bab 5 pemetaan aspek non teknis sistem pengelolaan sampah … v pemetaan aspek non... · di...

34
Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR V-1 BAB 5 PEMETAAN ASPEK NON TEKNIS SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH KOTA BOGOR 5.1 PARTISIPASI MASYARAKAT Berdasarkan hasil survey yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi mengenai partisipasi masyarakat dengan penyebaran kuesioner kepada para responden sejumlah 43 orang untuk wilayah permukiman (pendapatan rendah, sedang, dan tinggi) dan 11 jenis sumber sampah untuk wilayah non permukiman di Kota Bogor selama 8 hari, diperoleh hasil sebagai berikut: 5.1.1 Karakteristik Masyarakat Berdasarkan proporsi diatas, terlihat bahwa mayoritas jenis pekerjaan para responden adalah karyawan swasta sebanyak 40% dan buruh sebanyak 33%. Gambar 5.1 Prosentase Profesi Masyarakat di Wilayah Pemukiman Adapun status kepemilikan tempat tinggal para responden yakni seperti yang terlihat pada gambar berikut.

Upload: vodang

Post on 11-Mar-2019

258 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 5 PEMETAAN ASPEK NON TEKNIS SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH … V Pemetaan Aspek Non... · di lingkungan sekitar. Adapun jawaban para responden di wilayah non permukiman sebesar 100%

Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR

V-1

BAB 5

PEMETAAN ASPEK NON TEKNIS

SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH KOTA BOGOR

5.1 PARTISIPASI MASYARAKAT

Berdasarkan hasil survey yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengumpulkan

informasi mengenai partisipasi masyarakat dengan penyebaran kuesioner kepada

para responden sejumlah 43 orang untuk wilayah permukiman (pendapatan rendah,

sedang, dan tinggi) dan 11 jenis sumber sampah untuk wilayah non permukiman di

Kota Bogor selama 8 hari, diperoleh hasil sebagai berikut:

5.1.1 Karakteristik Masyarakat

Berdasarkan proporsi diatas, terlihat bahwa mayoritas jenis pekerjaan para responden

adalah karyawan swasta sebanyak 40% dan buruh sebanyak 33%.

Gambar 5.1 Prosentase Profesi Masyarakat di Wilayah Pemukiman

Adapun status kepemilikan tempat tinggal para responden yakni seperti yang terlihat

pada gambar berikut.

Page 2: BAB 5 PEMETAAN ASPEK NON TEKNIS SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH … V Pemetaan Aspek Non... · di lingkungan sekitar. Adapun jawaban para responden di wilayah non permukiman sebesar 100%

Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR

V-2

Gambar 5.2 Status Kepemilikan Tempat Tinggal

Pada gambar di atas, sebanyak 74% responden bermukim di tempat tinggal

milik sendiri, sementara sisanya menjawab bahwa tempat tinggal mereka

adalah tempat tinggal sewaan.

Gambar 5.3 Pengeluaran per Bulan

Hasil survey mengenai pengeluaran bulanan responden, sebanyak 40%

responden memberikan informasi besar pengeluaran dibawah Rp 1.000.000,00

per bulan. Terhadap kuesioner yang diberikan, tidak satupun responden

dengan pengeluaran melebihi Rp. 1.500.000 per bulan.

5.1.2 Pengetahuan Tentang Persampahan

Para responden diberikan pertanyaan mengenai pengetahuan mereka dalam hal

pemilahan sampah, pengetahuan terhadap 3R, hingga kesediaan dan persepsi

Page 3: BAB 5 PEMETAAN ASPEK NON TEKNIS SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH … V Pemetaan Aspek Non... · di lingkungan sekitar. Adapun jawaban para responden di wilayah non permukiman sebesar 100%

Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR

V-3

mereka terhadap kegiatan bank sampah. Adapun pada aspek ini, hasil survey juga

mencakup informasi yang dikumpulkan dari para responden di wilayah non

permukiman.

Gambar 5.4 Kesediaan Memilah Sampah

Sebanyak 58% responden menyatakan tidak bersedia untuk melakukan pemilahan

sampah, walaupun sebanyak 66% responden di wilayah permukiman mengaku

mengetahui atau pernah mendengar berita mengenai program 3R dan sebanyak 87%

responden di wilayah non permukiman mengetahui kegiatan 3R.

Gambar 5.5 Informasi tentang Program 3R di Wilayah Pemukiman

Page 4: BAB 5 PEMETAAN ASPEK NON TEKNIS SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH … V Pemetaan Aspek Non... · di lingkungan sekitar. Adapun jawaban para responden di wilayah non permukiman sebesar 100%

Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR

V-4

Gambar 5.6 Informasi tentang 3R di WIlayah Non Pemukiman

Beberapa sumber informasi utama akan program 3R yang didapatkan oleh para

responden disajikan pada kedua gambar di bawah ini.

Gambar 5.7 Sumber Informasi Program 3R di Wilayah Pemukiman

Sumber informasi mengenai program 3R di wilayah permukiman terutama diperoleh

dari media elektronik, yakni televisi, sumber lain, dan surat kabar. Sementara itu, pada

wilayah non permukiman, sumber informasi mengenai kegiatan 3R juga diperoleh

dari televisi. Namun, sumber informasi lain berikutnya adalah pemerintah dan surat

kabar.

Page 5: BAB 5 PEMETAAN ASPEK NON TEKNIS SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH … V Pemetaan Aspek Non... · di lingkungan sekitar. Adapun jawaban para responden di wilayah non permukiman sebesar 100%

Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR

V-5

Gambar 5.8 Sumber Informasi Kegiatan 3R di Wilayah Non Pemukiman

Pertanyaan yang diajukan kepada para responden mengenai kemungkinan kegiatan

3R pada wilayah masing-masing, mendapatkan respon seperti yang disajikan pada

gambar 9 dan gambar 10 berikut.

Gambar 5.9 Kegiatan 3R di Wiilayah Pemukiman

Sebanyak 98% responden memberikan jawaban bahwa kegiatan 3R belum dilakukan

di lingkungan sekitar. Adapun jawaban para responden di wilayah non permukiman

sebesar 100% menjawab belum terdapat kegiatan 3R di lingkungan sekitar.

Page 6: BAB 5 PEMETAAN ASPEK NON TEKNIS SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH … V Pemetaan Aspek Non... · di lingkungan sekitar. Adapun jawaban para responden di wilayah non permukiman sebesar 100%

Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR

V-6

Gambar 5.10 Kegiatan 3R di Wilayah Non Pemukiman

Responden dari wilayah permukiman dan non permukiman juga memberikan

jawabannya terkait informasi yang mereka ketahui mengenai bank sampah.

Gambar 5.11 Pengetahuan tentang Bank Sampah di Wilayah Pemukiman

Sebanyak 81% atau mayoritas responden di wilayah permukiman menjawab bahwa

mereka telah mendengar mengenai bank sampah. Adapun di wilayah non

permukiman jumlah responden yang telah mengetahui informasi tentang bank

sampah yakni sebanyak 47%.

Page 7: BAB 5 PEMETAAN ASPEK NON TEKNIS SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH … V Pemetaan Aspek Non... · di lingkungan sekitar. Adapun jawaban para responden di wilayah non permukiman sebesar 100%

Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR

V-7

Gambar 5.12 Pengetahuan tentang Bank Sampah di Wilayah Non Pemukiman

Informasi mengenai Bank Sampah di wilayah non permukiman banyak didapatkan

dari dari televisi. Sementara itu, responden di wilayah permukiman mendapatkan

informasi tersebut dari terutama dari sumber lain.

Gambar 5.13 Sumber Informasi Kegiatan Bank Sampah di WIlayah Pemukiman

Dari gambar di atas kita dapat melihat, bahwa sumber lain, yakni sebesar 61%,

merupakan sumber utama para responden di wilayah permukiman dalam

mendapatkan informasi mengenai bank sampah.

Adapun para responden di wilayah non permukiman, sebanyak 87% atau mayoritas

responden menjawab bahwa televisi merupakan media dimana mereka mendapatkan

informasi mengenai bank sampah.

Page 8: BAB 5 PEMETAAN ASPEK NON TEKNIS SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH … V Pemetaan Aspek Non... · di lingkungan sekitar. Adapun jawaban para responden di wilayah non permukiman sebesar 100%

Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR

V-8

Gambar 5.14 Sumber Informasi Kegiatan Bank Sampah di WIlayah Non Pemukiman

Survey juga mengumpulkan informasi mengenai kesediaan para responden di kedua

wilayah dalam mengikuti kegiatan bank sampah.

Gambar 5.15 Ketersediaan Responden di Wilayah Pemukiman dalam Mengikuti

Kegiatan Bank Sampah

Berdasarkan gambar diatas, persentase responden di wilayah permukiman untuk

mengikuti kegiatan bank sampah cukup tinggi, yaitu sebesar 72%. Hal yang

sebaliknya ditunjukkan oleh para responden di wilayah non permukiman, yakni hanya

sebanyak 25% dari responden yang bersedia menginisiasi kegiatan bank sampah.

Page 9: BAB 5 PEMETAAN ASPEK NON TEKNIS SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH … V Pemetaan Aspek Non... · di lingkungan sekitar. Adapun jawaban para responden di wilayah non permukiman sebesar 100%

Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR

V-9

Gambar 5.16 Ketersediaan Responden Wilayah Non Pemukiman dalam Kegiatan Bank

Sampah

5.1.3 Pengelolaan Sampah

Kuesioner yang dibagikan kepada para responden, baik wilayah pemukiman maupun

non pemukiman, mengajukan pertanyaan tentang sistem pengelolaan sampah

diwilayahnya. Pertanyan yang diajukan yakni mengenai frekuensi pengangkutan

sampah, tipe kendaraan pengangkut, besarnya biaya retribusi, mekanisme

pembayaran retribusi, hingga kepuasan responden terhadap pelayanan pengelolaan

sampah saat ini.

Berdasarkan jawaban para responden wilayah pemukiman, frekuensi pengambilan

sampah dilakukan sehari sekali dengan menggunakan alat pengangkut sampah yang

berbeda-beda. Seperti yang terlihat pada Gambar 4.17, bahwa sebanyak 100%

responden wilayah pemukiman menjawab frekuensi pengambilan sampah pada

tempat tinggalnya dilakukan sehari sekali.

Gambar 5.17 Frekuensi Pengambilan Sampah di Wilayah Pemukiman

Page 10: BAB 5 PEMETAAN ASPEK NON TEKNIS SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH … V Pemetaan Aspek Non... · di lingkungan sekitar. Adapun jawaban para responden di wilayah non permukiman sebesar 100%

Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR

V-10

Gambar 5.18 Kendaraan Pengangkut Sampah di WIlayah Pemukiman

Sementara itu, tipe kendaraan pengangkut sampah pada wilayah pemukiman

bervariasi, dengan mayoritas kendaraan pengangkut berupa Gerobak, yakni sebanyak

74%. Sebanyak 19% sampah responden tersebut diangkut oleh truk dan sebanyak

7% oleh gerobak motor.

Berdasarkan kisaran biaya retribusi pada kuesioner yang dibagikan, sebanyak 100%

responden dari wilayah pemukiman membayar biaya restribusi diatas kisaran yang

diberikan, yakni diatas Rp 7.500,00.

Gambar 5.19 Biaya Retribusi di Wilayah Pemukiman

Page 11: BAB 5 PEMETAAN ASPEK NON TEKNIS SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH … V Pemetaan Aspek Non... · di lingkungan sekitar. Adapun jawaban para responden di wilayah non permukiman sebesar 100%

Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR

V-11

Gambar 5.20 Biaya Retribusi di Wilayah Non Pemukiman

Pada Gambar diatas, terlihat bahwa sebanyak 94% responden wilayah non

pemukiman tidak mengetahui biaya retribusi sampah. Hanya sekitar 6% yang

mengetahui biaya retribusi sampah yang mereka bayarkan, yakni diatas Rp 5.000,00.

Pada wilayah pemukiman, seluruh jawaban responden mengenai mekanisme

pembayaran retribusi yakni dibayarkan melalui pengurus RT/RW. Seperti yang terlihat

pada Gambar berikut.

Gambar 5.21 Mekanisme Pembayaran Retribusi di WIlayah Pemukiman

Sedangkan pada responden wilayah non pemukiman, sebanyak 69% membayarkan

retribusi sampah langsung kepada petugas pengangkut sampah. Sebanyak 31%

membayar retribusi sampah melalui cara lainnya.

Page 12: BAB 5 PEMETAAN ASPEK NON TEKNIS SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH … V Pemetaan Aspek Non... · di lingkungan sekitar. Adapun jawaban para responden di wilayah non permukiman sebesar 100%

Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR

V-12

Gambar 5.22 Mekanisme Pembayaran Retribusi Sampah di WIlayah Non Pemukiman

Seperti yang terlihat pada Gambar diatas, sebanyak 61% dari responden wilayah

pemukiman tidak puas dengan pelayanan pengelolaan sampah saat ini. Sementara

itu, seluruh responden di wilayah non pemukiman menjawab tidak puas dengan

pelayanan pengelolaan sampah yang dilakukan saat ini.

Gambar 5.23 Kepuasan terhadap Pelayanan Pengelolaan Sampah di Wilayah

Pemukiman

Page 13: BAB 5 PEMETAAN ASPEK NON TEKNIS SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH … V Pemetaan Aspek Non... · di lingkungan sekitar. Adapun jawaban para responden di wilayah non permukiman sebesar 100%

Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR

V-13

Gambar 5.24 Kepuasan terhadap Pelayanan Pengelolaan Sampah di WIlayah Non

Pemukiman

Adapun jarak TPS dari sumber sampah pada wilayah non pemukiman seperti yang

terdapat pada Gambar berikut.

Gambar 5.25 Jarak TPS ke Sumber di Wilayah Non Pemukiman

Sebanyak 50% responden wilayah non pemukiman memiliki TPS yang berjarak lebih

dari 5 meter dari sumbernya. Namun, sebanyak 38% responden tersebut tidak

mengetahui jarak TPS tersebut dari sumber sampahnya.

5.2 ASPEK KELEMBAGAAN

5.2.1 Instansi Terkait Kebersihan dan Persampahan

Pengelolaan persampahan di Kota Bogor dilakukan oleh Dinas Kebersihan dan

Pertamanan Kota Bogor. Kewajiban dinas tersebut di bidang persampahan meliputi

pengelolaan sampah mulai dari pengumpulan di sumber timbulnya sampah,

pemindahan ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS), hingga pengelolaan di

Page 14: BAB 5 PEMETAAN ASPEK NON TEKNIS SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH … V Pemetaan Aspek Non... · di lingkungan sekitar. Adapun jawaban para responden di wilayah non permukiman sebesar 100%

Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR

V-14

Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yaitu di TPA Galuga, Desa Desa Galuga, Kecamatan

Cibungbulang Kabupaten Bogor.

Pada pelaksanaan pengelolaan sampah di Kota Bogor, Dinas Kebersihan dan

Pertamanan juga melibatkan beberapa instansi serta pihak terkait dalam

mengoptimalisasikan pelaksanaannya. Beberapa instansi tersebut yakni PD Pasar

Pakuan Jaya, BPLHD, Kecamatan, dan Kelurahan Kota Bogor.

5.2.2 Tugas Pokok, Fungsi Dan Struktur Organisasi Masing-Masing

Instansi

Adapun tugas pokok, fungsi, dan struktur organisasi instansi yang terkait dalam

pengelolaan sampah berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bogor No. 3 Tahun 2010

tentang Organisasi Perangkat Daerah, yakni:

1) Dinas Kebersihan dan Pertamanan

Dinas Kebersihan dan Pertamanan mempunyai tugas pokok melaksanakan

sebagian urusan di bidang kebersihan dan pertamanan. Selain itu, untuk

melaksanakan tugas pokok tersebut, Dinas Kebersihan dan Pertamanan

mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang kebersihan dan pertamanan;

b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang

kebersihan dan pertamanan;

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kebersihan dan pertamanan;

d. Pelaksanan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai tugas dan

fungsinya.

Struktur organisasi Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bogor terdapat

pada Gambar 4.26 berikut.

Page 15: BAB 5 PEMETAAN ASPEK NON TEKNIS SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH … V Pemetaan Aspek Non... · di lingkungan sekitar. Adapun jawaban para responden di wilayah non permukiman sebesar 100%

Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR

V-15

Gambar 5.26 Struktur Organisasi Dinas Kebersihan dan Pertamanan

Selain itu, UPTD Pengolahan Sampah pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota

Bogor dapat dilihat pada Gambar 4.27 berikut.

Page 16: BAB 5 PEMETAAN ASPEK NON TEKNIS SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH … V Pemetaan Aspek Non... · di lingkungan sekitar. Adapun jawaban para responden di wilayah non permukiman sebesar 100%

Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR

V-16

Gambar 5.27 Struktur Organisasi UPTD Pengolahan Sampah

2) PD Pasar

Peraturan Walikota Bogor No. 27 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Perusahaan Daerah Pasar Pakuan Jaya Kota Bogor menegaskan bahwa

PD Pasar Pakuan Jaya merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah di

bidang pengelolaan dan penyewaan sarana dan prasarana pasar seperti

tempat berdagang, perparkiran, tempat bongkar muat, pengelolaan

kebersihan, Mandi Cuci Kakus (MCK), serta usaha lainnya yang terkait

dengan penyelenggaraan pasar. Dimana, dalam menjalankan usahanya, PD

Pasar Pakuan Jaya memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

a Perencanaan, pembangunan, pemeliharaan, dan pengawasan sarana dan

prasarana PD Pasar Pakuan Jaya;

b Penataan dan pengelolaan PD Pasar Pakuan Jaya beserta fasilitasnya;

c Pembinaan pelaku usaha di PD Pasar Pakuan Jaya;

d Penciptaan kelancaran distribusi barang dan jasa;

e Memberikan pelayanan jasa pelayanan pasar kepada masyarakat;

f Menjadikan PD Pasar Pakuan Jaya mampu mengembangkan diri sesuai

tugas, sehingga menambah pendapatan daerah secara langsung dan atau

tidak langsung;

g Membuat laporan penyelenggaraan tugas secara transparan, akuntabel

dan bertanggung jawab sesuai dengan prinsip tata kelola yang baik;

h Menyampaikan laporan penyelenggaraan dan kinerja kepada Pemerintah

Daerah sesuai dengan kewenangannya;

i Mempublikasikan laporan neraca dan daftar rugi laba yang telah diaudit

Page 17: BAB 5 PEMETAAN ASPEK NON TEKNIS SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH … V Pemetaan Aspek Non... · di lingkungan sekitar. Adapun jawaban para responden di wilayah non permukiman sebesar 100%

Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR

V-17

sebagai bentuk transparansi kepada publik.

Pada Peraturan Walikota tersebut juga ditegaskan bahwa PD Pasar Pakuan

Jaya mengemban fungsi sosial sebagai pendorong dan penciptaan stabilitas

harga dan ketersediaan bahan pokok. Sedangkan struktur organisasi PD

Pasar Pakuan Jaya yakni terdiri dari:

A. Direktur Utama yang membawahkan:

1. Direktur Umum yang membawahkan:

a. Bagian Administrasi yang membawahkan:

1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

2) Sub Bagian Hubungan Hukum dan Kehumasan

b. Bagian Keuangan yang membawahkan:

1) Sub Bagian Anggaran dan Retribusi

2) Sub Bagian Akuntansi dan Pelaporan

2. Direktur Operasional yang membawahkan:

a. Bagian Usaha Jasa yang membawahkan:

1) Sub Bagian Pemasaran dan Pengembangan Usaha

2) Sub Bagian Pemberdayaan Pedagang

b. Bagian Teknik dan Penertiban yang membawahkan:

1) Sub Bagian Pembangunan, Pemeliharaan, dan Rehabilitasi

2) Sub Bagian Penertiban, Keamanan, dan Kebersihan

3. Kepala Pasar

B. Satuan Pengawasan Intern (SPI)

3) BPLHD

Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup mempunyai tugas pokok

melaksanakan kebijakan di bidang lingkungan hidup.Dalam melaksanakan

tugas pokok tersebut, Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kota Bogor

mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pengelolaan lingkungan hidup;

2) Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pengelolaan lingkungan

hidup;

3) Pembinaan dan pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup;

4) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

Struktur organisasi Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup seperti yang

terdapat pada Gambar 4.28 berikut.

Page 18: BAB 5 PEMETAAN ASPEK NON TEKNIS SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH … V Pemetaan Aspek Non... · di lingkungan sekitar. Adapun jawaban para responden di wilayah non permukiman sebesar 100%

Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR

V-18

Gambar 5.28 Struktur Organisasi Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup

4) Kecamatan

Kecamatan mempunyai tugas pokok yakni melaksanakan sebagian urusan di

bidang pemerintahan.Dimana, untuk melaksanakan tugas pokok tersebut,

Kecamatan mempunyai fungsi sebagai berikut:

a Pengkoordinasian kegiatan pemberdayaan masyarakat;

b Pengkoordinasian upaya penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban

umum;

c Pengkoordinasian penerapan dan penegakan peraturan perundang-

undangan;

d Pengkoordinasian pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum;

e Pengkoordinasian penyelenggaraan pemerintahan di tingkat kecamatan;

f Pembinaan penyelenggaraan pemerintahan kelurahan;

g Pelaksanaan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya;

h Pelaksanaan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh Walikota;

Page 19: BAB 5 PEMETAAN ASPEK NON TEKNIS SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH … V Pemetaan Aspek Non... · di lingkungan sekitar. Adapun jawaban para responden di wilayah non permukiman sebesar 100%

Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR

V-19

i Penyelenggaraan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Walikota.

Gambar 4.29 berikut memperlihatkan struktur organisasi Kecamatan di Kota

Bogor.

Gambar 5.29 Struktur Organisasi Kecamatan

5) Kelurahan

Pada Peraturan Daerah Kota Bogor No. 3 Tahun 2010 tentang Organisasi

Perangkat Daerah hanya terlampir struktur organisasi kelurahan, seperti

yang terdapat pada Gambar 4.30 berikut.

Page 20: BAB 5 PEMETAAN ASPEK NON TEKNIS SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH … V Pemetaan Aspek Non... · di lingkungan sekitar. Adapun jawaban para responden di wilayah non permukiman sebesar 100%

Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR

V-20

Gambar 5.30 Struktur Organisasi Kelurahan

5.2.3 Rencana Pengelolaan Sampah Regional

Berdasarkan Laporan Konsep Rencana Pengelolaan Persampahan Kota Bogor Tahun

2005 – 2010 oleh JWMC (2006), telah direncanakan suatu korporasi Pengelolaan

Persampahan yang dimiliki dan melayani Pemerintah Kota dan Kabupaten di wilayah

Jabodetabek. Dari total wilayah 8 Pemerintah Propinsi, Kota dan Kabupaten yang ada,

direncanakan dibagi menjadi 3 zona yaitu Barat, Timur dan Selatan. Zona Barat

melayani Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang dan DKI. Kemudian Zona Timur

melayani Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi dan DKI; serta Zona Selatan meliputi Kota

Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Depok dan DKI.

Rencana pengelolaan sampah regional tersebut yang akan segera direalisasikan

adalah Zona Selatan, dengan TPST Regional Nambo sebagai bisnis unit yang

pertama. Untuk itu TPST Nambo perlu diintegrasikan ke dalam korporasidan

dikembangkan sesuai standar korporasi.Namun dalam praktiknya TPST Regional

Nambo tersebut masih penuh dengan ketidakpastian dan juga untuk mengantisipasi

keterbatasan TPA Galuga, maka TPPAS Kayumanis merupakan rencana yang perlu

diwujudkan segera sebagai alternatif lokasi pembuangan akhir Kota Bogor.

Page 21: BAB 5 PEMETAAN ASPEK NON TEKNIS SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH … V Pemetaan Aspek Non... · di lingkungan sekitar. Adapun jawaban para responden di wilayah non permukiman sebesar 100%

Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR

V-21

5.3 ASPEK PENDANAAN

5.3.1 Jenis Anggaran Belanja Pemerintah Daerah beserta

Rekapitulasinya

Selama periode Tahun Anggaran 2009-2013, dari akumulasi target Belanja Daerah

sebesar Rp. 6.061.965.593.634,89 terealisasi sebesarRp. 4.518.826.860.136,00 atau

74,54 persen. Secara lebih terinci, realisasi Belanja Daerah pada Tahun Anggaran

2009-2013 tersebut disajikan pada Tabel 4.1 berikut.

Tabel 5.1 Target dan Realisasi Belanja Daerah Tahun Anggaran 2009 - 2013

Tahun

Anggaran

Target Setelah

Perubahan APBD Realisasi % Bertambah/ Berkurang

2009 882.204.026.594,00 776.876.996.002,00 88,06 (105.327.030.592,00)

2010 1.052.577.506.897,89 956.682.804.942,00 90,89 (95.894.701.955,89)

2011 1.183.796.860.955,00 1.074.576.515.295,00 90,77 (109.220.345.660,00)

2012 1.401.329.094.935,00 1.256.205.808.990,00 89,64 (145.123.285.945,00)

2013*) 1.542.058.104.253,00 454.484.734.907,00 29,47 (1.087.573.369.346,00)

Jumlah 6.061.965.593.634,89 4.518.826.860.136,00 74,54 (1.543.138.733.498,89)

Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2009 s.d. 2012

*) Perda Sebelum Perubahan APBD TA. 2013 dan Laporan Realisasi s.d Semester Pertama APBD TA. 2013

Belanja daerah terbagi ke dalam dua kelompok yaitu:

a. Belanja Tidak Langsung

Belanja Tidak Langsung terdiri atas: (a)Belanja Pegawai, (b) Belanja Bunga, (c)

Belanja Subsidi, (d) Belanja Hibah, (e) Belanja Bantuan Sosial, (f) Belanja Bagi

Hasil kepada ke Kelurahan, (g)Belanja Bantuan Keuangan kepada Parpol (h)

Belanja Tidak Terduga.Selama periode Tahun Anggaran 2009-2013

terealisasi Rp.2.667.750.715.870,00atau 80,72 persen dari target sebesar

Rp.3.304.878.820.753,89 disajikan pada Tabel 4.2.

Tabel 5.2 Target dan realisasi Belanja Tidak Langsung Tahun Anggaran 2009 - 2013

Tahun

Anggaran

Target Setelah

Perubahan APBD Realisasi %

Bertambah/

Berkurang

2009 511.934.687.330,00 451.163.091.029,00 88,13 (60.771.596.301,00)

2010 609.312.128.161,89 586.674.384.457,00 96,28 (22.637.743.704,89)

2011 679.221.676.169,00 651.341.702.518,00 95,90 (27.879.973.651,00)

2012 703.569.406.342,00 673.880.506.052,00 95,78 (29.688.900.290,00)

2013*) 800.840.922.751,00 304.691.031.814,00 38,05 (496.149.890.937,00)

Jumlah 3.304.878.820.753,89 2.667.750.715.870,00 80,72 (637.128.104.883,89)

Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2009 s.d. 2013

Page 22: BAB 5 PEMETAAN ASPEK NON TEKNIS SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH … V Pemetaan Aspek Non... · di lingkungan sekitar. Adapun jawaban para responden di wilayah non permukiman sebesar 100%

Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR

V-22

*) Perda Sebelum Perubahan APBD TA. 2013 dan Laporan Realisasi s.d Semester Pertama APBD

TA. 2013

b. Belanja Langsung (BL)

Belanja Langsung terdiri atas: (a)Belanja Pegawai, (b) Belanja Barang dan

Jasa, serta (c) Belanja Modal. Belanja Langsung selama periode Tahun

Anggaran 2009-2013 secara akumulasi realisasinya sebesar Rp.

1.851.076.144.266,00 dari target sebesar Rp. 2.757.086.772.881,00 atau 67,14

persen, disajikan pada Tabel4.3.

Tabel 5.3 Target dan Realisasi Belanja Langsung Tahun Anggaran 2009 - 2013

Tahun

Anggaran

Target Setelah

Perubahan APBD Realisasi %

Bertambah/

Berkurang

2009 370.269.339.264,00 325.713.904.973,00 87,97 (44.555.434.291,00)

2010 443.265.378.736,00 370.008.420.485,00 83,47 (73.256.958.251,00)

2011 504.575.184.786,00 423.234.812.777,00 83,88 (81.340.372.009,00)

2012 697.759.688.593,00 582.325.302.938,00 83,46 (115.434.385.655,00)

2013*) 741.217.181.502,00 149.793.703.093,00 20,21 (591.423.478.409,00)

Jumlah 2.757.086.772.881,00 1.851.076.144.266,00 67,14 (906.010.628.615,00)

Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2009 s.d. 2012

*) Perda Sebelum Perubahan APBD TA. 2013 dan Laporan Realisasi s.d Semester Pertama

APBD TA. 2013

5.3.2 Indikator Kinerja Program Kebersihan

Salah satu program prioritas Kota Bogor periode 2010 – 2014 adalah

Kebersihan, dengan misi Kota Bogor yang mengamanatkan agar Pemerintah

Kota Bogor mampu mewujudkan kota yang bersih dengan sarana prasarana

transportasi yang berkualitas. Bersih yang dimaksud dalam misi tersebut adalah

bebas sampah, kotoran dan gangguan pandangan. Artinya dalam masa periode

2010-2014 Kota Bogor harus menjadi kota yang bersih dari sampah, memiliki

ruang terbuka hijau yang tertata serta penataan ruang yang berwawasan

lingkungan.

Lingkungan bersih dan berkelanjutan akan dapat dicapai melalui pelayanan

persampahan dan pengelolaan TPA, sosialisasi penanganan persampahan

berbasis masyarakat, peningkatan upaya konservasi sumber daya alam serta

peningkatan fungsi ruang terbuka hijau.

Adapun prioritas penanganan kebersihan ditekankan pada peningkatan

kapasitas pelayanan persampahan,pengoptimalan TPA Galuga dan persiapan

Page 23: BAB 5 PEMETAAN ASPEK NON TEKNIS SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH … V Pemetaan Aspek Non... · di lingkungan sekitar. Adapun jawaban para responden di wilayah non permukiman sebesar 100%

Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR

V-23

dukungan pada TPST Nambo serta peningkatan sistem pengelolaan sampah

disumber dengan konsep 3R.

Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Bogor

Tahun 2010 – 2014,indikator kinerja penanganan masalah kebersihan secara

keseluruhan adalah rasio jumlah sampah terlayani terhadap jumlah timbulan

sampahyang laksanakan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bogor.

Tabel 4.4 berikut adalah realisasi pencapaian target RPJMD.

Tabel 5.4 Realisasi Pencapaian Target RPJMD

TAHUN TARGET (%) REALISASI (%)

2009 70 69,83

2010 70 70

2011 70,1 70,14

2012 70,2 70,21

2013 (Semester 1) 70,3 70,32

Sumber : Dinas Kebersihan dan Pertamanan, 2013

Sedangkan rekapitulasi indikator kinerja keluaran/hasil tiap kegiatan selama

beberapa tahun terakhir, dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut.

Page 24: BAB 5 PEMETAAN ASPEK NON TEKNIS SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH … V Pemetaan Aspek Non... · di lingkungan sekitar. Adapun jawaban para responden di wilayah non permukiman sebesar 100%

Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR

V-24

Tabel 5.5 Rekapitulasi Indikator Kinerja Keluaran/Output tiap Kegiatan

Page 25: BAB 5 PEMETAAN ASPEK NON TEKNIS SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH … V Pemetaan Aspek Non... · di lingkungan sekitar. Adapun jawaban para responden di wilayah non permukiman sebesar 100%

Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR

V-25

5.3.3 Perbandingan Anggaran Kebersihan Terhadap Total APBD

Anggaran Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bogor terdiri dari beberapa bagian

yakni sekretariat, kebersihan, UPTD Pengolahan Sampah, taman, IPAL, PJU, dan

makam. Sedangkan anggaran yang berkaitan langsung dengan persampahan adalah

kebersihan dan UPTD Pengolahan Sampah. Pada Tabel 4.6 dapat dilihat jumlah

anggaran terkait persampahan (bagian yang berwarna hijau) serta realisasinya.

Tabel 5.6 Rekapitulasi Realisasi Kegiatan Dinas Kebersihan dan Pertamanan hingga

September 2013

NO.

URUT NAMA KEGIATAN

JUMLAH

ANGGARAN REALISASI

PERSEN

(%)

1 Pengelolaan Rumah Tangga SKPD 5,664,299,000 0.00%

2 Pengadaan Inventaris Kantor 250,000,000 0.00%

3 Pemeliharaan Rutin/Berkala Inventaris Kantor 121,057,300 0.00%

4 Penyusunan Perencanaan dan Pelaporan SKPD 35,000,000 20,901,132 59.72%

5 Evaluasi Permohonan Hibah dan Bantuan Sosial 10,000,000 9,919,500 99.20%

6 Pelayanan Persampahan 13,500,000,000 8,776,563,940 65.01%

7 Penyediaan, Peremajaan dan Pemeliharaan

Sarana Pengangkut Sampah 5,000,000,000 1,975,028,950 39.50%

8 Pemeliharan dan Perbaikan Landasan Container 400,000,000 0.00%

9 Pengelolaan Sampah dengan program 3R dan

Revitalisasi Sarana Prasarana 3R 1,300,000,000 0.00%

10 Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan

persampahan 500,000,000 0.00%

11 Pengelolaan sampah berbasis masyarakat

dengan pola padat karya 4,400,000,000 0.00%

12 Penunjang kegiatan retribusi kebersihan 350,000,000 0.00%

13 Operasional TPA Galuga 4,553,708,000 2,987,562,545 65.61%

14 Perbaikan sarana TPA Galuga 1,005,000,000 448,660,453 44.64%

15 DED TPPAS Kayumanis 500,000,000 0.00%

16 Composting TPA Galuga 80,000,000 64,652,500 80.82%

17 Pengelolaan Sampah di TPA 1,500,000,000 991,848,058 66.12%

18 Pengadaan Alat Berat dan Kendaraan

Operasional 4,000,000,000 3,649,228,600 91.23%

19 Perencanaan Ruang Terbuka Hijau 100,000,000 0.00%

20 FS Lokasi Ruang Terbuka Hijau 50,000,000 0.00%

21 Penyediaan dan Pemutakhiran Data Pertamanan 50,000,000 0.00%

22 Pembangunan Ruang Terbuka Hijau 3,500,000,000 0.00%

23 Revitalisasi Ruang Terbuka Hijau 1,100,000,000 0.00%

24 Pemeliharan Rutin Ruang Terbuka Hijau 3,000,000,000 0.00%

25 Pengadaan Tanah Ruang Terbuka Hijau

(Landbanking) 4,500,000,000 0.00%

26 Pengujian Pohon Peneduh Rawan Tumbang 100,000,000 0.00%

Page 26: BAB 5 PEMETAAN ASPEK NON TEKNIS SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH … V Pemetaan Aspek Non... · di lingkungan sekitar. Adapun jawaban para responden di wilayah non permukiman sebesar 100%

Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR

V-26

NO.

URUT NAMA KEGIATAN

JUMLAH

ANGGARAN REALISASI

PERSEN

(%)

27 Pengadaan Sarana Pendukung Pemeliharaan

Taman 1,500,000,000 0.00%

28 Peningkatan Pelayanan Air Limbah Terpusat 925,000,000 0.00%

29 Pemenuhan Target SR IPAL Tegalgundil 375,000,000 0.00%

30 Pembayaran Rekening PJU 9,000,000,000 7,096,284,404 78.85%

31 Pemeliharaan Panel PJU, Lampu PJU, dan Lampu

Hightmas 3,000,000,000 2,206,484,050 73.55%

32 Pemeliharaan Lampu Taman dan Lampu Hias 200,000,000 195,645,250 97.82%

33 Peningkatan Kinerja Pelayanan PJU 500,000,000 442,719,700 88.54%

34 Pemasangan Lampu Highmast 250,000,000 4,878,500 1.95%

35 Pemasangan Lampu PJU di Lingkungan

Permukiman 960,000,000 355,527,722 37.03%

36 Pemasangan KWH Meter 500,000,000 128,823,800 25.76%

37 DED Lampu Taman 100,000,000 95,871,000 95.87%

38 Pelayanan TPU 250,000,000 0.00%

39 Penataan TPU 750,000,000 0.00%

40 Sistem Informasi Pelayanan Pemakaman 200,000,000 0.00%

Jumlah

74,079,064,300

29,450,600,10

4 39.76%

Sumber: Dinas Kebersihan dan Pertamanan (2014)

Pada Tabel 4.7 berikut merupakan anggaran yang dialokasikan oleh Dinas Kebersihan

dan Pertamanan Kota bogor Bidang Kebersihan terkait persampahan, yakni meliputi

Bidang Kebersihan dan UPTD Pengolahan Sampah.

Tabel 5.7 Alokasi Anggaran Dinas Kebersihan dan Pertamanan pada Bidang Kebersihan

Tahun Alokasi Anggaran Bidang

Kebersihan

2009 Rp 23,814,070,000.00

2010 Rp 64,442,040,000.00

2011 Rp 50,749,023,250.00

2012 Rp 36,332,379,550.00

2013 Rp 37,088,708,000.00

Sumber: Dinas Kebersihan dan Pertamanan (2014)

Adapun grafik yang menggambarkan kecenderungan penurunan alokasi anggaran

bidang kebersihan pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bogor dalam

beberapa tahun terakhir, dapat dilihat pada Gambar 4.31 berikut.

Page 27: BAB 5 PEMETAAN ASPEK NON TEKNIS SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH … V Pemetaan Aspek Non... · di lingkungan sekitar. Adapun jawaban para responden di wilayah non permukiman sebesar 100%

Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR

V-27

Gambar 5.31 Alokasi Anggaran Bidang Kebersihan

Maka, perbandingan anggaran kebersihan terhadap total APBD dapat dilihat pada

Tabel 4.8 berikut.

Tabel 5.8 Perbandingan Anggaran Kebersihan terhadap APBD

No Keterangan Jumlah

1 Target Belanja Daerah Rp1,542,058,104,253.00

2 Total Anggaran DKP Rp74,079,064,300.00

3 Alokasi Anggaran Bidang Kebersihan DKP Rp37,088,708,000.00

Sumber: Dinas Kebersihan dan Pertamanan (2014)

5.3.4 Jenis Objek Retribusi

Secara keseluruhan, terdapat beberapa jenis objek retribusi dalam Dinas

Kebersihan dan Pertamanan Kota Bogor, yakni:

a Retribusi Pelayanan Persampahan

b Retribusi Penggunaan Pipa Limba Cair

c Retribusi Pemakaman

d Retibusi Penyedotan Kakus

Adapun jenis dan jumlah retribusi tersebut pada tahun 2011, seperti yang

terdapat pada Tabel 4.9 berikut.

Tabel 5.9 Retribusi pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan per Desember 2011

No Jenis Retribusi Penerimaan

1 Retribusi Pelayanan Persampahan Rp 6,020,125,763.00

2 Retribusi Penggunaan Pipa Limbah Cair Rp 16,365,611.00

-

10,000,000,000

20,000,000,000

30,000,000,000

40,000,000,000

50,000,000,000

60,000,000,000

70,000,000,000

Tahun2009

Tahun2010

Tahun2011

Tahun2012

Tahun2013

Alokasi Anggaran Bidang Kebersihan

Alokasi Anggaran BidangKebersihan

Page 28: BAB 5 PEMETAAN ASPEK NON TEKNIS SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH … V Pemetaan Aspek Non... · di lingkungan sekitar. Adapun jawaban para responden di wilayah non permukiman sebesar 100%

Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR

V-28

No Jenis Retribusi Penerimaan

3 Retribusi Pemakaman Rp 340,485,500.00

4 Retribusi Penyedotan Kakus Rp 96,090,000.00

Sumber: Dinas Kebersihan dan Pertamanan (2014)

5.3.5 Rekapitulasi Retribusi dari Berbagai Sumber

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bogor No. 4 Tahun 2012 tentang Retribusi

Jasa Umum, struktur dan kisaran tarif retribusi pelayanan

persampahan/kebersihan Kota Bogor seperti yang disajikan pada Tabel 4.10

berikut.

Tabel 5.10 Rekapitulasi Retribusi Sampah dari Berbagai Sumber

No Sumber Retribusi Pelayanan Persampahan Kisaran Tarif

1 Sampah Rumah Tangga:

Rumah tinggal biasa Rp 1.500 - 15.000 0 - 3 m3/bln

Rumah tinggal yang mempunyai kegiatan usaha Rp 5.000 - 30.000 0 - 3 m3/bln

Kompleks perumahan/perumahan teratur yang

tidak mempunyai kegiatan usaha Rp 3.000 - 15.000 0 - 3 m3/bln

Kompleks perumahan/perumahan teratur yang

mempunyai kegiatan usaha Rp 7.500 - 30.000 0 - 3 m3/bln

Asrama Rp 2.500 - 15.000 0 - 3 m3/bln

2 Sampah Industri:

Pabrik

Rp 50.000 -

100.000 0 - 3 m3/bln

Bengkel

Rp 12.500 -

15.000 0 - 3 m3/bln

Usaha Pertukangan/Pengolahan Bahan

Rp 15.000 -

30.000 0 - 3 m3/bln

3 Sampah Perdagangan dan Jasa:

Hotel Berbintang

Rp 350.000 -

550.000 /bln

Hotel Melati

Rp 200.000 -

300.000 /bln

Wisma/Pondok Wisata Rp 150.000 /bln

Restauran/Rumah Makan/Warung/Café/dan

sejenisnya

Rp 25.000 -

100.000 0 - 3 m3/bln

Toko Rp 22.500 - 37.500 0 - 3 m3/bln

Lembaga Keuangan Rp 50.000 - 75.000 0 - 3 m3/bln

Bioskop Rp 20.000 - 45.000 0 - 3 m3/bln

Grosir/Warung/Kios Rp 7.500 - 60.000 0 - 3 m3/bln

Perkantoran Rp 15.000 - 22.500 0 - 3 m3/bln

Rumah Sakit/Poliklinik/Puskesmas dan sejenisnya

Rp 15.000 -

100.000 0 - 3 m3/bln

Page 29: BAB 5 PEMETAAN ASPEK NON TEKNIS SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH … V Pemetaan Aspek Non... · di lingkungan sekitar. Adapun jawaban para responden di wilayah non permukiman sebesar 100%

Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR

V-29

No Sumber Retribusi Pelayanan Persampahan Kisaran Tarif

Bidang Pendidikan Rp 30.000 - 50.000 0 - 3 m3/bln

Gedung Perbelanjaan Rp 150.000 0 - 3 m3/bln

Pedagang kecil yang bersifat sementara Rp 500 - 1.000 0.01 m3/bln

Kegiatan usaha penunjang terminal penumpang Rp 750 - 3.000 0.01 m3/bln

4

Sampah tebangan pohon dan/atau bongkaran

rumah (puing) Rp 15.000 1 m3

5 Sampah yang dibuang sendiri ke TPA Rp 7.500 - 17.500 0 - 3 m3/bln

6

Untuk penghasil sampah, baik sampah rumah

tangga, sampah industri, sampah perdagangan

dan jasa, sampah tebangan pohon dan/atau

bongkaran rumah (puing) dikenakan biaya

pengangkutan, dan sampah yang dibuang

sendiri ke TPA yang volumenya melebihi 0.10

m2/hari (3 m3/bln) biaya tambahan 30% dari tarif dasar

Sumber: Peraturan Daerah Kota Bogor No. 4 Tahun 2012

5.3.6 Realisasi Anggaran Program Kebersihan

Adapun realisasi anggaran program kebersihan sesuai dengan RPJMD hingga

31 Desember 2013, terutama yang terkait dengan peningkatan pelayanan

persampahan, dapat dilihat pada Tabel 4.11 berikut.

Page 30: BAB 5 PEMETAAN ASPEK NON TEKNIS SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH … V Pemetaan Aspek Non... · di lingkungan sekitar. Adapun jawaban para responden di wilayah non permukiman sebesar 100%

Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR

V-30

Tabel 5.11 Realisasi Anggaran Program Kebersihan

Page 31: BAB 5 PEMETAAN ASPEK NON TEKNIS SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH … V Pemetaan Aspek Non... · di lingkungan sekitar. Adapun jawaban para responden di wilayah non permukiman sebesar 100%

Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR

V-31

5.4 ASPEK REGULASI

5.4.1 Kebijakan dan Strategi berdasarkan RENSTRA 2015 – 2019

Di dalam mewujudkan visi dan menjalankan misi, serta mencapai tujuan dan

sasaran seperti tersebut di atas, ditempuh melalui 4 (empat) strategi pokok:

1) Strategi Peningkatan Kinerja Pelayanan dan Penambahan serta Pemeliharaan

Prasarana Pendukung.

Sasaran dari strategi tersebut adalah terwujudnya pengelolaan sampah yang

terpadu di Kota Bogor, penambahan taman di lokasi umum dan pemukiman,

penambahan PJU di jalan-jalan protocol dan pemukiman

2) Strategi Optimalisasi Fungsi dan Luas Ruang Terbuka Hijau.

Startegi ini mempunyai sasaran untuk menciptakan keseimbangan

lingkungan yang lestari.

3) Strategi Penambahan dan Pemeliharaan Sarana Prasarana serta Pengawasan

Dampak Terhadap Lingkungan

Dengan strategi tersebut diharapkan dapat meningkatkan optimalisasi

pengelolaan TPA, TPPAST, SPA, penambahan rumah tangga bersanitasi,

pembangunan dan penataan Taman Pemakaman Umum.

4) Strategi Penentuan Lokasi 3R dan sosialisasi/pembinaan Pengelolaan

Sampah Skala Lingkungan

Sasaran strategi tersebut adalah pengurangan jumlah timbunan sampah dari

sumber disemua wilayah Kota Bogor baik diwilayah yang sudah terlayani

pengangkutan maupun yang belum terlayani dengan meningkatkan peran

serta masyarakat.

5.4.2 Daftar Regulasi Terkait

Berikut adalah beberapa regulasi terkait pengelolaan sampah di Kota Bogor:

1) Undang – Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah;

2) Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah

Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga;

3) Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional

Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca;

4) Pereturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2010 tentang Pedoman

Pengelolaan Sampah;

5) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 3/PRT/M/2013 Tahun 2013

tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam

Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah

Tangga;

Page 32: BAB 5 PEMETAAN ASPEK NON TEKNIS SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH … V Pemetaan Aspek Non... · di lingkungan sekitar. Adapun jawaban para responden di wilayah non permukiman sebesar 100%

Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR

V-32

6) Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 9 Tahun 2012 tentang Pengelolaan

Sampah

5.4.3 Pokok Pikiran dalam Regulasi Daerah Perda No 9 Tahun 2012

Dalam mengelola sampah, Kota Bogor mengacu pada Peraturan Daerah Nomor

9 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah. Perda tersebut tidak hanya

menjelaskan ketentuan-ketentuan umum, azas dan tujuan, serta ruang lingkup

dalam pengelolaan sampah, namun juga menetapkankebijakan dan strategi

dalam pengelolaan sampah serta tugas, wewenang, dan tanggung jawab

pemerintah daerah. Selain itu, Perda tersebut juga mengatur pengelolaan

sampah beserta penyelenggaraannya, hak, kewajiban, dan tanggung jawab

masyarakat serta pelaku usaha, mekanisme pengelolaan sampah, perizinan,

insentif dan disinsentif, kerjasama dan kemitraan, retribusi pelayanan

persampahan/kebersihan, pembiayaan dan kompensasi, peran masyarakat,

penyelesaian sengketa, pengawasan dan pengendalian, larangan beserta sanksi

admisnistratif, dan ketentuan-ketentuan lainnya.

Berdasarkan Perda tersebut, kebijakan dan strategi dalam pengelolaan sampah

yang disusun dan ditetapkan oleh Pemerintah Daerah, yakni memuat arah

kebijakan pengurangan dan penanganan sampah, serta program pengurangan

dan penanganan sampah. Kemudian, juga ditetapkan dalam Perda tersebut,

bahwa Pemerintah daerah dalam melakukan penyusunan rencana pengurangan

dan penanganan sampah harus memuat beberapa hal utama, yakni:

1) Targetpengurangansampah;

2) Target penyediaan sarana dan prasarana pengurangan dan penanganan

sampah mulai dari sumber sampah sampai dengan TPA;

3) Pola pengembangan kerjasama daerah, kemitraan, dan partisipasi

masyarakat;

4) Kebutuhan penyediaan pembiayaan yang ditanggung oleh Pemerintah

Daerah dan masyarakat;

5) Rencana pengembangan dan pemanfaatan teknologi yang ramah

lingkungan dalam memenuhi kebutuhan pengguna daur ulang, mendaur

ulang, dan penanganan akhir sampah.

Selain itu, dijelaskan dalam Perda tersebut bahwa pengurangan sampah

dilakukan dengan cara pembatasan timbulan sampah, pendauran ulang

sampah, dan/atau pemanfaatan kembali sampah.Dimana dalam pelaksanaan

pengurangan sampah dilakukan melalui kegiatan pemantauan serta supervisi

terhadap pelaksanaan rencana pemanfaatan bahan produksi ramah lingkungan

Page 33: BAB 5 PEMETAAN ASPEK NON TEKNIS SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH … V Pemetaan Aspek Non... · di lingkungan sekitar. Adapun jawaban para responden di wilayah non permukiman sebesar 100%

Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR

V-33

yang dilakukan oleh pelaku usaha, dan fasilitasi kepada masyarakat dan dunia

usaha dalam mengembangkan dan memanfaatkan hasil produk daur ulang dan

guna ulang sampah.Sedangkan penanganan sampah oleh Pemerintah Daerah

dilakukan dengan cara:

1) Pemilahan yang dilakukan dengan menyediakan fasilitas tempat sampah

organik dan anorganik di setiap rumah tangga, kawasan permukiman,

kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas umum,

fasilitas sosial, dan fasilitas lainnya;

2) Pengumpulan dilakukan sejak pemindahan sampah dari tempat sampah

rumah tangga dan/atau dari sumber sampah dan TPS atau TPST sampai ke

TPA dengan tetap menjamin terpisahnya sampah sesuai dengan jenis

sampah, jumlah, dan/atau sifat sampah;

3) Pengangkutan yang dilaksanakan dengan cara:

a Sampah rumah tangga dan/atau dari sumber sampah ke TPS atau TPST

menjadi tanggung jawab lembaga pengelola sampah yang dibentuk oleh

RT/RW;

b Sampah dari TPS atau TPST ke TPA, menjadi tanggung jawab Pemerintah

Daerah;

c Sampah kawasan permukiman, kawasan komersial, kawasan industri dan

kawasan khusus, dari sumber sampah sampai ke TPS atau TPST dan/atau

TPA menjadi tanggung jawab pengelola kawasan; dan

d Sampah dari fasilitas umum, fasilitas sosial, dan fasilitas lainnya dari

sumber sampah dan/atau dari TPS atau TPST ke TPA, menjadi tanggung

jawab Pemerintah Daerah.

4) Pengolahan dengan menerapkan kemajuan teknologi yang ramah

lingkungan;

5) Pemrosesan akhir sampah, dilakukan dengan pengembalian sampah

dan/atau residu hasil pengolahan ke media lingkungan secara aman dan

ramah lingkungan

Pada Perda Nomor 9 Tahun 2012, Penyediaan TPS atau TPST dan TPA dilakukan

oleh Pemerintah Daerah sesuai dengan kebutuhan, memenuhi persyaratan

teknis sistem pengolahan sampah yang aman dan ramah lingkungan, serta

sesuai dengan rencana tata ruang wilayah Kota Bogor. Selain itu, dalam

melakukan pengurangan dan pengelolaan sampah, Pemerintah Daerah wajib

membentuk lembaga pengelola sampah pada tingkat kelurahan, kawasan

komersial, kawasan industri, fasilitas umum, fasilitas sosial dan fasilitas lainnya,

sesuai dengan kebutuhan.

Page 34: BAB 5 PEMETAAN ASPEK NON TEKNIS SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH … V Pemetaan Aspek Non... · di lingkungan sekitar. Adapun jawaban para responden di wilayah non permukiman sebesar 100%

Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR

V-34

Adapun mekanisme pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis

sampah rumah tangga berdasarkan Peraturan Daerah No. 9 Tahun 2012 yakni:

a Sumber sampah wajib menyediakan tempat sampah yang tertutup;

b Sumber sampah wajib memilah sampahnya menjadi sampah organik dan

sampah anorganik dan menempatkannya dalam wadah yang berbeda;

c Sumber sampah berkewajiban mengumpulkan sampahnya ke tempat TPS

atau TPST atau mengumpulkannya secara langsung ke TPA;

d Pemerintah Daerah berkewajiban mengambil sampah dari TPS atau TPST,

untuk kemudian mengumpulkannya ke TPA;

e Pengelolaan sampah di TPA menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah.