bab 5 kesimpulan dan rekomendasi - · pdf filetahun 2008 tentang pedoman pembangunan ......
TRANSCRIPT
127
BAB 5
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Bab ini terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama berisi penjelasan mengenai
temuan studi yang akan mengantarkan pada kesimpulan studi faktor pertimbangan
untuk penataan dan pembangunan menara BTS di Kota Bandung berdasarkan hasil
analisis yang dibahas pada bab sebelumnya. Pada bagian kedua akan dipaparkan
kesimpulan studi dan rekomendasi, pada bagian ketiga akan dibahas keterbatasan
studi serta studi lanjutan.
5.1 Temuan Studi
Temuan studi ini didapatkan dari sasaran-sasaran studi yang telah tercapai.
Adapun temuan studi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil penelusuran studi literatur terdapat 16 faktor yang dijadikan
pertimbangan dalam penataan dan pembangunan menara BTS dalam peraturan
zonasi di kota-kota luar negeri dan peraturan-peraturan yang ada di dalam negeri.
Ke-16 faktor tersebut adalah:
a) Tempat-tempat bersejarah (untuk menjaga dan melestarikan nilai-nilai
sejarah);
b) Coverage menara (terkait dengan kualitas sinyal yang diberikan);
c) Struktur dan konstruksi menara (untuk menghindari robohnya menara);
d) Batas ketinggian menara (untuk menghindari banyaknya kerugian karena
banyaknya bangunan yang tertimpa oleh menara yang roboh serta untuk
penyesuaian dengan bangunan sekitar);
128
e) Jarak menara dengan bangunan terdekat (ada jarak tertentu dengan
bangunan-bangunan tertentu khususnya fasilitas-fasilitas umum seperti
rumah sakit, dan lain-lain);
f) Jalur lalulintas utama (untuk menghindari gangguan terhadap fungsi jalan
utama, contohnya jika terdapat menara yang roboh);
g) Daerah rawan bencana (banjir, longsor, gempa);
h) Guna lahan saat ini (kawasan permukiman, industri dan bisnis);
i) Jarak antarmenara (disesuaikan dengan jenis menara);
j) Ruang terbuka hijau (untuk menjaga nilai estetika kota dan menjaga
visualisasi);
k) Topografi wilayah (untuk menentukan kekuatan konstruksi dan jenis
menara);
l) Kawasan lindung (perlindungan terhadap kawasan tertentu agar tidak
terganggu oleh adanya pembangunan menara telekomunikasi);
m) Desain dan jenis menara untuk disesuaikan dengan daerah tertentu (termasuk
jumlah menara yang ada saat ini);
n) Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan (KKOP);
o) Kawasan Militer (tidak megganggu fungsi pengawasan militer);
p) Menara bersama (konsep penggunaan menara bersama untuk mengurangi
jumlah menara).
2. Hasil analisis faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam penataan dan
pembangunan menara BTS di Kota Bandung dengan menggunakan teknik Delphi
yang diawali dengan eksplorasi pemahaman responden pada tahap I (21 faktor),
umpan balik tahap II (10 faktor), dan umpan balik tahap III (9 faktor) dapat dilihat
pada Tabel V.1 berikut.
129
TABEL V.1
EKPLORASI FAKTOR PERTIMBANGAN DAN YANG DISEPAKATI SELURUHNYA OLEH RESPONDEN
Eksplorasi Tahap I Umpan Balik Tahap II Umpan Balik Tahap III
- Coverage menara (cakupan layanan)
- Kamuflase menara - Kekuatan konstruksi
(struktur dan fondasi menara untuk menampung beban antenna)
- Kawasan Keselamatan Penerbangan (KKOP)
- Jarak tertentu dengan bangunan berbahaya seperti bangunan listrik bertegangan tinggi)
- Batas ketinggian menara (untuk menghindari banyaknya bangunan yang rusak serta untuk menjaga estetika)
- Cagar budaya - Menara eksisting
(jumlah menara yang ada saat ini)
- Jarak antar menara. - Penggunaan menara
bersama - Jarak tertentu dengan
fasilitas umum (rumah sakit, sekolah, dll)
- Kawasan Militer
- Coverage menara/kualitas pelayanan operator
- Kamuflase - Kekuatan konstruksi
menara - Kawasan Keselamatan
Operasional Penerbangan (KKOP)
- Jarak tertentu dengan bangunan berbahaya (sutet,dll)
- Ketinggian menara - Cagar budaya
(bangunan bersejarah) - Menara eksisting
(jumlah menara saat ini)
- Jarak antar menara - Menara bersama
- Coverage menara/kualitas pelayanan operator
- Kamuflase - Ketinggian menara - Jarak tertentu
dengan bangunan khusus yang berbahaya (sutet, dll)
- Kawasan Keselamatan Penerbangan (KKOP)
- Menara eksisting - Cagar budaya
(bangunan bersejarah)
- Jarak antar menara - Menara bersama
130
- Radius tumbang menara (untuk memberikan asuransi penduduk di sekitarnya)
- Kepadatan bangunan di sekitar
- Radiasi antena - Kebutuhan lahan
menara (Pagar pelindung properti menara dan sempadan bangunan menara)
- Skyline - Kawasan padat
kegiatan - Sistem link antar
menara - Ketinggian menara - Kepadatan bangunan Sedangkan faktor pertimbangan yang diperoleh pada eksplorasi tahap I namun
tidak disepakati hingga tahap III secara bulat oleh semua responden yaitu:
kawasan militer, radius tumbang menara, radiasi menara, kebutuhan lahan
menara, skyline, sistem link antar menara, kenyamanan antar operator,
Jarak tertentu dengan fasilitas umum (rumah sakit, sekolah,dll), kepadatan
bangunan di sekitar, CBD, ketinggian bangunan sekitar.
3. Berdasarkan hasil iterasi II dan III, diketahui bahwa responden cenderung
memiliki pendapat yang sama terhadap faktor-faktor yang harus dipertimbangkan
dan penataan dan pembangunan menara BTS. Hal ini terlihat dari jumlah pendapat
yang memiliki kesamaan diantara para responden tidak banyak berubah yaitu dari
sepuluh faktor menjadi sembilan faktor. Selain itu, alasan yang diberikan oleh
responden terhadap jawaban yang diberikan cenderung tidak berubah.
4. Dilakukan perbandingan antara hasil pelaksanaan Delphi dengan studi literatur di
berbagai kota di dalam maupun luar negeri serta peraturan perundang-undangan
131
yang ada di Indonesia (Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 3
Tahun 2008 tentang Pedoman Pembangunan dan Penggunaan Menara Bersama
Telekomunikasi) dan Kota Bandung (Peraturan Walikota tentang Menara
Telekomunikasi). Berdasarkan perbandingan tersebut dihasilkan kesamaan semua
faktor yang menjadi pertimbangan dalam penataan dan pembangunan menara BTS
di Kota Bandung antara lain pertimbangan Kawasan Keselamatan Operasional
Penerbangan (KKOP), batas ketinggian menara, kamuflase, cagar budaya,
coverage menara, menara bersama. jarak tertentu dengan bangunan khusus
yang berbahaya, menara eksisting dan jarak antarmenara. Sementara itu,
faktor-faktor yang dipertimbangkan di kota-kota luar negeri namun dari hasil studi
literatur tidak dipertimbangkan di Kota Bandung adalah struktur dan konstruksi
menara, ruang terbuka hijau, topografi wilayah, kawasan hutan lindung,
daerah rawan bencana, guna lahan saat ini, kawasan militer, dan jalur
lalulintas utama.
5.2 Kesimpulan dan Rekomendasi
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Terdapat 9 faktor yang harus dipertimbangkan untuk penataan dan pembangunan
menara BTS di Kota Bandung yaitu Kawasan Keselamatan Operasional
Penerbangan (KKOP), batas ketinggian menara, cagar budaya, coverage
menara, menara bersama, jarak antarmenara, menara saat ini (eksisting),
jarak tertentu dengan bangunan berbahaya, dan kamuflase. Kesembilan
faktor tersebut dapat direkomendasikan sebagai bahan penyusunan peraturan
zonasi terpadu yang di dalamnya terdapat peraturan mengenai penataan dan
pembangunan menara BTS di Kota Bandung. Rekomendasi tersebut dapat dilihat
pada Tabel V.2.
132
TABEL V.2
FAKTOR PERTIMBANGAN UNTUK PENATAAN DAN PEMBANGUNAN
MENARA BTS DI KOTA BANDUNG
No Faktor yang Harus
Pertimbangkan Rekomendasi
1 Tempat-tempat bersejarah (untuk menjaga dan melestarikan nilai-nilai sejarah)
Perlindungan estetika terhadap tapak bersejarah dan bernilai kebudayaan, serta monumen-monumen seperti gedung pemerintahan (Gedung Sate), gedung yang dibangun setelah puluhan tahun (Hotel Savoy Homann) dan rumah-rumah yang memiliki nilai arsitektur tinggi
2 Coverage menara (terkait dengan kualitas sinyal yang diberikan dan luas cakupan area)
Menghindari terjadinya overlapping cakupan area, menggunakan standar-standar tertentu seperti peraturan menteri komunikasi dan informatika, disesuaikan dengan kebutuhan, memaksimalkan coverage area dengan mengatur ketinggian menara.
3 Batas ketinggian menara (untuk melindungi properti dari menara yang roboh serta untuk penyesuaian dengan bangunan sekitar)
Menggunakan interval 22,5 - 75 meter. Maksimum 22,5 meter untuk menara di atas gedung, dan maksimum 75 meter untuk menara di atas tanah
4 Jarak menara dengan bangunan tertentu (bangunan berbahaya)
Menggunakan interval jarak 3 - 234 meter dari bangunan terdekat, atau 50% dari ketinggian menara,
5 Jarak antarmenara BTS Untuk jenis menara monopole berjarak 480 - 750 meter dengan menara lain, jenis lattice dan guyed harus berjarak 1500 meter dengan menara lain.
6 Desain dan jenis menara untuk disesuaikan dengan daerah tertentu
Tekstur dan desain diserasikan dengan lingkungan sekitar seperti bentuk pohon, menggunakan warna yang netral (standar tertentu), desain menara yang bisa dipasang di papan iklan, di atas gedung dan lain-lain
133
No Faktor yang Harus
Pertimbangkan Rekomendasi
7 Menara eksisting Digunakan untuk mengatur penggunaan menara bersama yang bisa digunakan untuk mengakomodasi 2 - 4 atau lebih provider
8 Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan (KKOP)
Memenuhi standar sudut bahaya navigasi udara, radius 4800 meter dari kawasan bandara, kedekatan dengan landasan udara
9 Menara bersama (konsep penggunaan menara bersama untuk mengurangi jumlah menara)
Pemanfaatan menara yang sudah ada untuk bisa digunakan sebagai menara bersama dan bagi pembangunan menara baru minimal mampu mengakomodasi kebutuhan 3 provider. Konsep ini dapat digunakan di beberapa kelurahan yang memiliki menara BTS terpadat seperti Kelurahan Arjuna, Jamika, Pungkur, Cigereleng, Pasteur, Antapani Tengah, Paledang, Karanganyar, dan Babakan Asih.
2. Sembilan faktor tersebut memiliki fungsi yang berbeda bagi penyusunan peraturan
zonasi dengan memperhatikan berbagai aspek, seperti aspek keselamatan dan
keamanan, estetika kota, keterjangkauan pelayanan telekomunikasi dan efisiensi.
Adapun sebagai bahan masukan bagi penyusunan peraturan zonasi, faktor-faktor
tersebut dapat menjadi masukan bagi pengaturan:
- Syarat ketinggian dan area yang memiliki persyaratan tertentu (batas ketinggian
menara, jarak tertentu dengan bangunan berbahaya, kamuflase, Kawasan
Keselamatan Operasional Penerbangan, dan cagar budaya)
- Penggunaan menara bersama/efisiensi (coverage menara, jarak antarmenara,
menara saat ini).
3. Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam penataan dan pembangunan menara
BTS di Kota Bandung lebih memperhatikan aspek keselamatan, efisiensi dan
estetika kota dibandingkan dengan kota-kota lain. Hal ini terlihat dari perbedaan
134
faktor yang dijadikan pertimbangan bagi Kota Bandung, seperti KKOP, jarak
tertentu dengan bangunan berbahaya, jarak antarmenara, kamuflase,
menara yang ada saat ini, dan menara bersama. Oleh karena itu, penataan dan
pembangunan menara BTS di Kota Bandung, hendaknya ditujukan untuk
menjamin keselamatan dan menjaga estetika.
4. Aturan yang ada dalam Peraturan Walikota Bandung Nomor 812 Tahun 2007,
belum mempertimbangkan semua faktor yang seharusnya ada dalam penataan dan
pembangunan menara BTS di Kota Bandung. Oleh karena itu, perlu ada tambahan
faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam melakukan penataan dan
pembangunan menara BTS di Kota Bandung seperti yang ada pada Tabel V.2.
5. Adanya UU N0 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang yang mengharuskan tiap
daerah memiliki peraturan zonasi, akan memudahkan setiap daerah untuk
melakukan pengendalian pemanfaatan ruang, sehingga semua bentuk pemanfaatan
ruang dapat diatur dan dikendalikan dalam peraturan zonasi tersebut, termasuk
untuk pembangunan menara BTS. Oleh karena itu, rekomendasi aturan mengenai
penataan dan pembangunan menara BTS di Kota Bandung dapat dimasukan
kedalam aturan tambahan seperti estetika, media reklame, view, dan lain-lain yang
ada dalam zoning text/ zoning statement.
5.3 Keterbatasan Studi
Kesimpulan studi di atas dihasilkan dengan berbagai keterbatasan studi antara
lain:
1. Tidak dilakukan analisis prioritas faktor pertimbangan dalam penataan dan
pembangunan menara BTS di Kota Bandung.
135
2. Tidak dilakukan analisis rancangan aturan mengenai penataan dan
pembangunan menara BTS sebagai bahan masukan bagi peraturan zonasi di
Kota Bandung.
5.4 Studi Lanjutan
Berdasarkan keterbatasan studi di atas, maka ada beberapa rekomendasi studi
lanjutan, antara lain:
1. Studi mengenai prioritas faktor pertimbangan dalam penataan dan
pembangunan menara BTS di Kota Bandung.
2. Studi mengenai rancangan aturan penataan dan pembangunan menara BTS
sebagai bahan masukan bagi peraturan zonasi di Kota Bandung