bab 5 konsep perancangan 5.1. konsep dasaretheses.uin-malang.ac.id/1290/9/07660020_bab_5.pdf ·...

35
211 BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Dasar Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Pusat Seni dan Kerajinan Arek di Kota Batu adalah konsep hibridisasi arsitektur candi. Konsep dasar ini dicapai dengan cara menampilkan kembali unsur bentuk dari arsitektur candi Songgoriti dan dimodifikasi secara kreatif dan inovatif. Karena candi Songgoriti adalah termasuk dalam golongan candi zaman transisi atau termasuk dari candi zaman pertengahan antara zaman mataram sampai sampai majapahit. Konsep yang dipakai dalam perancangan Pusat Seni dan Kerajinan Arek di Kota Batu adalah hibridisasi dari penggabungan komplek candi Prambanan dan komplek candi Penataran. Sehingga mendapatkan kombinasi bentuk yang memiliki unsur sama dengan kedua bentuk candi. Sebagai contoh adalah candi songgoriti, candi gunung kawi Bali, dan candi Gunung Gangsir. Maka dari ketiga contoh candi tersebut dapat dikembangkan secara kreatif untuk pengaplikasian pada konsep dasar Extending Tradition arsitektur candi yang di inginkan. Konsep dasar yang dipakai adalah hibridisasi candi sebagai berikut: 1. Candi Prambanan Pada candi Prambanan perletakan bangunannya lebih cenderung poros ke tengah dan simetris. Orientasinya ke segala arah seperti penjuru mata angin dan berpusat ke tengah

Upload: vucong

Post on 16-Mar-2019

243 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

211

BAB 5

KONSEP PERANCANGAN

5.1. Konsep Dasar

Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Pusat Seni dan Kerajinan Arek

di Kota Batu adalah konsep hibridisasi arsitektur candi. Konsep dasar ini dicapai

dengan cara menampilkan kembali unsur bentuk dari arsitektur candi Songgoriti dan

dimodifikasi secara kreatif dan inovatif. Karena candi Songgoriti adalah termasuk

dalam golongan candi zaman transisi atau termasuk dari candi zaman pertengahan

antara zaman mataram sampai sampai majapahit.

Konsep yang dipakai dalam perancangan Pusat Seni dan Kerajinan Arek di Kota

Batu adalah hibridisasi dari penggabungan komplek candi Prambanan dan komplek

candi Penataran. Sehingga mendapatkan kombinasi bentuk yang memiliki unsur sama

dengan kedua bentuk candi. Sebagai contoh adalah candi songgoriti, candi gunung

kawi Bali, dan candi Gunung Gangsir. Maka dari ketiga contoh candi tersebut dapat

dikembangkan secara kreatif untuk pengaplikasian pada konsep dasar Extending

Tradition arsitektur candi yang di inginkan.

Konsep dasar yang dipakai adalah hibridisasi candi sebagai berikut:

1. Candi Prambanan

Pada candi Prambanan perletakan bangunannya lebih cenderung poros ke tengah

dan simetris. Orientasinya ke segala arah seperti penjuru mata angin dan berpusat ke

tengah

212

2. Candi Penataran

Pada candi Penataran perletakan bangunannya lebih cenderung poros ke belakang

dan semi simetris seolah-olah seperti di tengah. Orientasinya ke satu arah seolah-olah

seperti menuju ketempat yang lebih tinggi.

Penerapan konsep rancangan bentuk pada perancangan Pusat Seni dan Kerajinan

Arek di Kota Batu ini melalui penggabungan dari candi Prambanan dan candi

Gambar 5.1 Oreintasi candi Prambanan Sumber : konsep perancangan (2012)

Gambar 5.2 Orientasi candi Penataran Sumber : konsep perancangan (2012)

213

Penataran. Hal ini dicapai dengan menggabungkan perletakan candi Prambanan dan

candi Penataran. Dengan Proses sebagai berikut:

Dari penggabungan kedua bentuk candi Prambanan dan candi Penataran

didapatkan juga kombinasi bentuk yang menyerupai kedua candi tersebut. Seolah-

olah bentuk tersebut sama dengan bentuk kedua candi prambanan dan candi

penataran tetapi sebenarnya berbeda. Jadi jati diri dari bangunan candi zaman isana

termasuk bentuk candi yang baru yang berbeda dari candi-candi yang lain.

Gambar 5.3 Proses konsep dasar Sumber : konsep perancangan (2012)

Bentuk candi

Prambanan simetri, orientasi

dari semua arah

Bentuk candi Penataran seolah-

olah simetri, orientasi dari satu

arah

Bentuk candi Prambanan besar dan

melebar, terdiri dari tingkatan ratna

Bentuk candi penataran ramping, terdiri dari tingkatan ratna, pintu

candi berbentuk persegi

Gambar 5.4 Hasil konsep dasar Sumber : konsep perancangan (2012)

214

5.2. Konsep Tapak

5.2.1. Konsep Kontur

Konsep kontur yang akan dipakai adalah kolaborasi antara sistem pengolahan

kontur cut (pemotongan) yang merupakan pengolahan kontur dengan cara dipotong

atau mengurangi tanah. Fill (pengisian) yang merupakan pengolahan kontur dengan

cara diisi pada bagian tertentu untuk mendapatkan kedalaman level tanah yang bisa

berfungsi sebagai area sirkulasi kendaraan bermotor dan pejalan kaki. Selain itu

teknik cut (pemotongan) dan Fill (pengisian) juga memberikan manfaat yaitu lebih

efisiensi dan ekonomis terhadap biaya.

Lahan yang di

potong

Lahan yang di isi

Pemanfaatan kontur tapak untuk

jalan sirkulasi kendaraan bermotor

Sirkulasi pejalan kaki

mengikuti kontur tapak

Memanfaatkan kontur

untuk tangga berundak

Gambar 5.5 Pemotongan kontur Sumber : konsep perancangan (2012)

215

5.2.2. Konsep Kebisingan

Pada konsep kebisingan ini ialah memberikan space/ jarak yang dapat

digunakan sebagai taman, plaza, atau parker dan Menggunakan (barrier)

pagar massif dari batu alam.

5.2.3. Konsep Matahari

Pada konsep matahari ini untuk mengurangi radiasi sinar matahari maka

dengan memanfaatkan kemiringan posisi tapak dari tegak lurus sinar matahari

Gambar 5.7 konsep kebisingan menggunakan pagar

masif Sumber : konsep perancangan (2012)

Gambar 5.6 konsep kebisingan mengguakan

vegetasi Sumber : konsep perancangan (2012)

VEGETASI

Sumber

bising

U

PAGAR MASIF

Sumber

bising

216

menjadikan bangunan tidak terlalu banyak terkena sinar matahari dan memberikan

vegetasi dengan demikian hanya sedikit permukaan bangunan yang akan menerima

panas matahari.

Pada fasade bangunan menggunakan shading device. Sehingga mengurangi

cahaya yang masuk kedalam bangunan melalui setiap sirkulasi udara yang berbentuk

langgam candi peralihan.

Gambar 5.8 konsep matahari memanfaatkan kemiringan

tapak Sumber : konsep perancangan (2012)

Gambar 5.9 Memanfaatkan vegetasi Sumber : konsep perancangan (2012)

Gambar 5.10 menggunakan shading device Sumber : konsep perancangan (2012)

VEGETASI

Shading

device

217

5.2.4. Konsep Angin

Pada konsep angin ini yang digunakan dari analisis sebelumnya yaitu

menggunakan pengaturan penempatan vegetasi berdasarkan karakter candi Isana

yang ada untuk mencegah hembusan angin kencang.

Mengarahkan angin melalui perletakan bangunan berdasarkan karakter candi

Isana

Gambar 5.11 Melalui perletakan vegetasi Sumber : konsep perancangan (2012)

Gambar 5.12 Melalui perletakan bangunan Sumber : konsep perancangan (2012)

ANGIN

ANGIN

U

U

VEGETASI

ANGIN

ANGIN

BANGUNAN

218

5.2.5. Konsep View

Gunung

panderman

Gunung Arjuno

Gunung Banyak

Gambar 5.14 Konsep view dan penggunaan material kaca sebagai dinding

(Sumber: konsep perancangan 2012)

Gambar 5.13 Kondisi eksisting

(Sumber: konsep perancangan 2012)

Material kaca agar pandangan keluar tapak dapat melihat

gunung-gunung

U

219

Pada tapak sendiri memilki banyak Potensi view yang diperoleh salah satunya

yaitu beberapa gunung yang tampak menonjol dan cukup bagus untuk dijadikan

latarbelakang bangunan ini. Pada dalam bangunan sendiri memberikan material kaca

agar pandangan keluar bangunan menuju gunung. Untuk ke sisi udara di dapat dari

jendela-jendela dan glass wall

5.2.6. Konsep Aksesbilitas

Untuk konsep aksesbilitas ini ada pelebaran jalan pada arah barat tapak dan

dibuat tiga pintu masuk dan keluar pada area. Entrance atau pintu masuk terletak

pada sisi barat dan exit (keluar) pada sisis tengah tapak karena mempermudah

pengunjung untuk pencapaiannya dan tidak mengakibatkan kemacetan depan tapak.

Serta ada jalur khusus area servis terletak pada area jalan sekunder ini berfungsi

sebagai jalur servis dan pengelola agar membedakan area sifat public dan area sifat

privasi.

Gambar 5.15 Konsep aksesbilitas

(Sumber: konsep perancangan 2012)

U

A

Pelebaran

jalan

Jalan utama

Entrance kendaraan

bermotor

Exit

Jalur service/ pengelola

Entrance

pejalan kaki

220

5.2.7. Konsep Penzoningan Tapak

Pembagian zona-zona dalam tapak dilakukan dengan membagi zona dalam

tapak berdasarkan hirarki dari zona public sampai privat. Untuk lokasi main entrance

diletakan pada sisi tapak bagian barat yaitu jalan Arumdalu karena merupakan jalan

kebanyakan pengunjung dari arah Kota Batu. Untuk area parkir diletakan pada tapak

disebalah barat yang merupakan arah masuk pengunjung dan merupakan jalan yang

lebar yang memungkinkan arus sirkulasi mobil masuk dan keluar dengan lancar,

selain itu akses utama menuju tapak yang berasal dari Kota Batu ada di area ini.

Gambar 5.16 Gerbang main entrance

(Sumber: konsep perancangan 2012)

A

GERBANG MAIN

ENTRANCE

221

Sedangkan untuk side entrance yang berfungsi sebagai jalan masuk pengelola,

servis, loading dock dan pengunjung dengan kepentingan adsministrasi. Untuk

fasilitas penunjang berada pada sisi barat bagian selatan yang berdekatan dengan

jalan sebagai akses masuk uatamanya. Untuk plaza penerima diletakan pada bagian

tapak yang terletak disebelah timur antara jalan utama Arumdalu dengan bangunan.

Hal ini terkait dengan fungsi plaza penerima user itu sendiri sebagai ruang transisi.

Gambar 5.17 Konsep penzoningan tapak

(Sumber: konsep perancangan 2012)

Jalan Arumdalu

Fungsi apresiasi dan

promosi

Fungsi

informa

si dan

edukasi

Fungsi

transaksi

Fungsi transaksi

Parkir area

Masuk

Keluar

Semi Public Area

U

222

5.2.8. Konsep Sirkulasi

Sirkulasi dalam tapak dibedakan menjadi dua bagian yaitu sirkulasi kendaraan

bermotor dan sirkulasi pejalan kaki. Sesuai dengan hasil analisis sebelumnya maka

pola sirkulasi yang diterapkan dalam tapak adalah sirkulasi linier.

U

Gambar 5.18 Konsep penerapan zoning pada tapak

(Sumber: konsep perancangan 2012)

JALAN UTAMA

UNIT PROMOSI

DAN APRESIASI

UNIT INFORMASI

DAN EDUKASI

UNIT TRANSAKSI

UNIT EDUKASI (KLS PRAKTIKUM

SENI DAN KERAJINAN)

223

Elemen pembentuk sirkulasi kendaraan bermotor berupa jalan aspal

sedangkan pedestrian dan jalan setapak menggunakan paving stone dan batu-batuan

alami.

Sirkulasi Kawasan

Pola sirkulasi kawasan yang digunakan adalah pola linier sesuai dengan

kombinasi antara pola sirkulasi komplek candi Prambanan dan pola sirkulasi komplek

candi penataran. Candi Songgoriti merupakan candi zaman pertengahan dari zaman

Isana sampai Zaman Rajasa, sehingga konsep sirkulasi menggunakan penggabungan

antara pola sirkulasi komplek candi Prambanan dan pola sirkulasi komplek candi

penataran.

Gambar 5.19 Konsep sirkulasi user

(Sumber: konsep perancangan 2012)

Area terbangun

Parkir area

Jalan Arumdalu

U

224

Keterangan gambar:

Sirkulasi pengunjung (mobil dan motor) tujuan rekreasi parkir area

depan

Sirkulasi pengunjung umum dan seniman (mobil dan motor) tujuan

informasi, edukasi parkir area depan

Sirkulasi pengunjung umum dan seniman (pejalan kaki ) tujuan

rekreasi, informasi, edukasi

5.2.9. Konsep Vegetasi

Vegetasi yang terdapat pada tapak sebelah selatan merupakan potensi pemisah

antara bangunan dengan jalan utama. Sedangkan vegetasi pada tapak sebelah barat

Gambar 5.20 Konsep penggolongan sirkulasi user

(Sumber: konsep perancangan 2012)

U

JALAN UTAMA

EXIT

ENTRANCE

ENTRANCE

225

merupakan potensi sebagai peneduh area parker pengunjung. Jadi vegetasi pada tapak

merupakan potensi tapak sehingga keberadanya tidak perlu dihilangkan.

Pada perancangan selanjutnya, tanaman yang digunakan adalah jenis tanaman

yang diperlukan. Selain untuk pengaturan tata hijau dalam tapak, pemilihan vegetasi

tersebut guna mendukung konsep tapak yang ingin menghadirkan kembali suasana

dijaman Mataram sampai Majapahit. Tanaman-tanaman tarsebut anatar lain:

Tabel 5.1 Konsep vegetasi pada tapak

Jenis vegetasi fungsi karaktristik penempatan

Pohon tanjung Peneduh Bertajuk tinggi dan agak bulat,

tinggi mencapai 10-15 meter

Sepanjang jalan di area parkir

Pohon asana peneduh Bertajuk bulat, yinggi mencapai

10 meter

Peneduh ditepi jalan

Pohon cempaka pengarah Bertajuk bulat, tinggi mencapai

10-15 meter

Sepanjang pedestrian, di

ruang terbuka

Pohon cemara pengarah Bertajuk yinggi ramping, tinggi

mencapai 10-20 meter

Pada area bangunan dan

mengelilinginya

Pohan pinang pengarah Tidak berdaun lebat, tinggi

sampai 7meter

Pada area sepanjang

pedestrian bangunan

Pohon meja pengarah Bertajuk bulat, berdaun kecil,

tinggi mencapai 5 meter

Sebagai pembatas antara

ruang public dan ruang semi

public pada tapak

Melati Berupa

semak

Tinggi mencapai 3 meter Pembatas antara ruang semi

public dan privat didepan

bangunan

226

Pohon asoka Pembatas

arah

pandang

Berupa semak, tinggi mencapai 3

meter

Sebagai pembatas area

pandang pada area public dan

semi public pada bangunan

Rumput manila Penutup

tanah

Berwarna hijau tua dan kuat Diletakan pada Lahan terbuka

Sumber: konsep perancangan 2012.

Gambar 5.21 Penerapan vegetasi dalam tapak

(Sumber: konsep perancangan 2012)

POHON

TANJUNG

POHON

ASANA POHON

CEMPAKA

POHON

CEMARA

POHON

PINANG

POHON

MEJA

POHON

MELATI

POHON

ASOKA

227

5.3. Konsep Fungsi Bangunan

Berdasarkan pola aktivitas dan pelakunya, maka fungsi bangunan Pusat Seni dan

Kerajinan Arek di Kota Batu adalah:

1. Fungsi Apresiasi dan Promosi

Fungsi ini merupakan fungsi utama dari Pusat Seni dan Kerajinan Arek di

Kota Batu yang mewadahi kegiatan-kegiatan seperti pameran dan

pementasan/pertunjukan karya seni.

2. Fungsi Informasi dan Edukasi

Fungsi ini menampung segala bentuk pelayanan informasi yang berkaitan

dengan kesenian dan kerajinan di Jawa Timur serta memberikan pelayanan

pendidikan non formal di bidang seni dan kerajinan.

Gambar 5.22 Konsep vegetasi dalam tapak

(Sumber: konsep perancangan 2012)

VEGETASI

228

3. Fungsi Transaksi dan Pelayanan

Adapun fungsi transaksi menampung kegiatan jual beli benda-benda seni dan

kerajinan, sedangkan fungsi pelayanan menampung kegiatan bagi pengelola

sesuai bidangnya masing-masing.

5.4. Konsep Ruang

Adapun hasil konsep terkait dengan pembagian zonning adalah:

Keterangan gambar:

: Zonna Pertunjukan Terbuka

: Zonna Promosi dan Apresiasi

: Zonna Informasi dan zona Transaksi

: Zonna Pengelola

5.4.1. Konsep Ruang Dalam

Penataan ruang dalam pada Pusat Seni dan Kerajinan Arek di Kota Batu akan

disesuaikan dengan tuntutan ruang yang akan ditampilkan, karakter bangunan dan

Gambar 5.23 Blok plan

(Sumber: konsep perancangan 2012)

229

fungsi bangunan, sehingga sesuai dengan karakteristik candi songgoriti. Oleh

karenanya karakter dan sifat bahan akan membentuk ruang yang diinginkan tersebut.

Suasana ruang dalam akan terwujud dengan penggunaan elemen-elemen yang

membentuk ruang dalam, antara lain garis, warna dan cahaya.

1. Ruang Pamer

Pada dinding ruang pamer dihiasi menggunakan kombinasi ornamen candi

songgoriti dan candi gangsir. Mengingat candi songgoriti sudah tidak utuh lagi,

banyak kerusakan di sana-sini maka diperlukan penggabungan karakteristik candi

sezaman yaitu candi gangsir, candi songgoriti, dan candi gunung kawi Bali

2. Pagelaran seni pertunjukan in door

Untuk pagelaran seni pertunjukan in door memakai material batu dan

memakai tipe penataan geometri pada arena panggung pertunjukan, dan juga

Gambar 5.24 Konsep ruang pamer

(Sumber: konsep perancangan 2012)

ORNAMEN PADA

CANDI GANGSIR ORNAMEN PADA

CANDI SONGGORITI

230

memakai ornamen yang ada di candi songgoriti. Untuk menciptakan suasana seperti

di komplek candi.

5.4.2. Konsep Ruang Luar

Pengolahan tata ruang luar pada Pusat Seni dan Kerajinan Arek di Kota Batu

dimanfaatkan sebagai pengikat dengan lingkungan sekitar bangunan dan seluruh

aktivitas yang ada di dalamnya. Selain itu penempatan elemen ruang luar sebagai

salah satu elemen lansekap juga untuk mempertegas batas lahan untuk kawasan

perancangan. Elemen lansekap yang digunakan sebagai pembentuk tata ruang luar,

antara lain:

a. Perkerasan

Gambar 5.25 Konsep ruang pagelaran seni pertunjukan in

door

(Sumber: konsep perancangan 2012)

231

Perkerasan yang digunakan pada jalur sirkulasi kendaraan bermotor dibedakan

dengan perkerasan pada sirkulasi pejalan kaki. Untuk sirkulasi kendaraan

bermotor digunakan jalan aspal dan untuk sirkulasi pejalan kaki digunakan paving

stone dan batu-batuan alami. Disamping pembedaan pada material yang digunakan,

pembedaan jalur sirkulasi juga dilakukan dengan perbedaan ketinggian. Pembedaan

ini dilakukan untuk membedakan fungsi dan memperjelas pengguna sirkulasi.

b. Perabot Jalan

1. Lampu

Penataan lampu untuk ruang luar diletakkan di sepanjang jalur pedestrian, area

parkir, area tata hijau, dan area yang membutuhkan penerangan.

2. Pagar

Penataan dan perancangan pagar untuk mendukung citra bengunan terbagi

menjadi:

a) Gapura muka tapak. Gapura ini perlu pengolahan yang baik, karena turut

menciptakan citra bangunan serta merupakan area penerima. Pagar pada

bangunan Pusat Seni dan Kerajinan Arek di Kota Batu menggunakan konsep

candi yang terdiri dari gapura dan elemen-elemennya.

b) Pagar keliling. Pagar ini berfungsi sebagai pembatas area tapak dengan area

luar, penyaring sinar matahari dan penahan kebisingan.

3. Papan penunjuk arah

Papan penunjuk arah juga merupakan salah satu elemen yang harus dirancang

dengan baik dengan kriteria sebagai berikut:

232

a) Mampu memberikan petunjuk secara jelas kepada pengunjung yang belum

pernah berkunjung

b) Menambah kualitas lingkungan dari segi estetis

4. Bangku taman

Penataan bangku taman diletakkan pada area-area openspace dan area yang

menjadi daerah peristirahatan, seperti sirkulasi, area taman dan sebagainya.

Bangku taman harus dirancang sesuai bentuk bangunan sehingga terkesan

serasi dan tidak mengganggu.

5. Tempat sampah

Untuk menjaga kebersihan di kawasan Pusat Seni dan Kerajinan Arek di Kota

Batu, maka harus disediakan tempat sampah di dalam dan di ruang luar.

GAPURA

BANGKU

TAMAN

233

1. Sirkulasi Kendaraan

Dalam mengatur sirkulasi kendaraan didalam tapak, harus dipertimbangkan

kemungkinan rancangan yang harmonis dan dapat memenuhi fungsi ataupun

estetisnya. Kendaraan yang akan masuk menuju tapak, pintu masuknya harus jelas,

tidak boleh ada penghalang dari arah manapun.

Tempat kendaraan datang serta tempat memarkir kendaraan hendaknya dirancang

dengan efisien yaitu dengan memperhatikan cara penurunan penumpang. Hal ini

dapat memudahkan penumpang turun tanpa harus ada gangguan seperti harus

menyeberang jalan untuk menuju kebangunan. Setelah menurunkan penumpang,

kendaraan membutuhkan tempat parkir yang cukup dan tempat untuk memutar

kendaraan. Selain itu, tempat parkir juga harus berada dalam jarak jangkau

pencapaian bangunan yaitu dengan berjalan kaki kebangunan.

Gambar 5.26 Konsep ruang luar

(Sumber: konsep perancangan 2012)

LAMPU

TEMPAT

SAMPAH

234

2. Pagelaran seni pertunjukan out door

Untuk pagelaran seni pertunjukan out door memakai material batu dan

memakai tipe penataan geometri pada arena panggung pertunjukan, untuk

menciptakan suasana seperti di komplek candi.

Gambar 5.29 Konsep sikulasi pejalan kaki dalam tapak

(Sumber: konsep perancangan 2012)

Gambar 5.27 Konsep sikulasi kendaraan dalam tapak

(Sumber: konsep perancangan 2012)

Gambar 5.28 Kondisi dalam tapak

(Sumber: konsep perancangan 2012)

235

5.5 Konsep Program Ruang

5.5.1. Konsep Besaran Ruang

Total luasan ruang yang diperoleh pada Pusat Seni dan Kerajinan Arek di Kota Batu

adalah sebagai berikut:

Tabel 5.2 Konsep Besaran Ruang

NO UNIT BANGUNAN BESARAN RUANG

1. Unit apresiasi dan promosi

Ruang pameran 6844 m2

Ruang pementasan tertutup 753,4 m2

Ruang pementasan terbuka 286 m2

2. Unit informasi dan edukasi

Ruang edukasi 919 m2

Ruang perpustakaan 458, 4 m2

3. Unit transaksi dan pelayanan

Unit transaksi 1180 m2

Gambar 5.30 Konsep panggung seni pertunjukan out door

(Sumber: konsep perancangan 2012) Gambar 5.31 Kondisi dalam tapak

(Sumber: konsep perancangan 2012)

236

Ruang pelayanan/pengelola 392,18 m2

Total Luas 10832,98 m2

Sumber: konsep perancangan, 2012.

5.6. Konsep Utilitas

a) Sistem Elektrikal

Gambar 5.1 Diagram analisis system listrik

Sumber : konsep perancangan (2012)

PLN Trafo Panel Meter

ATS Panel

genset Genset

Panel utama

Panel distribusi Ruang-ruang

SISTEM ELEKTRIKAL Gambar 5.32 Sistem elektrikal

Sumber : konsep perancangan (2012)

237

Penerapannya pada tapak yaitu menggunakan tiang listrik/tiang telepon dengan

jalur kabel diletakkan dibawah tanah dengan sisitem penggunaan pipa, agar kebel

terlindungi.

b) Jaringan Telekomunikasi

c) Tata Suara

d) Sistem Penanggulangan dan Pencegahan Kebakaran

Sistem ini merupakan satu kesatuan dengan alarm kebakaran, sehingga

dengan adanya api yang nyala dapat membunyikan alarm dan daerah sumber

api (zone) dapat dimonitor melalui panel alarm kebakaran. Instalasi yang

diperlukan untuk penanggulangan dan pencegahan kebakaran dapat dibagi

menjadi tiga bagian yaitu, kepala Sprinkler (Sprinkler Head), Hidran,

Pemadam Api Ringan (PAR).

melalui sinyal udara

Satelit

cairTelko

M D V

Ruang

Ruang

Ruang

Gambar 5.2 Diagram jaringan telekomunikasi

Sumber : konsep perancangan (2012)

Pusat Informasi Audio Control Center

Dalam ruangan

Gambar 5.3 Diagram tata suara Sumber : konsep perancangan (2012)

238

e) Plumbing

Sistem plumbing yaitu terkait dengan penyediaan dan pengolahan siklus air

pada bangunan baik air kotor maupun bersih.

1. Sistem Distribusi Air Bersih

Sistem penyediaan air bersih bertujuan untuk menyediakan air bersih sesuai

dengan standar kualitas air bersih, secara fisika (temperatur, warna, bau, rasa,

kekeruhan, sadah) dan secara kimiawi (kadar sisa chlor, dsb). Adapun

distribusi air bersih sebagai berikut:

PDAM

Sumur

Tandon utama Zona

Zona

Zona

Zona Gambar 5.4 Diagram distribusi Air Bersih Sumber : konsep perancangan (2012)

OUTDOOR HYDRANT

239

2. Sistem Distribusi Air Kotor

Sistem Pembuangan Air Kotor atau buangan, merupakan sistem instalasi

untuk mengalirkan air kotor yang berasal dari peralatan saniter maupun hasil

buangan dapur. Air kotor yang akan dibuang dari taman olahraga ekstrem

nantinya seperti dari KM/WC, dapur kantin dan air hujan. Dalam pembuangan

memerlukan proses agar dibuang secara tuntas dan aman, dengan begitu dapat

dijelaskan diagram-diagramnya:

KM/WC

Air kotor

KM/WC Air kotor

padat

Bak kontrol

Septitank

Sumur

resapan

Gambar 5.5 Distribusi Air kotor KM/WC Sumber : konsep perancangan (2012)

Gambar 5.33 Distribusi Air Bersih

Sumber : konsep perancangan (2012)

TANDON ATAS

240

DAPUR RESTORAN

AIR HUJAN

f) Sistem Pembuangan Sampah

Dapur Penangkap

lemak

Perangkap

Bak kontrol

Sumur

resapan

Gambar 5.6 Distribusi air kotor dapur Sumber : konsep perancangan (2012)

Air hujan Bak kontrol Menyiram tanaman

Saluran kota

Gambar 5.7 Distribusi air hujan Sumber : konsep perancangan (2012)

Dimasukkan dengan

Trolley sampah

Sampah tiap

ruangan

Sampah

bangunan TPS sementara

TPS/TPA

Gambar 5.34 Skema pembuangan sampah

Sumber : konsep perancangan (2012)

241

g) CCTV

CCTV adalah alat piranti kamera yang dipasang pada area tertentu

pengunjung untuk dapat dimonitor di layar TV, alat monitor tersebut dapat

merekam di CD Player. Adapun Instalasinya ditarik perzone/perlantai, dengan

memakai kable jenis coaksial, per titik langsung ditarik ke control room.

5.7. Konsep Struktur

Bangunan yang direncanakan berupa bangunan bertingkat rendah maka jenis sub

struktur yang digunakan adalah pondasi footplate dengan pondasi lain pondasi strous.

Gambar 5.35 Tempat sampah Sumber : konsep perancangan (2012)

242

Tiang pancang footplate

PENERAPANNYA Pada BANGUNAN

Gambar 5.36 Pengaplikasian struktur

Sumber : konsep perancangan (2012)

243

5.8. Konsep Bentuk Bangunan dan Tampilan Bangunan

1. Bentuk dasar

Bentuk dasar yang dipilih pada Pusat Seni dan Kerajinan Arek di kota Batu

adalah bentuk persegi. Bentuk tersebut merupakan bentuk yang sesuai dengan candi

songgoriti. Agar bentuk tidak terkesan monoton, bentuk dasar dikembangkan dengan

penambahan dan pengurangan. Penggabungan tiga unsur bentuk dasar dari candi

Songgoriti, candi Gunung Kawi Bali, dan candi Gunung Gangsir.

2. Pengaplikasian

Pada Pusat Seni dan Kerajinan melakukan penggabungan dari unsur tiga candi

dan unsur modern agar dapat menyesuaikan dengan perkembangan zaman yang ada.

Bentuk candi Gunung Gangsir semakin ke

atas semakin kecil

Bagian tubuh bentuk candi Gunung Kawi mulai ramping dan

tinggi

Bagian tubuh bentuk candi Songgoriti semakin ke atas

semakin kecil dan

ramping

Gambar 5.37 Konsep Penggabungan bentuk Sumber : konsep perancangan (2012)

244

Dari tiga unsur bentuk candi tersebut digabungkan menjadi bentuk modern yang

nantinya bisa diterima oleh masyarakat luas.

Hasil dari konsep hibridisasi candi yaitu menciptakan bentuk bangunan baru

dari penggabungan dua unsur candi berbeda yang kemudian menjadikan bentuk

bangunan memiliki unsur dari dua candi tersebut

Gambar 5.38 Pengaplikasian bentuk Sumber : konsep perancangan (2012)

Modifikasi pada struktur

kolom bangunan

menggunakan bentuk

dasar candi Gunung Gangsir

Modifikasi pada struktur

atap bangunan menggunakan

bentuk dasar atap candi

Gunung Kawi

Modifikasi pada bentuk

bangunan menggunakan

bentuk dasar candi Songgoriti

245

3. Tampilan

Konsep tampilan bangunan Pusat Seni dan Kerajinan Arek di Kota Batu adalah

tampilan bangunan yang sesuai dengan fungsi bangunan sebagai wadah kegiatan

kesenian dan kerajinan. Dengan menerapkan beberapa elemen visual dari bangunan

sekitarnya khususnya mempergunakan elemen-elemen fisik bangunan sekitar seperti

penggunaan unsur kaca, baja, dan beton ke dalam perencanaan candi songgoriti yang

difungsikan sebagai tampilan luar bangunan.

Gambar 5.39 Hasil dari konsep bentuk

Sumber : konsep perancangan (2012)