumber daya alam didaerah oleh pemerintah pusat.

3) Dana alokasi khusus

Yaitu dana yang bersumber dari APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu

dengan tujuan untuk mendanai kegiatan khusus daerah yang disesuaikan dengan

prioritas nasional.

d. Penerimaan lain-lain yang sah, berupa:

1) Hasil pengolahan kekayaan daerah

2) Penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan, jasa giro dan pendapatan bunga

3) Komisi, penjualan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan pengadaan

barang atau jasa oleh daerah.

3. Jenis-jenis pengeluaran pemerintah daerah

18

Untuk mengembangkan daerahnya, pemerintah daerah diberi wewenang untuk

mengelola atau mengatur keuangan daerahnya sendiri-sendiri. Komponen pengeluaran

daerah adalah sebagai berikut:

1. Belanja Aparatur meliputi

1) Belanja Adminstrasi Umum adalah belanja tidak langsung dan tidak menambah

aset tetap.

a) Belanja Pegawai adalah semua pembayaran berupa uang tunai yang dibayarkan

kepada pegawai daerah otonom. Belanja pegawai terdiri dari gaji dan tunjangan

lainnya, honorarium, tunjangan beras, biaya perawatan dan pengobatan

pegawai, upah pegawai tidak tetap, uang lembur, dan belanja pegawai lain-lain.

b) Belanja Barang dan Jasa

Belanja barang adalah semua pengeluaran yang dilakukan untuk kantor,

pembelian inventaris kantor, biaya perpustakaan, biaya pendidikan, biaya

pakaian dinas, biaya hansip, pembelian alat-alat laboratorium, pembelian

peralatan dokter, pembelian perlengkapan dapur rumah sakit, pembelian

inventaris ruangan pasien, pembelian obat-obatan, pembelian bahan

laboratorium, pembelian bahan percontohan , dan lain-lain.

c) Belanja Perjalanan Dinas terdiri dari biaya perjalanan dinas, biaya perjalanan

dinas tetap,biaya perjalanan dinas pindah, biaya pemulangan pegawai yang

dipensiunkan, biaya perjalanan dinas lainnya.

d) Belanja Pemeliharaan adalah semua pengeluaran yang dilakukan dalam rangka

pemeliharaan rumah dinas,kendaraan dinas kepala daerah dan wakil kepala

daerah, asrama, mess dan sejenisnya, kendaraan dinas lainnya, inventaris

kantor, dan lain-lain.

2) Belanja Operasi dan Pemeliharaan terdiri dari belanja pegawai, belanja barang dan

jasa,belanja perjalan dinas dan biaya pemeliharaan.

3) Belanja Modal adalah belanja yang dikeluarkan untuk membeli/memperoleh modal

seperti tanah, mobil, alat-alat, dll.

2. Belanja Publik terdiri dari belanja adminstrasi/umum, belanja operasi dan

pemeliharaan, dan belanja modal.

3. Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan adalah belanja daerah yang sumber dananya

dari bantuan pemerintah pusat dari APBN berupa Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum

dan Dana Alokasi Khusus.

4. Belanja Tak Disangka adalah semua belanja yang tidak terduga selama tahun anggaran

19

Gambar 6.9

PERAGA 6.1 APBD Propinsi DKI Jakarta Tahun 2015

PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTARINGKASAN APBD

TAHUN ANGGARAN 2015

PENDAPATAN DAERAH PENDAPATAN ASLI DAERAH 40.355.853.087.9784.1.1 Pajak Daerah 36.079.102.000.0004.1.2 Retribusi Daerah 600.000.000.0004.1.3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan 600.000.000.0004.1.4 Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah 3.076.751.087.978DANA PERIMBANGAN 12.760.465.925.0004.2.1 Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 12.760.465.925.000LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 7.326.419.771.0004.3.1 Pendapatan Hibah 4.566.906.100.0004.3.4 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 2.759.513.671.000Jumlah Pendapatan 60.442.738.783.978

BELANJA DAERAH BELANJA TIDAK LANGSUNG 24.760.911.186.3685.1.1 BELANJA PEGAWAI 19.311.408.500.0005.1.2 BELANJA BUNGA 46.070.052.8735.1.4 BELANJA SUBSIDI 940.000.000.0005.1.4 BELANJA HIBAH 1.681.897.939.8965.1.5 BELANJA BANTUAN SOSIAL 2.312.852.969.0005.1.7 BELANJA BANTUAN KEUANGAN KEPADA PROVINSI/

KABUPATEN/KOTA DAN PEMERINTAHAN DESA 401.179.003.9605.1.8 BELANJA TIDAK TERDUGA 67.502.720.639BELANJA LANGSUNG 38.889.193.813.6325.2.1 BELANJA PEGAWAI 1.786.029.166.7555.2.2 BELANJA BARANG DAN JASA 16.659.139.837.0415.2.3 BELANJA MODAL 20.444.024.809.836JUMLAH BELANJA 63.650.105.000.000SURPLUS/(DEFISIT) (3.207.366.216.022)

PEMBIAYAAN DAERAH PENERIMAAN PEMBIAYAAN 6.1.1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya 8.545.113.216.0226.1.4 Penerimaan Pinjaman Daerah 298.570.000.000JUMLAH PENERIMAAN PEMBIAYAAN 8.843.683.216.022PENGELUARAN PEMBIAYAAN 6.2.2 Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah 5.627.317.000.0006.2.3 Pembayaran Pokok Utang 9.000.000.000JUMLAH PENGELUARAN PEMBIAYAAN 5.636.317.000.000PEMBIAYAAN NETTO 3.207.366.216.022

20

Gambar Normalisasi waduk Rio Rio di JakartaKeterangan Normalisasi waduk Rio dimaksud untuk

mengendalikan banjir di Jakarta yang dibiayai oleh APBD DKI Jakarta

Sumber : Badan Pengelola Keuangan Daerah Provinsi DKI Jakarta

4. Cara Penyusunan APBD

APBD merupakan wujud pengelolaan keuangan daerah yang ditetapkan

setiap tahun dengan Peraturan Daerah. APBD terdiri atas anggaran pendapatan,

anggaran belanja, dan pembiayaan. Pendapatan daerah berasal dari

pendapatan asli daerah, dana perimbangan, dan pendapatan lain-lain yang

sah. Sebagaimana penyusunan APBN, maka langkah-langkah penyusunan

APBD adalah sebagai berikut.

1. Pemerintah Daerah mengajukan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD

disertai penjelasan dan dokumen-dokumen pendukung kepada DPRD

pada minggu pertama bulan Oktober tahun sebelumnya. Pengambilan

keputusan oleh DPRD mengenai Rancangan Peraturan Daerah tentang

APBD dilakukan selambat-lambatnya satu bulan sebelum tahun

anggaran yang bersangkutan dilaksanakan.

2. Sesudah disetujui oleh DPR, RAPBD kemudian ditetapkan menjadi APBD melalui

Peraturan Daerah. Apabila DPRD tidak menyetujui Rancangan Peraturan Daerah yang

diajukan Pemerintah Daerah, maka untuk membiayai keperluan setiap bulan,

Pemerintah Daerah dapat melaksanakan pengeluaran setinggi-tingginya sebesar

angka APBD tahun anggaran sebelumnya.

3. Setelah APBD ditetapkan dengan peraturan daerah, pelaksanaannya dituangkan lebih

lanjut dengan Keputusan Gubernur/ Bupati / Walikota.

Gambar 6.10

5. Pengaruh APBD dalam Perekonomian

Melalui APBD, maka dapat diketahui arah, tujuan, serta prioritas

pembangunan yang akan dan sedang dilaksanakan. Lebih jauh, pengeluaran

pembangunan tersebut, sebagaimana tertuang dalam APBD, akan meningkatkan

21

Gambar Suasana sidang di DPRDKeterangan Anggota DPRD DKI Jakarta sedang mengikuti sidang

pengesahan APBD DKI Jakarta tahun 2014

pembangunan sarana dan prasarana ekonomi,sehingga akan meningkatkan

produktivitas faktor-faktor produksi. Selain itu, pengeluaran pembangunan juga

diharapkan mampu meningkatkan sumber daya manusia, sehingga

memampukan manusia tersebut dalam menerapkan teknologi tinggi pada

proses produksi, begitu pula hasil-hasil produksi semakin meningkat, dan

akhirnya semakin banyak barang dan jasa yang tersedia bagi masyarakat.

Dari uraian di atas APBD memiliki dampak terhadap perekonomian. Dampak (pengaruh)

APBD terhadap perekonomian adalah sebagai berikut:

1. Dengan adanya APBD, pemerintah daerah memiliki pedoman yang jelas dalam

melaksanakan pembangunan ekonomi sehingga semua kegiatan dapat terarah dan

perekonomian daerah diharapkan bisa meningkat.

2. APBD dapat memengaruhi perubahan harga di daerah, misalnya: dalam

rangka meningkatkan PAD, pemerintah daerah menaikkan tarif beberapa

pungutan, seperti tarif pendaftaran rumah sakit, tarif pengujian kendaraan

bermotor, pajak hotel, pajak hiburan dan pajak sarang burung walet. Semua

kenaikan tarif tersebut tentu akan berpengaruh terhadap harga barang dan

jasa. Satu hal yang perlu diingat oleh pemerintah daerah, jangan sampai

kenaikan-kenaikan tersebut menimbulkan ekonomi biaya tinggi.

Gambar 611

3. APBD dapat digunakan sebagai alat perbaikan perekonomian. Jika daerah mengalami

gejala ekonomi yang buruk, misalnya mengalami ekonomi biaya tinggi, APBD dapat

digunakan sebagai alat untuk memperbaiki perekonomian. Caranya, pada penyusunan

APBD tahun berikutnya, pemerintah daerah harus mengurangi atau bahkan

menghapuskan beberapa pungutan yang memberatkan.

4. APBD dapat memengaruhi tingkat pemerataan distribusi pendapatan.

Misalnya, di suatu daerah kita mengenal adanya sarang burung walet yang

tentunya membuat kaya para pemiliknya. Agar kekayaan mereka tidak

bertumpuk dan menimbulkan kecemburuan sosial serta menciptakan

ketimpangan distribusi pendapatan maka pada APBD dianggarkan pajak

22

Gambar Hotel Mulia beserta aktivitasnyaKeterangan Dalam rangka meningkatkan PAD pemerintah daerah mengenakan tarif pajak hotel

sarang burung walet. Pajak yang dikenakan pada pemilik sarang burung

walet akan digunakan pemerintah daerah untuk kepentingan masyarakat

banyak. Dengan demikian, distribusi pendapatan di masyarakat diharapkan

lebih merata.

5. APBD mampu memengaruhi tingkat produktivitas perusahaan. Apabila pemerintah

daerah menetapkan peraturan yang menghambat lalu lintas barang dan jasa antar

daerah, hal itu akan memengaruhi produktivitas perusahaan-perusahaan tertentu,

seperti perusahaan yang menjual produknya ke daerah lain atau perusahaan yang

mendatangkan bahan bakunya dari daerah lain.

6. Peran APBD dalam Pembangunan

APBD mempunyai 3 (tiga) fungsi utama, yaitu fungsi alokasi, distribusi dan

stabilitas, berdasarkan fungsi ini dapatlah peran APBD dalam pembangunan. Dalam fungsi

alokasi pemerintah daerah mencitakan lapangan kerja untuk mengurangi pengangguran ,

sedang fungsi didtribusi dalam ekonomi pemerintah sangat berkaitan erat pemerataan

kesehahteraan bagi penduduk di daerah bersangkutan dengan terdistribusinya barang dan

jasa antara satu daerah dengan daerah lain tidak sama kesejahteraannya karena

dipengaruhi oleh kemampuan daerahnya masing-masing. Sedangkan fungsi stabilitas

mempunyai dukungan dan peran paling kecil. APBD memainkan peranan dalam

pengalokasian anggaran untuk kepentingan publik atau penyelenggaraan pemerintahan

yang pada akhirnya juga dalam rangka pelayanan publik. Dalam fungsi yang lain termasuk

pula pemerataan pendapatan dan pengentasan kemiskinan serta penciptaan lingkungan

makroekonomi yang kondusif .

7. Kebijakan Anggaran

Penyusunan anggaran dilatar belakangi oleh suatu kebijakan tertentu. Selain itu,

sasaran APBN tidak lepas dari sasaran kebijakan keuangan pemerintah, yang pada

gilirannya harus menunjang sasaran pertumbuhan dan pembangunan ekonomi,

sebagaimana direncanakan dalam pembangunan, kestabilan moneter, perluasan

kesempatan kerja, pelayanan umum, dan lain-lain, yang menyangkut peningkatan

kesejahteraan rakyat.

Sebagai upaya dalam mewujudkan kesinambungan fiskal, maka langkah strategis yang

akan dijalankan oleh Pemerintah adalah menurunkan defisit APBN secara bertahap

menuju kondisi seimbang atau surplus, dan melakukan manajemen pembiayaan anggaran

23

yang optimal, efisien, dan efektif.

Penurunan defisit APBN dimaksudkan agar tambahan beban pembiayaan, yang

terutama berasal dari utang, dapat dikurangi sehingga secara bertahap rasio utang

Pemerintah terhadap PDB menjadi semakin berkurang. Sementara itu, pengelolaan

pembiayaan anggaran lebih diutamakan kepada pembiayaan dari utang dalam negeri dan

luar negeri, dengan pengelolaan yang sesuai kebijakan untuk menjaga kesinambungan

fiskal. Terkait dengan penggunaan rekening pemerintah di Bank Indonesia dan

privatisasi BUMN sebagai sumber pembiayaan yang jumlahnya terbatas hanya bersifat

sementara.

Macam-macam Kebijakan Anggaran

Suatu anggaran dapat disusun dengan struktur anggaran berimbang, surplus, atau

defisit. Pada anggaran berimbang, semua pengeluaran disusun berdasarkan pada

penerimaan untuk mencapai keseimbangan antara penerimaan dan pengeluaran. Melalui

kebijakan anggaran berimbang, kestabilan ekonomi diharapkan dapat dipertahankan,

begitu pula untuk menghindarkan defisit. Selain kebijakan anggaran berimbang dikenal pula

anggaran surplus dan anggaran defisit.

Apabila belanja lebih kecil daripada anggaran, disebut sebagai anggaran surplus. Sebaliknya,

apabila anggaran lebih kecil daripada pengeluaran, disebut anggaran defisit. Setiap kebijakan

anggaran memiliki kecenderungan tersendiri. Pada sistem anggaran berimbang misalnya,

perekonomian cenderung berjalan stabil jika dibandingkan dengan kebijakan anggaran defisit dan

surplus. Kebijakan anggaran defisit cenderung mendorong timbulnya tingkat inflasi yang lebih tinggi.

Salah satu cara menutup defisit dapat dilakukan melalui pencetakan uang, yang

berarti menambah jumlah uang yang beredar, dan selanjutnya akan mendorong naiknya

tingkat harga dan merosotnya nilai uang. Jika keadaan tersebut berlangsung terus-

menerus maka inflasi dapat terjadi. Meskipun demikian, tidak berarti keadaan defisit

adalah buruk dan harus dihindari. Pada kondisi tertentu, saat perekonomian lesu dan

ditandai dengan tingkat suku bunga yang tinggi misalnya, defisit anggaran dapat diartikan

bahwa pemerintah sedang berusaha meningkatkan belanja pemerintah (government

expenditure), agar perekonomian dapat menggeliat kembali.

Kebijakan anggaran surplus cenderung menimbulkan gejala deflasi. Surplus anggaran

dapat menimbulkan keadaan jumlah uang yang beredar semakin kecil, yang pada

akhirnya menyebabkan tingkat harga cenderung turun (gejala deflasi). Sebagaimana

pembahasan sebelumnya, kebijakan anggaran yang dianut di Indonesia sebelum tahun

2001 menggunakan anggaran berimbang dinamis, dan sejak tahun 2001 menggunakan

24

kebijakan anggaran surplus/ defisit.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kebijakan anggaran sangat mempengaruhi

ekonomi suatu negara dan berarti juga ikut mempengaruhi tingkat kemakmuran negara

melalui terciptanya stabilitas moneter. Kelangsungan anggaran negara menjadi isu penting

di saat krisis ekonomi, yang menimbulkan kerusakan di berbagai bidang, dan telah

meningkatkan beban belanja APBN dalam jumlah yang sangat besar. Tambahan beban

tersebut meliputi alokasi dana APBN untuk (i) pembayaran bunga program rekapitalisasi

dan restrukturisasi perbankan; (ii) pembiayaan program Jaring Pengaman Sosial; dan (iii)

membengkaknya kebutuhan anggaran untuk subsidi, terutama subsidi BBM.

Beban APBN juga bertambah berat sebagai akibat anjloknya nilai tukar rupiah terhadap

mata uang asing, khususnya USD. Oleh karena itu, mempertahankan kelangsungan

anggaran negara merupakan salah satu hal yang mau tidak mau harus dilakukan oleh

pemerintah, terutama menghadapi tahun-tahun ke depan yang diprediksi akan menjadi

tahun yang berat bagi bangsa ini.

EKONOMIKA

Wamenkeu: Subsidi Listrik Harus Dicabut Karena Memberatkan APBN

JAKARTA, Jaringnews.com - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menilai tepat kebijakan Dirjen

Kelistrikan yang akan menghapus subsidi listrik kepada golongan pelanggan PT PLN (Persero) I3 dan

I4. Karena kalau tidak dihapus subsidi listrik tersebut, akan sangat berat terhadap Anggaran

25

TUGAS KELOMPOK

Buat kelompok yang terdiri dari 4-5 orangTiap kelompok mencari data APBD propinsi/kabupaten tahun 2012-2016, kemudian analisis data tersebut Hasil analisis:APBD Propinsi/Kabupaten : ................................Tahun .......

1. Pendapatan : .........................................2. Pengeluaran : .........................................3. Pendapatan tertinggi : .........................................4. Pendapatan terendah : .........................................5. Pengeluaran tertinggi : .........................................6. Pengeluaran terendah : ........................................

Pendapatan Belanja Negara (APBN).

"Menaikkan harga listrik dengan menghapus subsidi listrik saya pikir sudah tepat. Ini dilakukan

supaya subsidi listrik tidak menjadi hambatan bagi APBN," ujar Wakil Menteri Keuangan Bambang

Brodjonegoro di kantor Ditjen Ketenagalistrikan, Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (17/4).

Bambang menuturkan, golongan pelanggan PLN yang memang tidak membutuhkan subsidi listrik

sudah sepatutnya disesuaikan dengan Tarif Tenaga Listrik (TTL) nya. Sebab, sepanjang 2013 lalu saja

subsidi energi sudah mencapai Rp300 triliun dengan subsidi listrik Rp100 triliun dan BBM Rp200

triliun.

"Kalau listrik sudah jelas menurut kelompoknya maka sebaiknya diubah dari bentuknya menjadi

pembayaran listrik kepada kategori golongan tertentu. Itu harusnya yang mendapatkan pada

golongan rumah tangga tertentu, tentu yang harus menerima adalah yang membutuhkan," ungkap

Bambang.

Namun begitu, pihaknya tetap memperhatikan sektor industri strategis yang berkontribusi pada

ekonomi nasional. Bambang mengusulkan agar pemberian subsidi ini skenarionya diubah dengan

bantuan langsung atau insentif.

"Jadi diubah pengertiannya dengan memberi bantuan secara langsung kepada pelanggan rumah

tangga tertentu. Selain itu sektor industri strategis mendapatkan insentif dalam bentuk support

fasilitas dari pemerintah," jelas Bambang

Sumber http://jaringnews.com

CINTA EKONOMI

Irving Fisher

Irving Fisher lahir pada tanggal 27 Februari 1867 dan meninggal pada

tanggal 29 April 1947 di New York City. Dia adalah tokoh ekonomi

neoklasik Amerika yang pertama sekaligus aktivis kesehatan kebangsaan

26

Amerika Serikat. Ia sebagai salah satu ekonom pertama yang

memperkenalkan pendekatan matematis yang revolusioner dalam

ekonomi.Reputasinya saat ini mungkin lebih tinggi daripada masanya.

Beberapa istilah yang digunakan seperti namanya, seperti Persamaan Fisher,

Hipotesis Fisher, dan Teorema Pemisahan Fisher. Pemikirannya antara lain

Walrasian Equillibrium (keseimbangan Walrasian) serta konsep kurva

Phillips. Fisher juga menemukan system rolodex yang digunakan dalam

perbankan dan ia juga menemukan teori harga (Price Theory).

RANGKUMAN1. Landasan hukum APBN adalah UUD 1945 pasal 23 ayat 1.

2. APBN adalah suatu daftar dan penjelasan rinci mengenai penerimaan dan

pengeluaran negara

3. Tujuan APBN adalah sebagai pedoman penerimaan anggaran dan pengeluaran

negara.

4. Fungsi APBN adalah otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi, dan

stabilisasi.

5. Prinsip APBN adalah prinsip intensifikasi pendapatan dan efisiensi serta efektivitas

dalam pengeluaran dana.

6. Azas pemanfaatan APBN adalah mandiri, hemat, dan penajaman prioritas

pembangunan.

7. Cara penyusunan APBN adalah pemerintah mengajukan RAPBN ke DPR, DPR

membahas dalam sidang komisi APBN dengan perbaikan yang diperlukan. Bila disetujui

oleh DPR maka RAPBN berubah menjadi APBN dan dapat dilaksanakan oleh

pemerintah. Bila RAPBN tidak disetujui, pemerintah menggunakan APBN tahun

sebelumnya.

8. Laporan keuangan pemerintah pusat yang telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa

Keuangan harus disampaikan kepada DPR selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah

berakhirnya tahun anggaran yang bersangkutan.

9. Secara garis besar, APBN terdiri dari 5 (lima) komponen utama, yaitu (i) Pendapatan

Negara dan Hibah; (ii) Belanja Negara; (iii) Keseimbangan Primer; (iv) Surplus/Defisit

Anggaran; dan (v) Pembiayaan.

27

SOAL               

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar

1. Apakah yang dimaksud dengan APBN

2. Apa yang dimaksud dengan APBD ?

3. Jelaskan fungsi APBN ?

4. Jelaskan tujuan dari APBN dan APBD ?

5. Jelaskan pengertian dari :

a. Azas anggaran surplus

b. Azas anggaran defisit

6. Apakah yang maksud dengan:

a. Dana Alokasi Umum (DAU)

b. Dana Alokasi Khusus (DAK)

7. Apa pengaruh APBD terhadap perekonomian ?

8. Sebutkan sumber penerimaan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi

9. Sebutkan sumber-sumber penerimaan negara

10. Jelaskan yang dimaksud dengan kebijakan anggaran

28