bab 4.doc

15
BAB IV HASIL SURVEI IV.1. Hasil Wawancara Dengan Koordinator Gizi Puskesmas Borobudur Terdapat satu koordinator program gizi di Puskesmas Borobudur yang memiliki data tentang balita yang naik berat badannya di 20 desa sebagai wilayah kerja dari Puskesmas Borobudur. Pelaporan data gizi oleh bidan desa kepada koordinator gizi melakukan pencatatan di buku kohort dan memberi pelaporan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten pada setiap akhir bulan. Adanya rapat evaluasi oleh pimpinan puskesmas dengan koordinator gizi dan bidan desa yang dilakukan di Puskesmas Borobudur 1 bulan sekali. Masih rendahnya cakupan balita yang naik berat badannya di Puskesmas Borobudur disebabkan oleh berbagai faktor. Baik dari bidan desa sebagai koordinator di lapangan atau pun para kader yang ikut membantu keberhasilan program tersebut atau pun lingkungan sekitar termasuk orang tua balita. Faktor bidan desa yang saat ini sedang hamil sehingga menjadi jarang melakukan evaluasi setiap kegiatan posyandu dan berinteraksi ke rumah orang tua yang memiliki anak balita yang bermasalah gizinya. 22

Upload: astriapuspitasari

Post on 24-Sep-2015

8 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

BAB 4.

TRANSCRIPT

BAB IV

HASIL SURVEIIV.1. Hasil Wawancara Dengan Koordinator Gizi Puskesmas Borobudur

Terdapat satu koordinator program gizi di Puskesmas Borobudur yang memiliki data tentang balita yang naik berat badannya di 20 desa sebagai wilayah kerja dari Puskesmas Borobudur. Pelaporan data gizi oleh bidan desa kepada koordinator gizi melakukan pencatatan di buku kohort dan memberi pelaporan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten pada setiap akhir bulan. Adanya rapat evaluasi oleh pimpinan puskesmas dengan koordinator gizi dan bidan desa yang dilakukan di Puskesmas Borobudur 1 bulan sekali. Masih rendahnya cakupan balita yang naik berat badannya di Puskesmas Borobudur disebabkan oleh berbagai faktor. Baik dari bidan desa sebagai koordinator di lapangan atau pun para kader yang ikut membantu keberhasilan program tersebut atau pun lingkungan sekitar termasuk orang tua balita. Faktor bidan desa yang saat ini sedang hamil sehingga menjadi jarang melakukan evaluasi setiap kegiatan posyandu dan berinteraksi ke rumah orang tua yang memiliki anak balita yang bermasalah gizinya.IV.2. Hasil Wawancara Dengan Bidan Desa Di Desa TegalarumBidan desa di Desa Tegalarum sebanyak 1 orang dan memegang data gizi untuk setiap dusun di Desa Tegalarum. Di Desa Tegalarum terdapat 4 posyandu dan posyandu tersebut terdapat di masing-masing dusun. Kegiatan posyandu berlangsung 1 bulan sekali dengan jadwal yang sudah ditentukan. Tidak ada pemberitahuan berupa surat kepada masyarakat setempat untuk pemberitahuan jadwal karena dianggap masyarakat sudah mengetahui mengenai jadwal tetap tersebut dan biasanya jadwal posyandu diumumkan melalui masjid sekitar.

Kegiatan posyandu berlangsung di rumah kepala dusun, di puskesmas pembantu, ataupun balai desa karena belum memiliki bangunan menetap untuk kegiatan posyandu. Untuk pelaksanaan posyandu, bidan desa koordinasi dengan kader-kader dusun tersebut. Secara total terdapat 18 kader di Desa Tegalarum. Kegiatan posyandu mencakup kegiatan untuk balita dan lansia, dimana sudah terdapat sistem 5 meja, namun pada pelaksanaannya sering beberapa meja digabung menjdi satu karena hanya dua sampai empat kader yang hadir untuk membantu bidan desa dalam kegiatan posyandu. Hal ini dikarenakan minimnya sumber daya manusia yang ada dan mau ikut berpartisipasi dengan sukarela. Kegiatan yang dilakukan berupa pendaftaran peserta, penimbangan, pencatatan, pengobatan/pemberian imunisasi dan penyuluhan serta pemberian makanan tambahan. Sudah dilakukan pencatatan tinggi badan dan berat badan pada saat balita datang dan dicatat di buku KMS. Tidak dilakukannya penyuluhan khusus mengenai kesehatan dan gizi balita dan tidak terdapat media promosi berupa poster atau bahan penyuluhan di balai desa. Tidak ada jadwal rutin bidan desa atau kader untuk datang ke rumah-rumah untuk mendata balita. Dana operasional untuk kegiatan posyandu didapatkan dari pihak Puskesmas Borobudur dan dari dana swadaya masyarakat. Sebagian besar masyarakat masih kurang dalam pemahaman dan pentingnya pemeriksaan kesehatan balita untuk selalu dilakukan.IV.3. Hasil Kuesioner1. Survey Ibu Yang Memiliki BalitaSurvey ini dilakukan untuk mengetahui penyebab masalah masih kurangnya pencapaian N/D di Desa Tegalarum. Sebelum melakukan survey, dilakukan pendataan terlebih dahulu mengenai jumlah balita di Desa Tegalarum bulan Januari- Maret 2015.

Setelah mengidentifikasi data, kemudian dilakukan survey terhadap 6 responden yaitu kepada ibu ibu yang yang memiliki balita yang pernah datang, ditimbang, dan tidak naik berat badannya saat posyandu, selanjutnya diadakan survey dengan menggunakan kuesioner dan wawancara yang dibuat berdasarkan penyebab jumlah balita yang ditimbang dan naik berat badannya (N/D) tidak mencapai target di Desa Tegalarum.a. Faktor Usia Ibu

Dari hasil kuesioner yang disebar didapatkan usia ibu sebagai berikut :

Tabel 7. Usia Ibu per dekade

Usia IbuJumlah%

18 23 24 2930 402

3

133,34

50,01

16,67

Total6100

b. Tingkat Pendidikan

Tabel 8. Tingkat Pendidikan Ibu Tingkat PendidikanJumlah%

Tinggi (Sarjana)

Menengah (SMA)

Rendah (Tidak

sekolah, SD, SMP)0

2

40

33,33

66,66

Total6100

Tabel 8 Menggambarkan tingkat pendidikan orang tua balita di Desa Tegalarum. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa lebih banyak responden yang berpendidikan rendah yaitu yang tidak bersekolah, SD dan SMP.c. Pekerjaan Ibu

Tabel 9. Ibu Bekerja

Ibu bekerjaJumlah%

YA

TIDAK

4

266,66

33,33

Total6100

Tabel 10. Faktor Keterjangkauan Pelayanan Kesehatan ( Posyandu)

Pelayanan KesehatanJumlah%

Terjangkau

Tidak Terjangkau

6

0

100

0

Total6100

Dari 6 responden mengatakan bahwa pelayanan kesehatan (posyandu) terjangkau karena diadakan setiap bulan yaitu pada minggu kedua setiap bulannya, dan tidak memerlukan dana yang besar untuk transportasi serta waktu yang lama.d. Faktor PengetahuanTabel 11. Pengetahuan Ibu balita

NO.PENGETAHUANRESPONDEN

123456

1.Apakah ibu tahu apa itu posyandu? YY YYYY

2.Apakah ibu tahu fungsi posyandu?TTYTYT

3.Apakah ibu tahu kapan diadakan posyandu?YYYYYY

4.Apakah ibu tahu apa itu KMS?YYYYY T

5.Apakah ibu tahu fungsi KMS?TTTTTT

6.Apakah ibu tahu kapan balita harus ditimbang untuk memantau pertumbuhannya?YTTYTT

7.Apakah ibu tahu balita merupakan kelompok yang rentan menderita/ sakit akibat gizi kurang?TTTTYT

8.Apakah timbangan yang digunakan sama setiap bulan menimbang?YYYYYY

9.Apakah saat balita ditimbang dilakukan pengukuran ulang oleh kader?TTTTTT

PENGETAHUAN54 5563

KETERANGAN554455556633

Tabel 12. Pengetahuan Ibu tentang Posyandu dan KMS

PengetahuanNilai > 75%-100%

(Baik)Nilai 60-75%

(Cukup)Nilai < 60%

(Kurang)

Jumlah%350233,33116,66

Tabel diatas menunjukan bahwa pengetahuan responden terhadap pengertian, fungsi, kapan diadakannya, pengertian KMS, fungsi KMS dan cara membaca serta pengertian KMS baik karena jawaban yang benar >75% - 100% sebanyak 50% , ibu yang berpengetahuan cukup atau menjawab benar 60-75% sebanyak 33,33%, dan ibu yang berpengetahuan kurang atau menjawab dengan benar 80% (Baik)Nilai 80% (Kurang)

Jumlah Kader23

%40%60%

Dari tabel 16 dan 17 dapat dilihat bahwa pengetahuan kader tentang pelayanan posyandu, cara penimbangan dan pemantauan pertumbuhan 40% kader berpengetahuan baik (>80%) dan 60% kader berpengetahuan kurang.b. Sikap kader tentang pelaksanaan pemantauan pertumbuhan balita.

Tabel 18. Sikap KaderSikapSetuju%Tidak Setuju%

Setiap kader harus teliti dalam melakukan penimbangan balita510000

Balita yang berat badannya rendah dibandingkan dengan berat badan anak seusianya harus mendapat perhatian dan perbaikan gizi510000

Kader mendapatkan informasi atau pelatihan mengenai posyandu510000

Dari tabel diatas didapatkan bahwa seluruh kader memiliki sikap yang baik mengenai pelaksanaan pemantauan pertumbuhan balita.

c. Perilaku kader tentang pemantauan dan pertumbuhan balita

Tabel 19. Perilaku KaderPerilakuYa%Tidak %

Selalu memeriksa alat timbangan sebelum menimbang510000

Selalu melakukan penyuluhan kepada ibu setelah balita ditimbang480120

Selalu mencatat hasil penimbangan510000

Menyebarluaskan informasi kegiatan posyandu360240

Selalu mengikuti pelatihan pertemuan kader yang dijadwalkan360240

Dari data diatas didapatkan bahwa kader telah memeriksa alat timbangan sebelum menimbang dan mencatat hasil penimbangan dengan baik. Ada 20% kader yang belum melakukan penyuluhan kepada ibu setelah balita ditimbang, dalam menyebarluaskan informasi kegiatan posyandu hanya 60% kader, kader yang selalu aktif mengikuti pelatihan pertemuan kader yang dijadwalkan ada 60%.27