bab 5 mendirikan perseroan terbatas1
DESCRIPTION
Mendirikan PTTRANSCRIPT
BAB 5
Mendirikan Perseroan Terbatas
PERSEROAN TERBATAS adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal,
didirikan berdasarkan perjanjian, dan melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang
seluruhnya terbagi dalam saham – Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan
Terbatas (UUPT). Sebagai Badan Hukum, Perseroan Terbatas dianggap layaknya orang-
perorangan secara individu yang dapat melakukan perbuatan hukum sendiri, memiliki harta
kekayaan sendiri, dan dapat dituntut serta menuntut di depan pengadilan.
Untuk menjadi Badan Hukum, Perseroan Terbatas harus memenuhi persyaratan dan tata cara
pengesahan PT sebagaimana yang diatur dalam UUPT, yaitu pengesahan dari Menteri Hukum
dan HAM Republik Indonesia. Tata cara tersebut antara lain pengajuan dan pemeriksaan nama
PT yang akan didirikan, pembuatan Anggaran Dasar, dan pengesahan Anggaran Dasar oleh
Menteri.
Sebagai persekutuan modal, kekayaan PT terdiri dari modal yang seluruhnya terbagi dalam
bentuk saham. Para pendiri PT berkewajiban untuk mengambil bagian modal itu dalam bentuk
saham – dan mereka mendapat bukti surat saham sebagai bentuk penyertaan modal. Tanggung
jawab para pemegang saham terbatas hanya pada modal atau saham yang dimasukkanya ke
dalam perseroan (limited liability). Segala hutang perseroan tidak dapat ditimpakkan kepada
harta kekayaan pribadi para pemegang saham, melainkan hanya sebatas modal saham para
pemegang saham itu yang disetorkan kepada perseroan.
Hukum Izin Usahan dan HakiAgung Wahyudi, ST. MM.
Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana
‘12 1
Pendirian PT dilakukan berdasarkan perjanjian. Sebagai sebuah perjanjian, pendirian PT harus
dilakukan oleh lebih dari satu orang yang saling berjanji untuk mendirikan perseroan, dan
mereka yang berjanji itu memasukan modalnya ke dalam perseroan dalam bentuk saham.
Perjanjian tersebut harus dibuat dalam bentuk akta notaris dalam bahasa Indonesia – notaris yang
dimaksud adalah notaris yang wilayah kerjanya sesuai dengan domisili perseroan. Agar sah
menjadi Badan Hukum, akta notaris itu harus disahkan oleh Menteri Hukum dan HAM RI.
Modal Perseroan Terbatas
Modal Perseroan Terbatas terdiri dari Modal Dasar, Modal Ditempatkan dan Modal Disetor.
Modal Dasar merupakan keseluruhan nilai perusahaan, yaitu seberapa besar perseroan tersebut
dapat dinilai berdasarkan permodalannya. Modal Dasar bukan merupakan modal riil perusahaan
karena belum sepenuhnya modal tersebut disetorkan – hanya dalam batas tertentu untuk
menentukan nilai total perusahaan. Penilaian ini sangat berguna terutama pada saat menentukan
kelas perusahaan.
Modal Ditempatkan adalah kesanggupan para pemegang saham untuk menanamkan modalnya
ke dalam perseroan. Modal Ditempatkan juga bukan merupakan modal riil karena belum
sepenuhnya disetorkan kedalam perseroan, tapi hanya menunjukkan besarnya modal saham yang
sanggup dimasukkan pemegang saham ke dalam perseroan.
Modal Disetor adalah Modal PT yang dianggap riil, yaitu modal saham yang telah benar-benar
disetorkan kedalam perseroan. Dalam hal ini, pemegang saham telah benar-benar menyetorkan
modalnya kedalam perusahaan. Menurut UUPT, Modal Ditempatkan harus telah disetor penuh
oleh para pemegang saham.
Organ Perseroan Terbatas
Organ PT berarti organisasi yang menyelenggaran suatu Perseroan Terbatas, yaitu yang terdiri
dari Rapat Umum pemegang Saham (RUPS), Direksi dan Dewan Komisaris. Masing-masing
organ tersebut memiliki fungsi dan perannya sendiri-sendiri.
Hukum Izin Usahan dan HakiAgung Wahyudi, ST. MM.
Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana
‘12 2
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan organ perseroan yang memiliki
kedudukan tertinggi dalam menentukan arah dan tujuan perseroan. RUPS memiliki kekuasaan
tertinggi dan wewenang yang tidak di serahkan kepada Direksi maupun Dewan Komisaris.
Wewenang tersebut meliputi penetapan dan perubahan Anggaran Dasar perseroan, penetapan
dan pengurangan modal, pemeriksaan dan persetujuan serta pengesahan laporan tahunan,
penetapan penggunaan laba, pengangkatan dan pemberhentian Direksi dan Dewan Komisaris,
penetapan mengenai penggabungan dan peleburan serta pengambilalihan perseroan, serta
penetapan pembubaran perseroan.
Direksi adalah organ perseroan yang bertanggung jawab penuh atas pengurusan untuk
kepentingan dan tujuan Perseroan serta mewakili perseroan baik di dalam maupun di luar
pengadilan. Direksi bertugas menjalankan pengurusan harian perseroan, dan dalam menjalankan
pengurusan tersebut Direksi memiliki kewenangan untuk bertindak atas nama perseroan. Dalam
menjalankan pengurusan perseroan, Direksi biasanya dibantu oleh Manajemen.
Dewan Komisaris adalah organ perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum
dan/atau khusus sesuai Anggaran Dasar perseroan serta memberikan nasihat kepada Direksi.
Dalam menjalankan kewenangannya tersebut, Dewan Komisaris berwenang memeriksa
pembukuan perseroan serta mencocokkannya dengan keadaan keuangan perseroan. Sesuai
kewenangannya tersebut, Dewan Komisaris juga berhak memberhentikan Direksi jika
melakukan tindakan yang bertentangan dengan Anggaran Dasar atau peraturan perundang-
undangan yang berlaku. (Legal Akses).
Pada prinsipnya Perseroan Terbatas (PT) merupakan suatu perikatan, sehingga pendirian
Perseroan Terbatas harus dilakukan oleh 2 orang atau lebih. Perikatan itu dilakukan dengan
cara pembuatan Akta Pendirian dengan sebuah akta Notaris. Akta Pendirian PT merupakan
akta yang dibuat dihadapan Notaris, yang berisi keterangan mengenai identitas dan kesepakatan
para pihak untuk mendirikan Perseroan Terbatas beserta Anggaran Dasarnya. Untuk
memperoleh status Badan Hukum, sebuah Perseroan Terbatas wajib memperoleh pengesahan
Hukum Izin Usahan dan HakiAgung Wahyudi, ST. MM.
Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana
‘12 3
dari Menteri – Menteri Hukum dan HAM RI. Dalam Akta Pendirian, setiap pendiri wajib
mengambil bagian saham pada saat pendiriannya.
Menurut Undang-undang Perseroan Terbatas (UU PT), Akta Pendirian memuat “Anggaran
Dasar” dan “keterangan lain” yang berkaitan dengan pendirian Perseroan. Anggaran Dasar
merupakan deskripsi tentang Perseroan, yang sekurang-kurangnya memuat tentang:
1. Nama dan tempat kedudukan Perseroan.
2. Maksud, tujuan, dan kegiatan usaha Perseroan.
3. Jangka waktu berdirinya Perseroan.
4. Besarnya modal dasar, modal ditempatkan, dan modal disetor.
5. Jumlah saham, klasifikasi saham dan jumlah tiap klasifikasinya (jika ada), hak-hak yang
melekat pada saham, serta nilai nominal setiap saham.
6. Nama jabatan dan jumlah anggota Direksi dan Dewan Komisaris.
7. Penetapan tempat dan tata cara penyelenggaraan RUPS.
8. Tata cara pengangkatan, penggantian, pemberhentian anggota Direksi dan Dewan
Komisaris.
9. Tata cara penggunaan laba dan pembagian dividen.
Ketentuan diatas merupakan keterangan minimal yang wajib dicantumkan dalam Anggaran
Dasar. Selain ketentuan tersebut, Anggaran Dasar juga dapat memuat ketentuan lain selama tidak
bertentangan dengan UU PT. Selain Anggaran Dasar, Akta Pendirian juga dapat memuat
keterangan lain yang berupa identitas para Pendiri, Direksi, Dewan Komisaris, dan para
Pemegang Saham. Dalam pembuatan Akta Pendirian, pendiri datang sendiri menghadap Notaris,
atau bisa juga diwakili oleh orang lain dengan surat kuasa.
Nama Perseroan Terbatas
Hukum Izin Usahan dan HakiAgung Wahyudi, ST. MM.
Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana
‘12 4
Sebelum para Pendiri mengajukan permohonan pengesahan Perseroan Terbatas sebagai Badan
Hukum, terlebih dahulu para Pendiri mengajukan persetujuan nama Perseroan Terbatas kepada
Menteri. Nama Perseroan Terbatas merupakan “nama diri” Perseroan yang bersangkutan
layaknya nama seseorang sebagai subyek hukum. Sebuah nama Perseroan harus didahului
dengan frase “Perseroan Terbatas” atau disingkat “PT”. Untuk Perseroan Terbatas Terbuka,
selain didahului dengan frase “PT” pada bagian akhir nama Perseroan juga wajib ditambah kata
singkatan “Tbk”. Menurut UU PT, Perseroan Terbatas tidak boleh menggunakan nama yang:
1. Telah digunakan oleh Perseroan lain, atau memiliki persamaan pada pokoknya dengan
nama Perseroan.
2. Sama atau mirip dengan merek terkenal sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang
tentang Merek – kecuali mendapat izin dari pemiliknya.
3. Bertentangan dengan ketertiban umum dan/atau kesusilaan.
4. Sama atau mirip atau dapat memberikan kesan adanya kaitan antara Perseroan dengan
nama lembaga negara, lembaga pemerintah, atau lembaga internasional – kecuali
mendapat izin dari yang bersangkutan.
5. Tidak sesuai dengan maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perseroan, atau hanya
menunjukkan maksud dan tujuan saja tanpa nama diri.
6. Hanya merupakan nama suatu tempat.
7. Ditambah kata atau singkatan kata yang mempunyai arti sebagai perseroan terbatas,
badan hukum atau persekutuan perdata.
8. Terdiri atas angka atau rangkaian angka, huruf atau rangkaian huruf, yang tidak
membentuk kata.
Setelah para Pendiri menentukan nama Perseroan Terbatas berdasarkan kriteria yang telah
ditentukan, selanjutnya para Pendiri mengajukan permohonan nama Perseroan tersebut kepada
Menteri untuk mendapatkan persertujuan nama Perseroan Terbatas. Pengajuan nama Perseroan
Terbatas itu dilakukan sendiri oleh Pendiri, atau jika Pendiri tidak melakukannya sendiri, Pendiri
hanya dapat diwakili oleh Notaris berdasarkan surat kuasa.
Hukum Izin Usahan dan HakiAgung Wahyudi, ST. MM.
Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana
‘12 5
Permohonan persetujuan pemakaian nama Perseroan Terbatas dapat diajukan bersamaan dengan
permohonan pengesahan sebagai Badan Hukum, atau bisa juga dilakukan lebih dahulu secara
terpisah. Persetujuan mengenai pemakaian nama Perseroan Terbatas yang diajukan lebih dahulu
dari permohonan pengesahan Badan Hukumnya diberikan dalam jangka waktu paling lama
15 hari setelah permohonan itu diterima oleh Menteri. Dalam hal permohonan itu ditolak,
penolakannya harus diberitahukan kepada pemohon secara tertulis beserta alasannya, juga dalam
jangka waktu 15 hari sejak pengajuan permohonan.
Dalam hal permohonan pemakaian nama Perseroan Terbatas disetujui, Pemohon wajib
mengajukan permohonan pengesahan Perseroan sebagai Badan Hukum dalam jangka waktu
paling lama 60 hari sejak tanggal persetujuan tersebut. Jika permohonan pengesahan sebagai
Badan Hukum tidak diajukan dalam jangka waktu 60 hari, maka persetujuan pemakaian nama
Perseroan yang diberikan menjadi batal.
Pengesahan Perseroan Terbatas Sebagai Badan Hukum
Setelah Nama Perseroan Terbatas disetujui oleh Menteri, selanjutnya para Pendiri mengajukan
permohonan kepada Menteri untuk memperoleh Keputusan Menteri mengenai pengesahan
Perseroan Terbatas sebagai Badan Hukum. Permohonan itu diajukan secara elektronik
melalui jasa teknologi informasi sistem administrasi badan hukum (Sisminbakum), dengan
mengisi formast isian yang telah ditentukan. Format isian itu memuat sekurang-kurangnya:
1. Nama dan tempat kedudukan Perseroan.
2. Jangka waktu berdirinya Perseroan.
3. Maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perseroan.
4. Jumlah modal dasar, modal ditempatkan, dan modal disetor.
5. Alamat lengkap Perseroan.
Permohonan tersebut harus diajukan kepada Menteri dalam jangka waktu paling lambat 60 hari
terhitung sejak tanggal Akta Pendirian ditandatangani – dan dilengkapi dengan keterangan
mengenai dokumen pendukung. Jika permohonan itu tidak diajukan dalam jangka waktu tersebut
Hukum Izin Usahan dan HakiAgung Wahyudi, ST. MM.
Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana
‘12 6
maka Akta Pendirian Perseroan menjadi batal sejak lewatnya jangka waktu. Dengan lewatnya
jangka waktu tersebut, Perseroan yang belum memperoleh status badan hukum itu bubar secara
hukum dan pemberesannya dilakukan sendiri oleh para Pendiri.
Apabila format isian dan dokumen pendukung dalam permohonan itu telah sesuai dengan jangka
waktunya dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, Menteri langsung
menyatakan tidak berkeberatan atas permohonan yang diajukan. Pernyataan itu disampaikan
secara elektronik. Sebaliknya, apabila tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan, maka Menteri langsung memberitahukan penolakan beserta alasannya itu kepada
Pemohon, juga penyampaian itu dilakukan secara elektronik.
Dalam jangka waktu paling lama 30 hari sejak tanggal pernyataan tidak keberatan dari Menteri,
Pendiri wajib menyampaikan secara fisik surat permohonan beserta dokumen pendukungnya.
Sebailknya, jika jangka waktu itu telah lewat dan Pendiri tidak menyerahkan surat permohonan
dan dokumen pendukungnya, Menteri langsung memberitahukan hal tersebut secara elektronik
dan pernyataan tidak keberatannya menjadi gugur – Keputusan Menteri Kehakiman dan HAM
RI Nomor: M-01.HT.01.01.Tahun 2001. Dokumen pendukung itu meliputi:
1. Salinan Akta Pendirian Perseroan.
2. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atas nama Perseroan.
3. Bukti Pembayaran uang muka pengumuman Akta Pendirian Perseroan dalam Tambahan
Berita Negara Republik Indonesia dari kantor Percetakan Negara Republik Indonesia.
4. Bukti Pembayaran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
5. Bukti Setoran Modal dari Bank.
Apabila ketentuan-ketentuan diatas telah terpenuhi, selanjutnya Menteri dalam jangka waktu 14
hari akan menerbitkan Surat Keputusan tentang pengesahan Perseroan sebagai Badan Hukum.
Perbuatan Hukum Sebelum Perseroan Memperoleh Status Badan Hukum
Hukum Izin Usahan dan HakiAgung Wahyudi, ST. MM.
Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana
‘12 7
Adakalanya sebelum Perseroan Terbatas didirikan (sebelum Perseroan Terbatas memperoleh
status badan hukum), para Pendiri melakukan perbuatan-perbuatan hukum pendahuluan dengan
maksud mengikat Perseroan. Misalnya, melakukan penyetoran modal atau membuat perjanjian
dengan pihak lain atas nama Perseroan. Perbuatan-perbuatan tersebut dapat mengikat Perseroan
apabila disetujui oleh para Pendiri atau RUPS.
Penyetoran saham dapat dilakukan oleh calon Pendiri sebelum Perseroan didirikan, namun
perbuatan tersebut harus dicantumkan dalam Akta Pendirian pada saat pendiriannya. Bila
penyetoran itu dinyatakan dalam akta yang bukan akta otentik, maka akta tersebut dilekatkan
pada akta pendirian. Sebaliknya, jika penyetoran itu dilakukan berdasarkan akta otentik, maka
nomor, tanggal dan nama serta tempat kedudukan Notaris yang membuat akta otentik tersebut
disebutkan dalam Akta Pendirian. Jika ketentuan-ketentuan itu tidak dipenuhi, maka perbuatan
hukum tersebut tidak mengikat Perseroan.
Demikian pula dengan perbuatan hukum yang dilakukan oleh calon Pendiri untuk kepentingan
Perseroan yang belum didirikan, akan mengikat Perseroan itu setelah menjadi Badan Hukum
apabila RUPS pertama Perseroan secara tegas menyatakan menerima atau mengambil alih semua
hak dan kewajiban yang timbul dari perbuatan hukum tersebut. RUPS pertama itu harus
diselenggarakan dalam jangka waktu paling lambat 60 hari setelah Perseroan memperoleh
statusnya sebagai Badan Hukum. Keputusan RUPS adalah sah apabila RUPS dihadiri oleh
pemegang saham yang mewakili semua saham dengan hak suara dan keputusan itu disetujui
dengan suara bulat. Apabila RUPS tidak diselenggarakan dalam jangka waktu tersebut, atau
RUPS tidak berhasil mengambil keputusan dengan kuorum dan suara bulat sebagaimana
ditentukan, maka setiap calon Pendiri yang melakukan perbuatan hukum bertanggung jawab
secara pribadi atas segala hak dan kewajiban yang timbul
Modal Perseroan terbatasModal Perseroan Terbatas (PT) terdiri dari Modal Dasar, Modal Ditempatkan dan Modal
Disetor. Modal tersebut terbagi atas sekumpulan saham.
Hukum Izin Usahan dan HakiAgung Wahyudi, ST. MM.
Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana
‘12 8
Modal Dasar merupakan keseluruhan nilai perusahaan, yaitu seberapa besar perusahaan tersebut
dapat dinilai berdasarkan permodalannya. Penilaian ini sangat berguna terutama pada saat
menentukan kelas perusahaan. Modal Dasar terdiri dari seluruh nilai nominal saham. Menurut
Undang-undang perseroan Terbatas (UUPT), besarnya Modal Dasar adalah minimal Rp.
50.000.000 – undang-undang yang mengatur kegiatan usaha tertentu dapat menentukan jumlah
minimum modal perseroan yang lebih besar dari Rp. 50.000.000. Modal Dasar bukan
merupakan modal riil, karena Modal Dasar hanya menentukan sampai seberapa kuat perusahaan
tersebut dapat menyediakan modalnya – sampai seberapa besar perusahaan tersebut mampu
menghimpun aset-aset dan kekayaannya.
Modal Ditempatkan adalah kesanggupan para pemegang saham untuk menanamkan modalnya
di dalam perseroan. Jika para pemegang saham hanya sanggup memasukan modalnya sebesar
35% dari Modal Dasar, maka besarnya Modal Ditempatkan perseroan itu adalah sebesar 35%.
Seperti halnya Modal Dasar, Modal Ditempatkan bukanlah modal riil karena modal tersebut
belum benar-benar disetorkan. Modal Ditempatkan hanya menunjukan kesanggupan pemegang
saham, yaitu sampai seberapa banyak para pemegang saham dapat menanamkan modalnya
kedalam perseroan. Menurut pasal 33UUPT, besarnya Modal Ditempatkan adalah minimal 25%
dari Modal Dasar.
Modal Disetor adalah modal perseroan yang dianggap riil karena telah benar-benar disetorkan
kedalam PT. Dalam hal ini, pemegang saham telah benar-benar menyetorkan modalnya kedalam
perusahaan. Besarnya Modal Disetor, menurut UUPT, adalah sebesar Modal Ditempatkan –
paling sedikit 25% (dua puluh lima persen) dari modal dasar harus ditempatkan dan disetor
penuh (pasal 33 ayat (1) UUPT). Penyetoran itu dibuktikan dengan bukti penyetoran yang sah,
misalnya bukti pemasukan uang dari pemegang saham kedalam rekening bank perseroan.
Penyetoran atas modal saham dapat dilakukan dalam bentuk uang dan/atau dalam bentuk
lainnya. Jika penyetoran modal saham itu dilakukan dalam bentuk lainnya, maka penilaian
setoran modal saham tersebut ditentukan berdasarkan “nilai wajar” yang ditetapkan sesuai
dengan harga pasar atau oleh ahli. Apabila penyetoran saham itu dilakukan dalam bentuk benda
tidak bergerak – misalnya tanah – maka penyetoran itu harus diumumkan dalam minimal satu
surat kabar dalam jangka waktu 14 hari setelah Akta Pendirian ditandatangani.
Hukum Izin Usahan dan HakiAgung Wahyudi, ST. MM.
Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana
‘12 9
Perseroan dilarang mengeluarkan saham untuk dimiliki sendiri, termasuk juga dimiliki oleh
perseroan lain yang sahamnya langsung atau tidak langsung telah dimiliki oleh perseroan –
kepemilikan silang (cross holders). Pelarangan ini tidak berlaku terhadap kepemilikan saham
yang diperoleh berdasarkan peralihan karena hukum, hibah, atau hibah wasiat – namun dalam
jangka waktu 1 tahun setelah tanggal perolehan harus dialihkan kepada pihak lain yang tidak di
larang memiliki saham dalam perseroan.
Penambahan Modal PT
Perseroan dapat melakukan penambahan modal, namun harus dengan persetujuan Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) – kewenangan persetujuan itu dapat diserahkan kepada Dewan
Komisaris untuk jangka waktu paling lama 1 tahun. Keputusan RUPS untuk melakukan
penambahan modal ditempatkan dan disetor adalah sah apabila dilakukan dengan kuorum
kehadiran lebih dari ½ bagian dari seluruh jumlah saham dengan hak suara, dan disetujui oleh
lebih dari ½ bagian dari jumlah seluruh suara yang dikeluarkan – kecuali ditentukan lebih besar
dalam anggaran dasar.
Seluruh saham yang dikeluarkan dalam rangka penambahan modal harus terlebih dahulu
ditawarkan kepada setiap pemegang saham. Penawaran terlebih dahulu itu tidak berlaku dalam
hal pengeluaran saham ditujukan kepada karyawan perseroan, ditujukan kepada pemegang
obligasi atau efek lain yang dapat dikonversikan menjadi saham yang telah dikeluarkan dengan
persetujuan RUPS, atau dilakukan dalam rangka reorganisasi dan restrukturisasi perseroan. Jika
para pemegang saham yang telah ditawarkan terlebh dahulu tidak menggunakan haknya untuk
membeli saham tersebut dalam jangka waktu 14 hari sejak tanggal penawaran, maka perseroan
dapat menawarkan sisa saham yang tidak diambil itu kepada pihak ketiga.
Pengurangan Modal PT
Selain penambahan modal, perseroan juga dapat melakukan pengurangan modal. Pengurangan
modal itu harus dilakukan dengan persetujuan RUPS dengan memperhatikan persyaratan kuorum
dan jumlah suara setuju untuk perubahan anggaran dasar sesuai ketentuan UUPT dan Angagran
Dasar. Direksi wajib memberitahukan pengurangan modal itu kepada semua kreditur dengan
mengumumkannya dalam 1 surat kabar atau lebih – dalam jangka waktu paling lambat 7 hari
Hukum Izin Usahan dan HakiAgung Wahyudi, ST. MM.
Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana
‘12 10
sejak tanggal keputusan RUPS. Pemberitahuan dalam surat kabar itu bertujuan untuk
menampung adanya keberatan dari pihak lain (kreditur) yang berkepentingan.
Pengurangan modal perseroan dilakukan dengan perubahan Anggaran Dasar yang harus
mendapat persetujuan Menteri. Persetujuan itu diberikan apabila tidak ada keberatan dari
kreditur lain, atau telah dicapai penyelesaian atas keberatan yang diajukan kreditur, atau gugatan
kreditur ditolak oleh pengadilan. Keputusan RUPS tentang pengurangan modal dilakukan
dengan cara penarikan kembali saham atau penurunan nilai nominal saham.
(http://legalakses.com).
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)RUPS adalah organ Perseroan Terbatas yang memiliki kewenangan ekslusif yang tidak
diberikan kepada Direksi dan Dewan Komisaris. Kewenangan RUPS, bentuk dan luasannya,
ditentukan dalam Undang-Undang Perseroan Terbatas dan Anggaran Dasar Perseroan.
Dalam bentuk kongkret-nya RUPS merupakan sebuah forum, dimana para pemegang saham
memiliki kewenangan untuk memperoleh keterangan-keterangan mengenai Perseroan, baik dari
Direksi maupun Dewan Komisaris. Keterangan-keterangan itu merupakan landasan bagi RUPS
untuk menentukan kebijakan dan langkah strategis Perseroan dalam mengambil keputusan
sebagai sebuah badan hukum. Dalam forum RUPS, mekanisme penyampaian keterangan dan
keputusan itu disusun secara teratur dan sistematis sesuai agendanya. Dalam forum RUPS, para
peserta tidak dapat memberikan keterangan dan keputusan diluar agenda rapat – kecuali RUPS
itu dihadiri oleh semua pemegang saham dan mereka menyetujui penambahan agenda rapat itu
dengan suara bulat.
Sebagai sebuah forum, pada prinsipnya RUPS harus diselenggarakan di Indonesia.
Penyelenggaraan itu dilakukan di tempat kedudukan Perseroan atau di tempat Perseroan
melakukan kegiatan utamanya. Selain di tempat Perseroan, RUPS juga dapat diselenggarakan
Hukum Izin Usahan dan HakiAgung Wahyudi, ST. MM.
Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana
‘12 11
melalui media elektronik, misalnya media telekonferensi atau video konferensi. Semua peserta
RUPS yang diselenggarakan dengan media elektronik harus bisa saling melihat dan mendengar
secara langsung serta berpartisipasi di dalam rapat. Meskipun sifatnya telekonferensi, RUPS itu
juga harus dibuatkan risalah rapatnya dan ditandatangani oleh semua peserta rapat.
Jenis RUPS dapat terdiri dari RUPS Tahunan dan RUPS Lainnya. RUPS Tahunan wajib
diselenggarakan Direksi minimal 6 bulan setelah tahun buku Perseroan berakhir. Dalam RUPS
Tahunan, Direksi mengajukan semua dokumen dari laporan tahunan Perseroan. RUPS Lainnya
dapat diadakan setiap waktu berdasarkan kebutuhan untuk kepentingan Perseroan.
Permintaan Diadakannya RUPS
Sebelum diselenggarakannya RUPS, terlebih dahulu dilakukan Pemanggilan RUPS, dan
sebelum Pemanggilan RUPS para pemegang saham yang memiliki hak suara mengajukan
Permintaan RUPS. Permintaan diadakannya RUPS dilakukan dengan surat tercatat beserta
alasannya kepada Direksi – dan tembusannya disampaikan kepada Dewan Komisaris. Setelah
Direksi menerima surat tercatat, selanjutnya Direksi wajib melakukan Pemanggilan RUPS.
Pemanggilan itu dilakukan dalam jangka waktu 15 hari sejak tanggal permintaan dengan surat
tercatat itu diterima oleh Direksi.
Ada kalanya Direksi tidak melakukan Pemanggilan RUPS dalam jangka waktu yang telah
ditentukan – 15 hari sejak menerima surat tercatat. Jika Direksi tidak juga melakukan
Pemanggilan RUPS dalam batas waktu itu, maka permintaan diadakannya RUPS diajukan
kembali dengan surat tercatat oleh pemegang saham, namun kali ini bukan kepada Direksi
melainkan kepada Dewan Komisaris. Selanjutnya, Dewan Komisaris yang melakukan
Pemanggilan RUPS – juga dengan jangka waktu 15 hari sejak penerimaan surat tercatat.
Ada kemungkinan juga baik Direksi maupun Dewan Komisaris, setelah diajukannya Permintaan
RUPS oleh pemegang saham, tidak melakukan Pemanggilan RUPS. Jika hal ini yang terjadi
maka pemegang saham dapat mengajukan permohonan itu sekali lagi melalui pengadilan.
Kepada ketua pengadilan negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan Perseroan,
pemegang saham mengajukan permohonan untuk dibuat penetapan pengadilan agar:
memberikan izin kepada pemohon (pemegang saham) untuk melakukan sendiri
Hukum Izin Usahan dan HakiAgung Wahyudi, ST. MM.
Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana
‘12 12
Pemanggilan RUPS. Pengadilan, setelah mempelajari keterangan dan bukti dari pemegang
saham, Direksi dan Dewan Komisaris, selanjutnya menetapkan pemberian izin penyelenggaraan
RUPS. Permohonan dapat ditolak jika pemegang saham tidak dapat membuktikan alasannya –
persyaratan dan kepentingannya.
Pemanggilan RUPS
Pemanggilan RUPS dilakukan oleh Direksi kepada para pemegang saham – atau oleh Dewan
Komisaris dan pemegang saham sendiri dalam hal Direksi tidak melaksanakan pemanggilan.
Pemanggilan RUPS dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 14 hari sebelum RUPS
diselenggrakan. Selain dengan surat tercatat, pemanggilan RUPS dapat juga dilakukan melalui
surat kabar. Dalam pemanggilan itu harus dicantumkan “tanggal”, “waktu”, “tempat”, dan
“agenda” rapat. Selain deskripsi rapat, dalam pemanggilan juga wajib disertakan pemberitahuan
bahwa bahan yang akan dibicarakan dalam RUPS telah tersedia di kantor Perseroan sejak
tanggal pemanggilan sampai dengan RUPS diadakan. Perseroan wajib memberikan salinan
bahan tersebut kepada pemegang saham secara cuma-cuma jika diminta.
Hak Suara Pemegang Saham dalam RUPS
Pada prinsipnya setiap saham yang dikeluarkan oleh Perseroan memiliki setidaknya satu hak
suara. Namun, Perseroan juga dapat menentukan hak suara itu lebih besar atau lebih kecil,
selama hal itu ditentukan dalam Anggaran Dasarnya. Meskipun setiap saham memiliki
setidaknya satu hak suara, namun hak suara itu tidak berlaku bagi saham-saham berikut:
a. Saham yang dikuasai sendiri oleh Perseroan.
b. Saham induk Perseroan yang dikuasai oleh anak Perseroannya – baik langsung
maupun tidak langsung.
c. Saham Perseroan yang dikuasai oleh Perseroan lain yang sahamnya langsung atau
tidak langsung telah dimiliki Perseroan.
Hak suara para pemegang saham dapat digunakan untuk mengambil keputusan dalam RUPS –
kecuali saham yang tidak memiliki hak suara. Dalam pemungutan suara untuk mengambil
Hukum Izin Usahan dan HakiAgung Wahyudi, ST. MM.
Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana
‘12 13
keputusan, suara yang dikeluarkan oleh pemegang saham berlaku untuk seluruh saham yang
dimilikinya. Pemegang saham tidak boleh memberikan kuasa kepada lebih dari seorang kuasa
untuk sebagian dari saham yang dimilikinya dengan suara yang berbeda. Dalam pemungutan
suara, anggota Direksi dan Dewan Komisaris, serta karyawan Perseroan, dilarang bertindak
sebagai kuasa dari pemegang saham. Dalam hal pemegang saham hadir sendiri dalam RUPS,
surat kuasa yang telah diberikan untuk mewakili kehadirannya menjadi tidak berlaku untuk rapat
tersebut.
Kuorum RUPS
RUPS baru dapat diselenggarakan jika 1/2 lebih dari seluruh saham dengan hak suara
menghadirinya – kecuali Anggaran Dasar menentukan jumlah kuorum yang lebih besar. Jika
kuorum tersebut tidak tercapai, Direksi dapat melakukan Pemanggilan RUPS Kedua.
Pemanggilan RUPS Kedua harus menyebutkan bahwa RUPS Pertama telah dilaksanakan dan
tidak mencapai kuorum. RUPS Kedua sah dan berhak mengambil keputusan jika RUPS itu
dihadiri oleh minimal 1/3 dari jumlah seluruh saham dengan hak suara. Jika kuorum RUPS
Kedua juga tidak tercapai, Perseroan dapat memohon kepada ketua pengadilan negeri agar
ditetapkan kuorum untuk RUPS Ketiga. Selanjutnya, RUPS Ketiga itu dilangsungkan dengan
dasar kuorum yang ditetapkan oleh ketua pengadilan negeri. Pemanggilan RUPS Ketiga harus
menyebutkan bahwa RUPS Kedua telah dilaksanakan dan tidak mencapai kuorum. Pemanggilan
RUPS Kedua dan RUPS Ketiga masing-masing dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 7
hari sebelum RUPS Kedua atau RUPS Ketiga itu dilaksanakan. RUPS Kedua dan RUPS Ketiga
diselenggarakan dalam jangka waktu paling cepat 10 hari dan paling lambat 21 hari setelah
RUPS yang mendahuluinya dilangsungkan.
Keputusan RUPS diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Dalam hal upaya
musyawarah untuk mufakat itu tidak tercapai, keputusan adalah sah jika disetujui oleh lebih dari
1/2 bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan. RUPS untuk mengubah Anggaran Dasar dapat
dilangsungkan jika dalam rapat paling sedikit 2/3 bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak
suara hadir atau diwakili, dan keputusannya sah jika disetujui paling sedikit 2/3 bagian dari
jumlah suara yang dikeluarkan – kecuali Anggaran Dasar menentukan kuorum kehadiran yang
lebih besar. Dalam hal kuorum kehadiran tidak tercapai, dapat diselenggarakan RUPS Kedua.
Hukum Izin Usahan dan HakiAgung Wahyudi, ST. MM.
Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana
‘12 14
RUPS kedua sah dan berhak mengambil keputusan jika dalam rapat paling sedikit 3/5 bagian
dari jumlah seluruh saham dengan hak suara hadir atau diwakili, dan keputusannya sah jika
disetujui paling sedikit 2/3 bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan.
Risalah Rapat
Dalam setiap penyelenggaraan RUPS, ketua rapat wajib membuat dan menandatangani risalah
RUPS. Selain ketua rapat, minimal 1 orang pemegang saham yang ditunjuk dari dan oleh peserta
RUPS juga menandatangani risalah tersebut. Tanda tangan itu tidak disyaratkan apabila risalah
RUPS dibuat dengan akta notaris. Selain dalam rapat, pemegang saham dapat juga mengambil
keputusan yang mengikat di luar RUPS dengan syarat semua pemegang saham dengan hak suara
menyetujui secara tertulis dengan menandatangani usulan yang bersangkutan. (legalakses.com).
Hukum Izin Usahan dan HakiAgung Wahyudi, ST. MM.
Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana
‘12 15