bab 6 - web view4.6menyajikan hasil analisis fungsi dan peran ... yang memberi manfaat lebih dari...
TRANSCRIPT
PENERIMAAN D N
BELANJA
HEMAT
AZAS PENYUSUNAN
PENGARUH
APBN/APBD
KEUANGAN NEGARA
SUMBER PENERIMAAN
KOMPONEN
MANDIRI
FUNGSI
PENGERTIAN
DAERAHHIBAH PUSAT
MEKANISNE PENYUSUNAN
TUJUAN PREORITAS
SESUAI UU
BAB 6
APBN dan APBD dalam Pembangunan
Kompetensi Dasar
3.6 Menganalisis APBN dan APBD dalam pembangunan ekonomi4.6 Menyajikan hasil analisis fungsi dan peran APBN dan APBD dalam pembangunan
ekonomi
Tujuan Pembelajaran
- Setelah mempelajari bab ini anda diharapkan dapat:
- Mendeskripsikan pengertian APBN
- Mendeskripsikan fungsi dan tujuan APBN
- Sumber-sumber penerimaan APBN
- Menyebutkan jenis-jenis pengeluaran negara
- Mendeskripsikan mekanisme penyusunan APBN
- Mendeskripsikan pengaruh APBN terhadap perekonomian
- Mendeskripsikan pengertian APBD
- Mendeskripsikan fungsi dan tujuan APBD
- Sumber-sumber penerimaan APBD
- Menyebutkan jenis-jenis pengeluaran daerah
- Mendeskripsikan mekanisme penyusunan APBD
- Mendeskripsikan pengaruh APBD terhadap perekonomian
- Mendeskripsikan peran APBN dan APBD dalam pembangunan
Peta konsep
meliputi
1
Kata kunci
APBN Komponen APBN/APBD Kebijakan AnggaranAPBD DAU Tujuan APBNFungsi APBN/APBD DAK Azas penyusunan APBNPengaruh APBN terhadap pembangunan
Mekanisme penyusunan APBN/APBD
PENDAHULUAN
Gambar 6.1
Sebelum melaksanakan kegiatan pemerintahan tahun yang akan
datang, Presiden sebagai kepala pemerintahan menyampaikan rancangan
anggaran pendapatan dan belanja negara(RAPBN) dihadapan rapat DPR. Dalam
RAPBN disampaikan maksud, arah, tujuan, azas anggaran pendapatan maupun
anggaran belanja dalam tahun yang dimaksud. Bilamana RAPBN sudah dibahas
oleh DPR selanjutnya disetujui disebut APBN, dengan demikian pemerintah
sudah dapat melaksanakan kegiatannya dengan acuan APBN dan diawasi
pelaksanaannya oleh DPR sesuai kesepakatan bersama. Selanjutnya arah dan
tujuan kegiatan pemerintah untuk pembangunan ekonomi dan juga
pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun tersebut yang pada gilirannya akan
mensejahterakan rakyat.
Berdasarkan gambar dan ilustrasi diatas, apa saja yang terpikiran
oleh anda? Buatlah pertanyaan-pertanyaan berdasarkan penafsirannya dan
jawablah pertanyaan tersebut. Setelah anda menemukan jawabannya cobalah
simpulkan dan selanjutnya jika ingin mengetahui jawaban lebih banyak bacalah
pengembangan konsep berikut
PENGEMBANGAN KONSEP
Pemerintah memegang peranan penting dalam mengatur,
menstabilkan, dan mengembangkan kegiatan ekonomi masyarakat. Untuk itu,
pemerintah memerlukan biaya yang sangat besar dalam rangka melaksanakan
tugas-tugas dan fungsinya yang banyak itu. Pemerintah harus dapat menggali
sumber dana dan menentukan penggunaan dana yang diperoleh untuk dapat
2
Gambar suasana sidang DPR, presiden menyampaikan RAPBN 2014Keterangan Presiden SBY sedang menyampaikan RAPBN 2014 dihadapan Anggota DPR
memaksimalkan pelaksanaan tugas-tugas dan fungsi yang diembannnya. Sumber
dana serta penggunaan dana inilah yang dipelajari dalam keuangan negara /
daerah sebagaimana dituangkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) ataupun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
A. ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA (APBN)
Anggaran pendapatan dan belanja negara disusun setiap tahun sebagai
pedoman bagi pemerintah dalam menjalankan roda pemerintahan, dengan
demikian pendapatan maupun belanja negara dapat direalisasikan pada tahun
anggaran yang bersangkutan.
1. Pengertian APBN
Istilah APBN yang digunakan di Indonesia secara formal mengacu pada
anggaran pendapatan dan belanja pemerintah pusat, Keberadaan APBN
merupakan hal yang diamanatkan dalam UUD 1945 Pasal 23 Ayat (1) tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagaimana ditetapkan setiap
tahun. Hal ini kemudian diperjelas melalui Undang-undang Nomor 23 Tahun 2013
tentang Keuangan Negara.
Anda telah mengetahui kepanjangan APBN adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara sesuai dengan kepanjangan tersebut dapat di tarik kesimpulan bahwa APBN adalah
suatu daftar yang secara sistematis dan terinci memuat sumber-sumber penerimaan dan
alokasi pengeluaran negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya 1 tahun) untuk
membiayai kegiatan-kegiatan pemerintah . Periode penyusunan dan pelaksanaan APBN di
Indonesia di mulai dari 1 Januari sampai dengan 31 Desember tahun yang sama, yang
selanjutnya dikenal dengan sebutan tahun anggaran.
2. Fungsi APBN
Anggaran adalah alat akuntabilitas, manajemen, dan kebijakan ekonomi.
Sebagai instrumen kebijakan ekonomi,anggaran berfungsi untuk mewujudkan
pertumbuhan dan stabilitas perekonomian serta pemerataan pendapatan dalam
rangka mencapai tujuan bernegara. Sebagai realisasi pelaksana pembangunan jangka
pendek ( satu tahun ), pemerintah pusat menetapkan APBN yang mempunyai fungsi
sebagai berikut:
a. Fungsi Otorisasi. Fungsi ini mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi
dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang
bersangkutan.
3
b. Fungsi Perencanaan. Fungsi ini mengandung arti bahwa anggaran negara
menjadi pedoman bagi manajemen dalam merencanakan kegiatan pada
tahun yang bersangkutan.
c. Fungsi Pengawasan. Anggaran negara menjadi pedoman untuk menilai
apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintahan negara sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan.
d. Fungsi alokasi. Di dalam APBN dijelaskan bahwa sumber pendapatan dan
pendistribusiannya. Pendapatan yang paling besar dari pemerintah berasal dari pajak.
Penghasilan dari pajak yang diterima dapat dialokasikan ke berbagai sektor
pembangunan. Dengan pedoman APBN, pendapatan yang diterima yang bersumber dari
pajak dapat digunakan untuk membangun sarana-sarana umum seperti jembatan, jalan,
taman umum dan pengeluaran lainnya yang bersifat umum.
e. Fungsi distribusi. Penggunaan pajak yang ditarik dari masyarakat dan masuk menjadi
pendapatan pada APBN tidak selalu harus diartikan untuk kepentingan umum. Tetapi
dapat juga didistribusikan dalam bentuk dana subsidi, Bantuan Langsung Tunai
(BLT),Bantuan Operasional Siswa (BOS) dan dana pensiun. Pengeluaran pemerintah
semacam ini disebut transfer payment. Transfer payment dapat membatalkan
pembiayaan ke salah satu sektor, kemudian dipindahkan ke sektor yang lain yang
berkaitan dengan tranfer payment.Fungsi inilah yang disebut fungsi distrbusi
pendapatan atau pemerataan.
f. Fungsi stabilisasi. APBN berfungsi sebagai pedoman agar pendapatan dan pengeluaran
keuangan Negara teratur sesuai dengan yang telah ditetapkan. Dengan demikian, akan
mempermudah pencapaian berbagai sasaran yang telah ditetapkan. Dengan penetapan
APBN sesuai alokasi yang ditentukan akan menjaga kestabilan arus uang dan barang
sehingga dapat menghindari terjadinya inflasi.
3. Tujuan APBN.
Pada UUD 1945 pasal 23 ayat 1 menyatakan Anggaran pendapatan dan belanja negara
sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara ditetapkan setiap tahun dengan undang-
undang dan dilaksanakan secara terbuka dan tanggung jawab untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat. Jadi tujuan APBN adalah sebagai pedoman penerimaan dan
pengeluaran negara agar terjadi keseimbangan yang dinamis dalam
melaksanakan kegiatan kenegaraan untuk meningkatkan produksi dan
kesempatan kerja, dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan
kemakmuran bagi masyarakat. APBN harus dijadikan landasan untuk
4
mengendalikan pengeluaran pemerintah dan disaat yang bersamaan menjadi
target bagi pencapaian penerimaan negara. Pada akhirnya, semua itu ditujukan untuk
tercapainya masyarakat adil dan makmur, baik material maupun spiritual bedasarkan
Pancasila dan UUD 1945.
4. Sumber-sumber penerimaan APBN
Penerimaan negara terdiri dari penerimaan dalan negeri dan hibah.
Berikut adalah penjelasan lebih lanjut dari masing-masing pos penerimaan
tersebut
Penerimaan Dalam Negeri.
Penerimaan Dalam Negeri. Penerimaan APBN diperoleh dari berbagai sumber. Secara
umum, penerimaan negara dapat dibedakan menjadi dua sumber
1) Penerimaan pajak meliputi :
a. Pajak Penghasilan (PPh).
b. Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
c. Pajak Bumi dan Bangunan(PBB).
d. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) & Cukai.
e. Pajak lainnya seperti Pajak Perdagangan (bea masuk dan pajak/pungutan
ekspor)
2) Penerimaan negara bukan pajak (PNBP) terdiri dari:
a. Penerimaan dari sumber daya alam.
b. Setoran laba Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
c. Penerimaan bukan pajak lainnya.
Gambar 6.2
Penting pula untuk diperhatikan adalah dalam hal mengatur administrasi penerimaan
negara. Departemen atau lembaga tidak boleh lagi menggunakan penerimaan yang
diperolehnya secara langsung untuk memenuhi kebutuhan pengeluarannya. Semua
penerimaan harus disetor ke kas negara baru kemudian dialokasikan ke masing-masing
departemen atau lembaga
Hibah. Penerimaan hibah adalah semua penerimaan negara yang berasal dari
sumbangan swasta dalam negeri, dan sumbangan lembaga swasta dan pemerintah
5
Gambar suasana pembayaran PBB di salah satu bankKeterangan Pembayaran pajak adalah satu sumber penerimaan dalam APBN
luar negeri, termasuk lembaga internasional. Penerimaan hibah ini tidak perlu
dikembalikan. Hibah meliputi pemberian untuk proyek khusus dan untuk mendukung
anggaran secara umum. Hibah dalam bentuk peralatan, barang, dan bantuan teknis,
biasanya tidak dimasukkan dalam anggaran, tetapi dicatat dalam item memorandum
5. Pengeluaran/Belanja Negara
Pengeluaran negara adalah semua pengeluaran negara untuk membiayai tugas-tugas
umum pemerintah dan pembangunan. Pengeluaran atau belanja negara adalah semua
pengeluaran negara untuk membiayai belanja pemerintah pusat dan pelaksanaan
perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah.Belanja negara sangat
berperan penting dalam usaha mencapai kesejahteraan rakyat. Sudah seharusnya rakyat
mengawasi belanja negara dalam penyelenggaraan tugas pemerintah agar dapat digunakan
secara optimal untuk melayani rakyat dalam usaha mewujudkan masyarakat yang makmur
dan sejahtera sesuai yang diamanatkan oleh UUD 1945. Untuk mengawasi belanja negara,
maka masyarakat juga perlu tahu apa saja jenis-jenis belanja negara yang berasal dari uang
mereka sendiri yang dipungut oleh pemerintah melalui berbagai cara yang ditentukan oleh
Undang-undang dan peraturan-peraturan. Pasal 11 Undang-undang Nomor 23 tahun 2013
tentang Keuangan Negara menetapkan klasifikasi jenis belanja negara terdiri dari Belanja
Pegawai, Belanja Modal, Belanja Barang, Subsidi, Bantuan Sosial, Bunga, Hibah, Belanja
Iain-Iain dan Belanja Daerah. Penjelasan mengenai jenis-jenis belanja tersebut adalah
sebagai berikut:
Belanja Pegawai
Pengeluaran yang merupakan kompensasi terhadap pegawai baik dalam bentuk uang
atau barang, yang harus dibayarkan kepada pegawai pemerintah di dalam maupun di
luar negeri baik kepada pejabat negara, Pegawai Negeri Sipil dan pegawai yang
dipekerjakan oleh pemerintah yang belum berstatus PNS sebagai imbalan atas
pekerjaan yang telah dilaksanakan, kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan
pembentukan modal.
Belanja Modal
Pengeluaran anggaran yang digunakan, dalam rangka memperoleh atau menambah aset
tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi serta
melebihi batasan minimal kapitalisasi aset tetap atau aset lainnya yang ditetapkan
pemerintah. Aset Tetap tersebut dipergunakan untuk operasional kegiatan sehari-hari
suatu satuan kerja bukan untuk dijual.
6
Gambar 6.3
Belanja Barang
Pengeluaran untuk menampung pembelian barang dan jasa yang habis pakai untuk
memproduksi barang dan jasa yang dipasarkan maupun yang tidak dipasarkan serta
pengadaan barang yang dimaksudkan untuk diserahkan atau dijual kepada masyarakat
dan belanja perjalanan. Belanja ini terdiri dari belanja barang dan jasa, belanja
pemeliharaan dan belanja perjalanan dinas.
Subsidi
Subsidi merupakan bentuk pengeluaran pemerintah yang mengakibatkan kenaikan daya
beli masyarakat. Peningkatan daya beli bisa terjadi melalui dua hal: (i) harga barang/jasa
yang dibayar masyarakat lebih rendah dari yang seharusnya; dan (ii) penghasilan
masyarakat meningkat karena tidak perlu mengeluarkan uang untuk memperoleh suatu
barang/jasa. Sebagai contoh, pemberian subsidi pada Pertamina dimaksudkan agar
harga jual bahan bakar minyak (BBM) pada masyarakat lebih rendah dari biaya
pengadaannya, sehingga sebagian dari penghasilan masyarakat yang seharusnya dipakai
untuk membayar konsumsi BBM dapat dipakai untuk keperluan lain. Oleh karena sifat
subsidi yang meningkatkan daya beli masyarakat atau seolah-olah menambah
penghasilan, maka subsidi sering disebut sebagai pajak negatif. Pengeluaran untuk
subsidi selalu terkait dengan kebijakan stabilisasi ekonomi yang ditempuh melalui
pengendalian harga barang-barang yang banyak dikonsumsi masyarakat atau dianggap
merupakan hajat hidup orang banyak. Bentuk-bentuk subsidi tersebut antara lain adalah
(i) subsidi tarif listrik; (ii) subsidi BBM; (iii) subsidi pupuk; (iv) subsidi harga benih; (v)
subsidi pengadaan pangan pada Badan Urusan Logistik (BULOG); (vi) subsidi bunga pada
kredit program, dan lain-lain.
Bantuan Sosial
Transfer uang atau barang yang diberikan kepada masyarakat guna melindungi dari
kemungkinan terjadinya resiko sosial. Bantuan sosial dapat langsung diberikan kepada
anggota masyarakat dan/atau lembaga kemasyarakatan termasuk didalamnya bantuan
untuk lembaga non pemerintah bidang pendidikan dan keagamaan. Pengeluaran ini
7
Gambar pembuatan jembatan di jalan rayaKeterangan pembuatan jembatan , sarana dan prasarana umum
merupakan salah satu pengeluaran dari APBN
dalam bentuk uang/ barang atau jasa kepada masyarakat yang bertujuan untuk
peningkatan kesejahteraan masyarakat, bersifat tidak terus menerus dan selektif.
GAMBAR 6.4
Pembayaran Bunga Utang
Pengeluaran pemerintah untuk pembayaran bunga (interest) yang dilakukan atas
kewajiban penggunaan pokok utang (principal outstanding) baik utang dalam maupun
luar negeri yang dihitung berdasarkan posisi pinjaman jangka pendek atau jangka
panjang. Jenis belanja ini khusus digunakan dalam kegiatan dari Bagian Anggaran
Pembiayaan dan Perhitungan.
Belanja Daerah (Transfer Ke Daerah
Bagian belanja pemerintah pusat berupa pembagian dana APBN kepada pemerintah
daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah yang besarnya berdasarkan
perhitungan-perhitungan berdasarkan kriteria-kriteria yang ditetapkan dengan Undang-
undang dan peraturan-peraturan. Belanja daerah terbagi atas dua kelompok besar yaitu
Dana Perimbangan, merupakan Pengeluaran/alokasi anggaran untuk pemerintah daerah
berupa dana bagi hasil, dana alokasi umum dan dana alokasi khusus yang ditujukan
untuk keperluan pemerintah daerah, dan Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian,
merupakan Pengeluaran/alokasi anggaran untuk pemerintah daerah berupa dana
otonomi khusus dan dana penyesuaian yang ditujukan untuk keperluan pemerintah
daerah
Hibah
Pengeluaran pemerintah berupa transfer dalam bentuk uang, barang atau jasa, bersifat
tidak wajib yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya dan tidak mengikat
serta tidak terus menerus kepada pemerintahan negara lain, pemerintah daerah,
masyarakat dan organisasi kemayarakatan serta organisasi intemasional.
Belanja Lain-lain
Pengeluaran/belanja pemerintah pusat yang sifat pengeluarannya tidak dapat
diklasifikasikan ke dalam pos-pos pengeluaran diatas.Pengeluaran ini bersifat tidak biasa
dan tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana alam, bencana sosial
8
Gambar bencana meletusnya gunung sinabung di Karo Keterangan Bantuan sosial diberikan kepadaSetelah
mempelajari bab ini anda diharapkan dapat:
Mendeskripsikan pengertian APBN
dan pengeluaran tidak terduga lainnya yang sangat diperlukan dalam rangka
penyelenggaraan kewenangan pemerintah
PERAGA 6.1 Format APBN
Format lama Format baru
TABEL 6.2 APBNP 2016 dan RAPBN 2017 (triliun rupiah)
URAIAN APBNP 2016 RAPBN 2017A. PENDAPATAN NEGARA
I. PENDAPATAN DALAM NEGERI1. Penerimaan Perpajakan2. Penerimaan Negara bukan Pajak
II. PENERIMAAN HIBAH
B, BELANJA NEGARAI. BELANJA PEMERINTAH PUSAT
1. Belanja Kementrian Negara/Lembaga2. Belanja non kementrian Negara/Lembaga
II. TRANFER KE DAERAH DAN DANA DESA1. Tranfer ke daerah2. Dana Desa
C. KESEIMBANGAN PRIMERD. SURPLUS/DEFISIT ANGGARAN (A-B) % SURPLUS/DEFISIT TERHADAP PDB
E. PEMBIAYAAN ANGGARAN(I+II+III+IV+V)I. PEMBIAYAAN UTANGII. PEMBIAYAAN INVESTASIIII. PEMBIAYAAN PINJAMANIV. KEWAJIBAN PENJAMINANV. PEMBIAYAAN PENJAMINAN
1,786.225,01.784.249,91.539.166,2
245.083,61.975,2
2.082.948,91.306.696,0
767.809,9538.886,1776.252,9729.270,8
46.982,1
(105.505,6)(296.723,9)
(2,35)
296.723,9371.562.6(93.984,8)
461,7(651,7)
19.336,1
1.737.629,41.736.256,71.495.893,8
240.362,91.372,7
2.070.465,91.310.439,3
758.378,0552.061,3760.026,7700.026,7
60.000,0
(111.431,4)(332.836,6)
(2,41)
332.836,6389.009,3(49.138,9)
(6.409,7)(924,1)
300,0Sumber: Kementrian keuangan
9
Format I-accountA. Pendapatan Negara dan Hibah I. Penerimaan Dalam Negeri 1. Penerimaan Perpajakan 2. P N B P II. HibahB. Belanja Negara I. Belanja Pemerintah Pusat 1. Belanja Pegawai 2. Belanja Barang 3. Belanja Modal 4. Pembayaran Bunga Utang 5. Subsidi 6. Belanja Hibah 7. Bantuan Sosial 8. Belanja lain-lain II. Transfer ke Daerah 1. Dana Perimbangan 2. Dana Otonomi Khusus dan
PenyusuaianC. Keseimbangan PrimerD. Surplus / Devisit PembayaranE. Pembiayaan
Format T-account Penerimaan Negara Belanja Negara
A. Penerimaan Dalam Negeri1.Penerimaan Migas
- Minyak Bumi- Gas Alam
2.Penerimaan Bukan Migas- PPh- PPn- Bea Masuk- Cukai- Pajak ekspor- PBB dan BPHTB- Pajak lainnya- PNBP
B. Penerimaan Pembangunan1.Pinjaman Program2.Pinjaman Proyek
A. Belanja Rutin1. Belanja Ppegawai2. Belanja Barang3. Belanja rutin daerah4. Bunga dan cicilan
hutang5. Pengeluaran rutin
lainnya
B. Belanja Pembangunan1. Pembangunan rupiah2. Pembangunan Proyek
Total Total
MEKANISME PENYUSUNAN APBN
Penyusunan dan penetapan APBN dalam UU No. 23 Tahun 2013 meliputi penegasan tujuan
dan fungsi penganggaran pemerintah, penegasan peran DPR/DPRD dan pemerintah dalam
proses penyusunan dan penetapan anggaran, pengintegrasian sistem akuntabilitas kinerja
dalam sistem penganggaran, penyempurnaan klasifikasi anggaran, penyatuan anggaran,
dan penggunaan kerangka pengeluaran jangka menengah dalam penyusunan anggaran.
Ketentuan umum penyusunan APBN (Pasal 35):
1) APBN disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan negara dan
kemampuan dalam menghimpun pendapatan negara.
2) Penyusunan Rancangan APBN berpedoman kepada rencana kerja Pemerintah dalam
rangka mewujudkan tercapainya tujuan bernegara.
3) Dalam hal anggaran diperkirakan defisit,ditetapkan sumber-sumber pembiayaan untuk
menutup defisit tersebut dalam Undang-undang tentang APBN.
4) Dalam hal anggaran diperkirakan surplus,Pemerintah Pusat dapat mengajukan rencana
penggunaan surplus anggaran kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
Azas penyusunan APBN
APBN disusun dengan berdasarkan azas-azas:
1) Kemandirian, yaitu meningkatkan sumber penerimaan dalam negeri sehingga pinjaman
luar negeri hanya sebagai pelengkap.
2) Penghematan atau peningkatan efesiensi dan produktivitas.
3) Penajaman prioritas pembangunan, pengeluaran/belanja dalam APBN mengutamakan
pembangunan di sektor yang lebih bermanfaat
4) Menitik beratkan pada azas-azas dan undang-undang negara
Gambar 4.4
Prinsip penyusunan APBN
Prinsip penyusunan APBN berdasarkan aspek penerimaan dan aspek pengeluaran ada tiga yaitu
10
Gambar anggota DPR sedang mengikuti sidang nota keuangan 2014 dan RAPBN 2014 oleh
Aspek penerimaan Aspek pengeluaran Intensifikasi penerimaan anggaran
dalam jumlah dan kecepatan penyetoran.
Intensifikasi penagihan dan pemungutan piutang negara.
Penuntutan ganti rugi atas kerugian yang diderita oleh negara dan penuntutan denda.
Hemat, efisien, dan sesuai dengan kebutuhan.
Terarah, terkendali, sesuai dengan rencana program atau kegiatan.
Semaksimal mungkin menggunakan hasil produksi dalam negeri dengan memperhatikan kemampuan atau potensi nasional
Mekanisme Penyusuna APBN
1) Tahap pendahuluan
Pemerintah Pusat menyampaikan pokok-pokok kebijakan fiskal dan kerangka
ekonomi makro tahun anggaran berikutnya kepada Dewan Perwakilan Rakyat
selambat-lambatnya bulan Mei tahun berjalan.Pemerintah Pusat dan Dewan Perwakilan
Rakyat membahas kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal yang
diajukan oleh Pemerintah Pusat dalam pembicaraan pendahuluan rancangan APBN
tahun anggaran berikutnya.Berdasarkan kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok
kebijakan fiskal, Pemerintah Pusat bersama Dewan Perwakilan Rakyat membahas
kebijakan umum dan prioritas anggaran untuk dijadikan acuan bagi setiap kementerian
negara/lembaga dalam penyusunan usulan anggaran, kemudian hasil pembahasan
rencana kerja dalam anggaran disampaikan kepada Menteri Keuangan sebagai bahan
penyusunan rancangan undang-undang tentang APBN tahun berikutnya.
2) Tahap pengajuan, pembahasan, dan penetapan APBN.
Tahapan dimulai dengan pidato presiden sebagai pengantar RUU APBN dan Nota
Keuangan. Selanjutnya akan dilakukan pembahasan baik antara Menteri Keuangan dan
Panitia Anggaran DPR,maupun antara komisi-komisi dengan departemen/lembaga
terkait.Hasil pembahasan ini adalah UU APBN, yang di dalamnya memuat satuan
anggaran sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari undang-undang tersebut. Satuan
anggaran adalah dokumen anggaran yang menetapkan alokasi dana per departemen
atau lembaga, sektor, subsektor, program dan proyek atau kegiatan. Untuk membiayai
tugas umum pemerintah dan pembangunan, departemen atau lembaga mengajukan
Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian atau Lembaga kepada Departemen Keuangan
dan Bappenas untuk kemudian dibahas menjadi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran .
Dalam pelaksanaan APBN dibuat petunjuk berupa keputusan presiden (kepres) sebagai
11
Pedoman Pelaksanaan APBN. Dalam melaksanakan pembayaran, kepala
kantor/pemimpin proyek di masing masing kementerian dan lembaga mengajukan Surat
Permintaan Pembayaran kepada Kantor Wilayah Perbendaharaan Negara
3) Tahap pengawasan APBN.
Fungsi pengawasan terhadap pelaksanaan APBN dilakukan oleh pengawas fungsional
baik eksternal maupun internal pemerintah. Pengawasan internal adalah pengawasan
yang dilakukan oleh suatu unit pengawas yang merupakan bagian dari organisasi yang
diperiksa, hubungan antara aparat pengawasan dengan pihak yang diawasi adalah
keduanya berada dalam satu unit organisasi yang sama. Sedangkan pengawasan
eksternal adalah pengawasan yang dilakukan oleh badan atau orang yang berasal dari
unit organisasi lain selain unit organisasi yang diperiksa. Hubungan antara aparat
pengawasan dengan pihak yang diawasi adalah keduanya tidak berbeda dalam satu unit
organisasi yang sama.Sebelum tahun anggaran berakhir sekitar bulan November,
pemerintah dalam hal ini Menteri Keuangan membuat laporan pertanggungjawaban
pelaksanaan APBN dan melaporkannya dalam bentuk Rancangan Perhitungan Anggaran
Negara (RUU PAN), yang paling lambat lima belas bulan setelah berakhirnya
pelaksanaan APBN tahun anggaran bersangkutan. Laporan ini disusun atas dasar
realisasi yang telah diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Apabila hasil
pemeriksaan perhitungan dan pertanggungjawaban pelaksanaan yang dituangkan dalam
RUU PAN disetujui oleh BPK, maka RUU PAN tersebut diajukan ke DPR guna mendapat
pengesahan oleh DPR menjadi UU Perhitungan Anggaran Negara (UU PAN) tahun
anggaran berkenaan.
Peraga 6.2 Mekanisme penyusunan APBN
Penyusunan APBN pun harus mempertimbangkan beberapa asumsi dasar yang
sangat mungkin mempengaruhinya (lihat Tabel 4.2). Asumsi yang tidak tepat dapat
mengakibatkan pencapaian target penerimaan dan target pengeluaran dalam APBN sulit
dilaksanakan. Sebagai contoh, pemerintah sudah mentargetkan penerimaan dari minyak
12
dan gas, di mana target menerimaan ini dibuat berdasarkan asumsi harga minyak dunia .
Target ini tentu sulit dicapai jika di masa mendatang ternyata harga minyak dunia
menunjukkan tren menurun . Tabel 6.3 memperlihatkan asumsi dasar dalam penyusunan
APBN
TABEL 6.3 ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DALAM PENYUSUNAN APBN
Indikator 2016 2017APBN RAPBN
1. Pertumbuhan ekonomi (%)2. Inflasi (%)3. Nilai tukar rupiah (Rp/USD)4. Suku bunga SPN 3 bulan rata-rata (%)5. Harga minyak (USD/barel)6. Lifting minyak (ribu barel perhari)7. Lifting Gas (ribu barel setara minyak)
5,34,7
13.9005,550
8301.155
5,34,0
13.3005,345
7801.150
Sumber: Kementrian Keuangan
PENGARUH APBN TERHADAP PEREKONOMIAN
APBN merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perekonomian secara agregat.
Ini disebabkan karena setiap perubahan yang terjadi pada variabel-variabel ekonomi makro
akan berpengaruh besaran -besaran pada APBN. Sebaliknya, jika terjadi perubahan dalam
kebijakan APBN (sebagai percerminan kebijakan fiskal) yang diambil pemerintah pada
gilirannya juga akan memengaruhi aktivitas perekonomian.Saat ini, kebijakan anggaran
negara mempunyai peranan yang cukup penting dalam mendorong aktivitas perekonomian,
terutama ketika dunia usaha belum sepenuhnya pulih akibat terjadinya krisis ekonomi pada
tahun 1998. Peranan kebijakan anggaran melalui kebijakan stimulasi fiskal, diharapkan akan
mampu mempercepat proses pemulihan ekonomi, yang tercermin dari peranannya dalam
permintaan agregat. Sejalan dengan Teori Keynesian, bahwa stimulasi fiskal melalui
“government expenditure” baik belanja barang dan jasa maupun belanja investasi atau
modal akan dapat membantu menggerakkan sektor riil.
Pengaruhnya adalah sebagai beriku:
1) Menciptakan kestabilan keuangan atau moneter negara, sebabnya dapat mengatur
jumlah uang yang beredar di masyarakat
2) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat, maksudnya dapat mengetahui
besarnya GNP dari tahun ke tahun.
13
3) Memperlancar distribusi pendapatan, maksudnya dapat mengetahui sumber
penerimaan dan penggunaan untuk belanja pegawai dan belanja barang serta yang
lainnya.
4) Menimbulkan investasi masyarakat, karena dapat mengembangkan industri-industri
dalam negeri.
5) Memperluas kesempatan kerja, karena terdapat pembangunan proyek-proyek negara
dan investasi negara, sehingga dapat membuka lapangan kerja yang baru dan dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Gambar 6.6
Dengan APBN , dapat diketahui arah, tujuan serta prioritas pembangunan yang akan dan
sedang dilaksanakan. Peningkatan pembangunan sarana dan prasarana ekonomi,
peningkatan sumber daya manusia akan meningkatkan produktifitas faktor-faktor produksi.
Pada gilirannya akan terbentuk tabungan masyarakat sehingga meningkatkan investasi
yang menyebabkan semakin banyak barang dan jasa yang tersedia bagi masyarakat.
Peran APBN dalam pembangunan
APBN memiliki dua peran penting dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Pertama, meningkatan permintaan agregat merupakan faktor penting dalam pertumbuhan
ekonomi dan pengaruhnya terhadap alokasi serta efisiensi sumberdaya perekonomian.
Kedua, dana yang tersedia dalam APBN untuk melaksanakan tiga fungsi ekonomi
Pemerintah yang tidak dapat dilaksanakan oleh sektor swasta secara optimal, yaitu fungsi
alokasi, fungsi distribusi, dan fungsi stabilisasi.
Fungsi alokasi dilakukan antara lain melalui pendanaan pada berbagai program dan
investasi produktif, seperti pendanaan pembangunan infrastruktur atau belanja barang dan
jasa. Fungsi stabilisasi dilakukan melalui pemberian berbagai jenis subsidi, baik subsidi
harga barang-barang kebutuhan pokok, maupun subsidi langsung ke obyek sasaran
roduktif, seperti pendanaan pembangunan infrastruktur atau belanja barang dan jasa.
Sedang fungsi distribusi dilakukan melalui dukungan untuk pemberdayaan kelompok
masyarakat yang berpenghasilan rendah.
14
Gambar pembangunan jalan raya / sarana dan prasaran a umumKeterangan pembangunan sarana dan prasaran umum dapat
mengembangkan industri dalam negeri
Dari uraian fungsi ekonomi pemerintah diatas dapat ditarik kesimpulan peran APBN dalam
pembangunan sebagai berikut:
1. Peranan dalam pembangunan ekonomI
Fungsi ekonomi tersebut secara sinergis berperan besar dalam perbaikan dan penguatan
fundamental perekonomian, seperti mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelan
jutan, menciptakan dan memperluas lapangan kerja produktif untuk menurunkan
tingkat pengangguran , menjaga stabilitas ekonomi khususnya stabilitas harga, serta
memperbaiki distribusi pendapatan dalam mengurangi tingkat kemiskinan.
2. Peranan dalam pembangunan infrastruktur
Infrastruktur ekonomi adalah infrastruktur yang terdiri dari infrastruktur fisik dan jasa
layanan yang diperoleh darinya untuk memperbaiki produktivitas ekonomi dan kualitas
hidup seperti transportasi, telekomunikasi, kelistrikan, dan irigasi. Sedangkan Pengertian
infrastruktur pemukiman adalah infrastruktur yang terdiri dari infrastruktur fisik dan
layanan yang diperoleh darinya untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia dan
meningkatkan kualitas hidup seperti air bersih dan perumahan.
B. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ( APBD)
Pada masa orde baru, hubungan keuangan antara pusat dan daerah didasari
oleh asas otonomi daerah (dekonsentrasi, desentralisasi, dan tugas perbantuan)
adalah sebagaimana diatur oleh UU No. 32 Tahun 1956. Sampai dengan saat ini,
asas-asas tersebut tetap dipertahankan dalam pengaturan keuangan pusat
dan daerah sebagaimana diatur dalam UU No. 33 Tahun 2004. Desentralisasi
berarti penyerahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada daerah
otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem
NKRI. Dekonsentrasi berarti pelimpahan wewenang dari pemerintah kepada
Gubernur sebagai wakil pemerintah. Tugas perbantuan berarti penugasan dari
Pemerintah kepada daerah dan/ atau desa atau sebutan lain dengan kewajiban
melaporkan dan mempertanggung jawab kan pelaksanaannya kepada yang
menugaskan.
Dari pengertian dekonsentrasi, desentralisasi, dan tugas perbantuan, terdapat
satu kata kunci,‘ penyerahan / pelimpahan wewenang’. Penyerahan dan
pelimpahan wewenang ini tentu tidak akan berjalan efektif jika tidak diikuti oleh
kemampuan finansial yang cukup memadai dalam penyelenggaraan
15
pemerintah daerah. Hal ini terjadi pada masa orde baru.
Pada masa orde baru, daerah-daerah dengan kemampuan finansial yang kuat
dapat melaksanakan wewenang itu dengan baik, sehingga pembangunan di
daerah itu dapat berjalan lancar. Sementara itu, bagi daerah lain yang tidak
memiliki kemampuan finansial yang kuat, tidak dapat melaksanakan wewenang
itu dengan baik. Ironisnya daerah-daerah yang memiliki kekayaan alam yang
melimpah justru termasuk golongan yang kedua. Salah satu penyebab
utamanya adalah buruknya pengaturan bagi hasil antara pusat dan daerah.
Setelah era reformasi bergulir, UU No. 32 Tahun 1956 dirasakan sudah tidak sesuai
lagi dengan perubahan keadaan yang mendorong otonomi daerah saat itu
terutama karena banyak penyimpangan dalam pelaksanaan undang - undang ini
(tertutama dalam pelaksanaan asas desentralisasi). Pengaturan keuangan antara
pusat dan daerah kemudian diatur dalam UU No. 33 Tahun 2004. Format baru
dalam undang-undang ini berupa sistem penganggaran terpadu yang melebur
anggaran rutin dan pembangunan dalam satu format anggaran. Penggabungan
belanja rutin (meliput igaji, pemeliharaan, perjalanan dinas, dan belanja barang)
dengan belanja pembangunan diharapkan mengurangi tumpang tindih alokasi.
Inti dari UU No .33 Tahun 2004 adalah pembagian kewenangan dan fungsi (power
sharing) antara pusat - daerah. Sebagai konsekuensi dari power sharing ini maka
muncul pula pembagian sumber - sumber daya keuangan (financial sharing)
antara pusat dan daerah. Undang-undang baru ini menganut prinsip money
follows function atau ’uang mengikuti kewenangan’. Secara ringkas prinsip money
follows function berarti jika kewenangan dilimpahkan ke daerah maka uang untuk
mengelola kewenangan itu pun harus dilimpahkan daerah.
Besar distribusi kewenangan, tugas, dan tanggung jawab, yang dilimpahkan
pemerintah pusat kepada pemerintah daerah akan menentukan besarnya
distribusi keuangan. Prinsip ini membawa perubahan dalam struktur
pembiayaan desentralisasi yang kini lebih melibatkan pemerintah pusat yang
terwujud dalam dana perimbangan (DAU, DAK,dan bagi hasil)
Pada masa mendatang, tujuan dari prinsip desentralisasi sebagaimana ingin
dicapai oleh pemerintah adalah sebagai berikut.
1) Mengurangi kesenjangan fiskal antara pusat dan daerah (vertical fiscal
imbalance), dan antar daerah (horizontal fiscal imbalance).
2) Meningkatkan kapasitas daerah di dalam menggali potensi
16
3) Memperkecil kesenjangan pelayanan publik antar daerah (public servic
eprovisiongap).
4) Mendukung kesinambungan fiskal (fiscal sustain ability) dalam kebijakan
ekonomi makro.
Gambar 6.7
1. Fungsi APBD
Sebagai realisasi pelaksanaan pembangunan jangka pendek (satu tahun), pemerintah
daerah menetapkan APBD. Oleh karena itu,APBD mempunyai beberapa fungsi, yaitu
sebagai berikut.
1) Fungsi Otorisasi
APBD menjadi dasar bagi Pemerintah Daerah untuk melaksanakan pendapatan dan
belanja pada tahun yang bersangkutan.Tanpa dianggarkan dalam APBD sebuah kegiatan
tidak memiliki kekuatan untuk dilaksanakan.
2) Fungsi perencanaan
APBD menjadi pedoman bagi pemerintah daerah untuk merencanakan kegiatan pada
tahun yang bersangkutan
3) Fungsi Pengawasan
APBD menjadi pedoman untuk menilai (mengawasi) apakah kegiatan penyelenggaraan
pemerintah daerah sudah sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
Gambar 4.8
4) Fungsi Alokasi
APBD dalam pembagiannya harus diarahkan dengan tujuan untuk mengurangi
pengangguran, pemborosan sumber daya, serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas
perekonomian.
5) Fungsi Distribusi
17
Gambar suasana penyadapan karet oleh penyadap karet lampung
Keterangan Tujuan dan prinsip desentralisasi antara lain meningkatkan pendapatan daerah di dalam menggali potensi di daerahnya
Gambar Suasana sidang membahas APBD DKIKeterangan Gubernur DKI Jakarta Ir Joko Widodo menyampaikan
nota keuangan tahun 2014 dihadapan anggota DPRD DKI Jakarta
Pendistribusiannya harus memerhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
6) Fungsi stabilitasi memliki makna bahwa anggaran daerah menjadi alat untuk
memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian daerah
2. SUMBER PENERIMAAN APBD
Sumber-sumber penerimaan daerah dalam pelaksanaan desentralisasi terdiri dari:
a. Pendapatan asli daerah (PAD)
Adalah penerimaan yang diperoleh dari pungutan-pungutan daerah berupa:
1) Pajak daerah
2) Hasil pengolahan kekayaan daerah
3) Retribusi daerah
4) Keuntungan dari perusahaan-perusahaan milik daerah
5) Lain-lain PAD
b. Pinjaman daerah
c. Dana Perimbangan
Adalah dana yang dialokasikan dari APBN untuk daerah sebagai pengeluaran pemerintah
pusat untuk belanja daerah, yang meliputi:
1) Dana alokasi umum adalah dana yang berasal dari APBN yang dialokasikan dengan
tujuan
Sebagai tujuan dari wujud pemeraatan kemampuan keuangan daerah
2) Dana bagi hasil
Yaitu dana yang berasal dari APBN yang dialokasikan kepada daerah sebagai hasil dari
pengelolaan sumber daya alam didaerah oleh pemerintah pusat.
3) Dana alokasi khusus
Yaitu dana yang bersumber dari APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu
dengan tujuan untuk mendanai kegiatan khusus daerah yang disesuaikan dengan
prioritas nasional.
d. Penerimaan lain-lain yang sah, berupa:
1) Hasil pengolahan kekayaan daerah
2) Penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan, jasa giro dan pendapatan bunga
3) Komisi, penjualan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan pengadaan
barang atau jasa oleh daerah.
3. Jenis-jenis pengeluaran pemerintah daerah
18
Untuk mengembangkan daerahnya, pemerintah daerah diberi wewenang untuk
mengelola atau mengatur keuangan daerahnya sendiri-sendiri. Komponen pengeluaran
daerah adalah sebagai berikut:
1. Belanja Aparatur meliputi
1) Belanja Adminstrasi Umum adalah belanja tidak langsung dan tidak menambah
aset tetap.
a) Belanja Pegawai adalah semua pembayaran berupa uang tunai yang dibayarkan
kepada pegawai daerah otonom. Belanja pegawai terdiri dari gaji dan tunjangan
lainnya, honorarium, tunjangan beras, biaya perawatan dan pengobatan
pegawai, upah pegawai tidak tetap, uang lembur, dan belanja pegawai lain-lain.
b) Belanja Barang dan Jasa
Belanja barang adalah semua pengeluaran yang dilakukan untuk kantor,
pembelian inventaris kantor, biaya perpustakaan, biaya pendidikan, biaya
pakaian dinas, biaya hansip, pembelian alat-alat laboratorium, pembelian
peralatan dokter, pembelian perlengkapan dapur rumah sakit, pembelian
inventaris ruangan pasien, pembelian obat-obatan, pembelian bahan
laboratorium, pembelian bahan percontohan , dan lain-lain.
c) Belanja Perjalanan Dinas terdiri dari biaya perjalanan dinas, biaya perjalanan
dinas tetap,biaya perjalanan dinas pindah, biaya pemulangan pegawai yang
dipensiunkan, biaya perjalanan dinas lainnya.
d) Belanja Pemeliharaan adalah semua pengeluaran yang dilakukan dalam rangka
pemeliharaan rumah dinas,kendaraan dinas kepala daerah dan wakil kepala
daerah, asrama, mess dan sejenisnya, kendaraan dinas lainnya, inventaris
kantor, dan lain-lain.
2) Belanja Operasi dan Pemeliharaan terdiri dari belanja pegawai, belanja barang dan
jasa,belanja perjalan dinas dan biaya pemeliharaan.
3) Belanja Modal adalah belanja yang dikeluarkan untuk membeli/memperoleh modal
seperti tanah, mobil, alat-alat, dll.
2. Belanja Publik terdiri dari belanja adminstrasi/umum, belanja operasi dan
pemeliharaan, dan belanja modal.
3. Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan adalah belanja daerah yang sumber dananya
dari bantuan pemerintah pusat dari APBN berupa Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum
dan Dana Alokasi Khusus.
4. Belanja Tak Disangka adalah semua belanja yang tidak terduga selama tahun anggaran
19
Gambar 6.9
PERAGA 6.1 APBD Propinsi DKI Jakarta Tahun 2015
PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTARINGKASAN APBD
TAHUN ANGGARAN 2015
PENDAPATAN DAERAH PENDAPATAN ASLI DAERAH 40.355.853.087.9784.1.1 Pajak Daerah 36.079.102.000.0004.1.2 Retribusi Daerah 600.000.000.0004.1.3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan 600.000.000.0004.1.4 Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah 3.076.751.087.978DANA PERIMBANGAN 12.760.465.925.0004.2.1 Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 12.760.465.925.000LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 7.326.419.771.0004.3.1 Pendapatan Hibah 4.566.906.100.0004.3.4 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 2.759.513.671.000Jumlah Pendapatan 60.442.738.783.978
BELANJA DAERAH BELANJA TIDAK LANGSUNG 24.760.911.186.3685.1.1 BELANJA PEGAWAI 19.311.408.500.0005.1.2 BELANJA BUNGA 46.070.052.8735.1.4 BELANJA SUBSIDI 940.000.000.0005.1.4 BELANJA HIBAH 1.681.897.939.8965.1.5 BELANJA BANTUAN SOSIAL 2.312.852.969.0005.1.7 BELANJA BANTUAN KEUANGAN KEPADA PROVINSI/
KABUPATEN/KOTA DAN PEMERINTAHAN DESA 401.179.003.9605.1.8 BELANJA TIDAK TERDUGA 67.502.720.639BELANJA LANGSUNG 38.889.193.813.6325.2.1 BELANJA PEGAWAI 1.786.029.166.7555.2.2 BELANJA BARANG DAN JASA 16.659.139.837.0415.2.3 BELANJA MODAL 20.444.024.809.836JUMLAH BELANJA 63.650.105.000.000SURPLUS/(DEFISIT) (3.207.366.216.022)
PEMBIAYAAN DAERAH PENERIMAAN PEMBIAYAAN 6.1.1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya 8.545.113.216.0226.1.4 Penerimaan Pinjaman Daerah 298.570.000.000JUMLAH PENERIMAAN PEMBIAYAAN 8.843.683.216.022PENGELUARAN PEMBIAYAAN 6.2.2 Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah 5.627.317.000.0006.2.3 Pembayaran Pokok Utang 9.000.000.000JUMLAH PENGELUARAN PEMBIAYAAN 5.636.317.000.000PEMBIAYAAN NETTO 3.207.366.216.022
20
Gambar Normalisasi waduk Rio Rio di JakartaKeterangan Normalisasi waduk Rio dimaksud untuk
mengendalikan banjir di Jakarta yang dibiayai oleh APBD DKI Jakarta
Sumber : Badan Pengelola Keuangan Daerah Provinsi DKI Jakarta
4. Cara Penyusunan APBD
APBD merupakan wujud pengelolaan keuangan daerah yang ditetapkan
setiap tahun dengan Peraturan Daerah. APBD terdiri atas anggaran pendapatan,
anggaran belanja, dan pembiayaan. Pendapatan daerah berasal dari
pendapatan asli daerah, dana perimbangan, dan pendapatan lain-lain yang
sah. Sebagaimana penyusunan APBN, maka langkah-langkah penyusunan
APBD adalah sebagai berikut.
1. Pemerintah Daerah mengajukan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD
disertai penjelasan dan dokumen-dokumen pendukung kepada DPRD
pada minggu pertama bulan Oktober tahun sebelumnya. Pengambilan
keputusan oleh DPRD mengenai Rancangan Peraturan Daerah tentang
APBD dilakukan selambat-lambatnya satu bulan sebelum tahun
anggaran yang bersangkutan dilaksanakan.
2. Sesudah disetujui oleh DPR, RAPBD kemudian ditetapkan menjadi APBD melalui
Peraturan Daerah. Apabila DPRD tidak menyetujui Rancangan Peraturan Daerah yang
diajukan Pemerintah Daerah, maka untuk membiayai keperluan setiap bulan,
Pemerintah Daerah dapat melaksanakan pengeluaran setinggi-tingginya sebesar
angka APBD tahun anggaran sebelumnya.
3. Setelah APBD ditetapkan dengan peraturan daerah, pelaksanaannya dituangkan lebih
lanjut dengan Keputusan Gubernur/ Bupati / Walikota.
Gambar 6.10
5. Pengaruh APBD dalam Perekonomian
Melalui APBD, maka dapat diketahui arah, tujuan, serta prioritas
pembangunan yang akan dan sedang dilaksanakan. Lebih jauh, pengeluaran
pembangunan tersebut, sebagaimana tertuang dalam APBD, akan meningkatkan
21
Gambar Suasana sidang di DPRDKeterangan Anggota DPRD DKI Jakarta sedang mengikuti sidang
pengesahan APBD DKI Jakarta tahun 2014
pembangunan sarana dan prasarana ekonomi,sehingga akan meningkatkan
produktivitas faktor-faktor produksi. Selain itu, pengeluaran pembangunan juga
diharapkan mampu meningkatkan sumber daya manusia, sehingga
memampukan manusia tersebut dalam menerapkan teknologi tinggi pada
proses produksi, begitu pula hasil-hasil produksi semakin meningkat, dan
akhirnya semakin banyak barang dan jasa yang tersedia bagi masyarakat.
Dari uraian di atas APBD memiliki dampak terhadap perekonomian. Dampak (pengaruh)
APBD terhadap perekonomian adalah sebagai berikut:
1. Dengan adanya APBD, pemerintah daerah memiliki pedoman yang jelas dalam
melaksanakan pembangunan ekonomi sehingga semua kegiatan dapat terarah dan
perekonomian daerah diharapkan bisa meningkat.
2. APBD dapat memengaruhi perubahan harga di daerah, misalnya: dalam
rangka meningkatkan PAD, pemerintah daerah menaikkan tarif beberapa
pungutan, seperti tarif pendaftaran rumah sakit, tarif pengujian kendaraan
bermotor, pajak hotel, pajak hiburan dan pajak sarang burung walet. Semua
kenaikan tarif tersebut tentu akan berpengaruh terhadap harga barang dan
jasa. Satu hal yang perlu diingat oleh pemerintah daerah, jangan sampai
kenaikan-kenaikan tersebut menimbulkan ekonomi biaya tinggi.
Gambar 611
3. APBD dapat digunakan sebagai alat perbaikan perekonomian. Jika daerah mengalami
gejala ekonomi yang buruk, misalnya mengalami ekonomi biaya tinggi, APBD dapat
digunakan sebagai alat untuk memperbaiki perekonomian. Caranya, pada penyusunan
APBD tahun berikutnya, pemerintah daerah harus mengurangi atau bahkan
menghapuskan beberapa pungutan yang memberatkan.
4. APBD dapat memengaruhi tingkat pemerataan distribusi pendapatan.
Misalnya, di suatu daerah kita mengenal adanya sarang burung walet yang
tentunya membuat kaya para pemiliknya. Agar kekayaan mereka tidak
bertumpuk dan menimbulkan kecemburuan sosial serta menciptakan
ketimpangan distribusi pendapatan maka pada APBD dianggarkan pajak
22
Gambar Hotel Mulia beserta aktivitasnyaKeterangan Dalam rangka meningkatkan PAD pemerintah daerah mengenakan tarif pajak hotel
sarang burung walet. Pajak yang dikenakan pada pemilik sarang burung
walet akan digunakan pemerintah daerah untuk kepentingan masyarakat
banyak. Dengan demikian, distribusi pendapatan di masyarakat diharapkan
lebih merata.
5. APBD mampu memengaruhi tingkat produktivitas perusahaan. Apabila pemerintah
daerah menetapkan peraturan yang menghambat lalu lintas barang dan jasa antar
daerah, hal itu akan memengaruhi produktivitas perusahaan-perusahaan tertentu,
seperti perusahaan yang menjual produknya ke daerah lain atau perusahaan yang
mendatangkan bahan bakunya dari daerah lain.
6. Peran APBD dalam Pembangunan
APBD mempunyai 3 (tiga) fungsi utama, yaitu fungsi alokasi, distribusi dan
stabilitas, berdasarkan fungsi ini dapatlah peran APBD dalam pembangunan. Dalam fungsi
alokasi pemerintah daerah mencitakan lapangan kerja untuk mengurangi pengangguran ,
sedang fungsi didtribusi dalam ekonomi pemerintah sangat berkaitan erat pemerataan
kesehahteraan bagi penduduk di daerah bersangkutan dengan terdistribusinya barang dan
jasa antara satu daerah dengan daerah lain tidak sama kesejahteraannya karena
dipengaruhi oleh kemampuan daerahnya masing-masing. Sedangkan fungsi stabilitas
mempunyai dukungan dan peran paling kecil. APBD memainkan peranan dalam
pengalokasian anggaran untuk kepentingan publik atau penyelenggaraan pemerintahan
yang pada akhirnya juga dalam rangka pelayanan publik. Dalam fungsi yang lain termasuk
pula pemerataan pendapatan dan pengentasan kemiskinan serta penciptaan lingkungan
makroekonomi yang kondusif .
7. Kebijakan Anggaran
Penyusunan anggaran dilatar belakangi oleh suatu kebijakan tertentu. Selain itu,
sasaran APBN tidak lepas dari sasaran kebijakan keuangan pemerintah, yang pada
gilirannya harus menunjang sasaran pertumbuhan dan pembangunan ekonomi,
sebagaimana direncanakan dalam pembangunan, kestabilan moneter, perluasan
kesempatan kerja, pelayanan umum, dan lain-lain, yang menyangkut peningkatan
kesejahteraan rakyat.
Sebagai upaya dalam mewujudkan kesinambungan fiskal, maka langkah strategis yang
akan dijalankan oleh Pemerintah adalah menurunkan defisit APBN secara bertahap
menuju kondisi seimbang atau surplus, dan melakukan manajemen pembiayaan anggaran
23
yang optimal, efisien, dan efektif.
Penurunan defisit APBN dimaksudkan agar tambahan beban pembiayaan, yang
terutama berasal dari utang, dapat dikurangi sehingga secara bertahap rasio utang
Pemerintah terhadap PDB menjadi semakin berkurang. Sementara itu, pengelolaan
pembiayaan anggaran lebih diutamakan kepada pembiayaan dari utang dalam negeri dan
luar negeri, dengan pengelolaan yang sesuai kebijakan untuk menjaga kesinambungan
fiskal. Terkait dengan penggunaan rekening pemerintah di Bank Indonesia dan
privatisasi BUMN sebagai sumber pembiayaan yang jumlahnya terbatas hanya bersifat
sementara.
Macam-macam Kebijakan Anggaran
Suatu anggaran dapat disusun dengan struktur anggaran berimbang, surplus, atau
defisit. Pada anggaran berimbang, semua pengeluaran disusun berdasarkan pada
penerimaan untuk mencapai keseimbangan antara penerimaan dan pengeluaran. Melalui
kebijakan anggaran berimbang, kestabilan ekonomi diharapkan dapat dipertahankan,
begitu pula untuk menghindarkan defisit. Selain kebijakan anggaran berimbang dikenal pula
anggaran surplus dan anggaran defisit.
Apabila belanja lebih kecil daripada anggaran, disebut sebagai anggaran surplus. Sebaliknya,
apabila anggaran lebih kecil daripada pengeluaran, disebut anggaran defisit. Setiap kebijakan
anggaran memiliki kecenderungan tersendiri. Pada sistem anggaran berimbang misalnya,
perekonomian cenderung berjalan stabil jika dibandingkan dengan kebijakan anggaran defisit dan
surplus. Kebijakan anggaran defisit cenderung mendorong timbulnya tingkat inflasi yang lebih tinggi.
Salah satu cara menutup defisit dapat dilakukan melalui pencetakan uang, yang
berarti menambah jumlah uang yang beredar, dan selanjutnya akan mendorong naiknya
tingkat harga dan merosotnya nilai uang. Jika keadaan tersebut berlangsung terus-
menerus maka inflasi dapat terjadi. Meskipun demikian, tidak berarti keadaan defisit
adalah buruk dan harus dihindari. Pada kondisi tertentu, saat perekonomian lesu dan
ditandai dengan tingkat suku bunga yang tinggi misalnya, defisit anggaran dapat diartikan
bahwa pemerintah sedang berusaha meningkatkan belanja pemerintah (government
expenditure), agar perekonomian dapat menggeliat kembali.
Kebijakan anggaran surplus cenderung menimbulkan gejala deflasi. Surplus anggaran
dapat menimbulkan keadaan jumlah uang yang beredar semakin kecil, yang pada
akhirnya menyebabkan tingkat harga cenderung turun (gejala deflasi). Sebagaimana
pembahasan sebelumnya, kebijakan anggaran yang dianut di Indonesia sebelum tahun
2001 menggunakan anggaran berimbang dinamis, dan sejak tahun 2001 menggunakan
24
kebijakan anggaran surplus/ defisit.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kebijakan anggaran sangat mempengaruhi
ekonomi suatu negara dan berarti juga ikut mempengaruhi tingkat kemakmuran negara
melalui terciptanya stabilitas moneter. Kelangsungan anggaran negara menjadi isu penting
di saat krisis ekonomi, yang menimbulkan kerusakan di berbagai bidang, dan telah
meningkatkan beban belanja APBN dalam jumlah yang sangat besar. Tambahan beban
tersebut meliputi alokasi dana APBN untuk (i) pembayaran bunga program rekapitalisasi
dan restrukturisasi perbankan; (ii) pembiayaan program Jaring Pengaman Sosial; dan (iii)
membengkaknya kebutuhan anggaran untuk subsidi, terutama subsidi BBM.
Beban APBN juga bertambah berat sebagai akibat anjloknya nilai tukar rupiah terhadap
mata uang asing, khususnya USD. Oleh karena itu, mempertahankan kelangsungan
anggaran negara merupakan salah satu hal yang mau tidak mau harus dilakukan oleh
pemerintah, terutama menghadapi tahun-tahun ke depan yang diprediksi akan menjadi
tahun yang berat bagi bangsa ini.
EKONOMIKA
Wamenkeu: Subsidi Listrik Harus Dicabut Karena Memberatkan APBN
JAKARTA, Jaringnews.com - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menilai tepat kebijakan Dirjen
Kelistrikan yang akan menghapus subsidi listrik kepada golongan pelanggan PT PLN (Persero) I3 dan
I4. Karena kalau tidak dihapus subsidi listrik tersebut, akan sangat berat terhadap Anggaran
25
TUGAS KELOMPOK
Buat kelompok yang terdiri dari 4-5 orangTiap kelompok mencari data APBD propinsi/kabupaten tahun 2012-2016, kemudian analisis data tersebut Hasil analisis:APBD Propinsi/Kabupaten : ................................Tahun .......
1. Pendapatan : .........................................2. Pengeluaran : .........................................3. Pendapatan tertinggi : .........................................4. Pendapatan terendah : .........................................5. Pengeluaran tertinggi : .........................................6. Pengeluaran terendah : ........................................
Pendapatan Belanja Negara (APBN).
"Menaikkan harga listrik dengan menghapus subsidi listrik saya pikir sudah tepat. Ini dilakukan
supaya subsidi listrik tidak menjadi hambatan bagi APBN," ujar Wakil Menteri Keuangan Bambang
Brodjonegoro di kantor Ditjen Ketenagalistrikan, Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (17/4).
Bambang menuturkan, golongan pelanggan PLN yang memang tidak membutuhkan subsidi listrik
sudah sepatutnya disesuaikan dengan Tarif Tenaga Listrik (TTL) nya. Sebab, sepanjang 2013 lalu saja
subsidi energi sudah mencapai Rp300 triliun dengan subsidi listrik Rp100 triliun dan BBM Rp200
triliun.
"Kalau listrik sudah jelas menurut kelompoknya maka sebaiknya diubah dari bentuknya menjadi
pembayaran listrik kepada kategori golongan tertentu. Itu harusnya yang mendapatkan pada
golongan rumah tangga tertentu, tentu yang harus menerima adalah yang membutuhkan," ungkap
Bambang.
Namun begitu, pihaknya tetap memperhatikan sektor industri strategis yang berkontribusi pada
ekonomi nasional. Bambang mengusulkan agar pemberian subsidi ini skenarionya diubah dengan
bantuan langsung atau insentif.
"Jadi diubah pengertiannya dengan memberi bantuan secara langsung kepada pelanggan rumah
tangga tertentu. Selain itu sektor industri strategis mendapatkan insentif dalam bentuk support
fasilitas dari pemerintah," jelas Bambang
Sumber http://jaringnews.com
CINTA EKONOMI
Irving Fisher
Irving Fisher lahir pada tanggal 27 Februari 1867 dan meninggal pada
tanggal 29 April 1947 di New York City. Dia adalah tokoh ekonomi
neoklasik Amerika yang pertama sekaligus aktivis kesehatan kebangsaan
26
Amerika Serikat. Ia sebagai salah satu ekonom pertama yang
memperkenalkan pendekatan matematis yang revolusioner dalam
ekonomi.Reputasinya saat ini mungkin lebih tinggi daripada masanya.
Beberapa istilah yang digunakan seperti namanya, seperti Persamaan Fisher,
Hipotesis Fisher, dan Teorema Pemisahan Fisher. Pemikirannya antara lain
Walrasian Equillibrium (keseimbangan Walrasian) serta konsep kurva
Phillips. Fisher juga menemukan system rolodex yang digunakan dalam
perbankan dan ia juga menemukan teori harga (Price Theory).
RANGKUMAN1. Landasan hukum APBN adalah UUD 1945 pasal 23 ayat 1.
2. APBN adalah suatu daftar dan penjelasan rinci mengenai penerimaan dan
pengeluaran negara
3. Tujuan APBN adalah sebagai pedoman penerimaan anggaran dan pengeluaran
negara.
4. Fungsi APBN adalah otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi, dan
stabilisasi.
5. Prinsip APBN adalah prinsip intensifikasi pendapatan dan efisiensi serta efektivitas
dalam pengeluaran dana.
6. Azas pemanfaatan APBN adalah mandiri, hemat, dan penajaman prioritas
pembangunan.
7. Cara penyusunan APBN adalah pemerintah mengajukan RAPBN ke DPR, DPR
membahas dalam sidang komisi APBN dengan perbaikan yang diperlukan. Bila disetujui
oleh DPR maka RAPBN berubah menjadi APBN dan dapat dilaksanakan oleh
pemerintah. Bila RAPBN tidak disetujui, pemerintah menggunakan APBN tahun
sebelumnya.
8. Laporan keuangan pemerintah pusat yang telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa
Keuangan harus disampaikan kepada DPR selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah
berakhirnya tahun anggaran yang bersangkutan.
9. Secara garis besar, APBN terdiri dari 5 (lima) komponen utama, yaitu (i) Pendapatan
Negara dan Hibah; (ii) Belanja Negara; (iii) Keseimbangan Primer; (iv) Surplus/Defisit
Anggaran; dan (v) Pembiayaan.
27
SOAL
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar
1. Apakah yang dimaksud dengan APBN
2. Apa yang dimaksud dengan APBD ?
3. Jelaskan fungsi APBN ?
4. Jelaskan tujuan dari APBN dan APBD ?
5. Jelaskan pengertian dari :
a. Azas anggaran surplus
b. Azas anggaran defisit
6. Apakah yang maksud dengan:
a. Dana Alokasi Umum (DAU)
b. Dana Alokasi Khusus (DAK)
7. Apa pengaruh APBD terhadap perekonomian ?
8. Sebutkan sumber penerimaan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi
9. Sebutkan sumber-sumber penerimaan negara
10. Jelaskan yang dimaksud dengan kebijakan anggaran
28